Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebenarnya ada cara yang baik dalam pemilihan alat kontrasepsi bagi ibu.
Sebelumnya ibu mencari informasi terlebih dahulu tentang cara-cara KB berdasarkan
informasi yang lengkap, akurat dan benar. Untuk itu dalam memutuskan suatu cara
kontrasepsi sebaiknya mempertimbangkan penggunaan kontrasepsi yang rasional, efektif
dan efisien. KB merupakan program yang berfungsi bagi pasangan untuk menunda
kelahiran anak pertama (post poning), menjarangkan anak (spacing) atau membatasi
(limiting) jumlah anak yang diinginkan sesuai dengan keamanan medis serta
kemungkinan kembalinya fase kesuburan (ferundity).
Pada tahun 1960 angka kematian balita mencapai lebih dari 200 per 1000
orang, dua kali lebih besar dari angka kematian balita di Filipina atau Thailand. Pada
tahun 2005 angka tersebut turun hingga kurang dari 50 per 1000 orang, yang merupakan
salah satu penurunan tertinggi yang terjadi di kawasan ini. Seorang anak yang lahir pada
tahun 1940 hanya memiliki sekitar 60% kesempatan untuk mengenyam pendidikan, 40%
untuk menamatkan sekolah dasar dan 15% untuk menamatkan pendidikan di sekolah
menengah pertama. Sebaliknya, lebih dari 90% anak-anak yang lahir sejak tahun 1980
berhasil menamatkan pendidikan sekolah menengah pertama.
Berbagai jenis alat kontrasepsi diantaranya pil, suntik, susuk, tubektomi, dan
vasektomi . Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai salah satu alat yaitu
mengenai KB susuk. Susuk merupakan alat KB yang terdiri dari 6 tube kecil dari plastik
dengan panjang masing-masing 3cm. Susuk disebut alat kontrasepsi bawah kulit, karena
dipasang di bawah kulit pada lengan atas, alat kontrasepsi ini disusupkan di bawah kulit
lengan atas sebelah dalam. Bentuknya semacam tabung-tabung kecil atau pembungkus
plastik berongga dan ukurannya sebesar batang korek api. Hormon yang dikandung
dalam susuk ini adalah progesterone, yakni hormon yang berfungsi menghentikan suplai
hormon estrogen yakni hormon yang mendorong pembentukan lapisan dinding lemak
dan, dengan demikian menyebabkan terjadinya menstruasi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang tersebut diatas, maka dapat dicari fungsi dari
pembuatan makalah ini, yaitu :
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Kontrasepsi yang popular dengan nama susuk KB ini berisi lovonorgestrel, terdiri dari
6 kapsul yang diinsersikan di bawah kulit lengan atas bagian dalam, kira-kira 6-10 cm
dari lipat siku. Levonorgestrel adalah suatu progestin yang telah banyak dipakai dalam
pik KB seperti ovral dan nordette. Setiap kapsul mengandung 38 mg lovonorgestrel.
Setiap hari ke enam kapsul akan melepas 50 mikro gram levonorgestrel. Dan akan efektif
sebagai kontrasepsi untuk 5 tahun (Gunawan, 1999).
Sebagian besar masalah yang berkaitan dengan pencabutan disebabkan oleh pemasangan
yang tidak tepat, oleh karena itu ,hanya petugas klinik yang terlatih (dokter,bidan,dan
perawat) yang diperbolehkan memasang maupun mencabut implan.untuk mengurangi
masalah yang timbul setelah pemasangan,semua tahap proses pemasangan harus
dilakukan secara hati-hati dan lembut,dengan menggunakan upaya pencegahan
infeksiyang dianjurkan (Sarifiddin, 2006).
B. JENIS-JENIS IMPLANT
C. INDIKASI
D. KONTRA INDIKASI
Hamil atau diduga hamil, Pendarahan Vagina tanpa sebab.
Wanita dalam usia reproduksi
Telah atau belum memiliki anak
Menginginkan kontrasepsi jangka panjang (3 tahun untuk Jadena)
Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi
Pasca persalinan dan tidak menyusui
Pasca keguguran
Tidak menginginkan anak lagi, tetapi menolak kontrasepsi mantap
Riwayat kehamilan ektopik
Tekanan darah <180/110 mmHg, dengan masalah pembekuan darah, atau amenia
bulan sabit (sickle cell)
Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang mengandung estrogen
Sering lupa menggunakan pil
Perdarahan pervaginan yang belum diketahui penyebabnya
Benjolan/kanker payudara atau riwayat kanker payudara
Tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi
Miom uterus dan kanker payudara
Ganguan toleransi glukosa
E. KELEBIHAN
G. EFEK SAMPING
1. Efek samping paling utama dari implant adalah perubahan pola haid, yang terjadi
pada kira-kira 6 % akseptor terutama selama 3-6 bulan pertama dari pemakaian.
