Você está na página 1de 6

ARTIKEL DIABETES MELITUS

Ni Kadek Sri Rahayu Wijayanti

Dewasa ini kita sering mendengar mengenai masalah penyakit Diabetes


Melitus atau yang sering disebut juga dengan penyakit kencing manis, dimana
penyakit ini sudah sering diderita oleh orang pada umumnya dan merupakan salah
satu penyakit yang ditakuti oleh masyarakat. Penderita penyakit ini mengalami
kenaikan setiap tahunnya, dan penyakit ini tidak bisa disembuhkan namun masih bisa
dikendalikan dengan penerapan diet yang ketat serta kebiasaan hidup yang sehat, agar
kondisi gula darah dalam tubuh tetap dalam jumlah normal. Penyakit ini juga beresiko
untuk diturunkan atau bersifat genetik, namun kurangnya pemahaman akibat
mengatur pola hidup seperti pola makan dan gaya hidup juga mempengaruhi.
Diabetes Melitus merupakan golongan penyakit kronis yang ditandai dengan
peningkatan kadar gula dalam darah sebagai akibat adanya gangguan sistem
metabolisme dalam tubuh, dimana organ pankreas tidak mampu memproduksi
hormon insulin yang sesuai dengan kebutuhan tubuh. Insulin sendiri merupakan suatu
hormon yang diproduksi oleh pankreas dan bertanggung jawab untuk mengontrol
kadar gula dalam darah dan dibutuhkan untuk merubah karbohidrat, lemak, dan
protein menjadi energi yang diperlukan tubuh manusia. Sehingga apabila pankreas
tidak bisa lagi memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup, maka tubuh menjadi
tidak sensitif terhadap insulin sehingga tidak terjadi perubahan glukosa menjadi
energi. Pada akhirnya glukosa dalam darah menjadi meningkat dan tidak terkendali
dengan optimal dan berujung pada suatu penyakit yang telah kita sebutkan
sebelumnya, yaitu Diabetes Melitus.

Bagaimana tanda dan gejala dari penyakit diabetes melitus?

Tanda awal seseorang dapat dikatakan menderita diabetes melitus adalah


dengan peningkatan kadar gula darah, dimana kadar gula darah acak mencapai lebih
dari 200mg/dL. Namun dengan pemeriksaan gula darah acak saja tidak menunjang
apabila tidak disertai dengan gejala klinis sebagai berikut, yaitu:
1. Jumlah urin yang dikeluarkan menjadi lebih banyak (Polyuria)
2. Cepat merasa haus (Polydipsia)
3. Sering merasa lapar atau makan banyak (Polyphagia)
4. Frekuensi urin meningkat sehingga menyebabkan kencing terus-menerus
(Glycosuria)
5. Kehilangan berat badan tanpa sebab yang jelas
6. Kesemutan atau mati rasa terutama pada saraf tepi yaitu telapak tangan dan
telapak kaki
7. Cepat merasa lelah dan lemah setiap waktu
8. Mengalami penglihatan yang buram atau rabun secara mendadak
9. Apabila terdapat suatu luka terbuka terjadi penyembuhan yang lambah
10. Mudah terkena infeksi (terutama infeksi kulit)

Kondisi pasien dengan penyakit Diabetes Melitus tidak harus memiliki semua
gejala diatas, namun dengan terlihatnya gejala polyuria, polydipsia, polyphagia dan
peningkatan kadar gula darah acak atau apabila seseorang tanpa gejala diatas namun
melakukan pemeriksaan gula darah puasa dimana hasilnya berada diatas 126 mg/dL
atau gula darah 2 jam setelah makan (dengan beban yang sesuai) dan hasilnya berada
diatas 200 mg/dL dapat kita simpulkan bahwa pasien tersebut menderita penyakit
kencing manis.

Siapa saja yang dapat terkena penyakit diabetes melitus? Dan apakah
memiliki jenis yang sama pada seluruh penderita?

