Você está na página 1de 9

ANALISIS LAYOUT DAN LINE BALANCING FASILITAS PRODUKSI

(Studi Kasus pada Pabrik Tahu Bapak Dhofir Desa Klepu Kecamatan Semen
Kabupaten Kediri)

Lilia Pasca Riani


Herawati
Fakultas Ekonomi
Universitas Nusantara PGRI Kediri

ABSTRACT

The purpose of this study is to analyze the layout and line balancing production facilities at the
plant out of the home industry is located in the district of Kediri . The method used is the
observation conditions of the production floor, and then compared with ideal conditions. The
results obtained are characteristic layout and line balancing, among others : use calculation of
the total working time, cycles and 20 cycles of idle time in minutes is more efficient than
using the calculation of total working time, cycle time and idle at -35 minute cycle.

Keywords : Layout , Line balancing Efectiveness, Eficiency

PENDAHULUAN berkaitan dengan proses produksi,


Industri manufaktur selalu dihadapkan perencanaan bahan, perencanaan kapasitas
pada situasi persaingan yang cukup ketat. produksi, alur tahapan kerja, posisi kerja
Menghadapi kondisi ini, dimana terdapat karyawan, penggunaan teknologi, dan tata
variasi produk tinggi, daur hidup produk letak (layout) fasilitas mesin-mesin
yang pendek, permintaan yang fluktuatif, produksi.
dan adanya tuntutan dalam pengiriman yang Salah satu cara yang dapat dilakukan
tepat waktu, menyebabkan perusahaan perusahaan untuk mengatasi hal tersebut
memerlukan strategi penungkatan efisiensi adalah dengan merancang tata letak pabrik
dalam penggunaan fasilitas. Suatu sistem atau melakukan konfigurasi ulang tata letak
manufaktur harus dapat menghasilkan pabrik.
produk-produk dengan biaya yang rendah Layout fasilitas produksi merupakan
dan kualitas tinggi, serta dapat salah satu faktor penting dalam mengelola
mengirimkannya tepat waktu kepada industri. Layout yang terencana dengan baik
pelanggan. Suatu sistem juga harus dapat akan ikut menentukan efisiensi dan
merespon perubahan yang sering timbul, efektifitas kegiatan produksi, sehingga
baik dari perancangan proses maupun perusahaan mampu menghasilkan produk
permintaan produk. yang bermutu dan berkualitas tinggi.
Kebutuhan untuk memenangkan Sebaliknya pemilihan layout yang kurang
persaingan mutlak dipenuhi oleh semua tepat dapat menghambat proses produksi,
perusahaan. Sehingga perusahaan berlomba yang akan berdampak pula pada kualitas
untuk menghasilkan output yang memiliki produk. Layout pabrik yang sesuai
ciri khusus agar tetap diingat oleh merupakan langkah awaldalam melakukan
konsumennya. Bagian produksi memiliki perubahan akan tata letak yang kurang baik.
andil yang sangat besar baik dalam membuat Dalam pemilihan layout harus di sesuaikan
produk seperti keinginan konsumen maupun dengan kondisi atau perubahan yang terjadi
melaksanakan proses produksi dengan agar proses produksi tetap dapat berjalan
efektif dan efisien agar tidak banyak dengan stabil, efektif dan efisien.
pemborosan. Sehingga perlu adanya Layout produksi adalah suatu tata letak
pengambulan keputusan yang integratif fasilitas-fasilitas yang di gunakan agar

