Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
1. DEFINISI
oleh bakteri atau parasit) atau karena adanya benda asing, misalnya serpihan, luka
peluru atau jarum suntik). Proses ini merupakan reaksi perlindungan oleh jaringan
untuk mencegah penyebaran infeksi ke bagian tubuh lain. Abses intra abdomen
yaitu sekumpulan pus yang terdapat di rongga peritoneal yang disebabkan oleh
peradangan, abses abdomen (abses perut) itu sendiri dapat terbentuk di bawah
Abses juga bisa terbentuk di dalam atau di sekitar organ perut, misalnya ginjal,
2. ETIOLOGI
Bakteri masuk ke bawah kulit akibat luka yang berasal dari tusukan jarum
Bakteri menyebar dari suatu infekski di bagian tubuh lain secara limfatogen
atau hematogen
Bakteri yang dalam keadaan normal hidup di dalam tubuh manusia atau tidak
menurun
3. KLASIFIKASI
Pneumococus
infeksi.
4. PATOFISIOLOGI
mencegah penyebaran atau perluasan infeksi ke bagian lain tubuh. Organisme atau
benda asing membunuh sel-sel lokal yang pada akhirnya menyebabkan pelepasan
menarik kedatangan sejumlah besar sel-sel darah putih (leukosit) ke area tersebut
Struktur akhir dari suatu abses adalah dibentuknya dinding abses, atau kapsul,
oleh sel-sel sehat di sekeliling abses sebagai upaya untuk mencegah pus
menjangkau penyebab peradangan (agen infeksi atau benda asing) dan melawan
Empyema mengacu pada akumulasi nanah di dalam kavitas yang telah ada
dalam kavitas yang baru terbentuk melalui proses terjadinya abses tersebut.
Abses adalah suatu penimbunan nanah, biasanya terjadi akibat suatu infeksi
bakteri. Jika bakteri menyusup ke dalam jaringan yang sehat, maka akan terjadi
infeksi. Sebagian sel mati dan hancur, meninggalkan rongga yang berisi jaringan
dan sel-sel yang terinfeksi. Sel-sel darah putih yang merupakan pertahanan tubuh
dalam melawan infeksi, bergerak ke dalam rongga tersebut dan setelah menelan
bakteri, sel darah putih akan mati. Sel darah putih yang mati inilah yang
Jaringan pada akhirnya tumbuh di sekeliling abses dan menjadi dinding pembatas
abses, hal ini merupakan mekanisme tubuh untuk mencegah penyebaran infeksi
lebih lanjut. Jika suatu abses pecah di dalam maka infeksi bisa menyebar di dalam
5. MANIFESTASI KLINIS
organ atau saraf, karena abses merupakan salah satu manifestasi peradangan maka
manifestasi lain yang mengikuti abses dapat merupakan tanda dan gejala dari
1. Nyeri
2. Nyeri tekanan
3. Teraba hangat
4. Pembengkakan
5. Kemerahan
6. Demam
Suatu abses yang terbentuk tepat dibawah kulit biasanya tampak sebagai suatu
benjolan. Jika abses akan pecah maka daerah pusat benjolan akan lebih putih
6. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
7. KOMPLIKASI
kasus.
Ruptur atau penjalaran langsung ; rongga atau organ yang terkena tergantung
sistemik dan menyangkut di organ lain misalnya otak yang akan memberikan
8. PENATALAKSANAAN MEDIS
dengan intervensi bedah, debridemen, dan kuretase untuk meringankan nyeri dan
disebabkan oleh benda asing, karena benda asing tersebut harus diambil. Apabila
tidak disebabkan oleh benda asing, biasanya hanya perlu dipotong dan diambil
juga antibiotik.
menjadi tahap pus yang lebih lunak. Apabila menimbulkan risiko tinggi, misalnya
pada area-area yang kritis, tindakan pembedahan dapat ditunda atau dikerjakan
sebagai tindakan terakhir yang perlu dilakukan. Drainase abses paru dapat
abses kulit.
efektif. Hal tersebut terjadi karena antibiotik sering tidak mampu masuk ke
dalam abses, selain bahwa antibiotik tersebut seringkali tidak dapat bekerja
dalam pH yang rendah. Namun demikian, walaupun sebagian besar buku ajar
menggunakan antibiotik.
