Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
1 2
Mekkah kota ini memiliki beberapa nama seperti jaminan-jaminan keamanan, baik antara suku-suku arab
Bakkah, ummul Quro, al-Balad dan lain-lain.9 dengan kafilah dagang yang datang kedaerahnya. Atau
antara suku besar dan suku kecil membuat akta
Untuk kelangsungan hidup, penduduk Mekkah kesepamahaman ( MOU ).14
secara mayoritas berprofesi sebagai pedagang.10
Mereka mampu memanfaatkan daya tarik Kabah dalam Terobosan baru dalam bidang politik diprakarsai
membangun jaring-jaring bisnis sehingga pada oleh Qushay, ketika dia sebagai pemimpin Mekkah
akhirnya selain menguasai pasar domestik mereka juga mengeluarkan keputusan pembentukan beberapa
memiliki hubungan bisnis dengan beberapa kerajaan departemen untuk memenuhi kebutuhan hidup
diluar negri.11 Pertumbuhan ekonomi Mekkah penduduk Mekkah dan Pelancong.15 Tetapi ada
awalnya dipicu oleh dua hal, Ka bah dan Zamzam. perubahan cara berpolitik setelah penyerbuan Abrahah
Mekah dijadikan tempat transit favorit bagi para kafilah ke Mekkah, penduduk Mekkah boleh dikatakan
dagang setelah adanya sumber air Zamzam. Sedangkan memiliki tatanan politik yang relatif mapan sebagai
Kabah sebagai simbol peribadatan setelah sekian hasil dari munculnya rasa nasionalisme yang kuat.16
waktu mampu menciptakan mobilitas yang intensif
para peziarah dari seluruh jazirah Arab yang datang ke Dalam konstelasi politik Internasional, Mekkah
Mekkah untuk melakukan prosesi ritual keagamaan di mengambil sikap bebas aktif atau netral. Ini terklihat
Kabah.12 Semua kebutuhan para pelancong ini harus ketika Mekkah cenderung tidak responsif terhadap
dipenuhi, baik itu penginapan maupun keperluan- kampanye dua adidaya saat itu, Romawi dam Persia,
keperluan primer dan sekunder lainnya.13 yang sama-sama menginginkan Mekkah menjadi salah
satu pos penting untuk membuka kedaerah lainnya.17
Sedangkan aktifitas di bidang politik, orang arab, Boleh jadi sikap politik seperti ini dikembangkan untuk
terutama Mekah, mengambil konfederasi sebagai pola menjamin kelanggengan dan keamanan kegiatan
dasar berpolitik. Konfederasi terjadi ketika ada perniagaan sebagai sumber devisa utama Mekah.
Kasus yang cukup menarik adalah pola keagamaan
9
Muhammad Ilyas Abdul Ghani, Sejarah Kota Mekkah: Klasik dan Modern, terj. penduduk Mekkah yang memiliki keunikan sendiri.
Samson Rahman (Jakarta: Akbar Media Eka Sarana, 2003) hlm. 10-16.
10
Wahyu Illahi turun dengan menggunakan bahasa kaumnya, inipun berlaku bagi
Disatu sisi mereka percaya Allah, tetapi disisi lain
al-Quran yang berbahasa Arab. Untuk lebih komunikatif, penggunaan bahasa disesuaikan mereka tidak percaya hari kebangkitan atau ada
dengan kebiasaan masyarakatnya, ini semata-mata untuk lebih memaksimalkan pemahaman
materi yang disampaikan. Dapat dipahami disini bahwa al-Quran menggunakan istilah-istilah kehidupan setelah mati yang bersifat ghaib.18 Di Mekah
tekhnis perniagaan sebagai bahasa kiasan ketika menerangkan visi dan misi agama Islam.
Pemilihan istilah-istilah tekhnis ini semata-mata karena pada kenyataannya masyarakat Mekkah
sendiri terdapat penganut hanif, paganisme, dan
pra-Islam secara mayoritas berprofesi sebagai pedagang. Sebagai contoh istilah tekhnis kristen.19
perniagaan yang digunakan al-Quran, lihat footnote no. 4 dan bisa ditambahkan disini istilah
lainnya seperti mizan, hisab, jaza, tsawab, ajr, kasaba dll. Untuk pelacakan kata-kata ini dalam
al-Quran silahkan buka Muhammad Fuad Abdu al-Baqi, Mujam al-Mufahras li Alfaz al-
Quran al-Karim. (Beirut: Dar al Fikr, 1981), pada kata-kata dasar istilah-istilah tersebut.
Kehidupan keagamaan Mekah ini merupakan hasil
11
Mobilitas niaga ini direkam dalam al-Quran surat al-Quraisy [106]: 1-4. dari perkembangan yang cukup panjang. Hanif identik
Rekaman informasi sejarah mengungkapkan data tentang usaha yang dilakukan oleh tokoh
Mekkah untuk membuat jaringan perniagaan sekaligus membuat langkah diplomatis jaminan
dengan Ibrahim as.20 Penganut hanif adalah pemeluk
keamanan. Lebih jauh lihat, M.J. Kister, Studies in Jahiliyya and Early Islam , (London: monotheis yang merujuk kepada ajaran Ibrahim,
Variorum Reprints, 1980) hlm. 61-93. Bandingkan dengan Akram Dhiya al-Umuri, Seleksi
Sirah Nabawiyah: Studi Kritis Mahadditsin terhadap Riwayat Dhaif, terj. Abdul Rosyad
Shidiq, (Jakarta: Darul Falah, 2004), h. 51-52. 14
12 W. Montgomery Watt, Muhammad at Mecca, (Oxford: The Clarendon Press,
Penulis melandaskan pemikiran tentang hal ini pada keterangan al-Quran surat
1968), hlm. 4-8.
Ibrahim [14]:37 ketika mendeskripsikan keadaan Mekkah pada saat Ibrahim pertama kali 15
datang merupakan daerah tandus dan tidak berpenghuni. Untuk keterangan lebih lanjut lihat Lihat footnote no. 13.
Ibnu Katsir, Qishash al-Anbiya, tahqiq. Ahmad Mahmud al-Khuli dkk. (Kairo: Dar al-Salam, 16
Lihat Zainal Abidin Ahmad, Politik Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1977), h.
2002), hlm. 136.
14.
