Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Dosen Pembimbing :
Abdul Latif Jaohari, M.Pd
Disusun Oleh :
Sri Mulyani NPM. 0516104076
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan ini tepat pada waktunya.
Penulisan laporan ini bertujuan untuk memenuhi tugas Ujian Tengah
Semester mata kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Selain itu, laporan ini juga
disusun untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang pemahaman
Keanekaragaman Budaya bagi penulis.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, sesuai dengan kata pepatah Tak Ada Gading yang Tak Retak.
Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan sarannya yang bersifat
membangun untuk makalah ini.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, khususnya bagi
penulis.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
dilihat dari segi budaya, populasi manusia, adat istiadat, sistem sosial
kemasyarakatan, hubungan antar individu dalam masyarakatnya,
norma/aturan adat tersebut, dan sanksi/hukuman terhadap pelanggaran
norma/adat istiadat.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Budaya
2.1.1 Budaya Batak
1. SISTEM KEPERCAYAAN
Di daerah Batak terdapat beberapa agama, antara lain: agama
Islam, agama Katolik, dan agama Kristen Protestan. Meskipun demikian,
konsep-konsep kepercayaan atau religi purba masih hidup terutama di
pedesaan. Sumber utama untuk mengetahui sistem kepercayaan dan
religi purba ini adalah buku pustaka yang terbuat dari kayu dan ditulis
dengan huruf Batak. Buku tersebut memuat konsep-konsep tentang
pencipta, jiwa, roh, dan dunia akhirat.
2. MATA PENCAHARIAN
3. KESENIAN
a. Seni Bangunan
Gambar 2.1. Deretan rumah adat Batak yang masih tersisa di Desa
Lumban Suhi Suhi, Pangururan yang berada di Pulau Samosir, Sumatera Utara
2. Seni Tari
Tari yang terkenal dari Batak, yaitu tor-tor. Tari tor-tor terdiri atas
beberapa jenis. Beberapa jenis tari tor-tor sebagai berikut.
Pangurdot, anggota badan yang bergerak hanya kaki, tumit, hingga bahu.
Pangeal, anggota badan yang bergerak hanya pinggang, tulang punggung,
dan bahu.
Gambar 2.2 Tari Tor-tor dari Sumatra Utara, ditampilkan saat ada ritual
panen, kematian, dan penyembuhan.
3. Seni Musik
Seni musik suku bangsa Batak adalah ogung sabangunan. Peralatan
yang digunakan adalah empat gendang dan lima taganing (sejenis gamelan
Batak). Nama-nama gendang ogung, yaitu oloan, ihutan, doal, dan jeret.
Macam-macam tari tor-tor yang diiringi ogung sabangunan sebagai berikut.
4. Seni Kerajinan
Kerajinan suku bangsa Batak yang terkenal adalah kain ulos. Peranan
ulos bagi masyarakat Batak sejak lahir hingga meninggal sangat tinggi.
Macam-macam ulos dan fungsinya dalam suatu acara, meliputi:
ulos lobu-lobu adalah ulos yang diberikan ayah kepada putra dan
menantu saat pernikahan;
ulos hela adalah ulos yang diberikan orang tua pengantin perempuan;
ulos tondi adalah ulos yang diberikan orang tua kepada putrinya saat
hamil tua;
ulos tujung adalah ulos yang diberikan kepada janda atau duda.
ulos saput adalah ulos penutup jenazah yang diberikan paman almarhum
jika yang meninggal laki-laki;
4. SISTEM KEKERABATAN
Perkawinan pada masyarakat Batak merupakan suatu pranata
yang tidak hanya mengikat seorang laki-laki dengan seorang perempuan.
Perkawinan juga mengikat kaum kerabat laki-laki (paranak dalam bahasa
Toba, si pempokan dalam bahasa Karo) dengan kaum kerabat si
perempuan (parboru dalam bahasa Toba, sinereh dalam bahasa Karo).
