Você está na página 1de 9

Arsen (As)

Tinggalkan Balasan

Apakah itu arsen?? Seperti apa bentuknya?? Bagaimana gejalanya bila terjadi
keracunan?? Dimana sumber-sumbernya??

Arsenik merupakan logam berat dengan nomor atom 33, berat atom 74.91. Biasanya arsenik
berwarna abu-abu dengan penampakan seperti logam (steel-gray). Selain abu-abu dapat juga
berwarna kuning, coklat, dan hitam.Pada saat arsenik dipanaskan, maka arsenik akan menyublim
menjadi gas (arsin)secara langsung.

Arsenik termasuk elemen transisional (intermediet) antara logam dan non logam, namun secara
klasik digolongkan sebagai logam berat. Arsenik tidak berbau dan tidak berasa. Bentuknya
seperti bubuk giling dan tidak larut dalam air.

Senyawa arsen yang biasa kita temukan di alam ada 3 bentuk yakni Arsen trichlorida (AsCl 3)
berupa cairan berminyak, Arsen trioksida (As2O3, arsen putih) berupa kristal putih dan berupa
gas arsine (AsH3). Secara garis besar arsen terdiri dari dua bentuk, yakni organik dan inorganik.

Bentuk inorganik merupakan kombinasi dengan elemen seperti oksigen, chlorine, dan sulfur.
Sedangkan bentuk organik merupakan kombinasi dengan elemen karbon dan hidrogen. Bentuk
inorganik memiliki sifat lebih toksik dibandingkan bentuk organik.

Arsen dalam air tanah terbagi dalam dua bentuk, yaitu bentuk tereduksi terbentuk dalam kondisi
anaerobik, sering disebut arsenit. Bentuk lainnya adalah bentuk teroksidasi, terjadi pada kondisi
aerobik, umum disebut sebagai arsenat.

Farmakokinetik dari Arsen (As)

Senyawa arsen dapat masuk ke dalam tubuh melalui 3 cara, yaitu peroral, inhalasi, dan absorpsi
melalui kulit / mukosa membran. Arsen bersifat sitotoksik, karena menyebabkan efek racun
pada protoplasma sel tubuh manusia. Racun arsen yang masuk ke dalam saluran cerna akan
diserap secara sempurna di dalam usus dan masuk ke aliran darah dan disebar ke seluruh organ
tubuh.Distribusinya tergantung dari lama pemberian dan jenis arsen. Sebagian besar arsen
disimpan dalam hati, ginjal, jantung dan paru.

Didalam darah, arsen yang masuk akan mengikat globulin dalam darah. Dalam waktu 24 jam
setelah dikonsumsi, arsen dapat ditemukan dalam konsentrasi tinggi di berbagai organ tubuh,
seperti hati, ginjal, limpa, paru-paru serta saluran cerna, dimana arsen akan mengikat gugus
syulfhidril dalam protein jaringan. Hanya sebagian kecil dari arsen yang menembus blood-brain
barrier. Arsen anorganik yang masuk ke tubuh wanita hamil dapat menembus sawar darah
plasenta dan masuk ke tubuh janin.Didalam tulang arsen menggantikan posisi fosfor, sehingga
arsen dapat dideteksi didalam tulang setelah bertahun-tahun kemudian.
Sebagian arsen dibuang melalui urin dalam bentuk methylated arsenic dan sebagian lainnya
ditimbun dalam kulit, kuku dan rambut.

Toksisitas senyawa Arsen (As)

Toksisitas dari arsen tergantung dari bentuknya (organik/inorganik), valensinya, dan


kelarutannya. Arsen dalam bentuk unsur bukanlah bahan yang toksik. Arsen yang merupakan
racun adalah senyawa arsen. Senyawa arsen inorganik lebih bersifat toksik dibandingkan
organik. Dan arsenik trivalen (As3+) lebih bersifat toksik dibanding arsenik pentavalen
(As5+). Senyawa arsen yang paling sering digunakan untuk meracuni orang adalah Arsen
trioksida (As2O3).

Mekasnisme Toksisitas :

1. Mempengaruhi respirasi sel dengan cara berikatan dengan gugus sulfhidril (SH) pada
dihidrolipoat, sehingga menghambat kerja enzim yang terkait dengan transfer energi,
terutama pada piruvate dehydrogenase, succinate oxidative pathway, dan tricarbxylic acid
(Krebs) cycle, yang menyebabkan berkurangnya produksi ATP sehingga menimbulkan
efek patologis yang reversibel. Efek toksik ini dikatakan reversible karena dapat
dinetralisir dengan pemberian dithiol, 2,3, dimerkaptopropanol (dimercaprol, BritishAnti-
Lewisite atau BAL) yang akan berkompetisi dengan arsen dalam mengikat gugus SH.
Selain itu sebagian arsen juga menggantikan gugus fosfat sehingga terjadi gangguan
oksidasi fosforilasi dalam tubuh.
2. Senyawa arsen mempunyai tempat predileksi pada endotel pembuluh darah, khususnya di
dearah splanknik dan menyebakan vasodilatasi dan peningkatan permeabilitas yang
patologis. Pembuluh darah jantung yang terkena menyebabkan timbulnya petekie
subepikardial dan subendokardial yang jelas serta ekstravasasi perdarahan. Efek lokal
arsen pada kapiler menyebabkan serangkaian respons mulai dari kongesti, stasis serta
trombosis sehingga menyebabkan nekrosis dan iskemia jaringan.

