Você está na página 1de 16

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa Karena
berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
ANALISIS SAMPEL MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER untuk
memenuhi salah satu mata kuliah Instrumentasi.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari


sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis
dan pembaca.

Cimahi,12 Juni 2017

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ 1


DAFTAR ISI....................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 3
1.1 Latar belakang ........................................................................................................... 3
1.2 Rumusan masalah ..................................................................................................... 4
1.3 Tujuan penulisan ....................................................................................................... 4
1.4 Manfaat penulisan .................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................... 5
2.1 Preparasi sampel ....................................................................................................... 5
2.1.1 Pengertian preparasi sampel ............................................................................. 5
2.1.2 Tahap preparasi sampel ...................................................................................... 6
2.2 Spektrofotometri ...................................................................................................... 8
2.2.1. Prinsip spektrofotometri ................................................................................... 8
2.2.2 prosedur kerja spektrofotometri ...................................................................... 9
2.3 Menghitung kadar sampel dan metode ketelitian serta ketepatan menggunakan
spektrofotometer.......................................................................................................... 10
2.3.1 Menghitung kadar sampel ............................................................................... 10
2.3.2 Penentuan ketelitian metode spektrofotometri ............................................. 13
2.3.3 Penentuan ketepatan metode spektrofotometri ............................................ 14
BAB III KESIMPULAN.......................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 16

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.2 Latar belakang


Spektrofotometer adalah alat yang digunakan untuk menganalisa suatu
senyawa baik kuantitatif maupun kualitatif, dengan cara mengukur transmitan
ataupun absorban suatu cuplikan sebagai fungsi dari konsentrasi. Penentuan
secara kualitatif berdasarkan puncak-puncak yang dihasilkan pada spektrum suatu
unsur tertentu pada panjang gelombang tertentu, sedangkan penentuan secara
kuantitatif berdasarkan nilai absorbansi yang dihasilkan dari spektrum senyawa
kompleks unsur yang dianalisa dengan kompleks unsur yang dianalisa dengan
pengompleks yang sesuai. Spektrofotometris dapat dianggap sebagai perluasan
suatu pemeriksaan visual, lebih mendalam dari absorpsi energi radiasi oleh
macam-macam zat. Terancangnya alat ini diawali dari Beer dan Lambert yang
menemukan hukum yang menerangkan interaksi bahan kimia dengan gelombang
cahaya (electromagnetic), yang disimpulkan dalam hukum Beer-Lambert
menyebabkan berkembangnya analisis kimia dengan menggunakan alat
instrumentasi yakni spektrofotometer (P Tipler, 1991). Dalam hukum Beer-
Lambert dijelaskan bila suatu media yang transparan, maka bertambah-turunnya
intensitas cahaya yang ditransmisikan sebanding dengan tebal dan kepekaan
media yang digunakan. Suatu spektrofotometer standar terdiri atas
spektrofotometer untuk menghasilkan cahaya dengan panjang gelombang
terseleksi yaitu bersifat monokromatik serta suatu fotometer yaitu suatu piranti
untuk mengukur intensitas berkas monokromati, penggabungan bersama
dinamakan 6 sespektrofotometer. Penggabungan alat optik ini merupakan
elektronika sifat kimia dan fisiknya dan detektor yang digunakan secara langsung
mengukur intensitas dari cahaya yang dipancarkan (It) dan secara tidak langsung
cahaya yang diabsorbsi (Ia). Kemampuan ini bergantung pada spectrum
elektromagnet

3
1.2 Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Apa penjelasan mengenai preparasi sampel dan bagaimana tahap pada
preparasi sampel ?
2. Apa prinsip spektrofotometri dan bagaimana skema kerjanya ?
3. Bagaimana cara menghitung kadar sampel dan metode ketelitian serta
ketepatan menggunakan spektrofotometer?

