Você está na página 1de 8

ARTIKEL SKRIPSI terdapat hubungan antara karakteristik umur,

stres, penggunaan sampo anti ketombe, banyak


FAKTOR FAKTOR YANG kosmetik rambut (sampo) dan berapa kali
MEMPENGARUHI KETOMBE keramas dengan kejadian ketombe.
(DERMATITIS SEBORRHEICA) PADA
MAHASISWA FAKULTAS Kesimpulan: Ada hubungan antara karakteristik
KEDOKTERAN UNIVERSITAS jenis kelamin dan penutup kepala (jilbab)
MALAHAYATI ANGKATAN 2011 dengan kejadian ketombe.

Kata kunci: Faktor- faktor, Dermatitis seborrheica


Pengarang : Veru Liana Metri
ABSTRAK
e-mail : Zahra_sabila2002@yahoo.com

Pembimbing1 : dr.MarisaAnggraini,M.Pd.Ked Background: Dermatitis seborrheica (DS) is an


universal disease and easly to be found all over
Pembimbing 2 : Anisa Kuswandari B,SPsi the world. Students are easier to suffer
dandruff. The aims of the study is to know
ABSTRAK what factors that relate with case of dandruff
on the students of Medicine Faculty 2011,
Latar Belakang : Dermatitis seborheica (D.S) Malahayati University.
merupakan penyakit yang bersifat universal dan
dapat ditemukan diseluruh dunia. Mahasiswa Methods: This study is an observational with
rentan terkena ketombe. Penelitian ini bertujuan cross-sectional design. The population in this
untuk mengetahui faktor-faktor apakah yang study were 467 students with a sample of 308
berhubungan dengan keberadaan ketombe pada respondents. The technique to take the sample
mahasiswa Universitas Malahayati Fakultas was using Total Sampling (TS). Analysis of
Kedokteran angkatan 2011. data was using chi-square method with SPSS
version 17.00.
Metode Penelitian : Jenis penelitian ini adalah
observasional dengan rancangan cross Results: The study show that the frequency of
sectional. Populasi pada penelitian ini adalah the case of dandruff was 179 respondents
467 mahasiswa dengan sampel sejumlah 308 (58,1%) get dandruff and 129 respondents
responden. Teknik pengambilan sampel adalah (41,9%) do not dandruff. There is a relation
Total Sampling (TS). Analisa data among the characteristics of gender (p = 0,003,
menggunakan metode chi square dengan SPSS OR = 0,487 and 95% CI = 0,31-0,77), genetic
versi 17.00. (p = 0,000, OR = 2,38 and 95% CI = 1,50-
3,79) and head covering (hijab) (p = 0,001, OR
Hasil Penelitian : Hasil penelitian menunjukan = 3,53 and 95% CI = 1,72-7,25) with the of
bahwa distribusi frekuensi angka kejadian dandruff. There is not relation among the
ketombe adalah 179 responden (58,1%) characteristics of age, stress, using of anti-
berketombe dan 129 responden (41,9%) tidak dandruff shampoo, lots of hair cosmetics
berketombe. Ada hubungan antara karakteristik (shampoo) and how many times get wet hairs
jenis kelamin (p = 0,003, OR = 0,49, 95% CI = with the case of dandruff shampoo.
0,31-0,77), genetik (p = 0,000, OR = 2,38 dan
95% CI = 1,50-3,79) dan penutup kepala Conclusion: There is a relation among the
(jilbab) (p =0,001, OR = 3,53 dan 95% CI = characteristics of gender, genetic and head
1,72-7,25) dengan kejadian ketombe. Tidak covering (hijab) with the of dandruff.

