Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
ANGINA PEKTORIS
DEPARTEMEN KEPERAWATAN KRITIS
0
PENDAHULUAN
Penyakit angina pectoris merupakan suatu sindroma gangguan pada dada berupa
perasaan nyeri, terlebih saat sedang berjalan, mendaki, sebelum atau sesudah makan. Angina
(angina pektoris) adalah nyeri dada yang bersifat sementara, dapat juga merupakan rasa
tertekan pada dada, yang terjadi karena otot jantung mengalami kekurangan oksigen akibat
terganggunya aliran darah ke arteri yang mengalirkan darah ke arahnya. Penyumbatan atau
penyempitan arteri jantung yang mengakibatkan angina adalah jika penyumbatannya
mencapai 70%.Jumlah pasti penderita angita pectoris ini sulit diketahui.
Dilaporkan bahwa insidens angina pectoris pertahun pada penderita diatas usia 30
tahun sebesar 213 penderita per 100.000 penduduk. Asosiasi jantung Amerika
memperkirakan ada 6.200.000 penderita angina pektoris ini di Amerika serikat. Tapi
data ini nampaknya sangat kecil bila dibandingkan dengan laporan dari dua studi besar dari
Olmsted Country dan Framingham, yang mendapatkan bahwa kejadian infark miokard
akut sebesar 3% sampai 3.5% dari penderita angina pektoris pertahun, atau kurang lebih
30 penderita angina pektoris untuk setiap penderita infark miokard akut.
Mengingat banyaknya jumlah penderita angina pektoris dan kerugian yang
ditimbulkannya terutama secara ekonomi, diperlukan penatalaksanaan yang lebih
komprehensif. Tetapi angina pektoris terutama ditujukan untuk menghindarkan terjadinya
infark miokard akut dan kematian sehingga meningkatkan harapan hidup, serta mengurangi
symptom dengan harapan meningkatnya kualitas hidup. Penderita angina pektoris dengan
resiko tinggi atau resiko sedang yang kurang berhasil dengan terapi standart, perlu
dilakukan tindakan revaskularisasi, terutama bila penderita memang menghendaki.
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui dan mampu menerapkan
keperawatan pada klien dengan angina pectoris.
1
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN .............................................................................. 1
DAFTAR ISI ..................................................................................... 2
ANGINA PEKTORIS ......................................................................... 3
DEFINISI ................................................................................. 3
ETIOLOGI............................................................................... 3
PATOFISOLOGI ...................................................................... 3
MANIFESTASI KLINIS ............................................................. 5
KOMPLIKASI ........................................................................... 6
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK ................................................. 6
PENATALAKSANAAN ............................................................. 6
PROGNOSIS ........................................................................... 8
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN ................................................. 9
TAHAPAN PROSES KEPERAWATAN ....................................... 9
PENGKAJIAN .......................................................................... 10
DIAGNOSA KEPERAWATAN .................................................. 17
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN ..................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 25
2
ANGINA PEKTORIS
DEFINISI
Angina pektoris adalah nyeri hebat yang berasal dari jantung dan terjadi
sebagai respons terhadap suplai oksigen yang tidak adekuat ke sel-sel
miokardium. Nyeri angina dapat menyebar ke lengan kiri, ke punggung, rahang
atau ke daerah abdomen. (Corwin, 2009)
Angina pektoris adalah rasa nyeri terikat atau tertekan atau rasa tidak enak
pada dada yang khas akibat dari iskemia otot jantung, bentuk yang klasik
tercetus oleh kerja fisik dan menghilang dengan istirahat. (Ovedoff, 2002)
Angina pektoris adalah suatu sindrom klinis berupa serangan sakit dada
yang khas, yaitu seperti ditekan atau terasa berat di dada yang sering kali
menjalar ke lengan kiri. Hal ini bisa timbul saat pasien melakukan aktivitas dan
segera hilang saat aktivitas dihentikan. (Mansjoer, 2001)
ETIOLOGI
- Obstruksi cabang-cabang arteri koroner yang progresif, biasanya akibat
aterosklerosis.
