Você está na página 1de 22

BAB I

PENDAHULUAN

Tuba katar merupakan salah satu penyakit telinga bagian tengah yang

sering dijumpai pada anak-anak dan dewas, dimana dijumpai adanya gangguan

fungsi tuba eustachius. Gangguan fungsi tuba eustachius merupakan tanda yang

paling penting pada penyakit infeksi telinga tengah, karena dapat menimbulkan

ketulian mulai dari yang ringan sampai yang berat, tergantung pada proses yang

timbul pada tuba eustachius dan dipengaruhi oleh lamanya penyakit yang diderita

sehingga penanggulanganya memerlukan tindakan mulai dari yang sederhana

sampai tindakan operasi.1

Kata Catarrh berasal dari bahasa yunani katarrhein. Katar yang berarti

turun dan rhein yang bererti mengalir. Jika diartikan dapat berarti lapisan eksudat

yang tebal yang terdiri dari mukus dan sel darah putih yang disebabkan oleh

pembengkakan dari membran mukosa dikepala yang merupakan respon dari suatu

infeksi. Ini merupakan gejala peradangan yang biasa ditemukan pada flu dan

batuk, tetapi dapat pula ditemukan pada pasien dengan infeksi dari adenoid,

infeksi telinga tengah, sinusitis atau tonsilitis. Keluhan yang sering tampak pada

tuba katar adalah tersumbatnya hidung dan tuba yang menyebabkan penderita

dapat mendengar suara sendiri. Beberapa usaha yang terus dikembangkan adalah

bagaimana mengurangi atau menghilangkan sumbatan tuba tersebut.1

Tuba katar lebih sering menyerang anak-anak usia dibawah 7 tahun,

dimana 70% anak berusia dibawah 7 tahun mengalami tuba katar. Angka kejadian

1
pada laki-laki lebih banyak dari pada perempuan. Beberapa faktor yang dapat

menyebabkan tuba katar seperti infeksi, alergi, tumor dan abnormalitas palatum.

Dalam perjalananya tuba katar akan memicu terjadinya inflamasi yang lebih berat

pada telinga seperti otitis media serosa dan otitis media akut. Juga dapat menjadi

ketulian pada anak.1

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi dan Fisiologi Tuba Eustachius

Gambar 1 : Struktur tuba Eustachius

Tuna Eustachius adalah salauran yang menghubungkan rongga telinga

tengah dengan nasofaring. Tuba Eustachius terdiri dari tulang rawan pada dua

pertiga kearah nasofaring dan sepertiganya terdiri atas tulang. Tuba biasanya

dalam keadaan tertutup dan baru terbuka apabila oksigen diperlukan masuk ke

dalam telinga tengah atau pada saat mengunyah, menelan dan menguap. Otot-otot

dari sistem tuba Eustachius membantu membuka dan menutup tuba agar berfungsi

sebagaimana mestinya.1

3
Panjang tuba pada orang dewasa sekitar 36mm dan terbentang pada bagian

depan, bawah dan medial dari dinding anterior kavum timpani terhadap

nasofaring. Aksis tuba membentuk sudut 30o terhadap bidang horizontal dan 45o

terhadap bidang sagital median. Daerah tuba dibahagi menjadi dua, yaitu bagian

tulang dan kartilago. Bagian tulang merupakan bagian posterior sepertiga tuba,

dilapisi oleh mukosa, panjangnya sekitar 12mm, berhubungan langsung dengan

timpani anterior dan hampir selalu dalam keadaan terbuka, kemudian kebawah

dan menyempit disebut istmus. Bagian tulang hanya mempunyai peran sedikit

atau bahkan tidak ada dalam mekanisme pembukaan tuba. Fungis istmus adalah

membantu melindungi telinga tengah dari sekret nasofaring. Schwartzbart (1994)

mengatakan bahawa bagian tulang dari tuba disebut sebagai protimpanum.1

Gambar 2 : Tuba Eustachius pada anak dan dewasa

4
Bagian kartilago merupakan bagian anterior dua pertiga tuba yang

memiliki panjang sekitar 24mm yang terdiri dari jaringan fibrokartilago berbentuk

triangular dengan diameter vertikal 2-3 mm dan diameter horizontal 3-4 mm, pada

bagian apex akan menyempit yang juga merupakan bagian tersempit dari tulang.

