Você está na página 1de 6

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1, (Sept.

2012) ISSN: 2301-9271 A-72

Pengendalian Frekuensi dengan Menggunakan


Kontrol Fuzzy Prediktif pada Simulator Plant
Turbin Generator pada PLTU

Dyah Putri Anggriani, Rusdhianto Effendie


Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
E-mail:ditto@ee.its.ac.id

Abstrak.Sistem pembangkit dirasakan sangat perlu guna Fluktuasi frekuensi seharusnya berada pada batas toleransi
memenuhi kebutuhan tenaga listrik yang semakin yang sudah ditetapkan, dan kembali kepada frekuensi
meningkat, kestabilan sangat dibutuhkan pada proses normalnya dengan segera. Fluktuasi frekuensi yang berada
pembangkit sehingga sistem pengendalian digunakan diatas batas toleransi merupakan sebuah permasalahan yang
untuk menjaga variabel proses tersebut tetap stabil. Salah kerap terjadi. Selain itu, waktu kembali fluktuasi frekuensi
satunya adalah dengan melakukan pengendali frekuensi yang tidak segera ke kondisi normal akan mengakibatkan
pada tubin-generator suatu pembangkit listik, contohnya kerusakan pada sistem seperti patahnya poros turbin-generator
PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap).Frekuensi dari dan kemungkinan terjadi gangguan pada jaringan listrik.
turbin uap harus dijaga kestabilannya agar keluaran daya Fluktuasi frekuensi ini erat kaitannya dengan perubahan
listrik di generator berjalan dengan baik.Fluktuasi kecepatan putar pada turbin dan generator, dikarenakan
frekuensi adalah salah satu kendala penyampaian daya perubahan permintaan daya beban. Perubahan kecepatan
listrik ke beban, juga waktu kembali yang tidak segera ke turbin-generator dilakukan dengan mengikuti nilai perubahan
kondisi normal akan mengakibatkan kerusakan pada beban, melalui pengaturan laju aliran uap sebagai input dari
sistem seperti patahnya poros turbin-generator dan pemodelan ini. sehingga akan terlihat perubahan nilai
kemungkinan terjadi gangguan pada jaringan listrik, frekuensi yang dihasilkan turbin-generator. Kontrol yang
sehingga perlu dilakukan pengaturan laju aliran uapyang digunakan untuk pengendalian pada sistem ini menggunakan
masuk ke turbin. Kontroler yang digunakan untuk kontrol fuzzy prediktif.
menjaga perubahan frekuensi adalah kontrol fuzzy
prediktif,dengan penambahan gain K1 pada kontrol fuzzy
II. TEORI DASAR
prediktif sebesar 42.35 yang bekerja secara sucsessive
kontroler ini dapat mengurangi error sebesar 1,04% jika A. Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) [1]
sistem hanya menggunakan kontroler fuzzy pada saat PLTU merupakan suatu sistem pembangkit tenaga listrik
terjadi perubahan beban. yang mengkonversikan energi kimia listrik dengan
menggunakan uap air sebagai fluida kerjanya, yaitu dengan
Kata KunciFrekuensi, Turbin, Fuzzy Prediktif memanfaatkan energi kinetik uap untuk menggerakkan poros
sudu-sudu turbin.Sudu-sudu turbin menggerakkan poros
I. PENDAHULUAN turbin, untuk selanjutnya poros turbin menggerakkan
generator.Dari generator inilah kemudian dibangkitkan energi

K
EBUTUHAN akan penggunaan daya listik saat ini
listrik. Energi listrik yang dihasilkan akan mensuplai alat-alat
sangat diperlukan mengingat banyak negara
yang disini disebut beban.
diprediksi dalam keadaan krisis energi listrik dimasa
Prinsip kerja dari PLTU berdasarkan pada Gambar 1
mendatang. Saat ini pemerintah merencanakan
adalah menggunakan siklus air-uap sistem tertutup, dimana air
pembangunan pembangkit listrik untuk mengurangi krisis
dari condenseratau air hasil dari proses pengkondensasian.
energi listrik tersebut. Oleh karena itu, pembelajaran mengenai
Dsini air dipanaskan kembali kemudian dimasukkan ke
pembangkit listrik perlu dilakukan, metode simulasi
deaerator untuk menghilangkan gas udara (oksigen),
merupakan salah satu metode pembelajaran yang efektif dan
kemudian air dipompa oleh boiler feedwater pump ke
efisien. Dari pembelajaran simulasi dapat diwujudkan
economizer. Dari economizeryang selanjutnya dialirkan ke
pembuatan simulator dari sistem pembangkit listrik. Gangguan
pipa down comer untuk dipanaskan pada wall tubes yang
sistem tenaga listrik mungkin bisa terjadi dan menjadi
berada di boiler.
permasalahan serta kendala penyaluran daya listrik ke beban.
Contoh gangguannya adalah terjadinya fluktuasi frekuensi
sistem tenaga listrik yang disebabkan perubahan beban.
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 A-73

