Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Diajukan untuk
Memenuhi Tugas Kepaniteraan Klinik dan Melengkapi Salah Satu Syarat
Menempuh Program Pendidikan Profesi Dokter Bagian Ilmu Mata
RSUD Dr. Loekmono Hadi Kudus
Disusun oleh:
Mohamad Reza Hendratmoko
30101206681
Pembimbing:
dr. Djoko Heru Santoso, Sp.M
STATUS PASIEN
I. IDENTITAS PASIEN
Nama lengkap : Ny. SR
Umur : 65 tahun
Agama : Islam
Alamat : Tumpang Krasak 03/07, Jati
Pekerjaan : Pensiunan PNS
No. RM : 616792
Tanggal Pemeriksaan : Selasa, 16 Mei 2017
II. ANAMNESIS
A. STATUS GENERALIS
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Vital Sign
Tekanan Darah : 130/80 mmHg
Nadi : 88 kali/ menit
Suhu : 36,6 0C
Respiration Rate (RR) : 20 x/menit
Status Gizi : BB 55kg, TB 160cm, IMT 21,4
B. STATUS OFTALMOLOGI
OD OS
OCULI DEXTRA (OD) PEMERIKSAAN OCULI SINISTRA (OS)
6/30 Visus 6/24
Tidak dilakukan koreksi Koreksi Tidak dilakukan koreksi
Gerak bola mata normal, enoftalmus Gerak bola mata normal,
(-), eksoftalmus (-), strabismus (-) Bulbus okuli enoftalmus (-), eksoftalmus (-),
strabismus (-)
Edema (-), hiperemis(-), Edema (-), hiperemis(-),
nyeri tekan (-), nyeri tekan (-),
Palpebra
blefarospasme (-), lagoftalmus (-) blefarospasme (-), lagoftalmus (-)
ektropion (-), entropion (-) ektropion (-), entropion (-)
Edema (-), Edema (-),
injeksi silier (-), injeksi silier (-),
injeksi konjungtiva (-), Konjungtiva injeksi konjungtiva (-),
infiltrat (-), infiltrat (-),
hiperemis (-) hiperemis (-)
Putih Sklera Putih
Bulat, jernih Bulat, jernih
edema (-), edema (-),
arkus senilis (-) Kornea arkus senilis (-)
keratik presipitat (-), infiltrat (-), keratik presipitat (-), infiltrat (
sikatriks (-) -), sikatriks (-)
Jernih, dangkal, arkus senilis (+), Camera Oculi Jernih, dangkal, arkus senilis (+),
hipopion (-), hifema (-), Anterior hipopion (-), hifema (-),
Papil N.II dalam batas normal, Papil N.II dalam batas normal,
ablatio (-), eksudat (-), excavation Retina ablatio (-), eksudat (-), excavation
glaumatosa (-)
glaumatosa (-)
(+) cemerlang Funduscopy (+) cemerlang
IV. RESUME
Subjektif
Pasien datang dengan keluhan pandangan kedua mata kabur dan berkabut sejak 1
tahun yang lalu dan memberat 2 bulan terakhir
Kedua mata gatal, sering berair, perih dan silau
Riwayat penggunaan kacamata baca (+)
Sering menggunakan AC
Objektif
Pemeriksaan fisik : dalam batas normal
Pemeriksaan mata :
OCULI DEXTRA (OD) PEMERIKSAAN OCULI SINISTRA (OS)
6/30 Visus 6/24
Tidak dilakukan koreksi Koreksi Tidak dilakukan koreksi
Gerak bola mata normal, enoftalmus Gerak bola mata normal,
(-), eksoftalmus (-), strabismus (-) Bulbus okuli enoftalmus (-), eksoftalmus (-),
strabismus (-)
Edema (-), hiperemis(-), Edema (-), hiperemis(-),
nyeri tekan (-), nyeri tekan (-),
Palpebra
blefarospasme (-), lagoftalmus (-) blefarospasme (-), lagoftalmus (-)
ektropion (-), entropion (-) ektropion (-), entropion (-)
Edema (-), Edema (-),
injeksi silier (-), injeksi silier (-),
injeksi konjungtiva (-), Konjungtiva injeksi konjungtiva (-),
infiltrat (-), infiltrat (-),
hiperemis (-) hiperemis (-)
Putih Sklera Putih
Bulat, jernih Bulat, jernih
edema (-), edema (-),
arkus senilis (-) Kornea arkus senilis (-)
keratik presipitat (-), infiltrat (-), keratik presipitat (-), infiltrat (
sikatriks (-) -), sikatriks (-)
Jernih, dangkal, arkus senilis (+), Camera Oculi Jernih, dangkal, arkus senilis (+),