2. Yang paling sering terjadi:
- Bertambahnya hari-hari perdarahan dalam 1 siklus haid
- Perdarahan bercak (spotting)
- Berkurangnya panjang siklus haid
- Amenore, meskipun jarang terjadi dibandingkan perdarahan lama atau
perdarahan bercak.\
3. Umumnya perubahan-perubahan haid tersebut tidak mempunyai efek yang
membahayakan diri akseptor. Meskipun terjadi perdarahan lebih sering daripada
biasanya, volume darah yang hilang tetap tidak berubah.
4. Pada sebagian akseptor, perdarahan ireguler akan berkurang dengan berjalannya
waktu.
5. Perdarahan hebat jarang terjadi (Cahyani, 2009).
6. Perubahan dalam periode menstruasi merupakan keadaan yang paling sering
ditemui. Kadang-kadang ada akseptor yang mengalami kenaikan berat badan
(Gunawan, 1999).
H. EFEKTIFITAS
Efektifitas dari pemasangan susuk adalah sebagai berikut :
Lendir serviks menjadi kental
Menggangu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi
Mengurangi transportasi sperma
Menekan ovulasi
99 % Sangat efektif (kegagalan 0,2 1 kehamilan per 100 perempuan)
Segera setelah implant dimasukkan ke bawa kulit lengan atas ekseptor, secara tetap sejumlah
levenorgestrel akan dilepaskan. Keadaan inilah yang melindungi akseptor dari kehamilan, selama
implant tatap berada di tempat tersebut (GUNAWAN, 1999).
J. PERSIAPAN PEMASANGAN
1. Pelaksanaan Pelayanan
Ruangan klinik pasien rawat jalan maupun ruang operasi cocok untuk pemasangan maupun
pencabutan implan.Bila mungkin,ruangan sebaiknya jauh dari area yang sering digunakan
(ramai) di klinik maupun di rumah sakit,serta harus:
2. Pencegahan Infeksi
Untuk meminimalisasi resiko infeksi pada klien setelah pemasangan maupun pencabutan implan,
petugas klinik harus berupaya untuk menjaga lingkungan dari bebas infeksi. Untuk itu petugas
perlu melakukan hal-hal sbb:
Meminta klien untuk membersihkan dengan sabun seluruh lengan yang akan dipasang
implan dan membilasnya hingga tidak ada sabun yang tertinggal (sisa sabun dapat
mengurangi efektifitas beberapa anti septik). Langkah ini sangat penting khususnya bila
kebersihan klien sangat kurang
Cuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir. Untuk pemasangan dan
pencabutan batang, cuci tangan dengan sabun selama 5-10 detik kemudian bila dengan
air bersih yang mengalir sudah cukup
Pakai kedua sarung tangan yang telah disterilisasi atau diDTT. (Gunakan sepasang sarung
tangan yang berbeda untuk tindakan guna menghindari kontaminasi silang
Siapkan daerah pemasangan dan pencabutan dengan kapas yang telah diberi anti septik:
gunakan forsep untuk mengusap kapas tersebut pada daerah pemasangan/pencabutan
implan.
Setelah selesai pemasangan maupun pencabutan batang implan,dan sebelum malepas
sarung tangan, dekontaminasi instrumen dengan larutan clorin 0,5%. Sebelum membuang
atau merendam jarum dan alat suntik,isi dahulu dengan larutan clorin. Setelah
pemasangan, pisahkan plunger dari trokar. Darah kering akan menyulitkan waktu
memisahkan plunger dari trokar. Rendam selama 10 menit;kemudian bilas segera dengan
air bersih.
Kain operasi (drape) harus dicuci sebelum digunakan kembali. Setelah dipakai, taruh
pada wadah kering dan bertutup
Dengan tetap memakai sarung tangan, buang bahan-bahan terkontaminsi
(kassa,kapas,dll) kedalam wadah tertutuprapat atau kantong plastik yang tidak bocor.
Jarum dan alat suntik sekali pakai (disposable) harus dibuang kedalam wadah yang tahan
tusuk.
Masukkan kedua tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam larutan clorin
0,5%. Lepaskan sarung tangan dari dalam ke luar.