Ke bawah secara langsung menjadi membran mukosa dari bagian lateral

nasofaring. Umumnya bagian kartilago ini dalam keadaan tertutup oleh tekanan

jaringan tuba Estachius.2

Tuba Eustachius dilapisi oleh mukosa yang mengandung sel-sel goblet dan

kelenjar mukus. Lapisan paling luar adalah epitel bersilia yang bergerak ke arah

nasofaring. Makin dekat ke telinga tengah terlihat sel-sel goblet dan kelenjar

mukus semakin berkurang dan mukosa silia juga menghilang. Jumlah sel goblet

pada dasar tuba lebih banyak dibandingkan bagian atap, dengan konsentrasi

terbanyak berada di area tengah tuba bagian kartilago. Bagian superior tuba

banyak berperan pada ventilasi telinga tengah, sedangkan bagian inferior telinga

tengah berfungsi sebagai proteksi telinga tengah. Mekanisme pertahanan

mukosilier tuba Eustachius menetap segera setelah lahir.2

Pada bagian inferolateral tuba terdapat lapisan lemak yang disebut lemak

Ostman yang ikut membantu proses penutupan tuba. Selain itu, lemak ini

membantu melindungi tuba Eustachius dan telinga tengah terhadap sekret

nasofaring.1

5
Bagian kartilago dari tuba ditunjang oleh otot-otot yang berfungsi untuk

mengontrol patensi tuba. Otot-otot tersebut adalah tensor veli palatine, levator veli

palatine, salphingopharyngeus dan tensor tympani.1

Otot tensor veli palatine berasal dari dinding tulang fosa scaphoid dan dari

seluruh panjang ujung tulang rawan yang pendek yang membentuk bagian atas

dinding depan dari tuba kartilago. Otot memanjang ke bawah, membentuk tendon

yang pendek yang membelok ditengah-tengah dan sekeliling pterygoid humulus.

Tensor veli palatine memisahkan tuba Eustachius dari gangliaon optik, saraf

mandibular dan cabangnya, korda timpani dan arteri meningea media.1

Salphingopharingeus adalah otot lembut yang menyentuh pada ujung

faring dari tuba Eustachius dan bercampur dengan otot bawah palatofaringeus.

Levator veli palatine berasal dari 2 bagian, antara lain bagian bawah permukaan

kartilago tuba dan bagian bawah permukaan tulang petrosa. Pada awalnya, levator

terletak dibawah tuba kemudian menyilang ke tengah dan bergabung menjadi

palatum mole.1

Persarafan berasal dari cabang faringeal ganglion sfenopalatina yang

merupakan cabang dari nervus maksilaris yang mensuplai persarafan ostium.

Saraf spinosus berasal dari saraf mandibula yang mensuplai persarafan bagian

kartilago. Plexus timpani berasal dari nervus glossopharingeal mensuplai

persarafan bagian tulang tuba Eustachius.1

6
Fungsi tuba eustachius adalah untuk :1

a. Ventilasi atau pengaturan tekanan dari telinga tengah

Gambar 3 : Oklusi tuba yang menyebabkan perbedaan tekanan udara

Tuba Eustachius yang normal pada saat istirahat menutup, kira-kira ada

sedikit tekanan udara telinga tengah negatif. Pembukaan yang berulang dari tuba

Eustachius secara aktif mengatur tekanan atmosfir agar tetap seimbang.1

Tuba Eustachius membuka pada saat menelan atau menguap dengan kontraksi

otot veli palatine. Tensor veli palatine yang tidak berfungsi efektif pada palatum

durum menyebabkan disfungsi tuba Estachius. Cara kerja dari otot veli palatine

masih tidak jelas. Kontribusi pada permukaan tuba Eustachius masih

dipertanyakan.1

Ventilasi pada telinga tengah adalah fungsi paling penting tuba eustachius,

sejak diketahui bahwa pendengaran optimal terjadi saat tekanan telinga tengah

relative sama dengan tekanan pada canalis auditorius extrerna.1

7
Normalnya, tuba Eustachius membuka berulang-ulang, secara stabil mengatur

tekanan bagian tengah antara +50 mm dan -50 mm H2O. Tekanan di atas dan di

bawah +50 mm -50mm H2O, tidak mengindikasikan akan terjadi penyakit telinga

tengah. Sekitar 1 ml udara dapat diserap dari bagian tengah telinga dalam jangka

waktu 24 jam. Sel-sel sistem mastoid berfungsi sebagai penyimpanan gas bagian

tengah telinga.1

b. Pembersihan dan penyaluran sekresi telinga tengah ke nasofaring

(Drainase)