hipopion (-), hifema (-), Anterior hipopion (-), hifema (-),
Papil N.II dalam batas normal, Papil N.II dalam batas normal,
ablatio (-), eksudat (-), excavation Retina ablatio (-), eksudat (-), excavation
glaumatosa (-)
glaumatosa (-)
(+) cemerlang Funduscopy (+) cemerlang
V. DIAGNOSA DIFFERENSIAL
ODS Katarak Senilis Insipien
ODS Katarak Senilis Imatur
ODS Katarak Senilis Matur
ODS Katarak Senilis Hipermatur
ODS Dry Eyes Syndrome
ODS Conjunctivitis Alergika
VI. DIAGNOSA KERJA
ODS Katarak Senilis Imatur
ODS Dry Eyes Syndrome
VII. DASAR DIAGNOSIS
a) ODS Katarak Senilis Imatur
Subjektif
Usia > 50 tahun
Pandangan kabur dan berkabut sejak 1 tahun yang lalu
Objektif :
VIII. TERAPI
Promotif :
Menjelaskan tentang hasil pemeriksaan kepada penderita
Menjelaskan tentang penyakit kepada penderita
Menjelaskan kepada penderita tentang akibat akibat atau komplikasi yang
mungkin dapat ditimbulkan oleh penyakit dan cara mencegahnya
Preventif
Kontrol secara teratur
Rutin menggunakan obat tetes mata
Bila ada keluhan mata terasa cekot-cekot, pandangan gelap, melihat halo dan
tanda-tanda glaukoma langsung berobat ke dokter spesialis mata
Kuratif
Medikamentosa
Cendo lyteers
S 4dd gtt 1 ODS
Rehabilitative
Memakai obat secara teratur
Mengurangi penggunaan AC
Bila mata terasa kering langsung meneteskan tetes mata
IX. PROGNOSIS
KATARAK
2.1 Definisi
Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang terjadi akibat hidrasi
(penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa terjadi akibat kedua duanya.
Biasanya kekeruhan mengenai kedua mata dan berjalan progresif ataupun dapat
tidak mengalami perubahan dalam waktu yang lama.
2.3 Klasifikasi
Berdasarkan waktu perkembangannya katarak diklasifikasikan menjadi
katarak kongenital, katarak juvenil dan katarak senilis.
1. Katarak kongenital dapat berkembang dari genetik, trauma atau infeksi prenatal
dimana kelainan utama terjadi di nukleus lensa. Kekeruhan sebagian pada lensa yang
sudah didapatkan pada waktu lahir dan umumnya tidak meluas dan jarang sekali
mengakibatkan keruhnya seluruh lensa
2. Katarak juvenil merupakan katarak yang terjadi pada anak-anak sesudah
lahir.Kekeruhan lensa terjadi pada saat masih terjadi perkembangan serat-serat
lensa.Biasanya konsistensinya lembek seperti bubur dan disebut sebagai soft cataract.
Katarak juvenil biasanya merupakan bagian dari satu sediaan penyakit keturunan lain.
3. Katarak senilis adalah jenis katarak yang paling sering dijumpai. Telah diketahui
bahwa katarak senilis berhubungan dengan bertambahnya usia dan berkaitan dengan
proses penuaan lensa.
Insipien Imatur Matur Hipermatur
Kekeruhan Ringan Sebagian Seluruh Massif
Cairan lensa Normal Bertambah Normal Berkurang
Iris Normal Terdorong Normal Tremulans
Bilik mata Normal Dangkal Normal Dalam
depan
Sudut Bilik Normal Sempit Normal Terbuka
mata
Shadow test Negative Positif Negatif Pseudopos
Penyulit - Glaucoma - Uveitis +
glaucoma
Kekeruhan lensa dapat terjadi tanpa menimbulkan gejala, dan dijumpai pada
pemeriksaan mata rutin. Gejala katarak yang sering dikeluhkan adalah :
i. Silau
Pasien katarak sering mengeluh silau, yang bisa bervariasi keparahannya mulai dari
penurunan sensitivitas kontras dalam lingkungan yang terang hingga silau pada saat
siang hari atau sewaktu melihat lampu mobil atau kondisi serupa di malam hari.
