Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
ASUHAN KEBIDANAN
PADA NY M DENGAN G1POOOOO UK 12 MINGGU
DENGAN K E T
Kelompok 10
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
1.2 Tujuan
1.2.2 Tujuan Khusus
1.3 Manfaat Penulisan
1.4 Ruang Lingkup
1.5 Metode Penulisan
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Konsep Dasar Kehamilan
2.1.1 Pengertian kehamilan Ektopik
2.1.2 Penyebab Kehamilan Ektopik
2.2 Patologi
2.3 Gejala dan Tanda
2.4 Diagnosis
2.5 Komplikasi Potensial
2.6 Penanganan
BAB 3 TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian
3.1.1 Data Subjektif
3.1.1.2 Keluhan Utama
3.1.1.3 Riwayat hidup
3.1.1.4 Riwayat Perkawinan
3.1.1.5 Riwayat hamil Bersalin
3.1.1.6 Riwayat kehamilan sekarang
3.1.1.7 Riwayat kehamilan ibu
3.1.1.8 Pola Kebiasaan sehari hari
3.1.2 Data Objektif
3.1.3 Pemeriksaan umum
3.1.2.3 Pemeriksaan Panggul Luar
3.1.2.4 Pemeriksa lab
3.2 INTERPERTASI DASAR
3.3 Antisipasi Diagnosa
3.4 Identifikasi Kebutuhan
3.5 Rencana
3.6 Pelaksanaan
3.7 evaluasi
BAB 4 PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Kehamilan ektopik ialah suatu kehamilan yang berbahaya bagi wanita yang
bersangkutan berhubungan dengan besarnya kemungkinan terjadi keadaan yang gawat,
keadaan yang gawat ini dapat terjadi apabila kehamilan ektopik terganggu, kehamilan
ektopik terganggu merupakan peristiwa peristiwa yang dapat dihadapi oleh setiap dokter,
karena sangat beragamnya gambaran klinik kehamilan ektopik terganggu itu, hal yang perlu
di ingat ialah, bahwa pada setiap wanita dalam masa produksi dengan gangguan atau
keterlambatan haid yang disertai dengan nyeri perut bagian bawah, perlu dipikirkan
kehamilan ektopik terganggu.
1.2 TUJUAN
Tujuan Umum
- Mahasiswa diharapkan mengerti dan memahami teori-teori yang dapat dalam proses belajar
sehingga dapat diterapkan.
- Untuk menambah dan meningkatkan pengetahuan tentang antenatal care sehingga dapat
dijadikan bekal dalam pemberian asuhan kebidanan di kemudian hari.
1.2.2 TUJUAN KHUSUS
- Mahasiswa dapat melakukan pengkajian dan mengidentifikasi data pada
klien dengan kehamilan patofisiologi.
- Mahasiswa dapat membuat diagnose kebidanan berdasarkan data yang diperoleh dari ibu
hamil.
- Mahasiswa dapat membuat rencana asuhan kebidanan
- Mahasiswa dapat melaksanakan asuhan kebidanan yang telah direncanakan
- Mahasiswa dapat mengevaluasikan asuhan kebidanan yang telah diberikan
- Dapat menurunkan angka kematian ibu dan angka kesakitan ibu.
f. Gangguan fisilogis tuba karna pengaruh hormonal, perlekatan perituba. Tumor yang
menekan dinding tuba dapat menyempitkan lumen tubuh.
g. Abortus buatan.
2.2 PATOLOGI
Proses implantasi ovum yang dibuahi, yang terjadi di tuba pada dasarnya sama dengan
di kavum uteri. Telur di tuba bernidasi secara kolumner atau inter kolumner. Pada yang
pertama telur berimplantasi pada ujung atau sisi jonjot endosalping. Perkembangan telur
selanjutnya di batasi oleh kurangnya vaskularisasi dan biasanya telur mati secara dini dan
kemudian di resorbsi.