Penyaluran sekresi dan pengeluaran benda asing dari telinga tengah dikerjakan

oleh sistem mukosiliari dari tuba Eustachius. Mukosa bagian tengah telinga

bekerjasama dengan otot tuba Eustachius melakukan fungsi penbersihan dan juga

membantu mengatur tekanan permukaan didalam lumen tuba.1

c. Perlindungan telinga tengah dari sekresi nasofaring dan tekanan suara

Tuba Eustachius menyalurkan secara normal sekresi dari telinga tengah

dengan sistem pengangkutan mukosiliari dan dengan berulangnya pembukaan

atau penutupan aktif tuba yang memperbolehkan sekresi mengalir ke nasofaring.1

2.2 Definisi Tuba Katar

Kata Catarrh berasal dari bahasa yunani katarrhein. Katar yang berarti

turun dan rhein yang bererti mengalir. Tuba katar atau tubotympanitis catatthalis

atau salpingitis adalah radang pada tuba eustachius, yakni saluran yang

menghubungkan nasofaring dengan cavum tympani. Jika diartikan dapat berarti

8
lapisan eksudat yang tebal yang terdiri dari mukus dan sel darah putih yang

disebabkan oleh pembengkakan dari membran mukosa dikepala yang merupakan

respon dari suatu infeksi.1

Peradangan ini merupakan lanjutan dari infeksi di dalam rongga hidung

(rhinitis) atau pada tenggorokan (faringitis). Tuba katar merupakan stage awal

dalam perkembangan otitis media.3

Tuba katar terbagi 2 yaitu :1

a. Tuba katar akut, disebabkan oleh edema dari mukosa tuba Eustachius,

hingga lumen tertutup. Akibat dalam kavum tympani tidak berhubungan

lagi dengan udara yang ada dalam faring, sehingga udara direabsobsi dan

terjadi vakum dalam kavum tympani, akibat terjadi retraksi membrane

tympani.

b. Tuba katar kronik, dapat terjadi bila penyembuhan tuba katar akut tidak

sempurna dan adanya kelainan-kelainan lain dalam hidung, sinus, palatum

mole dan nasofaring.

2.3 Etiologi

Tuba katar merupakakan hasil dari reaksi peradangan. Tuba katar

disebabkan peradangan membran mukosa yang menyebabkan membrane mukosa

tersebut menjadi hipersekresi sebagai upaya untuk mengurangi peradangan itu

sendiri. Selain itu juga akibat adanya hipertrofi jaringan sekitar tuba ataupun

tumor dapat menyebabkan terjadinya tuba katar. Berikut beberapa contoh keadaan

yang menyebabkan terjadinya tuba katar :3

9
a. Tuba katar akut

Penyakit hidung (rhinitis akut), dalam sinus dan nasofaring.

Deviasi dari septum.

Poliposis nasi.

Hipertropi khonka nasalis.

Tamponade Bellocq.

Tumor pada nasofaring.

Palatoschisis

b. Tuba katar kronik

Adenoiditis kronis dengan hyperplasia.

Adenoiditis kronis.

Sinusitis kronis.

Rhinitis alergi atau kronis

Hypertropi konkha nasi.

Poliposis nasi.

Sikatrik atau perlengketan nasofaring terutama pada fossa Rosen-Muller.

Kerusakan torus tularis sebagai komplikasi adenoidektomi.

Deviasi septum nasi posterior.

Stenosis atau malformasi langit-langit.

Paralysis atot-otot palatum.

Tumor nasofaring

10
Beberapa keadaan yang dapat menyebabkan terjadinya tuba katara sebagai

berikut:1,3

1. Hipertrofi adenoid

Pembesaran adenoid dapat menyebabkan obstruksi pada tuba

Eustachius yang akhirnya menjadi tuli konduktif karena adanya cairan

dalam telinga tengah akibat tuba Eustachius yang tidak bekerja efisien

karena adanya sumbatan.

2. Celah langit-langit

Langit-langit atau palatum merupakan atap rongga mulut yang

memisahkan rongga mulut dan hidung. Palatum terbagi dua, yaitu

palatum durum di sebelah anterior dan palatum mole di sebelah

posterior.

Palatum durum dibentuk oleh prosessus maksila (2/3 anterior),

pars horisontalis osis palatina (1/3 posterior). Palatum mole merupakan

lanjutan dari palatum durum, di sebelah lateral melekat pada dinding

faring dan sebelah posterior sebagai suatu pinggiran bebas.