3. Persiapan
a. Persiapan Klien
Walaupun kulit dan instrumennya sulit untuk disterilisasi, pencucian dan pemberian antiseptik
pada daerah operasi tempat implan akan dipasang akan mengurangi jumlah mikroorganisme di
daerah kulit klien.kedua tindakan ini pada kenyataannya sangat bermanfaat dalam mengurangi
resiko terjadinya infeksi pada insersi atau pencabutan implan Norplant.
b. Peralatan dan Instrumen untuk Insersi
K. PENATALAKSANAAN UMUM
Kapsul implan dipasang tepat di bawah kulit di atas lipat siku di daerah medial lengan
atas. Untuk tempat pemasangan kapsul pilihlah lengan klien yang jarang digunakan.
Pertama, cuci lengan dengan air dan sabun, kemudian usap dengan antiseptik dan suntik
anestesi lokal. Buat insisin kecil hanya sekedra menembus kulit, sekitar 8 cm di atas lipat
siku. Setiap kapsul dimasukkan melalui trokar khusus dan dipasang tepat di bawah kulit.
Sebelum memulai tindakan, periksa kembali untuk memastikan apakah klien :
Sedang minum obat yang dapat menurunkan efektivitas implan
Sudah mendapat anestesi lokal sebelumnya
Alergi terhadap obat anestesi lokal atau jenis obat lainnya
PERSIAPAN PEMASANGAN
Langkah 1
Persilahkan klien mencuci seluruh lengan dengan sabun dan air yang mengalir serta
membilasnya. Pastikan tidak terdapat sisa sabun (sisa sabun menurunkan efektivitas
antisetik tertentu). Langkah ini sangat penting bila klien kurang menjaga kebersihan
dirinya untuk menjaga kesehatannya dan mencegah penularan penyakit.
Langkah 2
Tutup tempat tidur klien (dan penyangga lengan atau meja samping bila ada) dengan
kain bersih.
Langkah 3
Persilahkan klien berbaring dengan lengan yang lebih jarang digunakan (misalnya :
lengan kiri) diletakkan pada lengan penyangga atau meja di samping. Lengan harus
disangga dengan baik dan dapat digerakkan lurus atau sedikit bengkok sesuai dengan
posisi yang disukai klinis untuk memudahkan pemasangan.
Langkah 4
Langkah 5
Siapkan tempat alat-alat dan buka bungkus steril tanpa menyentuh alat-alat di dalamnya.
Langkah 6
Buka dengan hati-hati kemasan steril implan dengan menarik kedua lapisan
pembungkusnya dan jatuhkan seluruh kapsul dalam mangkuk steril.
Bila tidak ada mangkuk steril, kapsul dapat diletakkan dalam mangkuk yang didisinfeksi
tingkat tinggi (DDT) atau pada baki tempat alat-alat. Pilihan lain adalah dengan
membuka sebagian kemasan dan mengambil kapsul satu demi satu dengan klem steril
atau DDT saat melakukan pemasangan. Jangan menyentuh bagian dalam kemasan atau
isinya kecuali dengan alat yang steril atau DDT.
Langkah 1
cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan dengan kain bersih.
Langkah 2
Pakai sarung tangan steril atau DDT (ganti sarung tangan untuk setiap klien guna mencegah
kontaminasi silang).
Langkah 3
Atur alat dan bahan-bahan sehingga mudah dicapai. Hitung kapsul untuk memstikan jumlahnya.
Langkah 4
Persiapkan tempat insisi dengan larutan antiseptik. Gunakan klem steril atau DTT untuk
memegang kasa berantiseptik. (bila memegang kasa berantiseptik hanya dengan tangan, hati-hati
jangan sampai mengkontaminsai sarung tangan dengan menyentuh kulit yang tidak steril). Mulai
mengusap dari tempat yang akan dilakukan insisi ke arah luar dengan gerakan melingkar sekitar
8-13 cm dan biarkan kering (sekitar 2 menit) sebelum memulai tindakan. Hapus antiseptik yanga
berlebihan hanya bila tanda yang sudah dibuat tidak terlihat.
Langkah 5
Bila ada guanakan kain penutup (doek) yang mempunyai lubang untuk menutupi lengan. Lubang
tersebut harus cukup lebar untuk memaparkan tempat yang akan dipasang kapsul. Dapat juga
dengan menutupi lengan di bawah tempat pemasangan dengan kain steril.
Langkah 6
Setelah memastikan tidak alergi terhadap obat anestesi, isi alat suntik dengan 3 ml obat anestesi .
Dosis ini sudah cukup untuk menghilangkan rasa sakit selama memasang kapsul implan.