Prinsip dasar dan persamaan matematika dari teori


himpunan fuzzy, adalah sebuah teori pengelompokan objek
dalam batas yang samar. Pertama, kita harus melihat
himpunan fuzzy sebagai suatu generalisasi dari himpunan crisp
klasik dengan memperluas jelajah fungsi anggota (atau fungsi
karakteristik) dari [0,1] sampai semua angka real pada interval
[0,1].

Fuzifikasi
Fuzifikasi merupakan proses pemetaan nilai-nilai input
(crispinput)yang berasal yang berasal dari sistem yang
Gambar 1. Siklus sederhana PLTU dikontrol (besaran non fuzzy) ke dalam himpunan fuzzy
menurut fungsi keanggotaannya. Himpunan fuzzy tersebut
merupakan fuzzyinput yang akan diolah secara fuzzy pada
B. Turbin Uap [2] proses berikutnya. Untuk mengubah crispinput menjadi
Turbin uap adalah suatu pengerak mula yang mengubah fuzzyinput, terlebih dahulu harus menentukan membership
energi potensial uap menjadi energi kinetik dan energi kinetik function untuk tiap crispinput, kemudian proses fuzifikasi
ini selanjutnya diubah menjadi energi mekanis dalam bentuk akan mengambil crispinput dan membandingkan dengan
putaran poros turbin.Poros turbin, langsung atau dengan membership function yang telah ada untuk menghasilkan
bantuan roda gigi reduksi, dihubungkan dengan mekanisme harga fuzzyinput.
yang digerakkan.Tergantung pada jenis mekanisme yang
digerakkan, turbin uap dapat digunakan pada berbagai bidang Fuzzy Rule Base[4]
industri, untuk pembangkit tenaga listrik dan untuk Pada tahap fuzzy rule base, diproses hubungan antara
transportasi. nilai-nilai input (crispinput) dan nilai-nilai output
Turbin uap terdiri dari beberapa bagian utama seperti: (crispoutput) yang dikehendaki dengan aturan-aturan (rules).
rumah turbin (casing), bagian yang berputar (rotor), sudu-sudu Aturan ini nantinya yang akan menentukan respon sistem
yang dipasang pada rotor maupun casing dan bantalan untuk terhadap berbagai kondisi setting point dan gangguan yang
menyanggah rotor. terjadi pada sistem. Aturan yang banyak digunakanadalah :
Format aturan IF-THEN
IF Err is Normally bigand AEn is Normally big
THEN output is Normally big

Defuzifikasi
Pada tahap ini dilakukan pemetaan bagi nilai-nilai
fuzzyoutput yang dihasilkan pada tahap fuzzyrule base ke nilai-
nilai output kuantitatif yang sesuai dengan sistem yang
diharapkan. Ada berbagai metode untuk melakukan proses
defuzifikasi pada komposisi aturan Mamdani.

D. Kontrol Prediktif [5]


Gambar 2. Konstruksi sederhana turbin
Model prediktif kontrol adalah teknik yang berfokus
Pada Gambar 2 bagian yang ditandai dengan nomor 1 pada pembuatan kontroler yang dapat menyesuaikan aksi
adalah poros, komponen utama tempat dipasangnya cakram- kontrol sebelum perubahan pada keluaran setpoint sebenarnya
cakram sepanjang sumbu dimana poros berhubungan langsung terjadi, kemampuan prediktif ketika dikombinasikan dengan
dengan generator. Nomor 2 disebut dengan cakram, tempat operasi umpan-balik memungkinkan kontroler untuk
sudu-sudu dipasang secara radial pada poros sedangkan sudu- melakukan penyesuian lebih smootherdan dekat pada nilai dari
sudu turbin diberi nomor 3 berfungsi sebagai menerima gaya kontrol optimal.
dari energi kinetik uap melalui nosel. Nomer 4 adalah nosel
yang berfungsi sebagai sebagai media ekspansi uap yang
merubah energi potensial menjadi energi kinetik.

