Você está na página 1de 133

1

2
SURAT KEPUTUSAN
PENGURUS PUSAT HIMPUNAN MAHASISWA SERANG
PERIODE 2014-2016

NOMOR: 01/Int/BPH/KPP/VII/09/15

Tentang
PEDOMAN KONSTITUSI
HIMPUNAN MAHASISWA SERANG
HASIL KONGRES 2014

Menimbang : 1. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu kaderisasi


Himpunan Mahasiswa Serang terutama dalam
menjalankan organisasi agar menjadi progress, maka
dipandang perlu adanya buku pedoman hukum/
konstitusi;
2. Bahwa pedoman hukum/ konstitusi Himpunan
Mahasiswa Serang yang disusun oleh Pengurus Pusat,
dianggap telah memenuhi syarat dan diberlakukan di
organisasi Himpuanan Mahasisw Serang.
Mengingat : 1. Keputusan Kongres VII HAMAS
2. Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga Himpunan
Mahasiswa Serang
3. Pedoman Umum Organisasi Himpunan Mahasiswa
Serang Periode 2014-2016
Memperhatikan : 1. Hasil KONGRES VII Himpunan Mahasiswa serang pada
tanggal 17 September 2014
2. Hasil rapat sosialisasi dan pembagian job Himpunan
Mahasiswa Serang pada tanggal 20 Mei 2012

Memutuskan
Menetapkan
Pertama : Memberlakukan Pedoman Konstitusi Himpunan Mahasiswa
Serang sebagaimana terlampir.
Kedua : Segala sesuatu akan diubah dan dibetulkan kembali sebagaimana
mestinya, jika dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan
dalam penetapan ini.

Ketiga : Surat keputusan ini diberikan kepada yang bersangkutan untuk


diketahui dan dilaksanakan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Serang, 30 Agustus 2015

Pengurus Pusat
Himpunan Mahasiswa Serang
Periode 2014-2016

Gilang Erdy Permana Ulfi Syahrani


Ketua Umum Wakil Ketua Umum

3
Tim Penyusun
Buku Konstitusi Himpunan Mahasiswa Serang
Hasil Kongres 2014

Penanggung Jawab : 1.Gilang Erdy Permana


2.Ulfi Syahrani

Ketua : Rifai Ibnu Surur

Anggota : 1.Rohan Hasni


2.Ahmad kosasih

Sekretariat : 1.Sarbini
2.Muhsin Muhtadi

4
KATA PENGANTAR

Ketua Umum
Pengurus Pusat Himpunan Mahasiswa Serang
Periode 2014-2016

Dengan diertbitkannya buku pedoman organisasi/ Konstitusi Himpunan


Mahasiswa Serang ini adalah sebuah kebutuhan untuk berjalannya suatu
organisasi demi terciptanya organisasi yang memiliki gerakan yang stabil dan
terarah.

Buku konstitusi ini disusun oleh Kang Sarbini, Pengusrus Pusat himpunan
Mahasiswa Serang Departemen Pemberdayaan Aparatur Organisasi yang
merupakan pengurus yang dianggap peka dalam segala hal serta kreatif,
sehingga saya bangga akan kinerjanya sebagai bentuk kader yang memiliki
potensi lebih di Himpunan Mahasiswa Serang.

Buku ini adalah pedoman wajib bagi kader Himpunan Mahasiswa (Serang
HAMAS), baik di tataran Pengurus Pusat maupun Pengurus Komisariat karena
HAMAS adalah sebuah organisasi yang akan mencetak generasi yang siap
memiliki potensi yang handal untuk masa depan Serang sebagai daerah
dimana mereka dilahirkan, memiliki spiritual yang tinggi, dan berguna pada
Bangsa Indonesia pada umumnya serta Serang khususnya.

Saya berharap semua kader HAMAS tidak mengabaikan Konstitusi untuk


menggerakan aktifitas kesehariannya sesuai norma yang sudah termaktub di
dalamnya serta tidak adanya perbedaan diantara sesama kader HAMAS
dimanapun mereka dilahirkan selama mengabdi di HAMAS.

Serang, 30 Agustus 2015


Ketua Umum PP-HAMAS
Periode 2014-2016

Gilang Erdy Permana

5
KATA PENGANTAR

Wakil Ketua Umum


Pengurus Pusat Himpunan Mahasiswa Serang
Periode 2014-2016

Puji serta syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT.yang telah memberikan kita
pikiran untuk berfikir positif dan kehidupan yang penuh perjuangan sehingga Buku
Konstitusi ini dapat diterbitkan dengan penuh perjuangan yang berisi AD, ART, GBHO,
POK, POA, Peraturan Administrasi, dan Rekomendasi.

Pedoman Konstitusi ini dibuat untuk dipergunakan bagi seluruh kader Himpunan
Mahasiswa Serang (HAMAS) dan Pedoman ini hasil Kongres VII HAMAS yang
diselenggarakan oleh PP-HAMAS pada tanggal 17 September 2014 di Gedung
Pramuka-Cikulur. Pedoman ini juga diterbitka/dicetak menjadi buku untuk
memudahkan agar kader HAMAS dapat menggerkan Organisasi diberbagai komisarita
masing-masing, khususnya bagi pengurus pusat.

Saya berterima kasih kepada Kang Sarbini atas kerja kerasnya untuk semangat dalam
penyusunan Pedoman konstitusi ini yang memang saya anggap ia merupakan
pengurus yang semangat, kreatif, selalu peka, dan semangat akan kinerjanya sebagai
kader HAMAS.

Kami juga mengucapkan terimakasih, khususnya saya selaku pemangku kebijakan


Pengurus Pusat Himpunan Mahasiswa Serang kepada seluruh kader HAMAS yang
sudah membaca dan mendiskusikan apa yang termaktub dalam Pedoman ini
sehingga HAMAS berjalan dengan baik.

Semoga para pejuang HAMAS dapat dapat diberikan kesemangatan dalam


menjalankan organisasi HAMAS dan semoga mendapatkan ridho dari Allah SWT.apa
yang dilakukan oleh kita semua. Amin

Serang, 30 Agustus 2015


Wakil Ketua Umum PP-HAMAS
Periode 2014-2016

Ulfi Syahrani

6
DAFTAR ISI

SK PENGURUS PUSAT. Ii
TIM PENYUSUN.. iii
KATA PENGANTAR KETUA UMUM PP-HAMAS PERIODE 2014-2016.. Iv
KATA PENGANTAR WAKIL KETUA UMUM PP-HAMAS PERIODE 2014-2016.. v
DAFTAR ISI.. vi

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN MAHASISWA SERANG.


BAB I - NAMA TEMPAT WAKTU DAN KEDUDUKAN.
BAB II - AZAS, BENTUK DAN SIFAT
BAB III - VISI DAN MISI
BAB IV KEANGGOTAAN.
BAB V - HAK DAN KEWAJIBAN..
BAB VI KEPENGURUSAN.
BAB VII - DEWAN PENASEHAT.
BAB VIII PERMUSYAWARATAN.
BAB IX - PERATURAN PENGURUS
BAB X PENGKADERAN
BAB XI PEMBUBARAN
BAB XII - PERUBAHAN ANGGARAN DASAR.
BAB XIII LAMBANG.
BAB XIV - KETENTUAN PENUTUP

ANGGARAN RUMAH TANGGA HIMPUNAN MAHASISWA SERANG.


PENGKADERAN.
KEANGGOTAAN
HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA
RANGKAP ANGGOTA DAN RANGKAP JABATAN
STRUKTUR ORGANISASI
HAK DAN KEWAJIBAN PENGURUS
TATA CARA SKORSING ATAU PEMECATAN
KETENTUAN SKORSING DAN PEMECATAN
PERMUSYAWARATAN
PEMBENTUKAN KOMISARIAT
PERATURAN PERATURAN
ANGGARAN DASAR
ANGGARAN RUMAH TANGGA
KEUANGAN DAN PERBENDAHARAAN
LAMBANG.
PENUTUP.
PENJELASAN PASAL 7 ANGGARAN RUMAH TANGGA.
TENTANG TATA CARA SKORSING ATAU PEMECATAN.
PEMBELAAN DIRI.

GARIS-GARIS BESAR HALUAN ORGANISASI (GBHO)


A. Pendahuluan..

7
1. Dasar Pemikiran.
2. Pengertian.
3. Maksud dan Tujuan.
4. Landasan .
5. Medan kiprah dan pengabdian mahasiswa
6. Sistematika
B. Program Jangka Panjang
1. Pengertian.
2. Arah dan Sasaran
C. Program jangka Pendek (1 Tahun)
D. Penutup

PEDOMAN PENGKADERAN HIMPUNAN MAHASISWA SERANG.


BAB I - POLA DASAR STRATEGI PENGKADERAN
A. PENDAHULUAN
B. LATAR BELAKANG..
C. ARAH DAN TUJUAN PENGKADERAN.
D. SASARAN DAN TARGET PENGKADERAN.
E. LANDASAN PENGKADERAN
F. KURIKULUM PENGKADERAN.
G. PRINSIP METODE PENGKADERAN.
H. KOMPONEN DAN JENJANG PENGKADERAN.
I. SIFAT PENGKADERAN HAMAS.
J. PENGORGANISASIAN KEGIATAN.
K. SISTEM EVALUASI DAN TINDAK LANJUT.
L. PENUTUP

BAB II - PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENGKADERAN.


A. PENDAHULUAN
B. TUJUAN PENYELENGGARAAN.
C. PENGORGANISASIAN..
D. PENYELENGGARAAN
E. EVALUASI
F. SARANA PRASARANA DAN DANA
G. PENUTUP ..

BAB III - KOMPONEN DAN PENGKADERAN


A. PENGERTIAN.
B. KOMPONEN DAN PENGKADERAN UTAMA.
C. KOMPONEN DAN PENGKADERAN PENDUKUNG

PEDOMAN ORGANISASI KADER (POK) HIMPUNAN MAHASISWA SERANG

PERATURAN ORGANISASI DAN ADMINISTRASI.


BAB I - PENGURUS PUSAT.
Singkatan, Kedudukan dan Daerah Kerja
Susunan Pengurus..
Tugas, Hak dan Kewajiban.

8
BAB II - TATA KERJA PENGURUS PP-HAMAS
Ketua Umum..
Wakil Ketua Umum.
Sekretaris Umum.
Wakil Sekretaris Umum
Bendahara Umum
Wakil Bendahara Umum

BAB III - TATA KERJA DEPARTEMEN-DEPARTEMEN


Departemen (PAO) Pemberdayaan Aparatur Organisasi
Departemen Internal (Penelitian dan Pengembangan)
Departemen Eksternal (Sosial Politik)
Departemen Advokasi
Departemen Pemberdayaan Perempuan.
Badan / lembaga..
Lain - lain.

BAB IV - PENGURUS KOMISARIAT.


Singkatan, Kedudukan dan Daerah Kerja
Status Pembinaan Komisariat
Susunan Pengurus..
Tugas, Hak dan Kewajiban.

BAB V - TATA KERJA PENGURUS PK.


Ketua Umum..
Sekretaris Umum.
Bendahara
Departemen Internal (Penelitian dan Pengembangan Organisasi).
Departemen Pemberdayaan Aparatur Organisasi (PAO)
Departemen Advokasi
Departemen Eksternal (Sosial Politik)
Departemen Pemberdayaan Perempuan
Lain-lain

BAB VI JABATAN.
Rangkap Jabatan.
Kekosongan Pimpinan
Pengisian Lowongan Jabatan
Reshufle Pengurus..

BAB VII - PROSEDUR PENDIRIAN ORGANISASI.


Prosedur Pendinan dan Pengesahan Wilayah
Prosedur Pendirian dan Pengesahan Komisariat.
BAB VIII - PELANTIKAN PENGURUS..
Prosedur Pelantikan
Teknis Pelantikan.
Naskah Pelantikan

9
Up-Grading dan Musyawarah Kerja

BAB IX PERSIDANGAN..
Persidangan Kongres dan Muskom.
Kekosongan Pengurus (Demisionerisasi)
Demisioner Pengurus Secara resmi
Demisioner Otomatis & Careteker

BAB X - PERATURAN DAN KEPUTUSAN


Peraturan.
Keputusan
Instruksi
Siaran.

BAB XI - RAPAT-RAPAT
Rapat Rutin.
Rapat Panitia..

BAB XII - PENGAMBILAN KEPUTUSAN


Quorum

BAB XIII - KADERISASI & PELATIHAN


Pembinaan Kader
Alumni
Pelaksanaan Pengkaderan/Pelatihan
Sertifikasi / Piagam.

BAB XIV - KETENTUAN PENUTUP

PERATURAN ADMINISTRASI HIMPUNAN MAHASISWA SERANG.


PENDAHULUAN.
BAB I - SURAT-SURAT
BAB II - JENIS-JENIS SURAT.
BAB III - PERALATAN ADMINISTRASI.
BAB IV - DATA- DATA STATISTIK
BAB V - SEBUTAN DAN PENULISAN
BAB VI - LAMBANG ORGANISASI
BAB VII - IDENTITAS ORGANISASI
BAB VIII - HYMNE DAN MARS HAMAS.
BAB IX - KETENTUAN PENUTUP

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM DAN REKOMENDASI.


PENDAHULUAN.
INTERN ORGANISASI / PENGURUS
EKSTERN ORGANISASI.
1. Rekomendasi Kusus..
2. Rekomendasi Umum.

10
LAMPIRAN-LAMPIRAN..

11
ANGGARAN DASAR

12
ANGGARAN DASAR (AD)
HIMPUNAN MAHASISWA SERANG

MUKADIMAH
Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha
penyayang.
Di era reformasi ini persatuan dan kesatuan adalah syarat mutlak
demi tercapainya masyarakat madani berdasarkan Pancasila dan Undang-
undang Dasar 1945. Mahasiswa sebagai kaum intelektual muda yang
merupakan salah satu potensi bangsa, perlu berintegrasi dengan masyarakat
dalam rangka mengamalkan Tri Darma Perguruan Tinggi demi keperluan
masyarakat, agama, bangsa dan negara.
Pembangunan daerah adalah salah satu pembangunan nasional
merupakan sasaran partisipasi mahasiswa, terutama dalam membentuk
kader-kader pembangunan yang bertaqwa kepada Allah SWT dan berjiwa
pancasila perlu adanya peningkatan kualitas dan intensifikasi dalam bidang
pendidikan.
Dengan rahmat Allah SWT dan penuh kesadaran serta tanggung jawab,
kami segenap Mahasiswa Serang, dengan anggaran dasar sebagai berikut :

BAB I
NAMA TEMPAT WAKTU DAN KEDUDUKAN
Pasal 1
NAMA
Organisasi ini bernama Himpunan Mahasiswa Serang disingkat HAMAS
Pasal 2
TEMPAT
Organisasi ini bertempat di Serang
Pasal 3
WAKTU
Organisasi ini berdiri di Serang pada tanggal 12 November 2001 untuk
jangka waktu yang tidak ditentukan
Pasal 4
KEDUDUKAN
Organisasi ini berkedudukan di ibu kota Provinsi Banten

13
BAB II
AZAS, BENTUK DAN SIFAT
Pasal 5
AZAS
Organisasi ini berazaskan Pancasila
Pasal 6
BENTUK
Organisasi ini berbentuk Kemahasiswaan Primordial
Pasal 7
SIFAT
Organisasi ini bersifat Independen

BAB III
VISI DAN MISI
Pasal 8
VISI
Organisasi ini bertujuan menciptakan kader-kader pembangunan yang
handal, bertaqwa kepada Allah SWT dan berguna bagi daerah Serang
Khususnya serta Indonesia pada Umumnya.
Pasal 9
MISI
1. Berusaha memelihara dan meningkatkan sikap mental religiusi para
anggota
2. Menyelenggarakan usaha-usaha untuk melaksanakan kepentingan dan
kesejahteraan anggota
3. Menjalin dan mempererat persaudaraan segenap Mahasiswa Serang
Khususnya dan Masyarakat serta Lembaga lain pada umumnya
4. Berperan serta dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia
(SDM) daerah Serang
5. Berpartisipasi aktif dalam pelaksanaan program-program pemerintahan
daerah Serang pada Khususnya dan Indonesia pada Umumnya

BAB IV
KEANGGOTAAN
Pasal 10
Anggota HAMAS adalah Mahasiswa dan atau yang mempunyai hubungan
emosional dengan serang, terdiri dari :
1. Anggota Muda

14
2. Anggota Biasa
3. Anggota Kehormatan
4. Alumni

BAB V
HAK DAN KEWAJIBAN
Pasal 11
1. Setiap anggota berhak mengeluarkan pendapat, usul dan saran.
2. Setiap anggota wajib mentaati dan melaksanakan Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga (AD/ART), serta peraturan-peraturan yang
ditetapkan oleh organisasi.

BAB VI
KEPENGURUSAN
Pasal 12
1. Pengurus Pusat
2. Pengurus Komisariat

BAB VII
DEWAN PENASEHAT
Pasal 13
Dewan Penasehat HAMAS (DPH) adalah wadah konsultasi Pengurus

BAB VIII
PERMUSYAWARATAN
Pasal 14
1. Kongres
2. Kongres Luar Biasa
3. Musyawarah Komisariat
4. Musyawarah Komisariat Luar Biasa
5. Rapat Pimpinan
6. Musyawarah Kerja
7. Rapat Departemen
8. Rapat Pleno
9. Rapat Pengurus
10. Rapat anggota

15
BAB IX
PERATURAN PENGURUS
Pasal 15
Pengurus dapat membuat peraturan-peraturan sepanjang tidak
bertentangan dengan AD/ART HAMAS

BAB X
PENGKADERAN
Pasal 16
Pengkaderan terdiri dari :
1. Pelatihan Kader (PEKA) I
2. Pelatihan Kader (PEKA) II
3. Pelatihan Kader (PEKA) III
Pasal 17
Hal-hal yang berkenaan dengan pengkaderan diatur dalam Pedoman
Organisasi Kader (POK)

BAB XI
PEMBUBARAN
Pasal 18
Organisasi ini hanya dapat dibubarkan atas persetujuan KONGRES

BAB XII
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR
Pasal 19
Anggaran Dasar hanya dapat dirubah melalui KONGRES

BAB XIII
LAMBANG
Pasal 20
Lambang Organisasi adalah lambang Himpunan Mahasiswa Serang yang
terdiri dari :
1. Menara Banten
2. Buku yang terbuka
3. Background warna biru tua dan biru muda

16
BAB XIV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 21
Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga.