Langkah 7
Masukkan jarum di bawah kulit pada tempat insisi, kemudian lakukan aspirasi untuk memastikan
jarum tidak masuk ke dalam pembuluh darah. Suntikkan sedikit obat anestesi untuk membuat
gelembung kecil di bawah kulit. Kemudian tanpa memindahkan jarum, masukkan ke bawah kulit
sekitar 4 cm. Hal ini akan membuat kulit terangkat dari jaringan lunak di bawahnya. Kemudian
tarik jarum pelan-pelan sehingga membentuk jalur sambil menyuntikkan obat anestesi sebanyak
1 ml di antara tempat untuk memasang kapsul.
PEMASANGAN KAPSUL
Sebelum membuat insisi, sentuh tempat insisi dengan jarum atau skalpel untuk memastikan obat
anestesi telah bekerja.
Langkah 1
Pegang skalpel dengan sudut 45, buat insisi dangkal hanya untuk sekedar menembus kulit.
Jangan membuat insisi yang panjang atau dalam.
Langkah 2
Ingat kegunaan ke-2 tanda pada trokar. Trokar harus dipegang dengan ujung yang tajam
menghadap ke atas. Ada 2 tanda pada trokar, tanda (1) dekat pangkal menunjukkan batas trokar
dimasukkan ke bawah kulit sebelum memasukkan setiap kapsul. Tanda (2) dekat ujung
menunjukkan batas trokar yang harus tetap di bawah kulit setelah memasang setiap kapsul.
Langkah 3
Dengan ujung yang tajam menghadap ke atas dan pendorong di dalamnya masukkan ujung
trokar melalui luka insisi dengan sudut kecil. Mulai dari kiri atau kanan pada pola seperti kipas,
gerakkan trokar ke depan dan berhenti saat ujung tajam seluruhnya berada di bawah kulit.
Memasukkan trokar jangan dengan paksaan. Jika terdapat tahanan coba dari sudut lainnya.
Langkah 4
Untuk meletakkan kapsul tepat di bawah kulit angkat trokar ke atas sehingga kulit terangkat.
Masukkan trokar perlahan-lahan dan hati-hati ke arah tanda (1) dekat pangkal. Trokar harus
cukup dangkal sehingga dapat diraba dari luar dengan jari. Trokar harus selalu terlihat
mengangkat kulit selama pemasangan. Masuknya trokar akan lancar bila berada di bidang yang
tepat di bawah kulit.
Langkah 5
Saat trokar masuk sampai tanda (1) cabut pendorong dari trokar.
Langkah 6
Masukkan kapsul pertama ke dalam trokar. Gunakan ibu jari dan telunjuk atau pinset atau klem
untuk mengambil kapsul dan memasukkan ke dalam trokar. Bila kapsul diambil dengan tangan
pastikan sarung tangan tersebut bebas dari bedak atau pertikel lain.
Langkah 7
Gunakan pendorong untuk mendorong kapsul ke arah ujung trokar sampai terasa ada tahanan,
tapi jangan mendorong dengan paksa.
Langkah 8
Pegang pendorong dengan erat di tempatnya dengan satu tangna untuk menstabilkan. Terik
tabung trokar dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk ke arah luka insisi sampai tanda (2)
muncul di tepi luka insisi dan pangkalnya menyentuh pegangan pendorong. Hal yang penting
pada langkah ini adalah menjaga pendorong tetap di tempatnya dan tidak mendorong kapsul ke
jaringan.
Langkah 9
Saat pangkal menyentuh pegangan pendorong tanda (2) harus terlihat di tepi luka insisi dan
kapsul saat itu keluar dari trokar tepat berada di bawah kulit. Raba ujung kapsul dengan jari
untuk memastikan kapsul sudah keluar seluruhnya dari trokar. Hal yang penting adalah kapsul
bebas dari trokar untuk menghindari terpotongnya kapsul saat trokar digerakkan untuk
memasang kapsul berikutnya.
Langkah 10
Tanpa mengeluarkan seluruh trokar, putar ujung dari trokar ke arah laterla kanan dan
kembalikkan lagi ke posisi semula untuk memastikan kapsul pertama bebas. Selanjutnya geser
trokar sekitar 15-25 derajat. Untuk melakukan itu mula-mula fiksasi kapsul pertama dengan jari
telunjuk dan masukkan kembali trokar pelan-pelan sepanjang sisi jari telunjuk tersebut sampai
tanda (1). Hal ini akan memastikan jarak yang tepat antara kapsul dan mencegah trokar menusuk
kapsul yang dipasang sebelumnya. Bila tanda (1) sudah tercapai masukkan kapsul berikutnya ke
dalam trokar dan lakukan seperti sebelumnya.
Langkah 11
Pada pemasangan kapsul berikutnya, untuk mengurangi resiko infeksi atau ekspulsi pastikan
bahwa ujung kapsul yang terdekat kurang lebih 5 mm dari tepi luka insisi.
