Você está na página 1de 23

REVITALISASI POSYANDU DALAM UPAYA MENJADIKAN POSYANDU

TERINTEGRASI GUNA PENGOPTIMALAN UKBM (UPAYA KESEHATAN

BERSUMBERDAYA MANUSIA)

Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Administrasi Proyek Kesehatan

Dosen pengampu : dr. Ngakan Putu D.S., M. Kes

Disusun oleh :

1. Urlinda Rizki 6411414105

2. Mira Andri Astuti 6411414138

3. Nur Siti Desy R 6411414153

Rombel 2 AKK

JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2017

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat, dan
hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Laporan ini
penulis susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Dasar Kepemimpinan.

Adapun makalah ini telah saya usahakan semaksimal mungkin dan tentunya
dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu saya tidak lupa menyampaikan bayak terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu saya dalam pembuatan makalah ini. Namun tidak lepas
dari semua itu, kami menyadar sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi
penyusun bahasanya maupun segi lainnya.

Penulis bersedia menerima baik kritik maupun saran yang dapat membangun.
Selain itu penulis meminta maaf jika terdapat kekurangan dalam penulisan makalah
ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat.

Semarang, April 2016

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i

KATA PENGANTAR.............................................................................................. ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 2

1.3 Tujuan Makalah .......................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Upaya Kesehatan Bersumberdaya Manusia (UKBM) ................................ 4


2.2 Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) ........................................................ 4
2.2.1 Kegiatan Posyandu ................................................................................... 5
2.2.2 Tujuan Posyandu....................................................................................... 5
2.2.3 Manfaat Posyandu..................................................................................... 7
2.3 Revitalisasi Posyandu ................................................................................ 9
2.3.1 Pengertian dan Pedoman Revetalisasi Posyandu .......................... 9
2.3.2 Tujuan Revitalisasi Posyandu ......................................................... 10
2.3.3 Sasaran dan Prinsip Pelaksanaan Revitalisasi Posyandu .............. 10
2.3.4 Strategi Revitalisasi Posyandu ........................................................ 11
2.3.5 Pedoman Penyelenggaraan Revitalisasi Posyandu ........................ 11
2.3.6 Indikator Kemajuan Revitalisasi Posyandu ..................................... 12
2.4 Strategi Pelaksanaan Posyandu Terintegrasi untuk Solusi Permasalahan
Kesehatan di Indonesia ............................................................................. 14

BAB III PENUTUP

3.1 Simpulan .................................................................................................... 18

3.2 Saran ......................................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 20

iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Terminologi pemberdayaan masyarakat (people empowerment) yang mulai

populer pada tahun 80-an dan umumnya akrab digunakan di kalangan

Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) saat ini telah menasional.

Pemberdayaan secara umum merupakan suatu upaya atau proses untuk

menumbuhkan kesadaran, kemauan, serta kemampuan masyarakat dalam

rangka mengenal, mengatasi, memelihara, melindungi, serta meningkatkan

kesejahteraan mereka sendiri. Pemberdayaan Masyarakat bidang kesehatan

merupakan suatu proses aktif, dimana sasaran/klien dan masyarakat yang

diberdayakan harus berperan serta aktif (berpartisipasi) dalam kegiatan dan

program kesehatan. Ditinjau dari konteks pembangunan kesehatan, partisipasi

masyarakat adalah keikutsertaan dan kemitraan masyarakat dan fasilitator

(pemerintah, LSM) dalam pengambilan keputusan, perencanaan, pelaksanaan,

pemantauan dan penilaian kegiatan dan program kesehatan serta memperoleh

manfaat dari keikutsertaannya dalam rangka membangun kemandirian

masyarakat (Kemenkes RI, 2013).

Upaya Kesehatan Bersumberdaya Manusia (UKBM) merupakan program

utama pemerintah dalam hal pemberdayaan masyarakat. Dan salah satu

program dari sendiri yang sudah terkenal dan hampir dilakukan di semua daerah

di Indonesia yaitu Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu). Sedangkan untuk

Posyandu sendiri terdiri dari beberapa kegiatan yang termasuk dalam kegiatan

utama dan kegiatan tambahan yang disebut dengan Posyandu Terintegrasi.

