Você está na página 1de 5

BAB IV

PEMBAHASAN

Malaria adalalah suatu penyakit infeksi akut hingga kronik yang

disebabkan oleh parasit Plasmodium yang menyerang eritrosit yang ditularkan

melalui gigitan nyamuk anopeles betina dengan gejala demam tinggi bersifat

intermiten, menggigil, anemia, dan hepato-splenomegali. Dikenal 5 (lima) macam

spesies yaitu: Plasmodium falciparum, Plasmodium vivax, Plasmodium ovale,

Plasmodium malariae dan Plasmodium knowlesi. Orang yang paling berisiko

terinfeksi malaria adalah anak balita, wanita hamil serta penduduk non-imun yang

mengunjungi daerah endemis malaria, seperti para pengungsi, transmigran dan

wisatawan. Parasit malaria memerlukan dua hospes untuk siklus hidupnya, yaitu

manusia dan nyamuk Anopheles betina.

Anamnesis

Pada kasus pasien didiagnosis Malaria Vixax. Diagnosis Malaria Vixax

ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan penunjang. Pada

Anamnesis didapatkan demam naik turun sejak 7 hari sebelum masuk rumah sakit

yang disertai menggigil dan keringat dingin. Selama demam anak mengeluh

kepala pusing, sakit perut, tidak nafsu makan, serta tampak pucat. Menurut

keterangan ibu pasien, pasien berasal dan menetap di daerah Paringin

Demam mulai timbul bersamaan dengan pecahnya skizon darah yang

mengeluarkan bermacam-macam antigen. Antigen ini akan merangsang sel-sel

makrofag, monosit atau limfosit yang mengeluarkan berbagai macam sitokin,

27
antara lain TNF (Tumor Nekrosis Factor) dan IL-6 (Interleukin-6). TNF dan IL-6

akan dibawa aliran darah ke hipotalamus yang merupakan pusat pengatur suhu

tubuh dan terjadi demam. Proses skizogoni pada keempat plasmodium

memerlukan waktu yang bebeda-beda. Plasmodium falciparum memerlukan

waktu 36-48 jam, P. vivax/P. ovale 48 jam, dan P. malariae 72 jam. Demam pada

P. falciparum dapat terjadi setiap hari, P. vivax/P. ovale selang waktu satu hari,

dan P. malariae demam timbul selang waktu 2 hari.

Anemia terjadi karena pecahnya sel darah merah yang terinfeksi maupun

yang tidak terinfeksi. Plasmodium vivax dan P. ovale hanya menginfeksi sel darah

merah muda yang jumlahnya hanya 2% dari seluruh jumlah sel darah merah,

sedangkan P. malariae menginfeksi sel darah merah tua yang jumlahnya hanya

1% dari jumlah sel darah merah. Sehingga anemia yang disebabkan oleh P. vivax ,

P. ovale dan P. malariae umumnya terjadi pada keadaan kronis. Plasmodium

falciparum menginfeksi semua jenis sel darah merah, sehingga anemia dapat

terjadi pada infeksi akut dan kronis.

Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik awal di IGD pasien composmentis, tanda vital

dalam batas normal namun ditemukan peningkatan suhu yaitu 38,7 C. tidak

ditemukan tanda-tanda dehidrasi pada anak. Pada pemeriksaan fisik didaptkan

palmar pucat, kedua konjungtiva mata anemis dan pada pemeriksaan abdomen

didapatkan splenomegali dengan schuffner 2 dengan permukaan keras serta nyeri

nyeri tekan.

28
Splenomegali Limpa merupakan organ retikuloendothelial, dimana

Plasmodium dihancurkan oleh sel-sel makrofag dan limposit. Penambahan sel-sel

radang ini akan menyebabkan limpa membesar.

Pemeriksaan Penunjang

Pada pemeriksaan darah lengkap lengkap tanggal 12 Mei 2017 didapatkan

hemoglobin 6,1 ;hematokrit 19 ;trombosit 26.000;leukosit 13.200 ;MCH 26,1

;MCHC 31,2 serta didapatkan malaria tipe plasmodium vivax. Pemeriksaan widal

pada demam hari ke tujuh di dapatkan titer salmonella typhi O positif 1/320.

Diagnosis malaria vivax ditegakan dengan memeriksa sediaan apus darah

tepi tebal dan tibis dengan ditemukannya parasit malaria, stadium palsmodium

serta kepadatan parasit. Untuk anemia dapat digolongkan kedalam klompok

anemia mikrositik hipokrom akibat pecahnya sel darah merah yang terinfeksi oleh

plasmodium (hemolitik).

Pembahasan terapi

Pengobatan yang diberikan adalah pengobatan radikal malaria

dengan membunuh semua stadium parasit yang ada di dalam tubuh manusia,

termasuk stadium gametosit. Adapun tujuan pengobatan radikal untuk mendapat

kesembuhan klinis dan parasitologik serta memutuskan rantai penularan.

Pengobatan malaria di Indonesia menggunakan Obat Anti Malaria (OAM)

kombinasi. Yang dimaksud dengan pengobatan kombinasi malaria adalah

penggunaan dua atau lebih obat anti malaria yang farmakodinamik dan

29
farmakokinetiknya sesuai, bersinergi dan berbeda cara terjadinya resistensi.

Tujuan terapi kombinasi ini adalah untuk pengobatan yang lebih baik dan

mencegah terjadinya resistensi Plasmodium terhadap obat anti malaria. Anemia

berat pada malaria adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin <5 g/dL atau

hematokrit <15 %. Anemia berat sering menyebabkan distress pernafasan yang

dapat mengakibatkan kematian. Oleh karena itu, pemberian transfusi darah harus

segera dilakukan. Tindakan pada anak-anak rencanakan transfusi darah segera,

lebih baik dengan Pack Red Cell/PRC diberikan secara bertahap. Di daerah

endemis rendah dapat dipertimbangkan pemberian transfusi pada Hb < 7 g/dl.

Hitunglah jumlah kebutuhan PRC untuk menaikkan Hb yang dihitung dengan

rumus sebagai berikut: Kebutuhan total = Hb x BB x 4 ml

Pada kasus diberikan kombinasi obat antimalaria diartep 1x1 tab dan

primakuin 1x1/2 tab. Selain itu diberikan injeksi antrain 3x150 mg sebagai

antipiretik serta injeksi ceftriakson 1x750 mg sebagai antibiotik spektrum luas

untuk infeksi sekunder yang mengarah ke tyfoid. Selain obat pasien diberi tranfusi

PRC 312 cc yang dibagi dalam 2 dosis @150cc, yang berdasarkan perhitungan

rumus kebutuhan total= (12-6) x 13 x 4 = 312 cc

Pasien membaik dan diperbolehkan pulang setelah hari ke-4 perawatan,

keluhan demam, nyeri perut, nyeri kepala, pucat sudah tidak ada.

30
BAB V

PENUTUP

Telah dilaporkan kasus malaria vivax pada pasien yang dirawat di ruang

anak RSUD Banjarbaru sejak tanggal 12 s.d. 15 Mei 2017. Pasien datang dengan

keluhan demam naik turun disertai menggigil, keringat dingin, nyeri perut, nyeri

kepala serta pucat selama 7 hari. Serta pasien memiliki riwayat tinggal di daerah

endemis malaria. Dari pemeriksaan penunjang didapatkan pemeriksaan darah

lengkap didapatkan HB 6,1 serta ditemukan parasit malaria plasmodium vivax.

Kasus ini didagnosis sebagai malaria vivax. Selama perawatan kondisi pasien

membaik dan boleh pulang pada hari perawatan ke-4.

31

Você também pode gostar