Farmakologi dan toksikologi

1. System kardivaskuler. Dosis kecil arsen anorganik menyebabkan vasodilatasi ringan.


Dosis lebih besar menyebabkan dilatasi kapiler dan meningkatnya permeabilitas kapiler
yang paling nyata di daerah splanik sehingga bisa terjadi transudasi plasma dan
penurunan volume intravaskuler. Kerusakan miokard dan hipotensi muncul kemudian.
Kelainan EKG bias berlangsung terus selama berbulan-bulan setelah penymebuhan
intoksikasi akut.
2. Saluran cerna. Dosis kecil arsen anorgnaik, terutama senyar=wa trivalent menyebabkan
hyperemia splanik. Transudasi kapiler plasma, yang diakibatkan oleh dosis lebih besar
menimbulkan vesikel pada mukosa saluran cerna. Vesikel pecah dan epitel terlepas,
plasma keluar ke lumen usus dan mengental. Adanya kerusakan jaringan dan efek
katartik akibat cairan yang meningkat dari lumen usus menyebabkan peristaltis
meningkat dan diare seperti air cucian beras. Priliferasi epitek normal ditekan, sehingga
meningkatkan kerusakan. Akhirnya kerusakan pada saluran cerna mengakibatkan
hematemesis dan melena.
3. Arsen bias menyebabkan kerusakan pembuluh kapiler ginjal, tubuli dan glomeruli. Yang
dipengaruhi mula-mula adalah glomeruli sehingga terjadi proteinuria. Kemudian terjadi
berbagai tingkat. Nekrosis tubular dan degenerasi. Oliguria disertai proteinuria, hematuria
dan silinderuria sering disebabkan oleh pajanan arsen.
4. Secara akut, arsen bersifat vesikan (menimbulkan vesikel) mengakibatkan nekrosis dan
pengelupasan kulit. Arsen anorganik dosis rendah yang termakan secara kronis
menyebabkan vasodilatasi kulit, hyperkeratosis, terutama pada telapak tangan dan tumit.
Dan hiperpigmentasi pada tubuh kaki dan tangan, akhirnya menyebabkan atropi,
degenerasi, dan mungkin kanker kulit. Erupsi kulit lazim pada pasien yang mencakup
yang menerima pengobatan arsen anorganik
5. Sistem saraf. Pajanan kronis terhadap arsen anorganik bisa menyebabkan neuritis perifer.
Pada kasus berat, medula spinalis bisa terkena. Setelah arsen anorganik termakan secara
akut dengan dosis toksik kira-kira 5% pasien mengalami depresi sentral tanpa gejala
saluran cerna. Gejala neurologis mencakup sakit kepala berat, kantuk, bingung, demam,
kejang dan koma. Kelemahan otot juga terjadi pada kaki dan tangan, dan bula pajanan
berlanjut refleks tendo berkurang dan terjadi atrofi otot. Kelainan serebral terutama
karena gangguan vaskular pada substansia grisea dan alba berupa fokus nekrosis
hemoragi yang multiple dan simetris.
6. Arsen anorganik mempengaruhi sumsum tulang dan mengubah komposisi sel darah.
Evaluasi hematologis biasanya mengungkap anemia dengan leukimia ringan sam pai
moderat; eosinofilia bisa juga dijumpai. Anisositosis menjadi nyata dengan pajanan yang
meningkat terhadap arsen. Vaskularisasi sumsum tulang meningkat. Sejumlah kasus
agronulositosis pernah dilaporkan disebabkan oleh glikobiarsol.
7. Arsen organik sangat toksik terhadap harti dan menyebabkan infiltrasi lemak, nekrosis
sentral dan sirosis hepati. Dosis terapi obat tripanosoma, triparsamid, dapat menyebabkan
kerusakan hati ringan sampai berat. Kerusakan umumnya terjadi pada parenkim hati,
tetapi pada beberapa kasus gambaran klinis sangat mirip dengan obstruksi saluran
empedu. Kelainan utama berupa perikolangitis dan trombi empedu dalam saluran empedu
yang lebih kecil.
8. Karsinogenesis dan teratogenesis. Arsen menyebabkan putusnya kromosom pada kultur
leukosit manusia dan bersifat teratogenik pada hamster. Banyak sekali bukti
epidemiologis yang menytakan bahwa penggunaaan air minum yang mengandung arsen
secara menahun atau pajanan kronis terhadap arsen anorganik yang ditemukan pada
cairan penyemprot kebun anggur atau untuk memandikan biri-biri, merupakan
predisposisis terjadinya karsinoma skuamosa intraepidermis dan karsinoma basalis.
Bukti-bukti telah menunjukkan bahwa penggunaan kronis larutan fouler (K-arsenit)
untuk prosiasis atau penyakit kulit lainnya dapat berakibat kanker kulit dikalang organ
yang bekerja dengan logam terdapat korelasi kuat terhadap kanker paru dengan intensitas
dan lamanya pajanan terhadap arsen. Hemangiosarkoma ditemukan pada pekerja kebun
anggur ayng terpajan arsen secara kronis.

Keracunan Arsen.

Keracunan arsen akut. Gejala awal keracunan arsen akut ialah rasa tidak enak dalam perut,
bibir rasa terbakar, penyempitan tenggorokan, dan susah menelan, disusul oleh nyeri lambung
hebat, muntah proyektil, dan diare berat. Gejala lain ialah oliguria, proteinuria (terdapat
kelebihan protein di dalam urin), hematuria, anuria (Gunawan, 2007).

Pasien sering mengeluh kejang otot rangka dan haus. Jika kehilangan terus berlanjut, akan timbul
syok. Kejang hipoksi dapat terjadi dalam fase lanjut, berakhir dengan koma dan kematian
(Gunawan, 2007).

Keracunan arsen kronik. Tanda dini keracunan arsen kronis yang aling umum ialah kelemahan
dan nyeri otot, pigmentasi kulit, hyperkeratosis, dan edema. Gejala lain ialah napas dan keringat
bau bawang putih, hipersalivasi, hiperhidrolisis, stomatitis, coryza, lakrimasi, parestesia, gatal,
dermatitis, vitiligo, dan alopesia. Dpat pula terjadi hepatomegali, obstruksi saluran empedu,
gangguan fungsi ginjal, neuritis perifer, ensafalopati, dan kerusakan sumsum tulang (Gunawan,
2007).