- Mungkin berhubungan dengan spasme arteri koroner
- Insufisiensi suplai oksigen untuk miokardium
PATOFISIOLOGI
Angina pektoris biasanya berkaitan dengan penyakit jantung koroner
aterosklerotik, tetapi dalam beberapa kasus dapat merupakan kelanjutan dari
stenosis aorta berat, insufisiensi atau hipertrofi kardiomiopati tanpa/disertai
obstruksi, aortitis sifilitika, peningkatan kebutuhan metabolik (sepeprti
hipertiroidisme atau pasca pengobatan tiroid), anemia yang jelas, takikardi
paroksimal dengan frekwensi ventrikuler cepat, emboli atau spasme
koroner.angina biasanya diakibatkan oleh penyakit jantung aterosklerotik dan
hampir selalu berhubungan dengan sumbatan arteri koroner utama.
3
Faktor-faktor Risiko Aterosklerosis
Ketidakseimbangan
Gangguan Suplai Oksigen Ke Kerusakan Otot Miokardium
Kebutuhan Oksigen
Miokardium
Peningkatan Metabolisme EKG: T terbalik an ST
Iskemia Miokardium
Anaerob, pH turun
Iskemik > 30
Peningkatan Metabolisme Sindrom Koroner Akut
Anaerob, pH turun
Infark Miokardium
Infark Transmural STEMI
Angina Pektoris Infark Subendokardial
Edema Sel
Pelepasan
Enzym
CKMB
meningkat
LDH
meningkat
(Muttaqin, 2009)
4
MANIFESTASI KLINIS
- Nyeri seperti diperas, diikat atau tertekan (biasanya tidak menusuk),
terjepit, terasa panas di daerah perikardium atau substernum dada,
kemungkinan menyebar ke lengan, permukaan dalam tangan kiri,
permukaan ulnar jari manis dan jari kelingking, rahang bawah, atau thoraks
yang menghilang selama 2-10 menit.
- Rasa sesak, tercekik dan kualitas yang terus-menerus.
- Rasa lemah atau baal di lengan atas, pergelangan tangan dan tangan yang
menyertai nyeri
- Pada angina stabil dan tidak stabil, nyeri biasanya berkurang dengan
istirahat. Angina Prinzmental tidak mereda dengan istirahat tetapi biasanya
menghilang selama 5 menit.
- Tercetus oleh
Latihan fisik, dapat memicu serangan dengan cara meningkatkan
kebutuhan oksigen jantung
Pajanan terhadap dingin, dapat mengakibatkan basokonstriksi dan
peningkatan tekanan darah, disertai dengan peningkatan kebutuhan
oksigen
Makan makanan berat akan meningkatkan aliran darah ke daerah
mesenterik untuk pencernaan, sehingga menurunkan ketersediaaan
darah untuk suplai jantung (pada jantung yang sudah sangan parah,
pintasan darah untuk pencernaan membuat nyeri angina semakin
buruk)
Stress atau berbagai emosi akibat situasi yang menegangkan,
menyebabkan frekuensi jantung meningkat, akibat pelepasan
adrenalin dan meningkatnya tekanan darah, dengan demikian beban
kerja jantung juga meningkat.
- Tanda utama adalah depresi segmen ST pada elektrokardiogram (EKG)
selama serangan.
- Pemeriksaan klinik sistem kardiovaskular dan elektrokardiogram di antara
waktu serangan biasanya normal.
5
KOMPLIKASI
- Unstable angina
- Infark miocard
- Aritmia
- Sudden death
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
- Pemeriksaan EKG
Dapat terjadi perubahan di segmen ST pada EKG lebih dari 1 mm pada
waktu melakukan latihan/aktivitas dan biasanya disertai sakit dada mirip
seperti saat serangan angina.
- Radiologi.
Daerah yang mengalami penurunan aliran darah dapat diamati dengan
menggunakan pencitraan radioaktif selama episode angina sebagai bagian
dari uji toleransi (exercise stress test)
- Laboraturium
Enzim dan protein jantung mungkin diukur untuk menyingkirkan
kemungkinan infark miokard
PENATALAKSANAAN
- Penanganan umum
Hentikan merokok, kurangi berat badan bila ada indikasi (kelebihan berat
badan), latihan kerja fisik bertahap (jangan berlebihan), perbaikan anemia
(bila ada), kontrol tekanan darah, kontrol konsumsi kelesterol (lemak), dan
faktor-faktor yang memperberat lainnya.