Langkah 12
Sebelum mencabut trokar, raba kapsul untuk memastikan kapsul semuanya telah terpasang.
Langkah 13
Ujung dari semua kapsul harus tidak ada tepi luka insisi. Bila sebuah kapsul keluar atau terlalu
dekat dengan luka insisi, harus dicabut dengan hati-hati dan dipasang kembali di tempat yang
tepat.
Langkah 14
Setelah kapsul terpasang semuanya dan posisi setiap kapsul sudah diperiksa, keluarkan trokar
pelan-pelan. Tekan tempat insisi dengan jari menggunakan kasa selama 1 menit
Temukan tepi kedua insisi dan gunakan band aid atau plester dengan kassa steril untuk
menutup luka insisi. Luka insisi tidfak perlu dijahit karena dapat menimbulkan jaringan
parut
Periksa adanya perdarahan. Tutup daerah pemasangan dengan pembalut untuk hemostasis
dan mengurangi memar (perdarahan subkutan)
2. Perawatan klien
Buat catatan pada rekam medik pemasangan kapsul dan kejadiian tidak umum yang
mungkin terjadi selama pemasangan.
Amati klien kurang lebih 15-20 menit untuk kemungkinan perdarahan dari luka insisi
atau efek lain sebelum memulangkan klien. Beri petunjuk untuk perawatan luka insisi
setelah pemaasangan, kalau bisa diberikan secara tertulis.
Iserter yang digunakan telah berisi 1 (buah) kapsul di dalamnya dan hanya untuk satu kali pakai.
Kemasan tersebut menyerupai alat suntik.
Langkah 1
Tentukan tempat pemasangan yang optimal, 8 cm diatas lipatan siku pada bagian dalam lengan
di alur antara otot biseps dan triseps. Gunakan spidol untuk menandai dengan membuat garis
sepanjang 6-8 cm.
Langkah 3
Setelah memastikan (dari anamnesis) tidak alergi terdapat obat anastesi, isi alat suntik dengan 2
ml obat anastesi (1% tanpa Epinefrin) dan suntikan tepat dibawah kulit sepanjang jalur tempat
pemasangan. Pemasangan anastesi juga dapat dilakukan dengan semprotan.
Langkah 4
Keluarkan insenter dari kemasannya. Regangkan kulit ditempat pemasangan dan masukan jarum
insenter tepat dibawah kulit sampai masukseluruh panjang jarum insenter. Untuk melatakana
jarum tepat dibawah kulit, angkat jarum insenter keatas, sehinnga kulit terangkat.
Langkah 5
Langkah 6
Putar pendorong insenter 90o atau 180o dengan mempertahankan pendorong insenter tetap diatas
lengan.
Langkah 7
Dengan tangan yang lain sacara perlahan tarik jarum keluar dari lengan sambil tetap
memperthanakan penopang insenter ditempanya. (catatan: prosedur ini berlawanan dangan suatu
penyuntikan, dimana pendorong didorong dan insenter dipertahankan).
L. CARA PENCABUTAN
METODE PENCABUTAN
Metode pencabutan unutk implant Norplant, Jadena, Indlopant maupun Implano sama
hanya berbeda dalam jumlah yang kapsul yang terpasang.
Metode standar pencabutan menggunakan klem mosquito atau Crile untuk menjepit kapsul telah
digunakan sejak awal 1980an. Sejak itu telah banyak dilaporkan modifikasi dari metode standar
pencabutan, misalnya metode pop out yang dikenalkan oleh Darney dkk. Pada tahun 1992.
Kenyataannya bahwa banyak yang memikirkan untuk terus menyempurnakan metode
pencabutan, sedang perubahan pada metode pemasangan hanya sedikit, menunjukan dengan jelas
mtode standar pencabutan tidak seluruhnya sempurna. Pengamatan ini didukung oleh
pengalaman diberbagai negara. Dibandingkan pemasangan, pencabutan memerlukan kesabaran
dan keahlian. Selain itu pemasangan yang tidak baik (misalnya terlalu dalam atau tidak
menggunakan pola) menyebabkan pencabutan dengan metode apapun akan memakan waktu
yang lama dan lebih banyak pendarahan dibanding pada waktu pemasangan.
Praptohardjo dan Wibowo (1993) melaporkan metode baru untuk pencabutan implant Norplant
yaitu Teknik U. Perbadaaan yang besar antara tek=hnik u dan tehnik standar adalah :
Dalam melakukan persiapan, yang penting adalah alat-alat dalan kondisi baik (misalnya
klem harus dapat menjepti dengan kuat dan spakel harus tajam). Periksa alat dan bahan
yang akan dipakai sudah dalam keadaan steril atau DTT.