ARTIKEL SKRIPSI - KEDOKTERAN UMUM - UNIVERSITAS MALAHAYATI TAHUN 2013 VERU LIANA METRI 1
Keywords: Factors, Dermatitis seborrheica B. Rumusan Masalah
PENDAHULUAN Masalah pada penelitian ini adalah:
Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi
A. Latar Belakang timbulnya ketombe (Dermatitis
Dermatitis seborrheica (D.S.) seborrheica) pada mahasiswa Universitas
merupakan penyakit yang bersifat universal Malahayati Fakultas Kedokteran angkatan
dan dapat ditemukan di seluruh dunia.1 2011?
Munurut istilah, kata Dermatitis berarti
adanya inflamasi pada kulit. Sedangkan C. Tujuan Penelitian
Seborrheica yang artinya sekresi sebum 1. Tujuan Umum
yang berlebihan.2 Mengetahui faktor-faktor yang
Dermatitis seborrheica banyak diderita mempengaruhi timbulnya ketombe
pada penduduk indonesia yang beriklim (Dermatitis seborrheica) pada
tropis, namun angka insidensinya belum mahasiswa Fakultas Kedokteran
diketahui.3 D.S. dapat menyerang bayi pada Universitas Malahayati angkatan 2011
3 bulan pertama kehidupan dan pada 2. Tujuan khusus
dewasa umur 30 hingga 60 tahun. Insiden a. Mengetahui angka kejadian ketombe
Rate (IR) meningkat pada umur 18 sampai (Dermatitis seborrheica) pada
40 tahun. Berdasarkan survey pada 1.116 mahasiswa Universitas Malahayati
anak dari perbandingan usia dan jenis Fakultas Kedokteran angkatan 2011.
kelamin, didapatkan prevalensi D.S. b. Mengetahui hubungan karakteristik
menyerang 10% anak laki-laki dan 9,5% jenis kelamin dengan kejadian
pada anak perempuan.4 ketombe (Dermatitis seborrheica).
c. Mengetahui hubungan karakteristik
Brahmono mendefinisikan ketombe umur dengan kejadian ketombe
sebagai kelainan kulit kepala berambut (Dermatitis seborrheica).
(scalp) yang ditandai dengan skuama abu- d. Mengetahui hubungan genetik dengan
abu keperakan berjumlah banyak, kadang kejadian ketombe (Dermatitis
disertai rasa gatal.5 Ada pun faktor-faktor seborrheica).
yang dapat menimbulkan ketombe, antara e. Mengetahui hubungan stres dengan
lain genetik, adanya jamur, aktifitas kejadian ketombe (Dermatitis
kelenjar sebasea yang meningkat, stres, seborrheica).
kosmetik rambut, penggunaan penutup f. Mengetahui hubungan penggunaan
kepala, daya tahan tubuh dan nutrisi yang sampo anti ketombe dengan kejadian
rendah.6 ketombe (Dermatitis seborrheica) .
Mahasiswa rentan terkena ketombe, g. Mengetahui hubungan banyak
hal ini disebabkan kareena mahasiswa pada menggunakan kosmetik rambut dengan
umumnya berusian 18 tahun yang kejadian ketombe (Dermatitis
seborrheica).
merupakan insidensi tertinggi untuk terkena
h. Mengetahui hubungan berapa kali
ketombe. Oleh karena itu, diperlukan
keramas dengan kejadian ketombe
penelitian mengenai faktor-faktor yang
(Dermatitis seborrheica
dapat mempengaruhi timbulnya ketombe
i. Mengetahui hubungan penggunaan
(Dermatititis seborrheica) pada mahasiswa
penutup kepala (jilbab) dengan
Universitas Malahayati Fakultas
kejadian ketombe (Dermatitis
Kedokteran angkatan 2011.
seborrheica).