13
Para penguasa Mekkah, yang dimotori Qushay mendirikan beberapa 17
Taufik Adnan Amal, Rekonstruksi Sejarah al-Quran, (Yogyakarta: FkBA, 2001), hh. 9-11.
departemen yang memberikan pelayanan langsung bagi para pelancong spiritual ini sebagai 18
fasilitas yang cuma-cuma setelah sebelumnya memungut kontribusi kepabeanan kepada para Toshihiko Izutsu, Relasi Tuhan dan Manusia: Pendekatan Semantik dalam al-
pengusaha yang akan memasarkan komoditinya di Mekkah. Arah kebijakan para penguasa Quran, terj. Agus Fahri Husein, dkk. (Yogyakarta: Tiara Wacana, 1997), hh. 101-112. 132-143.
Mekkah ini jika ditinjau dari aspek merketing maka dapat difahami ini semata-mata untuk Lihat juga, Q.S. al-Anam [6]:29; al-Nahl [16]:38; al-Jatsiyah[45]:24.
mengundang lebih banyak lagi kafilah dagang dan peziarah spiritual ke Mekkah sehingga 19
TH. Noldeke, Arabs (Ancient) dalam James Hastings (ed), Encyclopedia of
grafik mobilitas konsumen tetap meningkat. Kebijakan ini juga sekaligus membuat image dan
Religion and Ethics, (New York: Charles Scibners Sons), hh. 659-673. Ada pula beberapa
brand tersendiri yang konotatif dengan keistimewaan-keistimewaan di Mekkah sebagai pasar
artikel yang membicarakan kehidupan keagamaan Mekkah pra-Islam, lihat F. E. Peters (ed),
yang berpotensi, sehingga nantinya diharapakan mampu menarik minat para investor untuk
The Arabs and Arabia on the Eve of Islam (The Formation of the Classical Islamic World: Vol.
bermain di Mekkah. Nama-nama departemen yang di bentuk antara lain al-siqayah, al-rifadah,
3), (Brookfield: Variorum Reprints, 1999).
al-hijabah, dar al-nadwah, al-qiyadah al liwa dll, departemen ini memiliki fungsi masing- 20
masing, penjelasan lebih lanjut lihat Moenawar Chalil, Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad, Lihat Q.S. al-Baqarah [2]:135. Al-Imram[3]:67, 95. Al-Nisa[4]:125, dan lain-
(Jakarta: Gema Insani, 2001), jld. 1, h. 40. lain.
3 4
keberadaan mereka di Mekkah adalah minoritas. Mekah adalah Waraqah bin Naufal. Dia menguasai
Mereka mengambil sikap menolak tradisi dan ajaran Injil dan Taurat sekaligus.26 Warakah juga dianggap
yang berkembang di Mekkah yang menurut mereka telah menuliskan injil dalam bahasa Ibrani untuk
telah jauh menyimpang.21 kepentingannya sendiri.27 Pemeluk Kristen di Mekkah,
selain Waraqah, bukan hanya budak-budak yang
Penyimpangan ini melembaga menjadi sebuah beragama Kristen, tetapi juga dari klan Banu Asad bin
sistem kepercayaan baru yang biasa disebut paganisme. Abd al-Uzza.28
Paganisme muncul dari dua kepentingan yang
diselaraskan, kepentingan kemajuan ekonomi dan Proses akulturasi dan asimilasi yang terjadi di
kepentingan kelestarian ritual di Kabah. Penduduk masyarakat Mekah yang dinamis menghasilkan
Mekah tidak ingin kesibukan dalam perniagaan beberapa perubahan terhadap budaya Mekah. Meskipun
merusak kekhidmatan ritual keagamaan mereka, maka mereka secara umum dan resmi tetaplah sebuah
dari itu mereka selalu membawa bebatuan dari sekitar komunitas yang tidak mengenal dan menjadikan kitab
Kabah. Transformasi keagamaan mereka berikutnya suci agama yang terdahulu sebagai patokan tradisi.29
adalah menyembah berhala, Tokoh yang disinyalir Namun dapat dikatakan bahwa Mekah pada abad VI
memperkenalkan paganism adalah Amr bin Luaiy.22 sedang mengalami perubahan dalam tradisi transmisi
Berhala dalam sistem ini hanya dijadikan sebagai informasi.
mediator untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah.23
Geliat tradisi baca tulis rupanya sedang mengalami
Melalui perniagaan pulalah penduduk Mekah masa perkembangan yang berarti. Masyarakat mekkah
mengalami persinggungan dengan agama Kristen. yang sebelumnya menganggap kemampuan baca tulis
Suatu kewajaran ketika penduduk Mekah sedikit sebagai aib30 sudah mulai bisa menerima tradisi baru
banyak terpengaruh oleh pemikiran Kristen disebabkan ini. Boleh jadi sikap penerimaan ini berdasarkan
intensitas kontak dengan mereka. Para sastrawan petimbangan kerapihan administratif perniagaan yang
mereka bergaul akrab dengan para pendeta, sehingga dirasakan oleh para pengusaha Mekkah.
karya-karya mereka sedikit banyak terpengaruh.
Bahkan menjelang kedatangan Islam jazirah Arab, Pada masa Jahiliyah bangsa Arab sudah mengetahui
termasuk Mekah, mengalami kristenisasi oleh peranan tulis menulis. Dalam satu riwayat Ibnu Saad
Romawi.24 Sedangkan dalam bidang politik kristenisasi pernah berkata bahwa kemampuan menulis, selain
dapat terlihat ketika romawi melantik Utsman bin al- kemampuan berenang dan memanah, merupakan satu
Huwairis untuk menjadi pemimpin boneka mereka di dari tiga patokan bagi kesempurnaan seseorang.
Mekkah.25 Tokoh representatif pemeluk Kristen di Kegiatan mengajar mampu menempatkan status sosial
21
yang tinggi. Di Mekkah sendiri sudah berdiri sekolah
Ada beberapa tokoh yang dianggap pemeluk hanif, diantaranya adalah:
Waraqah bin Naufal, Utsman bin al-Huwairits, Ubaidillah bin Jahsy, Zaid bin Amr. Tapi
belakangan mereka diketahui menganut ajaran-ajaran nasrani sesaat sebelum dibangkitkannya
Rasul (Waraqah bin Naufal dan Utsman bin al-Huwairits), ada pula yang sudah masuk Islam
tapi kemudian pindah ke nasrani (Ubaidillah bin Jahsy), atau bahkan ada yang tetap teguh
memegang hanif yang cenderung akan menerima Islam namun sayang ajal lebih dulu 26
menjemput (Zaid bin Amr). Uraian lebih lanjut buka Abu Muhammad Abdul Malik bin Hisyam Ini terlihat ketika Khadijah beserta Rasulullah datang kepadanya meminta
al-Muafiri, al-Sirah al-Nabawiyyah, muhaqiq Sayyid Ibrahim, dkk. (Kairo: Dar al-Hadis, konfirmasi tentang fenomena yang dialami oleh Rasul berkenaan dengan penerimaan wahyu,
2004), jld 1, hh. 163-169. Bandingkan dengan penjelasan Nasr Hamid Abu Zaid, Tekstualitas dia menjawab dengan analisa kitab taurat. Lihat Toshihiko Izutsu, Relasi, h. 115.
al-Quran: Kritik Terhadap Ulumul Quran (edisi revisi) , terj. Khoiron Nahdliyyin, 27
M. M. Azami, Hadis Nabawi dan Sejarah Kodifikasinya, terj. Ali Mustafa
(Yogyakarta: LKiS, 2002), hh. 68-73.