- Pencegahan
Aspirin kadang diprogramkan untuk mencegah gejala angina. Demikian
juga untuk individu yang rentan angina disarankan untuk menhindari
stressor yang diketahui memicu serangan angina klasik seperti bekerja
dalam lingkungan dingin. Individu ini disarankan untuk tidak merokok.
- Teknik invasif
Percutaneous Transluminal Coronary Angiopasty (PTCA) dan bedah
pintas arteri coroner dapat menurunkan serangan angina klasik. Dengan
6
PTCA, lesi ateroskerotik berdilatasi dengan bantuan kateter yang
dimasukkan menembus kulit ke dalam arteri femoralis atau brakialis dan
didorong ke jantung. Setelah berada di pembuluh darah yang sakit,
balon di dalam kateter digembungkan. Hal ini akan memecah plak dan
meregangkan arteri
PROGNOSIS
- Tergantung pada luasnya penyakit, usia pada saat timbul onset, fungsi
ventrikel dan adanya penyakit lain (diabetes atau hipertensi)
- Sering memberikan respon yang baik terhadap nitrogliserin dan obat-
obatan lain
- Pembedahan dapat menghilangkan gejala pada penderita tertentu.
8
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
Pengumpulan data
Validasi data
Identifikasi masalah
Diagnosis Keperawatan
Perencanaan
(Intervensi)
Prioritas masalah
Pelaksanaan
(Implementasi)
Evaluasi
Proses
Hasil
9
PENGKAJIAN
- Anamnesis
Identitas Pasien
Nama :
Tempat tanggal lahir :
Status perkawinan :
Agama :
Pendidikan :
Alamat :
Keluarga yang dapat dihubungi :
Riwayat Kesehatan
Keluhan utama
Dapatkan data mengenai keluhan utama (gejala yang paling
dirasakan) atau gejala yang menyebabkan pasien datang ke tempat
pelayanan kesehatan
10
Riwayat kesehatan masa lalu
Dapatkan data mengenai
a. Riwayat pemakaian obat-obatan : jenis obat, dosis yang dikonsumsi,
cara pemakaian dll
b. Pengalaman masa lalu tentang kesehatan : riwayat sakit dengan gejala
yang sama, pengalaman perawatan di rumah sakit, pengalaman
tindakan bedah (operasi), pengalaman kecelakaan, dll
Riwayat psikososial
Dapatkan data mengenai masalah-masalah psikologis yang dialami
pasien. Seperti beban pekerjaan, hubungan dengan lingkungan sosial
(keluarga dan masyarakat), segalah hal yang menyebabkan stress psikis
pada pasien yang berhubungan dengan kontak sosial.
11
riwayat berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar dada,
lingkar kepala dll
b. Riwayat perkembangan
Dapatkan data mengenai status perkembangan pada anak.
Perkembangan didefinisikan sebagai peningkatan kemampuan yang
dimiliki anak. Gali data mengenai kemampuan berbahasa, motorik
kasar dan halus, interaksi sosial. DDST II (Denver Development Screning
Test II) dapat digunakan untuk menggali data perkembangan anak.
Fungsi Kesehatan
Persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Data yang dikaji antara lain persepsi terhadap penyakit, persepsi terhadap
arti kesehatan, persepsi terhadap penatalaksanaan kesehatan.
Aktivitas fisik
Data yang dikumpulkan dalam pengkajian aktivitas fisik adalah
kemampuan pasien untuk memenuhi kebutuhan ADL
0 = mandiri
12
1 = menggunakan alat bantu
2 = dibantu orang lain
3 = dibantu orang lain dan peralatan
4 = ketergantungan atau tidak mampu
Yang dimaksud ADL antara lain seperti makan, berpakaian, mandi,
toileting, mobilitas ditempat tidur, berbelanja, memasak, berpindah,
berjalan, ROM dll
Nutrisi
Data yang dikumpulkan dalam pengkajian nutrisi meliputi diet
khusus atau suplemen yang dikonsumsi, instruksi diet sebelumnya, nafsu
makan, jumlah makanan atau minuman serta cairan yang dikonsumsi setiap
hari, fluktuasi BB, gangguan pada pencernaan, komposisi makanan yang
dikonsumsi (termasuk didalamnya pemenuhan karbohidrat, protein, lemak,
vitamin, mineral dll)
Eliminasi
Data yang dikumpulkan dalam pengkajian eliminasi meliputi pola
kebiasaan defekasi setiap hari, ada/tidaknya konstipasi, diare,
inkontinensia, disuria, nocturia, hematuria, retensi, inkontinensia.