ARTIKEL SKRIPSI - KEDOKTERAN UMUM - UNIVERSITAS MALAHAYATI TAHUN 2013 VERU LIANA METRI 2
D. MANFAAT PENELITIAN 3. Teknik Pengambilan Sampel.
1. Manfaat Bagi Fakultas Kedokteran Teknik pengambilan sampel pada
Sebagai acuan dan tambahan penelitian ini menggunakan metode Total
referensi untuk penelitian selanjutnya Sampling (TS)
tentang Dermatitis seborrheica.
2. Manfaat Bagi Responden F. Definisi Operasional Variabel.
Sebagai sarana informasi bagi 1. Jenis Kelamin.
mahasiswa dalam upaya mencegah dan Identitas responden yang membedakan
penanggulangan Dermatitis seborrheica. gender antara laki-laki dan perempuan.
3. Manfaat Bagi Penulis 2. Umur.
Sebagai pembelajaran nyata dan Identitas responden dihitung dari
berharga untuk memahami dan mengkaji sejak lahir sampai sekarang.
masalah kesehatan yang ada di 3. Genetik.
masyarakat dan sebagai sarana untuk Ada atau tidaknya keluarga yang
mengaplikasikan ilmu kedokteran. berketombe.
4. Stres.
A. Hipotesa Ditentukan dengan seberapa sering
Ada hubungan karakteristik jenis responden mengalami resah, gelisah,
kelamin, karakteristik umur, genetik, stres, kesulitan untuk merasa tenang dan santai,
sampo anti ketombe, penggunaan banyak bertindak berlebihan, tidak mau diganggu
kosmetik rambut, berapa kali keramas dan dan mudah tersinggung.
penutup kepala (jilbab) dengan kejadian 5. Penggunaan sampo anti ketombe.
ketombe (Dermatitis seborrheica) pada Sabun cair untuk mencuci rambut dan
mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas kulit kepala,terbuat dari campuran
Malahayati angkatan 2011. tumbuhan atau zat kimia yang digunakan
untuk menghilangkan ketombe
METOLOGI PENELITIAN 6. Banyak menggunakan kosmetik rambut
(sampo).
A. Jenis penelitian Menggunakan produk sampo lebih dari
Penelitian yang digunakan adalah jenis 1 dalam 1 bulan ini
penelitian analitik observasi dengan 7. Berapa kali keramas.
menggunakan rancangan cross sectional. Mencuci rambut dan kulit kepala
dengan sabun cair dalam 1 minggu.
B. Waktu Tempat penelitian 8. Penutup kepala (Jilbab)
Penelitian dilakukan pada bulan Januar- Kerudung lebar yang dipakai wanita
Februari tahun 2013 di Universitas muslim untuk menutupi kepala dan leher.
Malahayati 9. Kejadian Ketombe
Ada atau tidaknya ketombe pada kulit
C. Subjek Penelitian kepala.
1. Populasi penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah D. Pelaksanaan Penelitian
sejumlah 467 mahasiswa. 1. Melakukan survey pendahuluan
2. Sampel. 2. Melakukan izin penelitian Dekan
Sampel pada penelitian ini yang kemahasiswaan.
memenuhi kreteria inklusi sejumlah 308
mahasiswa.

ARTIKEL SKRIPSI - KEDOKTERAN UMUM - UNIVERSITAS MALAHAYATI TAHUN 2013 VERU LIANA METRI 3
E. Analisis Data Gambar 8
Data yang telah terkumpul dianalisis Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin.
dengan menggunakan program SPSS 17.00 Karakteristik Responden
Analisis data meliputi:
177
1. Analisis Univariat 180
160
Pada umumnya analisis ini hanya 140
131

menghasilkan distribusi dan persentase 120


100
dari tiap variabel.7 Data disajikan dalam Jumlah
80 57,5
Jumlah
42,5
bentuk tabel dan diinterprestasikan. 60
40
Persentase

2. Analisis Bivariat 20
0
Pada Umumnya untuk menguji Laki-Laki Perempuan
hipotesis hubungan antara variabel Jenis Kelamin

bebas dan variabel terikat dengan uji chi


square dengan tingkat kemaknaan 95 % Berdasarkan gambar diatas, maka
dengan program SPSS. Dasar diketahui bahwa responden jenis kelamin
pengambilan keputusan berdasarkan laki-laki sebanyak 131 (42,5%) responden
nilai p adalah :8 dan perempuan sebanyak 177 (57,5%)
a. Jika nilai p 0,05 maka Ho ditolak. responden.
b. Jika nilai p > 0,05 maka Ho diterima.
B. HASIL PENELITIAN
HASIL 1. Analisis Univariat
a. Faktor Genetik
Gambar 9
A. GAMBARAN UMUM Distribusi Frekuensi Berdasarkan Genetik
1. Karakteristik Responden.
Responden yang bersedia berpartisipasi
dalam penelitian sejumlah 308 responden,
semuanya termasuk kriteria inklusi.
Gambar 7
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur.
Karakteristik Responden