Peralatan yang diperlukan unutuk setiap pencabutan adalah sebagai berikut :
Meja periksa untuk tempat tidur klien.
Penyangga lengan atau meja samping
Sabun untuk mencuci tangan
Kain penutup operasi steril (bersih) yang kering.
Tiga mangkok steril atau DTT (satu larutan antiseptik, satu tempat air mendidih
atau steril yang berisi kapas bulat untuk membersihkan bedak pada sarung tangan
dan satu lagi berisi larutan Klorin 0,5% untuk dekontaminasi kapsul yang telah
dicabut).
Sepasang sarung tangan steril/DTT.
Larutan antiseptik
Anastesi lokal (konsentrasi 0,1% tanpa Epinefrin ).
Tabung suntik (5 atau 10ml ) dan jarum suntik dangan panjang 2,5 4 cm
Langkah 1:
Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan dengan kain bersih.
Langkah 2 :
Langkah 3 :
Langkah 4 :
Usap tempat pencabutan dengan kasa berantiseptik. Gunakan klem steril untuk memegang kasa
tersebut. Mulai mengusap dari tempat yang akan dilakukan insisi ke arah luar dengan gerakan
melingkar sekitar 8-13 cm dan biarkan kering sebelum memulai tindakan.
Langkah 5 :
Gunakan doek/kain lubang untuk menutupi lengan. Lubang tersebut harus cukup lebaruntuk
memaparkan lokasi kapsul.
Langkah 6 :
Langkah 7 :
Setelah memastikan klien tidak alergi terhadap obat anastesi, isi alat suntik dengan 3 ml obat
anastesi (1% tanpa epinefrin). Masukkan jarum tepat di bawah kulit pada tempat insisi akan
dibuat, kemudian lakukan aspirasi untuk memastikan jarum tidak masuk ke dalam pembuluh
darah. Suntikan sedikit obat anastesi untuk membuat gelembung kecil di bawah kulit. Masukkan
jarum secara hati-hati di bawah ujung kapsul pertama sampai kurang lebih 1/3 panjang kapsul,
tarik jarum pelan-pelan sambil menyuntikan obat anastesi (0,5 ml) untuk mengangkat ujung
kapsul. Tanpa mencabut jarum, geser ujung jarum dan masukkan ke bawah kapsul berikutnya.
Ulangi proses ini sampai keenam ujung kapsul terangkat. Sebelum memulai, sentuh tempat insisi
dengan ujung jarum untuk memastikan obat anstesi telah bekerja.
Metode Standar
Langkah 1 :
Tentukan lokasi insisi yang mempunyai jarak sama dari ujung bawah semua kapsul. Kira-kira 5
mm dari ujung bawah kapsul. Bila jarak tersebut sama maka insisi dibuat pada tempat insisi
waktu pemasangan. Sebelum menentukan lokasi, pastikan tidak ada ujung kapsul yang berada di
bawah insisi lama.
Lngkah 2 :
Pada lokasi yang sudah dipilih, buat insisi melintang yang kecil kurang lebih 4 mm dengan
menggunakan scalpel.
Langkah 3 :
Mulai dengan mencabut kapsul yang mudah diraba dari luar atau yang terdekat dengan tempat
insisi.
Langkah 4 :
Dorong ujung kapsul kea rah insisi dengan jari tangan sampai ujung kapsul tampak pada luka
insisi. Saat ujung kapsul tampak pada luka insisi, masukkan klem lengkung dengan lengkungan
jepitan mengarah ke atas, kemudian jepit ujung kapsul dengan klem tersebut.Masukkan klem
lengkung melalui luka insisi dengan lengkungan jepitan mengarah ke kulit, teruskan sampai
berada di bawah ujung kapsul dekat siku. Buka dan tutup jepitan klem untuk memotong secara
tumpul jaringan parut yang mengelilingi ujung kapsul. Ulangi sampai ujung keenam kapsul
bebas dari jaringan parut yang mengelilinginya. Selanjutnya, dorong ujung kapsul pertama
sedekat mungkin pada luka insisi. Sambil menekan kapsul dengan jari telunjuk dan jari tengah,
masukkan lagi klem lengkung sampai berada di bawah ujung kapsul, jepit kapsul di dekat
ujungnya dan secara hati-hati tarik keluar melalui luka insisi.
Langkah 5 :
Bersihkan dan buka jaringan ikat yang mengelilingi kapsul dengan cara menggosok-gosok pakai
kasa steril untuk memaparkanujung bawah kapsul.
