Você está na página 1de 50

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. TINJAUAN TEORI

1. KEHAMILAN

a. Pengertian Kehamilan

Kehamilan adalah suatu anugrah dari Tuhan yang perlu

mendapatkan perhatian dan dukungan dari seluruh anggota keluarga

(BKKBN, 2003, p. 19).

Kehamilan adalah hasil dari pertemuan sperma dan sel telur.

Dalam prosesnya, perjalanan sperma untuk menemui sel telur (ovum)

betul-betul penuh perjuangan (Maulana, 2008, p. 125).

Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari

spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.

Pertumbuhan dan perkembangan janin intra uterine mulai sejak

konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan (Hanafiah, 2008, p.

213).

Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.

Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari)

dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3

triwulan, yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan,

triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari

bulan ke-7 sampai 9 bulan (Prawiroharjo, 2008, p. 89).

89

b. Tanda dan gejala kehamilan


Tanda dan gejala kehamilan menurut Prawiroharjo (2008) dibagi

menjadi 3 bagian, yaitu:

1) Tanda tidak pasti kehamilan

a) Amenorea (tidak dapat haid)

Gejala ini sangat penting karena umumnya wanita hamil tidak

dapat haid lagi. Dengan diketahuinya tanggal hari pertama haid

terakhir supaya dapat ditaksir umur kehamilan dan taksiran

tanggal persalinan akan terjadi, dengan memakai rumus

Neagie: HT 3 (bulan + 7).

b) Mual dan muntah

Biasa terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan hingga akhir

triwulan pertama. Sering terjadi pada pagi hari disebut

morning sickness.

c) Mengidam (ingin makanan khusus)

Sering terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan, akan tetapi

menghilang dengan makin tuanya kehamilan.

d) Pingsan

Bila berada pada tempat-tempat ramai yang sesak dan padat.

Biasanya hilang sesudah kehamilan 16 minggu.

e) Anoreksia (tidak ada selera makan)

Hanya berlangsung pada triwulan pertama kehamilan, tetapi

setelah itu nafsu makan timbul lagi.10

f) Mamae menjadi tegang dan membesar.

Keadaan ini disebabkan pengaruh hormon estrogen dan

progesteron yang merangsang duktus dan alveoli payudara.


g) Miksi sering

Sering buang air kecil disebabkan karena kandung kemih

tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Gejala ini akan

hilang pada triwulan kedua kehamilan. Pada akhir kehamilan,

gejala ini kembali karena kandung kemih ditekan oleh kepala

janin.

h) Konstipasi atau obstipasi

Ini terjadi karena tonus otot usus menurun yang disebabkan

oleh pengaruh hormon steroid yang dapat menyebabkan

kesulitan untuk buang air besar.

i) Pigmentasi (perubahan warna kulit)

Pada areola mamae, genital, cloasma, linea alba yang berwarna

lebih tegas, melebar dan bertambah gelap terdapat pada perut

bagian bawah.

j) Epulis

Suatu hipertrofi papilla ginggivae (gusi berdarah). Sering

terjadi pada triwulan pertama.

k) Varises (pemekaran vena-vena)

Karena pengaruh dari hormon estrogen dan progesteron terjadi

penampakan pembuluh darah vena. Penampakan pembuluh 11

darah itu terjadi disekitar genetalia eksterna, kaki dan betis, dan

payudara.

2) Tanda kemungkinan kehamilan

a) Perut membesar

Setelah kehamilan 14 minggu, rahim dapat diraba dari luar dan


mulai pembesaran perut.

b) Uterus membesar

Terjadi perubahan dalam bentuk, besar, dan konsistensi dari

rahim. Pada pemeriksaan dalam dapat diraba bahwa uterus

membesar dan bentuknya makin lama makin bundar.

c) Tanda Hegar

Konsistensi rahim dalam kehamilan berubah menjadi lunak,

terutama daerah ismus. Pada minggu-minggu pertama ismus

uteri mengalami hipertrofi seperti korpus uteri. Hipertrofi ismus

pada triwulan pertama mengakibatkan ismus menjadi panjang

dan lebih lunak.

d) Tanda Chadwick

Perubahan warna menjadi kebiruan atau keunguan pada vulva,

vagina, dan serviks. Perubahan warna ini disebabkan oleh

pengaruh hormon estrogen.

e) Tanda Piscaseck

Uterus mengalami pembesaran, kadangkadang pembesaran

tidak rata tetapi di daerah telur bernidasi lebih cepat 12

tumbuhnya. Hal ini menyebabkan uterus membesar ke salah

satu jurusan hingga menonjol jelas ke jurusan pembesaran.

f) Tanda Braxton-Hicks

Bila uterus dirangsang mudah berkontraksi. Tanda khas untuk

uterus dalam masa hamil. Pada keadaan uterus yang membesar

tetapi tidak ada kehamilan misalnya pada mioma uteri, tanda

Braxton-Hicks tidak ditemukan.


g) Teraba ballotemen

Merupakan fenomena bandul atau pantulan balik. Ini adalah

tanda adanya janin di dalam uterus.

h) Reaksi kehamilan positif

Cara khas yang dipakai dengan menentukan adanya human

chorionic gonadotropin pada kehamilan muda adalah air

kencing pertama pada pagi hari. Dengan tes ini dapat

membantu menentukan diagnosa kehamilan sedini mungkin.

3) Tanda pasti kehamilan

a) Gerakan janin yang dapat dilihat, dirasa atau diraba, juga

bagian-bagian janin.

b) Denyut jantung janin

1) Didengar dengan stetoskop-monoral Laennec

2) Dicatat dan didengar dengan alat doppler

3) Dicatat dengan feto-elektro kardiogram

4) Dilihat pada ultrasonograf.13

c) Terlihat tulang-tulang janin dalam foto-rontgen

c. Diagnosa banding kehamilan

Diagnosa banding kehamilan menurut Manuaba (2007, p. 127),

meliputi:

1) Hamil palsu

Dijumpai tanda dugaan hamil, tetapi dengan pemeriksaan alat

canggih dan tes biologis tidak menunjukkan kehamilan.

2) Tumor kandungan atau mioma uteri

Terdapat pembesaran rahim tetapi tidak disertai tanda hamil,


bentuk pembesaran tidak merata dan perdarahan banyak saat

menstruasi.

3) Kista ovarium

Terjadi pembesaran perut tetapi tidak disertai tanda hamil, datang

bulan terus berlangsung, lamanya perbesaran perut dapat melampaui

umur kehamilan, dan pemeriksaan tes biologis kehamilan dengan

tes negatif.

4) Hematometra

Terlambat datang bulan dapat melampaui umur kehamilan, perut

terasa sakit setiap bulan, terjadi tumpukan darah dalam rahim, tanda

dan pemeriksaan hamil tidak menunjukkan hasil yang positif.

5) Kandung kemih yang penuh

Dengan melakukan kateterisasi, maka pembesaran perut akan

menghilang.14

d. Perawatan ibu hamil

Perawatan adalah proses menjaga kehamilan mulai dari

diketahui adanya tanda-tanda kehamilan, masa kehamilan sampai

dengan menjelang persalinan, agar ibu dan janin terjaga

keselamatannya dan sehat (Lamadhah, 2008, p. 49).

Perawatan ibu hamil berdasarkan BKKBN (2003, p. 26), meliputi:

1) Merawat diri selama hamil

2) Cukup istirahat, tidur siang selama 1 jam dan 8 jam pada malam

hari. Posisi tidur yang baik bagi ibu hamil yaitu tidur dengan posisi

miring ke kanan atau ke kiri secara bergantian.

3) Makan makanan yang mengandung gizi seimbang


4) Senam hamil yang bermanfaat untuk kelancaran proses persalinan.

5) Ibu hamil tetap dapat melakukan hubungan seksual seperti biasa

namun perlu berhati-hati pada kehamilan 1-3 bulan dan pada bulanbulan terakhir kehamilan.

6) Ibu hamil hendaknya menggunakan pakaian yang longgar dan

memakai kutang/ BH yang sesuai dengan ukuran payudara.

2. KEHAMILAN RISIKO

a. Definisi

Kehamilan risiko adalah keadaan buruk pada kehamilan yang

dapat mempengaruhi keadaan ibu maupun janin apabila dilakukan tata

laksana secara umum seperti yang dilakukan pada kasus normal

(Manuaba, 2007, p. 43).15

Risiko kehamilan adalah keadaan menyimpang dari normal,

yang secara langsung menyebabkan kesakitan dan kematian ibu

maupun bayi (Meilani, 2009, p. 94).

Ibu hamil yang berisiko adalah ibu hamil yang mempunyai

faktor risiko dan risiko tinggi (Depkes RI, 2003).

