Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
CHOLESISTITIS
O LE H
NIM :
POLITEKNIK KESEHATAN
JURUSAN KEPERAWATAN
2003
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Hati merupakan organ yang berperan pada hampir semua fungsi metabolik
tubuh, dan khususnya bertanggung jawab atas lebih dari 500 aktivitas yang
pigmen empedu, dan bahan lain yang larut dalam larutan elektrolit alkalis.
diserap ulang dalam usus, kemudian dieksresikan kembali oleh hati (sirkulasi
komponen empedu maka akan dapat berakibat fatal pada fungsi empedu seperti
(kolelitiasis).
B. Pokok Bahasan
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai cholesistitis baik akut maupun
kronik yang meliputi pengertian, etiopathofis, gejala klinik dan komplikasi, studi
C. Tujuan
1. Umum.
penyakit cholesistitis.
2. Khusus.
A. Pengertian
Cholesistitis adalah suatu inflamasi pada kandung empedu secara akut atau
kronik dan biasa terjaddi akibat penggendapan batu empedu (Mosby;1991, 1363).
B. Etiologi
Diperkirakan bahwa adanya sumbatan yang dikombinasi dengan infeksi
bakterial merupakan salah satu penyebab dari adanya cholesistitis akut. Sumbatan
tersebut terjadi karena adanya batu empedu yang terbentuk akibat perubahan
komposisi empedu.
Batu-batu empedu tersebut bisa tedapat di duktus koledukus, duktus
hepatikus, dan duktus pankreas. Sumbatan batu empedu dapat mengakibatkan
distensi kandung empedu serta gangguan aliran darah dan limfe dan bakteri
komensal kemudian berkembang biak. Adapun jenis-jenis batu dapat
diklasifikasikan berdasarkann substansi yang membentuknya yaitu batu yang
berasal dari bilirubin dan yang berasal dari kolesterol.
Batu pigmen Batu kolesterol
Penampilan Tepi bergerigi Permukaan halus
Warna Cokelat kemerahan tua Bening
Pembentukan Intraduktus Di dalam vesika felea
Pasca kolesistektomi Dapat kambuh Jarang kambuh
Penyakit yang berkaitan Keadaan hemolitik sirosis Kolesterol berlebihan
investasi parasit
Jenis batu empedu, disadur dari ( Sodeman patofisiologi tab. 31-2 Hal.603 ).
C. Phatofisiologi
Ada beberapa faktor spesifik yang mendukung terbentuknya batu empedu
1. Faktor metabolis.
Peningkatan salah satu dari tiga komponen utama empedu (asam empedu,
kolesterol yang tidak sempurna sering dijumpai pada orang dengan obesitas,
2. Statis.
3. Peradangan.
infeksi pada dinding saluran empedu. Akibanya akan terjadi kejang dan nyeri
akut. Namun cholesistitis kronik lebih banyak disebabkan oleh mekanikal dan
injuri bahan kimia olehh batu empedu, akibat scar dan ulcer pada dinding saluran
empedu. Pada cholesisttitis kronik dapat terjadi infeksi bakteri, dan pada saluran
empedu akan terlihat putih mutiara dan cairan empedu menjadi keruh.
Perdangan pada cholesistitis akut dan kronik akan merangsang respon
tubuh. Nyeri dapat terjadi akibat hambatan aliran empedu. Selain menimbulkan
kanan atas. Pada cholesistitis kronis dapat terjadi abstraksi dalam jangka waktu
Pathofisiologi pathway :
Faktor Spesifik
Metabolisme Statis Peradangan
Terbentuk batu
Acut Kronik
Radang, Istemia Akibat mekanisme dan kimia batu empedu
Radang pada selaput perut Kandung empedu tampak bulat putih dan
berisi empedu yang keruh
Manifestasi klinik
(akut dan kronik)
D. Manifestasi klinik dan komplikasi
1. Cholesistitis akut
Nyeri hebat pada epigastrium kanan atas secara mendadak, lalu akan
Bila sakit mereda, maka nyeri dapat terjadi di atas kandung empedu,
sistikus).
2. Cholesistitis kronis
tetapi beratnya nyeri dan tanda-tanda fisik tak kelihatan. Komplikasi yang
biasa terjadi adalah adanya infeksi kandung empedu serta obstruksi pada
2. Pemeriksaan radiologik :
empedu.
b. Kolesistogram (untuk cholesistitis kronik) menyatakan adanya batu pada
kandung empedu.
empedu.
ASUHAN KEPERAWATAN
I. Pengkajian
1. Data subjekif
jaundice.
2. Data objektif
c. Adanya jaundice.
intake,demam.
dalam perawatan.
iskemia jaringan/nekrosis.
Goal : pasien akan pertahankan pola nutrisi yang adekuat selama perawatan.
kali makan.
Kolaborasi
sesuai indikasi.
dan mempengaruhi
memperbaiki ketidak-
seimbangan.
berjalan.
Kolaborasi
seimbangan.
Dorong menggunakan
indikasi. pengeluaran
kontraksi kandung
Antikolinergik, empedu.
halus, menghilangkan
nyeri.
4. Perubahan
tah, nutrisi.
aliran makan.
penurunan distensi
Kolaborasi abdomen.
serta mencegah
kekambuhan.
kronis.
kadar transferin.
simpatis.
pilihan berdasarkan
informasi.
kolesistitis.
pencernaan awal.
IV. Implementasi
Diagnosa I :
6. Kolaborasi dengan dokter untuk memasang selang NG, pemberian anti emetik
Diagnosa II :
1. Melakukan tekanan yang lebih lama pada area bekas injeksi dan untuk
Diagnosa III :
1. Mengobservasi dan mencatat lokasi nyeri, berat (skala 0-10) dan karakter
nyeri.
baring.
sesuai indikasi.
Diagnosa IV :
Diagnosa V :
pengobatan.
biasa.
duodenum.
lambung.
V. Evaluasi
intake dan out put, TTV kembali normal (5 : 36,5o , 37,5o , TD : 120/80 mm
3. Pasien tidak merasa nyeri (nyeri berkurang dari skala 10-0) dan tidak
4. Pola kebutuhan nutrisi pasien kemmbali normal, mual muntah hilang dan
PENUTUP
A. Kesimpulan
Cholesistitis dapat terjadi secara akut dan kronik pada penderita cholesistitis
Studi diagnosa yang dapat dilakukan pada penderita cholesistitis antara lain : ultra
B. Saran
para perawat agar dapat memberikan asuhan keperawatan demi peningkatan mutu
pelayanan dan dapat solusi bagi masalah baik individu, keluarga dan kelompok.
DAFTAR PUSTAKA
Ganong William. F, 1998, Buku Ajaran Fisiologi Kedokteran, Edisi 17, Penerbit
Buku Kedokteran, EGC ; Jakarta.