17
ANGGARAN RUMAH TANGGA

18
ANGGARAN RUMAH TANGGA
HIMPUNAN MAHASISWA SERANG

Pasal 1
PENGKADERAN
1. Pelatihan Kader (PEKA) I yaitu Proses pengkaderan tingkat pertama
sebagai wahana penanaman nilai-nilai primordialisme dan keorganisasian
dalam memasuki organisasi
2. Pelatihan Kader (PEKA) II yaitu proses kaderisasi tingkat kedua yang
diikuti oleh anggota muda sebagai wahana penanaman nilai-nilai idiologi,
nilai perjuangan, primordialisme, dan keorganisasian serta sebagai syarat
untuk menjadi pengurus komisariat
3. Pelatihan Kader (PEKA) III yaitu proses pengkaderan yang diikuti oleh
anggota biasa baik yang sedang atau yang pernah menjabat pengurus
komisariat Sebagai wahana transpormasi nilai nilai kepemimpinan dan
kemandirian serta sebagai syarat untuk menjadi pengurus pusat.
Pasal 2
KEANGGOTAAN
Keanggotaan terdiri dari :
1. Anggota Muda yaitu Mahasiswa Serang yang telah mengikuti Pelatihan
Kader (PEKA) I
2. Anggota Biasa yaitu segenap anggota muda yang telah mengikuti
Pelatihan Kader (PEKA) II
3. Anggota Kehormatan adalah simpatisan yang telah memberikan
kontribusi atau prestasi terhadap HAMAS dan atau masyaraka
4. Alumni adalah orang yang telah tercantum sebagai anggota HAMAS dan
telah dinyatakan lulus dari perguruan tinggi selama dua tahun dan atau
berusia maksimal 35 tahun.
Hilangnya keanggotaan :
1. Berhenti atas permintaan sendiri
2. Diberhentikan
3. Meninggal dunia
Pasal 3
HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA
Hak :
1. Setiap anggota memiliki hak suara dan hak bicara
2. Setiap anggota mempunyai hak memilih dan dipilih
3. Setiap anggota kehormatan dan alumni hanya memiliki hak bicara

19
4. Setiap anggota berhak memperoleh perlakuan yang sama dari organisasi
Kewajiban:
Setiap anggota HAMAS wajib menjaga dan memelihara nama baik organisasi
Pasal 4
RANGKAP ANGGOTA DAN RANGKAP JABATAN
1. Dalam keadaan tertentu anggota HAMAS dapat merangkap menjadi
anggota organisasi lain atas persetujuan pengurus HAMAS
2. Ketua Umum, Wakil Ketua Umum dan Sekretaris Umum HAMAS dilarang
merangkap jabatan strategis di organisasi lain.
3. Ketua Umum, Wakil ketua Umum dan Sekertais Umum HAMAS dilarang
dalam keadaan berumah tangga
Pasal 5
STRUKTUR ORGANISASI
1. Pengurus Pusat HAMAS
Terdiri dari :
a. Ketua Umum
b. Wakil Ketua Umum
c. Sekretaris
d. Wakil Sekretaris Umum
e. Bendahara
f. Wakil Bendahara Umum
g. Departemen-departemen
a. Internal
b. Eksternal
c. PAO
d. Advokasi
e. Pemberdayaan Perempuan
2. Pengurus Komisariat
Terdiri dari:
a. Ketua Umum
b. Sekretaris Umum
c. Bendahara Umum
d. Departemen-departemen
a. Internal
b. Eksternal
c. PAO
d. Advokasi
e. Pemberdayaan Perempuan

20
Pasal 6
HAK DAN KEWAJIBAN PENGURUS
1. Pengurus berhak menggunakan wewenang sesuai dengan jabatannya
2. Pengurus berkewajiban memimpin dan bertanggungjawab kedalam dan
keluar Organisasi
Pasal 7
TATA CARA SKORSING ATAU PEMECATAN
1. Pengajuan
a. Pengajuan diajukan oleh setiap anggota HAMAS
b. Pengajuan dibuat secara tertulis
c. Pengajuan ditujukan kepada Ketua Umum
2. Tanggapan
a. Pengajuan diteruskan oleh Ketua Umum kepada komisi
b. Pengajuan dapat diteruskan, jika dipandang perlu oleh Ketua Umum
3. Pemanggilan
a. Pemanggilan dilakukan oleh komisi
b. Pemanggilan bertujuan untuk mencari kebenaran
4. Persidangan
a. Persidangan dilakukan jika dalam pemanggilan ditemukan bukti dari
pengaduan
5. Putusan
a. Putusan dilakukan oleh komisi diluar persidangan (rapat komisi)
b. Setiap anggota komisi mempunyai hak veto dalam memberi putusan
c. Sidang komisi dianggap sah jika dihadiri 2/3 komisi
d. Keputusan komisi bersifat final
e. Bentuk putusan terdiri dari :
- Teguran
- Pencabutan dari jabatan
- Pemecatan dari anggota
6. Komisi
a. Komisi terdiri dari : Ketua Umum, Wakil Ketua Umum, Sekertaris
Umum, Bendahara Umum dan Ketua Departemen
b. Komisi dipimpin oleh Ketua Umum
c. Komisi bersifat ad hock
7. Pembela adalah seseorang yang ditunjuk oleh yang diajukan sebagai
pendamping dan ditetapkan oleh komisi

21
Pasal 8
KETENTUAN SKORSING DAN PEMECATAN
1. Ketentuan Umum
a. Pengaju adalah seseorang yang menemukan masalah terhadap
anggota lain yang dianggap telah mencemarkan nama baik organisasi
b. Yang diajukan adalah seseorang yang dianggap telah mencemarkan
nama baik organisasi
c. Pembela adalah seseorang yang dipilih oleh yang diajukan.
d. Komisi adalah tempat pengambil keputusan yang bersifat final
2. Proses Penyelesaian
a. Pengajuan
b. Tanggapan
c. Pemanggilan
d. Persidangan
e. Putusan
Pasal 9
PERMUSYAWARATAN
1. Kongres
a. Kongres merupakan forum tertinggi yang diselenggarakan oleh PP
HAMAS.
b. Diadakan 2 (dua) tahun sekali dan diikuti oleh PP.HAMAS dan
Komisariat-komisariat.
2. Kongres Luar Biasa
a. Kongres luar biasa dapat diadakan karena ada penyimpangan dari
ketentuan poin 1b diatas.
b. Dalam keadaan luar biasa, Kongres luar biasa dapat diselengarakan
atas inisiatif Pengurus Pusat dan atau sekurang-kurangnya melebihi
separuh jumlah komisariat
3. Musyawarah Komisariat
a. Muskom merupakan forum tertinggi yang diselenggarakan oleh
Komisariat
b. Diadakan 1 (satu) tahun sekali yang diikuti oleh Pengurus Komisariat
dan anggota
4. Musyawarah Komisariat Luar Biasa
a. Muskom luar biasa dapat diadakan karena ada penyimpangan dari
ketentuan poin 3b diatas.
b. Dalam keadaan luar biasa, Muskom luar biasa dapat diselengarakan
atas inisiatif 2/3 (dua pertiga) jumlah pengurus.

22
5. Rapat Pimpinan
a. Rapat pimpinan diadakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam
setiap periode.
b. Rapat pimpinan bersifat ad hock
c. Rapat Pimpinan dihadiri oleh Ketum, Waketum, Sekretaris,
Bendahara, dan para ketua Departemen.
6. Musyawarah Kerja
a. Musyawarah Kerja diadakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam
setiap periode.
b. Pada tingkatan PP HAMAS Musyawarah Kerja diikuti oleh oleh PP
HAMAS
c. Pada tingkatan Komisariat Musyawarah Kerja diikuti oleh Pengurus
Komisariat.
7. Rapat Departemen
a. Rapat departemen diadakan sekurang-kurangnya (1) satu kali dalam
setiap periode.
b. Rapat Departemen bersifat ad hock
c. Rapat Departemen dilaksanakan oleh Ketua Departemen, Sekretaris
Departemen dan Anggota Departemen
8. Rapat Pleno
a. Rapat Pleno diadakan sekurang-kurangnya (1) satu kali dalam setiap
periode.
b. Rapat pleno diadakan guna evaluasi pencapaian program
c. Rapat pleno diikuti oleh seluruh pengurus
9. Rapat Pengurus
a. Rapat Pengurus diadakan sekurang-kurangnya (1) satu kali dalam
setiap periode
b. Rapat pengurus bersifat ad hock
c. Rapat PP HAMAS diikuti oleh seluruh PP HAMAS
d. Rapat Pengurus Komisariat HAMAS diikuti oleh seluruh Pengurus
Komisariat HAMAS.
10. Rapat Anggota
a. Rapat anggota diadakan sekurang-kurangnya (1) satu kali dalam
setiap periode.
b. Rapat Anggota PP HAMAS diikuti oleh seluruh anggota HAMAS
c. Rapat Anggota komisariat diikuti oleh seluruh anggota HAMAS
ditingkat Komisariat.

23
Pasal 10
PEMBENTUKAN KOMISARIAT
1. Komisariat dapat dibentuk sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) orang
2. Pembentukan Pengurus Komisariat dapat dianggap sah apabila disetujui
oleh PP HAMAS
Pasal 11
PERATURAN PERATURAN
1. PERATURAN PUSAT
a. Peraturan Pusat disingkat PERPUS
b. Peraturan Pusat dikeluarkan oleh PP HAMAS untuk kelanjutan
jalannya organisasi sepanjang tidak bertentangan dengan AD dan
ART
2. PERATURAN KOMISARIAT
a. Peraturan Komisariat disingkat PERKOM
b. Peraturan Komisariat dikeluarkan oleh Komisariat untuk kelanjutan
jalannya organisasi sepanjang tidak bertentangan dengan AD dan
ART
Pasal 12
Peraturan dikeluarkan oleh masing-masing pengurus untuk kelanjutan
jalannya organisasi sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan yang
lebih tinggi.
Pasal 13
ANGGARAN DASAR
1. Anggaran Dasar disingkat AD
2. Anggaran Dasar merupakan peraturan tertinggi dalam organisasi
Pasal 14
ANGGARAN RUMAH TANGGA
1. Anggaran Rumah Tangga disingkat ART
2. Anggaran Rumah Tangga merupakan penjabaran Anggaran Dasar
Pasal 15
KEUANGAN DAN PERBENDAHARAAN
1. Keuangan dan perbendaharaan organisasi diperoleh dari iuran anggota
2. Sumbangan-sumbangan yang sah, halal, dan tidak mengikat.
Pasal 16
LAMBANG
Makna Lambang
1. Kepala Menara Banten

24
a. Kepala Menara Banten adalah : merupakan lambang yang ada di
daerah Banten, pusat banten terletak di daerah Serang, lambang
tersebut merupakan kebanggaan bersama khususnya warga Serang
dan Warga Banten pada umumnya, serta mempunyai nilai sejarah,
kita hidup menengok ke belakang (sejarah) sebagai barometer
langkah ke depan.
b. Menara merupakan angka satu, yang diartikan satu tujuan, yaitu
bersatu menciptakan kader-kader pembangunan dan satu dalam
keyakinan terhadap Tuhan yang maha esa.
2. Buku Terbuka
a. Buku terbuka merupakan khas intelektual, yang artinya HAMAS
bergerak dengan konsep dan mempunyai wawasan global bertindak
lokal, serta berupaya berfikir semaksimal mungkin dalam
memperjuangkan hak-hak masyarakat
b. Dengan wawasan,pendidikan dan mempunyai moral mampu
memberikan kontrol sosial dan politik dan berperan aktif dalam
pemberdayaan masyarakat
3. Back Ground Warna Biru Muda dan Tulisan Biru tua adalah merupakan
generasi muda yang mempunyai semangat perjuangan
Pasal 17
PENUTUP
Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini akan diatur
oleh peraturan tersendiri

25
PENJELASAN PASAL 7
ANGGARAN RUMAH TANGGA HIMPUNAN MAHASISWA SERANG
TENTANG
TATA CARA SKORSING ATAU PEMECATAN
DAN PEMBELAAN DIRI

I. SKORSING ATAU PEMECATAN


1. Anggota dapat diskor atau dipecat
a. Bertindak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan yang telah
ditetapkan oleh PP HAMAS
b. Bertindak merugikan atau mencemarkan nama baik Organisasi
c. Anggota yang diskor atau dipecat, dapat melakukan pembelaan dalam
forum yang ditunjuk
2. Tata cara skorsing atau pemecatan
a. Tuntutan skorsing atau pemecatan dapat diajukan oleh PP HAMAS
dan Komisariat
b. Skorsing atau pemecatan dapat dilakukan oleh PP HAMAS
c. Skorsing atau pemecatan dapat dilakukan dengan satu peringatan
terlebih dahulu
d. Dalam hal-hal luar biasa, skorsing atau pemecatan dapat dilakukan
secara langsung terhadap anggota
e. PP HAMAS dapat melakukan skorsing atau pemecatan secara
langsung terhadap anggota
f. Skorsing atau pemecatan Pengurus, terlebih dahulu dilakukan
pencabutan jabatan sebagai pengurus oleh komisi
g. Skorsing atau pemecatan Pengurus, terlebih dahulu dilakukan
pencabutan jabatan sebagai pengurus oleh ketua umum
II. PEMBELAAN DIRI
1. Ketentuan Umum
a. Anggota yang dikenakan skorsing atau pemecatan diberikan
kesempatan membela diri dalam KONGRES/ KONGRESLUB
b. Apabila yang bersangkutan tidak menerima keputuusan KONGRES/
KONGRESLUB, maka dapat mengajukan atau meminta banding dalam
KONGRES/ KONGRESLUB sebagai pembelaan terakhir
2. Komisi Khusus Pembelaan Diri
a. Komisi khusus adalah komisi untuk pembelaan diri yang dibuat
berdasarkan pengaduan, penolakan atau ketidaksetujuan atas
skorsing atau pemecatan

26
b. Komisi ini merupakan hak bersangkutan dan bersifat intern organisasi
c. Komisi ini diselenggarakan oleh PP HAMAS di bantu Pengurus
Komisariat
d. Komisi ini diselenggarakan dalam komisi khusus.
3. Syarat Sahnya Komisi Khusus adalah
a. Berdasarkan permintaan atau pengaduan dari yang bersangkutan
ditujukan kepada PP HAMAS dengan tembusan kepada Pengurus
Komisariat yang bersangkutan
b. Surat permintaan atau pengaduan paling lambat diterima 2 (Dua)
minggu sebelum KONGRES/ KONGRESLUB
c. Dihadiri PP HAMAS dan Ketua Komisariat yang bersangkutan dan
anggota yang mengadu
d. Dipimpin oleh salah seorang Pimpinan Sidang KONGRES/
KONGRESLUB yang dibantu oleh seorang sekretaris
4. Tugas Pimpinan Komisi Khusus
a. Mengambil sumpah seluruh peserta atau saksi hidup, dengan
mengucapkan Demi Allah
b. Mendengarkan keterangan-keterangan dari semua unsur yang hadir
dalam komisi
c. Mengajukan saksi-saksi, fakta-fakta apabila diperlukan atau dipinta
oleh unsur-unsur yang hadir
d. Mengambil keputusan secara adil dan jujur tanpa dipengaruhi oleh
siapapun kecuali tunduk kepada AD/ART, Pedoman Organisasi dan
Peraturan lainnya serta rasa tanggung jawab kepada Allah S.W.T
5. Keputusan
Komisi khusus di sahkan oleh KONGRES/ KONGRESLUB dengan
persetujuan paling sedikit 2/3 dari jumlah peserta KONGRES/
KONGRESLUB.
Apabila keputusan komisi khusus KONGRES/ KONGRESLUB tidak tercapai
maka persoalan tersebut dapat dibawa ke KONGRES/ KONGRESLUB
melalui PP HAMAS untuk naik banding dengan disertai Rekomendasi
komisariat.
III. PENUTUP
Prosedur ini dilakukan penyelesaian secara musyawarah dengan berdasarkan
Ukhuwah islamiyah dalam menghasilkan keputusan dalam menjaga nama
baik organisai.

27
GBHO

28
GARIS-GARIS BESAR HALUAN ORGANISASI (GBHO)
HIMPUNAN MAHASISWA SERANG

C. Pendahuluan
7. Dasar Pemikiran
Berkat rahmat Allah SWT dan dengan didorong oleh keinginan luhur,
dengan landasan idealisme rasa memiliki, sikap kritis dan rasa
tanggung jawab, maka seluruh mahasiswa Serang tergabung dalam
organisasi HIMPUNAN MAHASISWA SERANG (HAMAS) yang didirikan
pada tanggal 12 November 2001.
HAMAS sebagai organisasi yang memiliki fungsi kontrol sosial, moral
force dan politik serta berperan aktif dalam pemberdayaan
masyarakat. Fungsi kontrol dilakukan untuk memantau prilaku dan
kinerja eksekutif, legislatif dan yudikatif serta melakukan analisis dan
masukan terhadap kebijakan yang dikeluarkan. Pemberdayaan
dilakukan untuk mencerahkan kehidupan bermasyarakat diberbagai
bidang kehidupan
8. Pengertian
a) GBHO adalah suatu haluan HAMAS dalam garis-garis besar haluan
organisasi sebagai inspirasi seluruh anggota yang diciptakan dalam
Kongres HAMAS.
b) GBHO sebagai bentuk implementasi dari AD-ART HAMAS yang
menyangkut keseluruhan aspek dinamika organisasi masa kini dan
masa mendatang, aplikasinya dilakukan secara utuh,
berkesinambungan dan sistematik.
c) Sebagai implementasi AD/ART, GBHO di fokuskan pada tujuan
HAMAS yang lebih realistis yaitu terbinanya insan akademis,
pencipta, pengabdi, yang tulus serta bertanggungjawab atas
terwujudnya masyarakat adil dan makmur.
d) GBHO Merupakan program umum HAMAS yang selanjutnya di
tuangkan dalam program jangka panjang dan jangka pendek.
e) Setiap dua tahun sekali GBHO ini di tinjau kembali dalan Jangka
Panjang dan jangka Pendek Kongres HAMAS.
9. Maksud dan Tujuan
GBHO dimaksudkan untuk memberikan dasar-dasar arah dan sasaran
serta langkah-langkah kongkrit organisasi dalam pencapaian tujuan
HAMAS secara terpadu bertahap dan berkesinambungan.