Keluhan ini khususnya dijumpai pada tipe katarak posterior subkapsular. pemeriksaan
silau (test glare) dilakukan untuk mengetahui derajat gangguan penglihatan yang
disebabkan oleh sumber cahaya yang diletakkan di dalam lapang pandangan pasien.
ii. Diplopia monokular atau polypia
Terkadang, perubahan nuklear terletak pada lapisan dalam nukleus lensa,
menyebabkan daerah pembiasan multipel di tengah lensa.Daerah ini dapat dilihat
dengan refleks merah retinoskopi atau oftalmoskopi direk.Tipe katarak ini kadang-
kadang menyebabkan diplopia monokular atau polypia.
iii. Halo
Hal ini bisa terjadi pada beberapa pasien oleh karena terpecahnya sinar putih menjadi
spektrum warna oleh karena meningkatnya kandungan air dalam lensa.
iv. Distorsi
Katarak dapat menyebabkan garis lurus kelihatan bergelombang, sering dijumpai pada
stadium awal katarak.
v. Penurunan tajam penglihatan
Katarak menyebabkan penurunan penglihatan progresif tanpa rasa nyeri. Umumnya
pasien katarak menceritakan riwayat klinisnya langsung tepat sasaran, dan pasien
menceritakan kepada dokter mata, aktivitas apa saja yang terganggu. Dalam situasi
lain, pasien hanya menyadari adanya gangguan penglihatan setelah dilakukan
pemeriksaan. Setiap tipe katarak biasanya mempunyai gejala gangguan penglihatan
yang berbeda-beda, tergantung pada cahaya, ukuran pupil dan derajat miopia. Setelah
didapat riwayat penyakit, maka pasien harus dilakukan pemeriksaan penglihatan
lengkap, dimulai dengan refraksi. Perkembangan katarak nuklear sklerotik dapat
meningkatkan dioptri lensa, sehingga terjadi miopia ringan hingga sedang.
vi. Sensitivitas kontras
Sensitivitas kontras mengukur kemampuan pasien untuk mendeteksi variasi tersamar
dalam bayangan dengan menggunakan benda yang bervariasi dalam hal kontras,
luminance, dan frekuensi spasial. Sensitivitas kontrak dapat menunjukkan penurunan
fungsi penglihatan yang tidak terdeteksi dengan Snellen. Namun, hal tersebut
bukanlah indikator spesifik hilangnya tajam penglihatan oleh karena katarak.
vii. Myopic shift
Perkembangan katarak dapat terjadi peningkatan dioptri kekuatan lensa, yang
umumnya menyebabkan miopia ringan atau sedang. Umumnya, pematangan katarak
nuklear ditandai dengan kembalinya penglihatan dekat oleh karena meningkatnya
miopia akibat peningkatan kekuatan refraktif lensa nuklear sklerotik, sehingga
kacamata baca atau bifokal tidak diperlukan lagi. Perubahan ini disebut second
sight. Namun, seiring dengan perubahan kualitas optikal lensa, keuntungan tersebut
akhirnya hilang juga.
d. Diagnosis
a) ANAMNESIS :
Penurunan ketajaman penglihatan secara bertahap (gejala utama katarak)
Mata tidak merasa sakit, gatal , atau merah
Gambaran umum gejala katarak yang lain seperti :
Berkabut, berasap, penglihatan tertutup film
Perubahan daya lihat warna
Gangguan mengendarai kendaraan malam hari, lampu besar sangat
menyilaukan mata
Lampu dan matahari sangat mengganggu
Sering meminta resep ganti kacamata
Penglihatan ganda (diplopia)
b) PEMERIKSAAN FISIK MATA
1. Pemeriksaan ketajaman penglihatan
2. Melihat lensa dengan penlight dan loop
Dengan penyinaran miring (45 derajat dari poros mata) dapat
dinilai kekeruhan lensa dengan mengamati lebar pinggir iris pada lensa
yang keruh (iris shadow).Bila letak bayangan jauh dan besar berarti
kataraknya imatur, sedangkan bayangan dekat dan kecil dengan pupil
terjadi katarak matur.
3. Slit lamp
4. Pemeriksaan opthalmoskop (sebaiknya pupil dilatasi)
e. Penatalaksanaan
Tidak ada terapi medis untuk katarak. Ekstraksi lensa diindikasikan apabila
penurunan penglihatan mengganggu aktivitas normal penderita. Indikasi pembedahan
pada katarak senilis :
Bila katarak menimbulkan penyulit seperti uveitis atau glukoma, meskipun
visus masih baik untuk bekerja, dilakukan operasi juga setelah keadaan
menjadi tenang.