Celah langit-langit dapat merupakan defek kongenital karena

tidak bersatunya prosessus palatinus, penyambungan antara prosessus

palatinus berjalan dari anterior ke posterior dimana proses ini dapat

berhenti tiba-tiba.

Menurut macamnya celah langit-langit dibagi dua:

Congenital cleft palate, yaitu celah langit-langit bawaan.

11
Acquired cleft palate, yaitu celah langit-langit yang didapat

misalnya karena trauma, penyakit atau kanker.

Menurut derajatnya celah langit-langit dibagi dua:

Complete cleft palate, yaitu celah langit-langit lengkap dimana

kelainan yang terdapat pada langit-langit juga linggir alveolar

dan bibir terkena baik unilateral maupun bilateral.

Incomplete cleft palate, yaitu celah langit-langit tidak lengkap.

Kelainan bentuk hanya terjadi pada palatum durum maupun

palatum mole.

3. Tumor Nasofaring

Gangguan pendengaran merupakan salah satu gejala dini dari

penyakit ini, disamping gejala dini lain yang berupa hidung buntu atau

hidung keluar darah, tetapi gejala tersebut sering tidak terpikirkan

Gangguan pendengaran kadang-kadang disertai juga keluhan rasa

penuh di telinga , telinga berbunyi atau rasa nyeri di telinga. Banyak

penulis mengatakan, bahwa lokasi permulaan tumbuh tumor ganas

nasofaring, tersering di fosa Rosenmuller, sebab daerah tersebut

merupakan daerah peralihan epitel. Dalam penyebarannya, tumor dapat

mendesak tuba Eustachius serta mengganggu pergerakan otot Levator

Palatini yang berfungsi membuka tuba, sehingga fungsi tuba tergangu

dan mengakibatkan gangguan pendengaran berupa menurunnya

pendengaran tipe konduksi yang bersifat reversibel.

12
4. Peradangan

Sering menyerang pada balita, salah satu faktor penyebabnya

adalah karena saluran penghubung antara telinga tengah dengan atap

tenggorok yang berdekatan dengan lubang hidung bagian belakang

(Eustachius) pada anak balita, yang masih dalam masa pertumbuhan dan

perkembangan, belum sempurna.

Anatomis yang lebih pendek, lebih sempit dan lebih mendatar

dibandingkan orang dewasa. Akibatnya, saluran ini dengan mudah dapat

tersumbat, misalnya karena terjadinya infeksi atau alergi. Dengan

adanya cairan atau pembengkakan selaput lendir di dalam saluran

Eustachius yang tersumbat itu dapat berlanjut jadi peradangan. Penyebab

peradangannya antara lain karena adanya infeksi pada cairan yang

menyumbat bagian telinga tengah ini.

5. Alergi

Alergi adalah suatu proses inflamasi yang tidak hanya berupa

reaksi cepat dan lambat tetapi juga merupakan proses inflamasi kronis

yang kompleks dipengaruhi faktor genetik, lingkungan dan pengontrol

internal.

Berbagai sel mast, basofil, eosinofil, limfosit dan molekul seperti

IgE, mediator sitokin, kemokin merupakan komponen yang berperanan

inflamasi. Gejala klinis terjadi karena reaksi imunologik melalui

pelepasan beberapa mediator tersebut dapat mengganggu organ tertentu

13
yang disebut organ sasaran dan pada alergi sering terjadi proses

inflamasi kronis yang kompleks.

6. Barotrauma (Aerotitis)

Barotrauma adalah Keadaan dengan terjadinya perubahan tekanan

yang tiba-tiba di luar telinga tengah sewaktu di pesawat terbang atau

menyelam, yang menyebabkan tuba gagal untuk membuka. Apabila

perbedaan tekanan melebihi 90 cmHg, maka otot yang noramal

aktivitasnya tidak membuka tuba. Pada keadaan ini terjadi tekanan

negatif di rongga telinga tengah, sehingga cairan keluar dari pembuluh

darah kapiler mukosa dan kadang-kadang disertai dengan ruptur

pembuluh darah, sehingga cairan di telinga tengah dan rongga mastoid

tercampur darah.2

2.4 Patofisiologi Tuba Katar

Tuba Eustachius berfungsi mengatur tekanan kavum timpani ( ventilasi )