29
10. Landasan
GBHO berlandaskan pada AD-ART HAMAS
11. Medan kiprah dan pengabdian mahasiswa.
Medan kiprah adalah mahasiswa yang fungsinya sebagai semangat
juang intelektual kritis, dinamis, idealisme yang tinggi serta
kepeloporan. Potensi ini perlu di kembangkan hingga menjadi
generasi yang tangguh serta mempunyai kemampuan penguasaan
ilmu pengetahuan dan tekhnologi dalam kiprah pengabdiannya di
masyarakat.
12. Sistematika
GBHO ini di susun dengan ruang lingkup sebagai berikut :
a. Pendahuluan
b. Program jangka panjang
c. Program Jangka pendek (1 tahun)
d. Penutup

D. Program Jangka Panjang


3. Pengertian
Program jangka panjang pada dasarnya adalah program umum
HAMAS yang di susun dalam jangka waktu tertentu (2 tahun) guna
memberi arah bagi penyusunan program jangka pendek (Perperiode).
4. Arah dan Sasaran
Program jangka panjang ini di arahkan pada hal-hal sebagai berikut::
1. Program jangka panjang di laksanakan dalam rangka memelihara
melanjutkan dan mewujudkan cita-cita organisasi dan
melaksanakan kegiatan-kegiatan di bidang :
a. Peningkatan & Pengembangan pelaksanaan dalan sistem
pengkaderan
b. Peningkatan kualitas pengurus organisasi
c. Peningkatan pengembangan profesionalitas kader
d. Peningkatan dan pengembangan peran kritis HAMAS dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
e. Peningkatan peran dan partisipasi HAMAS dalam menegakan
nilai-nilai organisasi dan penegakan Hak Azasi Manusia
f. Peningkatan dan pengembangan Responsibilitas terhadap
dinamika Regional, Nasional dan Internasional.
2. Sasaran utama progran jangka panjang adalah terwujudnya
kehidupan berorganisasi yang berkualitas dan mandiri

30
3. dalan pelaksanaan program jangka panjang HAMAS harus
mengacu pada nilai-nilai ajaran Agama
4. Untuk mencapai tujuan program jangka panjang perlu di tetapkan
tahapan penjabaran yang dilakukan secara teratur dan konsisten,
meliputi
Tahap 1
Dititik beratkan pada pengaruh etika dan penguatan solidaritas
organisasi.
Tahap 2
Dititik beratkan pada inplementasi peningkatan dan sistem
pengkaderan serta konsolidasi dalam peningkatan profesionalitas
kader dan mendukung partisipasi sosial masyarakat yang utuh dan
terpadu.
Tahap 3
Dititik beratkan pada pemantapan dan penetapan semua bidang
dalam proses Aktualisasi organisasi

E. Program jangka Pendek (1 Tahun)


1. Tujuan
a) memelihara keserasian dan konsistensi pelaksanaan semua
program agar tetap merupakan bagian integral dalam program
jangka panjang
b) Pelaksanaan pedoman pengkaderan serta konsolidasi organisasi
dalam rangka meningkatkan profesionalitas kader dan
mendukung partisipasi masyarakat yang utuh dan terpadu.
2. Prioritas
a) Sesuai dengan arah kebijakan dan sasaran yang telah di gariskan
pada program jangka panjang maka prioritas untuk satu tahun
mendatang adalah konsolidasi untuk menetapkan sistim
pengkaderan, moderenisasi organisasi meningkatkan
profesionalitas kader dan dalam rangka mendukung partisipasi
sosial yang utuh dan terpadu dan kokohnya solidaritas organisasi.
b) Pengadaan bidang-bidang/departemen-deparetemen lainnya di
sesuaikan dengan kebutuhan organisasi.
3. Arah, Kebijakan dan sasaran
a) Pemantapan pelaksanaan dan sistim pengkaderan
1. Pengkaderan mempunyai posisi sentral dalam kehidupan
organisasi, seluruh kegiatan HAMAS pada hakikatnya adalah

31
dalam rangka pengkaderan. Oleh karena itu, maka seluruh
kegiatan bidang-bidang dalam organisasi dalam struktur
organisasi harus mendukung dan menciptakan situasi yang
kondusif bagi perkembangan kegiatan pengkaderan.
2. Pedoman pengkaderan berorientasi pada pola kurikulum dan
manajemen pengkaderan, perlu di sosialisasikan dan
dilakukan secara konsisten.
3. Pelaksanaan pengkaderan merupakan aspek yang sangat
penting dalam keseluruhan proses pengkaderan dalam
organisasi, oleh karena itu rekruitmen pengkaderan harus
dilakukan segara intensif dan selektif. Pembinaan kader
paska Pelatihan Kepemimpinan selain di orientasikan pada
peningkatan kemampuan kepemimpinan dan keorganisasian
juga harus di laksanakan pada peningkatan profesi analitas
kader
4. Untuk memenuhi tuntutan pelaksanaan-pelaksanaan
pengkaderan yang profesional maka perlu di rumuskan
pedoman-pedoman operasinal seperti : Perunjuk
pelaksanaan dan petunjuk tekhnis rekruitmen kader. Materi
dan media lainnya.
b) Pemantapan kualitas dan Peningkatan pemahaman seluruh
pengurus dan anggota HAMAS terhadap AD-ART, Pedoman dan
mekanisme organisasi, harus di kembangkan melalui up-grading
maupun kajian-kajian lainnya.
1. Untuk menjaga kinerja organisasi maka di perlukan standarisasi
baik menyangkut perekrutan pengurus, promosi, mutasi, dan
reshuffle.
2. Pengelolaan organisasi dapat di lakuakan secara professional
dengan adanya kualitas sumber daya manusia dan tersedianya
perangkat lunak serta perangkat keras organisasi
3. Pengembangan organisasi harus di dukung oleh adanya sistim
informasi dan komunikasi, untuk itu di butuhkan perpustakaan
organisasi, media komunikasi (Majalah & Buletin) dll.
Pendataan dan pemetaan potensi-potensi organisasi
4. Pengembangan organisasi harus di dukung oleh sistem
pendanaan yang mantap

32
5. Dalam rangka efesiensi dan efktifitas kerja-kerja organisasi
maka perlu di lakukan pelimpahan wewenang (Deasentralisasi)
kepada instansi di bawahnya.
c) Pemantapan profesinalitas kader
1. menyadari bahwa profesionalisme bukan semata-mata
sebagai kategori mentalitas maka upaya untuk
memantafkan profesionalitas kader maka harus di mulai
dengan pembangunan mentalitas, kultur organisasi dan para
kader, seperti : membiasakan diri untuk di siplin, dan
mentalitas harus tercermin dalam prilaku organisasi dan
kehidupan keseharian kader
2. dalam rangka mewujudkan kader-kader intelektual
profesinal, sebagai wujud kader masa depan hendaknya
HAMAS dapat melakukan usaha pembinaan yang mengarah
pada peningkatan kemampuan menterjemahkan ilmu
pengrtahuan kedalam perbuatan nyata sesuai dengan di
siplin ilmunya secara konsepsional dan sistematis untuk
mencapai prestasi kerja yang maximal.
3. Sebagai upaya untuk memberikan bekal kemampuan bagi
para kader dapat di lakukan Pelatihan-Pelatihan ke profesian
dan Pelatihan lainnya yang dapat meningkatkan
pengenbangan jiwa yang inofatif.
d) Pemantapan peran HAMAS dalam pembangunan
1. Agar keterlibatan HAMAS dalam pembangunan dapat
bejalan dengan efektif, maka perlu di rumuskan posisi dan
peranan HAMAS dalam pembangunan dengan
mempertimbangkan segala potensi yang di miliki
2. Sebagai upaya memberikan kemampuan yang lebih aktual
akan fungsinya peran aktif dan kreatif dalam upaya
peningkatan kesejahteraan rakyat, baik dalam bentuk
pemikiran konsepsional maupun melaui kerja-kerja nyata
3. Mensikapi persoalan aktual dalam dinamika kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, memerlukan
respon yang memadai maka HAMAS perlu memberikan
perhatian yang sungguh-sungguh terhadap persoalan
kebokbrokan dan persoalan yang menyangkut kepentingan
rakyat kecil

33
4. Ikut mendorong terlaksananya otonomi daerah yang adil
dan demokratis.

F. Penutup
Demikanlah GBHO HAMAS ini agar dapat di jadikan dasar dan pedoman
bagi penyelenggaraan Kegiatan- kegiatan HAMAS.
Keberhasilan program-program HAMAS harus di jiwai oleh keikhlasan,
Motifasi, dedikasi, dan loyalitas yang tinggi. Komitmen dan semangat
fungsionaris HAMAS dalam melaksanakan tanggung jawab organisasi
dengan dukungan anggota sepenuhnya.
Semoga Allah. SWT, selalu memberikan kekuatan untuk berpikir, dan
bertindak.

34
PEDOMAN PENGKADERAN

35
PEDOMAN PENGKADERAN
HIMPUNAN MAHASISWA SERANG

BAB I
POLA DASAR STRATEGI PENGKADERAN
HIMPUNAN MAHASISWA SERANG
M. PENDAHULUAN
Dalam rangka membentuk satu kesatuan gerakan, arah serta wawasan
pengkaderan Himpunan Mahasiswa Serang, diperlukan sebuah rumusan
dasar mengenai pokok-pokok arah pengkaderan dalam HAMAS, yang akan
menjadi pedoman pelaksanaan dan sekaligus landasan konseptual strategi
pengkaderan HAMAS.
Rumusan dasar yang dimaksud memuat petunjuk-petunjuk pokok dan
strategi berkenaan dengan sisitem pengakderan HAMAS mengenai latar
belakang, tujuan, arah, sasaran, kurikulum, metode, komponen serta
pengorganisasian pengkaderan di lingkungan HAMAS. Dari keseluruhan
rumusan tersebut dapat dipahami kerangka ideologis yang terbangun dalam
jati diri kader HAMAS serta profil kader yang diharapkannya, sebagai salah
satu organisasi kedaerahan dan bagian dari gerakan kemahasiswaan dalam
peranannya sebagai caracter kader pembangun, terutama mahasiswa. Pola
dasar strategi pengkaderan disususn sebagai upaya optimalisasi proses
pengkaderan HAMAS secara keseluruhan serta pedoman buku dalam
pelaksanaan pengkaderan HAMAS.

N. LATAR BELAKANG
HAMAS disebut sebagai organisasi primodial (kedaerahan). Berawal dari
sebuah komitmen serta awal gerakan perjuangan, seluruh mahasiswa yang
mayoritas berasal dari daerah Serang Propinsi Banten, sepakat untuk
mengaktualisasikan niat, bahwa pendidikan tinggi menyiapkan kader
pembangunan bangsa serta mau kembali ke kampung halamannya.
Guna mencapai cita-cita gerakan yang telah dirintis dan
dikembangkannya, HAMAS harus memiliki kekuatan pendukung, penggerak,
dan pelangsung gerakan, bahkan bila mungkin menyempurnakannya.
Kekuatan itu akan menjadi basis pendukung yang pada saatnya akan tampil
menjadi kekuatan inti gerakan. Dengan demikian HAMAS membutuhkan
kader-kader untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

36
Ada beberapa proses kaderisasi yang ditempuh HAMAS dalam rangka
mengusahakan lahirnya kader-kader yang diharapkan, yaitu Pertama,
melalui komisariat-komisariat di setiap perguruan tinggi yang sudah
terbentuk, Kedua, melaui pengurus pusat HAMAS yang berpusat di kota
Serang. Kedua jalur ini diharapkan bisa menjadi pemasok kader-kader yang
akan melestarikan khittah gerakannya.
HIMPUNAN MAHASISWA SERANG (HAMAS) merupakan bagian dari
organisasi kedaerahan dengan basis anggota yang relatif homogen:
Mahasiswa. Sebagai wahana kaderiasi, HAMAS diharapkan dapat
menghasilkan komunitas kader-kader yang memiliki kualitas intelektual,
kapasitas moral dan peranan sosial yang memadai.
Untuk mencapai kualifikasi pengkaderan, HAMAS dituntut untuk
menyelenggarakan program pengkaderan dengan strategi perencanaan yang
serius dan kerangka kerja yang jelas. Secara demikian, kurikulum dan metode
menjadi acuan utama guna pencapaian hasil yang optimal. Dengan demikian,
menjadi kewajiban Pengurus Pusat HAMAS pada Departemen PAO, untuk
menyusun konsep pengkaderan yang ideal, relevan dan actual. Sehingga dari
proses kaderisasi yang dikembangkan HAMAS dapat lahir kader-kader yang
memahami benar misi dan cita-cita HAMAS.

O. ARAH DAN TUJUAN PENGKADERAN


Sebagai salah satu bagian dari gerakan kader dalam perjuangan
pembangunan Serang orientasi pengkaderan HAMAS diarahkan pada
terbentuknya kader yang siap berkembang sesuai dengan spesifikasi profesi
yang ditekuninya, kritis, logis, trampil, dinamis, dan utuh. Kualitas kader yang
demikian ditransformasikan dalam tiga ruang lingkup yakni: keHAMASan,
kedaerahan, dan kebangsaan.
Secara substansial, arah pengkaderan HAMAS adalah penciptaan sumber
daya manusia yang memiliki kapasitas akademik yang memadai sesuai
dengan perkembangan dan kebutuhan zaman, yang berakhlak karimah
dengan proyeksi sikap individual yang mandiri, bertanggungjawab dan
memiliki komitmen perjuanagn dalam membangun Serang sesuai dengan
aturan perundangan yang berlaku.
Sebagai sebuah proses organisasional, pengkaderan HAMAS diarahkan
pada upaya transformasi ideologis dalam bentuk pelatihan, pembinaan, dan
pengembangan kader, baik kerangka idelogis maupun teknis manejerial.
Dalam tahapan yang lebih praktis, akumulasi proses pengkaderan diarahkan

37
dalam rangka transformasi dan regenerasi kepemimpinan HAMAS di setiap
level kepemimpinan.

P. SASARAN DAN TARGET PENGKADERAN


Sesuai dengan masing-masing komponen dan jenjang, sasaran
Pengkaderan HAMAS adalah mahasiswa, anggota, calon pimpinan, dan
pimpinan. Target pengkaderan diproyeksikan untuk terbentuknya sumber
daya kader structural dan fungsional yang professional. Target pengkaderan
utama adalah terinternalisasikannya nilai-nilai perjuangan, visi dan misi
HAMAS dan sekaligus terciptanya kader pimpinan yang memiliki kompentensi
dan wawasan yang sesuai dengan level/tingkatan kepemimpinan masing-
masing. Sementara target pengkaderan utama diproyeksikan pada
terbentuknya pengelola pengkaderan yang professional sebagai insan
pembangun daerah. Sedangkan target pengkaderan pendukung adalah
meningkatkan kualitas sumber daya kader menurut minat, bakat, profesi,
keterampilan, dan keahlian pada bidang tertentu.

Q. LANDASAN PENGKADERAN
1. Landasan Nilai/Etik
Adalah landasan yang mengatur secara normatif dan mendasar
seluruh pelaksanaan kegiatan pengkaderan HAMAS, yaitu Pancasila
yang secara oprasional dijabarkan dalam khittah perjuangan HAMAS.
Serta tetap mengedepankan nilai-nilai yang terkandung dalam Al-
Quran dan As Sunah, bagi yang beragama Islam.
2. Landasan Hukum :
a. Pancasila
b. UUD 1945
3. Landasan Formal Organisasi :
a. Keputusan Kongres HAMAS
b. Program Kerja Pengurus HAMAS pada Departemen PAO

R. KURIKULUM PENGKADERAN
Materi pengkaderan HAMAS dikembangkan dalam lima kelompok materi,
masing-masing :
1. Materi pokok Ideologi (KeHAMASan)
2. Materi Pokok Keorganisasian/Kepemimpinan
3. Materi Pokok Wawasan
4. Materi Pokok Terapan

38
5. Materi Pokok Suplemen
Dari kelima kelompok itu dikembangkan silabus untuk masing-masing
komponen dan jenjang yang dibangun dengan pendekatan muatan Nasional
dan mauatan lokal yang dikemas secara ideal dan dinamis.

S. PRINSIP METODE PENGKADERAN


Dalam rangka menciptakan proses pengkaderan seperti yang
diharapakan, ketetapan metode merupakan aspek yang tidak bisa diabaikan.
Meskipun tidak berdiri sendiri, metode turut menentukan proses.
Adapun Metode pengkaderan HAMAS dibangun dan dikembangkan atas dasar
prinsip-prinsip:
1. Internalisasi ideologi ( Ke HAMASan )
2. Orientasi visi dan misi
3. Pengembangan wawasan, minat, dan bakat
4. Aplikasi nilai/etik
5. Proses akhlak atau sikap dan tingkah laku.
Keberhasilan suatu motode yang dipakai dipengaruhi anatara lain factor
materi, nara sumber, media yang digunakan. Efektifitas suatu metode bukan
hanya tergantung pada metode itu sendiri, melainkan ditunjang dan
membutuhkan daya dukung factor lain.
Pada dasarnya metode pengkaderan bersifat fleksibel, tergantung situasi dan
kondisi setempat, sepanjang memenuhi standar mutu yang diharapkan.

T. KOMPONEN DAN JENJANG PENGKADERAN


Komponen dan jenjang Pengkaderan dalam pengkaderan HAMAS terbagi
sebagai berikut :
1. Komponen Pengkaderan Utama :
Yaitu komponen utama yang bersifat wajib dan merupakan komponen
pokok Pengkaderan HAMAS. yang berfungsi untuk mengenalkan dan
memasyarakatkan HAMAS sekaligus sebagai wahana rekrutmen
anggota serta sebagai persiapan untuk memasuki Pengkaderan
selajutnya, Komponen ini bersifat mengikat dan secara struktural
menjadi persyarat tertentu.
2. Komponen Pengkaderan Pendukung:
Yaitu komponen Pengkaderan yang dilaksanakan untuk meningkatkan
potensi kader sesuai dengan minat, bakat, keterampilan, keahlian,
dan kemampuan dalam rangka mendukung keberhasilan proses
kaderisasi. Komponen Pengkaderan pendukung dilaksankan secara

39
integral dengan pelaksanaan aktivitas dan program organisasi itu
sendiri.
a. Pengkaderan Pendukung Pokok :
Adalah Pengkaderan yang dilaksanakan secara sistematik yang
diatur, dikembangkan dan ditetapkan oleh masing-masing bidang
atau depertemen. Sebagai contoh : Pelatihan Jurnalistik, Pelatihan
Kewirausahaan, Pelatihan penelitian, dan penulisan karya ilmiah,
pendidikan wanita, Pelatihan Bela Diri dan lain-lain.
b. Pengkaderan Pendukung Tambahan :
Adalah semua bentuk dan proses kaderisasi yang tidak diatur
secara khusus (terbuka dan bebas). Sebagai contoh adalah
kelompok studi, forum kajian, dan lain-lain.