Cakupan Posyandu yang belum memenuhi target menunjukkan bahwa

pelayanan Posyandu masih belum maksimal untuk deteksi dini kesehatan ibu

1
dan anak. Pelayanan optimal di Posyandu memerlukan penyesuaian

pengetahuan dan keterampilan kader dengan kebijakan teknis dan

perkembangan teknologi terkini sehingga kader bisa bekerja sesuai norma,

standar, prosedur, dan kriteria pengembangan Posyandu. Jumlah kader aktif di

Posyandu rata-rata 3 orang padahal kebutuhan kader Posyandu adalah 5 orang

dan kompetensi kader masih kurang dalam memberikan pelayanan di Posyandu

(Kemenkes RI, 2011).

Kesepakatan untuk merevitalisasi posyandu dituangkan dalam Surat Edaran

Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah Nomor 411.3/1116/SJ Tanggal 13

Juni 2001. Tujuan dari revitalisasi posyandu agar terjadi peningkatan fungsi dan

kinerja posyandu, sehingga dapat memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anak

sejak dalam kandungan, agar status gizi maupun derajat kesehatan ibu dan anak

dapat dipertahankan atau ditingkatkan (Depdagri, 2001). Revitalisasi Posyandu

memang telah lama dicanangkan, namun seperti penelitian yang dilakukan oleh

Asma Isra,dkk (2014) bahwa pelaksanaan revitalisasi posyandu di Kota Baubau

sudah dilaksanakan sejak tahun 2001, namun belum adanya evaluasi tentang

revatilisasi Posyandu tersebut.

Untuk itu perlu adanya penggalakkan kembali tentunya dengan melihat apa

saja kekurangan dalam revitalisasi posyandu sebelumnya, sehingga kekurangan-

kekurangan tersebut dapat dievaluasi penyebabnya dan dijadikan landasan

dalam memperbaikinya.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana pelaksanaan strategi UKBM oleh pemerintah saat ini?

1.2.2 Bagaimana prinsip pelaksanaan posyandu terintegrasi?

2
1.2.3 Bagaimana program revitalisasi posyandu yang dapat dilaksanakan?

1.2.4 Bagaimana pelaksanaan Posyandu Terintegrasi sebagai solusi

permasalahan kesehatan di Indonesia?

1.3 Tujuan Makalah

1.3.1 Untuk mengetahui tentang pelaksanaan strategi UKBM oleh pemerintah

saat ini.

1.3.2 Untuk mengetahui tentang prinsip pelaksanaan posyandu terintegrasi.

1.3.3 Untuk mengetahui tentang program revitalisasi posyandu yang dapat

dilaksanakan.

1.3.4 Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan Posyandu Terintegrasi

sebagai solusi permasalahan kesehatan di Indonesia

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Upaya Kesehatan Bersumberdaya Manusia (UKBM)

UKBM adalah wahana pemberdayaan masyarakat, yang dibentuk atas dasar

kebutuhan masyarakat, dikelola oleh, dari, untuk dan bersama masyarakat,

dengan bimbingan dari petugas Puskesmas, lintas sektor dan lembaga terkait

lainnya (Kemenkes RI, 2013).

Program UKBM yang sudah ada antara lain:

1. Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu)

2. Polindes (Pondok Bersalin Desa)

3. POD (Pos Obat Desa)

4. Dana Sehat

5. LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)

6. TOGA (Tanaman Obat Keluarga)

7. Pos UKK (Pos Upaya Kesehatan Kerja)

8. Pos KB Desa

9. Poskestren (Pos Kesehatan Pesantren)

Semua program diatas belum tentu dilaksanakan oleh semua daerah di

Indonesia, biasanya tergantung kebijakan dan kebutuhan daerah yang

bersangkutan.

2.2. Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu)

Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) merupakan salah satu bentuk

Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dilaksanakan oleh,

4
dari dan bersama masyarakat, untuk memberdayakan dan memberikan

kemudahan kepada masyarakat guna memperoleh pelayanan kesehatan bagi

ibu, bayi dan anak balita (Kemenkes RI, 2012).

