Você está na página 1de 12

PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELOMPOK

Nama Kelompok :

1. NI WAYAN YUNIASTI (11)


2. NI LUH MADE PUTRI DIRMAHAYU P. (15)
3.NI LUH RIA ANGGRAENI (26)
4. NI GUSTI AYU MADE DWI LESTARI (27)

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MAHASARASWATI
DENPASAR
2014/2015
PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELOMPOK

A.Definisi
Pengambilan keputusan adalah tindakan pemilihan alternatif. Hal ini berkaitan dengan
fungsi manajemen. Menurut Herbert A. Simon, ahli teori keputusan dan organisasi
mengonseptualisasikan tiga tahap utama dalam proses, pengambilan keputusan:
(l) Aktivitas inteligens,
(2) Aktivitas desain,
(3) Aktivitas memilih.
Dan definisnya sebagai berikut :
a) Aktivitas inteligensi. Berasal dari pengertian militer "intelligence," Simon
mendeskripsikan tahap awal ini sebagai penelusuran kondisi lingkungan yang
memerlukan pengambilan keputusan.
b) Aktivitas desain. Selama tahap kedua, mungkin terjadi tindakan penemuan,
pengembangan, dan analisis masalah.
c) Aktivitas memilih. Tahap ketiga dan terakhir ini merupakan pilihan sebenarnya-memilih
tindakan tertentu dari yang tersedia.

B.Teori Dasar Pengambilan Keputusan

1. Keputusan Terprogram (programmed decision)

Keputusan yang terprogram adalah keputusan yang terstruktur atau yang muncul berulang
ulang, Misalnya dalam memutuskan jumlah bahan baik yang harus tersedia digudang, tidak bisa
terlepas dari proses perhitungan yang biasa digunakan.

2. Keputusan yang Tidak Terprogram (non-progrmmed decision)

Keputusan yang tidak terprogram apabila keputusan baru pertama kali muncul dan tidak tersusun
(unstructured). Keputusan semacam itu memerlukan penanganan khusus, untuk memecahkan
masalah, karena belum ada pedoman khusus dalam menangani masalah tersebut.

C.Kebaikan Dan Kelemahan Pembuatan Keputusan Kelompok


Kebaikan
1. Dalam pengembangan tujuan, kelompok memberikan jumlah pengetahuan yang lebih besar.

2. Dalam pengembangan alternatif usaha-usaha individual para angota kelompok dapat

memungkinkan pencarian lebih luas dalam berbagai bidang fungsional organisasi.

3. Dalam penilaian alternatife, kelompok mempunyai kerangka pandangan yang lebih besar.

4. Dalam pemilihan alternatif, kelompok lebih dapat menerima resiko dibanding pembuatan

keputusan individual.

5. Karena berpartisipasi dalam proses pembuatan keputusan, para anggota kelompok secara

individual lebih termotivasi untuk melaksanakan keputusan.

6. Kreatifitas yang lebih besar dihasilkan dari interaksi antar individu dengan berbagai

pandangan yang berbeda-beda.

Kelemahan

1. Inplementasi suatu keputusan, apakah dibuat kelompok atuau tidak, harus diselesaikan oleh

para manajer secara individual. Karena kelompok tidak diberi tanggung jawab keputasan-

keputasan kelompok dapat menghasilkan situasi dimana tidak seorangpun merasa

bertanggung jawab dan saling melempar tanggung jawab.

2. Berdasarkan pertimbangan nilai dari waktu sebagai dari salah satu sumber daya organisasi,

keputusan kelompok sangat memakan biaya.

3. Pembuatan keputusan kelompok adalah tidak efisien bila keputusan harus dibuat secara

cepat.

4. Keputusan kelompok dari berbagai kasus dapat merupakan hasil kompromi atau bukan

sepenuhnya keputusan kelompok.


5. Bila atasan terlibat atau jika salah satu anggota mempunyai kepribadian dominan, keputusan

yang dibuat kelompok dalam kenyataanya bukan keputusan kelompok

D.Mempengaruhi Pengambilan Keputusan

Proses yang mempengaruhi dalam pengambilan keputusan dalam organisasi yaitu :