22
Yaqub, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1994), hh. 76-78. Lihat juga Ibnu Hajar al-Asqalani, Fathul
Lebih jelas lagi lihat Muhammad bin Yassar bin Ishaq, Sirah Ibnu Ishaq: Buku Baari: Penjelasan Kitab Shahi al-Bukhari, terj. Ghazirah Abdi Ummah, (Jakarta: Pustaka
Tertua Tentang Sejarah Nabi Muhammad, terj. Dewi Candraningrum, penyunting Akhmad Azzam, 2002), jld 1, h. 42.
Norma Permana, (Surakarta: Muhammadiyah University Press, 2002), hh. 50-56. 28
Lihat footnote no. 26.
23
Penduduk Mekkah sebenarnya tetaplah menyembah Allah, hanya saja sistem 29
Walaupun ada gerakan kristenisasi di Mekkah dan ada kontak agama dengan
peribadatam mereka menjadikan Allah sebagai Tuhan yang tidak bisa disapa langsung kecuali
Yahudi yang berada di belahan jazirah Arab lainnya, penduduk Mekkah tetap di golongkan
harus memakai mediator. Lihat Q.S. al-Muminun[23]:84-92, al-Ankabut[29]: 61-65, al-
pada komunitas yang secara mayoritas tidak mengenal Kitab Suci yang berasal dari agama-
Zumar[39]:3, dan lain-lain.
24
agama yang ada sebelum kebangkitan Rasulullah saw.
Toshihiko Izutsu, Relasi Tuhan,hh. 112-113. 30
Konon seorang penyair yang bernama Zurrummah meminta kepada seseorang
25
Usaha Romawi mengalami kegagalan karena masyarakat Mekkah tidak tertarik yang mendapatinya sedang menulis untuk tidak memberitahukan kepada orang lain tentang
terhadap kampanye pro Romawi. Lihat Taufik Adnan Amal, Rekonstruksi,hlm. 10, kemampuannya menulis. Sikap demikian ditempuh karena dia tidak ingin masyarakat
belakangan diketahui Utsman bin al-Huwairis setelah di usir dari Mekkah menghadap keluar mencelanya, karena bagaimanapun opini yang berkembang dimasyarakat saat itu tentang
Romawi dan mendapatkan tempat yang istimewa, dia diketahui telah masuk Kristen yang kemampuan menulis dianggap suatu aib. Lihat M. Quraish Shihab, Mukjizat al-Quran:
sebelumnya dia termasuk dari golongan hanif. Lihat Abu Muhammad Abdul al Malik bin Ditinjau dari Aspek Kebahasaan, Isyarat Ilmiah, dan Pemberitaan Ghaib. (Bandung: Mizan,
Hisyam al-Muafiri, al-Sirah,h. 164. 1999), h. 72.
3 4
yang memiliki kurikulum pengajaran seputar syair, materialisme yang begitu tinggi. Kemajuan ekonomi
sejarah perang, kehidupan social dan lain-lain.31 selalu sejalan dengan kesenjangan social. Rumusan ini
pun berlaku di Mekkah. Kaum borjuis dan proletar
Jumlah orang yang memiliki kemampuan baca tulis sudah menjadi pembagian strata sosial yang mapan.36
menurut salah satu riwayat terdiri 17 orang. Tetapi
jumlah ini belum ditambah dengan beberapa nama di Para pemegang modal mengeksploitasi sumber-
luar kelompok 17 tersebut, belum lagi ada sederetan sumber potensial ekonomi sampai pada batasan-batasan
nama dari kaum wanita.32 Ada penggalan sejarah pelanggaran hak asasi manusia. Kaum janda dan anak
perjuangan Islam di Mekkah Awal yang patut yatim sudah tidak mendapat jaminan perlindungan
dipertimbangkan sebagai bahan untuk mengilustrasikan hukum adat, tapi keduanya dijadikan sebagai sumber
budaya tulis baca di Mekkah. Peristiwa kebijakan keuangan sebagai korban dari keegoan prestis diantara
embargo ekonomi-sosial terhadap pengikut Nabi, serta bani dan kaum. Para budak mengalami eksploitasi yang
keluarga Bani Hasyim dan bani Muthalib ditandai lebih tragis, hak-hak mereka dihapus demi keuntungan
dengan dituliskannya pasal-pasal embargo yang yang berlipat ganda.
selanjutnya digantung di Kabah.33
Dalam keadaan yang begitu kompleks ini, muncul
Interaksi sosial yang berlaku di Mekkah pada anomali-anomali dalam masyarakat yang pada tahapan
awalnya dibangun berdasarkan pertalian darah, maka selanjutnya menjadikan penduduk Mekah menjadi
lahirlah istilah suku dan kaum. Pola semacam ini masyarakat sakit. Dalam iklim depresi, untuk
memiliki korelasinya dengan kekejaman hidup di memenuhi kebutuhan ekonomi mereka lebih memilih
padang pasir. Butuh jaminan perlindungan keamanan jalan pintas dengan lebih suka berspekulasi yang
yang mengikat untuk tetap bertahan hidup. Eksistensi beresiko tinggi, sehingga judi jadi sebuah pilihan.
kaum atau suku membutuhkan Ideologi sebagai Lebih jauh lagi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
landasan loyalitas anggotanya. mereka melakukan pelanggaran hak milik, pencurian
saat itu ditenggarai sudah pada tahap yang tidak dapat
Konsep Muruwah adalah institusi social yang di tolerir.37
signifikan dalam pola ini. Muruwah mengharuskan
setiap anggota mendedikasikan dirinya untuk suku dan Minuman keras dengan konsumsi takaran luar biasa
kaum nya. Implementasi muruwah mewujud kepada mereka jadikan sebagai sebuah media yang efektif
prilaku yang heroic, semangat solidaritas yang untuk lari dari kenyataan hidup yang semakin runyam.