U. SIFAT PENGKADERAN HAMAS


Sifat Pengkaderan yang dilaksanakan HAMAS diproyeksikan masing-
masing dalam rangka:
1. Pengembangan Karir Kepemimpinan
2. Pengembangan Wawasan
3. Pengembangan Keterampilan
4. Pengembangan Profesi

V. PENGORGANISASIAN KEGIATAN
Dalam rangka optimalisasi proses Pengkaderan guna terciptanya Next
trainer dengan kualifikasi yang diharapkan, perlu didukung dengan system
manajemen Pengkaderan yang tepat. Sifat manajemen dimaksud dalam
rangka mengatur pelaksanaan jalinan antar program Pengkaderan,
sinkronisasi, legalitas Pengkaderan, dan pertanggungjawaban.

W. SISTEM EVALUASI DAN TINDAK LANJUT


Setiap komponen dan jenjang disertai evaluasi dan tindak lanjut. Evaluasi
Pengkaderan dilaksanakan dalam dua bidang :
1. Evaluasi program ;
Yaitu evaluasi yang dilaksanakan sebagai upaya instropeksi
pencapaian tujuan Pengkaderan, baik menyangkut tujuan
instruksional maupun target kurikuler. Guna memastikan ukuran
pencapaian, maka diperlukan instrumen standar mengenai aspek
yang diukur. Standarisasi instrumen-instrumen keberhasilan
Pengkaderan menjadi tanggung jawab program.

40
2. Evaluasi pelaksanaan :
Yaitu evaluasi yang dilaksankan sebagai upaya instropeksi
menyangkut manajemen perangkat keras, baik berupa fasilitas,
maupun sumber daya manusia yang terlibat dalam proses
Pengkaderan.
Tindak Lanjut Yaitu upaya yang dilakukan dalam rangka
meningkatkan kualitas Pengkaderan dan melsetarikan hubungan
silaturrahmi dengan eks trainer. Tindak lanjut bisa dilaksankan secara
variatif sesuai dengan kebutuhan, misalnya penugasan, penggarapan
program, transformasi kader dan lain-lain.

X. PENUTUP
Sebagai pedoman pokok, rumusan pedoman Pengkaderan ini hanya berisi
masalah bersifat garis besar yang akan menjadi pedoman umum secara
keseluruhan di intern HAMAS.
Dalam tingkat oprasional dan teknis, hendaknya mengantisipasi
problemantika dan kebutuhan intern kepengurusan. Dengan demikian system
Pengkaderan ini bisa diberlakukan secara dinamis.
Aspek-aspek lain yang berkembang akan ditetapkan kemudian.

BAB II
PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENGKADERAN
HIMPUNAN MAHASISWA SERANG
A. PENDAHULUAN
Setiap institusi Pengkaderan dalam melaksanakan proses
Pengkaderannya secara sistematis senantiasa berorientasi kepada kualitas
output yang ideal. Dalam rangka itu, maka berbagai konsep disiapkan guna
menunjang pencapaian hasil yang diharapakan. Sistem yang dirumuskan
secara konseptual tidak akan mencapai sasaran tanpa system
penyelenggaraan yang terencana, terarah, terorganisir, berdaya guna
(efisien) dan berhasil guna (efektif). Untuk itu, diperlukan sebuah rumusan
pedoman penyelenggaraan Pengkaderan HAMAS secara keseluruhan.
Rumusan pedoman penyelenggaraan Pengkaderan ini merupakan
seperangkat konsep aplikatif yang disiapkan sebagai guidance oprasional
Pengkaderan. Konsep-konsep ini kemudian diturunkan secara teknis dalam
masing-masing komponen dan jenjang yang oprasionalnya di lapangan
disesuaikan dengan situasi dan kondisi setempat.

41
Pedoman penyelenggaraan Pengkaderan HAMAS merupakan rumusan
menyangkut :
1. Tujuan Penyelenggaraan
2. Pengorgaisasian : Organisasi dan Tugas
3. Langkah Penyelenggaraan
4. Evaluasi
5. Saran, prasarana dan dana

B. TUJUAN PENYELENGGARAAN
Dalam rangka mencapai tujuan pada umumnya, maka perlu dipahami
tujuan penyelenggaraan Pengkaderan yang dilaksanakan di HIMPUNAN
MAHASISWA SERANG (HAMAS). Dengan memahami tujuan penyelenggaraan
pengkaderaan. Diharapakan setiap pimpinan penyelenggaraan pengkaderaan
dapat memahami, mempunyai pegangan, memiliki kemampuan dan
keterampilan memadai dalam berbagai lingkup dan tahapannya.
Pengkaderaan dapat memahami, memperoleh pegangan, memiliki
kemampuan dan keterampilan memadai dalam berbagai lingkup dan
tahapannya.
Perlu di pahami bahwa tujuan diselenggarakannya Pengkaderan di
lingkungan HAMAS adalah sebagai berikut :
1. Terlaksananya Pengkaderan secara terorgaisir, terencana,
terprogram, berkesinambungan, efektif, dan efisien.
2. Pengkaderan yang dilaksanakan dapat dinilai tingkat keberhasilannya.
3. Pengkaderan dapat didukung fasilitas sarana dan prasarana yang
memadai
4. Komponen dan jenjang Pengkaderan yang dilaksanakan dapat
mencapai tujuan khusus masing-masing.

C. PENGORGANISASIAN
Pengorgaisasian Pengkaderan HIMPUNAN MAHASISWA SERANG
(HAMAS) tersusun hierarkis sebagai berikut :
1. Penanggungjawab
Yaitu pengurus HAMAS yang bertanggungjawab langsung secara
keseluruhan terhadap penyelenggaraan Pengkaderan.
Penanggungjawab program diserahkan kepada Ketua Pelaksana
sesuai dengan jenis, komponen dan jenjangnya.
2. Tim Instruktur

42
Yaitu tim yang bertugas memadu dan memegang kendali orientasi,
materi dan kualitas acara Pengkaderan sebagai proses melahirkan
Next trineryang ideal. Tim instruktur adalah kelompok instruktur yang
dari segi keinstrukturan dan Pengkaderan memenuhi persyaratan
sebagai pengelola dengan tugas khsus disamping tugas umum.
Tim Instruktur terdiri dari :
a. Koordinator
Yaitu seseorang yang mendapat tugas memimpin dan secara
umum bertanggungjawab atas pelaksanaan keinstrukturan
b. Sekretaris
Yaitu seseorang yang mendapat tugas membantu ketua dan
mengkoordinir anggota-anggota yang menjalankan tugas
keinstrukturan.
c. Anggota tim instruktur
Yaitu sekelompok orang yang secara bersama-sama menjalankan
tugas keinstrukturan dan masing-masing bertanggungjawab
terhadap aspek-aspek tertentu dari materi Pengkaderan, hal mana
menurut spesifiknya tersebut ia mengarahkan kepada tujuan yang
diharapkan.
3. Narasumber (Pemateri/Pembicara)
Narasumber dalam kegiatan Pengkaderan HAMAS adalah para ahli
yang kompeten dalam bidang-bidang yang disajikan dalam proses
Pengkaderan.
Diharapkan nara sumber yang dilibatkan dalam Pengkaderan HAMAS
adalah mereka yang memiliki komitmen perjuangan dalam
membangun daerah, menguasai materi, bisa dijadikan contoh,
berpengalaman dan sesuai dengan kepentingan Pengkaderan.
4. Panitia Pelaksana
Panitia pelaksana dalam Pengkaderan HAMAS adalah tim petugas
bersifat teknis yang bertugas menjadi penanggung jawab
pelaksanaan sesuai kepentingan teknis.

D. PENYELENGGARAAN
Yang dimaksud penyelenggaraan Pengkaderan adalah menyangkut
perencanaan, pelaksanaan dan tindak lanjut. Perencanaan berupa
serangkaian proses pra pelaksanaan Pengkaderan dan merupakan tahap
persiapan. Dalam setiap level kepemimpinan HAMAS, perkaderaan harus
direncanakan secara menyeluruh baik jangka pendek maupun jangka

43
panjang. Pelaksanaan adalah merupakan tahap pokok proses Pengkaderan,
penerapan kurikulum, yang tercermin dijadwal acara. Dalam tahap ini, tim
instruktur bertugas menyusun dan melaksanakan rangkaian acara berupa :
1. Pembukaan
2. Pelaksanaan kurikulum
3. Pengenalan awal
4. Pengarahan umum dan dialog
5. Penerapan kurikulum, pengelolaan kelas, pengembangan peserta
6. Pelaksanaan tugas dan wewenang instruktur
7. Pengembangan kegiatan, keaktifan dan partisipasi peserta
8. Evaluasi akhir
9. Penutupan
Tindak Lanjut (follow up) adalah serangkaian kegiatan yang dilaksanakan
sebagai tindakan pasca Pengkaderan dalam menciptakan kondisi yang
mengikat peserta dan mendukung optimalisasi tujuan Pengkaderan.
Tindak lanjut penyelnggaraan Pengkaderan dapat berupa :
2. Laporan penyelenggaraan secara menyeluruh
3. Pelulusan peserta dan penyerahaan sertifikat
4. Pemantapan eks-trainer : aktivitas dan prsetasi
5. Pendekatan eks-trainer dan potensinya
6. Penugasan
7. Pengembangan kegiatan

E. EVALUASI
Guna mengukur tingkat keberhasilan acara, sesuai pelaksanaan
Pengkaderan harus diikuti dengan evaluasi dalam rangka melakukan
introspeoksi atas acara tersebut.
Katagori evaluasi penyelenggaraan menyangkut 2 hal :
1. Penyajian materi:
Yaitu evaluasi yang menyangkut teknis penyampaian materi, suasana
belajar.
2. Pengelolaan :
Yaitu evaluasi yang menyangkut aktivitas peran setiap bagian yang
terlibat dalam proses pelaksanaan Pengkaderan. Guna mengukur
tingkat akurasi evaluasi hendaknya ditetapkan diktum-diktum pointers
instrumen evaluasi.

44
F. SARANA PRASARANA DAN DANA
Dalam oprsionalisasinya, kegiatan Pengkaderan tidak bisa dilepaskan dari
faktor pendukung berupa sarana, prasarana dan dana. Kelengkapan tersebut
sangat penting dan turut menentukan kualitas proses dan hasil sebuah
Pengkaderan. Oleh karena itu setiap kegiatan pengkaderan, hendaknya
memperhatikan betul-betul aspek-aspek sarana, prasarana dan dana ini.
Pada prinsipnya, sarana, prasarana dan dana yang digunakan dalam
kegiatan Pengkaderan harus memperhatikan asas hemat, manfaat dan tidak
berlebihan (mubazir). Sarana penyelengaraan Pengkaderan anatara lain
berupa: adminisrtasi, alat kegitan belajar mengajar, alat transformasi,
konsumsi dan lain-lain.
Prasrananya anatara lain berupa gedung, ruangan untuk belajar, ibadah,
tidur, makan, mandi/WC, olah raga, evaluasi, sidang, kantor/sekretariat dan
lain-lain. Dana penyelenggaraan Pengkaderan diharapkan berasal dari dana
mandiri, kerjasama, bantuan dari donatur HAMAS, pemerintah, serta pihak
lain yang halall dan tidak mengikat.

G. PENUTUP
Demikian pedoman penyelenggaraan Pengkaderan Himpunan Mahasiswa
Serang sebagai panduan dalam melaksanakan kegiatan Pengkaderan.
Diharapkan dengan pedoman ini pelaksanan Pengkaderan bisa dilakukan
secara terpadu, terarah, efektif dan efesien. Demi keberhasilan
penyelenggaraan pedoman ini dapat dijadikan sebagai acuan. Namun
demikian, faktor manusia sebagai subjek pelaku sangat menentukan
keberhasilan, kedisiplinan dan keaktifan penyelenggaraan dan
pengelolaannya. Antara keduanya harus terjadi sinkronisasi yang serasi.

BAB III
KOMPONEN DAN PENGKADERAN
HIMPUNAN MAHASISWA SERANG
A. PENGERTIAN
Komponen Pengkaderan di HAMAS adalah seperangkat kelembagaan
pengkaderaan yang menjadi cirri khas dan terprogram, utama maupun
pendukung. Sedangkan jenjang Pengkaderan adalah stratifikasi (tahapan)
Pengkaderan menurut tingkat kualifikasi peserta dan level kepemimpinan
penyelnggara.

45
B. KOMPONEN DAN PENGKADERAN UTAMA
1. Pelatihan Kepemimpinan ( PLK )
a. Umum
1) Pengertian
Pelatihan Kepemimpinan adalah bagian utama system
Pengkaderan HAMAS yang diselenggarakan dalam kesatuan
waktu tertentu dan berjenjang.
Pelatihan Kepemimpinan merupakan istilah yang
pengertiannya sudah umum, dimana peserta mengikuti
Pelatihan sebelum menjadi dan atau pengurus. Kepemimpinan
ini, didalamnya mencakup segala yang berhubungan
keorganisasian, baik intern HAMAS ataupun sesuai dengan
kebutuhan dalam berorganisasi.
2) Tujuan
Pengkaderan Pelatihan Kepemimpinan ditujukan dalam rangka
membentuk karakter dan meningkatkan mutu kader, sehingga
tercapai kualifikasi profil kader perjuangan dengan wawasan
tertentu.
3) Peserta
Persayaratan peserta :
Memenuhi ketentuan yang telah ditetapkan oleh
penyelenggara.
Karakteristik umum peserta :
a) Mahasiswa yang mendaftarkan diri untuk menjadi anggota
HAMAS
b) Sudah terdaftar menjadi anggota HAMAS
c) Sudah mengenal HAMAS
Jumlah peserta Pelatihan Kepemimpinan, hendaknya dibatasi
sedemikian rupa agar tidak terlalu banyak. Rasio peserta
dengan instruktur diharapkan 1 : 5
4) Penangung jawab
Pelatihan Kepemimpinan dilaksankan di bawah tanggung
jawab ketua Umum pada masing-masing kepengurusan
HAMAS
i. Pelaksana
Panitia pelaksana Pelatihan Kepemimpinan adalah panitia
yang dibentuk oleh pengurus HAMAS
ii. Instruktur

46
Instruktur Pelatihan Kepemimpinan yang ditetapkan oleh
Pengurus HAMAS
a. 1 (satu) orang koordinator
b. 1 (satu) orang sekretaris
c. 8 (delapan) orang anggota
Persyaratan untuk dapat menjadi instruktur adalah minimal
telah lulus Pelatihan jenjang kedua atau Pelatihan Kader
(PEKA) II.
5) Tujuan
Membentuk karakter dan kepribadian serta mutu anggota
hingga mencapai kualifikasi kader HAMAS yang mempunyai
wawasan tingkat kepengurusan dan internalisasi
pembangunan Serang khususnya dan umumnya propinsi
Banten serta meletakan dasar pemahaman intelektualitas.
6) Target
a. Internalisasi nilai-nilai ideologis
b. Menumbuhkan wacana intelektual
c. Terbentuknya kader yang siap menjadi pimpinan di tingkat
kepengurusan
7) urikulum
Lihat pada table kurikuum dan silabus
8) Sifat
Pelatihan Kepemimpinan (PLK) dilaksanakan pendekatan
persuasive edukatif
9) Metode
a. Ceramah
b. Diskusi
c. Paraktek
d. Penugasan
10) Waktu
Pelatihan Kepemimpinan diselenggarakan dalam satuan waktu
yang ditentukan oleh panitia penyelenggara.
a. Materi Wajib disampaikan minimal 1,5 jam permateri
b. Materi suplemen dan muatan local
c. Paket
d. Istirahat
11) Evaluasi
1. Aspek yang dinilai :

47
a. Pengamatan saat berlangsungnya kegiatan,
menyangkut:
1. Keritisan atau militan dalam mengikuti setiap
materi
2. Partisipasi kehadiran
3. Sikap
b. Penilaian aktifitas, menyangkut :
1. Tingkat keseriusan
2. Daya tangkap dan daya tanggap
3. Keterampilan
4. Penentuan kelulusan ditentukan oleh Tim
Instruktur bersama Ketua kepengurusan sebagai
penanggung jawab Pengkaderan.
2. Evaluasi Pelaksanaan :
Yaitu evaluasi yang dilakukan oleh ketua panitia
penyelenggara yang menyangkut pelaksanaan
keseluruhaan kegiatan Pengkaderan yang dilakukan.
Penilaian diarahkan kepada aspek esensi dan teknis
operasional.

C. KOMPONEN DAN PENGKADERAN PENDUKUNG


1. Pelatihan Instruktur (PI)
a. Umum
1) Pengertian
Pelatihan Instruktur adalah Pengkaderan khusus yang menjadi
fasilitas didik diri resmi dan disusun secara berjenjang sebagai
upaya untuk meningkatkan kualifikasi kader secara bertahap
agar memperoleh kompetensi dalam mengolah Pengkaderan.
2) Dasar Pemikiran
HAMAS sebagai organisasi kader memerlukan kader-kader
yang mempunyai kualifikasi tertentu untuk mengelola setiap
Pengkaderan yang dilaksanakan oleh setiap kepengurusan
sesuai dengan jenjang kompentensinya.
3) Tujuan
a. Terciptanya tenaga-tenaga instruktur yang memiliki
kelayakan untuk mengelola Pengkaderan di masing-
masing level kepemimpinan sesuai dengan jenjang
kompetensinya.

48
b. Terciptanya tenaga-tenaga instruktur yang mempunyai
kualifikasi dan kompetensi menjadi pemandu pada proses
pengkaderan di tingkat kepengurusan.
4) Peserta
Adalah anggota dan pengurus HAMAS yang telah memenuhi
syarat.
5) Penanggung jawab
Penanggungjawab program adalah ketua pada masing-
masing tingkat kepengurusan HAMAS
6) Pelaksana
Pelaksana program adalah panitia yang dibentuk oleh masing-
masing tingkat kepengurusan HAMAS.
7) Instruktur
Instruktur adalah tim instruktur yang ditetapkan oleh masing-
masing tingkat kepengurusan HAMAS dan terdiri dari
sekurang-kurangnya :
a. 1 (satu) orang Ketua
b. 1 (satu) orang sekretaris
c. 5 (lima) orang anggota instruktur
Persyaratan untuk dapat menjadi instruktur PI adalah
minimal telah lulus Pelatihan Instrktur
8) Kurikulum
Kurikulum dan silabus ditentukan secara sendiri.
9) Metode
a. Ceramah
b. Diskusi
c. Simulasi
d. Workshop
e. Penugasan
f. Observasi
g. Studi kasus
h. Dinamika kelompok
i. Roll Playing
10) Waktu
diselenggarakan dalam satuan waktu yang ditetapkan sesuai
kebutuhan
11) Evaluasi
1) Evaluasi peserta :

49
a. Aspek yang dinilai meliputi aspek apektif, kognitif, dan
psikomotorik :
1. Pre test dan post test
2. Pengamatan saat berlangsungnya kegiatan,
menyangkut :
a. Tertib Ibadah
b. Partisipasi kehadiran
c. Sikap (akhlaq al karimah)
3. Penilaian aktifitas, menyangkut :
a. Tingkat keseriusan
b. Daya tangkap dan daya tanggap
c. Keterampilan
d. Kepemimpinan
e. Kemandirian
b. Penentuan kelulusan ditentukan oleh Tim Instruktur
bersama ketua kepengurusan sebagai penanggung
jawab Pengkaderan.
2) Evaluasi Pelaksanaan
Yaitu evaluasi yang dilakukan oleh pimpinan
penyelenggara yang menyangkut pelaksanaan
Pengkaderan yang dilakukan. Penilaian diarahkan pada
aspek esensi dan teknis oprasional.