Ibu hamil digolongkan dalam tiga golongan risiko berdasarkan

karakteristik ibu. Risiko golongan ibu hamil menurut Muslihatun

(2009, p. 132), meliputi:

1) Ibu hamil risiko rendah

Ibu hamil dengan kondisi kesehatan dalam keadaan baik dan tidak

memiliki faktor-faktor risiko berdasarkan klasifikasi risiko sedang

dan risiko tinggi, baik dirinya maupun janin yang dikandungnya.

Misalnya, ibu hamil primipara tanpa komplikasi, kepala masuk

PAP minggu ke-36.


2) Ibu hamil risiko sedang

Ibu hamil yang memiliki satu atau lebih dari satu faktor risiko

tingkat sedang, misalnya ibu yang usia kurang dari 20 tahun atau

lebih dari 35 tahun, tinggi badan kurang dari 145 cm dan lain-lain.

Faktor ini dianggap nantinya akan mempengaruhi kondisi ibu dan

janin, serta memungkinkan terjadinya penyulit pada waktu

persalinan.16

3) Ibu hamil risiko tinggi

Ibu hamil yang memiliki satu atau lebih dari satu faktor-faktor

risiko tinggi, antara lain adanya anemia pada ibu hamil. Faktor

risiko ini dianggap akan menimbulkan komplikasi dan mengancam

keselamatan ibu dan janin baik pada saat hamil maupun persalinan

nanti.

b. Termasuk kehamilan risiko

Menurut Puji Rochyati faktor risiko ibu hamil adalah:

1) Kehamilan risiko rendah

a) Primipara tanpa komplikasi

Primipara adalah wanita yang pernah 1 kali melahirkan bayi yang

telah mencapai tahap mampu hidup (viable). Kehamilan dengan

presentase kepala, umur kehamilan 36 minggu dan kepala sudah

masuk PAP.

b) Multipara tanpa komplikasi

adalah wanita yang telah melahirkan 2 janin viabel atau lebih.

c) Persalinan spontan dengan kehamilan prematur dan bayi hidup

Persalinan spontan yang terjadi pada kehamilan kurang dari 37


minggu, tetapi berat badan lahir melebihi 2500 gram.17

2) Kehamilan risiko sedang

a) Kehamilan yang masuk ke dalam kategori 4 terlalu

(1) Umur ibu terlalu muda (< 20 tahun)

Pada usia ini rahim dan panggul ibu belum berkembang

dengan baik dan relatif masih kecil, biologis sudah siap tetapi

psikologis belum matang.

Sebaiknya tidak hamil pada usia di bawah 20 tahun.

Apabila telah menikah pada usia di bawah 20 tahun,

gunakanlah salah satu alat/obat kontrasepsi untuk menunda

kehamilan anak pertama sampai usia yang ideal untuk hamil

(BKKBN, 2005, p. 6).

Menurut Caldwell dan Moloy ada 4 bentuk pokok

jenis panggul:

(a) Ginekoid: paling ideal, bentuk bulat: 45

(b) Android: panggul pria, bentuk segitiga: 15

(c) Antropoid: agak lonjong seperti telur: 35 %

(d) Platipelloid: menyempit arah muka belakang: 5 %

(Prawirohardjo, 2008, p. 105-106).

(2) Umur ibu terlalu tua (> 35 tahun)

Pada usia ini kemungkinan terjadi problem kesehatan seperti

hipertensi, diabetes mellitus, anemis, saat persalinan terjadi

persalinan lama, perdarahan dan risiko cacat bawaan.18

(3) Jarak kehamilan terlalu dekat (< 2 tahun)

Bila jarak anak terlalu dekat, maka rahim dan kesehatan ibu
belum pulih dengan baik, pada keadaan ini perlu diwaspadai

kemungkinan pertumbuhan janin kurang baik, persalinan

lama, atau perdarahan.

(4) Jumlah anak terlalu banyak (> 4 anak)

Ibu yang memiliki anak lebih dari 4, apabila terjadi hamil

lagi, perlu diwaspadai kemungkinan terjadinya persalinan

lama, karena semakin banyak anak, rahim ibu makin

melemah.

b) Ibu dengan tinggi badan kurang dari 145 cm

Pada ibu hamil yang memiliki tinggi badan kurang dari 145 cm,

dalam keadaan seperti itu perlu diwaspadai adanya panggul

sempit karena dapat mengalami kesulitan dalam melahirkan.

c) Kehamilan lebih bulan (serotinus)

Kehamilan yang melewati waktu 42 minggu belum

terjadi persalinan, dihitung berdasarkan rumus Naegele.

Gejala dan tanda:

Kehamilan belum lahir setelah melewati waktu 42 minggu, gerak

janinnya makin berkurang dan kadang-kadang berhenti sama

sekali, air ketuban terasa berkurang, kerentanan akan stres.19

Penanganan:

Persalinan anjuran atau induksi persalinan. Bila keadaan janin

baik maka tunda pengakhiran kehamilan selama 1 minggu dengan

menilai gerakan janin dan tes tanpa tekanan 3 hari. Bila hasil

positif, segera lakukan seksio sesarea

(Mansjoer, 2001, p. 275-276)


d) Persalinan lama

Partus lama adalah partus yang berlangsung lebih dari 24

jam untuk primigravida dan 18 jam bagi multigravida.

Penyebabnya adalah kelainan letak janin, kelainan panggul,

kelainan kekuatan his dan mengejan.

Gejala dan tanda:

KU lemah, kelelahan, nadi cepat, respirasi cepat, dehidrasi, perut

kembung dan edema alat genital.

Bahaya:

Bisa terjadi infeksi, fetal distres dan ruptur uteri.

Penanganan:

Memberikan rehidrasi dan infus cairan pengganti, memberikan

perlindungan antibiotika-antipiretika.

(Prawirohardjo, 2008).

3) Kehamilan risiko tinggi

e) Penyakit pada ibu hamil20

1) Anemia

Adalah kekurangan darah yang dapat menganggu

kesehatan ibu pada saat proses persalinan (BKKBN, 2003,

p.24). Kondisi ibu hamil dengan kadar Hemoglobin kurang

dari 11 g% pada trimester 1 dan 3 dan <10,5 g % pada

trimester 2. Anemia dapat menimbulkan dampak buruk

terhadap ibu maupun janin, seperti infeksi, partus prematurus,

abortus, kematian janin, cacat bawaan (Prawirohardjo, 2008,

p. 281).
Gejala dan tanda:

Pusing, rasa lemah, kulit pucat, mudah pingsan, sementara

tensi masih dalam batas normal perlu dicurigai anemia

defisiensi. Secara klinik dapat dilihat tubuh yang malnutrisi

dan pucat (MIMS Bidan, 2008/2009)

Penanganan umum:

Kekurangan darah merah ini harus dipenuhi dengan

mengkonsumsi makanan bergizi dan diberi suplemen zat

besi, pemberian kalori 300 kalori/hari dan suplemen besi

sebanyak 60 mg/hari kiranya cukup mencegah anemia

(Maulana, 2008, p. 187).21

2) Malaria

Malaria adalah infeksi yang disebabkan oleh kuman

(plasmodium) dapat mengakibatkan anemia dan dapat

menyebabkan keguguran.

Gejala dan tanda:

Demam, anemia, hipoglikemia, edema paru akut dan malaria

berat lainnya.

Penanganan:

Dengan pemberian obat kemoprofiksis jenis klorokuin

dengan dosis 300 mg/minggu.

3) TBC paru

Tuberkulosis adalah penyakit infeksi yang

disebabkan oleh infeksi mycobacterium tuberculosis.

Sebagian besar kuman tuberkulosis menyerang paru,


sehingga dapat menyebabkan perubahan pada sistem

pernafasan.

Gejala dan tanda:

Batuk menahun, batuk darah dan kurus kering.

Penanganan:

Ibu hamil dengan proses aktif, hendaknya jangan

dicampurkan dengan wanita hamil lainnya pada

pemeriksaan antenatal.22

Penderita dengan proses aktif, apalagi dengan batuk darah,

sebaiknya dirawat di rumah sakit dalam kamar isolasi.

Gunanya untuk mencegah penularan, untuk menjamin

istirahat dan makanan yang cukup, serta pengobatan yang

intensif dan teratur.

(Mansjoer, 2001, p. 287).

4) Penyakit jantung

Bila ibu hamil mempunyai penyakit jantung harus

ekstra hati-hati. Jangan sampai terlalu kecapaian dan jaga

kenaikan berat badan agar beban kerja jantung bisa

berkurang.

Gejala dan tanda:

Cepat merasa lelah, jantungnya berdebar-debar, sesak napas

apabila disertai sianosis (kebiruan), edema tungkai atau terasa

berat pada kehamilan muda, dan mengeluh tentang

bertambah besarnya rahim yang tidak sesuai.