Jurnal Riset Ekonomi dan Bisnis Vol. 1 No. 2 Juli 2014 90


proses produksi yang di gunakan berjalan terbaik (dalam pengaturan produksi), kantor,
efektif dan efisien (Gitosudarmo, 2002). dan meja-meja (pada pengaturan kantor)
Tata letak (layout) pabrik ini meliputi atau pusat pelayanan (dalam pengaturan
perencanaan dan pengaturan letak mesin, rumah sakit atau supermarket). Sebuah tata
peralatan, aliran bahan dan orang-orang letak yang efektif memfasilitasi terjadinya
yang bekerja pada masing-masing stasiun aliran bahan, manusia, dan informasi di
kerja. Jika disusun secara baik, maka operasi dalam suatu wilayah dan antar wilayah
kerja menjadi lebih efektif dan efisien (Heizer dan Render,2011:533). Dengan tata
(Wignjosoebroto, 2009). Pada dasarnya letak fasilitas matau mesin-mesin produksi
tujuan utama perancangan tata letak (layout) yang baik, sebuah pabrik dapat membuat
adalah optimasi pengaturan fasilitas-fasilitas produk dengan jumlah yang maksimal
operasi sehingga nilai yang diciptakan oleh dengan kondisi aktivitas produksi yang
sistim produksi akan maksimal (Purnomo, optimal. Perancangan ulang tata letak
2004). dibutuhkan apabila pabrik
Tahu kuning merupakan produk mengalokasikan mesin-mesin baru, juga
makanan khas Kediri, perusahaan pembuat perlu bagi sebuah pabrik untuk meninjau
produk tersebut masuk kategori perusahaan lagi tata letaknya karena dirasakan ada
UMKM dengan penggunaan teknologi yang penurunan produktivitas ataupun untuk
masih sederhana. Alat-alat produksi yang memperbaiki kinerja pabrik.
digunakan merupakan hasil modifikasi Tata letak (layout) pabrik ini meliputi
sendiri disesuaikan dengan kebutuhan perencanaan dan pengaturan letak mesin,
kapasitas produksi dari masing-masing peralatan, aliran bahan dan orang-orang
perusahaan. Penggunaan alat yang sederhana yang bekerja pada masing-masing stasiun
rentan pemborosan terkait dengan sistem kerja. Jika disusun secara baik, maka operasi
kerja dan layout-nya sehingga perlu kerja menjadi lebih efektif dan efisien
dilakukan analisa mendalam mengenai (Wignjosoebroto, 2009). Selain itu
efisiensi dan efektifitas keseimbangan lini perencanaan tata letak mencangkup desain
dan layout fasilitas produksi di lantai atau konfigurasi dari bagian-bagian, pusat
produksinya. kerja, dan peralatan yang membentuk proses
Pabrik Tahu Bapak Dhofir adalah perubahan dari bahan mentah menjadi
pabrik yang bergerak dalm bidang home barang jadi. (Herjanto, 2008:137).
industry yang terletak di desa klepu Sedangkan menurut (Gitoshudarmo,
kecamatan semen kabupaten kediri ini perlu 2002:128) Layout merupakan pemilihan
memperhatikan tata ruang produksi demi secara optimum penempatan mesin-mesin,
kelancaran, efisiensi dan keefektifitasan peralatan-peralatan pabrik, tempat kerja,
produksi. Sehingga keinginan untuk tempat penyimpanan, dan fasilitas servis,
memperoleh produk yang baik dengan laba bersama-sama dengan dengan penentuan
yang baik pula dapat tercapai. bentuk pabriknya
Berdasarkan hal-hal di atas peneliti Menurut (Githosudarmo 2002:186)
tertarik untuk meneliti layout proses tujuan pengaturan layout yang baik adalah
produksi di Pabrik Tahu Bapak Dhofir Desa sebagai berikut :
Klepu Kecamatan Semen, dengan judul
Analisis Layoutdan Line BalancingFasilitas a. Memaksimumkan pemanfaatan peralatan
Produksi : Studi Kasus Pada Pabrik Tahu pabrik.
Bapak Dhofir Desa Klepu Kecamatan b. Meminimumkan kebutuhan kerja.
Semen c. Mengusahakan agar pengaliran bahan
dan produk itu lancar.
KAJIAN TEORI d. Meminimumkan hambatan pada
kesehatan.
Layout e. Meminimumkan usaha membawa
barang.
Tata letak merupakan keputusan f. Memaksimumukan pemanfaatan ruang
meliputi penempatan mesin pada tempat yang tersedia.