2.2.1 Kegiatan Posyandu

Kegiatan Posyandu terdiri dari kegiatan utama dan kegiatan

pengembangan/pilihan. Kegiatan utama, mencakup:

a. kesehatan ibu dan anak;

b. keluarga berencana;

c. imunisasi;

d. gizi;

e. pencegahan dan penanggulangan diare.

Kegiatan pengembangan/pilihan, masyarakat dapat menambah kegiatan

baru disamping lima kegiatan utama yang telah ditetapkan, dinamakan

Posyandu Terintegrasi. Kegiatan baru tersebut misalnya;

a. Bina Keluarga Balita (BKB);

b. Tanaman Obat Keluarga (TOGA);

c. Bina Keluarga Lansia (BKL);

d. Pos Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD);

e. berbagai program pembangunan masyarakat desa lainnya.

2.2.2 Tujuan Posyandu

Secara umum tujuan penyelenggaran posyandu adalah sebagai berikut

(Depkes RI, 2006) :

5
1. Mempercepat penurunan Angka Kematian Bayi (AKB), anak balita dan

angka kelahiran.

2. Mempercepat penurunan AKI (Angka Kematian Ibu ), ibu hamil dan ibu

nifas.

3. Mempercepat diterimanya Norma Keluarga Kecil Bahagia

danSejahtera (NKKBS).

4. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan

kegiatan kesehatan dan kegiatan-kegiatan lain yang menunjang sesuai

kebutuhan. Meningkatkan daya jangkau pelayanan kesehatan.

Sasaran dalam pelayanan kesehatan di Posyandu adalah bayi (usia kurang

dari 1 tahun) anak balita (usia 1-5 tahun), ibu hamil, ibu menyusui, ibu nifas,

wanita PUS (pasangan usia subur), dan pengasuh anak.

Dilihat dari indikator-indikator yang ditetapkan oleh Depkes, Posyandu

secara umum dapat dibedakan menjadi 4 (empat) tingkat yaitu : (1) Posyandu

Pratama; (2) Posyandu Madya; (3) Posyandu Purnama dan (4). Posyandu

Mandiri (Depkes RI, 2006).

1. Posyandu Pratama

Posyandu Pratama adalah Posyandu yang belum mantap, yang ditandai

oleh kegiatan bulanan Posyandu belum terlaksana secara rutin serta jumlah

kader terbatas yakni kurang dari 5 (lima) orang. Penyebab tidak terlaksananya

kegiatan rutin bulanan Posyandu, disamping jumlah kader yang terbatas, dapat

pula karena belum siapnya masyarakat. Intervensi yang dapat dilakukan untuk

perbaikan peringkat adalah memotivasi masyarakat serta menambah jumlah

kader.

2. Posyandu Madya

6
Posyandu Madya adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan

kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak 5

orang atau lebih, tetapi cakupan kelima kegiatan utamanya masih rendah yaitu <

50%. Intervensi yang dapat dilakukan untuk perbaikan peringkat adalah

meningkat cakupan dengan mengikut sertakan tokoh masyarakat sebagai

motivator serta lebih menggiatkan kader dalam mengelola kegiatan Posyandu.

3. Posyandu Purnama

Posyandu Purnama adalah Posyandu yang sudah melaksanakan kegiatan

lebih dari 8 kali per tahun dengan rata-rata jumlah kader sebanyak 5 (lima)

orang atau lebih. Cakupan utamanya > 50% serta mampu menyelenggarakan

program tambahan seta telah memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat

yang dikelola oleh masyarakat yang pesertanya masih terbatas yakni kurang

dari 50% KK di wilayah kerja Posyandu.

4. Posyandu Mandiri

Posyandu Mandiri adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan

kegiatan lebih dari 8 kali per tahun dengan rata-rata kader sebanyak 5 (lima)

orang atau lebih. Cakupan dari kegiatan utamanya > 50%, mampu

menyelenggarakan program tambahan serta telah memperoleh sumber

pembiayaan dari dana sehat yang dikelola masyarakat yang pesertanya lebih

dari 50% KK yang bertempat tinggal di wilayah kerja Posyandu Intervensi yang

dilakukan bersifat pembinaan termasuk pembinaan dana sehat, sehingga

terjamin kesinambungannya.