5) Diabetes mellitus
Diabetes merupakan suatu penyakit dimana tubuh

tidak menghasilkan insulin dalam jumlah cukup, atau

sebaliknya, tubuh kurang mampu menggunakan insulin

secara maksimal. Insulin adalah hormon yang dihasilkan oleh

pankreas, yang berfungsi mensuplai glukosa dari darah ke

sel-sel tubuh untuk dipergunakan sebagai bahan bakar tubuh.23

Gejala dan tanda:

Pada masa awal kehamilan, dapat mengakibatkan bayi

mengalami cacat bawaan, berat badan berlebihan, lahir mati,

dan gangguan kesehatan lainnya seperti gawat napas,

hipoglikemia (kadar gula darah kurang dari normal), dan

sakit kuning.

Penanganan:

Menjaga agar kadar glukosa darah tetap normal, ibu hamil

harus memperhatikan makanan, berolahraga secara teratur,

serta menjalani pengobatan sesuai kondisi penyakit pada

penderita penyakit ini.

(Prawirohardjo, 2008, p. 290).

6) Infeksi menular seksual pada kehamilan

Infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus, parasit

atau jamur, yang penularannya terutama melalui hubungan

seksual dengan pasangan yang menderita penyakit tersebut

(Sjaiful, 2008, p. 921).

f) Riwayat obstetrik buruk

(1) Persalinan dengan tindakan


(a) Induksi persalinan yaitu tindakan ibu hamil untuk

merangsang timbulnya kontraksi rahim agar terjadi

persalinan. Dilakukan tindakan ini karena adanya 24

komplikasi pada ibu maupun janin, misalnya ibu hamil

dengan KPD, pre eklamsia, serotinus.

(b) Sectio Caesaria merupakan tindakan untuk melahirkan

bayi melalui abdomen dengan membuka dinding uterus

dengan cara mengiris dinding perut dan dinding uterus.

Tindakan ini dilakukan karena ada komplikasi pada

kehamilan, misalnya plasenta previa totalis, panggul

sempit, letak lintang, sudah pernah SC dua kali, dan lainlain.

(2) Pernah gagal kehamilan (keguguran)

Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan pada

usia kurang dari 20 minggu (berat janin kurang dari 500

gram) atau buah kehamilan belum mampu untuk hidup diluar

kandungan.

Gejala dan tanda:

Perdarahan bercak hingga derajat sedang dan perdarahan

hebat pada kehamilan muda.

Penanganan:

Lakukan penilaian awal untuk segera menentukan kondisi

pasien (gawat darurat, komplikasi berat atau masih stabil)

Pada kondisi gawat darurat, segera upayakan stabilisasi

pasien sebelum melakukan tindakan lanjutan (evaluasi

medik atau merujuk) (Prawirohardjo, 2008, p. 145).25


g) Pre eklamsi

Pre eklamsi adalah suatu keadaan dengan timbulnya

hipertensi disertai proteinuria dan edema akibat kehamilan setelah

usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah lahir.

Gejala dan tanda:

Edema terlihat sebagai peningkatan berat badan, pembengkakan

kaki, jari tangan dan muka, sakit kepala hebat, tekanan darah

lebih dari 140/90 mmHg, proteinuria sebanyak 0,3 g/l dalam air

kencing 24 jam.

Penanganan umum:

Istirahat (tirah baring), diet rendah garam, diet tinggi protein,

suplemen kalsium, magnesium, obat antihipertensi dan dirawat di

rumah sakit bila ada kecendrungan menjadi eklamsia.

h) Eklamsia

Eklamsia merupakan kelanjutan dari pre eklamsia

berat ditambah dengan kejang atau koma yang dapat

berlangsung mendadak.

Gejala dan tanda:

Eklamsia ditandai oleh gejala-gejala pre eklamsia berat dan

kejang atau koma.26

Penanganan:

Pengobatan tetap isolasi ketat di rumah sakit. Hindari kejang yang

dapat menimbulkan penyulit yang lebih berat. (Prawirohardjo,

2008, p. 212).

i) Hamil kembar (gemelli)


Kehamilan ganda adalah kehamilan dengan dua janin

atau lebih. Kejadian kehamilan ganda dipengaruhi oleh faktor

keturunan, umur dan paritas.

Gejala dan tanda:

Perut lebih buncit dari semestinya sesuai dengan umur tuanya

kehamilan, gerakan janin dirasakan lebih banyak, uterus terasa

lebih cepat membesar, pada palpasi bagian kecil teraba lebih

banyak, teraba ada 3 bagian besar janin, teraba ada 2 bollatmen,

terdengar 2 denyut jantung janin.

Penanganan dalam kehamilan:

Perawatan prenatal yang baik untuk mengenal kehamilan kembar

dan mencegah komplikasi yang timbul, periksa darah lengkap,

Hb, dan golongan darah.

j) Kehamilan dengan kelainan letak

(1) Letak lintang

Letak lintang adalah keadaan sumbu memanjang

janin kira-kira tegak lurus dengan sumbu memanjang tubuh

ibu.27

Etiologi:

Kelemahan dinding perut/uterus karena multiparitas,

kesempitan panggul, plasenta previa, prematuritas, gemeli

dan lain-lain.

(2) Letak sungsang

Janin terletak memanjang dengan kepala di fundus

uteri dan bokong di bagian bawah kavum uteri.


Penyebabnya:

Prematuritas, gemeli, multiparitas, plasenta previa dan lainlain.

k) Perdarahan dalam kehamilan

(1) Plasenta previa

Plasenta previa adalah keadaan dimana plasenta

berimplantasi pada tempat abnormal, yaitu pada segmen

bawah uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh

pembukaan jalan lahir.

Gejala dan tanda:

Perdarahan pada kehamilan setelah 28 minggu atau pada

kehamilan lanjut, sifat perdarahannya tanpa sebab, tanpa

nyeri, dan berulang, kadang-kadang perdarahan terjadi pada

pagi hari sewaktu bangun tidur.28

Penanganan:

Menurut Eastman bahwa tiap perdarahan trimester ketiga

yang lebih dari show (perdarahan inisial), harus dikirim ke

rumah sakit tanpa dilakukan manipulasi apapun, baik rektal

maupun vaginal.

Apabila pada penilaian baik, perdarahan sedikit,

janin masih hidup, belum inpartu, kehamilan belum cukup 37

minggu, atau berat badan janin dibawah 2500 gr, maka

kehamilan dapat dipertahankan istirahat dan pemberian obatobatan dan observasilah dengan teliti.

(2) Solusio plasenta

Suatu keadaan dimana plasenta yang letaknya

normal, terlepas dari perlekatannya sebelum janin lahir.


Gejala dan tanda:

Perdarahan dengan rasa sakit, perut terasa tegang, gerak janin

berkurang, palpasi bagian janin sulit diraba, auskultasi

jantung janin dapat terjadi asfiksia ringan dan sedang, dapat

terjadi gangguan pembekuan darah.

Penanganan:

Perdarahan yang berhenti dan keadaan baik pada kehamilan

prematur dilakukan perawatan inap dan pada plasenta tingkat

sedang dan berat penanganannya dilakukan di rumah sakit

(Saifuddin, 2002, p. 92).29

c. Bahaya yang dapat ditimbulkan akibat ibu hamil dengan risiko

1) Bayi lahir belum cukup bulan

2) Bayi lahir dengan BBLR

3) Keguguran (abortus)

4) Partus macet

5) Perdarahan ante partum dan post partum

6) IUFD

7) Keracunan dalam kehamilan

8) Kejang

(Prawirohardjo, 2008)

d. Pencegahan

Sebagian besar kematian ibu hamil dapat dicegah apabila

mendapat penanganan yang adekuat difasilitas kesehatan. Kehamilan

dengan risiko tinggi dapat dicegah bila gejalanya ditemukan sedini

mungkin sehingga dapat dilakukan tindakan pencegahan menurut


Kusmiyati (2008, p. 149) , antara lain:

1) Sering memeriksakan kehamilan sedini mungkin dan teratur,

minimal 4x kunjungan selama masa kehamilan yaitu:

a) Satu kali kunjungan pada triwulan pertama (tiga bulan pertama)

b) Satu kali kunjungan pada triwulan kedua (antara bulan keempat

sampai bulan keenam)

c) Dua kali kunjungan pada triwulan ketiga (bulan ketujuh sampai

bulan kesembilan)30

2) Imunisasi TT yaitu imunisasi anti tetanus 2 (dua) kali selama

kehamilan dengan jarak satu bulan, untuk mencegah penyakit

tetanus pada bayi baru lahir.

3) Bila ditemukan risiko tinggi, pemeriksaan kehamilan harus lebih

sering dan intensif

4) Makan makanan yang bergizi

Asupan gizi seimbang pada ibu hamil dapat meningkatkan

kesehatan ibu dan menghindarinya dari penyakit- penyakit yang

berhubungan dengan kekurangan zat gizi.