Pemeriksaan Toksikologi

Dengan berkembangnya tehnik pemeriksaan arsen yang amat sensitif pada saat ini, maka data
temuan arsen harus dianalisis secara berhati-hati. Ditemukannya arsen dalam jaringan belum
tentu menunjukkan adanya intoksikasi kecuali jika data anamnesis, sindroma klinis, pemeriksaan
fisik antermortem dan temuan laboratorium serta perubahan anatomi sangat menyokong
kemungkinan adanya keracunan arsen. Konsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran, yang
disemprot dengan lead arsenat anti ulat dan tidak cukup dicuci sebelum dimakan, konsumsi
seafood dalam jumlah besar serta inhalasi asap rokok dapat menghasilkan akumulasi arsen
dalam jaringan dalam jumlah yang cukup besar sehingga dapat terdeteksi secara kimiawi,
meskipun tidak dijumpai adanya gejala klinis maupun kelainan anatomik.

Untuk mendeteksi adanya racun dilakukan terhadap sampel urin, isi lambung, darah perifer, dan
rambut (dicabut dari pangkalnya). Untuk korban keracunan yang meninggal bahan pemeriksaan
diambil juga dari jaringan otak dan hati, ginjal, cairan empedu serta humor vitreus. Selain
bahan-bahan tersebut, sebagai pembanding dapat juga dilakukan pemeriksaan atas bahan
makanan, minuman, obat-obatan yang dicurigai. Pemeriksaan toksikologi terhadap arsen
dilakukan dengan metode kolorimetrik maupun atomic absorption spectroscopy, yang
mendeteksi total arsen. Arsen biasanya telah dapat terdeteksi dalam 2-4 jam setelah masuk
secara per oral. Batasan nilai toksik arsen dalam berbagai jaringan adalah sbb: dalam darah 0,6
9,3 mg/L, dalam hepar 2 20 mg/kg, dalam ginjal 0,270 mg/kg, dalam otak 0,2-4 mg/kg, dalam
rambut atau kuku lebih dari 1 g/gram berat kering.

Cara penanganan

Setelah pajanan akut terhadap arsen, maka tindakan suportif perlu diambil untuk
menstabilkan pasien dan mencegah penyerapan racun lebih lanjut. Perhatian khususnya
diarahkan untuk mengoreksi volume cairan intravascular, karena efeknya terhadap saluran cerna
dapat mengakibatkan syok hipovolemik (kondisi darurat di mana perdarahan parah dan
hilangnya cairan membuat jantung tidak mampu memompa cukup darah ke tubuh) yang fatal.
Untuk memperbaiki hipotensi diperlukan cairan infuse dengan obat yang menaikkan tekanan
darah, misalnya dopamine. Terapi kelasi harus dimulai dengan dimerkaprol 3 mg/kgBB IM tiap
4 jam sampai gejala abnorminal reda. Pengobatan dilanjutkan dengan penisilamin 4 x 250
mg/hari secara oral selama 4 hari berikutnya. Jika gejala berulang kembali setelah dihentikannya
terapi kelasi, maka dapat dilakukan pemberian ulang penisilamin (Gunawan, 2007).

Keracunan arsenik kronis dapat diobati dengan dimerkaprol dan penisilamin, tetapi
penisilamin per oral saja biasanya sudah cukup. Dialisis ginjal mungkin diperlukan pada
nefropati arsen berat; keberhasilan dengan cara dialisis ini pernah dilaporkan (Gunawan, 2007).

SUMBER-SUMBER ARSEN

1. Alam

Arsen terutama terdapat di dalam tanah dalam konsentrasi yang bervariasi. Tanah yang normal
mempunyai kandungan arsen tidak lebih dari 20 ppm (part per million). Arsen dalam tanah akan
diserap oleh akar tumbuhan dan masuk ke dalam bagian-bagian tumbuhan sehingga tumbuhan
mengandung arsen. Adanya arsen dalam tanah akan menyebabkan sebagian arsen larut di dalam
air. Arsen ini kemudian akan menjadi makanan plankton yang kemudian akan dimakan ikan. Jadi
secara tidak langsung manusia yang mengkonsumsi ikan akan mengkonsumsi arsen. Senyawa
arsen yang paling sering dijumpai pada makanan adalah arsenobetaine dan arsenocholine, yang
merupakan varian arsen organic yang relatif non toksik. Senyawa arsen juga banyak dijumpai
pada daerah pertambangan, karena senyawa arsen merupakan produk sampingan dari ekstraksi
logam Pb, Cu maupun Au. Dalam pertambangan tersebut, senyawa arsen tersebut merupakan
kontaminan pada air sumur keadaan normal, setiap hari tidak kurang dari 0,5 1 mg arsen akan
masuk ke dalam tubuh kita melalui makanan dan minuman yang kita konsumsi.Dengan
demikian, di dalam darah orang normalpun, kita dapat menjumpai adanya arsen.

2. Bahan-bahan industri

Arsen telah banyak digunakan untuk berbagai kepentingan diantaranya untuk bahan pestisida,
herbisida, insektisida, bahan cat, keramik, bahan untuk preservasi kayu, penjernih kaca pada
industri elektronik. Dalam masyarakat, arsen masih digunakan sebagai anti hama, terutama tikus.
Dalam bentuk bubuk putih, yang dikenal sebagai warangan (As2O3), arsen merupakan obat
pembasmi tikus yang ampuh. Racun ini tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna dan sangat
beracun sehingga dapat mengecoh tikus sehingga mau memakan umpan yang telah diberi racun
tersebut. Tikus yang memakan arsen akan mengalami gejala muntaber, kekurangan cairan
(dehidrasi) dan mati dalam keadaan kering. Karena bahayanya racun ini, maka saat ini arsen
tidak banyak digunakan lagi sebagai pembasmi hama dan perannya digantikan oleh bahan lain
yang lebih aman. Meskipun demikian, sampai saat ini arsen masih banyak digunakan sebagai
bahan preservasi kayu dan komponen dalam industri elektronika, karena belum ada
penggantinya.