C. Logika Fuzzy [3]


Professor Zadeh (California Univ.) diakui sebagai ilmuan
pemrakarsa konsep himpunan fuzzy pada tahun 1965 yang
telah menjabarkan perhitungan matematik untuk
menggambarkan ketidak- jelasan atau kesamaran dalam Gambar 3. Blok diagram kontrol prediktif
bentuk variable linguistik. Ide klasik yang menggabungkan Blok diagram dari kontrol prediktf ditunjukkan oleh
pendekatan kualitatif dengan kuantitatif. Gambar 3, dimana input dan output sebelumnya masuk ke
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 A-74

dalam blok model untuk mendapatkan output yang akan dioperasikan secara manual hanya pada saat starting dan
datang. Output tersebut akan di optimalisasikan, agar dapat control valve. Pada Gambar 6 terlihat pressure yang masuk ke
meminimumkan error dan memaksimalkan sinyal kontrol dari main valve bernilai konstan yaitu 60 kg/cm2.
gangguan sehingga menghasilkan input yang akan datang.

III. PERANCANGAN SISTEM


A. Gambaran Umum Perancangan Sistem Gambar 6. Blok diagram control valve
Bab ini membahas mengenai perancangan sistem secara Saat awal, laju aliran steam akan dikendalikan oleh
detail meliputi perancangan perangkat keras yang terdiri dari manual valve dan akan terbuka 100% hingga kecepatan tubin
perancangan sistem minimum mikrokontroler ATMega32, NI- mencapai 3000 RPM, selanjutnya akan dikendalikan
DAQ, dan penggabungan elemen - elemen pembangun sistem, sepenuhnya oleh controlvalve. Bukaan dari
sedangkan untuk perancangan perangkat lunak antara lain controlvalvesebanding dengan kecepatan turbin yaitu sekitar
perancangan simulator plant turbin-generator berupa virtual 74% untuk putaran 3000 RPM.
plant dan HMI yang keduanya dibangun dengan software
D. Pemodelan Turbin
LabVIEW 8.6. Untuk komunikasi pengiriman data serial
menggunakan software Toolbox Omniserver dan Plant yang digunakan pada tugas akhir ini adalah dalam
KEPserverEx. bentuk virtual, yaitu virtual plant turbin-generator yang
diadaptasi dari buku Prabha Kundur dan ditunjukkan oleh
Gambar 7.

Gambar 4.Blok diagram sistem


Arsitektur yang akan dibangun ditunjukkan oleh Gambar Gambar 7. Blok diagram turbin
4, dimana laptop vitual plant (laptop yang dipergunakan Turbin yang digunakan adalah jenis non-reheatdimana
sebagai virtual plant) dihubungkan ke laptop HMI (laptop uap yang masuk ke turbin tidak mengalami pemanasan ulang
yang dipergunakan sebagai HMI) melalui NI-DAQ dan untuk menggerakkan turbin itu sendiri. Hanya saja uap yang
mikrokontroler sedangkan software OPC (OLE forProcess masih panas akan dimanfaatkan sebagai pemanas (preheating)
Control) digunakan untuk mengirimkan data tambahan dari air yang akan diuapkan di dalam boiler.
laptop virtual plant ke laptop HMI secara serial. E. Pemodelan Mekanika Generator
B. Pemodelan Virtual Plant Turbin-Generator Bentuk pemodelan diadaptasi dari buku Prabha Kundur
Plant yang digunakan pada tugas akhir ini adalah turbin- dengan bentuk transfer function .
generator yang digunakan untuk pembangkit listrik tenaga 1 0.294 1
T f ( s) (1)
uap, dengan menggunakan energi solar.Putaran yang ( Js B) 2.94 1 10s 3.4
dihasilkan turbin untuk memutar generator mencapai 3000 Dimana J adalah inersia dan B adalah gesekan (damper) dari
RPM, sehingga menghasilkan frekuensi 50 Hz. turbin-generator.