Jurnal Riset Ekonomi dan Bisnis Vol. 1 No. 2 Juli 2014 91


g. Memaksimumkan keluwesan menggunakan pertimbangan kelayakan
menghindari hambatan operasi dan teknis dan ekonomis.
tempat yang terlalu padat. b. Analisa Proses. Menganalisa macam
h. Memberikan kesempatan berkomunikasi dan urutan proses pengerjaan produksi
para karyawan dengan memempatkan yang telah ditetapkan untuk dibuat.
mesin dan proses secara benar. c. Sigi dan Analisa Pasar.
i. Memaksimumkan hasil produksi. Mengidentifikasi macam dan jumlah
j. Meminimumkan kebutuhan akan produk yang dibutuhkan oleh
pengawasan dan pengendalian dengan konsumen. Informasi ini digunakan
menempatkan mesin, lorong / gang, dan untuk menentukan kapasitas produksi
fasilitas penunjang agar diperoleh yang berikutnya dapat member
komunikasi mudah dan siap. keputusan tentang banyaknya mesin dan
fasilitas produksi yang diberikan.
Prinsip Dasar Dalam Perencanaan Tata d. Analisa Macam dan Jumlah
Letak Pabrik Mesin/Equipment dan Luas Area yang
Berdasarkan tujuan, keuntungan dan Dibutuhkan. Dengan memperhatikan
aspek dasar dalam tata letak pabrik yang volume produk yang akan dibuat, waktu
terencana dengan baik, dapat disimpulkan 6 standard, jam kerja dan efisiensi mesin
prinsip dasar sebagai berikut: maka jumlah mesin dan fasilitas yang
a. Prinsip Integrasi Secara Total. Tata diperlukan (juga operator) dapat
letak pabrik merupakan integrasi secara dihitung. Untuk selanjutnya luas area,
total dari seluruh elemen produksi yang stasiun kerja, kebutuhan area, jalan
menjadi satu unit operasi yang lebih lintasan dapat di tentukan agar proses
besar. berlangsung dengan lancer.
b. Prinsip Perpindahan jarak Yang e. Pengembangan Alterantif Tata Letak.
Minimal. Dalam proses pemindahan Sebelum menentukan tata letak terbaik
bahan dari satu operasi ke operasi yang harus dipilih, terlebih dahulu
berikutnya, waktu dapat dihemat dengan dilakukan pengembangan alternative
mengurangi jarak perpindahan tersebut. dengan mempertimbangkan:
c. Prinsip Aliran Dari Suatu Proses 1) Analisa ekonomi didasarkan macam
Kerja. Aliran kerja yang baik adalah tipe layout yang dipilih
aliran konstan dengan minimum 2) Perancanaan pola aliran material
interupsi, kesimpangsiuran, dan yang harus dipindah dari satu proses
kemacetan dalam proses produksi. ke proses berikutnya
d. Prinsip Pemanfaatan 3) Pertimbangan yang terakait dengan
Ruangan. Pengaturan ruangan yang luas area, kolom bangunan, struktur
akan dipakai ssecara optimum dengan organisasi, dan lain-lain.
memanfaatkan tiga dimensi ruang 4) Analisi aliran material dengan
(cubic space). memperhatikan volume, frekwensi
e. Prinsip Kepuasan dan Keselamatan dan jarak perpindahan material
Kerja sehingga diperoleh total biaya yang
f. Tata letak yang baik akan dapat paling minimum.
membuat suasana kerja menjadi f. Perancangan Tata Letak Mesin dan
menyenangkan dan memuaskan Departemen Dalam Pabrik. Hasil analisa
sehingga dapat meningkatkan moral terhadap layoutdipakai dasar pengaturan
karyawan. fasilitas fisik dan pabrik dan pengaturan
g. Prinsip Fleksibilitas. departemen penunjang.