5) Menghindari hal-hal yang dapat menimbulkan komplikasi pada ibu

hamil:

a) Berdekatan dengan penderita penyakit menular

b) Asap rokok dan jangan merokok

c) Makanan dan minuman beralkohol

d) Pekerjaan berat

e) Penggunaan obat-obatan tanpa petunjuk dokter/bidan

f) Pemijatan/urut perut selama hamil


g) Berpantang makanan yang dibutuhkan pada ibu hamil

6) Mengenal tanda-tanda kehamilan dengan risiko tinggi dan

mewaspadai penyakit apa saja pada ibu hamil.

7) Segera periksa bila ditemukan tanda-tanda kehamilan dengan risiko

tinggi. Pemeriksaan kehamilan dapat dilakukan di Polindes/bidan 31

desa, Puskesmas/Puskesmas pembantu, rumah bersalin, rumah

sakit pemerintah atau swasta.

e. Program antenatal care

1) Pengertian

Antenatal care adalah cara penting untuk memonitor dan

mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan

kehamilan normal. Pelayanan antenatal atau yang sering disebut

pemeriksaan kehamilan adalah pelayanan yang di berikan oleh

tenaga profesional yaitu dokter spesialisasi bidan, dokter umum,

bidan, pembantu bidan dan perawat bidan, untuk itu selama masa

kehamilannya ibu hamil dianjurkan mengunjungi bidan atau dokter

sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk

mendapatkan pelayanan asuhan antenatal.

2) Tujuan antenatal

Tujuan dilakukan antenatal bagi ibu hamil adalah:

a) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan

ibu dan tumbuh kembang janin

b) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan

sosial ibu dan janin.

c) Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi


yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit

secara umum, kebidanan dan pembedahan.32

d) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan

selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal

mungkin.

e) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan

pemberian ASI eksklusif.

f) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima

kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.

3) Cara pelayanan antenatal care

Cara pelayanan antenatal, disesuaikan dengan standar

pelayanan antenatal menurut Depkes RI yang terdiri dari :

a) Kunjungan Pertama

(1) Catat identitas ibu hamil

(2) Catat kehamilan riwayat sekarang

(3) Catat riwayat kehamilan dan persalinan lain

(4) Catat penggunaan cara kontrasepsi sebelum kehamilan

(5) Pemeriksaan fisik diagnostik dan laboratorium

(6) Pemeriksaan obstetrik

(7) Pemberian imunisasi tetanus toxoid (TT)

(8) Pemberian obat rutin seperti tablet Fe, kalsium, multivitamin,

dan mineral lainnya serta obat-obatan khususnya atas indikasi

(9) Penyuluhan/konseling33

b) Jadwal kunjungan ibu hamil

Kunjungan antenatal sebaiknya di lakukan paling sedikit


4 kali selama kehamilan

(1) Satu kali pada trimester pertama (sebelum 14 minggu)

(2) Satu kali pada trimester ke dua (antara minggu 14-28)

(3) Dua kali pada trimester ke tiga (antara minggu 28-36 minggu

dan sesudah minggu ke 36)

c) Pelayanan/asuhan standar minimal termasuk 7 T

(1) (Timbang) berat badan

(2) Ukur (Tekanan) darah

(3) Ukur (Tinggi) fundus uteri

(4) Pemberian imunisasi (Tetanus Toxoid)

(5) Pemberian Tablet zat besi, minimum 90 tablet selama

kehamilan

(6) Tes terhadap penyakit menular sexual

(7) Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan

Pelayanan/asuhan antenatal ini hanya dapat di berikan

oleh tenaga kesehatan profesional dan tidak dapat di berikan oleh

dukun bayi. Untuk itu perlu kebijakan teknis untuk ibu hamil

secara keseluruhan yang bertujuan untuk mengurangi risiko dan

komplikasi kehamilan secara dini. Kebijakan teknis itu dapat

meliputi komponen-komponen sebagai berikut:

- Mengupayakan kehamilan yang sehat34

- Melakukan deteksi dini komplikasi, melakukan

penatalaksanaan awal serta rujukan bila diperlukan.

- Persiapan persalinan yang bersih dan aman

- Perencanaan antisipstif dan persiapan dini untuk melakukan


rujukan jika terjadi komplikasi.

d) Pemberian vitamin zat besi

Di mulai dengan memberikan satu sehari sesegera

mungkin setelah rasa mual hilang. Tiap tablet mengandung

FeSO4 320 M (zat besi 60 Mg) dan asam folat 500 Mg, minimal

masing-masing 120 tablet. Tablet besi sebaiknya tidak di minum

bersama teh atau kopi, karena mengganggu penyerapan. Zat besi

paling baik di konsumsi di antara waktu makan bersama jus jeruk

(vitamin C).

e) Jadwal imunisasi TT

Tabel 2.1: jadwal imunisasi TT

Jenis

imunisasi

Waktu kunjungan Lama perlindungan %

perlindungan

TT1 Kunjungan antenatal ke-1

TT2 4 minggu setelah TT1 3 tahun 80%

TT3 6 bulan setelah TT2 5 tahun 95%

TT4 1 tahun setelah TT3 10 tahun 99%

TT5 1 tahun setelah TT4 25 tahun/seumur

hidup

99%35

f) Jadwal kunjungan ulang

(1) Kunjungan I (16 minggu) di lakukan untuk:

- Penapisan dan pengobatan anemia.


- Perencanaan persalinan.

- Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan

pengobatannya.

(2) Kunjungan II (2428 minggu) dan kunjungan III (32 minggu)

dilakukan:

- Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan

pengobatannya.

- Penapisan pre eklamsia, gemeli, infeksi alat reproduksi

dan saluran perkemihan.

- Mengulang perencanaan persalinan.

(3) Kunjungan IV (36 minggu sampai lahir):

- Sama seperti kunjungan II dan III.

- Mengenali adanya kelainan letak dan presentasi.

- Mengenali tanda-tanda persalinan

3. PENGETAHUAN

a. Definisi pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil dari Tahu dan ini terjadi setelah

orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu,

pengetahuan umumnya datang dari penginderaan yang terjadi melalui

panca indra manusia, yaitu indra penglihatan, pendengaran, penciuman, 36

rasa dan raba, sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui

mata dan telinga (Notoatmodjo, 2003, p. 121).

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat

penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior).

Penelitian Roger (1974) mengungkapkan bahwa sebelum


orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru) di dalam diri orang

tersebut terjadi proses yang berurutan, yaitu:

1) Awarenes (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam arti

mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).

2) Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek tertentu, di

sini sikap subjek sudah mulai timbul.

3) Evaluation (menimbang-nimbang) terhadap baik dan buruknya

stimulus bagi dirinya, hal ini berarti sikap responden sudah lebih

baik lagi.

4) Trial (mencoba), dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu

sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus.

5) Adoption (adaptasi), dimana subjek telah berperilaku baru sesuai

dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.

b. Tingkat pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2003, p. 122-124) tingkat pengetahuan

yang tercakup di dalam domain kognitif pada manusia mempunyai 6

tingkatan, yaitu:37

1) Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang dipelajari

sebelumnya, termasuk dalam pengetahuan tingkat ini adalah

mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari

seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima.

2) Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan

secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat


menginterpretasikan.

3) Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya.

4) Analisis (analysis)

Analisa adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam

struktur organisasi tersebut dan ada kaitannya satu sama lain.

5) Sintesis (synthesis)

Menunjukkan pada suatu kemampuan meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan

yang baru.

6) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

penelitian-penelitian terhadap suatu objek. Penelitian itu 38

berdasarkan pada kriteria yang ditentukan sendiri dengan

menggunakan kriteria yang telah ada, pengukuran pengetahuan

dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan

tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau

respon dan ke dalam pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita

ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkat-tingkat tersebut.

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan ibu hamil

menurut Notoatmodjo (2003) adalah:

1) Umur
Umur merupakan variabel yang selalu diperhatikan dalam

penelitian-penelitian epidemiologi yang merupakan salah satu hal

yang mempengaruhi pengetahuan. Umur adalah lamanya hidup

seseorang dalam tahun yang dihitung sejak dilahirkan. Semakin

tinggi umur seseorang, maka semakin bertambah pula ilmu atau

pengetahuan yang dimiliki karena pengetahuan seseorang diperoleh

dari pengalaman sendiri maupun pengalaman yang diperoleh dari

orang lain.

2) Pendidikan

Pendidikan merupakan proses menumbuh kembangkan seluruh

kemampuan dan perilaku manusia melalui pengetahuan, sehingga

dalam pendidikan perlu dipertimbangkan umur (proses

perkembangan klien) dan hubungan dengan proses belajar. Tingkat 39

pendidikan juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

persepsi seseorang untuk lebih mudah menerima ide-ide dan

teknologi. Pendidikan meliputi peranan penting dalam menentukan

kualitas manusia. Dengan pendidikan manusia dianggap akan

memperoleh pengetahuan implikasinya. Semakin tinggi

pendidikan, hidup manusia akan semakin berkualitas karena

pendidikan yang tinggi akan membuahkan pengetahuan yang baik

yang menjadikan hidup yang berkualitas.