300 276

250
200

Jumlah 150
Jumlah
89,6
100 Persentase Berdasarkan gambar diatas bahwa
32
50 10,4 Responden yang mempunyai anggota
0
19 < 19 keluarga berketombe sejumlah 174
Umur responden (56,5%) dan 134 responden
(43,5%) yang mempunyai anggota keluarga
Diketahui dari hasil penelitian umur rata- tidak berketombe.
rata responden adalah 19 tahun, mayoritas
responden berumur 19 tahun yaitu
sebanyak 276 responden (89,6%), dan
responden yang berumur <19 tahun sebanyak
32 responden (10,4 %).

ARTIKEL SKRIPSI - KEDOKTERAN UMUM - UNIVERSITAS MALAHAYATI TAHUN 2013 VERU LIANA METRI 4
b. Tingkat Stres. Berdasarkan gambar diatas bahwa
Gambar 10 responden yang banyak menggunakan
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Stres kosmetik rambut (sampo) lebih dari satu
Tingkatan Stre s
sejumlah 198 responden (64,3%) dan 110
250
216
responden (35,7%) yang hanya
200 menggunakan satu jenis sampo.
150
Jum lah
92 Pers entas e
100 70,1 e. Berapa Kali Keramas
29,9
50
Gambar 13
0
Norm al Tidak Norm al
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Berapa Kali Keramas\
Be rapa Kali Ke ramas
Berdasarkan gambar diatas bahwa
250
responden dengan tingkat stres tidak normal 217

200
sejumlah 216 responden (70,1%) sedangkan
150
responden dengan tingkat stres dalam batas 100
91
Jum lah
Pers entas e
70,5
normal sejumlah 92 responden (29,9%). 50 29,5

0
Ses uai Tidak Ses uai
c. Penggunaan Sampo Anti Ketombe.
Gambar 11 Berdasarkan gambar diatas bahwa
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Penggunaan Sampo Responden yang keramasnya tidak sesuai
Anti Ketombe
sejumlah 217 responden (70,5%) dan
Menggunakan Sampo Anti Ketombe
responden yang keramasnya sesuai sejumlah
200 185 91 responden (29,5%).
150 123

100
Jum lah f. Penggunaan Penutup Kepala (Jilbab)
60,1 Pers entas e
Gambar 14
39,9
50
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Penggunaan penutup
0 Kelapa (Jilbab)
Ya Tidak

Pe nggunaan Pe nutup Ke pala (Jilbab)


Berdasarkan gambar diatas bahwa 135
140
responden yang menggunakan sampo anti 120
ketombe sejumlah 185 responden (60,1%) 100
76,3
dan 123 responden (39,9%) yang tidak 80 Jum lah
60 Pers entas e
menggunakan sampo anti ketombe. 40
42
23,7
20

d. Banyak Menggunakan Kosmetik Rambut 0


Ya Tidak
(Sampo)
Gambar 12 Berdasarkan data hasil pengisian
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Banyak Menggunakan kuesioner dari 308 responden yang
Kosmetik Rambut (sampo) berpartisipasi dalam penelitian ini di
dapatkan sebanyak 177 yang berjenis
kelamin perempuan dan diperoleh responden
yang menggunakan penutup kepala
sejumlah 135 responden (76,3%) dan 42
responden (23,7%) tidak menggunakan
penutup kepala.