3. Bahan obat-obatan dan herbal

Arsenik inorganik telah digunakan untuk pengobatan lebih dari 2500 tahun lalu. Bentuk yang
paling sering digunakan adalah Fowler solution yang mengandung 1% potasium arsenit,
digunakan untuk terapi psoriasis. Selain itu Arsphenamine selama beberapa tahun merupakan
terapi standar untuk penyakit sifilis. Namun penelitian retrospektif menyatakan adanya
peningkatan insiden angiosarkoma hepatik pada orang yang sering diterapi dengan Fowler
solution. Arsen juga pernah digunakan sebagai obat untuk berbagai infeksi parasit, seperti
protozoa, cacing, amoeba, spirocheta dan tripanosoma, tetapi kemudian tidak lagi digunakan
karena ditemukannya obat lain yang lebih aman. Hingga saat ini arsen juga banyak terdapat pada
obat-obat tradisional dari india dan cina

. Mekanisme Toksisitas

Mekanisme Masuknya Arsen dalam tubuh manusia umumnya melalui oral, dari
makanan/minuman. Arsen yang tertelan secara cepat akan diserap lambung dan usus halus
kemudian masuk ke peredaran darah (Cotton. 2009).

Arsen adalah racun yang bekerja dalam sel secara umum.Hal tersebut terjadi apabila arsen terikat
dengan gugus sulfhidril (-SH), terutama yang berada dalam enzim.Salah satu system enzim
tersebut ialah kompleks.piruvat dehidrogenase yang berfungsi untuk oksidasi dekarboksilasi
piruvat menjadi Co-A dan CO2 sebelummasuk dalam siklus TOA (tricarbocyclic acid). Dimana
enzim tersebut terdiri dari beberapa enzim dan kofaktor.Reaksi tersebut melibatkan transasetilasi
yang mengikat koenzim A(CoA-SH) untuk membentuk asetil CoA dan dihidrolipoil-enzim, yang
mengandung dua gugus sulfhidril.Kelompok sulfhidril sangat berperan mengikat arsen trivial
yang membentuk kelat.kelat dari dihidrofil-arsenat dapat menghambat reoksidasi dari kelompok
akibatnya bila arsen terikat dengan system enzim, akan terjadi akumulasi asam piruvat dalam
darah.

Arsenat juga memisahkan oksigen dan fosfolirasi pada fase kedua dariglikolosis dengan jalan
berkompetisi dengan fosfat dalama reaksi gliseraldehid dehidrogenase.Dengan adanya
pengikatan arsenat reaksi gliseraldehid-3-fosfat, akibatnya tidak terjadi proses enzimatik
hidrolisis menjadi 3-fosfogliserat dan tidak memproduksi ATP.Selama Arsen bergabung dengan
gugus SH,maupun gugus SH yang terdapat dalam enzim,maka akan banyak ikatan As dalam
hati yang terikat sebagai enzim metabolic.Karena adanya protein yang juga mengandung gugus
SH terikat dengan As, maka hal inilah yang meneyebbkan As juga ditemukan dalam rambut,
kuku dan tulang.Karena eratnya As bergabung dengan gugus SH, maka arsen masih dapat
terdeteksi dalam rambut dan tulang beberapa tahun kemudian.