3) Paparan media massa

Melalui berbagai media massa baik cetak maupun elektronik maka

berbagai informasi dapat diterima oleh masyarakat, sehingga

seseorang yang lebih sering terpapar media massa akan


memperoleh informasi yang lebih banyak dan dapat mempengaruhi

tingkat pengetahuan yang dimiliki.

4) Sosial ekonomi (pendapatan)

Dalam memenuhi kebutuhan primer, maupun sekunder keluarga,

status ekonomi yang baik akan lebih mudah tercukupi dibanding

orang dengan status ekonomi rendah.

5) Hubungan sosial

Faktor hubungan sosial mempengaruhi kemampuan individu

sebagai komunikan untuk menerima pesan menurut model

komunikasi media.40

6) Pengalaman

Pengalaman adalah suatu sumber pengetahuan atau suatu cara

untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Hal ini dilakukan

dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh

dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang

lalu. Pengalaman seseorang individu tentang berbagai hal biasanya

diperoleh dari lingkungan kehidupan dalam proses

pengembangannya misalnya sering mengikuti organisasi.

d. Cara memperoleh pengetahuan

Adapun cara memperoleh pengetahuan menurut Notoatmodjo

(2002, p. 11-18) adalah:

1) Cara tradisional atau non alamiah

Ada 4 cara tradisional yang digunakan, yaitu:

a) Cara coba-salah (trial and error)

Cara ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam


memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak

berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Apabila kemungkinan

kedua ini gagal pula, maka dicoba kembali dengan

kemungkinan ketiga, dan apabila kemungkinan ketiga gagal

dicoba kemungkinan keempat dan seterusnya, sampai masalah

tersebut dapat terpecahkan. 41

b) Cara kekuasaan atau otoritas

Pada cara ini, pengetahuan didapatkan dari orang yang

berpengaruh dalam masyarakat kemudian diikuti tanpa

rasionalisasi. Misalnya sumber pengetahuan dapat berupa

pemimpin-pemimpin masyarakat formal, ahli agama,

pemegang pemerintahan dan sebagainya. Dengan kata lain,

pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan otoritas atau

kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin

agama maupun ahli ilmu pengetahuan.

c) Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi pepatah.

Pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu

merupakan sumber pengetahuan atau pengalaman ini

merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran

pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadi pun dapat

digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan.

d) Melalui jalan pikiran

Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia, cara

berpikir manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah


mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh

pengetahuan. Dengan kata lain, dalam memperoleh kebenaran

pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikirannya,

baik melalui induksi maupun deduksi.42

2) Cara modern atau ilmiah

Pada dewasa ini lebih sistematis, logis dan ilmiah yang disebut

dengan metode penelitian ilmiah (Research Methodology). Metode

penelitian sebagai suatu cara untuk memperoleh kebenaran ilmu

pengetahuan atau pemecahan suatu masalah.

Pengukuran pengetahuan menurut Nursalam (2001, p. 124)

a) Baik jika presentase 76100%

b) Cukup jika presentase 5675%

c) Kurang jika presentase <56%

e. Karateristik ibu

Karakteristik ibu menurut Nursalam (2001, p. 132-134) adalah:

1) Umur

Umur individu yang dihitung mulai saat dilahirkan sampai saat

berulang tahun. Semakin cukup umur maka tingkat kematangan

dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan

bekerja.

2) Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh sesorang

terhadap orang lain menuju kearah suatu cita-cita tertentu, semakin

tinggi pendidikan orang semakin tinggi tingkat pengetahuanya.

3) Pekerjaan
Pekerjaan adalah kegiatan yang harus dilakukan terutama untuk

menunjang kehidupannya dan keluarganya.43

4) Pendapatan

Dalam memenuhi kebutuhan primer maupun sekunder, keluarga

dengan status ekonomi baik lebih mudah tercukupi dibanding

dengan keluarga dengan status ekonomi rendah, hal ini akan

mempengaruhi kebutuhan akan informasi termasuk kebutuhan

sekunder. Jadi dapat disimpulkan bahwa ekonomi dapat

mempengaruhi pengetahuan seseorang tentang berbagai hal.44

B. KERANGKA TEORI

Berdasarkan uraian teori dalam rumusan masalah di atas, maka penulis

mengembangkan kerangka konsep sebagai berikut :

Keterangan :

: Diteliti

: Tidak diteliti

Bagan 2.1 Kerangka teori

Sumber: Modifikasi teori Lawrence Green dalam Notoatmodjo (2003)

C. KERANGKA KONSEP

Variabel dependent Variabel indepedent

Bagan 2.2 Kerangka konsep

Pengetahuan ibu hamil tentang

kehamilan risiko

Faktor-faktor yang

mempengaruhi:

- Umur
- Pendidikan

- Paparan media massa

- Pendapatan

- Hubungan sosial

- Pengalaman

- Umur

- Pendidikan

- Pekerjaan

- Pendapatan

Pengetahuan ibu hamil tentang

kehamilan risiko

ASUHAN KEBIDANAN
PADA Ny I G1P00000 UMUR KEHAMILAN 36-37 MINGGU
TUNGGAL HIDUP INTRA UTERI LETKEP
KEADAAN IBU DAN JANIN BAIK
DI BPM IRIN SUPRIHATIN,SST
BARENG JOMBANG

Oleh:
NURUL LAIFA
7209033
PRODI D3-KEBIDANAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUM
JOMBANG
2011
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum. Wr. Wb
Puji syukut kita panjatkan kepada Allah SWT, yang mana berkat rahmat, Tufik, serta
hidayahNya, sampai sekarang asuhan kebidanan ini dapat disusun dan diselesaikan.
Solawat serta salam tak lupa kita panjatkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW
yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang terrang benderang yaitu
addinul Islam.
Pada penyusunan asuhan kebidanan ini dapat terselesaikan tidak jauh dari berbagai pihak yang
telah memberikan dukungan baik secara langsung maupun tiudak langsung pada penulis.
Pada akhirnya pada tempat kiranya penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Sabrina Dwi Prihartini, SKM. Selaku Ka prodi D-3 kebidanan DarulUlum Jombang
2. Irin Suprihatin, SST. Selaku pembimbing ruangan
3. Helmi Annuchasari, SST. Selaku dosen pembimbing.
4. Pihak pasien, keluarga, serta teman-teman yang sangat membantu dalam penyusunan asuhan
kebidanan ini.
Disadari bahwa asuhan kebidanan ini jauh dari kesempurnaan, sehingga kritik dan saran dari
pembaca sekalian sangat kami harapkan.
Semoga asuhan kebidanan ini sangat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi penulis
pada khususnya.
Wassalamualaikum. Wr. Wb.
Jombang, 21 November 2011
Penulis

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan merupakan suatu fenomena dan suatu hal yang diinginkan oleh sepasang suami
istri. Akan tetapi kehamilan sering tidak diinginkan pada pasangan yang belum menjadi
pasangan suami istri, sehingga hal ini dapat meningkatkan kematian ibu dan anak seperti
yang terjadi di Negara-negara maju, angka kematian maternal berkisar 5-10 per 100.000
kelahiran hidup tingkat kematian maternal di Indonesia diperkirakan berkisar 450 per
100.000 kelahiran hidup.
Setelah perang dunia ke-2 pemeriksaan dan pengawasan terhadap ibu hamil mengalami
kemajuan dengan pesat. PBB melalui WHO dan UNICEF-nya membantu BKIA diseluruh
dunia dengan uang, obat-obatan, tenaga terampil dan peralatan terutama untuk Negara-
negara yang sedang berkembang. (Sinopsis Obstetri. 1998)
Seorang ibu hamil dapat memeriksakan kehimilannya pada petugas kesehatan seperti bidan,
dokter, spesialis kebidanan, dalam hal ini ibu hamil tersebut dapat memeriksakan
kehamilannya di puskesmas, KIA atau RS dan BPS.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu menerapkan asuhan kebidanan pada ibu hamil normal serta
mendapatkan pengalaman dalam memecahkan masalah ibu hamil normal.
2. Tujuan khusus
a. Memahami teori
b. Mahasiswa mampu melaksanakan pengkajian data
c. Mahasiswa mampu mengantisipasi masalah potensial
d. Mahasiswa mampu dapat mengidentifikasi diagnose, masalah, kebutuhan.
e. Mahasiswa dapat mengidentifikasi masalah potensial
f. Mahasiswa dapat menyusun rencana asuhan kebidanan sesuai dengan prioritas
masalah
g. Mahasiswa dapat melakukan rencana asuhan
h. Mahasiswa dapat mengevaluasi keefektifan asuhan kebidanan yang telah
dilakukan.

BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kehamilan Normal
Pengertian:
Kehamilan adalah pertemuan dan persenyawaan antara sel telur (ovum) dan sel sperma
(spermatozoa). Masa kehamilan dari konsepsi sampai kelahiran janin dimana masa kehamilan
selama 40 minggu. (Sarwono Parwiroharjo:1998,125)
Kehamilan (graviditas) adalah mulai dengan konsepsi (pembuahan) berakhir dengan permulaan
persalinan. (FK UNPAD 1983)
Kehamilan merupakan episode dramatis terhadap kondisi biologis, perubahan psikologis dan
adaptasi dari seorang wanita yang pernah mengalaminya. (Abdul Bari Saifuddin, 2002)
Jadi kehamilan adalah pertemuan sel telur dan sperma (konsepsi/pembuahan) yang kemudian
menempel pada endometrium (nidasi), tumbuh dan berkembang menjadi janin yang mana
membutuhkan waktu selama 40 minggu.
Tanda dan gejala kehamilan:
1. Tanda tidak pasti
- Amenorrhea (tidak dapat haid)
- Mual dan muntah (sausea dan vomiting)
- Mengidam
- Tidak tahan suatu bau bauan
- Payudara membesar
- Sering kencing
- Konstipasi
2. Tanda-tanda kemungkinan hamil
- Perut membasar
- Uterus membesar terjadi perubahan dalam bentuk besar dan konsistensi rahim.
- Tanda hegar (melunaknya uterus)
- Tanda Chadwick (membirunya serviks)
- Tanda piskaceck (pembesaran uterus yang tidak rata, tetapi di daerah telur
berkembang cepat)
- Braxton hiks (kontraksi-kontraksi kecil uterus bila dirangsang)
- Teraba ballottement
- Reaksi kehamilan positif
3. Tanda pasti
- Teraba bagian janin
- Terasa gerakan janin
- Terdengar DJJ
- Melihat rangka janin dengan pemeriksaan ultrasonografi
Permulaan kehamilan dibagi dalam 3 fase
1. Fertilisasi
Adalah suatu peristiwa pertemuan antar sel sperma dan ovum.
2. Migrasi
Adalah perpindahan zigot dari ampula ke endometrium
3. Nidasi
Adalah tertanamnya blastula ke dalam dinding endometrium.
Pertumbuhan janin pada berbagai periode kehamilan
- Umur 4 minggu
Rumental mata, telinga, hidung, saluran yang akan menjadi jantung terbentuk
- Umur 8 minggu
Hidung, telinga, jari-jari, kelopak mata lebih menebal, kepala menekuk, alat kelamin
mulai tampak tapi belum dapat diketahui jenisnya.
- Umur 12 minggu
Daun telinga jelas, kelopak mata lebih menebal, leher mulai terbentuk. Alat kandungan
terbentuk, namun berdeferensiasi, ginjal terbentuk sedikit air kencing.
- 16 minggu (16-18 cm)
Genetalia terbentuk dan dapat dikenal.
- 20 minggu (25 cm)
Kulit lebih tebal, rambut mulai tumbuh, lanugo tumbuh, detak jantung terdengar, berat
300 gr.
- 24 minggu (30-32 cm)
Kedua kelopak mata tumbuh alis, dan bulu mata, kulit keriput, bila lahir dapat bernafas,
tapi dapat hidup beberapa jam saja, berat 800 gr.
- 32 minggu (40-43 cm)
Kulit merah dan keriput, bayi premature, lapisan lemak di bawah kulit sudah berisi, berat
2200 gr.
- 40 minggu (50-55 cm)
Bayi cukup bulan, kulit licin, vernik banyak, rambut kepala tumbuh baik, pada pria testis
sudah ada pada skrotum, pada bayi perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora.
Perubahan-perubahan fisiologis kehamilan:
1. System reproduksi
- Suplai darah ke organ reproduksi meningkat, karena peningkatan hormone.
- Hypervaskularisasi menyebabkan perubahan pada organ reproduksi.
a. Serviks menjadi lunak akibat meningkatnya suplai darah. (Tanda goodels)
b. Uterus lunak
c. Vagina membiru keunguan
2. System integument
- Payudara nyeri tekan
- Payudara menjadi lebih besar
- Areola payudara makin hyperpigmentasi
- Putting susu makin menonjol
- Pengeluaran ASI belum berlangsung karena prolaktin belum berfungsi karena
hambatan dari PH (prolaktin inhibiting hormon) untuk mengeluarkan ASI
- Kulit: striae gravidarum
- Pigmentasi: linea nigra, cloasma gravidarum
- Respirasi dan sekresi kelenjar lemak: kelenjar sebasea menjadi lebih aktif.
3. System endokrin
- Ovarium dan plasenta menghilangkan hormone.
- Kelenjar tyroid membesar, tetapi hormone yang dihasilkan tetap
- Kelenjar paratiroid meningkat
- Pancreas menghasilkan lebih banyak insulin
- Kelenjar pituitary mengalami pembesaran
- Kelenjar adrenalin meningkat
4. System kardiovaskuler
- Volume darah meningkat
- Sel darah merah meningkat
5. Sistem muskulus keletal
- Terjadi dekalsifikasi
- Kram sering terjadi
6. System gastrointestinal
- Hypersalivasi
- Mual muntah
- Konstipasi
Perubahan psikologi:
1. Trimester I : takut, frustasi, kwatir
2. Trimester II : perasaan lebih enak meningkatnya kebutuhan untuk mempelajari terhadap
perkembangan dan pertumbuhan janin.
3. Trimester III : berperasaan aneh, sembrono, menjadi introvert, merefleksikan terhadap
pengalaman masa lalu.
Frekuensi pemeriksaan kehamilan (ANC):
1. Umur kehamilan 1-4 bulan : tiap 4 minggu
2. Umur kehamilan 5-7 bulan : tiap 3 minggu
3. Umur kehamilan 7-9 bulan : tiap 2 minggu
4. Umur kehamilan 9-10 bulan : tiap 1 minggu
Tuanya kehamilan:
- Lamanya amenorhoe: last menstruasi periode (LMP)
- Tingginya fundus uteri: hanya berguna untuk janin/ kepala janin
36 minggu : 3 jari dibawah px
32/40 minggu : pusat-px
28 minggu : 3 jari di atas pusat
24 minggu : setinggi pusat
20 minggu : 3 jari dibawah pusat
16 minggu : simpisis-pusat
12 minggu : 3 jari diatas simpisis
B. Pengawasan Antenatal
Setiap wanita hamil menghadapi resiko komplikasi yang bias mengancam jiwanya. Oleh
karena itu setiap wanita hamil memerlukan sedikitnya 4 kali kunjungan selama periode
antenatal.
a. 1 kunjungan selama TM I (sebelum 14 minggu)
b. 1 kunjungan selama TM II (antara minggu 14-28)
c. 2 kunjungan selama TM III (antara minggu 28-36 dan sesudah minggu 36)
Pada setiap kali kunjungan antenatal tersebut, perlu didapatkan informasi yang penting.
Table-tabel dibawah ini menberikan garis-garis besarnya:
KUNJUNGAN WAKTU INFORMASI PENTING
TM I Sebelum - Membangun hubungan saling percaya antara
minggu petugas kesehatan dan ibu hamil
ke-14 - Mendeteksi masalah dan menanganinya
- Melakukan tindakan pencegahan seperti tetanus
neonaturum, anemi, kekurangan zat besi,
penggunaan praktek yang merugikan
- Memakai persiapan kelahiran bayi dan kesiapan
untuk menghadapi komplikasi
- Mendorong perilaku yang sehat (gizi, latihan dan
kebersihan, istirahat, dsb)
TM II Sebelum - Sama seperti diatas, ditambah kewaspadaan
minggu khusus mengenai preeklampsi (tanya ibu tentang
ke-28 gejala-gejala preeklampsi, pantau TD, evaluasi
edema, periksa untuk mengetahui protein urin)
TM III Antara - Sama seperti diatas, ditambah palpasi abdominal
minggu untuk mengetahui apakah ada kehamilan ganda.
28-36
TM III Setelah - Sama seperti diatas, ditambah deteksi letak bayi
minggu ke yang tidak normal, atau kondisi lain yang
36 memerlukan kelahiran di RS.
Untuk mendapatkan semua informasi yang diperlukan, sehubungan dengan hal-hal diatas,
petugas kesehatan akan memberikan asuhan antenatal yang baik dengan langkah-langkah
seperti berikut:
Sapa ibu dan juga keluarganya dan membuatnya merasa nyaman.
Mendapatkan riwayat kehamilan ibu dan mendengarkan dengan teliti apa yang
diceritakan ibu
Melakukan pemeriksaan fisik seperlunya saja.
Melakukan pemeriksaan lab.
Melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan laboratorium untuk menilai apakah
kehamilannya normal:
Tekanan darah dibawah 140/90 mmHg
Edema hanya pada ekstremitas
Tinggi fundus dalam cm/ menggunakan jari-jari tangan sesuai dengan usia
kehamilan
Denyut jantung janin 120-160x permenit
Gerakan janin terasa setelah 18-20 minggu hingga melahirkan.
Membantu ibu dan keluarganya untuk mempersiapkan kelahiran dan kemungkinan
keadaan darurat.
- Bekerja sama dengan ibu, keluarga serta masyarakat untuk mempersiapkan
rencana kelahiran, termasuk mengidentifikasi penolong dan tempat bersalin
serta perencanaan tabungan untuk mempersiapkan rencana kelahiran.
- Bekerja sama dengan ibu, keluarganya dan masyarakat untuk
mempersiapkan rencana jika terjadi komplikasi, termasuk:
a. Mengidentifikasi kemana harus pergi dan transportasi untuk mencapai
tempat tersebut.
b. Mempersiapkan donor darah
c. Mengdakan persiapan financial
d. Mengidentifikasi pembuat keputusan kedua jika pembuat keputusan
pertama tidak ada tempat.
Memberikan konseling
Gizi: peningkatan konsumsi makanan hingga 300 kalori perhari, mengkonsumsi
makanan yang mengandung proterin, zat besi, minum cukup cairan (menu
seimbang)
Latihan: normal, tak berlebihan, istirahat jika lelah
Perubahan fisiologi: tambah berat badan, perubahan pada payudara, tingkat
tenaga yang bisa menurun, mual selama triwulan pertama, rasa panas dan atau
varises. Hubunga suami istri boleh dilakukan selama kehamilan (dianjurkan
memakai kondom)
Menasehati ibu untuk mencari pertolongan segera jika ia mendapati tanda-tanda
bahaya berikut:
a. Janin tidak bergerak seperti biasanya
b. Perdarahan pervaginam
c. Sakit kepala lebih dari biasa
d. Gangguan penglihatan
e. Pembengkakan pada wajah dan tangan
f. Nyeri abdomen (epigastrik)
Merencanakan dan mempersiapkan kelahiran yang bersih dan aman dirumah
Mendiskusikan praktek-praktek tradisional, posisi melahirkan
Mengidentifikasi siapa yang dapat membantu bidan selama persalinan, dan
minuman ibu selama persalinan
Menjaga kebersihan diri terutama lipatan kulit (ketiak, bawah buah dada, daerah
genetalia) dengan cara dibersihkan dan dikeringkan
Menjelaskan cara merawat payudara terutama pada ibu yang mempunyai putting
susu rata/masuk kedalam, dilakukan 2 kali sehari selama 5 menit
Memberikan zat besi 90 hari mulai minggu ke 20.
Menjadwalkan kunjungan berikutnya
Mendokumenkan kunjungan tersebut.

