Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
retina yaitu fotoreseptor dan lapisan bagian dalam, dari epitel pigmen retina
dibawahnya. Tiga jenis utama ablasio retina yaitu ablasio regmatogenosa, ablasio
15.000 populasi dengan prevalensi 0,3%. Sedangkan insiden per tahun kira-kira 1
diantara 10.000 orang dan lebih sering terjadi pada usia lanjut sekitar umur 40-70
tahun. Pasien dengan miopia yang tinggi (>6 Dioptri) memiliki 5% kemungkinan
resiko terjadinya ablasio retina, afakia sekitar 2%, komplikasi ekstraksi katarak
dengan hilangnya vitreus dapat meningkatkan angka kejadian ablasio hingga 10%.2
Tujuan penulisan ini adalah untuk menambah pengetahuan pembaca dan penulis
Referat ini ditulis dengan menggunakan metode tinjauan pustaka yang merujuk dari
berbagai literatur.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Anatomi Retina
Retina merupakan selembar tipis jaringan saraf yang semit ransparan dan
terdiri atas beberapa lapis yang melapisi bagian dalam dua pertiga belakang bola
mata. Retina membentang ke depan hampir sama jauhnya dengan korpus siliare, dan
vitreous.
5. Lapisan inti dalam, merupakan badan sel bipolar, sel horizontal dan sel Muller.
6. Lapisan pleksiform luar, merupakan tempat sinaps sel fotoresptor dengan sel
7. Lapisan inti luar, merupakan lapisan inti sel kerucut dan sel batang.
10. Lapisan epitel pigmen retina, merupakan batas antara retina dan koroid
retina sentral masuk retina melalui papil saraf optic yang akan memberikan nutrisi
dalam retina. Lapisan luar retina atau sel kerucut dan batang mendapat nutrisi dari
koroid.
Retina adalah jaringan paling kompleks di mata. Untuk melihat, mata harus
berfungsi sebagai suatu alat optis, sebagai suatu reseptor kompleks, dan sebagai suatu
transducer yang efektif. Sel-sel batang dan kerucut di lapisan fotoreseptor mampu
mengubah rangsangan cahaya menjadi suatu impuls saraf yang dihantarkan oleh
lapisan serat saraf retina melalui saraf optikus dan akhirnya ke korteks penglihatan.
Makula bertanggung jawab untuk ketajaman penglihatan yang terbaik dan untuk
penglihatan warna, dan sebagian besar selnya adalah sel kerucut. Di fovea sentralis,
terdapat hubungan hampir 1:1 antara fotoreseptor kerucut, sel ganglionnya, dan serat
saraf keluar, dan hal ini menjamin penglihatan yang paling tajam. Macula terutama
bagian retina lainnya, yang sebagian besar terdiri dari fotoreseptor batang, digunakan
Fotoreseptor kerucut dan batang terletak di lapisan terluar yang avaskuler pada
terbenam di lempeng membran lapis ganda pada segmen paling luar fotoreseptor.
Pada bentuk penglihatan adaptasi gelap ini, terlihat bermacam-macam nuansa abu-
senja hari diperantarai oleh kombinasi sel kerucut dan batang, dan penglihatan malam
2.3.1. Definisi1
Ablasio retina adalah suatu keadaan terpisahnya sel kerucut dan batang retina
dari sel epitel pigmen retina. Pada keadaan ini sel epitel pigmen masih melekat erat
2.3.2 Epidemiologi
Penyebab paling umum di seluruh dunia yang terkait dengan ablasio retina
adalah miopia, afakia, pseudofakia, dan trauma. Sekitar 40-50% dari semua pasien
dengan ablasio memiliki miop, 30-40% mengalami pengangkatan katarak, dan 10-
20% telah mengalami trauma okuli. ablasio retina yang terjadi akibat trauma lebih
sering terjadi pada orang muda, dan miop terjadi paling sering pada usia 25-45 tahun.
Meskipun tidak ada penelitian yang menunjukkan untuk terjadinya ablasio retina yang
berhubungan dengan olahraga tertentu (misalnya, tinju dan bungee jumping) tetapi
Kejadian ini tidak berubah ketika diintervensi, meningkat pada pria dengan
trauma okuli. Ablasio retina pada usia kurang dari 45 tahun, 60% laki-laki dan 40%
perempuan. Ablasio retina biasanya terjadi pada orang berusia 40-70 tahun. Namun,
cedera paintball pada anak-anak dan remaja merupakan penyebab umum dari cedera
2.3.3. Etiologi4
1. Robekan retina
2.3.4. Klasifikasi1,
Terdapat tiga jenis utama ablasio retina, yaitu ablasio regmatogenosa, ablasio
cairan masuk ke belakang antara sel pigmen epitel dengan retina. Terjadi
pendorongan retina oleh badan kaca cair (fluid vitreous) yang masuk melalui
yang kadang-kadang terlihat sebagai tirai yang menutup, terdapatnya ada riwayat
pucat dengan pembuluh darah diatasnya dan terlihat adanya robekan retina
berwarna merah.
atau trauma mata. Ablasio retina karena traksi khas memiliki permukaan yang
lebih konkaf dan cenderung lebih lokal, biasanya tidak meluas ke ora seratta.
Pada ablasi ini lepasnya jaringan retina akibat tarikan jaringan parut pada badan
kaca yang akan mengakibatkan ablasi retina, dan penglihatan turun tanpa rasa
sakit.
Gambar 6. Ablasio retina traksi
terutama disebabkan oleh penyakit epitel pigmen retina dan koroid. Penyakit
1. Basic and Clinical Science Course, Retinal and Vitreous, section 12, American
Academy of Ophtalmology , United State, 2014-2015.
2. Freeman WR, Practical Atlas of Retinal Disease and Therapy. Edition 2,
Lippincott-Raven, Hongkong, 1998.
3. Vaughan, Daniel G. Asbury, Taylor. 2000. Oftalmologi umum (General
ophthalmology) edisi 17. EGC: Jakarta. p. 12-199
4. Sundaram venki. Training in Ophthalmology. 2009. Oxford university press:
New York. P.118-119
5. Larkin, L. Gregory. Retinal Detachment.[serial online] 8th september 2010
[cited 3rd March 2017]. Available from :
http//emedicine.medscape.com/article/1226426