1.3 Tujuan penulisan


Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apa itu preparasi sampel dan tahap pada preparasi
sampel
2. Untuk mengetahui prinsip spektrofotometri dan skema kerjanya
3. Untuk mengetahui cara menghitung kadar sampel dan metode ketelitian
serta ketepatan menggunakan spektrofotometer

1.4 Manfaat penulisan


Adapun manfaat penulisan dalam makalah ini yaitu untuk menambah ilmu
pengetahuan dan wawasan bagi penulis dan pembaca

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Preparasi sampel

2.1.1 Pengertian preparasi sampel


Preparasi sample adalah pengurangan massa dan ukuran dari gross
sample sampai pada massa dan ukuran yang cocok untuk analisa di
Laboratorium. Teknik preparasi sampel adalah bagian dari proses analisis
yang sangat penting, Karena teknik preparasi sampel adalah proses yang harus
dilakukan untuk menyiapkan sampel sehingga siap untuk dianalisis
menggunakan instrumentasi yang sesuai. Secara umum proses analisis
minimal mempunyai 5 langkah, yaitu sampling (pengambilan sampel),
preservasi sampel (penyimpanan sampel), preparasi sampel (penyiapan
sampel), analisis (pengukuran), interpretasi data (analisis data), dan
pembuatan laporan analisis. Kesalahan pada salah satu tahap pada proses
analisis akan menyebabkan terjadinya kesalahan hasil analisis. Akibatnya akan
dihasilkan data hasil analisis yang tidak valid.
Teknik preparasi sampel dilakukan dengan tujuan khusus untuk
memisahkan analit dari matriks sampel yang sangat komplek, memekatkan
analit sehingga diperoleh analit dengan konsentrasi yang lebih tinggi dari
semula, dan mengubah analit menjadi senyawa lain yang dapat dianalisis
dengan instrumentasi yang tersedia. Proses yang terakhir ini disebut
derivatisasi. Pengubahan senyawa menjadi senyawa lain dimaksudkan untuk :
1. meningkatkan sensitivitas pengukuran, misalnya pengukuran secara
spektrofotometri ion besi secara spektrofotometri tentu menghasilkan hasil
yang lebih sensitif jika ion besi diubah menjadi ion Fe(II) dan direaksikan
dengan orto fenantroline atau jika ion besi (III) direaksikan dengan ion
tiosianat. Hal ini disebabkan reaksi antara ion besi dengan pengomplek
tersebut akan menghasilkan senyawa komplek baru yang berwarna.
2. menghasilkan senyawa yang lebih volatil, misalnya asam lemak yang
berantai panjang tentunya lebih sulit dianalisis dengan kromatografi gas

5
(GC) karena titik didihnya relatif tinggi. Untuk menurunkan titik didihnya
maka asam lemak tersebut direaksikan dengan alkohol (metanol atau
etanol) sehingga terbentuk metil ester atau etil ester yang titik didihnya
lebih rendah.
3. menghasilkan senyawa yang lebih termo stabil, misalnya analisis senyawa
dengan GC memungkinkan terjadinya degradasi senyawa oleh pemanasan
di injection port. Oleh karena itu analit harus direaksikan dengan senyawa
lain sehingga terbentuk senyawa baru yang termo stabil.
Selain itu teknik preparasi sampel dapat dilakukan dengan melarutkan
analit ke dalam pelarut yang sesuai, misalnya analit berupa senyawa organik
yang terlarut dalam air dapat dipindahkan ke dalam pelarut organik dengan
teknik ekstraksi. Dengan teknik ini, maka analit dapat dipisahkan dari matrik
yang komplek, dapat dipekatkan dan dilarutkan dalam pelarut yang sesuai.
Selanjutnya teknik preparasi sampel dapat juga digunakan untuk
meningkatkan selektivitas pengukuran. Misalnya analisis senyawa yang
mempunyai isomer optik/ senyawa kiral. Senyawa kiral (R dan S atau D dan
L) dapat dipisahkan dengan menggunakan kolom kiral yang berbasis
siklodektrin atau molecular imprinting polymer (MIP).

2.1.2 Tahap preparasi sampel


Adapun tahap-tahap preparasi sample adalah sebagai berikut :
1. Pengeringan udara/Air Drying
Pengeringan udara pada gross sample dilakukan jika sample tersebut
terlalu basah untuk diproses tanpa menghilangnya moisture atau yang
menyebabkan timbulnya kesulitan pada crusher atau mill. Pengeringan
udara dilakukan pada suhu ambient sampai suhu maksimum yang dapat
diterima yaitu 400C. Waktu yang diperlukan untuk pengeringan ini
bervariasi tergantung dari typical batubara yang akan dipreparasi, hanya
prinsipnya batubara dijaga agar tidak mengalami oksidasi saat
pengeringan.