Adanya pengaruh tekanan dari luar
Adanya pengaruh tekanan dari luar merupakan suatu proses yang dapat mempengaruhi
pengambilan keputusan, dikarenakan proses cepat atau lambatnya pembuat keputusan tergantung
dari banyaknya tekanan diterima. Kadang pembuat keputusan ragu-ragu dalam menentukan,
namun adanya pengaruh tekanan dari luar dapat mempercepat keputusan yang diambil. Hal ini
dikarenakan tidak adnaya ketegasan dari pemimpin organisasi dalam penyelesaian masalah.
Adanya pengaruh kebiasaan lama atau sifat-sifat pribadi
Faktor sifat yang baik maupun tidak baik yang ada dalam diri seorang pembuat keputusan,
merupakan hal yang dapat mempengaruhi keputusannya tersebut . Dalam hal ini seorang
pembuat keputusan akan terbiasa dengan sifat pribadinya. Hal ini dapat dilihat dari sisi
kepribadian seorang pemimpin, bagaimana dia mengambil sebuah keputusan dalam
mengahadapi masalah. Tentunya seorang oemimpin organisasi harus bijaksana dalam bersikap
ketika ada masalah dan mengambil keputusan.
Pengaruh dari kelompok lain
Kelompok lain juga dapat mempengaruhi suatu keputusan dikarenakan kelompok atau
organisasi tersebut mempunyai keputusan yang dapat dipertimbangkan oleh pemimpin organisasi
lain dalam menyikapi masalah dan pengaruh kelompok lain ini juga dapat menjatuhkan
organisasi serta mementingkan kepentingan kelompok tersebut.
Faktor pengalaman
Faktor pengalaman seorang pembuat keputusan adalah hal yang sangat penting, karena
banyaknya pengalaman orang tersebut maka ia akan berani dalam menentukan keputusan. Hal
ini juga berkaitan terhadap keahlian yang dimiliki oleh pemimpin atau anggota karena
pengalaman yang pernah dialaminya.
E.Gaya Pengambilan Keputusan
Secara teoritis ada 4 gaya pengambilan keputusan yang biasanya dilakukan oleh seorang
pemimpin. Keempat gaya tersebut adalah:
Gaya Direktif
-Cenderung bersifat efisien, logis, pragmatis, dan sistematis dalam memecahkan masalah
-Berfokus pada fakta dan penyelesaian masalah secara lebih cepat
-Cenderung berfokus jangka pendek
-Gemar menggunakan kekuasaan, ingin mengontrol, secara umum menggambarkan
kekeuasaan yang otokratik.
Gaya Analitik
-Hasil keputusan didasarkan atas inputan hasil analisis
-Lebih banyak mempertimbangkan beragam informasi dan alternetif dibandingkan gaya
direktif
-Pengambilan keputusan diambil dalam jangka waktu agak lama
-Menggambarkan pemimpin yang otokratik.
Gaya Konseptual
-Memecahkan masalah dengan pandangan yang luas
-Suka mempertimbangkan banyak pilihan dan kemungkinan masa depan
-Melibatkan banyak orang untuk memperoleh beragam informasi dan banyak
menggunakan intuisi dalam peng keputusan
-Berani mengambil resiko dan seringkali menemukan solusi yang kreatif
-Ketidakpastian dalam pengambilan keputusan.
Gaya Perilaku
-Cenderung bekerja dengan orang lain dan terbuka dalam pertukaran pendapat
-Cenderung menerima saran, sportif dan bersahabat
-Suka informasi yang verbal dan menghindari konflik serta peduli pada kebahagiaan org
lain
-Terkadang, keputusannya tidak tegas dan sulit mengatakan tidak jika keputusan tersebut
akan berdampak kerugian pada orang lain.

F.Tahap Tahap Pengambilan Keputusan


Sebagai dalam proses pengambilan keputusan, model tersebut memuat tiga tahap pokok, yaitu
sebagai berikut :

1. Riset, yaitu mempelajari lingkungan atas kondisi yang memerlukan keputusan.


2. Perancangan, yaitu mendaftar, mengembangkan, dan menganalisis arah tindakan yang
mungkin.
3. Pemilihan, yaitu menetapkan arah tindakan tertentu dari totalitas yang ada.

Menurut Simon (1960) ada beberapa tahap pengambilan keputusan, disebutkan olehnya proses
pengambilan keputusan ada 4 tahapan yakni :

1. Intelligence : pengumpulan informasi untuk mengindetifikasikan permasalahan.


2. Design : tahap perancangan solusi dalam bentuk alternatif pemecahan masalah.
3. Choice : tahap memilih dari solusi dari alternatif alternatif yang disediakan.
4. Implementation : tahap melaksanakan keputusan dan melaporkan hasilnya.

Sedangkan menurut James L. Gibson, dkk mengemukakan proses pengambilan keputusan


seluruhnya terdiri atas enam tahapan. Apabila ditetapkan kebijakan untuk menangani masalah
yang identik, maka manajer tidak dituntut untuk mengembangkan dan mengevaluasi setiap
munculnya masalah.