Langkah 6 :
Jepit kapsul yang sudah terpapar dengan menggunakan klem kedua. Lepaskan klem pertama dan
cabut kapsul secara pelan dan hati-hati dengan klem kedua. Kapsul akan mudah dicabut oleh
karena jaringan ikat yang mengelilinginya tidak melekat pada karet silikon. Bilakapsul sulit
dicabut, pisahkan secara hati-hati sisa jaringan yang melekat pada kapsul dengan menggunakan
kasa.
Langkah 7 :
Pilih kapsul yang tampak paling mudah dicabut. Sebelum mengakhiri tindakan, hitung untuk
memastikan keenam kapsul sudah dicabut.
Metode huruf U
Klem yang dipakai untuk mencabut kapsul pada teknik U, merupakan modifikasi klem yang
digunakan untuk vasektomi tanpa pisau dengan diameter ujung klem diperkecil dari 3,5 menjadi
2,2 mm.
Langkah 1 :
Tentukan lokasi insisi pada kulit diantara kapsul 3 dan 4 kurang lebih 5 mm dari jung kapsul
dekat siku.
Langkah 2 :
Buat insisi kecil (4mm) memanjang sejajar diantara sumbu panjang kapsul dengan menggunakan
scalpel.
Langkah 3 :
Masukkan ujung klem pemegang implant norplant secara hati-hati melaalui luka insisi.
Langkah 4 :
Fiksasi kapsul yang letaknya paling dekat luka insisi dengan jari telunjuk sejajar panjang kapsul.
Langkah 5 :
Masukkan klem lebih dalam sampai ujungnya menyentuh kapsul, buka klem dan jepit kapsul
dengan sudut yang tepat pada sumbu panjang kapsul kurang lebih 5 mm diatas ujung bawah
kapsul. Setelah kapsul terjepit, tarik kea rah insisi dan balikkan pegangan klem 180O kea rah
bahu klien untuk memaparkan ujung bawah kapsul.
Langkah 6 :
Gunakan klem lengkung untuk menjepit kapsul yang sudah terpapar. Lepaskan klem pemegang
norplant dan cabut kapsul dengan pela-pelan dan hati-hati. Taruh kapsul yang telah dicabut
dalam mangkok berisi klori 0,5% untuk dekontaminasi sebelum dibuang.
Langkah 8 :
Pencabutan kapsul berikutnya adalah tampak paling mudah dicabut, gunakan teknik yang sama
untuk mencabut kapsul berikutnya.
Pada tahun 1992,Darney Klaise dan Walker melaporkan metode pencabutan yang sederhana
untuk mencabut seluruh kapsul norplant yang dikenal dengan metode pencabutan pop out.
Metode ini dapat mengurangi rasa sakit maupun perdarahan dan biasanya luka insisi lebih kecil.
Teknik ini akan mengurangi resiko robek pada kapsul selama tindakan pencabutan. Kerugiannya
yaitu tidak bisa dilakukan bila lokasi kapsul tidak baik pada waktu dipasang. Berikut langkah-
langkahnya:
Langkah 1 :
Raba ujung-ujung kapsul di daerah dekat siku untuk memilih salah satu kapsul yang lokasinya
terletak di tengah-tengah dan mempunyai jarak yang sama dengan ujng kapsul lainnya.Dorong
ujung bagian atas kapsul yang telah dipilih dengan menggunakan jari. Pada saat ujung bagian
bawah kapsul tampak jelas di bawah kulit, buat insisi kecil (2-3 mm) diatas ujung kapsul dengan
menggunakan skalpel.
Langkah 2 :
Lakukan penekanan dengan menggunakan ibu jari dan jari tangan lainnya pada ujung bagian
bawah kapsul untuk membuat ujung kapsul tersebut tepat berada di bawah tempat insisi.
Langkah 3 :
Masukkan ujung tajam skalpel ke dalam luka insisi sampai terasa menyentuh ujung kapsul. Bila
perlu, potong jaringan ikat yang mengelilingi ujung kapsul sambil tetap memegang kapsul
dengan ibu jari dan jari telunjuk.
Langkah 4 :
Tekan jaringan ikat yang sudah terpotong tadi dengan kedua ibu jari sehingga ujung bawah
kapsul terpapar keluar.
Langkah 5 :
Tekan sedikit ujung atas kapsul sehingga kapsul muncul pada luka insisi dan dengan mudah
dapat dipegang dan dicabut. Setelah keenam kapsul berhasil dicabut dan dihitung kembali
jumlahnya, luka insisi ditutup dengan kasa steril dan plester. Pembalut tekan biasanya tidak
diperlukan karena teknik pop out ini tidak menyebabkan atau hanya sedikit merusak jaringan di
tempat pencabutan.