F. Perancangan Komunikasi Data


Pengiriman data dari laptop virtual plant ke HMI
menggunakan NI-DAQ yang sebelumnya dikonversi dahulu
menjadi 0-5 volt karena kemampuan NI-DAQ membaca
Gambar 5. Blok diagram turbin-generator tegangan pada range tersebut, kemudian dikirimkan ke
Gambar 5 menunjukkan blok diagram turbin-generator. mikrokontroler dan diolah yang selanjutnya akan dikirimkan
Kontroler yang digunakan berfungsi untuk menjaga agar ke HMI melalui kabel serial.
output frekuensi tetap berada dinilai 50 Hz walaupun terjadi
perubahan beban pada TL (torsi lawan). Torsi lawan ini G. Identifikasi Sistem
dihasilkan oleh poros generator bila terjadi perubahan pada Dalam merancang suatu sistem yang mampu
daya beban, karena poros turbin berhubungan langsung dikendalikan, maka terlebih dahulu perlu dilakukan proses
dengan turbin. identifikasi terhadap plant, sehingga dapat diketahui
C. Pemodelan Control Valve karakteristik dari plant.
Proses identifikasi dilakukan dengan menggunakan
Steam yang dihasilkan boiler sebelum menggerakkan metode loop terbuka dengan bebannominal, maksimal dan
turbin akan melewati 2 valve utama yaitu main valve yang
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 A-75

minimalsecara simulasi dengan bantuan software MATLAB, H. Perancangan KontrolFuzzy


dengan fungsi alih planttelah didapatkan sebelumnya. Untuk merancang suatu kontrol fuzzy, maka dilakukan
Grafik hasil respon dari pemberian sinyal step pada plant tahap seperti :
untuk frekuensi saat beban nominal ditunjukkan pada Gambar 1. Fuzifikasi
8, dimana respon mencapai nilai setpoint 50 Hz dengan Jenis fungsi keanggotaan yang digunakan ada dua jenis,
3,5 detik. yaitu segitiga dan trapesium. Fungsi trapezium dipilih untuk
mendefinisikan derajat keanggotaan yang sama dengan satu
60
Grafik Hasil Respon Sistem pada banyak nilai variabelnya, sedangkan fungsi segitiga
dipilih karena memiliki nilai yang terbatas dan derajat
50 keanggotaannya bernilai satu pada satu titik tertentu. Besar
linguistik term input error (e) dan delta error (e) bernilai
40 sama. Ilustrasi dari fungsi keanggotaan yang digunakan pada
X: 3.555
kontroler ini ditunjukkan pada Gambar 11.
Frekuensi (Hz)

Y: 31.62

30

20

10

respon sistem
setpoint
0
0 10 20 30 40 50 60 70
Waktu (detik) Gambar 11.Membership function error (e) dan delta error(e).
Gambar 8. Respon output frekuensi saat beban nominal
Gambar 9 menunjukkan grafik respon output frekuensi
2. Fuzzy Rule Base
saat beban minimal. Saat beban tersebut respon melebihi
Aturan dasar dirancang berdasarkan teori bukaan control
setpoint yang diinginkan yaitu bernilai 53 Hz dengan 3,8
valve yang tepat saat sistem dalam kondisi berbeban. Pada
detik. kondisi beban nominal maka laju uap yang dialirkan oleh
60
Grafik Hasil Respon Sistem control valve sebesar 53,3 Kg/s, sedangkan bila sistem
diberi beban maksimal atau minimal maka control valve harus
50
50
dapat menyesuaikan laju uap agar sistem tidak mengalami
gangguan.Dengan mengacu teori tersebut maka dirancang
40 sebuah rule base yang merepresentasikan perubahan dari
bukaan control valve seperti pada Tabel 1
Frekuensi (Hz)

30
Tabel 1.Rule base untuk kontrol fuzzy
delta error
20

NB N NS Z PS P PB
10
NB NB NB N N NS NS Z
respon sistem
setpoint N NB N N NS NS Z PS
0
0 10 20 30 40 50 60 70
Waktu (detik)
NS N N NS NS Z PS PS

Gambar 9.Respon output frekuensi saat beban minimal error Z N NS NS Z PS PS P

Gambar 10 adalah saat sistem diberi beban maksimal, PS NS NS Z PS PS P P


dimana respon dari output hanya mencapai nilai 48.5 Hz dari P NS Z PS PS P P PB
50 Hz dengan 3,4 detik. PB Z PS PS P P PB PB