Menurut adat lama pada masyarakat Batak, seorang laki-laki tidak bebas
dalam memilih jodoh. Perkawinan antara orang-orang rimpal (marpariban
dalam bahasa Toba) yakni perkawinan dengan anak perempuan dari
saudara laki-laki ibunya (cross cousin) dianggap perkawinan ideal.
5. BAHASA
Dalam kehidupan dan pergaulan sehari-hari, orang Batak
menggunakan beberapa logat, ialah: (1) Logat Karo yang dipakai oleh
orang Karo; (2) Logat Pakpak yang dipakai oleh Pakpak; (3) Logat
Simalungun yang dipakai oleh Simalungun; (4) Logat Toba yang dipakai
oleh orang Toba, Angkola dan Mandailing. Di antara keempat logat
tersebut, dua yang paling jauh jaraknya satu dengan lain adalah logat
Karo dan Toba.
1. SISTEM KEPERCAYAAN
kehidupan manusia (titisan Allah ini disebut Dewata). Ini mungkin bisa
menjadi jembatan untuk mengkomunikasikan Kabar Baik kepada mereka.
2. MATA PENCAHARIAN
Suku Sunda umumnya hidup bercocok tanam. Kebanyakan tidak
suka merantau atau hidup berpisah dengan orang-orang sekerabatnya.
Kebutuhan orang Sunda terutama adalah hal meningkatkan taraf hidup.
Menurut data dari Bappenas (kliping Desember 1993) di Jawa Barat
terdapat 75% desa miskin. Secara umum kemiskinan di Jawa Barat
disebabkan oleh kelangkaan sumber daya manusia. Maka yang
dibutuhkan adalah pengembangan sumber daya manusia yang berupa
pendidikan, pembinaan, dll.
3 KESENIAN
a. KIRAB HELARAN
c. SENI TARI
1. TARI JAIPONGAN
daerah ini. Jaipongan atau Tari Jaipong sebetulnya merupakan tarian yang
sudah moderen karena merupakan modifikasi atau pengembangan dari
tari tradisional khas Sunda yaitu Ketuk Tilu.Tari Jaipong ini dibawakan
dengan iringan musik yang khas pula, yaitu Degung. Musik ini merupakan
kumpulan beragam alat musik seperti Kendang, Go'ong, Saron, Kacapi,
dsb. Degung bisa diibaratkan 'Orkestra' dalam musik Eropa/Amerika. Ciri
khas dari Tari Jaipong ini adalah musiknya yang menghentak, dimana alat
musik kendang terdengar paling menonjol selama mengiringi tarian.
Tarian ini biasanya dibawakan oleh seorang, berpasangan atau
berkelompok. Sebagai tarian yang menarik, Jaipong sering dipentaskan
pada acara-acara hiburan, selamatan atau pesta pernikahan.
2. TARI MERAK
3. TARI TOPENG
Selain seni tari, tanah Sunda juga terkenal dengan seni suaranya.
Dalam memainkan Degung biasanya ada seorang penyanyi yang
membawakan lagu-lagu Sunda dengan nada dan alunan yang khas.
Penyanyi ini biasanya seorang wanita yang dinamakan Sinden. Tidak
sembarangan orang dapat menyanyikan lagu yang dibawakan Sinden
karena nada dan ritme-nya cukup sulit untuk ditiru dan dipelajari.
Dibawah ini salah salah satu musik/lagu daerah Sunda :
Bubuy Bulan
Es Lilin
Manuk Dadali
Tokecang
Warung Pojok
e. WAYANG GOLEK
f. ALAT MUSIK
1. Calung
2. Angklung
g. KETUK TILU
h. SENI BANGRENG
i. RENGKONG
j. KUDA RENGGONG
Kuda Renggong atau Kuda Depok ialah salah satu jenis kesenian
helaran yang terdapat di Kabupaten Sumedang, Majalengka dan
Karawang. Cara penyajiannya yaitu, seekor kuda atau lebih di hias warna-
warni, budak sunat dinaikkan ke atas punggung kuda tersebut, Budak
sunat tersebut dihias seperti seorang Raja atau Satria, bisa pula meniru
pakaian para Dalem Baheula, memakai Bendo, takwa dan pakai kain serta
selop.