Semua orang dapat terkena penyakit Diabetes Melitus, termasuk anak-anak,


namun yang perlu kita ketahui adalah jenis Diabetes Melitus yang berbeda yang dapat
diderita oleh orang-orang.
Tipe Penyakit Diabetes Melitus 1. Diabetes melitus tipe 1 adalah diabetes
yang bergantung pada insulin dimana tubuh kekurangan hormon insulin,dikenal
dengan istilah Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM). Hal ini disebabkan
hilangnya sel beta penghasil insulin pada pulau-pulau Langerhans pankreas. Sehingga
tubuh memang tidak mampu untuk memproduksi hormon insulin sesuai dengan
kebutuhan penderita. Diabetes tipe 1 banyak ditemukan pada balita, anak-anak dan
remaja. Diabetes Melitus tipe 1 hanya dapat di obati dengan pemberian terapi insulin
yang dilakukan secara terus menerus berkesinambungan. Riwayat keluarga, diet dan
faktor lingkungan sangat mempengaruhi perawatan penderita diabetes tipe 1. Pada
penderita diebetes tipe 1 haruslah diperhatikan pengontrolan dan memonitor kadar
gula darahnya, sebaiknya menggunakan alat testgula darah. Terutama pada anak-anak
atau balita yang mana mereka sangat mudah mengalami dehidrasi, sering muntah dan
mudah terserang berbagai penyakit.
Berbeda halnya dengan Diabetes melitus tipe 2 merupakan 90% dari kasus
diabetes melitus, yang dimana hormon insulin dalam tubuh tidak dapat berfungsi
dengan semestinya, dikenal dengan istilah Non-Insulin Dependent Diabetes Mellitus
(NIDDM). Hal ini dikarenakan berbagai kemungkinan seperti kecacatan dalam
produksi insulin, resistensi terhadap insulin atau berkurangnya sensitifitas (respon) sel
dan jaringan tubuh terhadap insulin yang ditandai dengan meningkatnya kadar insulin
di dalam darah. Sehingga pada satu waktu sel insulin yang sebelumnya dapat
memproduksi insulin sesuai dengan kebutuhan tidak dapat lagi melakukan hal yang
sama, yang menyebabkan terjadinya penurunan produksi dan tidak sensitifnya sel
tubuh terhadap insulin. Ada beberapa teori yang mengutarakan sebab terjadinya
resisten terhadap insulin, diantaranya faktor kegemukan (obesitas), kolesterol yang
tinggi, dan lainnya. Pada penderita diabetes tipe 2, pengontrolan kadar gula darah
dapat dilakukan dengan beberapa tindakan seperti diet, penurunan berat badan, dan
pemberian tablet diabetik. Apabila dengan pemberian tablet belum maksimal respon
penanganan level gula dalam darah, maka obat suntik mulai dipertimbangkan untuk
diberikan.
Jenis lainnya adalah Diabetes Melitus dalam kehamilan atau Gestational
Diabetes Mellitus (GDM), kasus ini terjadi sekitar 3 hingga 5% dari ibu hamil dan ibu
dengan riwayat GDM meiningkatkan resiko serupa pada kehamilan selanjutnya.
GDM merupakan kehamilan yang disertai dengan peningkatan insulin resistance.
Pada umumnya ditemukan pada kehamilan trimester kedua atau ketiga, dimana
beberapa faktor resikonya adalah riwayat keluarga dengan penyakit serupa, atau
kegemukan. GDM sendiri meningkatkan terjadinya angka kematian bayi dimana
kelahiran disertai dengan hipoglikemia (gula darah dibawah nilai normal), ikterus
(bayi lahir kuning), polisitemia dan makrosomia. Hal ini terjadi karena bay dari ibu
dengan GDM mensekresi insulin lebih besar sehingga merangsang pertumbuhan bayi.
Subkelas jenis DIabetes Melitus lainnya yang jarang terjadi adalah orang
dengan mengalami suatu hiperglikemia atau peningkatan jumlah gula darah akibat
kelainan spesifik (kelainan genetik fungsi sel beta), endokrinopati (penyakit cushings,
akromegali), penggunaan obat yang menggangu fugsi sel beta pada pankreas
(dilantin), penggunaan obat yang mengganggu kerja insulin (b-adrenergik), dan
infeksi atau sindroma genetik (sindrom down dan sindrom klinefelter).
Apakah penyakit diabetes melitus dapat diobati?