berkualitas untuk anggota lainnya.34 Konsep lain yang Mabuk menjadikan mereka tidak mampu mengontrol
mendukung eksistensi suatu suku atau kaum adalah apa yang dibicarakan dan apa yang diperbuat sehingga
alat karumah, dimana para pemimpin suku, juga setiap sering terjadi perselisihan karena ketersinggungan yang
anggota yang memiliki kelebihan harta dituntut untuk pada akhirnya terjadi pembunuhan atau bahkan
bersikap empati dengan cara mendistribusikan hartanya pertempuran antar bani dan kaum. Mabuk juga
kepada anggota lain.35 menjadikan pelakunya cenderung tidak memiliki
norma, terjadilah freesex yang akut sebagai kombinasi
Tatanan diatas sepertinya tidak mampu menghadapi dari pengaruh mabuk dan tekanan ekonomi.38
efek samping dari kemajuan ekonomi Mekkah. Mekkah
pada abad VII berada pada atmosfir kapitalisme dan Demikianlah keadaan Mekah sesaat sebelum Islam
31
datang. Mekah identik dengan pola hidup yang
32
M.M. Azami, Hadis Nabawi,, hlm. 75-76.
complicated, Mekkah pada tahapan ini dengan
M.M. Azami, Hadis Nabawi,, hlm. 78-79.
33
Tentang uraian embargo ini lihat Moenawar Chalil. Kelengkapan,, jilid 1, hh
327-328, 343-347. Kiranya kesepakatan para pemimpin Mekkahsaat itu selain bersifat sikap
politik bagi jaminan pelaksanaan perjanjian, juga bisa difahami bersifat pengumuman. 36
34 Karen Amstrong, Muhammad,, hh. 73-75. Lihat juga Akram Dhiya al-Ummul,
Untuk melihat konsep ini berlaku di Mekkah pra-Islam lihat, Taufik Adnan
Seleksi Sirah, h. 52.
Amal, Rekonstruksi,, h. 18. Karen Amstrong, Muhammad Sang Nabi: Sebuah Biografi 37
Kudus, terj. Sirikit Syah, (Surabaya: Risalah Gusti, 2002), hh. 60-64. Rekonsepsi Muruwah Moenawar Chalil, Kelengkapan., h. 29.
dalam Islam dapat dibaca pada, Abdul Azis Dahlan [et al.] (ed), Ensiklopedi Hukum Islam, 38
Syed Ali Asgher Rawzy, Muhammad Rasulullah Saw: Sejarah Lengkap
(Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 1996), jilid 4, hh. 1236-1239.
35
Kehidupan & Perjuangan Nabi Islam Menurut Sejarawan Timur & Barat, terj. Dede Azwar
Toshihiko Izutsu, Relasi tuhan,, hh. 39-42. Nurmannsyah, (Jakarta: Pustaka Zahra, 2004), hh. 29-30.
3 4
kombinasi semua unsurnya menjadi sebuah milieu yang wahyu.44 Pencerahan yang dikemudian hari akan
memiliki fundamental values yang materialistik. membentuk peradaban mulia.
Karena ketika melakukan iqra, hal pertama yang Kata Rabb disini pun dimunculkan sebagai
harus dipersiapkan adalah menentukan landasan dasar penekanan akan sisi tuhan sebagai pendidik yang
dan tujuan kajian. Hal ini pun ditekankan kepada lekat dengan sifat mengayomi dan membimbing bagi
Muhammad ketika di titahkan untuk membaca. orang-orang yang mencari pencerahan dan
Muhammad haruslah memiliki landasan pijakan serta keterbebasan dari kebuntuan-kebuntuan akal fikir. Ini
sekaligus tujuan kajian yang jelas yang sebelumnya sesuai dengan kondisi kejiwaan Muhammad saat itu
belum dimiliki oleh Muhammad. Masih dalam ayat yang sedang dalam suasana dimana butuh figur yang
pertama dari wahyu pertama ini, dapat disimpulkan mampu menjadi acuan dan tujuan disetiap solusi
bahwa yang menjadi landasan dan tujuan kajian adalah kegelisahan. Rabb memiliki nuansa keteduhan
Rabb. Rabb disini sebagai worldview tauhid. Alasan seorang pendidik dengan pendekatan persuasifnya.
yang mendasari rabb dijadikan worldview adalah
karena Rabb sebagai pemegang hak cipta (fungsi Dari sini dapat dipastikan bahwa dalam menilai
kholaqo) atau sumber segala objek kajian. Diperkuat segala sesuatu seharusnya memiliki rujukan dan tujuan
lagi dengan pemaknaan para ahli bahasa yang yang jelas guna memastikan sikap serta arah visi dan
menafsirkan makna Rabb sebagai pendidik yang misi kajian. Dalam islam setiap individu dengan segala
memiliki arti tersirat akan adanya pengembangan, aktifitasnya, baik itu fikiran, ucapan atau pun perbuatan
peningkatan, ketinggian dan kelebihan serta harus terinspirasikan dan bertujuan hanya dari dan
perbaikan.48 Rabb identik dengan sebuah sistem kepada Allah swt. semata, tidak lepas dari pandangan
terpadu yang mengarah kepada landasan, proses dan dunia tauhid. Hal lain yang dapat dipahami dari uraian
tujuan pendidikan yang sarat dengan berbagai tata diatas adalah sikap objektif harus dikedepankan ketika
aturan. Tidaklah mengherankan kemudian dalam sistem menghadapi objek kajian, walaupun objek kajian
Quranik kata Rabb memiliki makna relasional dengan tersebut bukanlah hal yang baru sekalipun. Sikap
hukum sebagai konsekuensi logisnya.49 objektif ini semata-mata untuk keutuhan nilai yang
diperoleh terlepas atau bahkan hanya sekedar hal-hal
Rupanya wahyu tidak menghendaki Muhammad yang disandarkan kepadanya tanpa ada jaminan nilai
melakukan misunderstanding terhadap pemaknaan korelatifnya.