Bila sudah masuk dalam stadium matur karena dapat meninmbulkan
penyulit
Bila visus meskipun sudah dikoreksi, tidak cukup untuk melakukan
pekerjaan sehari-hari atau visus < 6/12.
Terapi pembedahan :
a. EKIK (Ekstraksi Katarak Intra Kapsuler)
Teknik ini sudah jarang digunakan setelah adanya teknik EKEK. Pada EKIK
dilakukan pengangkatan seluruh lensa, termasuk kapsul lensa. Pada teknik ini
dilakukan sayatan 12-14 mm, lebih besar dibandingkan dengan teknik EKEK. Dapat
dilakukan pada zonula zinn yang telah rapuh/ berdegenerasi/ mudah diputus.2
- Keuntungan :
o Tidak timbul katarak sekunder
o Diperlukan instrumen yang tidak terlalu canggih (lup operasi, cryoprobe,
forsep kapsul)
- Kerugian :
o Insisi yang lebih besar dapat mengakibatkan :
o Penyembuhan dan rehabilitasi visual tertunda
o Astigmatisma yang signifikan
o Inkarserasi iris dan vitreus
o Lebih sering menimbulkan penyulit seperti glaukoma, uveitis,
endolftalmitis.
- Mata dibebat
- Diberikan tetes antibiotika dengan kombinasi antiinflamasi
- Tidak boleh mengangkat benda berat, menggosok mata, berbaring di sisi mata
yang baru dioperasi, dan mengejan keras.
- Kontrol teratur untuk evaluasi luka operasi dan komplikasi setelah operasi.
- Bila tanpa pemasangan IOL, maka mata yang tidak mempunyai lensa lagi (afakia)
visusnya 1/60, sehingga perlu dikoreksi dengan lensa S+10D untuk melihat jauh.
Koreksi ini diberikan 3 bulan pasca operasi. Sedangkan untuk melihat dekat perlu
diberikan kacamata S+3D.
d. Komplikasi
Komplikasi operasi katarak bervariasi berdasarkan waktu dan luasnya.
Komplikasi dapat terjadi intra operasi atau segera sesudahnya atau periode pasca operasi
lambat. Oleh karenanya penting untuk mengobservasi pasien katarak paska operasi
dengan interval waktu tertentu yaitu pada 1 hari, 1 minggu, 1 bulan, dan 3 bulan setelah
operasi katarak. Angka komplikasi katarak adalah rendah. Komplikasi yang sering terjadi
endoftalmitis, ablasio retina, dislokasi atau malposisi IOL, peningkatan TIO, dan edema
macula sistoid.
e. Prognosis
1. Kongenital
a. Dysautonomia familier (sindrom Riley-Day)
b.Apalasi kelenjar lakrimal (alakrima kongenital)
c. Aplasia nervus trigeminus
d.Dysplasia ektodermal
2. Didapat
a. Penyakit sistemik
1.Sindroma sjorgen
2.Sklerosis sistemik progresif
3.Sarkoidosis
4.Leukemia, limfoma
5.Amiloidosis
6.Hemokromatosis
b. Infeksi
1. Trachoma
2. Parotitis epidemica
c. Cedera
1. Pengangkatan kelenjar lakrimal
2. Iradiasi
3. Luka bakar kimiawi
d. Medikasi
1. Antihistamin
2. Antimuskarinik; atropin, skopalamin
3. Anestetika umum; halothane, nitrous oxide
4. Beta-adregenik blocker; timolol, practolol
e. Neurogenik-neuroparalitik (fasial nerve palsy)
B. Kondisi ditandai defisiensi musin
1. Avitaminosis A
2. Sindrom steven-johnson
3. Pemfigoid okuler
4. Konjungtivitis menahun
5. Luka bakar kimiawi
6. Medikasi-antihistamin, agen muskarin, agen beta-adregenic blocker
C. Kondisi ditandai defisiensi lipid
1. Parut tepian palpebra
2. Blepharitis
c. EPIDEMIOLOGI
Mata kering merupakan salah satu gangguan yang sering pada mata, persentase
insidenisanya sekitar 10-30% dari populasi, terutama pada orang yang usianya
lebih dari 40 tahun dan 90% terjadi pada wanita. Frekuensi insidensia sindrom
mata kering lebih banyak terjadi pada ras Hispanic dan Asia dibandingkan dengan
ras kaukasius
d. MANIFESTASI KLINIS
Pasien dengan mata kering paling sering mengeluh tentang sensasi gatal atau
berpasir (benda asing). Gejala umum lainnya adalah gatal, sekresi mukus berlebihan,
tidak mampu menghasilkan air mata, sensasi terbakar, fotosensitivitas, merah, sakit,
dan sulit menggerakkan palpebra.