6
2. Pengecilan ukuran butir
Pengecilan ukuran butir adalah proses pengurangan ukuran atas
sample tanpa menyebabkan perubahan apapun pada massa sample.
Contoh alat mekanis untuk melakukan pengecilan ukuran butir adalah :
- Jaw Crusher
- Rolls Crusher
- Swing Hammer Mills
Jaw Crusher atau Roll Crusher biasa digunakan untuk mengurangi
ukuran butir dari 50 mm sampai 11,2 mm; 4,75 mm atau 2,36 mm. Roll
Crusher lebih direkomendasikan untuk jumlah/massa sample yang besar.
Swing Hammer Mill digunakan untuk menggerus sample sampai ukuran
0,2 mm yang akan digunakan untuk sample yang akan dianalisa di
Laboratorium.

3. Mixing atau Pencampuran


Mixing / pencampuran adalah proses pengadukan sample agar
diperoleh sample yang homogen.
Pencampuran dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :
a. Metode manual : menggunakan riffle atau dengan membentuk dan
membentuk kembali timbunan berbentuk kerucut
b. Metode Mekanis : menggunakan Alat Rotary Sample Divider (RSD)

4. Pembagian atau Dividing


Proses untuk mendapatkan sample yang representatif dari gross
sample tanpa memperkecil ukuran butir. Sebagai aturan umum,
pengurangan sample ini harus dilakukan dengan melakukan pembagian
sample. Pembagian dilakukan dengan metode manual (riffling atau metode
increment manual) dan metode mekanis (Rotary Sample Divider)

7
2.2 Spektrofotometri

2.2.1. Prinsip spektrofotometri


Prinsip kerja dari spektrofotometri adalah menentukan konsentrasi sampel
dengan menggunakan kurva standar yang menghubungkan antara konsentrasi
sampel dengan absorbansinya..

Metode analisa menggunakan spektrofotometer disebut spektrofotometri.


Spektrofotometri merupakan suatu metoda analisa yang didasarkan pada
pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada
panjang gelombamg spesifik dengan menggunakan monokromator prisma atau
kisi difraksi dengan detektor fototube. Benda bercahaya seperti matahari atau
bohlam listrik memancarkan spektrum yang lebar terdiri atas panjang gelombang.
Panjang gelombang yang dikaitkan dengan cahaya tampak itu mampu
mempengaruhi selaput pelangi mata manusia dan karenanya menimbulkan kesan
subyektif akan ketampakan (vision). Dalam analisis secara spektrofotometri
terdapat tiga daerah panjang gelombang elektromagnetik yang digunakan, yaitu
daerah UV (200 380 nm), daerah visible (380 700 nm), daerah inframerah
(700 3000 nm).

Metode ini dapat digunakan untuk mengetahui zat yang terkandung dalam
makanan atau minuman seperti micro nutrient, zat pewarna, dll tergantung
panjang gelombang yang telah disetting pada spektrofotometer. Setiap senyawa
punya serapan maksimal pada panjang gelombang tertentu. Panjang gelombang
ini dinamakan panjang gelombang maksimum. Pada panjang gelombang
maksimum, hubungan antara absorbansi dan konsentrasi senyawa bisa
disetarakan. Panjang gelombang maksimum dicari lebih dahulu supaya lebih
mudah mengatur range panjang gelombang analisanya.