Langkah-langkah dalam perencanaan tata Line Balancing


letak pabrik: Keseimbangan lini (line balancing)
a. Analisa Produk. Menganalisa macam menurut Subagyo (2000:96) adalah proses
dan jumlah produk yang harus dibuat pembagian pekerjaan kepada stasiun kerja

Jurnal Riset Ekonomi dan Bisnis Vol. 1 No. 2 Juli 2014 92


sedemikianrupa sehingga diperoleh
keseimbangan setiap stasiun kerja. Stasiun
kerja adalah kumpulan berbagai elemen
kerja yang merupakan satu kesatuan.
= 100%
Penentuan tingkat keseimbangan
dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: Dimana :
Total Waktu Menganggur
1. Menentukan cycle time = Jumlah Stasiun Kerja
Cycle time adalah waktu x Cycle Time Total Wkt Elemen Pekerjaan
terpanjang yang diperlukan antara bagian
proses produksi yang harus yang harus =
dilalui suatu produk.
60 = 100%
= (Subagyo, 2000:98)

Dimana :
C = Clycle time / waktu daur 4. Menentukan efektifitas
t = waktu kerja per hari Rumus menentukan tingkat efektifitas
D = Permintaan perhari menurut Pangestu (98:2000) adalah
sebagai berikut :
Sedangkan untuk memperoleh Efektifitas
Outout perhari yang dicapai
kapasitas yang memadai menurut Heizer = x 100%
Output peerhari yang dikehendaki
dan Render (2001:357) dengan cara:


5. Efsiensi

= Efisiensi adalah tingkat
produktifitas yang paling optimal dalam
suatu pekerjaan. Menurut (Subagyo,
2. Perhitungan untuk mendapat stasiun 2000:79) Efisiensi dapat tercapai dengan
kerja kecil menekan jumlah biay-biaya produksi dan
Menurut (Heizer dan Render, transportasi selama dalm pabrik.
2001:357), Hal ini dibutuhkan untuk Keseimbangan yang efisien adalah
mendapatkan tugas /pekerjaan yang ada keseimbangan yang menyelesaikan
akan dilaksanakan untuk menghasilkan perakitan yang dibutuhkan, mengikuti
produk. urutan yang telah dispesifikasi, dan
menjaga agar waktu kosong setiap stasiun
=
60 kerja berada pada tingkat minimal (Heizer
Dimana : dan Render, 2001:288)
N = Stasiun kerja yang dibuat
T = Waktu proses total 6. Efisiensi dalam keseimbangan lini
Efisiensi dalam keseimbangan lini
3. Melakukan penugasan dari elemen- dapat dilihat dari jumlah waktu
elemen penugasan ke stasiun kerja menganggur dari suatu bagian. Usaha
dengan aturan LOT (Longest Operation untuk mengurangi waktu menganggur
Time) adalah dengan menentukan kembali tugas
Yaitu melakukan penugasan atau pekerjaan yang akan dilaksanakan
elemen tugas-tugas berikutnya dengan pada tiap stasiun kerja.
tetap memperhatikan urutan proses.Dalam
hal ini mencangkup penundaan (balancing = 100%
delay) yang dipakai dengan ukuran tentang
bagaimana baiknya alokasi penugasan
beban kerja pada stasiun kerja yang
merupakn indikator efisien.

