Você está na página 1de 3

Nama : Lutfi Luluil Maknun

NIM : 1406649851

Keperawatan Anak 3

ASUHAN KEPERAWATAN HIPOSPADIA

Hipospadia merupakan salah satu kelainan pada saluran kemih. Hipospadia adalah
lubang uretra yang terletak dibelakang glans penis atau ditempat lain sepanjang permukaan
ventralis corpus penis. Salah satu tindakan pada anak dengan hipospadia yaitu dilakukan
tindakan bedah yang bertujuan untuk memudahkan anak bung air kecil dalam posisi berdiri
dan mengarahkan pancaran urin sesuai keinginanya dengan cara yang lazim. Tujuan yang
lainya yaitu memperbaiki penampakan fisik organ genitalia serta menjadikan organ genetalia
yang adekuat secara seksual (Hockenberry, 2008).

A. Pengkajian
1. Kaji biodata pasien
2. Kaji riwayat masa lalu
3. Kaji riwayat pengobatan ibu ketika hamil
4. Kaji keluhan utama
5. Kaji skala nyeri
B. Pemeriksaan Fisik
1. Inspeksi kelainan letak meatus uretra
2. Palpasi adanya distensi kandung kemih
C. Diagnosa yang mungkin muncul (Wilkson, 2007)
1. Perubahan eliminasi urin berhubungan dengan obstruksi anatomis
Tujuan : tidak terjadi gangguan eliminasi (retensi) urine dalam 3x24 jam masa
perawatan
Kriteria hasil:
- Mampu menemukan pola BAK yang teratur
- Mampu mengawali dan mengakhiri pengeluaran urine
- Pasien bebas dari kebocoran urine diantara waktu berkemih
- Kandung kemih kosong sempurna
- Mempunyai keseimbangan asupan dengan haluaran per 24 jam
- Bebas dari infeksi saluran kemih

Intervensi :
Dokumentasikan pola evakuasi kandung kemih
Pantau pola eliminasi urine pasien meliputi frekuensi, konsistensi, bau,
volume dan warna dengan tepat
Kaji obat-obatan yang digunakan seperti antikolinergik/alfa agonis
Pantau jumlah asupan cairan dan haluaran per 24 jam
Bagi cairan dalam sehari untuk menjamin asupan yang adekuat tanpa adanya
distensi kandung kemih yang berlebihan
Pantau adanya distensi kandung kemih
Anjurkan keluarga / pasien untuk mencatat haluaran urine
Ajarkan kepada keluarga mengenai tanda dan gejala infeksi saluran kemih
seperti; demam, nyeri pinggang, menggigil, hematuria, perubahan konsistensi
dan bau urine
Berikan waktu berkemih dengan interval reguler
Berikan privasi saat berkemih
Berikan sudesti dengan mengalirkan air/ membilas toilet
Berikan cukup waktu untuk pengosongan kandung kemih (kurang lebih
10menit)
Kolaborasi tindakan katerisasi intermitten per 4-6jam jika diperlukan

2. Kecemasan berhubungan dengan akan dilakukan tindakan operasi baik keluarga


dan klien.
Tujuan : Setelah dilakukan tindkan keperawatan selama 324 jam diharapkan
kecemasan pasien berkurang
Kriteria hasil :
Tingkat kecemasan dalam batas normal
Mampu mengutarakan kebutuhan dan perasaan negatif secara tepat
Mengetahui penyebab dan pemicu kecemasan
Tidur adekuat
Mampu melaksanakan aktifitas
Dapat menentukan strategi koping untuk situasi penuh stress

Intervensi

Dokumentasikan tingkat kecemasan tiap shift


Kaji penyebab dan situasi-situasi yang dapat memicu tingkat kecemasan
Kaji koping/teknik yang dimiliki keluarga/pasien untuk mengurangi stress di
masa lalu
Bersama dengan keluarga/pasien, menentukan teknik yag digunakan untuk
mengurangi stres
Motivasi keluarga untuk menggunakan teknik untuk mengurangi kecemasan
(misal teknik relaksasi)
Berikan informasi yang jelas mengenai prosedur rencana tindakan
Motivasi keluarga/pasien untuk mengungkapkan perasaan dan pikiran
Beri motivasi kepada orangtua untuk menemani anak sesuai dengan kebutuhan

Menurut Novitasari (2014) hal hal yang dapat menurunkan kecemasan pada
anak yaitu:
o Mengajarkan pada anak mengidentifikasi gejala gejala fisiologis di badan
mereka yang merupakan tanda kecemasan. Kemudian anak diajarkan
ketrampilan relaksasi, yang merupakan latihan melepaskan ketegangan otot
besar sehingga menjadi relaks secara bertahap, untuk mengatasi gejala gejala
fisiologis yang tidak menyenangkan saat cemas
o Mengajarkan anak mengidentifikasi pikiran yang menimbulkan kecemasan
dan menggantinya dengan pikiran yang menurunkan kecemasan melalui
berbicara kepada diri sendiri (self talk) secara positif
o Melatih anak mengembangkan ketrampilan menghargai diri sendiri (self
reinforcement), misalnya upaya yang telah ia gunakan, yaitu self talk dan
relaksasi dalam menghadap kecemasan
o Melatih anak mengidentifikasi situasi atau peristiwa yang mencemaskannya
dan menyusunya dalam hirarki kecemasan. Anak didorog menggunakan
strategi emosi dan kognitif yang diajarkan untuk mengatasi kecemasan pada
situasi tersebut (exposure task).

Daftar Pustaka

Hockenberry-Eaton,M., Wilson, D., Winkelstein,M.L., & Schwartz,P. (2008). Wongs


essential of pediatric nursing (6th ed.). St. Louis: Mosby,Inc

Novitasari. (2013). Penerapan kognitif behaviout teraphy (CBT) untuk menurunkan


kecemasan pada anak usia sekolah. lib.ui.ac.id/file?file=digital/20334203-T32571-
Yomi%20Novitasari.pdf. diakses tanggal 7 September 2015 pukul 17.01 WIB

Você também pode gostar