Você está na página 1de 7

Adrian Yoshua

114415001

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER GIGI SPESIALIS KONSERVASI GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS TRISAKTI Soal Modul 401-Bedah Endodontic

1. Buatlah diagnosis dari kasus dibawah ini, apa penyebabnya, bagaimana


penatalaksanaannya, jelaskan dengan EBE.

Diagnosis: Internal Root Resorption


Resorpsi internal mempunyai karakteristik berupa resorpsi permukaan dalam dari saluran
akar gigi vital yang umumnya dimulai akibat pulpitis kronik atau trauma yang
menyebabkan formasi odontoklas (sel yang berperan dalam proses resorpsi struktur gigi).
Secara radiografis, lesi akan terlihat di dalam saluran akar yang mungkin dapat mencapai
bagian koronal kamar pulpa dan pada beberapa kasus dapat terlihat formasi barrier oleh
odontoblas pada jaringan yang tidak termineralisasi yang membatasi lesi resorpsi.
Pada kasus trauma, terjadi kerusakan pada predentin sehingga struktur dentin saluran
akar terekspos dan sel-sel odontoklas dapat menempel dan memulai terjadinya proses
resorpsi internal di dalam saluran akar. Umumnya resorpsi internal tidak menyebabkan
nekrosis pulpa karena tidak adanya mekanisme pelepasan bakteri dan toksin. Nekrosis
pulpa dapat terjadi apabila lesi resorpsi internal dibiarkan terus menerus dan lesi resorpsi
akan stabil di dalam saluran akar dan pada akhirnya akan menyebabkan formasi lesi
periapikal.

Penatalaksanaan
Perawatan saluran akar
1. Anestesi
Adrian Yoshua
114415001

2. Isolasi dengan rubber dam


3. Akses dan negosiasi saluran akar menggunakan K-File #8 dan #10 dan diperbesar
hingga #25 - #30
4. Irigasi dan disinfeksi dengan sodium hipoklorit 2.5%
5. Medikasi intrakanal menggunakan kalsium hidroksida selama 6 bulan
6. Medikasi intrakanal diganti tiap bulan hingga 6 bulan kemudian progress lesi
dievaluasi menggunakan pemeriksaan CBCT
7. Medikamen intrakanal kalsium hidroksida dibersihkan dari saluran akar kemudian
saluran akar digenangi dengan larutan EDTA 17 % selama lima menit kemudian
dilakukan obturasi salurana akar
8. Obturasi saluran akar dilakukan menggunakan teknik warm vertical compaction pada
bagian apikal diikuti dengan pengisian backfill menggunakan flowable gutta percha
untuk mengisi daerah yang mengalami resorpsi interna.
9. Sealer obturasi yang digunakan adalah sealer berbasis kalsium hidroksida.
10. Pemotongan gutta percha hingga 2 mm dibawah orifis
11. Pembuatan restorasi akhir menggunakan mahkota tiruan cekat.

Ukuran lesi memberikan pengaruh yang besar pada hasil perawatan gigi dengan resorpsi
internal. Lesi internal berukuran besar dapat mereduksi resistansi gigi terhadap fraktur.
Oleh karena itu, perawatan endodontik harus dimulai sedini mungkin untuk
menstabilisasi proses resorpsi dan mencegah kemungkinan terjadinya fraktur mahkota.

Pemilihan irigasi sodium hipoklorit 2,5% didasari waktu instrumentasi yang mempunyai
durasi lebih dari 30 menit yang setara dengan kapasitas pelarut jaringan organic oleh
sodium hipoklorit 5% yang dapat membersihkan jaringan pulpa hingga 90%.

Medikasi intrakanal yang digunakan adalah kalsium hidroksida karena sifat anti-inflamasi,
antibakteri, pelarut jaringan organic, netralisir toksin, dan stimulasi perbaikan jaringan
terkalsifikasi. Aksi penghambat proses resorpsi dapat dicapai akibat peningkatan pH
sehingga menghambat infeksi/inflamasi. Kalsium hidroksida dapat melarutkan sisa
jaringan pulpa, memulai proses alkalisasi, stabilisasi proses resorpsi, dan dihubungkan
Adrian Yoshua
114415001

dengan aksi iodoform secara radiografis pada area yang mengalami resorpsi. Kalsium
hidroksida akan penetrasi tubuli dentin dan meningkatkan pH pada area sementum yang
mengalami resorpsi.

Pada proses obturasi, endodontist diharapkan dapat mengisi saluran akar termasuk area
yang telah mengalami kerusakan akibat proses resorpsi untuk mencegah reinfeksi yang
mungkin disebabkan oleh aktivitas bakteri yang masuk melalui tubuli dentin.

Sumber EBE

Andrade et al. Endodontic treatment of internal root resorption: a case report. RSBO.
2016 Apr-Jun;13(2):131-7

Vaz IP, Noites R, Ferreira JC, Pires P, Barros J, Carvalho MF. Treatment of upper central
incisors after trauma. RGO. 2011;59(2):305-11.