Jurnal Riset Ekonomi dan Bisnis Vol. 1 No. 2 Juli 2014 93


METODE PENELITIAN Setelah ada rekomendasi penataan
layout fasilitas produksi maka layout yang
Penelitian ini merupakan penelitian digunakan oleh pabrik adalah layout produk
deskriptif kuantitatif, menyajikan analisis , karena pengaturan letak mesin-mesin/
dari kondisi nyata di lokasi penelitian fasilitas produksi dalam pabrik sudah
kemudian dilakukan perhitungan terhadap berdasarkan urutan proses produksi.
angka-angka sesuai dengan metode yang
digunakan. Obyek penelitian adalah pabrik 1. Menginventariskan Pekerjaan yang ada
Tahun Bapak Dhofir yang beralamat didesa Karakteristik pertama yang dianalisa adalah
Klepu Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri melihat pada Tabel 1 yang menyajikan
pada bulan Oktober 2014, kemudian tabulasi urutan proses dan waktu kerja untuk
dianalisa karakteristik layout dan line menyelesaikan 1 (satu) kali produksi Tahu di
balancing, yaitu : Pabrik Tahu Bapak Dhofir.
1. Menginventariskan kegiatan yang ada Dalam tabel 1 tampak bahwa terdapat 6
tahapan proses yang harus di laksanakan
2. Menggambar jaringan kerja
untuk sekali produksi. Adalpun untuk
3. Melakukan Analisis Keseimbangan Lini menyelesailan 1 (satu) kali proses produksi
dihasilkan 200 buah tahu dalam waktu 75
a. Menentukan Clyce Time menit.
b. Analisis stasiun kerja kecil
Tabel 1
Penjadwalan pekerjaan dan waktu kerja penyelesaian proses
produksi tahu di Pabrik Tahu Bapak Dhofir tahun 2014
Untuk unit produksi 1 kali produksi (200 tahu)

No Pekerjaan Simbol Elemen yang Waktu


mendahului (menit)
1 Pencucian A - 10
2 Penggilingan B A 15
3 Perebusan C B 20
4 Penyaringan D C 10
5 Pengepresan E D 10
6 Pemotongan F E 10
Total 75
Sumber : data primer, 2014
c. Melakukan penugasan dari elemen- 2. Menggambarkan jaringan kerja
elemen penugasan ke stasiun kerja Karakteristik kedua adalah penggambaran
dengan aturan LOT (Longest Operation jaringan kerja, yaitu disajikan dalam ilustrasi
Time) gambar 1 mengenai alur proses / tahapan
d. Menentukan efektifitas kerja untuk sekali produksi, terdiri dari 6
e. Menentukan efisiensi tahap.

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN


A B C
Berdasarkan proses produksi yang
dilakukan untuk Pabrik Tahu Bapak Dhofir,
layout produksi yang digunakan adalah F E D
layout produk atau garis, hal ini dapat dilihat
dari cara produksinya yang setiap hari Gambar 1.jaringan kerja proses produksi
menghasilkan tahu. Pabrik Tahu Bapak Dhofir

Jurnal Riset Ekonomi dan Bisnis Vol. 1 No. 2 Juli 2014 94


Untuk menentukan banyaknya stasiun kerja mengetahui kapasitas maksimum, dapat
dalam pabrik, maka digunakan rumus : diketahui dengan perhitungan sebagai
berikut :
=
60

Keterangan : =

N = Stasiun kerja 12 60
T = waktu proses total =
20
D = produksi = 36 /
t = waktu kerja per hariPabrik menargetkan
jumlah produksi sebayak 20 kali dimana
setiap produksi sejumlah 200 tahu. Hal
tersebut di peroleh dari proses wawancara =

dengan karyawan dan staf bagian produksi. 60 12
Sehingga stasiun kerja yang dibuat : = = 36
20
Penentuan elemen pekerjaan pada
20 x 75 1500 setiap stasiun kerja beserta perhitungan
N= =
60 x 12 720 waktu menganggur atau idle time dapat
= 2,08 dibulatkan menjadi 2 stasiun kerja dilihat pada tabel 3.
Pada siklus kerja 20 menit sebagai dasar
Setelah mengetahui kelompok kerja kemudian siklus kerja ditentukan oleh pabrik.
mengelompokkan urutan proses yang ada di
Pabrik Tahu Bapak Dhofir kedalam 2 stasiun Dari tabel diatas dapat dihitung besarnya
kerja . Untuk lebih jelasnya urutan proses dari waktu penundaan
stasiun kerja dapat dilihat pada gambar
berikut :
Berikut tabel 2 menggambarkan penugasan
elemenelemen pekerjaan kedalam statsiun = 100%

kerja beserta jumlah waktu kumulatif dari
setiap stasiun kerja :
Tabel 2
Penugasan elemen-elemen pekerjaan kedalam stasiun kerja produksi
Tahu pada Pabrik Bapak Dhofir tahun 2014