BAB III
ASUHAN KEBIDANAN
PADA Ny I G1P00000 UMUR KEHAMILAN 36-37 MINGGU
TUNGGAL HIDUP INTRA UTERI LETKEP
KEADAAN IBU DAN JANIN BAIK
DI BPM IRIN SUPRIHATIN,SST - BARENG
I. PENGKAJIAN
Tanggal : 21 November 2011 Jam : 17.00
A. Identitas Biodata
Nama : Ny I Nama Suami : Tn F
Umur : 20 tahun Umur : 24 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Mojotengah Alamat : Mojotengah-Bareng
Penghasilan : Rp 750.000,-
B. Anamnese (Data Subjektif)
1. Keluhan utama
Ibu mengatakan tidak ada keluhan.
2. Riwayat menstruasi
Menarche : 12 tahun
Siklus : 28 hari
Lama : 7 hari/bulan
Banyak : hari ke 1-4 2 kotek/hari, hari ke 5-7 1 kotek/hari.
Sifat darah : hari ke 1-3 merah kehitaman,
Hari ke 4-5 merah
Hari ke 6-7 coklat kekuningan
Dismenorhea : -
3. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu
NO UK JENIS TEMPAT KOMPLIKASI PENOLONG BAYI NIFAS

PERSALINAN PERSALINAN IBU BAYI UMUR JENIS BB KEADAAN LAKTASI

1 HAMIL INI
4. Riwayat kehamilan ini
Ibu mengatakan sedang hamil anak pertama dengan umur kehamilan 8,5 bulan
HPHT : 10-03-2011
ANC di bidan Irin
Trimester I : 1x
Trimester II : 3x
Trimester III : 3x
Keluhan-keluhan:
Trimester I : pusing dan mual
Trimester II : tidak ada keluhan
Trimester III : tidak ada keluhan
5. Riwayat KB
Ibu mengatakan belum pernah menggunakan KB
6. Riwayat imunisasi
Ibu mengatakan suntik TT 4x
TT1 : berumur 7 tahun
TT2 : berumur 8 tahun
TT3 : berumur 9 tahun
TT4 : sebelum menikah
7. Riwayat kesehatan
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti TBC dan penyakit
menurun seperti darah tinggi dan kencing manis, serta penyakit menaun seperti asma.
8. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak pernah ada yang menderita penyakit
menular seperti TBC dan penyakit menurun seperti darah tinggi dan kencing manis,
serta penyakit menaun seperti asma.
9. Pola kebiasaan sehari-hari
a. Pola nutrisi
Sebelum hamil : makan 3x sehari dengan porsi sedang, menu:
nasi, sayur, lauk-pauk, minum 7-8 gelas/hari.
Selama hamil : makan 3x sehari dengan porsi sedikit, menu: nasi,
sayur, lauk-pauk, buah-buahan, minum: 7-8 gelas/hari.
b. Pola eleminasi
Sebelum hamil : BAK: 4-5x/hari, warna kuning jernih
BAB: 1-2x/hari, konsistensi lunak
Selama hamil : BAK: 4-6x/hari, warna kuning jernih
BAB: 1-2x/hari, konsistensi keras
c. Pola istirahat
Sebelum hamil : pasien tidak pernah istirahat tidur siang, tidur
malam 8 jam (21.00-05.00)
Selama hamil : pasien istirahat tidur siang 2 jam (13.00-15.00),
tidur malam 8 jam (21.00-05.00)
d. Pola personal hygiene
Sebelum hamil : pasien mandi 2x/hari, gosok gigi 2x/hari,
keramas 2x/minggu, ganti baju 2x/hari.
Selama hamil : pasien mandi 2x/hari, gosok gigi 2x/hari,
keramas 2x/minggu, ganti baju 2x/hari.
e. Pola aktifitas sehari-hari
Sebelum hamil : pasien melakukan aktifitasnya sebagai ibu
rumah tangga
Selama hamil : pasien melakukan aktifitasnya sebagai ibu
rumah tangga.
f. Pola seksualitas
Sebelum hamil : pasien melakukan hubungan seksual
3x/minggu
Selama hamil : pasien melakukan hubungan seksual 1x/
minggu.
C. Data Objektif
1. Pemeriksaan fisik umum
Kesadaran umum : baik TP: 17-12-2011
Kesadaran : composmentis
TTV: TD : 110/70 mmHg BB sebelum hamil: 40 kg
N : 90x/menit BB selama hamil: 49 kg
S : 36,7oc TB : 146 cm
RR : 20x/menit Lila : 24 cm
2. Pemeriksaan fisik khusus
a. Inspeksi
Kepala : terlihat warna rambut hitam, kulit kepala bersih, rambut
lurus sebahu, tidak ada lecy.
Muka : simetris, kulit normal, tidak ada oedem
Mata : terlihat simetris, sclera putih, konjungtiva merah muda
Telinga : terlihat simetris, tidak ada benjolan, tidak ada lecy, tidak
ada serumen
Hidung : terlihat simetris, tidak tampak adanya pernafasan cuping
hidung, tidak ada polip, tidak ada serumen.
Mulut : terlihat simetris, tidak ada stomatitis, tidak pucat, tidak ada
caries gigi.
Leher : tidak terlihat adanya pembesaran kelenjar tyroid, dan vena
jugularis.
Dada : terlihat simetris, tidak ada kelainan, tidak ada lecy.
Abdomen : simetris, tidak ada bekas luka SC, terdapat linea nigra,
streae lividae, pembesaran abdomen/uterus sesuai umur kehamilan
Mamae : tampak puting susu telah menonjol. Hygiene bersih,
hyperpigmentasi pada areola. ASI -/-
Ekstremitas atas : tidak ada edema, tidak ada gangguan
pergerakan
Ekstremitas bawah : normal, tidak ada edema, tidak ada
gangguan pergerakan
b. Palpasi
Leher : tidak terdapat pembesaran kelenjar tyroid dan pembesaran
vena jugularis.
Abdomen :
- Leopold I: TFU: 3 jari dibawah px (28cm), teraba lunak, kurang bundar,
tidak melenting (bokong janin) dibagian fundus.
- Leopold II: teraba datar, keras seperti papan (punggung janin) disebelah kiri
ibu (puki). Teraba bagian-bagian kecil janin (tangan dan kaki) disebelah
kanan.
- Leopold III: teraba bulat, keras melenting (kepala janin) diperut bagian
bawah
- Leopold IV: kepala belum masuk PAP
TBJ= (TFU-12) x 155= (28-12) x 155= 2480gr
c. Auskultasi
Dada : tidak ada ronchi dan wezhing
DJJ : 140x/menit
5 detik : 12x 5 detik : -
5 detik : 12x 5 detik : -
5 detik : 12x +
36 x 4 = 144x/menit
d. Perkusi
Ekstremitas bawah: reflex patella +/+
e. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Pangul
Distansia spinarum : 24 cm
Distansia kristarum : 26 cm
Boudelouge : 18 cm
Lingkar pangul : 91 cm
II. INTERPRESTASI DATA DASAR
Dx : Ny I G1P00000 UK 36-37 minggu keadaan tunggal hidup intra uteri letkep keadaan
ibu dan janin baik.
Ds : ibu mengatakan senang atas kehamilannya yang pertama.
Do : K/U : baik S : 36,7oc
TD : 110/70 mmHg RR : 20x/menit
Nadi : 90x/menit
BB sebelum hamil : 40 kg
BB saat hamil : 49 kg
Tinggi badan : 146 cm
Lila : 24 cm
- Leopold I: TFU: 3 jari dibawah px (28cm), teraba lunak, kurang bundar, tidak