ARTIKEL SKRIPSI - KEDOKTERAN UMUM - UNIVERSITAS MALAHAYATI TAHUN 2013 VERU LIANA METRI 5
g. Angka Kejadian Ketombe. penelitian ini dapat disebabkan karena peneliti
Gambar 15 hanya meneliti satu kelompok responden saja
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Angka Kejadian bukan mengambil responden yang bervariasi
Ketombe.
yaitu hanya anggatan 2011 Fakultas kedokteran
Angka Ke jadian Ke tombe
yang mempunyai umur yang tidak jauh berbeda.
179
180
160
140 129
2. Hubungan antara jenis kelamin responden
120 dengan Kejadian ketombe.
100 Jum lah
80
58,1 Pers entas e
Dari hasil pengisian kuesioner didapatkan
60
40
41,9
untuk karakteristik jenis kelamin dengan nilai
20
0
p=0,003 yang berarti dapat disimpulkan bahwa
Berketom be Tidak Berketom be ada hubungan antara karakteristik jenis kelamin
Dari hasil penelitian diketahui jumlah dengan kejadian ketombe. Namun hal ini
responden yang terdapat ketombe sebanyak bertentangan dengan penelitian yang dilakukan
179 responden (58,1%) dan 129 responden oleh Lorettha Wijaya FK UNDIP,9 yang
(41,9%) tidak terdapat ketombe menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara
variabel jenis kelamin dengan kejadian ketombe
2. Analisis Bivariat dengan nilai p = 0,128. Perbedaan dengan
Hasil analisis statistik uji chi square dengan penelitian ini disebabkan karena kreteria, teknik
menggunakan program SPSS 17.00 didapatkan pengambilan sampel dan alat ukur yang
bahwa terdapat hubungan antara karakteristik digunakan dalam penilainya kejadian ketombe
jenis kelamin, genetik dan penutup kepala yang berbeda.
(jilbab) dengan kejadian ketombe. Tidak
terdapat hubungan antara karakteristik umur, 3. Hubungan antara faktor genetik dengan
stres, penggunaan sampo anti ketombe, banyak kejadian ketombe.
kosmetik rambut (sampo) dan berapa kali Dari hasil pengisian kuesioner didapatkan
keramas dengan kejadian ketombe dengan rata- faktor genetik dengan nilai p = 0,0001 yang
rata nilai p > 0,05. berarti dapat disimpulkan bahwa ada hubungan
antara faktor genetik dengan kejadian ketombe.
PEMBAHASAN Penelitian ini sesuai dengan teori yang
menyatakan bahwa kencenderung terjadinya
1. Hubungan antara umur responden Dermatitis seborrheica lebih besar apabila
Kejadian ketombe. ditemukan adanya Dermatitis seborrheica pada
Dari hasil analisis uji chi square dengan orang tua penderita.5
menggunakan program SPSS 17.00 didapatkan
bahwa karakteristik umur dengan nilai p= 0,471 4. Hubungan antara stres dengan kejadian
yang berati dapat disimpulkan bahwa tidak ada ketombe.
hubungan antara karakteristik umur dengan Dari hasil analisis uji chi square dengan
kejadian ketombe. Hal ini sesuai dengan menggunakan program SPSS 17.00 didapatkan
penelitian yang di lakukan oleh Lorettha Wijaya bahwa faktor stres dengan nilai p = 0,993 yang
FK UNDIP,9 yang menyatakan bahwa tidak ada berarti dapat disimpulkan bahwa tidak ada
hubungan bermakna antara karateristik umur hubungan antara stres dengan kejadian
dengan kejadian ketombe dengan nilai p ketombe. Sedangkan menurut teori stres dapat
=0,939. Namun hal ini bertentangan dengan memicu produksi hormon yang melepaskan
teori bahwa insidensi Dermatitis seborrheica corticotrophin dan adrenalin, senyawa yang
mencapai puncak pada umur 18 sampai 40 meningkatkan pengeluaran produksi sebum
tahun.10 Perbedaan antara teori diatas dengan yang menyebabkan kulit kepala mudah