Pada kebanyakan pasien, ciri paling luar biasa pada pemeriksaan mata adaah
tampilan yang nyata-nyata normal. Ciri yang paling khas pada pemeriksaan slitlamp
adalah terputus atau tiadanya meniskus air mata di tepian palpebra inferior. Benang-
benang mukuskental kekuning-kuningan kadang-kadang terlihat dalam fornix
conjungtivae inferior. Pada konjungtiva bulbi tidak tampak kilauan yang normal dan
mungkin menebal, beredema dan hiperemik.
Epitel kornea terlihat bertitik halus pada fissura interpalpebra. Sel-sel epitel
konjungtiva dan kornea yang rusak terpulas dengan bengal rose 1% dan defek pada
epitel kornea terpulas dengan fluorescein. Pada tahap lnjut keratokonjungtivitis sicca
tampak filamen-filamen dimana satu ujung setiap filamen melekat pada epitel kornea
dan ujung lain bergerak bebas. Pada pasien dengan sindrom sjorgen, kerokan dari
konjungtiva menunjukkan peningkatan jumlah sel goblet. Pembesaran kelenjar
lakrimal kadang-kadang terjadi pada sindrom sjorgen.
e. PATOFISIOLOGI
f. DIAGNOSIS
Diagnosis dan penderajatan keadaan mata kering dapat diperoleh dengan teliti memakai
cara diagnostik berikut:
A. Tes Schirmer
Tes ini dilakukan dengan mengeringkan film air mata dan memasukkan strip
Schirmer (kertas saring Whatman No. 41) kedalam cul de sac konjungtiva inferior
pada batas sepertiga tengah dan temporal dari palpebra inferior. Bagian basah yang
terpapar diukur 5 menit setelah dimasukkan. Panjang bagian basah kurang dari 10
mm tanpa anestesi dianggap abnormal.
Bila dilakukan tanpa anestesi, tes ini mengukur fungsi kelenjar lakrimal utama,
yang aktivitas sekresinya dirangsang oleh iritasi kertas saring itu. Tes Schirmer yang
dilakukan setelah anestesi topikal (tetracaine 0.5%) mengukur fungsi kelenjar
lakrimal tambahan (pensekresi basa). Kurang dari 5 mm dalam 5 menit adalah
abnormal.
Tes Schirmer adalah tes saringan bagi penilaian produksi air mata. Dijumpai hasil
false positive dan false negative. Hasil rendah kadang-kadang dijumpai pada orang
normal, dan tes normal dijumpai pada mata kering terutama yang sekunder terhadap
defisiensi musin.1,5
g. PENGOBATAN
Pasien harus mengerti bahwa mata kering adalah keadaan menahun dan
pemulihan pemulihan total sukar terjadi, kecuali pada kasus ringan, saat
perubahan epitel pada kornea dan konjungtiva masih reversibel.1 Air mata buatan
adalah terapi yang kini dianut. Salep berguna sebagai pelumas jangka panjang,
terutama saat tidur. Bantuan tambahan diperoleh dengan memakai pelembab,
kacamata pelembab bilik, atau kacamata berenang.
Topikal cyclosporine A
Topikal corticosteroids
Topikal/sistemik omega-3 fatty acids: Omega-3 fatty acids menghambat
sintesis dari mediator lemak dan memblok produksi dari IL-1 and TNF-alpha.
h. PROGNOSA
Secara umum, prognosis untuk ketajaman visual pada pasien dengan sindrom
mata kering baik
i. KOMPLIKASI
Pada awal perjalanan keratokonjungtivitis sicca, penglihata sedikit
terganggu. Dengan memburuknya keadaan, ketidaknyamanan sangat menggangu.
Pada kasus lanjut, dapat timbul ulkus kornea, penipisan kornea, dan perforasi.
Kadang-kadang terjadi infeksi bakteri sekunder, dan berakibat parut dan
vaskularisasi pada kornea, yang sangat menurunkan penglihatan. Terapi dini
dapat mencegah komplikasi-komplikasi ini.