melenting (bokong janin) dibagian fundus.
- Leopold II: teraba datar, keras seperti papan (punggung janin) disebelah kiri ibu
(puki). Teraba bagian-bagian kecil janin (tangan dan kaki) disebelah kanan.
- Leopold III: teraba bulat, keras melenting (kepala janin) diperut bagian bawah
- Leopold IV: kepala belum masuk PAP
Masalah : -
Kebutuhan :
- Nutrisi yang cukup
- Istirahat cukup
- Penjelasan tanda-tanda bahaya kehamilan trimester III
- Penjelasan tanda-tanda persalinan
III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
-
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN AKAN TINDAKAN SEGERA
-
V. MERENCANAKAN ASUHAN YANG MENYELURUH
Dx : Ny I G1P00000 UK 36-37 minggu tunggal hidup intrauteri letkep keadaan
ibu dan janin baik
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan pada ibu, diharapkan ibu mengerti tentang
kondisinya dan melaksanakan anjuran dari petugas.
Criteria : Hasil:
Keadaan umum : baik Keadaan umum : baik
TD : < 140/90 mmHg TD : 90x/mnt
N : 80-100x/menit N : 90x/mnt
S : 36,5-37,5oc S : 36,7oc
RR : 16-25x/menit RR : 20x/mnt
TFU : sesuai UK TFU : 28 cm
DJJ : 120-160x/mnt DJJ :144x/mnt
Intervensi
1. Lakukan pendekatan pada ibu dan keluarga
R/ akan timbul rasa percaya antara klien dan petugas kesehatan
2. Lakukan pemeriksaan TTV
R/ deteksi dini adanya komplikasi pada ibu dan janin
3. Anjurkan ibu cukup istirahat
R/ menjaga kondisi ibu tetap baik
4. Jelaskan pada ibu tentang kondisi kehamilannya saat ini
R/ ibu tidak khawatir dengan keadaannya
5. Berikan penjelasan tentang nutrisi dan pola makan teratur
R/ dengan pola makan teratur mengontrol kenaikan BB
6. Anjurkan ibu untuk rutin memeriksakan kehamilannya
R/ untuk mengetahui perkembangan kesehatan ibu dan janin
7. Jelaskan pada ibu tentang tanda bahaya kehamilan, dan tanda persalinan
R/ agar ibu tetap waspada
8. Anjurkan ibu untuk mengikuti kelas ibu hamil trimester III
R/ untuk menambah pengetahuan ibu
9. Anjurkan ibu untuk mempersiapkan rencana persalinan
R/ agar persalinan aman dan terencana
10. Lakukan pemeriksaan penunjang ibu hamil
R/ untuk mengetahui adanya komplikasi pada ibu
11. Berikan obat sesuai keluhan
R/ untuk mengurangi keluhan ibu.
VI. IMPLEMENTASI
NO TANGGAL/JAM PELAKSANAAN+HASIL TTD
1. Melakukan pendekatan dengan cara
1 08-12-2010 menyapa ibu dengan ramah, sopan dan
17.00 wib mendengarkan keluhan ibu dengan baik
2. Melakukan pemeriksaan TTV
TD: 130/80 mmHg
N: 88x/menit
17.10 S: 36,5oc
BB: 61 kg
RR: 20x/menit
Lila: 31 cm
3. Melakukan pemeriksaan Leopold
Leopold I: TFU: 3 jari dibawah px (28cm), teraba
lunak, kurang bundar, tidak melenting (bokong
17.20
janin) dibagian fundus.
Leopold II: teraba datar, keras seperti papan
(punggung janin) disebelah kanan ibu
(puka).Teraba bagian-bagian kecil janin (tangan
dan kaki) disebelah kiri.
Leopold III: teraba bulat, keras melenting (kepala
janin) diperut bagian bawah
Leopold IV: kepala belum masuk PAP
DJJ: 144x/menit
TBJ: 2480 gram
4. Menjelaskan pada ibu tentang kondisi
17.30 kehamilannya:
- Kondisi baik
- Keadaan janin baik, DJJ normal
5. Menjelaskan tanda bahaya kehamilan
- Perdarahan pervaginam
- Bengkak pada muka dan tangan
- Bayi kurag bergerak seperti biasa
- Sakit kepala yang hebat, menetap, tidak
menghilang
17.35 - Perubahan visual secara tiba-tiba (pandangan
kabur, rabun senja)
Menjelaskan tanda-tanda persalinan
- Keluarnya darah bercampur lendir
(bloody show)
- Adanya pembukaan dan penipisan
- His yang teratur
6. Menganjurkan ibu untuk:
- mengikuti kelas ibu hamil trimester III.
- Menganjurkan ibu untuk merencanakan
18.00
persalinannya
- Menganjurkan ibu kunjungan ulang pada
tanggal 05-01-2011 atau sewaktu-waktu ada
keluhan, mengetahui kondisi ibu dan janin baik
7. Memberikan obat sesuai keluhan
- Fe (11 tablet)
18.15
- Kalk (11 tablet)
- B Complex (31 tablet)
VII. EVALUASI
Tanggal : 21 November 2011 Jam : 18.15 wib
S : ibu mengatakan sudah mengerti dan memahami penjelasan petugas
kesehatan
O : TD : 110/70 mmHg BB : 49 kg
N : 90x/menit TB :146 cm
S : 36,7oc TFU : 3 jari dibawah px (28 cm)
RR : 20x/menit
A : Ny I G1P00000 UK 36-37 minggu aterm tunggal hidup intrauteri letkep
keadaan ibu dan janin baik.
P : - nutrisi yang seimbang
- follow up 1 minggu lagi, tanggal 28 November 2011 atau sewaktu-waktu
ada keluhan
- terapi oral : Fe (11 tablet)

Kalk (11 tablet)


B Complex (31 tablet)

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pasien dengan kehamilan normal G1P00000 umur kehamilan 36-37 minggu keadaan ibu dan
janin baik di BPM Irin Suprihatin, SST.
Pasien mendapatkan pelayanan yang baik dari puskesmas dengan:
1. Pemeriksaan objektif dari petugas
2. Pemeriksaan penunjang di laboratorium
3. Pemberian konseling
4. Pemberian terapi oral
B. Saran
a. Untuk mahasiswa
Mahasiswa akan selalu berusaha memberikan asuhan kebidanan yang baik bagi klien dan
keluarga dalam upaya meningkatkan SDM menuju bidan professional
b. Untuk petugas
Diharapkan petugas lebih kooperatif/ dapat bertindak cepat dan tepat dalam menghadapi setiap
kejadian
c. Untuk klien
Diharapkan klien bisa mengerti dan memahami dari penjelasan petugas

DAFTAR PUSTAKA
Bagus, Ida. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & Keluarga Berencana untuk
Pendidikan Bidan. EGC: Jakarta.
Chapman, Vicky. 2006. Asuhan Kebidanan, Persalinan & Kelahiran. EGC: Jakarta.
Masjoer, Arif, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Media Aescula Plus: Jakarta.
Prawiroharjo, Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan. P.T Bina Pustaka: Jakarta.
Prawiroharjo, Sarwono. 2008. Ilmu Kandungan. P.T Bina Pustaka: Jakarta.

Você também pode gostar