2.2.3 Manfaat Posyandu

Adapun manfaat dari Posyandu adalah sebagai berikut :

Bagi Masyarakat:

7
1. Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan

pelayanan kesehatan bagi ibu, bayi, dan anak balita.

2. Pertumbuhan anak balita terpantau sehingga tidak menderita gizi

kurang atau gizi buruk.

3. Bayi dan anak balita mendapatkan kapsul Vitamin A

4. Bayi memperoleh imunisasi lengkap.

5. Ibu hamil akan terpantau berat badannya dan memperoleh tablet

tambah darah (Fe) serta imunisasi Tetanus Toksoid (TT).

6. Ibu nifas memperoleh kapsul Vitamin A dan table tambah darah (Fe).

7. Memperoleh penyuluhan kesehatan terkait tentang kesehatan ibu dan

anak.

8. Apabila terdapat kelainan pada bayi, anak balita, ibu hamil, ibu nifas

dan ibu menyusui dapat segera diketahui dan dirujuk ke puskesmas.

9. Dapat berbagi pengetahuan dan pengalaman tentang kesehatan ibu,

bayi, dan anak balita.

Bagi Kader

1. Mendapatkan berbagai informasi kesehatan lebih dahulu dan lebih

lengkap.

2. Ikut berperan secara nyata dalam perkembangan tumbuh kembang

anak balita dan kesehatan ibu.

3. Citra diri meningkat di mata masyarakat sebagai orang yang terpercaya

dalam bidang kesehatan.

4. Menjadi panutan karena telah mengabdi demi pertumbuhan anak

dan kesehatan ibu.

8
2.3. Revitalisasi Posyandu

2.3.1 Pengertian dan Pedoman Revetalisasi Posyandu

Revitalisasi adalah upaya untuk menghidupkan kembali kawasan mati,

yang pada masa silam pernah hidup, atau mengendalikan, dan

mengembangkan kawasan untuk menemukan kembali potensi yang dimiliki atau

pernah dimiliki atau seharusnya dimiliki oleh sebuah kota, baik dari segi sosio-

kultural, sosial ekonomi, segi fisik alam lingkungan, sehingga diharapkan dapat

peningkatan kualitas hidup dari penghuninya (Nilawati, 2008).

Dengan terjadinya krisis yang berkepanjangan, berdampak pula terhadap

menurunnya kegiatan posyandu, untuk itu diperlukan upaya revitalisasi

posyandu. Program revitalisasi posyandu mempunyai tujuan agar terjadi

peningkatan fungsi dan kinerja posyandu, dengan kegiatan utama adalah; 1)

pelatihan, untuk meningkatkan kemampuan dan kualitas kader; 2) pelayanan,

mencakup pelayanan lima program prioritas yang merupakan paket minimal

dengan sasaran khusus balita dan ibu hamil serta menyusui dan; 3)

penggerakan masyarakat. Upaya tersebut telah diawali melalui berbagai

kegiatan seperti sosialisasi, pelatihan dan lokakarya revitalisasi posyandu

sepanjang tahun 1999-2000 (Ridwan dkk, 2007).

Pedoman revitalisasi posyandu ditujukan bagi pemangku kepentingan

(Stakeholder) dalam upaya penyelenggaraan revitalisasi posyandu yang meliputi

masyarakat, petugas, kader, Pembina posyandu, pengelola posyandu, tokok

masyarakat, tokoh adat, seluruh lintas sektor pemerintah, dan pihak terkait

mencakup swasta, dunia usaha, lembaga swadaya masyarakat (LSM), dan

organisasi non pemerintah. Pedoman ini dapat memberikan petunjuk tentang

penyelenggaraan revitalisasi posyandu (Depdagri RI, 2001).

9
2.3.2 Tujuan Revitalisasi Posyandu

Tujuan umumnya yaitu meningkatkannya fungsi dan kinerja Posyandu

agar dapat memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anak sejak dalam

kandungan,dan agar status gizi maupun derajat kesehatan ibu dan anak

dapat dipertahankan dan atau ditingkatkan. Sedangkan tujuan khususnya:

(Depdagri RI, 2001).