Mengenai nasib kehamilan dalam tuba terdapat beberapa kemungkinan, karena tuba
bukan tempat untuk pertumbuhan hasil konsepsi, tidak mungkin janin tumbuh secara utuh
seperti dalam uterus. Sebagian besar kehamilan tuba terganggu pada umur kehamilan antara
6 sampai 10 minggu.
1. Hasil konsepsi mati dini dan diresorbsi Ovum mati dan kemudian diresorbsi, dalam hal ini
sering kali adanya kehamilan tidak di ketahui, dan perdarahan dari uterus yang timbul
sesudah meninggalnya ovum, di anggap sebagai haid yang datangnya agak terlambat.
2. Abortus ke dalam lumen tuba Trofoblast dan villus korialisnya menembus lapisan
pseudokapsularis, dan menyebabkan timbulnya perdarahan dalam lumen tuba. Darah itu
menyebabkan pembesaran tuba (hematosalping) dan dapat pula mengalir terus ke rongga
peritoneum, berkumpul di kavum Douglasi dan menyebabkan hematokele retrouterina.
3. Ruptur dinding tuba, Ruptur tuba sering terjadi bila ovum berimplantasi pada ismus dan
biasanya pada kehamilan muda. Sebaliknya ruptur pada pars interstialis terjadi pada
kehamilan yang lebih lanjut. Faktor utama yang menyebabkan ruptur ialah penembusan villi
koriales ke dalam lapisan muskularis tuba terus ke peritoneum.
f. Pemeriksaan kuldosentesis
Kuldosentesis adalah suatu cara pemeriksaan untuk mengetahui apakah dalam kavum
Douglas ada darah, cara ini amat berguna dalam membantu diagnosis kehamilan ektopik
terganggu.
g. Pemeriksaan ultrasonografi
Pemeriksaan ini berguna dalam diagnostic kehamilan ektopik. Diagnosis pastinya ialah apa
bila ditemukan kantong gestasi diluar uterus yang didalam nya tampak denyut jantung janin.
h. Pemeriksaan laparoskopi
Digunakan sebagai alat Bantu diagnostik terakhir untuk kehamilan ektopik.
2.5 KOMPLIKASI POTENSIAL
Komplikasi- komplikasi kehamilan tuba yang biasa adalah rupture tuba atau abortus
tuba yang biasa adalah rupture tuba atau abortus tuba , aksterosif dari trofoblast dapat
menyebabkan kekacauan dinding tuba secara mendadak : rupture mungkin paling sering
timbul bila kehamilan berimplantasi tuba dapat menimbulkan hematokel pelvis, reaksi
peradangan local dan infeksi sekunder dapat berkembang dalam jaringan yang berdekatan
denan bekuan darah yang berkumpul.
2.6 PENANGANAN
a. Setelah diagnosis ditegakan, segera lakukan persiapan untuk tindakan operatif gawat darurat.
b. Ketersediaan darah pengganti bukan menjadi syarat untuk melakukan tindakan operatif
karena sumber perdarahan harus dihentikan.
c. Upaya stabilisasi dilakukan dengan segera merestorasi cairan tubuh dengan larutan kristaloid
NS atau RL (500 ml dalam lima menit pertama) atau 2l dalam dua jam pertama (termasuk
selama tindakan berlangsung).
d. Bila darah pengganti belum tersedia, berikan autotransfusion berikut ini :
1.) Pastikan darah yang dihisap dari rongga obdomen telah melalui alat pengisap dan wadah
penampung yang steril.
2.) Saring darah yang tertampung dengan kain steril dan masukan kedalam kantung darah
(blood bag) apabila kantung darah tidak tersedia masukan dalam botol bekas cairan infus
(yang baru terpakai dan bersih) dengan diberikan larutan sodium sitrat 10ml untuk setiap
90ml darah.
3) Transfusikan darah melalui selang transfusi yang mempunyai saringan pada bagian tabung
tetesan.
e. Tindakan dapat berupa :
1) Parsial salpingektomi yaitu melakukan eksisi bagian tuba yang mengandung hasil
konsepsi.