KONSEP ASKEP
1. DIAGNOSA
Abses di kulit atau dibawah kulit sangat mudah dikenali, sedangkan abses dalam
menunjukkan peningkatan jumlah sel darah putih. Untuk menentukan ukuran dan
lokasi abses dalam, bisa dilakukan pemeriksaan rontgen, USG, CT scan atau MRI.
2. INTERVENSI
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
Pengkajian nyeri yang akurat penting untuk upaya penatalaksanaan nyeri yang efektif.
Nyeri merupakan pengalaman yang subjektif dan dirasakan secara berbeda pada masing-
masing individu, maka perawat perlu mengkaji semua factor yang mempengaruhi nyeri,
PENGKAJIAN
Observasi langsung pada respons perilaku dan fisiologis klien. Tujuan pengkajian adalah
Lokasi
Untuk menentukan lokasi nyeri yang spesifik minta klien untuk menunjukkan area
nyerinya, bisa dengan bantuan gambar. Klien bisa menandai bagian tubuh yang
mengalami nyeri.
Intensitas nyeri
Penggunaan skala intensitas nyeri adalah metode yang mudah dan terpercaya untuk
Kualitas nyeri
Terkadang nyeri bisa terasa seperti dipukul-pukul atau ditusuk-tusuk. Perawat perlu
Pola
Pola nyeri meliputi waktu awitan, durasi, dan kekambuhan atau interval nyeri.
Karenanya, perawat perlu mengkaji kapan nyeri dimulai, berapa lama nyeri berlangsung,
Faktor presipitasi
Terkadang, aktivitas tertentu dapat memicu munculnya nyeri sebagai contoh, aktivitas
fisik yang berat dapat menimbulkan nyeri dada. Selain itu, factor lingkungan ( lingkungan
yang sangat dingin atau sangat panas), stressor fisik dan emosionaljuga dapat memicu
munculnya nyeri.
Kualitas nyeri
Terkadang nyeri bisa terasa seperti dipukul-pukul atau ditusuk-tusuk. Perawat perlu
Pola nyeri meliputi waktu awitan, durasi, dan kekambuhan atau interval nyeri.
Karenanya, perawat perlu mengkaji kapan nyeri dimulai, berapa lama nyeri berlangsung,
Gejala ini meliputi mual, muntah, pusing, dan diare. Gejala tersebut dapat disebabkan
Dengan mengetahui sejauh mana nyeri mempengaruhi aktivitas harian klien akan
membantu perawat memahami perspektif klien tentang nyeri. Beberapa aspek kehidupan
yang perlu dikaji terkait nyeri adalah tidur, napsu makan, konsentrasi, pekerjaan,
Sumber koping
Setiap individu memiliki strategi koping yang berbeda dalam menghadapi nyeri. Strategi
tersebut dapat dipengaruhi oleh pengalaman nyeri sebelumnya atau pengaruh agama atau
budaya.
Respon afektif
Respon afektif klien terhadap nyeri bervariasi, bergantung pada situasi, derajat, dan
durasi nyeri, interpretasi tentang nyeri, dan banyak factor lainnya. Perawat perlu
mengkaji adanya perasaan ansietas, takut, lelah, depresi, atau perasaan gagal pada klien.
Respon non verbal yang bisa dijadikan indicator nyeri. Salah satu yang paling utama
adalah ekspresi wajah.Perilaku seperti menutup mata rapat-rapat atau membukanya lebar-
lebar, menggigiti bibir bagian bawah, dan seringai wajah dapat mengindikasikan nyeri.