Mekanisme Terjadinya Toksisitas


Mekanisme Masuknya Arsen dalam tubuh manusia umumnya melalui oral, dari
makanan/minuman. Arsen yang tertelan secara cepat akan diserap lambung dan usus halus
kemudian masuk ke peredaran darah (Wijanto, 2005).
Arsen adalah racun yang bekerja dalam sel secara umum.Hal tersebut terjadi apabila arsen
terikat dengan gugus sulfhidril (-SH), terutama yang berada dalam enzim.Salah satu system
enzim tersebut ialah kompleks.piruvat dehidrogenase yang berfungsi untuk oksidasi
dekarboksilasi piruvat menjadi Co-A dan CO2 sebelummasuk dalam siklus TOA (tricarbocyclic
acid). Dimana enzim tersebut terdiri dari beberapa enzim dan kofaktor.Reaksi tersebut
melibatkan transasetilasi yang mengikat koenzim A(CoA-SH) untuk membentuk asetil CoA dan
dihidrolipoil-enzim, yang mengandung dua gugus sulfhidril.Kelompok sulfhidril sangat berperan
mengikat arsen trivial yang membentuk kelat.kelat dari dihidrofil-arsenat dapat menghambat
reoksidasi dari kelompok akibatnya bila arsen terikat dengan system enzim, akan terjadi
akumulasi asam piruvat dalam darah.
Arsenat juga memisahkan oksigen dan fosfolirasi pada fase kedua dariglikolosis dengan jalan
berkompetisi dengan fosfat dalama reaksi gliseraldehid dehidrogenase.Dengan adanya
pengikatan arsenat reaksi gliseraldehid-3-fosfat, akibatnya tidak terjadi proses enzimatik
hidrolisis menjadi 3-fosfogliserat dan tidak memproduksi ATP.Selama Arsen bergabung dengan
gugus SH,maupun gugus SH yang terdapat dalam enzim,maka akan banyak ikatan As dalam
hati yang terikat sebagai enzim metabolic.Karena adanya protein yang juga mengandung gugus
SH terikat dengan As, maka hal inilah yang meneyebbkan As juga ditemukan dalam rambut,
kuku dan tulang.Karena eratnya As bergabung dengan gugus SH, maka arsen masih dapat
terdeteksi dalam rambut dan tulang bebrapa tahun kemudian.
Gejala Toksisitas Arsen
Toksisitas Akut
Toksisitas akut arsen biasanya memperlihatkan gejala sakit perut, gejala tersebut disebabkan oleh
adanya vasodilatasi (pelebaran pembuluh darah) yang akan mengakibatkan terbentuknya vesikel
(lepuh) pada lapisan submukose lambung dan usus. Gangguan tersebut mengakibatkan rasa
mual, muntah, diare (kadang bercampur darah) dan sakit perut yang sangat. Bau napas seperti
bawang putih, diare profus menyebabkan banyak cairan tubuh keluar sehingga menyebabkan
gejala hipontesi. Terjadinya diare profus menyebabakan banyak larutan protein terbuang keluar
tubuh,sehingga mengakibatkan usus ridak berfungsi normal (enteropati). Arsen juga dapat
menyebabkan peningkatan aktivitas mitotik pada sel hati. Gas arsenik dapat mengakibatkan
hemolisis dalam waktu 3-4 jam dan mengakibatkan nekrosis tubulus ginjal akut sehingga terjadi
kegagalan ginjal.
Tanda-tanda toksisitas As yang akut juga terlihat jelas ialah dengan ditemukannya gejala
rambut rontok kebotakan (alopesia) , tidak berfungsinya saraf tepi yang ditandai dengan
kelumpukan anggota gerak bagian bawah,kaki lemas,persendian tangan lumpuh, dan daya reflex
menurun
Toksisitas kronis
Terjadinya toksisitas kronis biasanya melibatkan sejumlah populasi penduduk yang tinggal
dalam suatu kawasan pencemarn lingkungan oleh arsen dari limbah industri pestisida, pabrik
kertas, bubur pulp dan sebagainya. Epidemiologi penyakit toksisitas arsen kronis terjadi pada
sebuah populasi penduduk di Bangladesh yang mengonsumsi air tanah yang mengandung arsen.
Konsentrasi arsen dalam air tanah pada daerah tersebut dapat mencapai 10 sampai 1820 mg/l.
Gejala akan timbul dalm waktu 2 sampai 8 minggu sejak penderita mulai mengonsumsi air yang
terkontaminasi tersebut. Gejala yang jelas terlihat adalah adanya kelainan pada kulit dan kuku,
terciri dengan adanya hyperkeratosis, hiperpigmentasi, dermatitis dengan terkelupasnya kulit
dan adanya warna putih pada persambungan kulit dan kuku.
Toksisitas As kronik juga dapat meningkatkan penyebab risiko terjadinya kanker pada kulit,
paru-paru, hati (liver-angiosarkoma), kantung kencing, ginjal, dan kolon. Beberapa kelompok
peneliti menyatakan bahwa keracunan kronis A dapat menyebabkan hepatotoksik
hidroarsenicisme (karena mengonsumsi air minum yang terkontaminasi As), hal tersebut terjadi
setelah 1-15 tahun sejak mengonsumsi air tersebut. Hepatomegali (pembesaran hati) terjadi pada
76,7% dari 248 pasien yang dirawat karena kasus toksisitas kronis As ini.
Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan gejala kerusakan hati ditandai dengan kolestasis,
hiperbilirubinemia dan peningkatan aktivitas enzim alkaline fosfatase yang disertai dengan
tingginya konsentrasi arsenik dalam urine.
Gangguan saraf perifer akan mulai terlihat pada fase lanjut.Saraf kaki akanlebih parah dari pada
saraf tangan , menyebabkan kulumpuhan pada saraf motorik dan sensorik.Terlihat
kecenderungan terjadinya ulcer (borok) dalam saluran pencernaan, hepatitis kronis, dan sirosis.
Pada pemeriksaan darah tepi terlihat adanya pansitopeni (sel darah berkurang),terutama
neutropeni (sel darah putih menurun).produksi sel darah merah berhenti dan adanya gambaran
basophilic stippling.Anemia yang ada hubungannya dengan defisiensi asam folat juga terlihat.
Pada penelitian epidemiologi, nyata hubungan antara toksisitas kronis dari arsen trivial dan
arsen pentavalen dengan ditemukannya kasus kanker paru,kanker limfa, dan kanker kulit.

H. Dampak Toksisitas Arsen


Sekitar 90% arsen yang diabsorbsi dalam tubuh manusia tersimpan dalam
hati,ginjal,dinding saluaran pencernaan,limfa, dan paru.Juga tersimpan dalam jumlah sedikit
dalam rambut dan kuku serta dapat terdeteksi dalam waktu lama, yaitu beberapa tahun setelah
keracunan kronis.Di dalam darah yang normal ditemukan arsen 0,2g/100ml. sedangkan pada
kondisi keracunan ditemukan 10g/100ml dan pada oarng yang mati keracunan arsen ditemukan
60-90g/100ml.
I. Pencegahan Terjadinya Paparan Arsen
Usaha pencegahan terjadinya paparan arsen secara umum adalah pemakaian alat proteksi diri
bagi semua individu yang mempunyai potensi terpapar oleh arsen. Alat proteksi diri tersebut
misalnya :
- Masker yang memadai
- Sarung tangan yang memadai
- Tutup kepala
- Kacamata khusus
Usaha pencegahan lain adalah melakukan surveilance medis, yaitu pemeriksaan kesehatan dan
laboratorium yang dilakukan secara rutin setiap tahun. Jika keadaan dianggap luar biasa, dapat
dilakukan biomonitoring arsen di dalam urine.
Usaha pencegahan agar lingkungan kerja terbebas dari kadar arsen yang berlebihan adalah perlu
dilakukan pemeriksaan kualitas udara (indoor), terutama kadar arsen dalam patikel debu.
Pemeriksaan kualitas udara tersebut setidaknya dilakukan setiap tiga bulan. Ventilasi tempat
kerja harus baik, agar sirkulasi udara dapat lancar.
J. Cara Menanggulangi Toksisitas Arsen
Pada pengobatan kasus keracunan As
Pada kasus keracunan akut, perlu segera diberi obat suportif dan simptomatik untuk
mencegah terjadinya gejala neuropati. Pengobatan dengan pemberian khelasi spesifik yaitu BAL.
Standar pemberian BAL ialah 3-5 mg/kg yang diberikan setiap 4 jam selama 2 hari diikuti
dengan pemberian 2,5 mg/kg setiap 6 jam selama 2 hari. Kemudian diberikan 2,5 mg/kg setiap
12 jam selama 1 minggu. Pada periode pemberian pengobatan tersebut, sampel urine diperiksa
setiap 24 jam dan pengobatan segera dihentikan jika konsentrasi As dalam urine kurang dari 50
mg. pengobatan BAL sering diikuti dengan pemberian penisilamin yang diberikan setiap 6 jam
selama 5 hari.
Pada kasus keracunan kronis, tindakan pertama yang dilakukan ialah menghilangkan sumber
kontaminasi dari penderita. Pengobatan sistem kelasi tidak dianjurkan, karena As mempunyai
waktu paruh biologik hanya sekitar 3-4 hari.