Tuhan sebagai titik pusat berasal dan berakhirnya
segala sesuatu. Ini terlihat dari pemilihan kata Rabb Setelah pada ayat pertama kata khalaqa muncul
untuk menunjuk Tuhan, bukan Allah yang sudah dengan tidak menyebut objeknya sebagai keluasan
akrab dengan aktifitas peribadatan masyarakat Mekkah cakupannya, sehingga dimungkinkan segala yang ada
saat itu. Pemilihan kata Rabb menghindarkan dialam ini adalah hasil cipta Rabb. Pada ayat ke-2 kata
46
Sejak remaja Muhammad mengambil peran aktif di Mekkah. Beliau mengikuti
khalaqa disebut kembali , hanya saja pada ayat ke-2 ini
perang Fijar, juga menjadi anggota hilf al-fudhul sejenis LSM yang membidangi hak asasi kata khalaqa diiringi objeknya yaitu al-Insan.
manusia. Pada saat pemugaran Kabah Muhammad menjadi figur sentral ketika beliau mampu
menyelesaikan konflik, sehingga digelari al-amin. Penyebutan objek ini kiranya mengharapkan
47
Sejak dalam kandungan ibunya sampai remaja Muhammad mengalami berbagai Muhammad untuk menilai kembali persepsi yang
peristiwa yang fenomenal, sinar keluar dari perut ibunya, keluarga Halimah mendapat berkah
yang berlimpah ketika menyusui beliau, dua malaikat yang membelah dadanya, pohon dan sudah dimilikinya tentang konsep al-Insan. Hasil yang
awan selalu melindungi beliau dari terik matahari, tanda-tanda kenabian yang dilihat oleh
berbagai tokoh agama yang bersih. 50
Toshihiko Izutsu, Relasi ,, hh. 106-112.
48
Al-Imam al-Allamah Ibn Mandzur, Lisan al-Arab,., jilid 4, hh. 54-57. 51
Untuk mendapatkan penilaian seperti ini harus melihat al-Quran menurut
49
Lihat QS. Al-Nisa[4]: 65; al-Nahl[16]: 124; al-Anbiya[21]: 112; al-Thur[52]: 48; urutan kronologi turunnya. Sebagai rujukan awal lihat, Taufik Adnan Amal, Rekonstruksi,, hh.
al-Qalam[68]: 48; al-Insan[76]: 24, dan lain-lain. 85-117.
3 4
diharapkan adalah sebuah pemahaman yang mendasar setelah itu siap menerima wahyu secara total dan penuh
dan menyeluruh tentang al-Insan, ini di tandai dengan kesadaran, bukan menerima wahyu dengan sikap
disebut kata 'alaq sebagai bahan dan pola dasar dzaluman jahulan, tidak proporsional lagi tidak
pembuatan al-insan. Dan apabila dikaitkan dengan objektif,56 untuk selanjutnya diaplikasikan dalam
Rabb, maka pemahaman konsep al-insan nantinya kehidupan.
dalam bingkai quranik akan bermuara kepada
kesimpulan bahwa al-insan dalam menjalani Al-Insan dalam system quranik digunakan
kehidupannya memiliki ketergantungan kepada Rabb untuk menunjukan kedudukan manusia yang memiliki
secara mutlak.52 dimensi luas. Dalam konteks ayat ke-2, al-insan
cenderung digunakan untuk penekanan sifat
Khalaqa dalam berbagai kamus biasa dimaknai ketergantungan yang dimiliki terhadap Rabb dan sistem
sebagai proses kreasi yang orisinil tanpa ada contoh rububiyah-Nya. Pemahaman semacam ini diperoleh
sebelumnya,53 kata ini hanya layak disandingkan ketika al-Insan disandingkan dengan permulaan kata
kepada Allah swt. Tidaklah keliru kiranya jika kata alaq. Formula ini rupanya mendapatkan korelasinya
khalaqa, dalam konteks ayat ini dipahami sebagai dengan makna dasar al-Insan secara etimologis. Al-
penekanan makna bahwa Rabb memiliki kekuasaan dan insan adalah kata bentukan yang berasal dari kata
pengetahuan yang meliputi seluruh hal mungkin uns, yang berarti senang, jinak dan harmonis, atau
terdapat dalam objek ciptaan. Khalaqa dikaitkan dari kata nis-y yang berarti lupa. Ada juga yang
dengan Rabb menjadikan satu kesatuan yang mendasar berpendapat merujuk dari kata naus, yakni gerak atau
dan menyeluruh. Mendasar ketika Rabb dimaknai dinamis.57 Dari beberapa akar kata itu bisa ditarik
sebagai Khaliq yang tentunya memiliki blueprint setiap makna secara konklusif (kesimpulannya) bahwa al
ciptaan-Nya. Menyeluruh ketika Rabb dimaknai secara Insan adalah makhluk yang memiliki potensi
luas yang mencakup kepada kekuasaan yang meliputi lupa yang membutuhkan harmonisasi yang dinamis
setiap dimensi ruang dan waktu perkembangan dengan individu dan atau anasir lainnya sehingga
makhluk-Nya melalui system rububiyyah-Nya yang terkikis sifat lupanya yang pada akhirnya menuju
komprehensif. pencapaian kebahagiaan.
Al-Insan adalah nama makhluk Allah swt. yang Potensi ketergantungan al-Insan mewujud
pertama kali disebut dalam wahyu. Ini merupakan salah kepada tiga bentuk relasi (insan-alaqoh-kholaqo) Alur
satu keistimewaan al-insan dibandingkan dengan nalar seperti ini akan mendapatkan jalannya apa bila
makhluk Allah lainnya. Secara bersamaan ini harus kata alaq tidak hanya diartikan sebagai segumpal
dipahami bahwa al- Insan adalah mahluk yang nantinya darah. Dalam berbagai kamus bahasa Arab
akan diserahi amanat untuk menjalankan titah perintah diterangkan salah satu arti kata alaq adalah segumpal
Allah yang tertuang dalam kitab suci al Quran untuk darah.58 Demikian juga mayoritas mufasir seperti Ibn
memakmurkan bumi.54 Oleh karenanya ketika al-Insan Abas,59 Thabari,60 Ibn Katsir,61 Sayid Qutb,62
dimunculkan dalam wahyu pertama ini, secara implisit
mengandung makna bahwa Muhammad dan manusia ketika Allah diabaikan maka secara otomatis integritas diri kehilangan bentuk, lihat Qs. Al-
Hasyr[59]: 19. Ada pula riwayat yang mengatakan siapa yang mengenal diri maka akan
secara keseluruhan hendaklah lebih dahulu mengenal mengenal Rabb, tetapi ini mendapatkan penilaian imam Nawawi dan imam Suyuti sebagai
riwayat yang tidak ada kepastian sumbernya. Oleh ibnu Taimiyah dinyatakan maudhu. Lihat
secara instrospektif. Siapa sejatinya al-Insan itu. Secara Muhammad Nashiruddin al-Albani, Silsilah Hadis Dhaif dan Maudhu, terj. A.M. Basalamah,
objektif harus dibaca semua potensi primordialnya (Jakarta: Gema Insani Press, 2005), h. 78.