Selain ekspresi wajah, respon perilaku lain yang dapat menandakan nyeri adalah
nyeri.
Pada awal awitan nyeri akut, respon fisiologis dapat meliputi peningkatan tekanan darah,
nadi, dan pernafasan, diaphoresis, srta dilatasi pupil akibat terstimulasinya system saraf
simpatis.
Akan tetapi, jika nyeri berlangsung lama, dan saraf simpatis telah beradaptasi, respon
fisiologis tersebut mungkin akan berkurang atau bahkan tidak ada. Karenanya, penting
bagi perawat untuk mengkaji lebih dari satu respon fisiolodis sebab bisa jadi respon
PENETAPAN DIAGNOSIS
nyeri:
Nyeri akut
Nyeri kronis
Diagnosa
Nyeri akut b.d injuri fisik, pengurangan suplai darah, proses melahirkan
Perawat dan klien secara bersama-sama mendiskusikan harapan yang realistis dari
tindakan mengatasi nyeri, derajat pemulihan nyeri yang diharapkan, dan efek-efek yang
harus diantisipasi pada gaya hidup dan fungsi klien. Hasil akhir yang diharapkan dan
tujuan keperawatan diseleksi berdasarkan diagnosa keperawatan dan kondisi klien. Secara
umum tujuan asuhan keperawatan klien dengan nyeri adalah sebagai berikut:
Klien mempertahankan fungsi fisik dan psikologis yang dimiliki saat ini
Diagnosa
Kriteria hasil
Pain level, pain control dan comfort level dengan kriteria hasil:
Rencana tindakan
Manajemen nyeri:
Kaji nyeri yang dialami klien (meliputi PQRST)
o Intervensi
Sentuhan terapeutik
Teori ini mengatakan bahwa individu yang sehat mempunyai keseimbangan energi antara
tubuh dengan lingku;ngan luar. Orang sakit berarti ada ketidakseimbangan energi, dengan
memberikan sentuhan pada klien, diharapkan ada transfer energi dari perawat ke klien.
Akupresur
Guided imagery
memerlukan suasana dan ruangan yang tenang serta konsentrasi dari klien. Apabila klien
mengalami kegelisahan, tindakan harus dihentikan. Tindakan ini dilakukan pada saat
Distraksi
Mengalihkan perhatian terhadap nyeri, efektif untuk nyeri ringan sampai sedang.
Distraksi visual (melihat TV atau pertandingan bola), distraksi audio (mendengar musik),
main catur)
Anticipatory guidence
Memodifikasi secara langsung cemas yang berhubungan dengan nyeri. Contoh tindakan:
penjelasan/informasi pada klien tentang pembedahan, dengan begitu klien sudah punya
Hipnotis
Biofeedback
Terapi perilaku yang dilakukan dengan memberikan individu informasi tentang respon
nyeri fisiologis dan cara untuk melatih kontrol volunter terhadap respon tersebut. Terapi
ini efektif untuk mengatasi ketegangan otot dan migren, dengan cara memasang elektroda
pada pelipis.
Stimulasi kutaneus Cara kerja dari sistem ini masih belum jelas, salah satu pemikiran
adalah cara ini bisa melepaskan endorfin, sehingga bisa memblok stimulasi nyeri. Bisa
dilakukan dengan massase, mandi air hangat, kompres dengan kantong es dan stimulasi
merupakan stimulasi pada kulit dengan menggunakan arus listrik ringan yang dihantarkan
Sjaifoelloh N, 1996, Demam tifoid, dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam; Jilid
Ed:3;p 435-442.
Wim de jong, Sjamsuhidayat.R, 1997, Dinding Perut, dalam Buku ajar Ilmu
Wim de jong, Sjamsuhidayat.R, 1997, Gawat Abdomen, dalam Buku ajar Ilmu
Balley and Loves, Short Practice of Surgery, edisi 20, ELBS, 1988, England