k. KECAPI SULING
4. SISTEM KEKERABATAN
5. BAHASA
Diakui pula oleh etnik lainnya di negeri ini bahwa sebagian besar
masyarakat Sunda memang telah menjalin hubungan yang harmonis dan
bermakna dengan kaum pendatang dan mukimin. Hal ini ditandai oleh
hubungan mendalam penuh empati dan persahabatan Tidaklah
mengherankan bahwa persahabatan, saling pengertian, dan bahkan
persaudaraan kerap terjadi dalam kehidupan sehari-hari antara warga
Sunda dan kaum pendatang. Hubungan urang Sunda dengan kaum
pendatang dari berbagai etnik dalam konteks apa pun-keseharian,
pendidikan, bisnis, politik, dan sebagainya-dilakukan melalui komunikasi
yang efektif. Akan tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa kesalahpahaman
dan konflik antarbudaya antara masyarakat Sunda dan kaum pendatang
kerap terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Yang menjadi penyebab
utamanya adalah komunikasi dari posisi-posisi yang terpolarisasikan,
yakni ketidakmampuan untuk memercayai atau secara serius
menganggap pandangan sendiri salah dan pendapat orang lain benar.
Ada lima klen besar (marga) pada masyarakat karo, kelima merga
tersebut adalah:
sebab kelambatan itu, dan musim sudah hampir berakhir, maka nakhoda
akan menunggu perahunya selama 7 hari atas biaya mereka, dan sehabis
itu berhak berlayar tanpa mereka (jika mereka belum selesai), dan tidak
ada yang dibayar atau diperbuat mengenai hal itu.
Jika musim tidak berapa jauh lagi, dan nakhoda sangat ingin untuk
segera berlayar, ia harus memberitahukan hal itu kepada para kiwi, dan
haruslah berunding dengan mereka untuk belayar dalam masa 7 atau 15
hari, dan jika para kiwi belum bersiap waktu itu, makanakhoda berhak
meninggalkan mereka di belakang dan segera berlayar.
BAB III
PEMBAHASAN
BAB IV
KESIMPULAN DAN PENDAPAT
4.1 Kesimpulan
Suku Sunda merupakan salah satu suku bangsa yang ada di Jawa.
Suku Sunda memiliki kharakteristik yang unik yang membedakannya
dengan masyarakat suku lain. Kekharakteristikannya itu tercermin dari
kebudayaan yang dimilikinya baik dari segi agama, bahasa, kesenian,
adat istiadat, mata pencaharian, dan lain sebagainya. Kebudayaan yang
dimiliki suku Sunda ini menjadi salah satu kekayaan yang dimiliki oleh
bangsa Indonesia yang perlu tetap dijaga kelestariannya.
4.2 Pendapat
DAFTAR SUMBER
https://www.academia.edu/9349550/Makalah_tentang_budaya_batak?a
uto=download
https://3gplus.wordpress.com/2008/04/10/kebudayaan-suku-sunda-2/
https://uulgintingg.wordpress.com/2012/03/02/hukum-adat-yang-masih-
berlaku-di-daerah-asal-sumatera-utara/
http://anjjabar.go.id/sistem-kemasyarakatan
http://sumber-ilmu-islam.blogspot.com/2014/01/falsafah-dan-sistem-
kemasyarakatan-suku.html
http://adi37.blogspot.co.id/2012/12/adat-istiadat-suku-sunda.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Sunda
http://www.satujam.com/adat-istiadat-sunda/
https://uulgintingg.wordpress.com/2012/03/02/hukum-adat-yang-masih-
berlaku-di-daerah-asal-sumatera-utara/