Grafik Hasil Respon Sistem


60
3. Defuzifikasi
50
Proses defuzifikasi digunakan untuk mendapatkan nilai
50
keluaran, dari hasil proses rule base didapatkan fungsi
40
keanggotaan yang menjadi rentang nilai output kontroler.
Metode defuzifikasi pada kontroler ini menggunakan jenis
Frekuensi (Hz)

30 MOM (Maximum of Minimum), maka nilai output dapat


dihitung dengan Persamaan 3.1
J


20
vj
z .........................................................................(2)
10 j 1 j

respon sistem
setpoint
dengan,
0
0 10 20 30
Waktu (detik)
40 50 60 70 z = nilai keluaran
Gambar 10.Respon output frekuensi saat beban maksimal vj = nilai masukan
j = banyaknya nilai maksimum
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 A-76

I. Perancangan KontrolPrediktif 60
Grafik Hasil Respon Sistem

Kontrol prediktif yang dibangun pada sistem ini


memprediksikan satu langkah ke depan dimana blok diagram 50

untuk kontrol fuzzy prediktif ditunjukkan oleh Gambar 12,


kontroler tersebut memprediksikan nilai dari output y (k 1) . 40

Frekuensi (Hz)
Nilai error yang masuk ke FLC (Fuzzy Logic Controller)
30
diberikan variabel tambahan yaitu K1 yang nilainya berubah-
ubah sesuai dengan perubahan yang terjadi pada output dari 20

plant diskrit. Hal ini dikarenakan nilai e(k ) harus sama


dengan em(k ) . 10

respon output
setpoint
e(k ) em(k ) em(k 1)
1 t
0
0 10 20 30 40 50 60 70
e(k 1) Waktu(detik)

Gambar 14. Respon output frekuensi di HMI pada beban nominal


y(k 1)
e(k ) e(k 1) u(k 1) Plant
K1 yr B. Hasil Perancangan Kontroler Pada Virtual Plant
F LC Diskrit
z
1
Respon output sistem saat dalam keadaan beban
e(k 1) minimum, nominal maupun maksimum telah dibahas pada bab
sebelumnya, dimana saat terjadi pembebanan pada generator
yr e(k 1) yk
e(k )
K1
u(k )
Plant maka frekuensi yang dihasilkan oleh turbin ikut mengalami
F LC
z
1 perubahan. Pengujian kontroler dilakukan dua kali untuk
e(k 1) melihat perbandingan saat sistem dengan kontroler fuzzy dan
kontroler fuzzy prediktif dengan penambahan gain secara
Gambar 12. Blok diagram kontrol prediktif successive. Pada Gambar 15 adalah saat sistem hanya
menggunakan kontrol fuzzy, saat terjadi perubahan beban baik
saat beban maksimal maupun minimal.Output frekuensi dari
IV. HASIL SIMULASI DAN IMPLEMENTASI sistem tidak dapat kembali ke keadaan semula dan terdapat
Bab ini menjelaskan mengenai proses implementasi nilai error sebesar 1.04%, hal ini disebabkan terjadi perubahan
kontroler terhadap sistem perancangan dan plantdengan cara parameter dari plant.Oleh karena itu, dilakukan pengujian
mengintegrasikan sistem, kemudian dianalisa dari beberapa pada sistem dengan menggunakan kontrol fuzzy prediktif.
hasil yang diperoleh. Grafik Hasil Respon Sistem
60
A. Implementasi Komunikasi NI-DAQ Mikrokontroler
Pada tahap ini, implementasi dilakukan dengan 50
mengintegrasikan antara virtual plant dengan HMI dengan
menggunakan NI-DAQ yang terhubung oleh mikrokontroler
ATMega32 pada dua komputer secara terpisah yang nantinya 40

menggunakan media komunikasi serial. Gambar integrasi


Frekuensi (Hz)

sistem tampak pada Gambar 13


30

20

10

output respon
setpoint
0
0 5 10 15 20 25 30
Gambar 13. Arsitektur Sistem Waktu (detik)