1. Meningkatkan kualitas kemampuan dan ketrampilan kader

Posyandu.

2. Meningkatkan pengelolaan dalam pelayanan Posyandu.

3. Meningkatkan pemenuhan kelengkapan sarana, alat, dan obat di

Posyandu.

4. Meningkatkan kemitraan dan pemberdayaan masyarakat untuk

kesinambungan kegiatan Posyandu.

5. Meningkatkan fungsi pendampingan dan kualitas pembinaan

Posyandu.

2.3.3 Sasaran dan Prinsip Pelaksanaan Revitalisasi Posyandu

Posyandu yang tidak berfungsi, posyandu yang tidak memiliki bangunan,

posyandu yang terbatas cakupan, jenis, waktu dan tenaga pelayananya,

posyandu yang tidak dilengkapi alat-alat bantu pelayanan kesehatan dasar

dan pelayanan lainnya yang dibutuhkan masyarakat desa, posyandu yang

tidak mendapat partisipasi atau peran serta masyarakat (Nilawati, 2008).

Sasaran kegiatan Revitalisasi Posyandu ini pada dasarnya meliputi seluruh

Posyandu dengan prioritas utama pada Posyandu Pratama dan Madya sesuai

dengan kebutuhan (Depdagri RI, 2001).

10
2.3.4 Strategi Revitalisasi Posyandu

Strategi yang perlu ditempuh dalam rangka mencapai tujuan Revitalisasi

Posyandu (Depdagri RI, 2001), adalah :.

a. Meningkatkan kemampuan pengetahuan dan ketrampilan teknis, serta

dedikasi kader di Posyandu.

b. Memperluas system Posyandu dengan meningkatkan kualitas dan

kuantitas pelayanan di hari buka dan kunjungan rumah.

c. Menciptakan iklim kondusif untuk pelayanan dengan pemenuhan sarana

dan prasarana kerja Posyandu.

d. Meningkatkan peran serta masyarakat dan kemitraan dalam

penyelenggaran dan pembiayaan kegiatan Posyandu.

e. Menyediakan system pilihan jenis dalam pelayanan (paket minimal dan

tambahan) sesuai perkembangan kebutuhan masyarakat.

f. Menggunakan azas kecukupan dan urgensi dalam penetapan sasaran

pelayanan dengan perhatian khusus pada Baduta untuk mencapai

cakupan keseluruhan.

g. Memperkuat dukungan pembinaan dan pendampingan tehnis dari tenaga

professional dan tokoh masyarakat, termasuk unsure LSM.

2.3.5 Pedoman Penyelenggaraan Revitalisasi Posyandu

Revitalisasi posyandu dapat dicapai dengan memenuhi standar yang telah

ditetapkan sebagai berikut (Nilawati, 2008) :

1. Prasarana, adanya tanah dan bangunan.

2. Sarana, adanya ruangan, alat-alat kerja, tenaga, penyediaan tenaga

dilakukan dengan mengacu pada tugas dan fungsi masing-masing

11
yang ditetapkan yaitu: tenaga kesehatan puskesmas kader Pembina

posyandu pengelola posyandu, dan petugas lainnya. Disamping yang

tersebut diatas juga kegiatan sangat penting dalam optimalisasi

revitalisasi posyandu seperti: kegiatan pelayanan pada hari buka dan

hari tidak buka, hal ini merupakan kelanjutan kegiatan di dalam

posyandu yaitu: program kegiatan kesehatan dan gizi seperti layanan

kunjungan rumah, penggalangan partisipasi masyarakat, peningkatan

kemampuan dan pembinaan posyandu, penerapan system

kewaspadaan pangan dan gizi.