50
POK

51
PEDOMAN ORGANISASI KADER (POK)
HIMPUNAN MAHASISWA SERANG

Demi mempertahankan kelangsungan organisasi, maka perlu diadakan


pengkaderan yang terarah dan sistimatis. untuk itu Himpunan Mahasiswa
Serang (HAMAS) membuat Pedoman Organisasi Kader (POK) sebagai
pedoman penyelenggaraan dan pelaksanaan kegiatan Kaderisasi Himpunan
Mahasiswa Serang.
Tujuan pedoman organisasi kader (POK) Himpunan Mahasiswa
Serang (HAMAS) :
1. Membentuk kader yang siap berkembang
2. Membentuk system kaderisasi yang efektif dan dinamis sebagai
perwujudan insan akademis
3. Menciptakan Pola kaderisasi yang terencana dan terarah.
4. Menciptaka Sumber Daya Manusia yang mempunyai kapasitas yang
memadai sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan zaman.
Jenjang pedoman organisasi kader (POK) Himpunan Mahasiswa
Serang (HAMAS) :
1. Pelatihan Kader (PEKA) I
2. Pelatihan Kader (PEKA) II
3. Pelatihan Kader (PEKA) III
Penyelenggaraan pedoman organisasi kader (POK) Himpunan
Mahasiswa Serang (HAMAS) :
1. Pelatihan Kader (PEKA) I
Pelatihan Kader (PEKA) I yaitu Proses pengenalan kepada calon anggota
Muda tingkat pertama sebagai wahana penanaman primordialisme dan
keorganisasian dalam memasuki organisasi
Tujuan :
a. Mentransformasikan nilai-nilai perjuangan HAMAS
b. Memahami Ke-Hamasan
c. Memahami Primordialisme
Kurikulum :
Ke HAMASAN : Sejarah HAMAS, Keorganisasian HAMAS,
HAMAS dan Pluralitas Kultural, NPH
(Nilai Primordial HAMAS)
Keserangan : Memahami Serang
Keorganisasian : POK, tekhnik persidangan.
Metode : Ceramah, diskusi, simulasi dan penugasan

52
Penyelenggara : Pengurus Komisariat
Instruktur : Pengurus Pusat
2. Pelatihan Kader (PEKA) II
Pelatihan Kader (PEKA) II yaitu proses kaderisasi tingkat kedua yang diikuti
oleh anggota muda sebagai wahana penanaman nilai-nilai idiologi, nilai
perjuangan, primordialisme, dan keorganisasian sebagai syarat untuk
menjadi pengurus komisariat. Dilakukan minimal 3 bulan setelah mengikuti
Pelatihan Kader (PEKA) I.
Tujuan :
Memberikan penguasaan Manajemen Organisasi dan Administrasi.
Kurikulum :
Manajemen : Manajemen organisasi, manajemen kepemimpinan,
Analisis SWOT, ANSOS, konsepsi kebijakan
partisipatoris, manajemen aksi, advokasi dan
investigasi, ideology dan stratak.
Administrasi : Konstitusi HAMAS, tekhnik Surat-menyurat.
Metode : Ceramah, diskusi, simulasii, penugasan dan peraktek
Waktu : Sekurang- kuranya 3 bulan setelah PEKA I
dilaksanakan.
Penyelenggara : Pengurus Komisariat
Instruktur : Pengurus Pusat dan Undangan.
3. Pelatihan Kader (PEKA) III
Pelatihan Kader (PEKA) III yaitu proses pengkaderan yang diikuti oleh
anggota biasa baik yang sedang atau yang pernah menjabat pengurus
komisariat Sebagai wahana transpormasi nilai nilai kepemimpinan dan
kemandirian sebagai syarat untuk menjadi pengurus pusat.
Tujuan :
b. Membentuk para calon pemimpin yang siap pakai disegala bidang
c. Membentuk kader instruktur
d. Memberikan ruang pengukuhan antara teori dan peraktek dalam
kepemimpnan
Kurikulum :
Kepemimpian : Tipe-tipe pemimpin, kepercayaan, harga diri,
kerjasama, kerja kelompok, keyakinan, komunikasi,
citra diri, karakter, outbound, dan manajemen
training.
Metode : Ceramah, diskusi, simulasi dan penugasan serta
praktek

53
Penyelenggara : Pengurus Pusat HAMAS
Instruktur : Pengurus Pusat dan Undangan

54
POA

55
PERATURAN ORGANISASI DAN ADMINISTRASI
HIMPUNAN MAHASISWA SERANG

BismilIahirrahmanirrahim
PENDAHULUAN
Tujuan suatu organisasi hanya dapat diwujudkan dengan usaha-usaha
yang teratur, berencana. Salah satu perangkat yang dapat digunakan untuk
menciptakan penyelenggaraan usaha-usaha yang demikian itu adalah
Peraturan Organisasi yang mendukung ke arah tujuan tersebut.
Dengan demikian maksud disusunnya Peraturan Organisasi adalah
untuk memberikan kerangka struktural mengenai kedudukan dan setiap
aparat personalia pengurus, wewenang berikut tanggung jawab, bidang
pekerjaan dan tugas-tugasnya, sehingga setiap pekerjaan yang
diselenggarakan dapat berjalan dengan efisien, efektif, bebas dan duplikasi,
overlapping dan perbenturan.
Pengurus HAMAS mempunyai tanggungjawab yang besar untuk
menjalankan usaha-usaha pencapaian tujuan organisasi. Untuk dapat
menjalankn tanggungjawab itu secara efisien dan efektif, maka pengurus
HAMAS memerlukan Peraturan Organisasi.
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan itu, disusunlah Peraturan
Organisasi HAMAS sebagai berikut:

BAB I
PENGURUS PUSAT
Pasal 1
Singkatan, Kedudukan dan Daerah Kerja
1. Pengurus Pusat Himpunan Mahasiswa Serang disingkat PP HAMAS,
selanjutnya cukup disebut PP.
2. Berkedudukan di Ibukota Propinsi Banten.
3. Daerah Kerja PP meliputi seluruh wilayah Banten dan Indonesia.
Pasal 2
Susunan Pengurus
1. Susunan PP terdiri dari: Dewan Pembina/ penasehat, Ketua Umum, Wakil
Ketua Umum, Sekretaris Umum, Wakil Sekretaris Umum, Bendahara
Umum dan Wakil Bendahara Umum, Departemen-Departemen dan
Lembaga-Lembaga yang sesuai dengan kebutuhan.
2. Dewan Pembina/ penasehat terdiri dari Alumni dan orang-orang yang
dianggap mampu dan berjasa pada HAMAS (AD pasal 13) dan atau

56
ditentukan menurut kebijaksanaan PP sepanjang tidak bertentangan
dengan AD-ART.
3. Ketua Umum dan Wakil Ketua Umum sebagai Mandataris Kongres, dipilih
oleh Kongres.
4. Sekertaris Umum pengurus PP dipilih dan diangkat oleh Ketua Umum
terpilih dan anggota team formatur kongres.
5. Pengurus Lengkap PP diangkat oleh Ketua Umum dan wakil ketua umum
melalui musyawarah.
6. Ketua umum dan Wakil Ketua Umum terpilih di sahkan oleh Kongres.
Pasal 3
Tugas, Hak dan Kewajiban
1. Melaksanakan amanat Kongres.
2. Memimpin dan mengkoordinir Koordinator wilayah yang terbentuk dan
komisariat-komisariat HAMAS seluruh Banten.
3. Memberikan Surat Keputusan (SK) tentang pengesahan pembentukan SK
pengesahan kepengurusan komisariat setelah mempelajari komposisi
kepengurusan lengkap seperlunya.
4. Menghadiri setiap undangan Komisariat yang dianggap penting.
5. Membekukan dan mencabut SK Komisariat yang tidak mematuhi AD/ART
serta peraturan-peraturan yang berlaku di organisasi, setelah melakukan
pendekatan dan atas pertimbangan pengurus Pusat.
6. Bertangggung jawab terhadap dan atas nama organisasi baik di dalam
maupun keluar secara regional dan Nasional kepada Kongres.

BAB II
TATA KERJA PENGURUS PP-HAMAS
PasaI 4
Ketua Umum
1. Status dan Kedudukan
a. Mandataris Kongres HAMAS.
b. Penanggung jawab kepengurusan.
c. Pemegang kebijakan umum.
d. Penanggung jawab penuh kegiatan
2. Hak dan Wewenang
a. Menentukan kebijakan organisasi yang bersifat umum dengan tetap
mengindahkan ketentuan yang berlaku.
b. Pemegang kebijakan tertinggi PP

57
c. Meminta pertanggung jawaban terhadap segala tindakan dan
kebijakan pengurus pusat yang dilakukan atas nama organisasi.
d. Mengatasnamakan organisasi dalam segaIa kegiatan PP baik kedalam
maupun keluar.
e. Memberhentikan, mengangkat dan mengganti personil kepengurusan
PP yang dianggap tidak menjalankan tugas organisasi sebagaimana
mestinya. melalui rapat
f. Menandatangani surat-surat yang bersifat umum, baik kedalam
maupun keluar atas nama organisasi.
3. Tugas dan Kewajiban
a. Memegang kepemimpinan PP secara umum.
b. Penanggungjawab penuh pelaksanaan program
c. Mengamati dan mengendalikan pelaksanaan tugas.
d. Mengevaluasi secara umum program PP dan kegiatan-kegiatan
(tahunan) yang telah dan/atau hendak dilaksanakan selama kurun
waktu 2 tahun.
4. Tanggung Jawab
a. Bertanggungjawab terhadap kelancaran dan keberadaan organisasi di
internal PP dan Eksternal secara Nasional.
b. Bertanggung jawab terhadap segala tindakan dan kebijakan
organisasi secara umum kepada kongres.
Pasal 5
Wakil Ketua Umum
1. Status dan Kedudukan
a. Mandataris kongres HAMAS
b. Pemegang kebijakan khusus di internal PP.
2. Hak dan Wewenang
a. Merumuskan dan menentukan kebijakan organisasi, yang sesuai
dengan program yang dibawah koordinasi.
b. Menggantikan atau mewakili ketua umum jika berhalangan.
c. Bersama-sama pengurus Iainnya membantu ketua umum dalam
memberhentikan, mengangkat dan mengganti personalia pengurus
yang dianggap tidak dapat menjalankan tugas organisasi sebagamana
mestinya.
d. Menandatangani surat-surat yang sesuai dengan program
koordinasinya, jika ketua umum berhalangan.
3. Tugas, Kewajiban dan Tanggung Jawab
a. Membantu ketua umum dalam menjalankan tugas-tugas organisasi.

58
b. Mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan program
koordinasinya.
c. Mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan program-program PP
yang berada dibawah koordinasinya.
d. Mengevaluasi program-program (tahunan) yang telah dan/ atau
hendak dilaksanakan selama kurun waktu 2 tahun.
e. Bertanggung jawab terhadap segala tindakan dan kebijakan
organisasi secara umum kepada kongres.
Pasal 6
Sekretaris Umum
1. Status dan Kedudukan
a. Pengurus Pusat HAMAS.
b. Pemegang kebijakan umum administrasi PP
2. Hak dan Wewenang
a. Menyusun dan menentukan kebijakan umum (Internal
kesekretariatan) tentang administrasi.
b. Merumuskan garis-garis besar kebjakan organisasi secara umum
bersama ketua umum dan Wakil Ketua Umum.
c. Bersama-sama pengurus Iainnya membantu ketua umum dalam
memberhentikan, mengangkat dan mengganti personalia pimpinan
yang dianggap tidak dapat menjalankan tugas organisasi
sebagaimana mestinya.
d. Menandatangani surat-surat yang bersifat umum, baik ke dalam dan
ke luar atas nama organisasi.
e. Mendampingi ketua umum dan wakil ketua umum dalam menjalankan
kebijakan organisasi serta mewakIinya jika berhalangan.
3. Tugas, Kewajiban dan Tanggung Jawab
a. Mendampingi dan bekerjasama dengan ketua umum dan wakil ketua
umum dalam melaksanakan tugas-tugas organisasi.
b. Mengkoordinasikan dan menertibkan sistem administrasi organisasi
(kesekretariatan secara umum).
c. Melaksanakan tugas-tugas kesekretariatan umum HAMAS
d. Bersama ketua umum dan wakil ketua umum mengevaluasi semua
kegiatan (tahunan) yang telah dan/atau hendak dilaksanakan selama
kurun waktu 2 tahun.
e. Dalam menjalankan tugasnya, bertanggung jawab kepada ketua
umum.

59
Pasal 7
Wakil Sekretaris Umum
1. Status dan Kedudukan
a. Pengurus Pusat HAMAS.
b. Pemegang kebijakan khusus administrasi PP, sesuai dengan status
dan kedudukan.
2. Hak dan Wewenang
a. Menyusun dan menentukan kebijakan administrasi sesuai tugas yang
sudah terbagi dari Internal kesekretariatan (Job Description).
b. Menyusun dan menentukan kebijakan administrasi bersama sekertaris
umum.
c. Menggantikan atau mewakili sekretaris umum jika berhalangan sesuai
dengan program yang dibawah koordinasinya.
d. Bersama-sama pengurus Iainnya membantu ketua umum dalam
memberhentikan, mengangkat dan mengganti personalia
kepengurusan yang dianggap tidak dapat menjalankan tugas
organisasi sebagaimana mestinya.
e. Dalam menjalankan tugasnya, bertanggung jawab kepada ketua
umum.
3. Tugas, Kewajiban dan Tanggung Jawab
a. Membantu Sekretaris Umum dalam menjalankan tugas-tugas
kesekertariatan.
b. Melaksanakan tugas keadministrasian yang sesuai dengan program
kerjanya.
c. Mendampingi Sekertaris umum dalam menjalankan tugas-tugas
organisasi yang sesuai dengang job description.
d. Membuat surat-surat ssuai dengan bidang koordinasinya.
e. Bersama sekertaris umum mengevaluasi, semua kegiatan (tahunan)
yang telah dan atau hendak dilaksanakan selama kurun waktu 2 (dua)
tahun.
f. Dalam menjalankan tugasnya, bertanggung jawab kepada ketua
umum dan Sekretaris Umum.
Pasal 8
Bendahara Umum
1. Status dan Kedudkan
a. Pengurus Pusat HAMAS.
b. Pemegang kebijakan umum keuangan PP
2. Hak dan Wewenang

60
a. Menyusun dan menentukan kebijakan umum keuangan tentang
anggaran pendapatan dan belanja organisasi tahunan dalam I periode
bersama Ketua Umum.
b. Bersama-sama dengan Ketua Umum dan Sekretaris umum
mengevaluasi program kerja yang telah dilaksanakan.
c. Bersama-sama pengurus Iainnya membantu Ketua Umum dalam
memberhentikan, mengangkat dan mengganti personalia
kepengurusan yang dianggap tidak dapat menjalankan tugas
organisasi sebagaimara mestinya.
d. Meminta pertanggung jawaban keuangan dari panitia pelaksana yang
dibentuk PP dan atau wakil bendahara Iainnya.
e. Menandatangani laporan keuangan yang berkenaan dengan biaya
pemasukan dan pengeluaran bersama Ketua Umum.
3. Tugas, Kewajiban dan Tanggung Jawab
a. Mengusahakan sumber keuangan organisasi yang halal yang tidak
mengikat dengan persetujuan Ketua Umum.
b. Merumuskan anggaran pendapatan dan belanja organisasi (tahunan)
yang telah dan atau hendak dilaksanakan dalam kurun waktu 2 (dua)
tahun bersama Ketua Umum.
c. Mengatur sirkulasi keuangan organisasi dengan se-pengetahuan
Ketua Umum.
d. Melaporkan neraca keuangan (tahunan) organisasi dihadapan rapat
pleno PP.
e. Dalam menjalankan tugasnya, bertanggung jawab kepada Ketua
Umum.
Pasal 9
Wakil Bendahara Umum
1. Status dan Kedudukan
a. Pengurus Pusat HAMAS.
b. Pemegang kebijakan khusus keuangan PP
2. Hak dan Wewenang
a. Menyusun dan menentukan kebijakan tentang keuangan.
b. Menggantikan dan mewakili bendahara umum jika berhalangan.
c. Bersama Bendahara Umum, merumuskan dan menetapkan anggaran
belanja dan pendapatan keuangan sesuai program kerjanya.
d. Bersama-sama pengurus Iainnya membantu Ketua Umum dalam
memberhentikan, mengangkat dan mengganti personalia

61
kepengurusan yang dianggap tidak dapat menjalankan tugas
organisasi sebagaimana mestinya.
3. Tugas, Kewajiban dan Tanggung Jawab
a. Membantu bendahara umum dalam menjalankan tugas-tugas
organisasi yang berkenaan dengan pengelolaan keuangan.
b. Melaksanakan tugas kebendaharaan selama menjadi bendahara
kegiatan.
c. Dalam menjalankan tugasnya bertanggungjawab kepada Ketua
Umum dan Bendahara Umum.
d. Bersama Wakil Ketua umum dan Bendahara Umum mengevaluasi
semua kegiatan (tahunan) yang telah dan atau hendak dilaksanakan
selama kurun waktu 2 (dua) tahun.