Tahap 1. Intelligence

Indetifikasi Dan Definisi Masalah

Tahap ini meliputi kegiatan pengambilan informasi, proses informasi, dan pertimbangan yang
mendalam. Organisasi dapat diukur dengan perbedaan antara tingkat hasil yang diharapkan pada
perumusan tujuan dan sasaran dengan hasil yang dicapai sesungguhnya. Beberapa indikator lain
yang dapat membantu dalam melihat permasalahan organisasi adalah sebagai berikut :

1. Penyimpangan kinerja

Indikator ini muncul apabila terjadi sebua perubahan secara tiba tiba pada beberapa pola
kinerja yang telah ditetapkan. Contohnya, meningkatnya perputaran karyawan, tingkat absensi
yang meningkat, penurunan tingkat penjualan, pengeluaran yang semakin meningkat, dan
banyaknya produk yang rusak.

2. Kritikan orang lain


Berbagai tindakan orang diluar organisasi bisa menjadi pentujuk adanya masalah. Pelanggan
mungkin tidak puas dengan sebuah produk yang dikomsumsi, pemerintah memberikan tindakan
hukum, dan serikat buruh yang mungkin memberikan keluhannya.

3. Lingkungan

Lingkungan dapat memberi informasi masalah melalui berbagai cara. Contoh, jika pesaing
sukses dalam meluncurkan produk baru yang menjadi pesaing produk organisasi, maka timbul
suatu masalah.

Tahap 2. Design

1. Mengembangkan Alternatif Pemecahan

Pengembangan alternatif merupakan proses pencarian dimana lingkungan intern dan ekstern
yang relavan dari organisasi diperiksa untuk memberikan informasi yang dapat dikembangkan
menjadi alternatif yang mungkin. Namun demikian, manajer harus ingat akan beberapa
keterbatasan dalam setiap alternatif, misalnya keterbatasan dalam masalah hukum, etika,
peraturan yang ada.

2. Evaluasi Alternatif Pemecahan

Pada situasi yang lain, manajemen lebih sering menghadapi situasi dengan kepastian yang tinggi.
Dalam hal ini tidak mudah memperkirakan konsekuesin dari keputusan. Situasi resiko dengan
tidak pasti berada diantara dari ekstern tersebut.

Oleh karena itu hubungan antara alternatif keluaran didasarkan pada tiga kondisi tersebut adalah
:

1. Kondisi kepastian.
2. Kondisi berisiko.
3. Kondisi ketidakpastian.

Tahap 3. Choice

1. Memilih Alternatif

Tahap ke empat merupakan tindakan terpenting yaitu memilih alternatif terbaik diantara
alternatif alternatif yang telah dinilai dan di evaluasi. Tujuan pemilihan alternaif adalah
memecahka masalah agar dapat mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditentukan sebelumnya.
Walaupun manajer sebagai pengambil keputusan memilih alternatif dengan harapan mencapai
sasaran, tetapi memilih tersebut seharus tidak dipandang sebagai suatu aktifitas yang mandiri.

2. Tipe Tipe Masalah


Masalahmasalah terstruktur (structured problems) merupakan masalah pada
umumnya, terus terang dan jelas dalam hal informasi yang membutuhkan untuk
menyelesaikanya. Sebagai contoh, masalahmasalah pribadi biasanya terjadi
ketika pembuatan keputusan kenaikan gaji dan promosi permintaan liburan, tugas-
tugas kepanitian, dan sebagainya.

Masalah tidak terstruktur (unstructured problems) merupakan masalah yang


membingungkan dan memiliki informasi yang terbatas dalam situasi yang baru
atau tidak terduga. Contohnya, perusahaan dihadapi pada problem dimana unit
bisnisnya terpaksa dijual karena hilangnya pelanggan.

Tahap 5. Implementation

1. Implementasi Keputusan

Implementasi mencakup pencapaian keputusan itu kepada orangorang yang terkait dan
mendapatkan komitmen mereka pada keputusan tersebut.

Oleh karena itu pekerjaan manajer tidak hanya terbatas pada keterampilan memilih pemecahan
yang baik, akan tetapi meliputi juga pengetahuan dan keterampilan yang perlu untuk
melaksanakan pemecahan masalah tersebut menjadi perilaku dalam organisasi.

2. Evaluasi dan Pengendalian

Tahap terakhir adalah monitor dan evaluasi. Tahap ini dilaksanakan untuk memastikan bahwa
pelaksanaan keputusan yang diambil mengenai sasaran dan tujuan yang ingin dicapai. Jika
ternyata tujuan tidak tercapai, manajer dapat melakukan respon dengan cepat.