No Pekerjaan Simbol Pendahulu Waktu


(menit)
1 Pencucian A 1
2 Penggilingan B 1
3 Perebusan C 1
4 Penyaringan D 1 55
5 Pengepresan E 2
6 Pemotongan F 2 20
75
Sumber : data primer, diolah 2014
35
3. Melakukan Analisis Keseimbangan Lini = 100% = 87,5%
40
= 100% (87,5%)
Pabrik menggunakan proses terlama = 187,5%
sebagai dasar dari siklus kerja atau cycle
time yaitu pada stasiun pertama yang
membutuhkan waktu 20 menit. Untuk

Jurnal Riset Ekonomi dan Bisnis Vol. 1 No. 2 Juli 2014 95


Tabel 3
Perhitungan total waktu kerja siklus dan waktu menganggur
pada siklus 20 menit tahun 2014

Stasiun kerja Stasiun kerja


Total waktu(menit)
I II
Waktu kumulatif 55 20 75
Siklus kerja 20 20 40
Waktu menganggur -35 0 -35
Sumber : data primer, diolah 2014

Efektivitas lininya adalah tingkat


kapasitas yang di inginkan dapat dicapai
oleh pabrik. Dengan siklus kerja 20 menit, Penundaan
total output perhari yang dapat dicapai
adalah : Total waktu menganggur
= x 100%
Total waktu kerja
145
= x 100% = 207%
= 70
= 100%
12 60 = 100% (207%)
=
20 = 307%
= 36 / Efektivitas lininya adalah dengan
tingkat kapasitas yang diinginkan dan dapat
Efektifitas dicapai oleh pabrik. Dengan siklus kerja -35
menit , total output per hari yang bisa
Output perhari yang dicapai dicapai adalah :
= x 100%
Output perhari yang dikehendaki
36 utput perhari yang dicapai
= x 100% = 180%
20 Total waktu yang tersedia
=
Cycle Time
60 x 12
Jika dibandingkan dengan = = 20,57
menggunakan perhitungan total waktu kerja 35
= 21 produksi/hari
dan menganggur pada siklus kerja -35 menit
dapat diketahui sebagai berikut :

Dari tabel berikut diatas dapat dihitung
besarnya waktu penundaan = 100%

Tabel 4
Perhitungan total waktu kerja siklus dan waktu menganggur
pada siklus -35 menit tahun 2014

Stasiun kerja Stasiun kerja Total waktu (menit)


I II
Waktu kumulatif 55 20 75
Siklus kerja -35 -35 -70
Waktu menganggur 80 55 145
Sumber : data primer, diolah 2014