13
Koping terhadap stress
Data yang perlu dikumpulkan termasuk mekanisme koping yang
digunakan pada saat terjadinya masalah atau kebiasaan menggunakan
mekanisme koping serta tingkat toleransi terhadap masalah.
Konsep diri
Data yang perlu dikumpulkan adalah persepsi tentang dirinya dari
masalah-masalah yang ada, seperti perasaan cemas, ketakutan atau
penilaian terhadap diri mulai dari peran, ideal diri, konsp diri, gambaran
diri dan identitas tentang dirinya.
- PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum
Pengkajian keadaan umum meliputi kesan secara umum pada
keadaan sakit termasuk ekspresi wajah (cemberut, grimace, lemas) dan posisi
pasien. Kesadaran yang meliputi penilaian secara kualitatif (komposmentis,
14
apatis, somnolen, sopor, soporokoma, koma) dapat juga menggunakan GCS.
Lihat juga keadaan status gizi secara umum (kurus, ideal, kelebihan berat
badan)
15
Pemeriksaan dada
Pemeriksaan dada meliputi organ paru dan jantung. Secara umum
periksa bentuk dada dan keadaan paru (simetris atau tidak), pergerakan
napas, ada atau tidaknya fremitus suara, krepitasi, perkusi daerah dada untuk
menentukan batas kelainan, dan auskultasi untuk menentukan abnormalitas
sistem pernapasan. Pada saat pemeriksaan jantung, periksa denyut apeks
(dikenal dengan iktus kordis) dan aktivitas ventrikel, getaran bising (thrill)
bunyi jantung tambahan atau bising jantung dll.
Pemeriksaan abdomen
Data yang dikumpulkan antara lain adalah ukuran atau bentuk perut,
dinding perut, bising usus, adanya ketegangan dinding perut, atau adanya
nyeri tekan. Selanjutnya lakukan palpasi pada organ hati, limpa, ginjal,
kandung kencing untuk memeriksa ada atau tidaknya nyeri dan pembesaran
pada organ tersebut. Kemudian periksa daerah anus, rektum dan genetalia.
16
DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL
17
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN (NURSING CARE PLAN)
18
selama 1 jam setelah keefektifan intervensi dan dapat
makan menunjukkan kebutuah perubahan
12. Kolaborasi pemberian program pengobatan.
oksigen tambahan sesuai 3. Teknik relaksasi (nafas dalam) dapat
indikasi membantu menurunkan ketegangan
13. Kolaborasi pemberian otot, menurunkan mediator stress
antiangina sesuai indikasi; seperti katekolamin dan menigkatkan
nitrogliserin-sublingual- endorphin yang dapat membantu untuk
nitrustat, bukal, tablet oral, mengurangi rasa nyeri.
atau sprei sublingual 4. Posisi yang nyaman membantu
14. Kolaborasi pemberian menurunkan ketegangan otot. Posisi
analgesik sesuai program tidur yang salah dapat mencetuskan
terapi (morphin 2-5 mg kekakuan otot yang mengakibatkan
intravena) rasa nyaman terganggu
5. Kondisi lingkungan yang tenang dapat
membantu menurunkan tingkat stress
klien sehingga dapat mempengaruhi
respon klien terhadap nyeri.
6. Istirahat total dapat menurunkan
kebutuhan oksigen miokard sehingga
dapat meminimalkan risiko cedera
jaringan/nekrosies akibat hipoksia
jaringan yang berlebihan.