Você também pode gostar

  • DETEKSI KERACUNAN ARSEN
    DETEKSI KERACUNAN ARSEN
    Documento4 páginas
    DETEKSI KERACUNAN ARSEN
    Jonathan Rambang
    Ainda não há avaliações
  • Pemeriksaan Lab Pada Keracunan Arsen
    Pemeriksaan Lab Pada Keracunan Arsen
    Documento4 páginas
    Pemeriksaan Lab Pada Keracunan Arsen
    fitrizelia
    Ainda não há avaliações
  • Arsen dan Kesehatan
    Arsen dan Kesehatan
    Documento28 páginas
    Arsen dan Kesehatan
    Rafida Meilisa
    Ainda não há avaliações
  • Keracunan Arsen
    Keracunan Arsen
    Documento25 páginas
    Keracunan Arsen
    Annisa Nurfiatul Aini
    Ainda não há avaliações
  • Arsen
    Arsen
    Documento28 páginas
    Arsen
    Citra Agr
    Ainda não há avaliações
  • ARSEN DAN KERACUNANNYA
    ARSEN DAN KERACUNANNYA
    Documento12 páginas
    ARSEN DAN KERACUNANNYA
    sarmila
    Ainda não há avaliações
  • Toksikologi Arsen 2
    Toksikologi Arsen 2
    Documento5 páginas
    Toksikologi Arsen 2
    Eki Rizki
    Ainda não há avaliações
  • Penanganan Arsen
    Penanganan Arsen
    Documento10 páginas
    Penanganan Arsen
    DeveldFurqan
    Ainda não há avaliações
  • Keracunan Arsen
    Keracunan Arsen
    Documento27 páginas
    Keracunan Arsen
    Rifa Mahmudah
    Ainda não há avaliações
  • Toksik Arsen
    Toksik Arsen
    Documento20 páginas
    Toksik Arsen
    AbnerDNero
    100% (1)
  • Pembahasan Arsen
    Pembahasan Arsen
    Documento2 páginas
    Pembahasan Arsen
    Nayspisces Nyea Noelupthflentthea
    Ainda não há avaliações
  • Toksikologi
    Toksikologi
    Documento5 páginas
    Toksikologi
    Melda Erivhani
    Ainda não há avaliações
  • Arsen
    Arsen
    Documento5 páginas
    Arsen
    Wina Magdalena
    Ainda não há avaliações
  • Contoh Paper
    Contoh Paper
    Documento9 páginas
    Contoh Paper
    Carlos
    Ainda não há avaliações
  • Arsen
    Arsen
    Documento12 páginas
    Arsen
    Yuliana Muharrami
    Ainda não há avaliações
  • Keracunan Arsen
    Keracunan Arsen
    Documento21 páginas
    Keracunan Arsen
    Jha Bhoenk
    Ainda não há avaliações
  • Keracunan Arsenik dalam
    Keracunan Arsenik dalam
    Documento23 páginas
    Keracunan Arsenik dalam
    Sisca
    Ainda não há avaliações
  • Toksikologi Arsenik
    Toksikologi Arsenik
    Documento32 páginas
    Toksikologi Arsenik
    Dwindo Kusumo
    Ainda não há avaliações
  • Tatalaksana Arsen
    Tatalaksana Arsen
    Documento6 páginas
    Tatalaksana Arsen
    Kenzo Adhi Wiranata
    Ainda não há avaliações
  • Kel 3 Toksikologi Oral (Arsenik)
    Kel 3 Toksikologi Oral (Arsenik)
    Documento31 páginas
    Kel 3 Toksikologi Oral (Arsenik)
    Norman Mahendra
    Ainda não há avaliações
  • Keracunan Logam Berat
    Keracunan Logam Berat
    Documento42 páginas
    Keracunan Logam Berat
    Ejil Hastia
    Ainda não há avaliações
  • Tiu 3 Yaasinta
    Tiu 3 Yaasinta
    Documento7 páginas
    Tiu 3 Yaasinta
    Yaasinta Arlaes
    Ainda não há avaliações
  • Tugas Resume Toksikologi
    Tugas Resume Toksikologi
    Documento11 páginas
    Tugas Resume Toksikologi
    Elitamanggala
    Ainda não há avaliações
  • Kasus Munir
    Kasus Munir
    Documento28 páginas
    Kasus Munir
    intan syolendra
    Ainda não há avaliações
  • Arsen
    Arsen
    Documento6 páginas
    Arsen
    Esti Yoshioka
    Ainda não há avaliações
  • Keracunan Arsenik
    Keracunan Arsenik
    Documento29 páginas
    Keracunan Arsenik
    Tito Felix Rancordas Sitohang
    100% (1)
  • Analisis Toksikologi Logam Berat (Arsen)
    Analisis Toksikologi Logam Berat (Arsen)
    Documento28 páginas
    Analisis Toksikologi Logam Berat (Arsen)
    Teknologi Laboraturium Medis Angkatan 19
    Ainda não há avaliações
  • Toksisitas Arsen
    Toksisitas Arsen
    Documento14 páginas
    Toksisitas Arsen
    Aprianti Ramdhani
    100% (5)
  • Toksisitas ARSEN
    Toksisitas ARSEN
    Documento15 páginas
    Toksisitas ARSEN
    Elena Escaper
    Ainda não há avaliações
  • Intoksikasi Arsenik
    Intoksikasi Arsenik
    Documento8 páginas