Dalam melaksanakan strategi yang diterapkan perlu dilakukan

kegiatan yang langsung maupun tidak langsung, sehingga dapat

meningkatkan funsi dan kinerja posyandu yaitu: pelatihan-pelatihan

kepada kader posyandu, meningkatkan jangkauan pelayanan

kesehatan melalui kegiatan pelayanan pada hari buka posyandu dan

kunjungan rumah, menigkatkan peran serta masyarakat dan

membangun kemitraan, optimalisasi kegiatan posyandu, pelayanan

menggunakan sistem kafetaria, memberikan perhatian khusus pada

kelompok sasaran berdasarkan azas kecukupan (terutama pada

Baduta), memperkuat dukungan pendampingan dan pembinaan oleh

tenaga professonal dan tokoh masyarakat (Nilawati, 2008).

2.3.6 Indikator Kemajuan Revitalisasi Posyandu

Kemajuan kegiatan Revitalisasi Posyandu dapat diukur dari aspek

input/asupan, proses, luaran (output), dan dampak (out come) sebagai berikut

(Depdagri RI, 2001) :

12
a. Indikator Input : Jumlah Posyandu yang telah lengkap sarana dan obat-

obatnya, jumlah kader yang telah dilatih dan aktif bekerja, jumlah kader

yang mendapat akses untuk meningkatkan ekonominya, serta adanya

dukungan pembiayaan dari masyarakat setempat, pemerintah dan

lembaga donor untuk kegiatan Posyandu.

b. Indikator Proses : Meningkatnya frekuensi pelatihan kader Posyandu,

meningkatnya frekuensi pendampingan dan pembinaan Posyandu,

meningkatnya jenis pelayanan yang dapat diberikan, meningkatnya

partisipasi masyarakat untuk Posyandu, serta menguatnya kapasitas

pemantauan pertumbuhan anak.

c. Indikator Luaran : Meningkatkan cakupan bayi dan balita yang dilayani,

pencapaian cakupan seluruh balita, meningkatnya cakupan ibu hamil dan

ibu menyusui yang dilayani, serta meningkatnya cakupan kasus yang

dipantau dalam kunjungan rumah.

d. Indikator dampak (Outcome) : Meningkatnya status gizi balita,

berkurangnya jumlah anak yang berat badannya tidak cukup naik,

berkurangnya prevalensi penyakit anak (cacingan, diare, ISPA),

berkurangnya prevalensi anemia ibu hamil dan ibu menyusui, mantapnya

pola pemeliharaan anak secara baik di tingkat keluarga serta mantapnya

kesinambungan Posyandu.

13
2.4 Strategi Pelaksanaan Posyandu Terintegrasi untuk Solusi

Permasalahan Kesehatan di Indonesia

BAB III

PENUTUP

Gambar 1. Alur Pikir Strategi Pelaksanaan Posyandu Terintegrasi untuk

Solusi Permasalahan Kesehatan di Indonesia.

14
Alur pikir diatas dapat dijadikan acuan mengapa posyandu harus ditegakkan

revitalisasinya kembali dan pengembangan posyandu menjadi posyandu

terintegrasi. Posyandu adalah Pos Pelayanan Kesehatan yang paling dekat dengan

masyarakat, sehingga Posyandu lah yang diharapkan mampu menjadi pelayanan

primer dalam menangani masalah kesehatan di masyarakat.

Dapat dilihat bahwa masalah kesehatan yang krusial di Indonesia seperti

Angka Kematian Ibu, Angka Kematian Bayi, Gizi Buruk sebenarnya dapat

dituntaskan melalui Posyandu karena masalah-masalah tersebut mencakup target

dalam program Posyandu. Untuk itu perlu adanya rekomendasi dalam peningkatan

Posyandu.