7. Peninggian daerah kepala ditujukan
untuk mengurangi tekanan intratorakal
oleh dinding diafragma/abdomen
sehingga dapat memudahkan
pertukaran gas untuk menurunkan
hipoksia dan napas pendek yang
berulang
8. Klien angina tidak stabil dapat
mengalami peningkatan disritmia yang
mengancam hidup secara akut, hal ini
jerjadi akibat respon terhadap iskemia
19
dan atau stress sehingga perawat harus
cepat mengetahui kejadia disritmia
pada klien untuk mendapatkan
intervensi yang sesuai (konsultasikan
dengan dokter)
9. TD dapat meningkat secara dini
sehubungan dengan rangsangan
simpatis, kemudian turun bila curah
jantung dipengaruhi. Takikardi juga
terjadi pada respon terhadap
rangsangan simpatis dan dapat
berlanjut sebagai kompensasi bila
curah jantung turun. Perubahan-
perubahan yang ekstrim seperti ini
harus segara dikonsultasikan kepada
dokter agar tim kesehatan dapat
melakukan upaya resusitasi saat klien
masih dalam keadaan kompensasi
sebelum masuk ke dalam
dekompensasi.
10. Klien cemas cenderung mengeluarkan
katekolamin yang meningkatkan kerja
miokard dan dapat memperpanjang
nyeri iskemi. Sehingga diharapkan
dengan didampingi oleh perawat klien
dapat menurnkan rasa takut dan rasa
ketidakberdayaan
11. Energi seseorang akan tercurah pada
sistem pencernaa saat mulai mencerna
makanan hal ini juga menjelaskan
mengapa seseorang mengantuk
setelah makan karena seluruh energi
terpusat pada pencernaan. Hal ini
dapat memperberat kerja jantung
20
sehingga diharapkan dengan
pemberian makanan yang lembut
dapat mengurangi kerja pencernaan
yang berakibat pada menurunnya
kerja miokard hal ini menurunkan
risiko serangan angina
12. Hal ini ditujukan untuk meningkatkan
sediaan oksigen agar kebutuhan
miokard dapat terpenuhi sehingga
dapat mencegah iskemia
13. Nitrogliserin adalah standar untuk
pengobatan dan mencegah nyeri
angina, yang memiliki efek cepat
vasodilator berakhir10-30 menit dan
dapat digunakan secara profilaksis
untuk mencega serangan angina
14. Analgesik berfungsi untuk melakukan
hambatan pada sensor nyeri sehingga
sensasi nyeri pada klien berkurang.
Morphin memiliki kemampuan untuk
menurunkannyeri hebat, memberikan
sedati dan mengurangi kerja
miokardium namun juga memiliki efek
samping yang kurang menguntungkan
yaitu mendepresi pusat pernapasan
sehingga dapat menyebabkan klien
mengalami kekurangan oksigen.
21
2 Penurunan curah Tujuan: 1. Posisikan klien dengan 1. Posisi ini dapat meningkatkan preload
jantung Setelah dilakukan meninggikan kedua dan curah jantung sehingga dapat
tindakan keperawatan, tungkai, kecuali bila fungsi membantu vaskularisasi darah ke
curah jantung dapat ventrikel terganggu jaringan
dipertahankan dalam 2. Bantu klien dalam 2. Hal ini ditujukan untuk mnghemat
kondisi normal dan melakukan energi yang digunakan klien sehingga
tanda-tanda penurunan tindakan/aktivitas dan dapat mengurangi kebutuhan klien
curah jantung tidak anjurkan untuk banyak akan energi yang berpengaruh
ada. istirahat. terhadap kerja jantung
3. Pantau tanda-tamda vital, 3. Takikardi dapat terjadi karena nyeri,
Kriteria Hasil: misal frekuensi jantung, TD, cemas, hipokemia dan menurunnya
- Dispnea (-) peningkatan frekuaensi curah jantung. Perubahan juga terjadi
- Gelisah (-) pernafasan, nadi perifer pada TD (hipertensi atau hipotensi)
- Kelemahan (-) yang lemah, penurunan karena respon jantung. Perubahan-
- Pucat (-) saturasi oksigen, dan perubahan yang eksrim dan abnormal
- Akral hangat perubahan EKG harus segera dikonsultasikan kepada
- CRT <2 detik 4. Evaluasi status mental, catat dokter untuk intervensi lebih lanjut.