56
Lihat Qs. Al-Ahzab[33]: 72, sebagai pembanding lihat Qs. Al-Hasyr[59]: 21.
(nilai fithriyah), karena hanya yang mengenal 57
M.Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Quran,
dirinyalah yang akan mengenal Rabb nya dan tentunya (Jakarta: Lentera Hati, 2002), volume 15, h. 396.
58
berikut tatanan rububiyah Nya.55 Baru kemudian Al-Imam al-Allamah Ibn Mandzur, Lisan al-Arab,., jilid 6, hh. 401-408.
59
Abu Tahir Muhammad bin Yaqub al-Firuzabadi, Tanwir al-Miqbas min Tafsir
52
Ibn Abbas,(Surabaya: al-Hidayat, tt), h. 392.
Qs. Yunus[10]: 3-4; al-Anam[6]: 102; Fathir[35]: 3; al-Zumar[39]: 62-63, dll. 60
Al-Imam Ibnu Jarir al-Tabari, Jami al-Bayan an Tawil Ay al-Quran, (Beirut: Dar
53
Al-Imam al-Allamah Ibn Mandzur, Lisan al-Arab,., jilid 3, hh. 195-201. al-Fikr, 2001), jilid 15, h. 276.
54 61
Lihat Qs. Al-Nur[24]: 55; al-Araf[7]:96. Ibnu Katsir, Tafsir al-Quran al-Adzhim, (Semarang: Toha Putra, tt), juz 4, h.
55 528.
Lihat Qs. Al-Dzariyat[51]: 21-23, ayat ini menyeru kepada penilaian secara
62
introspektif terhadap semua ciptaan Allahtermasuk diri manusia, Rabb niscaya merealisasikan Sayd Qutb, Fi Dzilal al-Quran, (Kairo: Dar al-Saruq, 2005), jilid 6, h. 3938-
janji-Nya. Dengan arah yang berbeda integritas diri itu hanya diperoleh ketika mengingat Allah, 3940.
3 4
mengartikan kata alaq dalam ayat ini dengan segumpal Bentuk ketergantungan yang kedua berasal dari
darah. Sekali lagi pengertian seperti ini tidaklah keliru. pemahaman makna relasional kata alaq dengan kata
Hanya saja perlu dipertimbangkan kiranya tentang al-Insan secara horizontal. Figur aI-Insan sebagai
pendapat yang memahami makna dasar alaq secara makhluk social akan terasa lebih kental dalam pola
kebahasaan sebagai sifat ketergantungan sesuatu pemahaman seperti itu. Manusia secara naluriah
kepada sesuatu yang lain, tanpa mengaitkan dengan memiliki interdepedensi dengan manusia yang lain,
segumpal darah.63 Perlu juga dicatat bahwa kata alaq manusia tidak akan sanggup memenuhi kebutuhan
dalam al Quran hanya muncul satu kali yaitu dalam hidupnya sendiri. Dalam pola hubungan yang kompleks
ayat ke-2 ini. Berbeda dengan kata alaqah yang secara ini memerlukan sebuah tatanan yang mengatur segala
pasti berarti segumpal darah disebut berulang-ulang hal demi keteraturan. Tatanan hukum yang mampu
berkaitan dengan tahapan penciptaan manusia.64 Dari lepas dari unsur subyektifitas berbagai kepentingan.
kajian stilistika bahasa maka dimungkinkan akan Tatanan hukum yang mampu menyatukan komunitas
adanya penekanan makna yang berbeda ketika al al-Insan secara harmonis dan dinamis sehingga pada
Quran membedakan penyebutan antara alaq dan gilirannya akan memperoleh kebahagiaan yang sejati.
alaqah.
Wajar kemudian apabila narasi wahyu ini
Bentuk relasi yang berasal dari alaq yang menjadi dasar untuk mengkritisi pola hubungan
pertama mewujud ketika alaq di artikan sebagai masyarakat Mekkah saat itu. Masyarakat sakit yang
segumpal darah. Segumpal darah ini dalam penuh dengan anomali-anomali sosial. Kaum marjinal
keterangan al-Quran selanjutnya berada pada dinding seperti anak yatim, janda dan kaum proletar sudah
rahim, yang biasanya identik dengan proses penciptaan terabaikan dari tanggung jawab social masyarakat
manusia.65 Segumpal darah dalam perspektif biologi Mekkah, malah sebaliknya terjadi eksploitasi yang
biasa dinamai dengan embrio. Embrio hanya dapat melampaui batas-batas hak asasi terhadap mereka
terbentuk apabila ada pertemuan antara spermatozoid sehingga terjadilah kesenjangan social yang jauh
yang dimiliki laki-laki dengan ovum yang terdapat pada dengan terbentuknya perbudakan dan kemiskinan yang
kaum wanita. Dalam status seperti inilah nilai atau akut. Anarkisme juga merambah kesemua lapisan,
makna ketergantungan manusia dalam skala kecil pembunuhan bukanlah hal yang asing. Juga ada
terbentuk, ketergantungan gender antara laki-laki dan dekadensi moral ketika perbuatan yang tercela sudah
perempuan. Apabila ingin memenuhi kebutuhan bukan hal yang tabu, pencurian, mabuk dan judi sudah
biologisnya dan atau menginginkan keturunan, manusia menjadi karakter.
haruslah menjalin hubungan dengan lawan jenisnya.
Pola relasi ini membutuhkan keteraturan dalam Pemahaman kata alaq yang ketiga mengambil
kejelasan status asal segumpal darah ini, demi bentuk relasi vertikal antara al-insan dengan Rabb.
keteraturan komunal yang lebih luas lagi. Pada pemaknaan alaq yang Pertama dan kedua dapat
ditarik kesimpulan bahwa semua pola itu membutuhkan
Pada gilirannya materi wahyu dalam konteks ini tatanan hukum yang objektif. Hukum yang sesuai
merupakan sebuah bentuk kritik terhadap pola dengan sifat dasar berikut pernak-pernik al insan.
hubungan gender antara laki-laki dan perempuan pada Hukum yang dibuat oleh pihak yang benar-benar
jaman jahiliyah. Freesex, poliandri, prostitusi dianggap mengerti al-insan. Dalam pemahaman inilah wahyu
sebagai faktor perusak kejelasan silsilah genetikal yang mengingatkan kepada Muhammad dan semua ummat
karenanya ditentang oleh wahyu. manusia bahwa hanya Rabb sajalah yang berhak
mengeluarkan produk hukum, karena bagaimanapun
Rabb-lah yang menciptakan al-Insan. Sehingga hanya
63
Al-Ragib al-Isfahani, Mujam Mufradat Alfadz al-Quran, (Beirut: Dar al-Fikr, Rabb yang memahami al Insan secara menyeluruh
tt), h. 355.