Tabel 1. Rekomendasi dalam Rangka Pengembangan Posyandu Terintegrasi

Instansi/Pihak
Terkait
Masalah Solusi yang Ditawarkan
Revitalisasi
Posyandu
Kader Posyandu - Jumlah kader aktif kurang - Kader aktif melakukan
- Masih banyak kader yang kunjungan
belum mengikuti rumah atau kejar timbang balita.
Pelatihan - Kader aktif melakukan
- Banyak kader yang drop pendekatan
out dan penyuluhan kepada
- Sulit mendapatkan kader masyarakat tentang pentingnya
baru posyandu.
- Pelatihan tidak efektif - Waktu pelaksanaan posyandu
- Peserta pelatihan dibatasi disesuaikan dengan kondisi
- Tidak ada insentif kader lingkungan posyandu misalnya
- Kader tidak melakukan banyak ibu yang bekerja pada
kunjungan rumah pagi hari maka posyandu dapat
- Umur kader relatif tua dan dilaksanakan pada sore hari
bekerja lambat - Mengaktifkan tokoh
masyarakat untuk penggerakan
masyarakat
- Kaderisasi kader untuk
menggantikan kader yang drop
out dan relatif tua
- Adanya insentif untuk kader
Lurah/Kepala - Kurangnya penggerakan - Setiap pergantian lurah/kepala
masyarakat desa

15
Desa - Tidak ada monitoring melakukan serah terima tugas
- Tidak mengaktifkan termasuk tugas dalam
pengurus PKK Kelurahan pembinaan
posyandu.
- Memberikan dukungan
kebijakan, sarana dan dana
untuk penyelenggaraan
posyandu
- Mengkoordinasikan dengan
ketua RT/RW untuk
penggerakan masyarakat
sehingga dapat hadir pada hari
buka posyandu
- Mengkoordinasikan peran
kader posyandu dan tokoh
masyarakat untuk berperan aktif
dalam penyelenggaraan
posyandu
- Melakukan pembinaan untuk
terselenggaranya kegiatan
posyandu secara teratur.
- Membentuk dan mengaktifkan
kembali Tim Penggerak PKK
- Memberikan gratis administrasi
kepada kader di setiap
kelurahan
- Menggerakkan masyarakat
untuk dana swadaya kegiatan
PMT
Pengurus - Tidak ada pembinaan dan Setiap pergantian pengurus Tim
Penggerak PKK pengawasan posyandu Penggerak PKK dilakukan serah
Kelurahan - Tidak ada PMT terima tugas termasuk
- Tidak melakukan pembinaan posyandu dan
penggerakan masyarakat disaksikan oleh seluruh
- Serah terima formal pengurus PKK.
pengurus PKK antar
periode tidak
dilaksanakan

Puskesmas - Pembinaan bersifat - Melakukan pembinaan kepada


insidentil kader disesuaikan dengan
- Tidak ada koordinasi kondisi kader misalnya
dengan pengurus tim melakukan pembinaan kader
penggerak PKK tentang penimbangan dan
Kecamatan dan penyuluhan.
Kelurahan - Melakukan penyuluhan dan
- Tidak ada dana khusus pendekatan kepada masyarakat
untuk pembinaan tentang pentingnya posyandu.
- Kurangnya kemampuan - Melakukan koordinasi dengan
petugas untuk melakukan Pengurus PKK Kecamatan dan

16
pembinaan Kelurahan secara
- Posyandu tidak dianggap berkesinambungan
sebagai program vital

17
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan

UKBM adalah wahana pemberdayaan masyarakat, yang dibentuk atas dasar

kebutuhan masyarakat, dikelola oleh, dari, untuk dan bersama masyarakat, dengan

bimbingan dari petugas Puskesmas, lintas sektor dan lembaga terkait lainnya.

Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) merupakan salah satu bentuk

Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dilaksanakan oleh, dari

dan bersama masyarakat, untuk memberdayakan dan memberikan kemudahan

kepada masyarakat guna memperoleh pelayanan kesehatan bagi ibu, bayi dan anak

balita. Posyandu secara umum dapat dibedakan menjadi 4 (empat) tingkat yaitu : (1)

Posyangu Pratama; (2) Posyandu Madya; (3) Posyandu Purnama dan (4). Posyandu

Mandiri.