2) Salpingostomi (hanya dilakukan sebagai upaya konservasi dimana tuba tersebut
merupakan salah satu yang masih ada) yaitu mengeluarkan hasil konsepsi pada satu segmen
tuba kemudian diikuti dengan reparasi bagian tersebut. Resiko tindakan ini adalah kontrol
perdarahan yang kurang sempurna atau rekurensi (hasil ektopik ulangan).
f. Mengingat kehamilan ektopik berkaitan dengan gangguan fungsi transportasi tuba yang di
sebabkan oleh proses infeksi maka sebaiknya pasien di beri anti biotik kombinasi atau
tunggal dengan spektrum yang luas.
g. Untuk kendali nyeri pasca tindakan dapat diberikan:
1) Ketoprofen 100 mg supositoria.
2) Tramadol 200 mg IV.
3) Pethidin 50 mg IV (siapkan anti dotum terhadap reaksi hipersensitivitas).
h. Atasi anemia dengan tablet besi (SF) 600 mg per hari.
i. Konseling pasca tindakan
1) Kulanjutan fungsi reproduksi.
2) Resiko hamil ektopik ulangan.
3) Kontrasepsi yang sesuai.
4) Asuhan mandiri selama dirumah.
BAB 3
TINJAUAN KASUS
3.1 PENGKAJIAN
3.1.1 DATA SUBJEKTIF
ANAMNESA
3.1.1.1 IDENTITAS
f. Imunisasi
ibu mengatakan belum pernah mendapatkan imunisasi TT.
3.1.2 DATA OBJEKTIF
3.1.2.1 Pemeriksa umum
a. KU : Baik
b. TTV : TD : 110/90 mmhg
N : 80x/ menit
S : 37,0 derajat celcius
RR : 20x/ menit
c. BB sebelum hamil : 43 kg
d. BB selama hamil : 45 kg
e. Kenaikan BB : 2 kg
f. Tinggi badan : 157 cm
g. LILA : 21 cm
3.1.2.2 Pemeriksaa Fisik
a. Inspeksi
-Rambut : keriting,tidak ada ketombe dan tidak mudah rontok,keadaan bersih.
-Mata : kelopak mata simetris.tidak ada odema (+,+)
-Konjungtiva: pucat sklera: tidak ada ikterus
-Hidung : bentuk simetris.keadaan bersih,tidak ada polip,fungsi penciuman normal.
-Mulut/gigi : lidah bersih,tidak ada stomatitis,gigi tidak berlubang,tidak ada karies.
-Telinga : bentuk simetris (+/+),keadaan bersih,tidak ada kotoran,pendengaran baik.
-Leher : tidak ada pembesaran kelenjart hyroid.
-Dada : bentuk simetris (+/+),puting susu menonjol,kolostum belum keluar.
-Abdomen : tidak ada bekas luka operasi,perut bagian bawah sedikit menggembung dan
nyeri tekan.
b. Palpasi
- Leopold 1 : belum teraba
- Leopold 2 : tidak dilakukan
- Leopold 3 : tidak dilakukan
- TBJ : -
c. Auskultasi : tidak terdengar denyut jantung janin
3.1.2.3 Pemeriksaan Panggul luar
1. Distansia Spinarum : 26 cm
2. Distansia Cristarum : 27 cm
3, Conjungtiva eksterna : 20 cm
4, Lingkar Panggul : 89 cm
3.1.2.3 Pemeriksaan Laboratorium
- Hb : 9,gr %
- Protein uterus : tidak dilakukan
- USG : tidak terlihat rangka janin dan ditemukan gestasi
yang terdapat dituba.