BAB III
TATA KERJA DEPARTEMEN-DEPARTEMEN
Pasal 10
Departemen (PAO) Pemberdayaan Aparatur Organisasi
1. Status dan Kedudukan
a. Pengurus Pusat HAMAS.
b. Pelaksana program khusus PP, pada Departemen Pembinaan dan
Pemberdayaan Aparatur Organisasi
2. Hak dan Wewenang
a. Menyusun dan merumuskan langkah-langkah operasional program
hasil. kongres yang berkaitan dengan Departemen Pembinaan dan
pengembangan Aparatur Organisasi.
b. Bersama-sama Ketua departemen untuk menetapkan kebijakan
organisasi dalam bidang garapnya secara operasional.
c. Mengembangkan konsep sektor formal, informal dan non formal yang
lebih menyentuh dan terarah pada kebutuhan organisasi secara
berkala dalam kurun waktu 2 (dua) tahun.
3. Tugas, Kewajiban dan Tanggung Jawab.
a. Melaksanakan program kerja yang telah ditetapkan pada
Musyawarah kerja (MUKER)
b. Memberikan laporan (tahun) atas kegiatan-kegiatan yang telah
ditetapkan dalam musyawarah kerja (MUKER) melalui rapat pleno PP
c. Dalam menjalankan tugasnya, bertanggungjawab kepada Ketua
umum.

62
Pasal 11
Departemen Internal
(Penelitian dan Pengembangan)
1. Status dan Kedudukan
a. Pengurus Pusat HAMAS.
b. Pelaksana program khusus PP, pada Departemen internal.
2. Hak dan Wewenang
a. Menyusun dan merumuskan langkah-Iangkah operasional program
hasil kongres yang berkaitan dengan Departemen Penelitian dan
pengembangan Organisasi.
b. Bersama-sama Ketua departemen untuk menetapkan kebijakan
organisasi dalam bidang garapnya secara operasional
c. Mengembangkan konsep sektor formal, informal dan non formal yang
lebih menyentuh dan terarah pada kebutuhan organisasi secara
berkala dalam kurun waktu 2 (dua) tahun.
3. Tugas, Kewajiban dan Tanggung Jawab
a. Melaksanakan program kerja yang telah ditetapkan pada Musyawarah
kerja (MUKER)
b. Memberikan laporan (tahun) atas kegiatan-kegiatan yang telah
ditetapkan dalam musyawarah kerja (MUKER) melalui rapat pleno PP
c. Dalam menjalankan tugasnya, bertanggung jawab kepada Ketua
Umum
Pasal 12
Departemen Eksternal (Sosial Politik)
1. Status dan Kedudukan
a. Pengurus Pusat HAMAS.
b. Pelaksana program khusus PP, pada Departemen Eksternal.
2. Hak dan Wewenang
a. Menyusun dan merumuskan langkah-langkah operasional program
hasil kongres yang berkaitan dengan departemen eksternal (sosial
politik) dalam organisasi.
b. Bersama-sama ketua Departemen untuk menetapkan kebijakan
dalam organisasi secara operasional.
c. Mengembangkan alternatif program social politik terhadap pembinaan
kader formal, informal dan non formal yang lebih menyentuh dan
terarah pada kebutuhan organisasi secara berkala dalam kurun waktu
2 (dua) tahun.
3. Tugas, Kewajiban dan Tanggung Jawab

63
a. Melaksanakan program kerja yang telah ditetapkan pada Musyawarah
kerja (MUKER)
b. Memberikan laporan (tahun) atas kegiatan-kegiatan yang telah
ditetapkan dalam musyawarah kerja (MUKER) melalui rapat pleno PP
c. Dalam menjalankan tugasnya, bertanggung jawab kepada ketua
umum.
Pasal 13
Departemen Advokasi
1. Status dan Kedudukan
a. Pengurus Pusat HAMAS.
b. Pelaksana program khusus PP, pada Departemen Advokasi
2. Hak dan Wewenang
a. Menyusun dan merumuskan langkah-Iangkah operasional program
hasil kongres yang berkaitan dengan Advokasi dalam organisasi;
b. Bersarna-sama ketua departemen untuk menetapkan kebijakan
dalam organisasi secara operasional.
c. Membublikasikan hasil kajian dan investigasinya agar masyarakat
paham dan tahu apa yang terjadi secara menyeluruh dan terarah, dan
pada kebutuhan organisasi secara berkala dalm kurun waktu 2 (dua)
tahun.
3. Tugas, Kewajiban dan Tanggung Jawab
a. Melaksanakan program kerja yang telah ditetapkan pada musyawarah
kerja (MUKER)
b. Memberikan laporan (tahun) atas kegiatan-kegiatan yang telah
ditetapkan dalam musyawarah kerja (MUKER) melalui rapat pleno PP
c. Dalam menjalankan tugasnya, bertanggung jawab kepada ketua
umum
Pasal 14
Departemen Pemberdayaan Perempuan
1. Status dan Kedudukan
a. Pengurus Pusat HAMAS.
b. Pelaksana program khusus PP, pada Departemen Advokasi.
2. Hak dan Wewenang
a. Menyusun dan merumuskan langkah-Iangkah operasional program
hasil kongres yang berkaitan dengan Pemberdayaan Permpuan dalam
organisasi;
b. Bersarna-sama ketua departemen untuk menetapkan kebijakan dalam
organisasi secara operasional.

64
3. Tugas, Kewajiban dan Tanggung Jawab
a. Melaksanakan program kerja yang telah ditetapkan pada musyawarah
kerja (MUKER)
b. Memberikan laporan (tahun) atas kegiatan-kegiatan yang telah
ditetapkan dalam musyawarah kerja (MUKER) melalui rapat pleno PP
c. Dalam menjalankan tugasnya, bertanggung jawab kepada ketua
umum
Pasal 15
Badan/Lembaga
1. Status dan Kedudukan
a. Semi otonom PP
b. Anggota pengurus pusat
2. Hak dan Wewenang
a. Menyusun dan menetapkan tata kerja badan/lembaga.
b. Membuat program kerja pengembangan lembaga sesuai dengan
kebutuhan badan/lembaga.
c. Mengeluarkan surat-surat yang berkaitan dengan kegiatan badan
/Iembaga dengan tembusan kepada Ketua Umum.
3. Tugas, Kewajiban dan Tanggung Jawab
a. Melaksanakan program-program khusus badan/lembaga.
b. Membentuk jaringan kerja dengan lembaga/instansi lain yang bersifat
lintas sektoral untuk mewujudkan terlaksananya program
badan/lembaga.
c. Dalam menjalankan tugas atau kegiatan, Koordinator badan/lembaga
bertanggung jawab kepada Ketua Umum.
Pasal 16
Lainlain
Hal-hal yang belum cukup diatur dalam BAB I Pasal 1 s/d BAB III, akan diatur
dalam peraturan PP HAMAS

BAB IV
PENGURUS KOMISARIAT
Pasal 17
Singkatan, Kedudukan dan Daerah Kerja
1. Pengurus Komisariat Himpunan Mahasiswa Serang disingkat PK-HAMAS,
selanjutnya cukup disebut PK.
2. Berkedudukan di Perguruan Tinggi.

65
3. Daerah Kerja PK meliputi seluruh lembaga pendidikan formal Perguruan
Tinggi
Pasal 18
Status Pembinaan Komisariat
Status pembinaan dan pengawasan PK dilakukan oleh PP
Pasal 19
Susunan Pengurus
1. Susunan kepengurusan PK terdiri dari: Dewan Penasehat, Ketua Umum,
Sekretaris Umum, Bendahara Umum, dan Departemen-departemen.
2. Dewan Penasehat terdiri dari alumni dan orang-orang yang dianggap
mampu dan berjasa pada HAMAS dan atau ditentukan menurut
kebijaksanaan PK sepanjang tidak bertentangan dengan AD/ART.
3. Ketu umum sebagai mandataris musyawarah komisariat (MUSKOM)
4. Sekertaris Umum PK dipilih oleh rapat formatur.
5. Pengurus Lengkap PK dipilih oleh rapat formatur.
6. Pengurus lengkap PK di sahkan oleh PP HAMAS, dengan rekomendasi
koordinator wilayah HAMAS.
Pasal 20
Tugas, Hak dan Kewajiban
1. Melaksanakan amanat Musyawarah Komisariat (MUSKOM).
2. Memimpin dan mengkoordinir anggota di daerah kerjanya.
3. Mengajukan surat keputusan (SK) tentang pengesahan kepengurusan PK
dengan susunan personalia kepengurusan Lengkap.
4. Menghadiri setiap undangan baik dari dalam maupun luar organisasi
5. Memberikan laporan periodik (tahunan) terhadap kegiatan dan
perkembangan organisasi secara lokal kepada PP.
6. Bertangggung jawab terhadap dan atas nama organisasi baik ke luar
maupun ke dalam secara regional kepada Musyawarah Komisariat
(MUSKOM).

BAB V
TATA KERJA PENGURUS PK
Pasal 21
Ketua Umum
1. Status dan Kedudukan
a. Mandataris Musyawarah Komisaniat (MUSKOM).
b. Pengurus harian PK.
c. Penanggung jawab umum kepengurusan PK

66
d. penanggung jawab penuh kegiatan PK
2. Hak dan Wewenang
a. Menentukan kebijakan organisasi yang bersifat umum dengan tetap
mengindahkan ketentuan yang berlaku.
b. Pemegang kebijakan tertinggi PK.
c. Meminta pertanggung jawaban terhadap segala tindakan dan
kebijakan fungsionaris pimpinan yang dilakukan atas nama organisasi.
d. Mengatasnamakan organisasi dalam segala kegiatan PK baik ke dalam
maupun ke luar.
e. Memberhentikan, mengangkat dan mengganti personil kepengurusan
PK yang dianggap tidak menjalankan tugas organisasi sebagaimana
mestinya, melalui rapat pleno.
f. Menandatangani surat-surat yang bersifat umum, baik ke dalam
maupun ke luar atas nama organisasi.
3. Tugas, Kewajiban dan Tanggung Jawab
a. Memegang kepengurusan PK secara umum.
b. Penanggung jawab penuh pelaksana program.
c. Mengamati dan mengendalikan pelaksanaan tugas kepengurusan PK.
d. Mengevaluasi secara umum program PK dan kegiatan-kegiatan
(Priodik) yang telah dan/atau hendak dilaksanakan selama kurun
waktu 1 (satu) tahun.
e. Bertanggung jawab terhadap kelancaran dan keberadaan organisasi
secara lokal di daerah kerjanya.
f. Bertanggung jawab terhadap segala tindakan dan kebijakan
organisasi secara umum kepada Musyawarah Komisariat (MUSKOM).
Pasal 22
Sekretaris Umum
1. Status dan Kedudukan
a. Pengurus harian PK HAMAS.
b. Pemegang kebijakan umum administrasi PK.
2. Hak dan Wewenang
a. Menyusun dan menentukan kebijakan umum tentang administrasi.
b. Merumuskan garis-garis besar kebijakan organisasi secara umum
bersama ketua umum.
c. Bersama-sama pengurus Iainnya membantu ketua umum dalam
memberhentikan, mengangkat dan mengganti personalia pimpinan
yang dianggap tidak dapat menjalankan tugas organisasi
sebagaimana mestinya.

67
d. Menandatangani surat-surat yang bersifat umum, baik ke dalam dan
ke luar atas nama organisasi.
e. Mendampingi ketua dalam menjalankan kebijakan organisasi serta
mewakilinya jika berhalangan.
3. Tugas, Kewajiban dan Tanggung Jawab
a. Mendampingi dan bekerjasama dengan ketua umum dalam
melaksanakan tugas-tugas organisasi.
b. Mengkoordinasikan dan menertibkan sistem administrasi organisasi
(kesekretariatan) secara umum.
c. Melaksanakan tugas-tugas kesekretariatan PK.
d. Bersama ketua umum mengevaluasi semua kegiatan (Priodik) yang
telah dan/ atau hendak dilaksanakan selama kurun waktu 1 (satu)
tahun.
e. Dalam menjalankan tugasnya, bertanggung jawab kepada ketua
Umum
Pasal 23
Bendahara
1. Status dan Kedudukan
a. Pengurus harian PK HAMAS.
b. Pemegang kebijakan umum keuangan organisasi.
2. Hak dan Wewenang
a. Menyusun dan menentukan kebijakan umum keuangan tentang
anggaran pendapatan dan belanja organisasi tahunan dalam satu
periode bersama ketua umum.
b. Bersama-sama dengan sekretaris dan ketua umum mengevaluasi
program yang telah dilaksanakan.
c. Bersama-sama pengurus Iainnya membantu ketua dalam
memberhentikan, mengangkat dan mengganti personalia
kepengurusan yang dianggap tidak dapat menjaIankan tugas
organisasi sebagaimana mestinya.
d. Meminta pertanggung jawaban keuangan dari panitia pelaksana yang
dibentuk PK.
e. Menandatangani laporan keuangan yang berkenaan dengan biaya
pemasukan dan pengeluaran bersama ketua.
3. Tugas, Kewajiban dan Tanggung Jawab
a. Bersama Ketua Umum mengusahakan sumber keuangan organisasi
yang halal dan tidak mengikat.

68
b. Merumuskan anggaran pendapatan dan belanja organisasi yang telah
dan atau hendak dilaksanakan dalam kurun waktu 1 (satu) tahun.
c. Mengatur sirkulasi keuangan organisasi atas persetujuan Ketua umum
d. Melaporkan neraca keuangan (Semesteran) organisasi dihadapan
rapat pleno PK
e. Dalam menjalankan tugasnya, bertanggung jawab kepada ketua
umum.
Pasal 24
Departemen Internal (Penelitian dan Pengembangan Organisasi)
1. Status dan Kedudukan
a. Pengurus Komisariat HAMAS.
b. Pelaksana program khusus PK, pada Departemen penelitian dan
Pengembangan Organisasi.
2. Hak dan Wewenang
a. Menyusun dan merumuskan Iangkah-langkah operasional program
hasil Musyawarah Komisariat yang berkaitan dengan Pembinaan dan
pengembangan Organisasi.
b. Bersama-sama Ketua Umum menetapkan kebijakan organisasi secara
operasional.
c. Mengembangkan alternatif program penelitian dan pengabdian
masyarakat di sektor formal, informal dan non formal yang lebih
menyentuh dan terarah pada kebutuhan organisasi secara berkala
dalam kurun waktu 1 (satu) tahun.
3. Tugas, Kewajiban dan Tanggung Jawab
a. Melaksanakan program kerja yang telah ditetapkan PK.
b. Memberikan laporan (tahunan) atas kegiatan-kegiatan yang telah
dilaksanakan, melalui rapat pleno PK.
c. alam menjalankan tugasnya, bertanggung jawab kepada Ketua
Umum.
Pasal 25
Departemen Pemberdayaan Aparatur Organisasi (PAO)
1. Status dan Kedudukan
a. Pengurus Komisariat HAMAS.
b. Pelaksana program khusus PK, pada Departemen Pemberdayaan
Aparatur Organisasi.
2. Hak dan Wewenang
a. Menyusun dan merumuskan langkah-langkah operasional program
hasil Muskom Musyawarah Komisariat (Muskom) yang berkaitan

69
dengan pengembangan, pendidikan dan pembinaan kader dalam
organisasi;
b. Bersama-sama ketua Umum menetapkan kebijakan organisasi secara
operasional.
c. Mengembangkan alternatif program pendidikan dan pembinaan kader
formal, informal dan non formal yang lebih menyentuh dan terarah
pada kebutuhan organisasi secara berkala dalam kurun waktu 1 (satu)
tahun.
3. Tugas, Kewajiban dan Tanggung Jawab
a. Melaksanakan program kerja yang telah ditetapkan PK.
b. Memberikan laporan (periodik) atas kegiatan-kegiatan yang telah
dilaksanakan dihadapan rapat pleno PK.
c. Dalam menjalankan tugasnya, bertanggung jawab kepada Ketua
Umum.
Pasal 26
Departemen Advokasi
1. Status dan Kedudukan
a. Pengurus Komisariat HAMAS.
b. Pelaksana program khusus PK, pada Departemen advokasi.
2. Hak dan Wewenang
a. Menyusun dan merumuskan Iangkah-Iangkah operasional program
hasil Musyawarah Komisariat (Muskom) yang berkaitan dengan
advokasi.
b. Bersama-sama ketua umum menetapkan kebijakan organsasi secara
operasiorial.
c. Mempublikasikan hasil investigasi dan kajian, telaah kritisnya di
media masa atau selebaran-selebaran yang terarah dan sesuai pada
kebutuhan organisasi secara berkala dalam kurun waktu 1 (satu)
tahun.
3. Tugas, Kewajiban dan Tanggung Jawab
a. Melaksanakan program kerja yang telah ditetapkan PK.
b. Memberikan laporan (perlodik) atas kegiatan-kegiatan yang telah
dilaksanakan, melalui rapat plen PK.
c. Dalam menjalankan tugasnya, bertanggung jawab kepada ketua
Umum.

70
PasaI 27
Departemen Eksternal (Sosial Politik)
1. Status dan Kedudukan
1. Pengurus Komisariat HAMAS
2. Pelaksana program khusus PK, pada Departemen eksternal (Sosial
Politik).
2. Hak dan Wewenang
a. Menyusun dan merumuskan langkah-langkah operasional program
hasil Musyawarah Komisariat yang berkaitan dengan sosial politik.
b. Bersama-sama ketua Umum menetapkan kebijakan organisasi secara
operasional.
c. Mengembangkan alternatif program social politik terhadap pembinaan
kader formal, informal dan non formal yang lebih menyentuh dan
terarah pada kebutuhan organisasi secara berkala dalam kurun waktu
1 (satu) tahun.
3. Tugas, Kewajiban dan Tanggung Jawab
a. Melaksanakan program kerja yang telah ditetapkan PK.
b. Memberikan laporan (tahunan) atas kegiatan-kegiatan yang telah
dilaksanakan, melalui rapat pleno PK.
c. Dalam menjalankan tugasnya, bertanggung jawab kepada Ketua
Umum
Pasal 28
Departemen Pemberdayaan Perempuan
1. Status dan Kedudukan
a. Pengurus Komisariat HAMAS.
b. Pelaksana program khusus PK, pada Departemen advokasi.
2. Hak dan Wewenang
a. Menyusun dan merumuskan Iangkah-Iangkah operasional program
hasil Musyawarah Komisariat (Muskom) yang berkaitan dengan
advokasi.
b. Bersama-sama ketua umum menetapkan kebijakan organsasi secara
operasiorial.
3. Tugas, Kewajiban dan Tanggung Jawab
a. Melaksanakan program kerja yang telah ditetapkan PK.
b. Memberikan laporan (perlodik) atas kegiatan-kegiatan yang telah
dilaksanakan, melalui rapat plen PK.

71
Pasal 29
Lain-lain
Hal-hal yang belum diatur dalam BAB VII s/d VIII tentang Pengurus
Komisariat, akan diatur melalui musyawarah Pimpinan Komisariat.