Revitalisasi adalah upaya untuk menghidupkan kembali kawasan mati, yang

pada masa silam pernah hidup, atau mengendalikan, dan mengembangkan kawasan

untuk menemukan kembali potensi yang dimiliki atau pernah dimiliki atau seharusnya

dimiliki oleh sebuah kota, baik dari segi sosio-kultural, sosial ekonomi, segi fisik alam

lingkungan, sehingga diharapkan dapat peningkatan kualitas hidup dari

penghuninya. Revitalisasi ini dengan kegiatan utama berupa pelatihan, pelayanan

dan penggerakan masyarakat.

posyandu harus ditegakkan revitalisasinya kembali dan pengembangan

posyandu menjadi posyandu terintegrasi. Karena Angka Kematian Ibu, Angka

Kematian Bayi, Gizi Buruk sebenarnya dapat dituntaskan melalui Posyandu karena

masalah-masalah tersebut mencakup target dalam program Posyandu. Untuk itu

perlu adanya rekomendasi dalam peningkatan Posyandu.

18
3.2 Saran

Diharapkan Posyandu yang ada segera merevitalisasi Posyandu yang

ada menjadi Posyandu yang Terintegrasi, sehingga permasalahan yang dapat

ditangani melalui Posyandu dapat teratasi. Selain itu, diharapkan pula

Posyandu yang ada dapat menjalankan Rekomendasi yang disarakan dalam

Rangka Pengembangan Posyandu Terintegrasi.

19
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Dalam Negeri dan Otonomi Daerah RI. 2001. Pedoman Umum
Revitalisasi Posyandu: Jakarta. Direktur Bina Gizi Masyarakat Depkes dan
Kesos.
Departemen Dalam Negeri RI. 2001. Pedoman Umum Revitalisasi Posyandu.
Jakarta: Departemen Dalama Negeri RI.

Isra, dkk. 2014. Evaluasi Pelaksanaan Revitalisasi Posyandu dalam Penurunan


Prevalensi Balita Gizi Buruk di Kota Baubau Provinsi Sulawesi Tenggara.
Jurnal Manajemen Kesehatan Indonesia Vol 02 Nomor 03.
Kemenkes RI. 2011. Buku Panduan Kader Dalam Pelayanan Posyandu Menuju
Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi). Jakarta: Direktorat Bina Gizi Kementerian
Kesehatan RI.

Kemenkes RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 65


Tahun 2013 Tentang Pedoman Pelaksanaan dan Pembinaan
Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan.
Nilawati. 2008. Pengaruh Karakteristik Kader dan Strategi Revitalisasi Posyandu
Terhadap Keaktifan Kader di Kecamatan Somadua Kabupaten Aceh
selama Tahun 2008. Tesis: Universitas Sumatera Utara.
Ridwan, dkk. 2007. Revitalisasi Posyandu Pengaruhnya Terhadap Kinerja
Posyandu di Kabupaten Tenggamus. Working Paper Series : Universitas
Gajah Mada.

20

Você também pode gostar

  • Kelompok 6 - Upaya Kesehatan
    Kelompok 6 - Upaya Kesehatan
    Documento27 páginas
    Kelompok 6 - Upaya Kesehatan
    Nur Siti Desy Rianingsih
    Ainda não há avaliações
  • Apk Kelompok 4
    Apk Kelompok 4
    Documento23 páginas
    Apk Kelompok 4
    Nur Siti Desy Rianingsih
    Ainda não há avaliações
  • Apk Kelompok 4
    Apk Kelompok 4
    Documento23 páginas
    Apk Kelompok 4
    Nur Siti Desy Rianingsih
    Ainda não há avaliações
  • Apk Kelompok 4
    Apk Kelompok 4
    Documento23 páginas
    Apk Kelompok 4
    Nur Siti Desy Rianingsih
    Ainda não há avaliações
  • Makalah
    Makalah
    Documento24 páginas
    Makalah
    Nur Siti Desy Rianingsih
    Ainda não há avaliações
  • EPG Desa Bedono
    EPG Desa Bedono
    Documento24 páginas
    EPG Desa Bedono
    Nur Siti Desy Rianingsih
    Ainda não há avaliações
  • Analisis Pencegahan Timbal
    Analisis Pencegahan Timbal
    Documento8 páginas
    Analisis Pencegahan Timbal
    Nur Siti Desy Rianingsih
    Ainda não há avaliações
  • Makalah Ars
    Makalah Ars
    Documento24 páginas
    Makalah Ars
    Nur Siti Desy Rianingsih
    Ainda não há avaliações