G. Alasan Mengapa Keterlibatan Kelompok Dalam Pengambilan Keputusan dirasa


Penting.

Berikut beberapa alasan mengapa keterlibatan kelompok dalam pengambilan keputusan


dirasa penting oleh organisasi :

1. Hasil Kerja Kelompok

Apabila para anggota kelompok tertentu mampu mengemukakan pendapat dan gagasanya
secara meyakinkan, maka petukaran pikiran akan terjadi antar anggota kelompok. Dan
pertukaran yang terjadi akan menimbulakan gagasan baru yang dapat dimanfaatkan oleh semua
anggota kelompok.

2. Masukan yang Beraneka Ragam

Karena keterlibatan banyak orang, biasanya berbagai sumber daya dimanfaatkan, misalkan
dalam bentuk waktu, tenaga, pikiran dan sebagainya. Dengan begitu akan di dapat beraneka
ragam masukan yang bisa dijadikan referensi dalam pengambilan keputusan.

3. Pemanfaatan Berbagai Pengetahuan

Seperti yang kita ketahui bahwa organisasi modern memiliki kompleksitas yang tinggi, dapat
dilihat dari segi tujuan, jenis kegiatan, sasaran dan jumlah orng yang terlibat. Mereka juga
memiliki tenaga tenaga profesional sesuai bidangnnya masing masing. Tenaga tenaga
profesional inilah yang menjadi sumber sumber pengetahuan, karena jumlah pengetahuan yang
dimiliki seluruh anggota kelompok pasti jauh lebih besar dari pengetahuan yang dimiliki orang
perorang, oleh karena itu pemanfaatannya dalam pengambilan keputusan tentu lebih besar pula.

4. Keterikatan Pada Keputusan yang Diambil

Salah satu kunci keberhasilan dalam pelaksanaan suatu keputusan terletak pada keterikatan
orang orang yang terlibat dalam proses pengambilan keputusan, dalam rangka melaksanakan
keputusan dengan sebaik baiknya. Dengan mengikutsertakan berbagai pihak yang terkait yang
akan memegan peranan kunci dalam pelaksanaan, akan mengurangi oposisi (penolakan) yang
mungkin timbul. Dan mendorong perkembangan suasana saling pengertian yang pada akhirnya
akan menghasilkan keputusan yang efektif.

5. Meningkatnya Mutu Keputusan yang Diambil

Kelompok kelompok yang terlibat dalam proses pengambilan keputusan biasanya harus
mencapai kesepakatan tentang keputusan yang diambil. Artinya, keputusan yang diambil adalah
keputusan kelompok, bukan keputusan individu. Sehingga jika ada perbedaan perbedaan
bahkan penentangan cara cara yang akan ditempuh untuk menyelesaikan suatu permasalahan
yang di kemukakan anggota kelompok. Orang oang tersebut harus taat kepada hasil
musyawarah. Dengan demikian mutu keputusan yang diambil akan meningkat.

H. Kendala dan Alat Bantu Pengambilan Keputusan


Tak dapat dipungkiri bahwa penggabungan yang paling tepat sekalipun antara
pendekatan ilmiah dan pemikiran yang kreatif, intuitif dan pengalaman, dala proses pengambilan
keputusan tetap mengandung resiko ketidakberhasilan. Keputusan yang diambil bisa saja tidak
tepat, meleset atau bahkan mungkin salah sama sekali.

Dengan kata lain, banyak manajer yang menjadi tidak efektif dalam mengambil keputusan
karena menghadapi banyak kendala dalam proses pengambilan keputusan itu sendiri. Berikut
beberapa kendala yang sering dihadapi seorang manajer :

a) hantu Kegagalan di Masa Lalu

Dalam perjalanan karir seorang manajer, tidak ada sorang pun yang mencapai nilai
keberhasilan seratus persen. Asa saja tindakan dan keputusan yang diambil yang tidak
mendatangkan hasil yang diharapkan. Pengalaman pahit yang dialami di masa lalu menghantui
sesorang sehingga ia menjadi takut dan ragu dalam mengambil keputusan.

b) Faktor Ketidakpastian

Tak dapat dipungkiri bahwa katidakpastian merupakan salah satu kendala yang dihadapi
dalam mengambil sebuah keputusan. Oleh karena itu, kemampuan memperhitungkan dan
mengatasi ketidakpastian akan mempengaruhi tingkat efektivitas seorang pengambil keputusan.
Ketidak pastian menjadi kendala karena : pertama, Mungkin kurangnnya keyakinan dalam diri
manajer tentang hasil yang akan diperoleh. Kedua, manajer yang bersangkutan ragu, apakah
keputusan baru diperlukan ?.