ARTIKEL SKRIPSI - KEDOKTERAN UMUM - UNIVERSITAS MALAHAYATI TAHUN 2013 VERU LIANA METRI 6
berketombe.11 Perbedaan antara teori dengan Dari hasil pengisian kuesioner didapatkan
penelitian ini bisa jadi karena waktu berapa kali keramas dengan nilai p = 0,508
pengambilan sampel yang kurang tepat yang berarti dapat disimpulkan bahwa tidak ada
sehingga tidak dapat mewakili keadaan stres hubungan antara berapa kali keramas dengan
pada responden. kejadian ketombe. Sedangkan menurut teori
kejadian ketombe akan meningkat pada orang yang
5. Hubungan antara penggunaan sampo anti keramas tidak teratur sebab kulit kepala yang
ketombe dengan kejadian ketombe. kurang bersih dapat menyebabkan peningkatan
Dari hasil pengisian kuesioner didapatkan jumlah jamur penyebab ketombe.13 Perbedaan
penggunaan sampo anti ketombe dengan nilai p antara teori dengan penelitian ini dapat
= 0,477 yang berarti dapat disimpulkan bahwa disebabkan karena jenis rambut atau kulit
tidak ada hubungan antara penggunaan sampo kepala responden berbeda- beda.
anti ketombe dengan kejadian ketombe.
Bertentangan dengan penelitian yang dilakukan 8. Hubungan antara penutup kepala (jilbab)
oleh Alun Dhika Pratama FK UNDIP,12 yang dengan kejadian ketombe.
menyatakan bahwa ada hubungan antara Dari hasil analisis uji chi square dengan
penggunaan sampo anti ketombe yang menggunakan program SPSS 17.00 didapatkan
mengandung ketokonazol 1% terhadap kejadian bahwa penutup kepala (jilbab) dengan nilai p =
ketombe dibandingkan dengan air perasan 0,0001 yang berarti dapat disimpulkan bahwa
kecubung 100% dengan nilai p = 0,000. ada hubungan antara penutup kepala (jilbab)
Perbedaan dengan penelitian ini disebabkan dengan adanya ketombe dengan nilai OR = 3,53
karena pada penelitian ini tidak mengkhususkan yang berarti peluang responden yang
dari anti ketombe yang digunakan. Sebab setiap menggunakan jilbab 3,53 kali lebih besar
kandungan dari sampo anti ketombe itu terkena ketombe dari pada responden yang tidak
mempunyai kandungan dan kadar yang menggunakan jilbab. Hal ini disebabkan karena
berbeda-beda. pada peneliti ini banyak responden
menggunakan jilbab dalam keadaan rambut
6. Hubungan antara banyak menggunakan basah serta memakai jilbab seharian penuh
kosmetik rambut (sampo) dengan sehingga dapat menyebabkan timbulnya
kejadian ketombe. ketombe. Sesuai dengan teori yang menyatakan
Dari hasil pengisian kuesioner didapatkan bahwa ketombe pada pemakaian jilbab
banyak menggunakan kosmetik rambut (sampo) disebabkan kelembaban pada kulit kepala
dengan nilai p = 0,113 yang berarti dapat sehinggga pertumbuhan jamur akan semakin
disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara pesat dan kulit kepala mudah terlepas.11
banyak menggunakan kosmetik rambut (sampo)
dengan kejadian ketombe. Sedangkan menurut SIMPULAN
teori menggunakan terlalu banyak produk 1. Angka kejadian ketombe pada mahasiswa
perawatan rambut juga dapat mengiritasi kulit Universitas Malahayati Fakultas Kedokteran
kepala dan akhirnya menyebabkan ketombe.11 angkatan 2011adalah 179 responden (58,1%)
Perbedaan antara teori dengan peneletian ini berketombe dan129 responden (41,9%) tidak
disebabkan karena kadar dan kandungan pada berketombe.
setiap sampo serta jenis kulit kepala setiap 2. Ada hubungan antara variabel jenis kelamin,
resonden berbeda-beda. genetik dan penutup kepala (jilbab) dengan
kejadian ketombe pada mahasiswa
7. Hubungan antara berapa kali keramas Universitas Malahayati Fakultas Kedokteran
dengan kejadian ketombe. angkatan 2011.

