Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Nurul Vathia
Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Unsyiah Banda Aceh
Jl. Tgk. Hasan Krueng Kalee, Darussalam Banda Aceh
email : nurulvathia69@gmail.com
ABSTRACT
Coral reefs are a group of organisms that live at the bottom of a shallow sea
waters especially the tropics. Coral ecosystems are habitat for many types of biota,
one Sea Urchins. However, some types of Sea Urchins as Diadema setosum are
predators of coral reefs. Diadema setosum regarded as omnivores to different
environments these animals can adapt by eating polyps of the corals. The existence
of Diadema setosum abundant populations can threaten coral reefs that are
experiencing growth. The purpose of this study was to determine the relationship of
damage to coral reefs with an abundance of Sea Urchins (Diadema setosum) in the
littoral zone Pasir Putih subdistrict Mesjid Raya, Aceh Besar district.
This research used purposed sampling with the basic existence of coral
reefs and Sea Urchins Diadema setosum. Each study site is placed about 10 plots,
each plot size of 1m x 1m. Data analysis using Principle Component Analysis (PCA).
Calculation of defect to coral reefs using the formula% Mortality index MI =% dead
coral / (% dead coral+ % alive dead ). While the affluence calculations of sea urchins
Diadema setosum use relative abundance calculation formula KR = ni / N x 100%.
The result is defect to coral reefs in the first week of 0.08%, in the second
week of 0.07%, and 0.05% in the third week. Abundance Sea Urchins Diadema
setosum 47.06% in the first week, the second week of 32.35%, and 20.59% in the
third week.
The conclusions obtained there is no effect for abundance of coral reef dSea
Urchins (Diadema setosum) in the littoral zone Pasir Putih subdistrict Mesjid Raya,
Aceh Besar district. The defect is cause of coral reefs in the littoral zone Pasir Putih
subdistrict Mesjid Raya, Aceh Besar district more affected by abiotic environmental
conditions.
Keywords : Defect of coral reef, Affluence of Sea Urchins, Littoral zone of Pasir
Putih
ABSTRAK
Terumbu karang merupakan sekelompok organisme yang hidup di dasar
perairan laut dangkal terutama daerah tropis. Ekosistem karang merupakan habitat
bagi berbagai jenis biota, salah satunya Bulu Babi. Namun beberapa jenis Bulu Babi
seperti Diadema setosum adalah predator bagi terumbu karang. Diadema setosum
dianggap sebagai omnivora pada lingkungan berbeda hewan ini dapat beradaptasi
dengan memakan polip dari karang. Keberadaan Diadema setosum yang melimpah
dapat mengancam populasi terumbu karang yang sedang mengalami pertumbuhan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kerusakan terumbu karang
dengan kelimpahan Bulu Babi (Diadema setosum) di Zona Litoral Pantai Pasir Putih
Kecamatan Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar.
Penelitian ini menggunakan metode teknik purposive sampling dengan dasar
keberadaan terumbu karang dan Bulu Babi Diadema setosum. Masing-masing lokasi
penelitian diletakkan sebanyak 10 plot, ukuran setiap plot 1m x 1m. Analisis data
menggunakan Principle Component Analysis (PCA). Perhitungan kerusakan terumbu
karang menggunakan rumus Mortality Indeks % MI= % Karang mati / (% Karang
mati+ % Karang hidup). Sedangkan perhitungan kelimpahan Bulu Babi Diadema
setosum menggunakan rumus kelimpahan relatif KR= ni/N x 100%.
Hasil yang diperoleh adalah kerusakan terumbu karang pada minggu pertama
0,08%, pada minggu kedua 0,07%, dan pada minggu ketiga 0,05%. Kelimpahan Bulu
Babi Diadema setosum pada minggu pertama 47,06%, pada minggu kedua 32,35%,
dan pada minggu ketiga 20,59%.
Simpulan yang diperoleh adalah tidak terdapat pengaruh kerusakan terumbu
karang terhadap kelimpahan Bulu Babi (Diadema setosum) di Zona Litoral Pantai
Pasir Putih Kecamatan Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar. Kerusakan yang dialami
terumbu karang di Zona Litoral Pantai Pasir Putih Kecamatan Mesjid Raya
Kabupaten Aceh Besar lebih dipengaruhi oleh kondisi abiotik lingkungan.
Kata Kunci : Kerusakan Terumbu Karang, Kelimpahan Bulu Babi, Zona Litoral
Pantai Pasir Putih
PENDAHULUAN
METODE
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan di Zona Litoral Pantai Pasir Putih
Kecamatan Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar. Pengambilan data dilakukan pada
24 Januari s.d. 05 Maret 2016.
Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah pH meter, termometer,
refraktometer, secchidisk, roll meter, pipa plot ukuran 1mx1m, kamera, pinset,
kamera under water, dan alat tulis.
Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
Rancangan penelitian ini menggunakan metode survei berdasarkan keberadaan
terumbu karang dan Bulu Babi Diadema setosum. Luas kawasan penelitian adalah
2000 m2 dan dibagi kedalam 3 stasiun dan 10 plot, diletakkan sejajar garis pantai.
Penentuan stasiun dan plot berdasarkan teknik purposive sampling. Stasiun
dibagi kedalam 3 stasiun pengamatan berdasarkan habitatnya. Stasiun pertama
berkarang, stasiun kedua berpasir, dan stasiun ketiga berkarang dan berpasir. Pada
setiap stasiun pengamatan diletakkan 10 plot dengan luas setiap plot 1 meter x 1
meter. Setiap pengambilan sampel diukur data kondisi abiotik lokasi penelitian.