PETUNJUK PENCABUTAN
Jika seluruh kapsul tidak bisa dicabut dalam waktu 20 sampai 30 menit atau klien tampak gelisah
maka hentikan tindakan pencabutan, memulangkan klien dan meminta datang kembali bila luka
insisi sudah benar-benar sembuh (4-6 minggu). Biasanya pada kunjungan kedua sisa kapsul
tersebut akan teraba dan dapat dicabut.
Ada dua cara menentukan lokasi kapsul yang dipasang terlalu dalam sehingga tidak bisa diraba
dengan jari yaitu dengan sinar X dan Ultrasound. Dengan sinar X, pasang pada 50 55 kilovolts
dan 4-5 miliamper, dengan waktu pemaparan 0,03 detik. Dengan ultrasound, bayangan yang
ditimbulkan oleh kapsul dapat ditentukan. Penyetelan khusus ( posisi probe ultrasound) mungkin
diperlukan untuk memusatkan gambar pada ultrasound.
Pencabutan akan lebih sulit jika kapsul putus. Sekali kapsul putus, maka ada kemungkina akan
putus lagi setiap kali melakukan jepitan dengan klem. Biasanya diperlukan insisi baru di ujung
atas kapsul sehingga sisa kapsul yang putus bisa dicabut.
Bila klien tidak ingin melanjutkan pemakaian implant lagi, bersihkan tempat insisidan
sekitarnya dengan menggunakan kasa berantiseptik. Gunakan klem untuk memegang kedua tepi
luka insisi selama 10-15 detik untuk mengurangi perdarahan dari luka insisi, kemudian balut luka
insisi.
Dekatkan kedua tepi luka insisi kemudian tutup dengan band aid (plester untuk luka ringan)
atau kasa steril dan plester.
Beri tahu klien mungkin timbul memar, bengkak dan kulit kemerahan pada daerah pencabutan
selama beberapa hari, keadaan ini normal.
Jaga luka insisi agar tetap kering dan bersih minimal 48 jam.
Bila memakai pembalut tekan jangan dibuka selama 48 jam dan band aid boleh dibuka setelah
3-5 hari.
Klien segera melakukan pekerjaan ringan. Hindari benturan pada tempat insisi.
Setelah sembuh, luka insisi boleh dicuci dan disentuh dengan tekanan normal.
Segera kembali ke klinik jika timbul tanda-tanda infeksi (demam, radang) pada tempat insisi.
Beri tahu klien kapan kembali ke klinik untuk perawatan lanjut, jika perlu.
Beri tahu klien bahwa jaringan ikat di lengan mungkin masih tetap terasa dan akan hilang
setelah beberapa bulan.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Alat kontrasepsi susuk atau implan berisi lovonorgestrel, terdiri dari 6 kapsul yang
diinsersikan di bawah kulit lengan atas bagian dalam, kira-kira 6-10 cm dari lipat siku. Indikasi
penggunaan KB susuk adalah pemakaian KB yang jangka waktu lama, masih berkeinginan
punya anak lagi, tapi jarak antara kelahirannya tidak terlalu dekat.tidak dapat memakai jenis KB
yang lain. Banyak alasan dapat dikemukakan mengapa implant dikembangkan dan diperkenalkan
sebagai cara KB yang baru. Alasan-alasan tersebut antara lain implant merupakan cara KB yang
sangat efektif dalam mencegah kehamilan dan dapat mengembalikan kesuburan secara
sempurna, tidak merepotkan. Setelah pemasangan, akseptor tidak perlu melakukan atau
memikirkan apa-apa misalnya pada penggunaan pil. Implant merupakan cara KB yang ideal bagi
ibu yang tidak amau mempunyai anak lagi, akan tetapi belum siap untuk melakukan sterilisasi
DAFTAR PUSTAKA
Gunawan, Nardho, dkk. 1999. Buku Pedoman Petugas Fasilitas Pelayanan Keluarga Berencana.
Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Perkumpulan Kontrasepsi Mantap Indonesia. 2008. Implant Kontrasepsi untuk wanita
(Contraseptive for Female). http://www.pkmi-online.com/implant.htm. Diakses 18 Desember
2010
Rayax. 2007. Alat Kontrasepsi Implant. http://rayax-
alatkontrasepsiimplan.blogspot.com/2007/06/pemasangan-dan-pencabutan-implan-susuk.html.
Diakses 18 Desember 2010.
Saifufuddin, A. B., dkk. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Sherli, 2006. Alat Kontrasepsi. http://bidansherly.wordpress.com/2009/04/06 /alatkontrasepsi/.
Diakses 17 Desember 2010.