BAB VI
JABATAN
Pasal 30
Rangkap Jabatan
1. Jabatan pada suatu kepengurusan HAMAS tidak dapat dirangkap dengan
jabatan pengurus pada tingkat kepengurusan yang lain di dalam HAMAS;
2. Pengurus HAMAS disemua tingkatan tidak dibenarkan merangkap jabatan
lain di dalam organisasi yang bertentangan dengan azaz dan sifat HAMAS;
3. Pengurus HAMAS di semua tingkat kepengurusan tidak dibenarkan
merangkap jabatan lain sebagai pengurus harian pada lembaga otonom
HAMAS.
4. Pengurus HAMAS di semua tingkat tidak dibenarkan merangkap jabatan
pada pengurus organisasi sosial politik (ORSOSPOL), organisasi
underbouw partai politik dan atau organisasi yang berafiliasi kepada
partai politik
Pasal 31
Kekosongan Pimpinan
1. Kekosongan pimpinan adalah jabatan ketua umum dan atau wakil ketua
umum kosong karena sebab;
a. Berhalangan tetap:
- Meninggal dunia
- Mengundurkan diri secara sukarela karena alasan tertentu.
- Diberhentikan secara tetap karena melanggar peraturan
organisasi, dan atau diminta mundur oleh separuh Iebih satu dari
pimpinan setingkat dibawahnya.
b. Berhalangan tidak tetap:
- Menjalankan tugas organisasi dalam jangka waktu yang lama
- Sakit
- Ibadah haji
- Menjalankan tugas belajar/sekolah ke luar negeri/diluar wilayah
kerja
- Permintaan izin karena sesuatu hal yang dikabulkan.

72
2. Adanya kekosongan pimpinan ini menyebabkan terjadinya lowongan
jabatan.
3. Mekanisme pengisian lowongan jabatan, ditetapkan melalui rapat
pimpinan (Rapim).
Pasal 32
Pengisian Lowongan Jabatan
1. Pengisian lowongan jabatan pada ketua umum dan atau wakil ketua
umum hasil kongres/ kongres luar biasa / Muskom / Muskom luar
biasa, karena berhalangan tetap maka mekanismenya dengan
penunjukan Pelaksana Harian (Plh) oleh pengurus setingkat
dibawahnya dengan melanjutkan hasil MUKER sampai masa satu
periode berakhir.
2. Pengisian lowongan jabatan pada Ketua umum hasil kongres/ kongres
luar biasa / Muskom / Muskom luar biasa, karena berhalangan tidak
tetap maka dapat melimpahkan fungsi-fungsi jabatannya kepada
wakil ketua ditingkatan masing-masing dengan penunjukan Pejabat
Sementara (PJS).
3. Pengisian lowongan jabatan pada wakil ketua umum hasil kongres/
kongres luar biasa / Muskom / Muskom luar biasa, karena
berhalangan tidak tetap maka dapat melimpahkan fungsi-fungsi
jabatannya kepada sekertaris umum ditingkatan masing-masing
dengan penunjukan Pejabat Sementara (PJS).
Pasal 33
Reshufle Pengurus
1. Reshufle adalah pergantian atau reposisi pengurus diluar kongres /
Muskom sebelum habis periodenya.
2. Reshufle pengurus dapat dilaksanakan, bila pengurus yang bersangkutan
rangkap jabatan seperti pada ( ART Pasal 4 ayat 1 dan 2) dan/atau tidak
aktif selama 6 bulan, dan/atau tidak menjalankan amanat organisasi serta
melanggar ketentuan-ketentuan organisasi.
3. Reshufle pengurus dapat dilaksanakan, setelah pengurus yang
bersangkutan mendapat surat teguran minimal 1 kali.
4. Reshufle pengurus dapat dilaksanakan, melalui rapat, pada masing-
masing tingkat kepengurusan.
5. Setiap selesai reshufle yang dilakukan oleh semua tingkat kepengurusan
organisasi, diharuskan mengajukan permohonan pengesahan kembali,
guna mendapatkan legitimasi atas susunan pengurus hasil Reshuffle.

73
6. Periode kepengurusan hasil pengisian lowongan jabatan dan ataupun
reshufle pengurus, meneruskan hingga periode kepengurusan yang
dimaksud berakhir.

BAB VII
PROSEDUR PENDIRIAN ORGANISASI
Pasal 34
Prosedur Pendinan dan Pengesahan Wilayah
1. Disetiap kabupaten /kota / kota madya, dapat didirikan Pimpinan Wilayah.
2. Permintaan untuk membentuk kepengurusan tingkat wilayah,
disampaikan kepada Pimpinan Pusat HAMAS dengan disertai keterangan
tentang daerah yang bersangkutan dan jumlah komisariat-komisariat
yang ada didaerah itu
3. Pimpinan Pusat HAMAS segera memberikan mandat kepada calon
Pengurus Wilayah setempat untuk membentuk dan /atau mendirikan
Pimpinan Wilayah HAMAS.
4. Pengesahan berdirinya PW baru ditetapkan oleh PP, setelah terlebih
dahulu rnempelajari laporan pembentukannya beserta pengurus
Lengkap.
5. Setelah terbentuk Pimpinan Wilayah HAMAS, Pimpinan Pusat segera
mengirimkan surat pengesahannya.
Pasal 35
Prosedur Pendirian dan Pengesahan Komisariat
1. Disetiap perguruan tinggi dapat didirikan Komisariat apabila memiliki
minimal 10 anggota biasa.
2. Permintaan untuk membentuk kepengurusan tingkat komisariat,
disampaikan kepada Pengurus Pusat HAMAS dengan disertai keterangan
tentang perguruan tinggi yang bersangkutan dan jumlah anggota
komisariat yang ada di perguruan tinggi Itu;
3. Pimpinan Pusat HAMAS segera memberikan mandat kepada Koordinator
Wilayah HAMAS, untuk membentuk dan/ atau mendirikan PK HAMAS bagi
yang sudah memiliki Koordinator Wilayah.
4. Apabila Koordinator Wilayah HAMAS yang bersangkutan belum terbentuk,
maka Pengurus Komisariat HAMAS dapat membentuk dan/ atau
mendirikan Komisariat HAMAS.
5. Pengesahan berdirinya komisariat baru ditetapkan oleh PP, setelah
terlebih dahulu mempelajari laporan pembentukannya beserta pengurus
lengkap yang telah mendapat rekomendasi Koordinator Wilayah. HAMAS.

74
6. Setelah terbentuk pengurus komisariat HAMAS, Pimpinan Pusat segera
mengirimkan surat pengesahannya.

BAB VIII
PELANTIKAN PENGURUS
Pasal 36
Prosedur Pelantikan
Prosedur pelantikan pengurus HAMAS adalah sebagai berikut :
1. Pelantikan Ketua Umum dan wakil ketua umum Pengurus Pusat dilakukan
oleh Kongres.
2. Pelantikan koordinator wilayah dilakukan oleh Pimpinan Pusat.
3. Pelantikan Pengurus Komisariat dilakukan oleh Pengurus Pusat atau
coordinator wilayah.
4. Jika masing-masing tingkat organisasi yang berwenang atas prosedur
pelantikan berhalangan, maka seluruhnya dapat dilaksanakan oleh
Pengurus Pusat.
Pasal 37
Teknis Pelantikan
1. Tekhnis Pelantikan
a. Pembukaan.
Pembukaan adalah pembukaan secara resmi dan pembacaan
susunan acara oleh MC (master of ceremony) atau protokol;
b. Pembacaan ayat-ayat suci AI-quran;
Pembacaan ayat-ayat suci AI-quran.
C. Pembacaan sholawat nabi;
Sholawat Nabi dipimpin oleh seorang petugas yang telah ditentukan dan
diikuti oleh segenap hadirin;
D. Menyanyikan lagu Indonesia Raya, Mars HAMAS dan himne HAMAS
Menyanyikan lagu Indonesia Raya, mars HAMAS dan Himne
HAMAS dipimpin oleh seorang petugas yang telah ditentukan:
Menyanyikan lagu Indonesia Raya, mars HAMAS dan Himne
HAMAS dapat diikuti oleh segenap hadirin dalam posisi berdiri, dan
meletakkan telapak tangan kanan di sebelah kiri atas dada;
Menyanyikan lagu Indonesia Raya, mars HAMAS dan Himne
HAMAS dapat dilakukan oleh segenap hadirin, bila petugas yang
telah ditentukan tidak dibantu oieh vokal group.

75
Menyanyikan lagu Indonesia Raya, mars HAMAS dan Himne HAMAS tanpa
mempersilahkan hadirin untuk berdiri, jika petugas yang telah ditentukan
sudah dibantu oleh vokal group;
c. Prakata panitia adalah laporan secara global, yang disampaikan oleh
ketua panitia pelaksana tentang:
Jumlah peserta/hadir pada saat upacara;
Kiasifikasi hadirin;
Kesiapan panitia peiaksana;
d. Proses pelantikan;
MC atau protokol membacakan tata cara pelantikan dan atau
mempersilahkan pengurus yang setingkat lebih atas untuk tampil
dihadapan para hadirin guna membacakan surat pengesahan;
Petugas yang melantik setelah membaca SK hendaknya terlebih
dahulu memanggil nama-nama pengurus yang akan dilantik,
dalam hal ini penataan barisan diatur menghadap kehadirin dan
petugas pelantikan (yang membacakan naskah pelantikan) berdiri
sebelah kanan barisan pengurus. Penataan barisan ini juga
menyangkut jabatan pengurus (sekertaris ada disebelah kanan
dan diikuti oleh jabatan yang lain);
Membacakan surat pengesahan / rekomendasi oleh petugas yang
hendak melantik.
Sebelum petugas membacakan naskah pelantikan didahului
permohonan kepada hadirin untuk berdiri, selanjutnya
membacakan naskah pelantikan yang diikuti oleh segenap
pengurus yang dilantik.
Penandatangan berita acara serah terima jabatan
Ucapan dan jabat tangan kepada pengurus yang dilantik oleh
petugas yang melantik dan dilanjutkan pada pengurus yang
lainnya;
e. Sambutan-sambutan;
f. Pembacaan doa;
g. Penutup.
2. Pemandu acara adalah tingkat kepengurusan HAMAS Iebih atas.

76
Pasal 38
Naskah Pelantikan
Saudara-saudara calon Pengurus (sebutkan sesuai dengan tingkatannya)
yang saya hormati:
Untuk diangkat pada jabatan ini bersediakah saudara-saudara diangkat
sumpah?, Setelah sumpah ini dilakukan. ketahuilah, bahwa sumpah ini
disaksikan oleh Tuhan Yang Maha Esa dan maha mengetahui ?.
Sumpah ini dilakukan hendaknya diucapakan dalam keadaan sungguh-
sungguh, sehat dan sadar.
Tirukanlah / ikutilah ucapan saya kata demi kata

Bismillahirahmanirrahim
Asyhadu anlaa illaaha illa Allah,
Wa asyhadu anna Muhammadarrasulullah.
Rodlitu blilahirobbaa wabil islaami diinaa,
Wa bi Muhammadinabiyyan warosuulaa.
Yang Artinya : Aku Bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan saya
Bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah
Saya bersumpah:
1. Saya bersedia menjadi pengurus (sebutkan sesuai dengan
tingkatannya) dan akan senantiasa menjaga nama baik organisasi
Himpunan Mahasiswa Serang (HAMAS), kapanpun dan di manapun.
2. saya akan selalu menjunjung tinggi norma, etika, dan amanah
organisasi serta bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil
dan makmur.
3. Saya akan berusaha mendahulukan kepentingan organisasi di atas
kepentingan pribadi.
4. saya akan menjalankan tugas dan kewajiban sebagai pengurus dan
berpegang teguh kepada ketentuan yang berlaku.
5. Dalam menjalankan tugas, saya akan beritikad memajukan kualitas
organisasi, dan akan menjauhi segala hal yang akan merugikan
organisasi.

77
Pasal 39
Up-Grading dan Musyawarah Kerja
1. Orientasi Pengurus adalah upaya penyamaan sikap dan wawasan setiap
person kepengurusan yang baru dibentuk oleh tingkat kepengurusan
yang bersangkutan, kearah yang tepat dan benar yang sesuai dengan
kebutuhan organisasi.
2. Pelaksanaan orientasi pengurus, susunan acara berurutan sebagai
berikut.
a. Identifikasi masalah.
b. Klasifikasi masalah.
c. Gagasan Kreatif.
d. Tinjauan kesatuan program.
3. Identifikasi masalah adalah disampaikan oleh setiap person kepengurusan
mengenai kelebihan dan kelemahan atas dirinya dalam pola pandang
berorganisasi, serta mengamati kelebihan dan kelemahan perjalanan
kepengurusan periode yang lalu.
4. Klasifikasi masalah adalah pengelompokan data-data masalah yang
sedang terjadi dan/atau sisa-sisa program yang belum terlaksana pada
kepengurusan yang lama.
5. Diskusi adalah dimaksudkan untuk menampung dan memperhatikan
program- program kepengurusan.
6. Gagasan kreatif adalah pemecahan suatu masalah untuk dijadikan
Peraturan dalam menentukan program yang telah dihasilkan kongres /
Muskom.
7. Tinjauan kesatuan program adalah penyusunan program atas dasar
kesamaan program yang dihasilkan dan / atau disampaikan oleh
penceramah sebagaimana ayat 5, untuk dijadikan program HAMAS;
8. Musyawarah kerja adalah rapat yang pertama dalam kepengurusan untuk
menentukan Iangkah awal organisasi setelah mengikuti dan
memperhatikan secara seksama pada acara orientasi pengurus dalam
menghasilkan program jangka pendek, jangka menengah dan jangka
panjang.
9. Aturan persidangan Musyawarah kerja (MUKER) disesuaikan dengan
persidangan-persidangan yang sebagaimna mestinya.

78
BAB IX
PERSIDANGAN
Pasal 40
Persidangan Kongres dan Muskom
1. Persidangan Kongres, Muker, musyawarah komisariat pada intinya terdiri
dari: sidang peleno, sidang pleno gabungan, sidang komisi dan sidang
paripurna.
2. Teknik pelaksanaan sidang pleno, sidang pleno gabungan sidang komisi
dan sidang paripurna, diatur oleh satu atau dua orang ketua? sidang dan
dibantu oleh satu atau beberapa orang sekretaris. Pada umumnya sidang
pleno dan sidangpleno gabungan diatur dan dipimpin oleh Steering
Commfttee (panitia pengarah) yang merangkap sebagai pengurus
Pimpinan Pusat.
3. Persidangan-persidangan yang terdapat pada Konggres dan Muskom
berurutan sbb:
a. Sidang pleno adalah suatu bentuk persidangan yang diikuti oleh
semua peserta Kongres/ Raker/ musyawarah komisariat yang bersifat
pengambilan suatu keputusan atau pengarahan.
a.1. Sidangpleno I tentang Pembahasan tata tertib, agenda acara dan
pemilihan presidium sidang pada persidangan Kongres dan
musyawarah komisariat
a.2. Sidang pleno II tentang laporan pertanggung jawaban Pengurus
Pusat dan pengurus komisariat;
a.3. Sidang Pleno III tentang tanggapan peserta sidang Pleno atas
laporan pertanggungjawaban pengurus PP dan PK, berikut
jawaban pengurus tersebut, Sidang ini di sebut sidang
pandangan Umum;
a.4. Sidang Pleno IV membicarakan dan memutuskan persoalan-
persoalan organisasi dan menetapkan hasil-hasil sidang komisi
sebagai landasan program pada kepengurusan masa khidmat
berikutnya.
a.5. Sidang pleno V Tentang pemilihan pengurus baru hanya memilih
ketua Umum dan wakil ketua umum untuk PP sedangkan Untuk
komisariat hanya memilih ketua umum, teknis pemilihan ini
sebagaimana keputusan tata tertib pada sidang pleno gabungan
sebelumnya, sebelum proses pemilihan dilaksankan pengurus
lama di demisioner.

79
b. Sidang pleno gabungan adalah bentuk persidangan pleno,
sebagaimana pengertian sidang pleno pada (pasal 38 ayat 3a),
pengertian gabungan disini adalah gabungan seluruh peserta kongres
atau muskom.
b.1. Sidang pleno gabungan I yang membicarakan dan memutuskan
tata tertib Konggres atau muskom. tata tertib ini pada umumnya
memuat tentang:
1. Ketentuan umum konggres atau muskom;
2. Tugas dan wewenang Konggres atau muskom;
3. Peserta konggres atau muskom;
4. Persidangan - persidangan;
5. Pengambilan keputusan;
6. Tata cara pemilihan pengurus;
7. Ketentuan penutup;
c. b.2. Sidang pleno gabungan II bersifat pengarahan-pengarahan, pada
umumnya pengarahan itu dari struktur organisasi yang lebih tinggi di
tingkatan pengurus HAMAS; Sidang komisi adalah suatu bentuk
persidangan yang diikuti oleh sebagian peserta kongres atau muskom
dan membicarakan hal-hal yang bersifat khusus. Ketentuan tentang
sebagian peserta dan pembicaraan hal-hal khusus diatas, diatur
sepenuhnya oleh steering committe (panitia pengarah) kongres atau
muskom. pembahasan materi ini secara terinci dan jelas.
d. Sidang paripurna adalah suatu bentuk persidangan yang diikuti oleh
seluruh peserta kongres atau muskom.
d.1. Sidang paripurna dilakukan untuk membacakan dan
mengesahkan hasil keputusan kongres atau muskom.
Pasal 41
Kekosongan Pengurus (Demisionerisasi)
1. Sebab-sebab Kekosongan pengurus (Demisionerisasi), yakni:
a. Kekosongan pengurus (Demisioner) secara resmi, yaitu proses
pernyataan berhentinya pengurus pada akhir periodenya melalui
kesaksian kongres atau musyawarah komisariat;
b. Kekosongan pengurus karena sebab telah berlalunya periode, tanpa
terlebih dahulu mengajukan surat permohonan perpanjangan;
Kekosongan pengurus karena sebab pembekuan oleh kepengurusan
yang memberikan Surat Pengesahan.