Gambar 15 Respon output frekuensi dengan kontrol fuzzy


Hasil respon frekuensi yang dikirimkan virtual plant ke
HMI dapat dilihat pada Gambar 14. Dimana respon memiliki Pada pengujian plant dengan kontroler fuzzy prediktif,
banyak ripple, hal ini disebabkan oleh clock yang dimiliki NI- sistem selalu dapat kembali ke keadaan semula, respon output
DAQ dan mikrokontroler berbeda. Ripple mungkin jg y (k 1) dapat dilihat pada Gambar 16 dimana nilai yang
disebabkan karena nilai output dari virtual plant dikonversi ke dimiliki oleh respon ini adalah 3.5 detik. Pada kontroler fuzzy
dalam bentuk tegangan 0-5 volt, kemudian nilai yang telah prediktif diberi gain K1 yang nilainya akan selalu berubah
dikonversi tersebut akan dikonversi kembali dalam frekuensi. mengikuti perubahan beban. GainK1 akan berkurang bila nilai
e(k 1) e m (k 1) , sebaliknya bila e(k 1) e m (k 1) maka
gainK1 akan bertambah agar nilai e(k 1) e m (k 1)
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 A-77

60
Grafik Hasil Respon Sistem V. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan pada
50
pengerjaan tugas akhir ini, maka dapat diambil beberapa
kesimpulan antara lain:
40

X: 3.48
1. Simulator plantturbin-generator dapat bekerja dengan
baik walaupun dalam keadaan berbeban, respon selalu
Frekuensi (Hz)

Y: 31.63

30
mencapai nilai set point yang diinginkan yaitu 50 Hz.
20
2. Penambahan gain K1 sebesar 42.35 yang bekerja secara
sucsessive pada kontroler fuzzy prediktif dapat
10 memperbaiki error pada kontroler fuzzy
output respon 3. Jika sistem hanya menggunakan kontrol fuzzy sebagai
setpoint
0
0 5 10 15 20 25 30 pengendali frekuensi saat terjadi perubahan beban, maka
Waktu (detik)

error yang dapat direduksi oleh kontrolerfuzzy prediktif


Gambar 16 Respon output frekuensi y(k+1) adalah sebesar 1.04 %.
Grafik Hasil Respon Sistem
Diharapkan untuk tugas akhir yang akan datang
60
menggunakan plant yang nyata tidak dalam bentuk virtual,
agar dapat dilakukan identifikasi dan mendapatkan nilai
50
parameter yang lebih baik.
40

DAFTAR PUSTAKA
Frekuensi (Hz)

30
[1] Pudjanarsa, Astu, Mesin Konversi Energi, Penerbit ANDI,
Yogjakarta, 2008.
20
[2] Abduh. Syamsir, Teknik Tegangan Tinggi, Penerbit Salemba Teknika,
Jakarta, 2001.
10 [3] Robandi, I., Desain Sistem Tenaga Modern; Optimisasi, Logika Fuzzy,
output respon
setpoint
dan Algoritma Genetika, Penerbit ANDI, Yogyakarta, 2006.
0
ykp1 [4] Pasino, K. M.,dan Yurkovich, S. , "Fuzzy Control", Addison Wesley
0 5 10 15 20 25 30
Waktu (detik) Longman, California, 1998.
Gambar 17 Penggabungan respon output frekuensi [5] S. Ronald, Predictive Control, Prentice Hall, Department of Electrical
Engineering, Netherlands, 1991.
y (k 1) saat
Gambar 17 adalah respon frekuensi [6] Ogata. Katsuhiko, Teknik Kontrol Automatik(Sistem Pengaturan),
Penerbit Erlangga, Bandung 1970.
digabung dengan respon frekuensi y (k ) , terlihat tidak terlalu
banyak perbedaan pada respon. Namun, apabila gambar
diperbesar maka akan terlihat bahwa kontroler prediktif
bekerja pada sistem ini. Hal tersebut diperlihatkan oleh
Gambar 18, untuk garis yang berwarna biru adalah respon
output sistem dan garis berwarna merah adalah respon output
frekuensi y (k 1) dimana garis tersebut selalu memprediksi
satu langkah kedepan yang dihasilkan oleh outputfrekuensi
y (k ) .
Grafik Hasil Respon Sistem

50.3

50.2

50.1
Frekuensi (Hz)

50

49.9

49.8

49.7 output respon


setpoint
ykp1
7.04 7.06 7.08 7.1 7.12 7.14 7.16 7.18 7.2 7.22
Waktu (detik)

Gambar 18.Perbedaan respon frekuensi y (k 1) dengan y (k )

Você também pode gostar