agar tekanan udara dalam telinga tengah sama dengan tekanan udara luar,

mengalirkan keluar sekret dari telinga tengah dan menghalangi masuknya secret

dari nasofaring ke telinga tengah.4

Obstruksi Eustachius bisa partial maupun komplit, fungsional penyakit ini

bisa cepat atau lambat. Akibat obstruksi ini akan menyebabkan terhalangnya

udara masuk ke telinga tengah. Sehingga udara yang ada di dalam kavum timpani

tidak berhubungan lagi dengan udara yang di dalam faring, udara yang ada dalam

kavum timpani direabsorbsi hingga menyebabkan retraksi membran timpani.4

14
Apabila penyakit ini tidak segera diobati, dapat berlanjut menjadi bentuk

kronis dari tuba kattarh, dimana akibat adanya vakum dalam kavum timpani akan

menyebabkan efusi dan transudasi dari mukosa dan ini biasanya terjadi pada

chronic total obstruction. Dimana hal itu akan berkembang menjadi satu keadaan

otitis media serosa dan apabila terjadi infeksi bakteri ke telinga tengah akan

menyebabkan otitis media akut.4

2.5 Gejala Klinis Tuba Katar

Gejala tuba katar didahului infeksi saluran napas atas, seperti batuk, pilek,

demam, pendengaran menurun, telinga tarasa penuh, terkadang disertai bersin,

telinga kadang teras penuh secara berulang dalam beberapa menit atau bahkan

jam, mungkin juga disertai sakit telinga ringan.3

Gejala dapat muncul beberapa jam beberapa minggu atau lebih. Hal ini

tergantung dari penyebabnya. Pada kasus batuk atau pilek yang sudah mulai

membaik, penderita akan mendapat sensasi tidak nyaman dalam telinga. Hal ini

karena terperangkapnya mucuc dan pembengkakan yang dpat menghambat

pembersihan walaupun infeksi sudah lama hilang. Selain itu pendengaran

berkurang akan timbul pada beberapa waktu sebelum kembali pulih.3

1. Tuba kaarh akut

Gejala :

Telinga terasa tertekan, rasa penuh,

Telinga berdengung.

15
Bila menelan mengeluarkan ingus, atau menguap merasa sedikit

sakit dan seketika pendengaran jelas kembali, tetapi akhirnya

tertutup lagi.

Pendengaran berkurang.

Autofonie (mendengar suara sendiri pada telinga yang sakit karena

bertambahnya resonansi dari suara sendiri ).

Otoskopi :

Membrana timpani sedikit hiperemis, reflek cahaya berubah, jika sudah

lama dapat terjadi retraksi.

2. Tuba katar kronis

Gejala :

Telinga rasa penuh, rasa tertekan.

Tinnitus, autofonie

Telinga berbunyi, ingusan, rasa pening.

Pendengaran berkurang.

Bila ada tersendat terasa ada air didalam telinga.

Otoskopi :

Membrana tympani tertarik ke dalam ( retraksi ), reflek cahaya mengecil,

tempatnya berubah atau hilang sama sekali.

16
2.6 Diagnosis Banding Tuba Katar

Diagnosis banding tuba katar adalah otitis media akut, tuba katar dapat

dibedakan dengan otitis media akut dari adanya gangguan pendengaran konduktif

dengan membrane tympani utuh.5

2.7 Penatalaksanaan Tuba Katar

Terdapat beberapa maneuver yang dapat dilakuakan untuk memperbaiki

fungsi tuba Eustachius. Hal yang sederhana dapat dengan menelan, sehingga

mengaktifkan otot-otot di belakang tenggorokan yang membantu membukanya

tuba eustachius. Mengunyah permen karet, minum atau makan membantu

penelanan. Menguap lebih baik karena mengaktifkan otot lebih kuat. Adanya

fungsi ventilasi tuba ini dapat dibuktikan dengan melakukan maneuver Valsava

dan maneuver Toynbee.2,3

Maneuver Valsava dilakukan dengan cara meniupkan dengan keras dari

hidung sambil hidung dipencet serta mulut dtutup. Bila tuba terbuka maka terasa

udara masuk ke dalam rongga telinga yang menekan membran tympani ke arah

lateral. Maneuver ini tidak boleh dilakukkan apabila ada infeksi pada jalan napas

