Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Furosemide merupakan diuretik potent yang memiliki aksi kerja cepat. Seperti halnya
loop diuretik lain, obat ini digunakan untuk terapi oedema yang berhubungan dengan
kerusakan jantung, termasuk pulmonary oedema, dan dengan ganggguan ginjal serta
gangguan hepar dan kemungkinan efektif pada pasien yang tidak merespon diuretik thiazide.
Obat ini juga digunakan dengan dosis tinggi ketika digunakan sebagai terapi oliguria yang
disebabkan kerusakan ginjal atau insufficiency. Furosemide juga digunakan untuk terapi
antihipertensi, baik terapi tunggal maupun terapi bersama dengan antihipertensi lain.
Furosemide menghambat reabsorpsi dari elektrolit pada loop of henle dan juga pada
tubulus distal ginjal. Hal tersebut kemungkinan akan berefek langsung pada tubulus
proksimal. Ekskresi dari natrium, kalium, kalsium, dan ion klorida ditingkatkan dan ekskresi
air bertambah. Hal tersebut tidak memberika efek klinis secara signifikan pada karbonik
anhidrase.
Furosemide efektif sekitar 30 menit hingga 1 jam setelah pemberian oral, peak pada 1
hingga 2 jam, dan berakhir sekitar 4 hingga 6 jam, stelah pemberian injeksi intravena, obat ini
memberikan efek sekitar 5 menit dan berakhir sekitar 2 jam. Pemberian oral bisanya pada
pagi hari. Alternatif lain yaitu diberikan secara intramuskularatau intravena sebagai garam
natrium, dosisny sebagai furosemide base. 10,7 mg natrium furosemide sama dengan 10 mg
furosemide base. Produk berlisensi yang merekomendasikan injeksi intravena secara
langsung atau melalui infus intravena, dosisnya tidak seharusnya melebihi 4 mg/menit
meskipun BNF merekomendasikan single dosis dapat digunakan hingga 80 mg diberikan
dengan cepat (rapid).
Sebagai terapi oedema, dosis oral diberikan 40 mg sekali dalam sehari, menyesuaikan
kebutuhan berdasarkan respon. Untuk respon kasus sedang sekitar 20 mg sehari atau 40 mg
secara bergantian. Beberapa pasien kemungkinan membutuhkan dosis 80 mg atau lebih
dalam sehari, diberiakan sekali atau dua kali dosis dalam sehari. Untuk kasus berat akan
digunakan titrasi furosemide hingga dosis 600 mg sehari. Pada keadaan darurat atau ketika
terapi oral tidak bisa diberikan, 20 hingga 50 mg furosemide bisa diberikan secara injeksi
intravena perlahan, injeksi intramuskular kemungkinan diberikan kecuali pada kasus tertentu
namun tidak sesuai pada kondisi akut. Jika dibutuhkan dosis yang lebih panjang,
meningkatkan dengan 20 mg meningkat dan tidak diberikan lebih sering dari setiap 2 jam.
Jika dosis diatas 50 mg tersedia, seharusnya obat diberikan secara intravena infus. Untuk
pulmonary oedema, jika injeksi intravena 40 mg tidak memberikan respon yang memuaskan
selama satu jam, selanjutnya dosis 80 mg diberikan secara intravena dengan perlahan.
Untuk terapi hipertensi, furosemide diberikan secara oral dengan dosis 40 mg hingga
80 mg sehari, baik dosis tunggal ataupun dengan antihipertensi lain.
Farmakokinetik
Efek Samping
Efek samping furosemide paling banyak terjadi ketika digunakan dalam dosis tinggi,
dan efek yang serius tidak umum terjadi. Efek samping yang umum terjadi adalah
ketidakseimbangan cairan dan elektrolit tubuh termasuk juga hiponatraemia, hipokalaemia,
dan hipokloraemia alkalosis, sebagian terjadi ketika digunakan dalam dosis besar atau
penggunaan dalam waktu lama. Tanda-tanda ketidakseimbangan elektrolit termasuk
kedalamnya yaitu sakit kepala, hipotensi, kram otot, mulut kering, rasa haus, kelemahan,
lethargy, mengantuk, kelelahan, oliguria, cardiac aritmia, dan gangguan GIT. Hipovolaemia
dan dehidrasi kemungkinan terjadi, terutama pada lansia. Dikarenakan waktu kerjanya
pendek, resiko hipokalaemia lebih rendah dibandingkan dengan diuretik thiazide. Tidak
seperti thiazides, furosemide meningkatkan ekskresi urine dari kalsium dan nefrocalcinosis
telah dilaporkan terjadi pada infant.
Furosemide kemungkinan menyebabkan hiperurisemia dan presipitasi gout pada
sebagian pasien. Hal tersebut kemungkinan mengakibatkan hiperglikemia dan glikosuria,
namun kemungkinan lebih rendah daripada diuretik thiazide.
Interaksi