    Intoksikasi Arsenik
    de'Mardika
    Ainda não há avaliações
  • Arsen Amonia
    Arsen Amonia
    Documento44 páginas
    Arsen Amonia
    Agastiya Rusdiyanto
    Ainda não há avaliações
  • ARSEN
    ARSEN
    Documento7 páginas
    ARSEN
    Rahma Yuniar Faradyni
    Ainda não há avaliações
  • Farmakodinamik Arsen
    Farmakodinamik Arsen
    Documento8 páginas
    Farmakodinamik Arsen
    Nadya Zahra Henni
    Ainda não há avaliações
  • Arsen
    Arsen
    Documento5 páginas
    Arsen
    Aditya Prayogo
    Ainda não há avaliações
  • Arsen Toksikologi
    Arsen Toksikologi
    Documento25 páginas
    Arsen Toksikologi
    Anonymous d6UQNBYY
    Ainda não há avaliações
  • Arsenik
    Arsenik
    Documento19 páginas
    Arsenik
    M. Fahrizal Hidayatullah
    Ainda não há avaliações
  • Arsen
    Arsen
    Documento16 páginas
    Arsen
    vic zhou
    Ainda não há avaliações
  • INTOKSIKASI ARSEN
    INTOKSIKASI ARSEN
    Documento14 páginas
    INTOKSIKASI ARSEN
    Ludi Alfitri
    Ainda não há avaliações
  • Intoksikasi Arsen
    Intoksikasi Arsen
    Documento4 páginas
    Intoksikasi Arsen
    Katou Jeffrey Shigehito
    Ainda não há avaliações
  • Farmasi Forensik
    Farmasi Forensik
    Documento19 páginas
    Farmasi Forensik
    Ji Hyun Seo
    Ainda não há avaliações
  • Toksikologi Metal
    Toksikologi Metal
    Documento18 páginas
    Toksikologi Metal
    cicilia resa
    100% (1)
  • Keracunan Arsen Edit
    Keracunan Arsen Edit
    Documento15 páginas
    Keracunan Arsen Edit
    Syamsu Akbar Khairillah
    Ainda não há avaliações
  • Keracunan Arsen
    Keracunan Arsen
    Documento30 páginas
    Keracunan Arsen
    Puteri
    Ainda não há avaliações
  • Toksisitas Arsen
    Toksisitas Arsen
    Documento2 páginas
    Toksisitas Arsen
    sarmila
    Ainda não há avaliações
  • Arsen dan Kesehatan
    Arsen dan Kesehatan
    Documento5 páginas
    Arsen dan Kesehatan
    Fina Herlinda Nur
    Ainda não há avaliações
  • Keracunan Arsen
    Keracunan Arsen
    Documento20 páginas
    Keracunan Arsen
    Bhisma D. Syaputra
    Ainda não há avaliações
  • Keracunan Logam Berat
    Keracunan Logam Berat
    Documento42 páginas
    Keracunan Logam Berat
    andre
    Ainda não há avaliações
  • STUDI KASUS KERACUNAN ARSENIK
    STUDI KASUS KERACUNAN ARSENIK
    Documento9 páginas
    STUDI KASUS KERACUNAN ARSENIK
    Herlina Ai
    Ainda não há avaliações
  • Logam Arsen
    Logam Arsen
    Documento21 páginas
    Logam Arsen
    Ranita Paradilla
    Ainda não há avaliações
  • Slide Keracunan Forensik
    Slide Keracunan Forensik
    Documento21 páginas
    Slide Keracunan Forensik
    fatmadiana
    100% (1)
  • ArsenKeracunan
    ArsenKeracunan
    Documento51 páginas
    ArsenKeracunan
    fitrizelia
    Ainda não há avaliações
  • ARSEN DAN KERACUNANNYA
    ARSEN DAN KERACUNANNYA
    Documento22 páginas
    ARSEN DAN KERACUNANNYA
    Cintia marlita
    Ainda não há avaliações
  • Arsenik dan Toksisitasnya
    Arsenik dan Toksisitasnya
    Documento6 páginas
    Arsenik dan Toksisitasnya
    SuryatAffandi
    Ainda não há avaliações
  • TOKSIKOLOGI FORENSIK
    TOKSIKOLOGI FORENSIK
    Documento80 páginas
    TOKSIKOLOGI FORENSIK
    Rilianda Simbolon
    Ainda não há avaliações
  • ARSEN
    ARSEN
    Documento20 páginas
    ARSEN
    putri diana
    Ainda não há avaliações
  • Keracunan Kerang Yang Mengandung Arsenik Dan Sianida Kelompok 1
    Keracunan Kerang Yang Mengandung Arsenik Dan Sianida Kelompok 1
    Documento12 páginas
    Keracunan Kerang Yang Mengandung Arsenik Dan Sianida Kelompok 1
    erna
    Ainda não há avaliações
  • JUDUL
    JUDUL
    Documento22 páginas
    JUDUL
    Arief Rafsanjani
    Ainda não há avaliações
  • Indera Pendengaran
    Indera Pendengaran
    Documento3 páginas
    Indera Pendengaran
    Hafsia Shiya
    Ainda não há avaliações
  • Aborsi Dalam PP No 61 TH 2014
    Aborsi Dalam PP No 61 TH 2014
    Documento6 páginas
    Aborsi Dalam PP No 61 TH 2014
    Hafsia Shiya
    Ainda não há avaliações
  • Metode Maserasi