64
diberbagai dimensinya. Hukum yang berasal dari Rabb
Kata alaqah disebut sebanyak lima kali dalam al-Quran guna menerangkan
tahapan penciptaan manusia, tahapan ini diuraikan untuk menghadapi orang-orang yang yang mampu menjamin al-Insan mencapai kebahagian
mambantah Allah tentang hari kebangkitan. Lihat Qs. Al-Hajj[22]: 5; al-Mukminun[23]: 14; al-
Mukmin[40]: 67; dan al-Qiyamah[75]: 38.
paripurna. Potensi al-insan akan tergali secara
65
Ketentuan tahapan penciptaan ini mendapatkan pengecualian pada kasus maksimal apabila menggunakan buku panduan yang
penciptaan Adam as, dan Isa as, lihat Qs. Al-Imran[3]: 59.
3 4
dikeluarkan oleh Rabb khusus untuk al-Insan. Buku tanpa pamrih, bernilai tinggi, terhormat, mulia dan lain-
panduan itu belakangan disebut dengan al-Qur an. lain.66 Sehingga dengan pemikiran sederhana dapat
Secara berbarengan dapat dipahami juga bahwa wahyu dikatakan bahwa Rabb yang dimaknai sebagai
menginginkan adanya penggulingan konsep ketuhanan pendidik, berikut dengan system pendidikan-Nya,
yang lama digantikan dengan konsep ketuhanan yang memiliki sifat kemuliaan dengan menjanjikan bagi para
lebih orisinal yakni tauhid. Pada makna seperti ini al- pengkaji (qari) akan dapat berbagai kemudahan, baik
Insan memiliki ketergantungan kepada Rabb sebagai dalam usaha proses pengkajian atau pada tahap
pembuat hukum dengan tauhid Rububiyah-Nya. sosialisasi hasil kajiannya apabila melakukan tahapan
Demikian kiranya pemaknaan kata alaq. iqra kedua ini.
Pencapaian nilai yang dihasilkan dari kajian Al-Akram adalah bentuk superlatif dari karama.
yang berdasarkan iqra serta landasan dan tujuan Ini menunjukan nilai lebih dari yang biasa. Rupanya
rububiyyah pada iqra pertama ternyata dalam kaca penyebutan dengan menggunakan kata al-akram
mata wahyu pertama ini belumlah cukup. Betapapun bertujuan untuk penekanan bahwa Rabb merupakan zat
dirasa sudah memenuhi tahapan secara utuh, tetap akan yang memiliki berbagai kelebihan dibanding dengan
dikatakan belumlah tuntas kiranya bila belum unsur lain. Apabila iqra ke-2 ditempatkan sebagai
melakukan iqra kedua sebagai peninjauan akhir tahap evaluasi bagi iqra pertama, maka kata al-akram
terhadap materi kajian sebelum dijadikan sebuah berfungsi sebagai penegasan dari hasil iqra pertama.
kesimpulan. Rabb dengan al-akram-Nya bila dikaitkan dengan
pemahaman dua ayat sebelumnnya, akan memastikan
Penyebutan ulang kata iqra pada ayat ke-3 bahwa tiga relasi ketergantungan al-Insan yang
bukan tanpa makna, iqra pada tahap ini rupanya berlandaskan rububiyyah memiliki values added
cenderung diterima apabila dimaknai sebagai tahapan dibandingkan dengan pola-pola yang lain.
evaluatif hasil kerja iqra pertama sebelum diputuskan
sebagai sebuah kesimpulan final. Iqra ke-2 ini Hubungan gender laki-laki dan perempuan akan
memberi ruang untuk meninjau ulang terhadap iqra lebih teratur untuk selanjutnya akan menjamin kepada
pertama. Minimal akan menemukan kekurangan atau keteraturan genetikal, social, dan hukum ini akan
sesuatu yang terlewat agar dapat diperbaiki dan terasa nilai relevansinya apabila dipahami sebagai
dilengkapi guna kesempurnaan hasil. Atau bahkan proses peletakan pondasi masyarakat baru yang akan
dengan iqra kedua ini diharapkan akan memperoleh dipersiapkan menerima Daar al Islam.67 Relasi social
pandangan-pandangan yang lebih luas dan baru yang yang lebih luas terkait dengan interaksi atau sosialisasi
pada iqra pertama belum terkuak sehingga hasil kajian antar individu akan lebih manusiawi apabila
akan menjadi lebih komprehensif. Dapat juga dipahami menggunakan konsep Rububiyyah. Secara kongkrit
antara iqra pertama dengan kedua adalah sebuah ketimpangan sosial, dekadensi moral dan hak asasi
tahapan gradual yang satu dengan yang lainnya manusia setelah dikoreksi oleh wahyu akan kembali
merupakan sebuah satu kesatuan yang saling kenilai fitriahnya dan berubah menjadi sebuah jalinan
melengkapi dan tidak dapat dipisah. harmonisasi yang dinamis penuh kebahagiaan. Ini
sesuai dengan makna dasar al-Insan secara etimologis.
Uraian peran iqra kedua diatas dapat dipahami Sedangkan dalam lingkup relasi ketergantungan al-
demikian melalui kajian makna relasional antara iqra, insan yang ketiga. Al-akram akan menegaskan bahwa
Rabb, dan al-Akram dalam ayat ke-3. Kata karama Rabb sebagai Tuhan memiliki kelebihan yang tak
secara kebahasaan dapat dimaknai secara konklusif tertandingi oleh apa-apa yang dianggap tuhan oleh
dengan menggambarkan sifat terpuji yang disesuaikan kaum pagan dan kristen.68 Salah satu kelebihan-Nya
dengan objek yang disifatinya. Sebagai contoh, ucapan
yang karim adalah ucapan yang mudah dipahami serta 66
Al-Imam al-Allamah Ibn Mandzur, Lisan al-Arab,., jilid 7, hh. 644-648.
menggambarkan segala sesuatu yang ingin disampaikan 67
Belakangan diketahui Islam memiliki hukum berkaitan dengan sistem
oleh pembicara. Atau dengan arah yang berbeda, pernikahan, pelimpahan kekayaan (waris), dan perwalian, yang tidak akan terpenuhi apabila
menggunakan pola hubungan sosial jahiliyah. Karenanya Muhammad dipersiapkan dan
karama bermakna akan memberikan dengan mudah mempersiapkan diri untuk membentuk pola sosial yang nantinya akan siap menerima tatanan
hukum Islam.