Jurnal Riset Ekonomi dan Bisnis Vol. 1 No. 2 Juli 2014 96


21 1. Karena layout yang digunakan adalah
= 100% = 105% layout garis jadi penting bagi pabrik
20
Dari perhitungan diatas dapat untuk selalu memantau kinerja setiap
diketahui bahwa dengan menggunakan stasiun kerja agar proses produksi tetap
perhitungan total waktu kerja siklus 20 berjalan dengan lancar.
menit penundaan -87,5% , efisiensi 187,5%, 2. Perlu adanya evaluasi pada setiap
output perhari yang dicapai 36 produksi dan stasiun kerja agar mendapatkan waktu
efektivitas 180%. Sedangkan apabila proses yang lebih efisien.
menggunakan perhitungan total waktu
kerja,siklus waktu menganggur pada siklus - DAFTAR PUSTAKA
35 menit penundaan sebesar -207% , B, Retno Kanti, 2005. Analisis Efisiensi
efisiensi 307%, output per hari -21 produksi Layout Fasilitas Produksi Pada
dan efektifitas -105%. Departemen Finishing di PT. Sari
Jadi dengan menggunakan Warna Asli Unit IV.Surakarta :
perhitungan total waktu kerja,siklus dan Universitas Sebelas Maret
waktu menganggur pada siklus 20 menit Gitoshudarmo , Indriyo. 2002. Manajemen
lebih efisien daripada menggunakan Operasi. Edisi Kedua.Yogyakarta : FE
perhitungan total waktu kerja,siklus dan UGM
waktu menganggur pada siklus -35 menit. Heizer, Jay. Barri Render.2001.Prinsip-
Prinsip Manajemen Operasi.Jakarta :
KESIMPULAN DAN SARAN Salemba Empat
Berikut adalah hasil pengamatan dan Heizer, Jay. Barri Render. 2011. Manjemen
analisis data yang diperoleh dari Pabrik Operasi. Edisi Kesembilan .Jakarta :
Tahu Bapak Dhofir: Salemba Empat
1. Tipe layout yang digunakan pada Pabrik Herjanto,Eddy . 2008. Manajemen Operasi.
Tahu Bapak Dhofir adalah layout Edisi Ketiga. Jakarta : Gramedia
produk karena proses produksinya Kuncoro, Mudrajad .2003. Metode Riset
berurutan serta penempatan mesin- Untuk Bisnis & Ekonomi.Jakarta :
mesin atau fasilitas produksi disusun Erlangga
sesuai dengan menggunakan urutan Kurniasih, Ratna . 2005. Analisis Layout
proses produksi. Proses Produksi Buku Tulis di PT. Solo
2. Proses produksi pada Pabrik Tahu Murni Kerten.Surakarta : Universitas
Bapak Dhofir dibagi menjadi 6 tahap Sebelas Maret
yaitu : proses pencucian,proses Pratama , Rizky Hendra. 2009. Proses
penggilingan, proses perebusan, proses Produksi dan Layout Kain Golden
penyaringan, proses pengepresan, dan Mella White pada PT.Sari Warna Asli
proses pemotongan. IV Textile Industry di
3. Proses produksi menggunakan siklus Karanganyar.Surakarta : Universitas
kerja 20 menit, penundaansebesar Sebelas Maret
penundaan -87,5%, efisiensi 187,5% , Purnomo, H., 2004. Perencanaan dan
output perhari yang dicapai 36 produksi Perancangan Fasilitas. Cetakan
dan efektivitas 180%. Pertama. Yogyakarta : Graha Ilmu
4. Proses produksi menggunakan siklus - Reksohadiprodjo, Sukanto .2000.
35 menit, penundaan sebesar -207% , Manajemen Produksi. Edisi
efisiensi 307%, output per hari -21 Keempat.Yogyakarta : BPFE
produksi dan efektifitas -105%. Riduwan.2003. Skala Pengukuran Variabel-
Berdasarkan kenyataan yang ada Variabel Penelitian.Bandung: Alfabeta
dipabrik maka penulis ingin memberikan Sri Joko. 2001. Manjemen Produksi dan
saran yang bersifat membangun demi Operasi.Malang : Universitas
perkembangan pabrik dimasa mendatang , Muhammadiyah
yaitu :

Jurnal Riset Ekonomi dan Bisnis Vol. 1 No. 2 Juli 2014 97


Subagyo, Pangestu . 2000. Manajemen
Operasi. Edisi Pertama.Yogyakarta
:BPFE
Subroto, Dyan Anindya. 2005. Analisis
Efisiensi Lyout Fasilitas Produksi Pada
Departemen Machining PT.Naga
Bhuana Aneka Piranti. Surakarta :
Universitas Sebelas Maret
Wicaksono,Haryo . 2010. Analisis Efisiensi
Layout Fasilitas Produksi Rokok Slim
pada PT. Djitoe Indonesian Tobacco
Coy. Surakarta : Universitas Sebelas
Maret
Wignjosoebroto, S., 2009.Tata Letak Pabrik
danPemindahan Bahan.Edisi
ketiga.Surabaya: Guna Widya

Jurnal Riset Ekonomi dan Bisnis Vol. 1 No. 2 Juli 2014 98

Você também pode gostar