- Status mental terjadinya bingung atau 4. Penurunan terhadap tingkat kesadaran
composmentis disorientasi menunjukkan bahwa perfusi otak
5. Catat warna kulit dan sedang terganggu, hal ini merupakan
adanya/kualitas nadi keadaan yang tidak menguntungkan
6. Mempertahankan tirah dan harus segera dilakukan intervensi
baring pada posisi nyaman untuk mengatasi penurunan
selama episode akut vaskularisasi ke otak.
7. Dorong pelaporan cepat 5. Sirkulasi perifer menurun bila curah
adanya nyeri untuk upaya jantung turun, membuat kulit pucat atau
pengobatan sesuai indikasi warna abu-abu (tergantung tingkat
8. Kolaborasi pemberian hipoksia) dan menurunnya kekuatan
Intervensi keperawatan dapat disesuaikan oksigen tambahan sesuai nadi perifer. Hal ini merupakan salah
dengan kondisi lingkungan (budaya, nilai, kebutuahan satu tanda dari penurunan curah
sumberdaya dll) setempat 9. Siapkan untuk pindah ke jantung yang dapat dijadikan
unit perawatan kritis bila data/pedoman untuk melakukan
Pendokumentasian Implementasi dan Evaluasi kondisi memburuk intervensi selanjutnya
tidak disajikan dikarenakan tidak 6. Hal ini ditujukan untuk menurunkan
dilakukannya intervensi yang dibuat
konsumsi oksigen sehingga dapat
menurunkan kerja miokard dan risiko
dekompensasi.
7. Intervensi yang cepat menurunkan
konsumsi oksigen dan kerja jantung
sehingga mencegah atau
meminimalknan komplikasi jantung
8. Memberikan sediaan oksigen untuk
kebutuhan miokard untuk memperbaiki
kontraktilitas, menurunkan iskemia dan
kadar asam laktat
9. Nyeri dada dini/memanjang dengan
penurunan curah jantung menunjukkan
terjadinya komplikasi yang
memerlukan intervensi terus menerus
atau darurat.
3 Ansietas Tujuan: 1. Selalu jelaskan mengenai 1. Menurunkan cemas dan takut terhadap
Setelah dilakukan tujuan dan prosedur yang diagnosa dan prognosis
perawatan selama (....) akan dilakukan kepada 2. Meyakinkan pasien bahwa peran dalam
klien melaporkan klien keluarga dan rekan kerja tidak
ansietas menurun 2. Dorong keluarga dan teman berubah, klien masih memiliki sumber
sampai tingkat yang untuk menganggap pasien pendukung sehingga klien tidak
dapat diatasi seperti merasa dicampakkan.
sebelumnya/sewajarnya 3. Mendorong pasien untuk untuk
Kriteria hasil:. 3. Beritahu pasien program meningkatkan kepercayaan pada
- Cemas ringan medis yang telah dibuat program medis dan mengintegrasikan
- Ketakutan (-) untuk kemampuan dalam persepsi diri
- Gelisah (-) menurunkan/membatasi 4. Mungkin diperlukan untuk membantu
- Strategi koping serangan akan datang dan pasien rileks sampai secara fisisk
efektif meningkatkan stabilitas mampu untuk membuat strategi koping
jantung adekuat
4. Kolaborasi pemberian
sedatif, tranquilizer sesuai
indikasi
23
Daftar pustaka
Carpenito, Lynda Juall. 2009. Diagnosis Keperawatan: Aplikasi Pada Praktik Klinis.
Jakarta: EGC
Carpenito, Lynda Juall. 2000.Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk
Merencanakan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta: EGC
Chang, Ester. 2010. Patofisiologi: Aplikasi Pada Praktik Keperawatan. Jakarta: EGC
Corwin, Elizabeth J. 2010. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC
Hidayat, A. Aziz alimul. 2009. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia-Aplikasi Konsep
dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Mansjoer, Arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius
Muttaqin, Arif. 2009. Pengantar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan
Sistem Kardiovaskular. Jakarta: Salemba Medika
Ovedoff, David. 2002. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1. Jakarta: Binarupa Aksara
Setiawati, Santun. 2008. Panduan Praktis Pengkajian Fisik Keperawatan. Jakarta:
Trans Info Media
Smeltzer, Suzanne C. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner &
Suddarth. Jakarta: EGC
24
25