8
2.2.2 prosedur kerja spektrofotometri
Spektrum elektromagnetik terdiri dari urutan gelombang dengan sifat-sifat
yang berbeda. Kawasan gelombang penting di dalam penelitian biokimia adalah
ultra lembayung (UV, 180-350 nm) dan tampak (VIS, 350-800 nm). Cahaya di
dalam kawasan ini mempunyai energi yang cukup untuk mengeluarkan elektron
valensi di dalam molekul tersebut

Penyerapan sinar UV-Vis dibatasi pada sejumlah gugus fungsional atau gugus
kromofor yang mengandung elektron valensi dengan tingkat eksutasi rendah. Tiga
jenis elektron yang terlibat adalah sigma, phi, dan elektron bebas. Kromofor-
kromofor organik seperto karbonil, alkena, azo, nitrat, dan karboksil mampu
menyerap sinar ultraviolet dan sinar tampak. Panjang gelombang maksimumnya
dapat berubah sesuai dengan pelarut yang digunakan. Auksokrom adalah gugus
fungsional yang mempunyai elektron bebas nseperti hidroksil, metoksi, dan
amina. Terkaitnya gugus kromofor akan mengakibatkan pergeseran pita absorpsi
menuju ke panjang gelombang yang lebih besar dan disertai dengan peningkatan
intensitas

Ketika cahaya melewati suatu larutan biomolekul, terjadi dua kemungkinan.


Kemungkinan pertama adalah cahaya ditangkap dan kemungkinan kedua adalah
cahaya discattering. Bila energi dari cahaya (foton) harus sesuai dengan
perbedaan energi dasar dan energi eksitasi dari molekul tersebut. Proses inilah
yang menjadi dasar pengukuran absorbansi dalam spektrofotometer

Cara kerja spektrofotometer dimulai dengan dihasilkannya cahaya monokromatik


dari sumber sinar. Cahaya tersebut kemudian menuju ke kuvet (tempat
sampel/sel). Banyaknya cahaya yang diteruskan maupun yang diserap oleh larutan
akan dibaca oleh detektor yang kemudian menyampaikan ke layar pembaca.

Larutan yang akan diamati melalui spektrofotometer harus memiliki warna


tertentu. Hal ini dilakukan supaya zat di dalam larutan lebih mudah menyerap
energi cahaya yang diberikan. Secara kuantitatif, besarnya energi yang diserap
oleh zat akan identik dengan jumlah zat di dalam larutan tersebut. Secara

9
kualitatif, panjang gelombang dimana energi dapat diserap akan menunjukkan
jenis zatnya (Cahyanto 2008).

2.3 Menghitung kadar sampel dan metode ketelitian serta ketepatan menggunakan
spektrofotometer

2.3.1 Menghitung kadar sampel


1. Penentuan panjang gelombang maksium ( max)
Definisi: panjang gelombang yang mempunyai absorbansi maksimal, dilakukan
dengan membuat kurva hubungan antara absorbansi dengan panjang gelombang
dari suatu larutan baku pada konsentrasi tertentu.

Alasan mengapa dipergunakan panjang gelombang maksimum dalam


pemeriksaan spektrofotometri adalah sebagai berikut :

1. Memiliki kepekaan maksimal karena terjadi perubahan absorbansi yang


paling besar
2. Pada panjang gelombang max bentuk kurva absorbansi memenuhi hukum
Lambert-Beer
Hal yang perlu diperhatikan pada penentuan panjang gelombang max yaitu
hendaknya absorbansi yang terbaca pada spektrofotometer hendaknya antara 0,2
0,8 atau 15% - 70% jika dibaca sebagai transmitan, anjuran ini berdasarkan
anggapan bahwa kesalahan dalam pembacaan T adalah 0,005 atau 0,5%
(kesalahan fotometrik)

10
2. Penentuan Operating Time (OT)

Tujuan : untuk mengetahui waktu pengukuran yang stabil yaitu saat sampel
bereaksi sempurna dengan reagen warna . waktu kerja ditentukan dengan
mengukur hubungan antara waktu pengukuran dengan absorbansi larutan.