c) Kemalasan

Karena wewenang yang dimiliknya, tidak sedikit manajer yang gemar mencari kambing
hitam untuk menutupi kekurangan dalam menjatuhkan pilihan yang dipandang tepat. Memang
sifat yang manusiawi apabila dalam keberhasilan, seorang menepuk dada, seolah olah
keberhasilan itu berkat kemampuan orang yang bersangkutan. Begitu juga sebaliknya, dalam
mengahadapi ketidakberhasilan dan kegagalan, orang yang sama akan dengan cepat mengelak
dari tanggung jawab dan menuding orang lain sebagai biang keladi nya. Sifat yang demikian
dapat menjadi kendala.

Disamping kendala, ada juga beberapa alat bantu yang biasa digunakan seorang manajer
dalam mengambil keputusan, yang terus dikembangkan oleh para ahli dibidangnya.

1. Analisis Sistem

Cara ini lebih menekankan pada sikap mental seorang manajer dalam menyelesaikan
suatu permasalahan. Dewasa ini analis siste telah berkembang sedemikian rupa sehingga ia
sudah terdiri dari serangkaian tata cara formal untuk meneliti suatu permasalahan.
Dalam praktek, alanisis sistem berkaitan dengan meneliti berbagai bagian dari sesuatu.
Bagaimana proses, unsur, komponen, dan fungsi yang berkaitan satu sama lain, dan bagaimana
masing masing memberi sumbangannya demi bekerjanya sistem yang bersangkutan.

2. Pemanfaatan Teknologi Komputer

Saat ini perkembangan teknologi komputer sangat pesat. Dalam kurun waktu beberapa
tahun saja, komputer telah berkembang menjadi lebih sempurna dan sempurna lagi. Dulu,
komputer sulit untuk dibawa kemana mana. Namun kini, komputer sudah bisa di sulap
menjadi laptop (komputer jinjing) yang bisa di bawa kemana mana.

Mungkin orang berpendapat, bahwa dengan perkembangan teknologi yang demikian


pesat, ruang lingkup pengambilan keputusan oleh manusia akan semakin menyempit keran
banyak langkah dalam proses pengambilan keputusan yang dapat diserahkan kepada mesin
mesin hasil perkembangan teknologi.

Terlepas dari hal itu, menurut Prof. Dr. S.P. Siagian, perkembangan komputer dapat
membantu seorang manajer dalam mengambil keputusan. Karena hampir semua keputusan
diambil lewat berbagai kalkulasi yang rumit, bayangkan jika manusia yang melakukan kalkulasi
yang sebegitu rumitnya. Tentu akan memakan waktu yang tak sebentar. Dengan adanya
komputer, kecepatan menjadi faktor utama mengapa komputer dapat dijadikan alat bantu dalam
mengambil sebuah keputusan.

Kecanggihan komputer tak lantas membuat manajer menajdi bergantung padanya.


Sejatinya komputer hanyalah alat. Kemampuan berfikir, intuisi, dan inovasi adalah modal utama
yang harus dimiliki setiap manajer. Tanpa itu, alat secanggih komputer tidak berarti apa apa.

3. Pohon Keputusan

Salah satu alat yang dewasa ini banyak digunakan oleh manajer. Popularitas alat bantu ini
bersumber dari kenyataan, bahwa alat ini relatif mudah di ciptakan. Keuntungan utamanya
adalah letak pada kemampuannya menyajikan satu jaringan visual, yang menunjukan secara jelas
bagaiaman pilihan yang mungkin ditempuh menjadi bagian bagian yang lebih kecil, masing
masing dengan probabilitas dan preferensinya.
DAFTAR PUSTAKA

http://arief-as-syarif.blogspot.co.id/2009/11/keputusan-kelompok.html

http://kangom.blogspot.co.id/2013/03/kebaikan-dan-kelemahan-pembuatan.html

http://fleurdeeconomics.blogspot.co.id/2013/03/setiap-hari-manusia-selalu-dihadapkan.html

http://teoru.blogspot.co.id/2013/05/pengambilankeputusan-dalam-organisasi_445.html

http://degung-wira.blogspot.co.id/2012/10/4-gaya-pengambilan-keputusan.html

https://sinhansemm.wordpress.com/pengambilan-keputusan/

Você também pode gostar