Barbizam JVB, Paranhos MPG, Filho MT. Internal dental resorption: root canal filling
through the hybrid thermoplastic technique. Rev Fac Odontol Lins Piracicaba.
2003;15(1):7-10

Oliveira IKC, Travassos RMC, Malta CM, S RNS, Carvalho MGP, Dotto SR. Internal root
resorption a clinic case report. Endodontia online. 2014.
Adrian Yoshua
114415001

2. Informasi foto dibawah ini, buatlah diagnosis dan rencana perawatannya. Sertakan EBE

Diagnosis: Resorpsi internal pada mahkota bagian servikal


Kemungkinan etiologi: trauma dan infeksi pulpa
Rencana perawatan:
1. Anestesi
2. Isolasi rubber dam
3. Pembersihan seluruh jaringan karies dari arah labial
4. Pembuatan artificial wall menggunakan resin komposit pada area labial
5. Pembuatan akses menggunakan bur diamond dari arah palatal
6. Eksplorasi dan pengukuran panjang kerja menggunakan konfirmasi radiograf (evaluasi
kerapatan artificial wall resin komposit secara radiografis)
7. Preparasi saluran akar menggunakan kombinasi K-File #8, #10 dan #15 secara manual
dilanjutkan dengan preparasi menggunakan sistem rotary hingga #30.07
8. Irigasi menggunakan larutan EDTA 17% dan NaOCl 5%. Sebelum dilakukan medikasi
intrakanal dilakukan irigasi menggunakan NaOCl 5% selama 5 menit dan diagitasi
menggunakan ultrasonic
9. Medikasi intrakanal menggunakan kalsium hidroksida selama 3 minggu
10. Setelah 3 minggu, medikasi intrakanal kalsium hidroksida dibersihkan dari saluran
akar menggunakan irigasi NaOCl 5% secara berulang
11. Pembesaran diameter saluran akar menjadi #35.07
12. Irigasi terakhir menggunakan NaOCL 5% yang diaktivasi dengan ultrasonic
13. Saluran akar dikeringkan
14. Obturasi saluran akar menggunakan teknik continuous wave
Adrian Yoshua
114415001

15. Restorasi akhir dilakukan seminggu paska obturasi saluran akar menggunakan
restorasi direk resin komposit.
16. Evaluasi secara radiografis dilakukan setelah 2 bulan, 6 bulan, 12 bulan hingga 2 tahun
paska perawatan.

Sumber EBE

Dagna A. Maxillary Incisors with Internal Resorption: Endodontic and Restorative


Management. Journal of Clinical and Diagnostic Research. 2016 Mar, Vol-10(3): ZJ01-ZJ02

Patel S, Ricucci D, Durak C, Tay F. Internal root resorption: A review. J Endod.


2010;36:110721.

Nilsson E, Bonte E, Bayet F, Lasfargues JJ. Management of internal root resorption [3] on
permanent teeth. Int J Dent. 2013;2013:929486. doi:10.1155/2013/929486. Epub 2013
Nov 21.
Adrian Yoshua
114415001

8. Apa keuntungan bedah endodontic dibanding dengan perawatan endodontic


konvensional.
Bedah endodontik periradikular dapat membersihkan seluruh mikroorganisme
pada daerah periapikal yang mengalami infeksi sehingga dapat mempercepat
penyembuhan
Pada kasus dimana gigi yang mengmalami reinfeksi pada area periapikal telah
dirawat saluran akar dan direstorasi menggunakan mahkota tiruan cekat atau
jembatan, maka pemilihan perawatan bedah periapikal lebih diutamakan karena
dinilai lebih ekonomis secara finansial, lebih efektif, dan dinilai lebih menunjukkan
tingkat kesuksesan yang baik
Pada kasus di atas, resiko terjadinya fraktur iatrogenic akibat pembongkaran
mahkota tiruan cekat/jembatan lama cukup tinggi sehingga perawatan bedah
menjadi pilihan utama perawatan.
Pada kasus perforasi saluran akar pada bagian apikal, bedah endodontik dapat
menutup perforasi tersebut dengan lebih baik dibandingkan bila penutupan
dilakukan secara konvensional (melalui saluran akar)
Prosedur reseksi ujung akar sebanyak 3 mm dari apikal dapat mengangkat seluruh
ramifikasi dan kanal lateralis yang umumnya berdiameter 2-3 kali lebih kecil
dibandingkan diameter saluran akar utama. Penelitian menunjukkan bahwa
walaupun secara radiografis saluran akar lateral dan ramifikasi ini terisi dengan
baik paska prosedur obturasi saluran akar secara tiga dimensi, bahan pengisi
saluran akar tercampur dengan jaringan nekrotik dan bakteri yang mungkin tersisa
dan dapat menyebabkan reinfeksi saluran akar. Sekitar 98% dari ramifikasi apikal
dan 93% kanal lateralis terdapat pada 3 mm ujung apikal.
Adrian Yoshua
114415001

Sumber EBE:

Vieira AR, Siqueira JF Jr., Ricucci D, Lopes WS. Dentinal tubule infection as the cause of
recurrent disease and late endodontic treatment failure: a case report. J Endod
2012;38:250-254.

Ricucci D, Siqueira JF Jr. Fate of the tissue in lateral canals and apical ramifications in
response to pathologic conditions and treatment procedures. J Endod 2010;36:1-15.

Kim S, Kratchman S. Modern endodontic surgery concepts and practice: a review. J Endod
2006;32:601-623.

Você também pode gostar