atas.2,3

Maneuver Toynbee dilakukan dengan cara menelan ludah sambil hidung

dipencet serta mulut ditutup. Bila tuba terbuka maka akan terasa membran

tympanu tertarik ke medial. Maneuver ini lebih fisiologis.2

Jika fungsi tuba terganggu seperti flu, sinusi tis, infeksi telinga atau

serangan alergi, disarankan untuk menunda perjalanan menggunakan pesawat atau

17
menyelam, karena dapat menyebabkan keadaan yang membahayakan, terutama

pada pendengaran.2

Penatalaksanaannya yakni dengan :1,3

a. Mencari faktor predisposisinya, apakah karena infeksi, obstruksi (septum

deviasi, polip,tumor)

b. Dekongestan

Dekongestan nasal bekerja dengan vasokonstriksi pembuluh darah mukosa

sehingga mengurangi pembengkakan. Pemakaian dekongestan nasal biasanya

tidak lebih dari 7 hari karena dapat menimbulkan febomena rebound ketika

efeknya habis karena vasodilatasi sekunder yang diikuti kengesta nasal.1,3

Contoh dekongestan nasal anatara lain hidroklorida efedrin dengan dosis 1-2

tetes ke dalam lubang hidung 3-4 kali sehari, xilometazolin hidroklorida (otrivin,

valyn, xylo-pos, zovrin), oksimetazoline (afrin, iliadin, sinazol). Dekongestan oral

yang bersifat sistemik juga digunakan, seperti fenilefrin, pseudoefedrin, atau

fenilpropanolamin.1,3

c. Antihistamin

Antihistamin akan membantu meringankan kongesti nasal dan peradangan.

Digolongkan menjadi antihistamin generasi pertama dan kedua. Antihistamin

generasi pertama, contohnya CTM, prometazin, difenhidramin, mepiramin, yang

bersifat sedative (menyebabkan kantuk). Antihistamin generasi kedua, contohnya

antara lain fexofenadine, terfenadine, setrizine, loratadine, desloratadin. Ada pula

antihistamin dalam bentuk semprot hidung yang berisi azelastin.1,3

18
d. Antiinflamasi

Untuk mengurangi peradangan sehingga tuba Eustachius akan berfungsi

lebih baik.

e. Neurotrofik

f. Antibiotik diberikan jika terjadi infeksi

2.8 Komplikasi

Komplikasi yang ditimbulkan jarang terjadi bila penyakit cepat diketahui

dan di terapi dengan tepat dan dapat sembuh dengan sempurna. Akan tetapi bila

berlanjut maka komplikasi yang terjadi dapat menyebabkan gangguan

pendengaran berkurang atau total.5

19
BAB III

KESIMPULAN

1. Tuba Eustachius ialah sebuah bangunan yang berbentuk tabung yang

berjalan dari telinga tengah ke nasofaring.

2. Fungsi fisiologi dari Tuba Eustachius adalah :

o Ventilasi atau pengaturan tekanan dari telinga tengah

o Perlindungan telinga tengah dari sekresi nasofaring dan tekanan

suara (drenase)

o Pembersihan dan penyaluran sekresi telinga tengah ke nasofaring

3. Kata Catarrh berasal dari bahasa yunani katarrhein. Katar yang

berarti turun dan rhein yang bererti mengalir. Diartikan dapat berarti

lapisan eksudat yang tebal yang terdiri dari mukus dan sel darah putih

yang disebabkan oleh pembengkakan dari membran mukosa dikepala

yang merupakan respon dari suatu infeksi.

4. Tuba katar merupakan hasil dari reaksi peradangan

5. Keadaan yang menyebabkan terjadinya tuba katar:

o Hipertrofi adenoid

o Celah langit-langit

o Tumor nasofaring

o Peradangan

o Alergi

o Barotrauma

20
6. Penatalaksanaan :

o Manuver valsava dan Toynbee

o Obati penyebab (flu, sinusitis, infeksi telinga, alergi )

o Tunda perjalanan menggunakan pesawat atau menyelam

21
BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

1. http://www.scribd.com/doc/126674582/Tuba-Katar

2. Zainul A, Djafar, Dkk. Gangguan Fungsi Tuba Eustachius. Dalam:Buku

Ajar kesehatan Telinga Hidung Tenggorokan Kepala dan Leher. Edisi Ke-

enam. FKUI. Jakarta :2007. Hal:64-65.

3. http://dokumen.tips/documents/tuba-katar.html

4. Alpen patel, MD ; Patologyous Eustachian Tube. Diakses tanggal 24 Mei

2017. Diunduh dari : http://www.emedicine.com/ENT/topic208.html

5. http://www.scribd.com/doc/76935876/14/GANGGUAN-FUNGSI-TUBA-

EUSTACHIUS

22

Você também pode gostar