    Metode Maserasi
    Documento1 página
    Metode Maserasi
    Hafsia Shiya
    Ainda não há avaliações
  • SEJARAH ASPIRIN
    SEJARAH ASPIRIN
    Documento16 páginas
    SEJARAH ASPIRIN
    Hafsia Shiya
    Ainda não há avaliações
  • Kebutuhan Oksigen Biologi
    Kebutuhan Oksigen Biologi
    Documento4 páginas
    Kebutuhan Oksigen Biologi
    Hafsia Shiya
    Ainda não há avaliações
  • Senjata Api
    Senjata Api
    Documento14 páginas
    Senjata Api
    Hafsia Shiya
    Ainda não há avaliações
  • SNI 19-7119.7-2005 (SO2 Pararosanilin - Ambien) PDF
    SNI 19-7119.7-2005 (SO2 Pararosanilin - Ambien) PDF
    Documento17 páginas
    SNI 19-7119.7-2005 (SO2 Pararosanilin - Ambien) PDF
    Mustafa Daru Affandi
    100% (1)
  • Spektoskopi Ir 2017
    Spektoskopi Ir 2017
    Documento71 páginas
    Spektoskopi Ir 2017
    Hafsia Shiya
    Ainda não há avaliações
  • Faktor Frekuensi (Ko)
    Faktor Frekuensi (Ko)
    Documento5 páginas
    Faktor Frekuensi (Ko)
    Santi Savitri
    Ainda não há avaliações
  • Transkripsi Biokim
    Transkripsi Biokim
    Documento20 páginas
    Transkripsi Biokim
    Hafsia Shiya
    Ainda não há avaliações
  • Penyebab Pemanasan Global
    Penyebab Pemanasan Global
    Documento9 páginas
    Penyebab Pemanasan Global
    Hafsia Shiya
    Ainda não há avaliações
  • Cara Masuk Senyawa Toksik Pada Tubuh Manusia
    Cara Masuk Senyawa Toksik Pada Tubuh Manusia
    Documento2 páginas
    Cara Masuk Senyawa Toksik Pada Tubuh Manusia
    Hafsia Shiya
    Ainda não há avaliações
  • pH Kimia
    pH Kimia
    Documento36 páginas
    pH Kimia
    Hafsia Shiya
    Ainda não há avaliações
  • Laporan Praktikum Analisa Kimia Air
    Laporan Praktikum Analisa Kimia Air
    Documento3 páginas
    Laporan Praktikum Analisa Kimia Air
    Hafsia Shiya
    Ainda não há avaliações
  • Kromatografi Lapis Tipis
    Kromatografi Lapis Tipis
    Documento9 páginas
    Kromatografi Lapis Tipis
    Hafsia Shiya
    Ainda não há avaliações
  • pH Kimia
    pH Kimia
    Documento36 páginas
    pH Kimia
    Hafsia Shiya
    Ainda não há avaliações
  • Contoh CV
    Contoh CV
    Documento1 página
    Contoh CV
    Hafsia Shiya
    Ainda não há avaliações
  • Cara Masuk Senyawa Toksik Pada Tubuh Manusia
    Cara Masuk Senyawa Toksik Pada Tubuh Manusia
    Documento2 páginas
    Cara Masuk Senyawa Toksik Pada Tubuh Manusia
    Hafsia Shiya
    Ainda não há avaliações
  • SEJARAH ASPIRIN
    SEJARAH ASPIRIN
    Documento16 páginas
    SEJARAH ASPIRIN
    Hafsia Shiya
    Ainda não há avaliações
  • OPTIMAL
    OPTIMAL
    Documento3 páginas
    OPTIMAL
    Hafsia Shiya
    Ainda não há avaliações
  • Laporan Praktikum Argentometri
    Laporan Praktikum Argentometri
    Documento14 páginas
    Laporan Praktikum Argentometri
    Ayu Melinda
    100% (1)
  • Struktur Indera Pendengaran
    Struktur Indera Pendengaran
    Documento4 páginas
    Struktur Indera Pendengaran
    rivi aniah
    Ainda não há avaliações
  • Tugas Glikolisis
    Tugas Glikolisis
    Documento15 páginas
    Tugas Glikolisis
    Hafsia Shiya
    Ainda não há avaliações
  • Tugas Teknologi Informasi Jurusan Kimia Angkatan 2015
    Tugas Teknologi Informasi Jurusan Kimia Angkatan 2015
    Documento1 página
    Tugas Teknologi Informasi Jurusan Kimia Angkatan 2015
    Hafsia Shiya
    Ainda não há avaliações
  • BIOENERGETIKA
    BIOENERGETIKA
    Documento16 páginas
    BIOENERGETIKA
    Hafsia Shiya
    Ainda não há avaliações
  • Termokimia Haff
    Termokimia Haff
    Documento14 páginas
    Termokimia Haff
    Hafsia Shiya
    Ainda não há avaliações
  • Tugas Glikolisis
    Tugas Glikolisis
    Documento15 páginas
    Tugas Glikolisis
    Hafsia Shiya
    Ainda não há avaliações
  • Makalah Hasil Kali KSP
    Makalah Hasil Kali KSP
    Documento9 páginas
    Makalah Hasil Kali KSP
    Hafsia Shiya
    Ainda não há avaliações
  • Laporan Praktikum Kimia Dasar II
    Laporan Praktikum Kimia Dasar II
    Documento19 páginas
    Laporan Praktikum Kimia Dasar II
    Hafsia Shiya
    Ainda não há avaliações