- PP Tes :(+)
3.6 PELAKSANAAN
1. a. Menjelaskan pada dan keluarga tentangt kondisi ibu saat ini , bahwa ketika
dilakukan pemeriksaan leoplod uterusteraba bulat lebat tetapi tidak teraba balotemen. Pada
saat USG tenyata kehamilan berimplantas dan tumbuh diluar rahim yaitu tuba.
b. Jelaskan pada ibu bahwa kehamilan di luar rahim,tumbuh di tuba,kehamilan ini
biasanya tidak bertahan berakhir dengan abortus.
c. Anjurkan untuk keluarga agar selalu memberi dukungan pada kehamilan ibu.
2. a. Ibu segera memeriksakan kehamilannya lebih lanjut ke dokter spesialis kandungan
agar ibu dan keluarga lebih jelas dengan tindakan lebih lanjut untuk kehamilannya.
b. Beritahu ibu tentang tindakan laparotomi yaitu pembedahan di bagian perut dan
segera lakukan tindakan lapartomi di rumah sakit oleh dokter untuk menghilangkan sumber
perdarahan.
c. Menganjurkan ibu untuk untuk istirahat.
a. Istirahat tidur 8-9 jam/hari
b. Melarang ibu untuk melakukan aktifitas yang berat karena dapat terjadi
perdarahan yang berat.
d. a. Jelaskan pada ibu tentang makanan yang banyak mengandung
protein,vitamin,karbohidrat,lemak,mineral,misalnya makanan sehari-hari nasi,sayur dan
tambahan susu.
b. Beritahu ibu agar makan teratur 3x sehari dan minum 7-8 gelas/hari.
e. a.Jelaskan pada ibu tentang kelanjutan funngsi reproduksinya,kelenjar fungsi
reproduksi ibu hanya 60% dari wanita yang pernah dapat KET menjadi hamil lagi,walaupun
angka kemandulannya akan jadi lebih tinggi.
b. Menjelaskan pada ibu tengtang resiko kehamilan yang berulang itu dilaporkan
berkisar antara 0-14,6% kemungkinan melahirkan bayi cukup bulan 50%
c. Memberitahu tentang kontrasepsi yang baik digunakan yaitu dengan menggunakan
kondom/dengan KB kalender.
3.7 EVALUASI
Tanggal : 15 Desember 2007 Jam : 18.30 Wib
Dx : Ny M dengan GIPOOOOO Uk 12 minggu, dengan KET
S : Ibu mengerti tentang keadaannya sendiri ibu mengatakan
cukup istirahat.
O : Ibu tampak mengerti dan bisa mengulangi penjelasan petugas
serta bisa menjawab pertanyaan serta bisa menjawab
pertanyaan petugas.
A : NyM dengan GIPOOOOO UK 12 minggu dengan KET
P : - Rencana dilanjutkan
- Diskusi tindakan laparotomi oleh dokter di rumah sakit
- Mengingatkan pasien untuk istirahat teratur.
- evaluasi saat kunjung berikutnya.
BAB 4
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Kehamilan ektopik adalah implantasi dan pertumbuhan hasil konsepsi diluar
endometrium kavum uteri , hamil ini di tandai dengan : Amenorea , gejala kehamilan muda
dan pendarahan yang berwarna cokelat , dan pemeriksaan vagina terdapat nyeri goyang bila
serviks digoyangkan nyeri pada perabaan dan kavum douglasi menonjol karena ada
pembekuan darah. Pada kasus seperti ini, segera ambil tindakan.
4.2 SARAN
1. diharapkan kepada kita semua tenaga kesehatan apabila merasakan dan mengetahui
Gejala seperti yang telah dijelaskan / dituliskan dan melakukan tindakan.
2. Bagi klien diharapkan melakukan control kebidanan apabila sewaktu waktu ada
Keluhan.
DAFTAR PUSTAKA
Sarwono Prawirohardjo, Buku Ilmu Kebidanan (1976)
Sarwono Prawirohardjo, Buku pelayanan kesehatan maternal dan neonatal 2002
www.google.com/kehamilan-ektopikterganggu.com
di 03.51
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
Fish
Pengikut