Tentu saja penyakit diabetes melitus dapat diobati, namun pengobatan


terhadap penyakit ini tergantung pada tipe penyebab penyakit ini, karena perbedaan
penyebab maka metode pengobatan pun berbeda.
Pada penderita Diabetes tipe 1 yang mana pada tipe ini pankreas penderita
tidak dapat memproduksi hormon insulin yang cukup, maka pengobatannya yaitu
hanya dengan pemberian insulin melalui suntikan (Lantus/levemir, Humalog,
Novolog, atau Apidra) yang bertujuan untuk mengganti hormon insulin alami yang
seharusnya di produksi tubuh. Sehingga kebutuhan insulin didalam tubuh dapat
terpenuhi. Selain itu dengan berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan
menu makanan (diet)
Pada penderita Diabetes tipe 2. yang mana terjadinya resistensi insulin atau
kurangnya kemampuan tubuh dalam memanfaatkan insulin dalam mengontrol kadar
gula darah. maka jenis pengobatan yang harus diberikan cukup dengan pemberian
berbagai jenis pengobatan yang difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik
merupakan kunci keberhasilan pengobatan pada jenis diabetes melitus tipe 2. Adapun
beberapa programnya yaitu dengan mengurangi berat badan, diet yang ketat, teratur
dan terus menerus untuk mengontrol dan mengurangi asupan kalori, makan dengan
porsi kecil yang tinggi serat dan protein, berolahraga minimal 30 menit sehari dengan
berjalan cepat, serta pola tidur yang baik. Apabila hal ini tidak mencapai sesuai
harapan, maka obat oral dapat diberikan agar merangsang fungsi insulin untuk
mencapai kebutuhan tubuh. Bahkan pemberian suntikan insulin seperti pada diabetes
melitus tipe 1 diperlukan agar tercapai target terapi untuk seorang penderita penyakit
diabetes melitus tipe 2.
Pengobatan diatas hanya berfungsi untuk mengendalikan kadar gula darah
anda, namun penyakit Diabetes ini tidak dapat disembuhkan secara tuntas, sampai
saat ini belum ada satu jenis pengobatan pun yang bisa menyembuhkan secara
permanen. Pengecekan kadar gula darah secara teratur, dapat memberikan bagaimana
respon terapi suatu perubahan pola hidup dan pengobatan yang telah dilakukan,
sehingga dapat terjadi perbaikan kualitas hidup pada seorang penderita diabetes
melitus.
Adakah Komplikasi dari penyakit Diabetes Melitus?

Setiap penyakit pasti memiliki komplikasi tertentu yang dapat dicegah secara
dini, adapun beberapa komplikasi penyakit diabetes, adalah:
1. Komplikasi dalam jangka waktu yang panjang bisa berakibat terjadinya kerusakan
pembuluh darah besar
2. Kerusakan pembuluh darah mikro pada mata
3. Serangan jantung atau penyakit jantung lainnya
4. Mempengaruhi mood dan perubahan pada suasana hati
5. Kerusakan saraf (neuropati)
6. Gagal ginjal atau kerusakan pada ginjal, dimana semakin tinggi glukosa dalam
darah semakin berat kerja ginjal
7. Infeksi kulit dan gusi
8. Mempengaruhi sistem kekebalan tubuh, kerusakan pada kulit dan jaringan organ
yang susah untuk disembuhkan / gangren dalam beberapa kasus harus dilakukan
amputasi untuk mencegah penyebaran ke organ lainnya
9. Stroke dan penurunan kesadaran

Komplikasi diatas dapat dicegah apabila seorang dengan penderita diabetes


melitus rajin melakukan perubahan pola hidup, mengkonsumsi obat sesuai anjuran
dokter, dan mencegah merawat kebersihan.

Bagaimana cara mencegah agar terhindar dari penyakit diabetes


melitus?

Cara mencegah penyakit diabetes atau kencing manis yaitu dengan


menghindari berbagai jenis makanan yang terlalu banyak mengandung glukosa, rajin
berolah raga dan melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit perhari, terutama untuk
anda yang beresiko tinggi terkena penyakit diabetes melitus, terlebih apabila orang tua
atau dalam keluarga memiliki riwayat penyakit diabetes melitus, karena resiko untuk
terkena dua kali lebih besar dibandingkan orang yang tidak memiliki status kesehatan
keluarga yang menderita diabetes.
Selain itu mengontrol berat badan juga penting dalam rangka mencegah
terjadinya penyakit diabetes ini, lakukan pengecekan kadar gula darah secara berkala
untuk mengetahui seberapa tinggi glukosa dalam darah dan bisa melakukan
pencegahan sebelumnya, sedangkan untuk orang-orang yang sudah terkena penyakit
Diabetes Melitus, lakukan pola hidup sehat, jaga asupan kalori, batasi jumlah porsi
makanan. kurangi berat badan, sesuaikan pengobatan menurut instruksi yang
diberikan dokter, agar terhindar dari komplikasi penyakit Diabetes Melitus.

Você também pode gostar