Pada pengamatan terumbu karang, diukur luas tutupan karang, luas karang mati
dan luas karang hidup. Pengambilan data dilakukan selama 3 minggu berturut-turut.
Prosedur Penelitian
Kerusakan Terumbu Karang
Pengambilan data untuk kerusakan terumbu karang dimulai dengan
meletakkan garis transek di garis pantai terdapat terumbu karang. Lalu diukur luas
tutupan karang, luas karang mati dan luas karang hidup.
Kelimpahan Bulu Babi Diadema setosum
Pengambilan data untuk kelimpahan Bulu Babi dimulai dengan teknik
purposive sampling, yaitu berdasarkan keberadaan Bulu Babi di habitatnya.
Kemudian letakkan plot pengamatan 1mx1m pada Bulu Babi, kemudian hitung
jumlah spesies yang terdapat pada tiap plot.
Parameter Penelitian
Parameter biotik yang diamati pada penelitian ini adalah spesies terumbu
karang yang rusak dan spesies Bulu Babi Diadema setosum di zona litoral Pantai
Pasir Putih Kecamatan Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar. Parameter abiotik
meliputi kondisi lingkungan perairan meliputi suhu air, salinitas, pH, kedalaman dan
kecerahan.
Analisis Data
Kerusakan Terumbu Karang
Untuk menghitung tingkat kerusakan terumbu karang menggunakan rumus
indeks mortalitas (Mortality Indeks) dengan formulasi seperti berikut:
%
MI = % +% (Fachrul, 2007:137)
KR = x 100 %
Keterangan :
KR = Kelimpahan individu
N = Jumlah total individu
ni = Jumlah individu
Hubungan kerusakan terumbu karang dengan kelimpahan Diadema setosum
Untuk mengetahui hubungan kerusakan karang dengan kelimpahan Diadema
setosum menggunakan analisis Principle Component Analysis (PCA) melalui
program aplikasi XL STAT.
Keterangan :
KR : Kelimpahan individu
N : Jumlah total individu
ni : Jumlah individu
Hubungan Kerusakan Terumbu Karang dengan Kelimpahan Bulu Babi
Diadema setosum
(Diadema setosum) di Zona Litoral Pantai Pasir Putih Kecamatan Mesjid Raya
1.5
Salinitas
Suhu
1
F3 (0,88 %)
0.5
Kelimpahan Bulu
-0.5 Babi
pH
-1
Kerusakan Terumbu
Karang Kecerahan
-1.5
-2 -1.5 -1 -0.5 0 0.5 1 1.5 2 2.5
F2 (7,36 %)
Kondisi Abiotik Pantai Pasir Putih Kecamatan Mesjid Raya Kabupaten Aceh
Besar
Kondisi habitat sangat dipengaruhi oleh faktor abiotik yaitu faktor fisik-kimia
perairan. Hasil pengukuran terhadap faktor fisik-kimia lingkungan di Zona Litoral
Pantai Pasir Putih Kecamatan Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar ditampilkan
dalam Tabel 3 berikut
Tabel 3. Kondisi Abiotik Zona Litoral Pantai Pasir Putih Kecamatan Mesjid Raya
Kabupaten Aceh Besar
No Faktor yang Diamati Pengukuran
1. Suhu Air (C) 30 34
2. Kecerahan (cm) 60 120
3. Kedalaman (cm) 60 120
4. Salinitas () 31 32
5. pH Air 7,01 7,6
PEMBAHASAN
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di zona litoral Pantai Pasir
Putih Kecamatan Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar, maka dapat disimpulkan
bahwa tidak terdapat pengaruh antara kerusakan terumbu karang dengan kelimpahan
Bulu Babi (Diadema setosum) di Zona Litoral Pantai Pasir Putih Kecamatan Mesjid
Raya Kabupaten Aceh Besar.
DAFTAR PUSTAKA
Ata, K. 2006. Pola Penyebaran Asteroidea di Sepanjang Zona Litoral Pantai Iboih
Kota Sabang. Skripsi. Banda Aceh: FKIP Unsyiah.
Baumiller, T. K., Mooi R. and Messing, C. G. 2008. Urchins in the meadow:
paleobiological and evolutionary implications of cidaroid predation on
crinoids. Paleobiology. 34: 22-34.
Dobo, J. 2009. Tipologi Komunitas Lamun Kaitannya dengan Populasi Bulu Babi di
Pulau Hatta, Kepulauan Banda, Maluku. Tesis. Bogor: IPB.
Soetjipta. 1993. Dasar- Dasar Ekologi Hewan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.
Suryanti, dkk. 2014. Kelimpahan Bulu Babi (Sea Urchin) pada Ekosistem Karang
dan Lamun di Perairan Pantai Sudak, Yogyakarta. Diponegoro Journal Of
Maquares, Vol. 3(4): 41-50.
Suryanti, dkk. 2014. Kelimpahan Bulu Babi (Sea Urchin) pada Karang Massive dan
Branching di Daerah Rataan dan Tubir di Legon Boyo, Pulau Karimunjawa,
Taman Nasional Karimunjawa. Diponegoro Journal Of Maquares, Vol.
3(1): 17-26.
Thamrin, Setiawan, YJ., Siregar, SH. 2011. Analisis Kepadatan Bulu Babi (Diadema
setosum) pada Kawasan Terumbu Karang Berbeda di Desa Mapur
Kepulauan Riau. Jurnal Ilmu Lingkungan. Vol. 5 (1), Hal: 45-53.