3. Pembuatan kurva larutan baku linear

Tujuannya untuk memperoleh persamaan larutan baku dalam penentuan kadar


sampel. Tahapan yang diperlakukannya sebagai berikut :

a. Dibuat seri larutan baku dari zat yang akan di analisis dengan berbagai
konsentrasi

b. Masing-masing absorbansi larutan dengan berbagai konsentrasi diukur pada


panjang gelombang maksimal (berdasarkan hasil panjang gelombang
maksimal yang diperoleh dari tahap 1) dan operating time (berdasarkan
waktu yang diperoleh pada tahap 2)

c. Membuat kurva larutan baku yang merupakan hubungan antara konsentrasi


(sumbu y) dan absorbansi (sumbu x)

d. Bila hukum Lambert-Beer terpenuhi maka kurva baku berupa garis lurus

e. Kemiringan atau slope adalah nilai absorbsivitas molar)

11
g. Nilai R antara 0,70 1,00 (pertanda terbentuk garis lurus linear pada
rentang konsentrasi yang dibuat)

Apabila persyaratan pembuatan kurva baku di atas tidak terpenuhi maka


penyimpangan dari garis lurus biasanya dapat disebabkan oleh kekuatan ion yang
tinggi, perubahan suhu dan reaksi ikutan terjadi .

Contoh : Kurva Baku Penentuan Kadar Kalsium dalam multivitamin


Persamaan Garis yang diperoleh ; Y = 0,387 X +0,2836 Koefisien korelasi
r = 0,9833. Persamaan Kurva Y = BX + A, secara manual bisa diperoleh dengan
perhitungan rumus :

..
B =
. 2 ()2

( 2 )()()()
A =
.( 2 )()2

4. Penentuan kadar sampel

Penentuan kadar sampel metode regresi linier yaitu metode parametrik dengan
variabel bebas (konsentrasi sampel) dan variabel terikat (absorbansi sampel)
menggunakan persamaan garis regresi Kurva Larutan Baku. Konsentrasi sampel
dapat dihitung berdasarkan persamaan kurava baku tersebut.

12
Contoh data hasil absorbansi sampel

2.3.2 Penentuan ketelitian metode spektrofotometri


Melalui perhitungan Standar Deviation (SD) dan Relative Standar Deviation
(RSD) harga SD < 2 dan harga RSD < 2% dapat dikatakan mempunyai harga
ketelitian yang baik

13
2.3.3 Penentuan ketepatan metode spektrofotometri
Metode penambahan baku (standard addition method)

Dilakukan dengan menambahkan analit dengan konsentrasi tertentu pada


sampel yang diperiksa, lalu di analisis lagi metode tersebut . nilai rentang
recovery dianggap baik 80-120%

1
Uji peroleh kembali/recovery (%) =

Co = Konsentrasi sampel yang diperoleh setelah penambahan larutan baku


C1 = Konsentrasi sampel sebelum penambahan larutan baku
C = Konsentrasi larutan baku yang ditambahkan

14
BAB III

KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan pada Bab II, dapat penulis simpulkan sebagai


berikut :

1. Teknik preparasi sampel dilakukan dengan tujuan khusus untuk memisahkan


analit dari matriks sampel yang sangat komplek, memekatkan analit sehingga
diperoleh analit dengan konsentrasi yang lebih tinggi dari semula, dan
mengubah analit menjadi senyawa lain yang dapat dianalisis dengan
instrumentasi yang tersedia

2. Prinsip spektrofotometri yaitu suatu larutan zat dengan ketebalan tertentu


dilewatkan sinar monokromatis, maka sebagian sinar tersebut akan di absorbsi
oleh larutan.

3. Menghitung kadar sampel harus ditentukan terlebih dahulu panjang gelombang


maksimum, penentuan operating time, pembuatan kurva larutan baku linear
dan terakhir kadar sampel

15
DAFTAR PUSTAKA

https://aaknasional.wordpress.com/2012/06/08/spektrofotometer-uv-vis/

Di akses pada 13 juni 2017

http://nursawatikim.blogspot.co.id/2015/12/makalah-spektrofotometer-uv-vis.html

Di akses pada 13 juni 2017

http://ganden-fst.web.unair.ac.id/artikel_detail-67282-Ilmiah-
Teknik%20preparasi%20sampel%20(bagian%201).html

Di akses pada 13 juni 2017

http://organiksmakma3b30.blogspot.co.id/2013/04/spektrofotometri.html

Di akses pada 12 juni 2017

http://msholihah0.blogspot.co.id/2015/12/praktikum-kimia-spektrofotometri.html

di akses pada 12 juni 2017

16

Você também pode gostar