ARTIKEL SKRIPSI - KEDOKTERAN UMUM - UNIVERSITAS MALAHAYATI TAHUN 2013 VERU LIANA METRI 7
3. Tidak ada hubungan antara variabel 7. Notoatmodjo, Soekidjo. Metodologi
umur, stres, penggunaan sampo anti Penelitian Kesehatan. Jakarta:Rineka Cipta
ketombe, banyak kosmetik rambut
(sampo) dan berapa kali keramas dengan 8. Muhidin, SA & Abdurahman M. Analisis
kejadian ketombe pada mahasiswa Korelasi, Regresi, Dan Jalur Dalam
Fakultas Kedokteran Universitas Penelitian.Bandung:CV Pustaka Setia. 2007
Malahayati angkatan 2011.
9. Wijaya, Lorretha. Pengaruh jumlah
Pityrosporum ovale dan kadar sebum
UCAPAN TERIMAKASIH terhadap kejadian Ketombe (kasus pada
1. Dekan fakultas kdokteran Universitas mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Malahayati Diponegoro Semester VII). Laporan
2. dr. Marisa Anggraini, MPd,Ked selaku penelitian. Universitas Diponegoro. 2001.
pembimbing I dan Ibu Anisa Kuswandari www.undip.ac.id. Diunduh tanggal : 20
B,Spsi selaku pembimbing II. Maret 2013.
3. Serta semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan skrisi ini. 10. Djuanda Adhi, Budimulja Unandar. Ilmu
penyakit kulit dan kelamin. Jakarta:
DAFTAR PUSTAKA FakultasKedokteran Universitas Indonesia.
2008; 2: 200-201
1. Wolff, Klauss et al. Dermatitis seboroik:
Dalam Atlas berwarna dan sipnosis dari
11. Rizal. Ketombe bisa diatasi. 2009. Diunduh
klinik dermatologi edisi 6. Jakarta: Medical
: tanggal 25 Agustus 2009
Publishing Division. 2005
www. Islam proposal makalah pengetahuan
2. Kumala, dr. Poppy et all. Kamus saku
salafiah skripsi ketombe bisa diatasi.mht
kedokteran dorland edisi 25. Jakata: EGC.
1998: 975
12. Pratama, Alun Dhika. Perbandingan
3. Wasitaatmadja, SM. Ketombe: Dalam
efektivitas air perasan daun
penuntut ilmu kosmetik medik. Jakarta :
kecubung(datura metel l. ) 100% dengan
Universitas Indonesia(UI-Press). 2000; 2:
ketokonazol 1% secara invitro terhadap
209
pertumbuhan pityrosporum ovale. Artikel
4. Ardhie, A.M. Dermatitis dan Peran steroid
karya tulis ilmiah. Universitas Diponegoro.
dalam penanganannya Vol. 17.
2008. www.undip.ac.id. Diunduh tanggal
DEXAMEDIA. 2004: 4
20 Maret 2013.
5. Bramono K. Pitiriasis sika atau ketombe :
13. Luisa A, Cristina A, Jeunon T, Ramos M,
etiopatogenesis. In : Sjarif Wasitaatmaja, Sri
Pedreira A. Seborrheic Dermatitis.
Linuwih M, Tjut Jacoeb, Sandra Widaty,
Continued Medical Education. Federal
editor.Kesehatan dan keindahan rambut.
University of Rio de janaro , Rio de janeiro,
Jakarta: Kelompok Studi Dermatologi
RJ. Brazil. 2011.
Kosmetik Indonesia. 2002: 1-9
www.scielo.co.id. Diunduh tanggal 15
November 2012
6. Siregar , R. S. Dermatitis Seboroika, Atlas
Berwarna Saripati Penyakit Kulit, Ed.
Carolin wijaya & Peter Anugrerah, Cetakan
III.Jakarta: EGC. 2004

ARTIKEL SKRIPSI - KEDOKTERAN UMUM - UNIVERSITAS MALAHAYATI TAHUN 2013 VERU LIANA METRI 8

Você também pode gostar