3 4
adalah memiliki hukum yang bernilai manusiawi. Al- tugasnya untuk mencatat data-data. Muhammad juga
Quran dan al-insan sama-sama berasal dari Rabb. membuat berbagai perjanjian secara tertulis. 72 Surat-
surat pun banyak dibuat dalam rangka penyelenggaraan
Berbagai kemudahan, sebagai bentuk kongkrit Negara dan juga seruan kepada raja-raja untuk
ke-akram-an Rabb. Pada proses pengkajian sudah bergabung kedalam Islam.73
diuraikan pada alenia-alenia di atas. Sedangkan
kemudahan pada tahap sosialisasi hasil kajian hanya Hasil istiqra (kajian) ini, seperti tergambar dalam
akan dicapai apabila hasil kajian ini diatur secara ayat ke-5, akan membawa manusia kepada
administratif dengan apik, seperti tergambar pada ayat pemahaman-pemahaman konsep rububiyyah yang
ke-4 dengan penyebutan kata al-kalam (pena). Sifat al- sebelumnya manusia belum mengetahui.74 dan pada
akram bagi Rabb pada ayat ke-3 pada tatanan gilirannya iqra ini, sekali lagi akan menjadi media bagi
aplikatifnya adalah dengan memberikan kemudahan manusia untuk membuka dan menggunakan potensi
melalui system administrasi melalui pembuatan arsip- fitriahnya sehingga mampu mengingat kembali janji
arsip tertulis yang dilambangkan dengan kata al-qalam. pertama dialam ruh sana.75 Pada akhirnya semua akan
Dengan sistem seperti ini diharapkan akan mengenal Rabb berikut tata aturan hukum-Nya
mengantarkan kepada berbagai kemudahan bagi sang (Rububiyyatullah), dengan baik dan benar.
pengkaji dan ataupun bagi yang mengkonsumsi kajian
tersebut. D. Penutup
Wahyu pertama ini merupakan pencerahan bagi
Sifat al-akram bagi Rabb lebih terasa lagi manusia, pencerahan yang mengembalikan manusia
dengan diajarkannya manusia dengan budaya tulis. kepada jati diri yang sebelumnya dengan perjalanan
Meskipun secara sadar ini adalah sebuah bentuk kritik hidup telah hilang. Wahyu bukanlah hal yang
dan perlawanan terhadap masyarakat Mekkah yanga transendental, dalam pengertian tidak bisa dibumikan
hanya mengistimewakan tradisi lisan saja. Tetapi Rabb atau tidak manusiawi. Muhammad Rasulullah telah
memiliki alasan yang nanti dikemudian hari al-Insan membuktikan itu semua. Muhammad sang Rasul sudah
akan dapat merasakan berbagai manfaatnya. Segera mengaplikasikan dan memanusiakan manusia lewat
setelah mendapatkan pencerahan wahyu ini wahyu.
Muhammad menerapkan sistem administrasi secara Al-Quran adalah proyeksi diri manusia sejatinya.
tertulis. Sebut saja Muhammad membuat arsip tertulis Selama manusia menjalankan apa-apa yang tertuang
dari materi wahyu sejak jaman di Mekah, 69 yang dalam al-Quran selama itu pula manusia benar-benar
kemudian diteruskan pada zaman Madinah.70 telah menjadi manusia, bukan sekedar makhluk melata
Muhammad juga selagi masih di Mekkah sudah apa lagi lebih rendah dari hewan.76 Berbahagialah bagi
membuat surat secara tertulis untuk berbagai orang-orang yang menerima al-Quran sebagai petunjuk
kepentingan Dakwah.71 Budaya penulisan ini hidup. Hidupnya akan tercerahkan. Selamat menikmati
bertambah kuat ketika Muhammad sudah hijrah ke Tauhid Rububiyyatullah. Wa Allah Alam bi al-Shawab
Madinah. Muhammad memberikan opsi pembebasan
tawanan perang dengan syarat mengajarkan tulis baca
kepada generasi Islam. Muhammad mengangkat
beberapa sekertaris dalam berbagai bidang yang
68
Lihat Toshihiko Izutsu, Relasi , hh. 106-112. Sedangkan tentang kritik atas
konsep ketuhanan kristen dan yahudi lihat, Hamim Ilyas, Pandangan al-Quran terhadap Bi.
Yahudi dan Kristen, dalam Akh. Minhaji (ed), Al-jamiah: Journal of Islamic Studies, no. 72
Muhammad Amahzun, Manhaj Dakwah Rasulullah, terj. Anis Maftukhin dan Nandang
62/XII/1998, (Yogyakarta: IAIN Sunan Kalijaga, 1998), hh. 133-161.
69
Burhanuddin, (Jakarta: Qisthi Press, 2004), hh. 186, 188, 350-351, 364-365.
Ini setidaknya terlihat pada kasus masuk Islamnya Umar ibn Khattab. 73
Muhammad Hamidullah, Kumpulan Surat,, pada bagian kedua, hh. 51-152.
Dikisahkan Umar mendapatkan al-Quran surat Thaha ada ditangan adiknya. Lihat Moenawar
Lihat juga, Syaikh Munir Muhammad al-Ghadban, Manhaj Haraki: Strategi Pergerakan dan
Chalil, Kelengkapan,, h. 268-274.
70
Perjuangan Politik dalam Sirah Nabi saw, terj. Aunur Rafiq Shalih Tahmid dkk., (Jakarta:
Rasul mengangkat sekretaris penulis wahyu sebanyak 65 orang. Lihat M. M. Robbani Press, 1992), jilid 2, hh. 97-127.
Al-Azami, Sejarah Teks al-Quran: dari Wahyu sampai Kompilasi, terj. Sohirin Solihin dan 74
Bandingkan dengan Qs. Al-Rahman[55]: 1-4.
Anis Malik Thaha, (Jakarta: Gema Insani Press, 2005), hh. 72-73. 75
71 Qs. Al-Araf[7]: 172.
Lihat Muhammad Hamidullah, Kumpulan Surat-surat Nabi saw, dan Khalifah
76
ar-Rasyidin, terj. Syamsuddin Ramadlan dan Faisal Abdullah Basaqil, (Bogor: Pustaka Thariqul Qs. Al-Araf[7]: 179, bandingkan dengan Qs. Al-Baqarah[2]: 63:66; al-
Izzah, 2005), pada bagian pertama hh. 37-50. Maidah[5]: 59-60; al-Araf[7]: 163-166, 175-177.
3 4