80
2. Apabila sebab kekosongan pengurus karena berakhirnya periode
kepengurusan (poin 1a), maka pembentukan pengurus baru melalui
prosedur umum, yakni kongres/ atau musyawarah komisariat.
Apabila sebab kekosongan pengurus karena telah berlalunya periode
dan akibat pembekuan (poin 1b), maka pembentukan pengurus baru
melalui prosedur caretaker.
Pasal 42
Demisioner Pengurus Secara resmi
1. Demisioner pengurus secara resmi dilakukan oleh ketua sidang dihadapan
peserta kongres atau Muskom;
2. Tata cara demisoner secara resmi dilakukan secara berurutan, sebagai
berikut:
a. Pemanggilan nama-nama pengurus yang akan dinyatakan
demisioner;
b. Kesan dan pesan yang disampaikan oleh ketua umum;
c. Pernyataan demisioner oleh ketua umum yang sebelumnya di dahului
dengan membacakan kalimat Assalamualaikum Wr.Wb dan diakhiri
dengan kalimat Al-Haqqu Min Robbika Falaa Takunnanaa Minal
Mumtariin
Wassalamualaikum Wr.Wb.
wassalamualikum Wr. Wb
d. Ucapan selamat dan jabat tangan oleh pengurus dan pimpinan
sidang, kepada pengurus yang telah dinyatakan demisioner;
Pasal 43
Demisioner Otomatis & Careteker
1. Kekosongan pengurus karena telah berlalunya periode dan akibat
pembekuan maka terjadi demisioner secara otomatis.
2. Demisioner secara otomatis, bila terjadi kepengurusan yang
bersangkutan mengalami kevakuman selama 4 (empat) bulan setelah
habis masa periodenya dan belum menyelenggarakan kongres atau
musyawarah komisariat.
3. Mekanisme demisioner otomatis tersebut dinyatakan melalui proses
peringatan selama tiga kali oleh pengurus setingkat lebih tinggi dan/atau
yang mengesahkan kepengurusan.
4. Apabila sampai tiga kali peringatan, maka dibentuk pengurus careteker
oleh Pengurus Pusat yang mengesahkan kepengurusan.
5. Tugas careteker hanya untuk melakukan konsolidasi internal dan
menyelenggarakan Muskom luar biasa.

81
BAB X
PERATURAN DAN KEPUTUSAN
Pasal 44
Peraturan
1. Peraturan adalah sumber dan segala sumber hukum konstitusi HAMAS
secara legal dan baku terhadap keberadaan organisasi.
2. Peraturan merupakan surat yang mempunyai bentuk, isi, sifat dan tujuan
tertentu, serta mengikat sebagai aturan hukum wajib yang ditaati oleh
anggota HAMAS.
3. Pembakuan peraturan organisasi HAMAS di hasilkan melalui tingkat
penetapan sebuah keputusan yang sebagai legitimasi sumber hukum
konstitusi HAMAS.
4. Peraturan HAMAS terdiri dan 4 (empat) macam, yaitu:
a. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
b. Peraturan Organisasi dan Administrasi.
c. Peraturan Pengurus Pusat.
d. Peraturan Pengurus Komisariat
5. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga;
a. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga disingkat AD-ART.
b. AD-ART adalah peraturan yang diputuskan dan ditetapkan pada
kongres, memuat hal-hal / ketentuan organisasi yang bersifat
mendasar.
c. Kedudukan hukumnya sebagai hukum dasar organisasi, sebagai
peraturan tertinggi dan berlaku wajib ditaati oleh semua anggota
HAMAS.
6. Peraturan Organisasi dan Administrasi;
a. Peraturan Organisasi dan Administrasi disingkat POA.
b. POA adalah peraturan yang diputuskan dan ditetapkan pada kongres,
memuat hal-hal / ketentuan organisasi yang bersifat tata laksana
organisasi.
c. Kedudukan hukumnya sebagai hukum dasar organisasi, sebagai
peraturan tertinggi setingkat dibawah AD-ART dan berlaku wajib
ditaati oleh semua anggota HAMAS.
7. Peraturan Pengurus Pusat;
a. Peraturan Pengurus Pusat disingkat (PERPUS)
b. PERPUS adalah peraturan yang diputuskan dan ditetapkan pada
kebijaksanaan pleno Pengurus Pusat, memuat ketentuan-ketentuan
organisasi yang belum diatur oleh AD-ART dan/atau POA.

82
c. Kedudukan hukumnya, setingkat dibawah AD-ART dan POA yang
diberlakukan wajib ditaati bagi semua anggota HAMAS.
8. Peraturan Pengurus Komisariat;
a. Peraturan Pengurus Komisariat disingkat (PERKOM).
b. PERKOM adalah peraturan yang diputuskan dan ditetapkan pada
Musyawarah komisariat, memuat ketentuan-ketentuan prinsip
organisasi yang bersifat umum dan belum diatur dalam AD-ART, POA
dan PERPUS
c. PERKOM juga dihasilkan dari kebijaksanaan pleno Pengurus
Komisariat.
d. Kedudukan hukumnya setingkat dibawah PERPUS yang diberlakukan
wajib ditaati bagi seluruh anggota kimisariat HAMAS.
Pasal 45
Keputusan
1. Keputusan adalah surat yang mempunyai bentuk, sifat, isi dan tujuan
serta mengikat sebagai aturan hukum pokok bagi HAMAS:
2. Daya ikat hukum keputusan tidak seketat peraturan;
3. Surat Keputusan dapat juga dipergunakan untuk pengesahan secara
formal terhadap keberadaan organ / kepengurusan organisasi yang
setingkat dibawahnya;
4. Surat Keputusan dapat dipergunakan menetapkan hasil keputusan
persidangan-persidangan tertentu, termasuk persidangan panitia
pengarah pada Program kerja organisasi;
5. Bentuk surat keputusan dicantumkan pada ketentuan-ketentuan jenis
surat keputusan, sebagaimana pasal 14 pada Peraturan Administrasi.
6. Keputusan HAMAS terdiri dari 2 (dua) macam, yaitu:
a. Keputusan Pengurus Pusat;
b. Keputusan Pengurus Komisariat;
7. Keputusan Pengurus Pusat:
a. Keputusan Pimpinan Pusat disingkat KPP;
b. KPP adalah keputusan yang dihasilkan kongres yang berlaku untuk
tingkat kepengurusan HAMAS Contoh: Keputusan hasil persidangan
Kongres.
c. KPP yang dihasilkan pleno Pengurus Pusat dipergunakan untuk
melakukan penyusunan program, pengangkatan / pemberhentian
personil dilingkungan pusat;

83
d. KPP juga dipergunakan memberikan surat pengesahan secara formal
yang dibuat berdasarkan hasil Muskom, terhadap pengesahan
kepenguruan Pengurus Komisariat.
e. KPP juga berarti menetapkan hasil keputusan panitia pengarah dalam
acara persidangan / pelatihan tertentu yang diselenggarakan
Pengurus Pusat. Contoh: Keputusan tentang penetapan dan
kepanitian kongres.
8. Keputusan Pengurus Komisariat:
a. Keputusan Pengurus Komisariat disingkat KPK;
b. KPK adalah keputusan yang dihasilkan oleh Muskom yang berlaku
untuk tingkat Perguruan Tinggi; Contoh: Keputusan hasil Muskom;
c. KPK yang dihasilkan rapat anggota dipergunakan untuk melakukan
penyusunan program, pengangkatan / pemberhentian personil
dilingkungan komisariat;
d. KPK juga berarti menetapkan hasil keputusan panitia pengarah dalam
acara pelatihan tertentu yang diselenggarakan Pengurus Komisariat;
Contoh: Keputusan tentang penetapan Kepanitiaan;
e. KPK disampaikan kepada yang bersangkutan dengan tembusan
coordinator wilayah, disesuaikan dengan kebutuhan/kepentingan
surat;
Pasal 46
Instruksi
1. Instruksi adalah surat perintah untuk menjalankan hasil-hasil keputusan
/ peraturan/rapat;
2. Instruksi juga berarti perintah untuk melaksanakan kebijakan tertentu
dan tingkat kepengurusan HAMAS yang lebih tinggi kepada tingkat
kepengurusan yang lebih rendah;
3. Surat Instruksi harus disertai juklak (petunjuk pelaksanaan) dan/atau
juknis (petunjuk tekhnis), dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Petunjuk pelaksanaan adalah petunjuk secara terperinci tentang tata
cara /aturan melaksanakan instruksi yang bersifat mendasar dan
global; Contoh: Petunjuk pelaksanaan pendataan anggota;
b. Petunjuk tekhnis adalah petunjuk secara terperinci tentang tata cara
/ aturan melaksanakan instruksi yang bersifat operasional; Contoh:
Petunjuk tekhnis penempatan data anggota;
c. Format juklak dan juknis harus sistematis, praktis dan mudah
difahami, disesuaikan dengan bobot intruksi;
4. Instruksi HAMAS terdiri dan 2 (dua) macam, yaitu:

84
a. Instruksi Pengurus Pusat;
b. Intruksi Pengurus Komisariat
5. Instruksi Pengurus Pusat:
a. Instruksi Pengurus Pusat disingkat IPP;
b. IPP adalah surat perintah Pengurus Pusat disampaikan kepada
Pengurus Komisariat;
c. IPP dipergunakan untuk melaksanakan kebijakan-kebijakan tertentu
Pimpinan Pusat dan harus dilaksanakan sebagaimana mestinya;
Contoh: Instruksi mengadakan muskom
d. IPP dialamatkan Pengurus komisariat, dan tembusan yang sesuai
dengan kebutuhan / kepentingan surat;
6. Instruksi Pengurus Komisariat:
a. Instruksi Pengurus komisariat disingkat IPK;
b. IPK adalah surat perintah Pengurus Komisariat disampaikan kepada
Pengurus dan anggotanya;
c. IPK dipergunakan untuk melaksanakan kebijakan-kebijakan tertentu
Pengurus Komisariat dan harus dilaksanakan sebagaimana mestinya;
Contoh: - Instruksi pendataan anggota;
d. IPK dialamatkan kepada Pengurus dan anggota Komisariat, dengan
tembusan koordinator wilayah dan Pengurus Pusat, serta sesuai
dengan kebutuhan/ kepentingan surat;
Pasal 47
Siaran
1. Siaran adalah penjelasan / informasi secara tertulis sebagai pernyataan
sikap resmi organisasi;
2. Siaran dipergunakan untuk menjelaskan satu atau beberapa peristiwa
baik yang bersifat umum atau khusus, untuk dikaji atau didiskusikan;
3. Efesiensi dan efektifitas siaran, hendaknya juga melalul media cetak atau
elektronika;
4. Siaran HAMAS terdiri dan 2 (Dua) macam, yaitu:
a. Siaran Pengurus Pusat;
b. Siaran Pengurus Komisariat;
5. Siaran Pengurus Pusat:
a. Siaran Pimpinan Pusat disingkat SPP;
b. SPP adalah siaran yang dibuat oleh Pengurus Pusat yang berlaku bagi
seluruh anggota HAMAS; Contoh: Sikap terhadap perjudian dan
sejenisnya;
6. Siaran Pengurus Komisariat:

85
a. Siaran Pengurus komisariat disingkat SPK;
b. SPK adalah siaran yang dibuat oleh Pengurus Komisariat yang berlaku
bagi seluruh anggota HAMAS secara lokal; Contoh: - Siaran tentang
UU kebebebasan berorganisasi dan berserikat.
c. SPK disampaikan kepada pengurus dan anggota Komisariat, dengan
tembusan dan/atau Koordinator Wilayah Pengurus Pusat;

BAB XI
RAPAT-RAPAT
Pasal 48
Rapat Rutin
1. Rapat rutin terdiri dari:
1. Rapat Harian;
2. Rapat Pleno;
3. Rapat Pimpinan;
1. Rapat harian adalah rapat yang diikuti oleh pengurus harian
(Pengurus harian) untuk membahas:
a. Hal-hat yang bersifat rutin;
b. Hal-hal yang bersifat penting dan mendesak;
c. Persiapan materi rapat pleno dan rapat pimpinan.
2. Rapat pleno adalah rapat yang dihadiri oleh semua pengurus harian
dan departemen untuk membahas:
a. Hal-hal yang bersifat penting untuk diketahui oleh unsur
departemen;
b. Hal-hal yang bersifat konsultatif dan koordinatif;
c. Laporan program kerja antar departemen kepada ketua umum;
3. Rapat Pimpinan yaitu rapat yang dihadiri oleh Pimpinan yang
setingkat dibawah, untuk membahas:
a. Hal-hal prinsip organisasi sebagai usulan / rekomendasi pada
tingkat kepengurusan yang lebih tinggi;
b. Berlakunya aturan baru ditubuh HAMAS.
Pasal 49
Rapat Panitia
1. Rapat panitia adalah rapat yang diselenggarakan oleh panitia pelaksana
dan/ atau panitia khusus (pansus), sesuai dengan penugasan yang
diberikan oleh kepengurusan.
2. Rapat panitia membahas berbagai hal tekhnis penyelengaraan suatu
kegiatan.

86
BAB XII
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pasal 50
Quorum
1. Quorum dinyatakan sah apabila dihadiri minimal 2/3 dari jumlah anggota
pada tingkat kepengurusan.
2. Apabila tidak memenuhi quorum maka rapat-rapat dapat ditunda sampai
batas waktu yang tidak ditentukan

BAB XIII
KADERISASI & PELATIHAN
Pasal 51
Pembinaan Kader
1. Pembinaan Kader dilakukan oleh organisasi kepada kader-kader biasa dan
kader-kader muda
2. Kader biasa kepengursan HAMAS, menjadi tanggungjawab pembinaan
organisasi demi jalinan kerjasama dan kesinambungan proses komunikasi
antar kader.
Pasal 52
Alumni
1. Alumni adalah orang yang telah tercantum sebagai anggota atau
pengurus HAMAS dan telah dinyatakan lulus dari perguruan tinggi selama
dua tahun dari perguruan tinggi dan atau berusia maksimal 35 tahun.
2. Alumni dapat mengikatkan diri dalam jalinan komunikasi melalui sebuah
wadah yang bersifat terbuka dan kekeluargaan.
Pasal 53
Pelaksanaan Pengkaderan/Pelatihan
Pengkaderan / pelatihan adalah proses, cara, perbuatan mendidik atau
membentuk karakter seorang kader untuk menjadi orang yang berkwalitas,
mandiri berakhlakul karimah dan peka terhadap perkembangan, sesuai
dengan pedoman pengkaderan yang berlaku.
Pasal 54
Sertifikasi / Piagam
1. Setiap jenis pengkaderan / pelatihan yang diselenggarakan setiap
tingkatan HAMAS yang dilaksanakan oleh kepanitiaan, setiap peserta
berhak mendapat penghargaan tentang keikutsertaan.
2. Pencantuman penghargaan kepada peserta pelatihan meliputi:
a. Nama

87
b. Tempat tanggal lahir
c. Alamat
d. Utusan
e. Klasifikasi nilai
3. Penghargaan kepada peserta pelatihan berupa piagam /sertifikat
4. Piagam /sertifikat sebagai tanda penghargaan keikutsertaan peserta
pelatihan dikeluarkan dan ditandatangani oleh panitia pelaksana dengan
mengetahui kepengurusan setempat, kecuali kegiatan yang dilaksanakan
bersama dengan lembaga lain, ditanda tangani oleh masing-masing
ketua.

BAB XIV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 55
Penutup
1. Hal-hal yang belum diatur dalam ketentuan ini, akan ditentukan lebih
lanjut dalam peraturan dan atau keputusan Pengurus Pusat.
2. Peraturan Organisasi ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

88
PERATURAN ADMINISTRASI

89
PERATURAN ADMINISTRASI
HIMPUNAN MAHASISWA SERANG

Bismillahirrahmanirrahim
PENDAHULUAN
Administrasi merupakan sesuatu yang harus ada dalam penyelenggaraan
setiap usaha kerja sama manusia untuk mencapai tujuan tertentu. Untuk
terselenggaranya administrasi dengan baik dan mencapai tujuan, diperlukan
suatu proses yang tertib.
Adminstrasi dalam pengertian yang luas maupun sempit, yang terdiri dari
perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan
(actuating), dan pengawasan (controlling). Pengelolaan fungsi-fungsi
administrasi pada suatu organisasi seperti HAMAS yang memiliki komponen
organisasi yang besar, sangat membutuhkan suatu keseragaman administrasi
(uniformitas). Untuk memenuhi kebutuhan itu dan demi terwujudnya tertib
serta kerapian administrasi, penyempurnaan Pedoman Administrasi
Kesekretariatan ini merupakan suatu jawaban, melihat semakin kompleksnya
penyelenggaraan administrasi HAMAS dimasa yang akan datang.
Administrasi kesekretariatan HAMAS adalah segenap proses
penyelenggaraan aktivitas kesekretariatan HAMAS yang benar-benar
berfungsi sebagai tempat dan pusat aktivitas organisasi. Untuk maksud dan
tujuan tersebut, maka dalam penyelenggaraan aktivitas kesekretaraiatan
HAMAS benar-benar dapat tercapai secara efektif. Administrasi
kesekretariatan organisasi dikenal dalam bentuk dan sistemnya. Dalam
hubungan ini, pedoman administrasi kesekretaraiatan HAMAS menunjukkan
suatu bentuk atau sistem yang spesifik.

BAB I
SURAT-SURAT
Pasal 1
Model Surat
1. Ukuran surat yang dipakai dalam surat-menyurat HAMAS adalah 33 x 21.5
cm, (ukuran folio);
2. Warna kertas putih;
3. Jenis kertas HVS antara 60-80 gram.
4. Jenis huruf yang dipakai pada surat HAMAS menggunakan font Tahoma
dengan font size 12
5. Tinta yang dipakai pada penulisan surat warna hitam

90
Pasal 2
Kepala Surat
1. Surat PP, PK, dan kepanitian harus menggunakan kepala surat yang
tercetak;
2. Kepala surat pengurusan memuat :
a. Lambang HAMAS;
b. kepanitiaan, apabila surat dibuat atas nama kepanitiaan
c. Nama kegiatan, apabila surat dibuat atas nama kepanitiaan
d. Tingkat kepengurusan organisasi;
e. Periode kepengurusan
f. Terdiri dari 3 baris tulisan, untuk surat yang dibuat atas nama
kepengurusan
g. Terdiri dari 4 baris tulisan, untuk surat yang dibuat atas nama
kepanitiaan
3. Kepala surat dicetak dengan dasar putih dan huruf warna biru, tulisan
HAMAS dibawah lambang dicetak dengan warna putih dan background warna
biru
4. Tulisan kepala surat terletak disebelah kanan lambang, huruf Kapital
semua dan
bergaris bawah atau format Indonesia baru.
Pasal 3
Footer/ bawah Surat
Untuk alamat saung Himpunan Mahasiswa Serang ditulis di pojok kanan
dengan tulisan miring dan tebal dengan ukuran Font size 10
Pasal 4
Nomor, Lampiran dan Hal Surat
1. Nomor surat terdiri dari 7 kolom, penulisan nomor tidak boleh disingkat
No.: masing-masing dipisah dengan garis miring sebagai berikut:
a/b/c/d/e/f/g
a. Nomor urut surat
b. Jenis surat
Int : Untuk intern kepengurusan
Eks : Untuk keluar kepengurusan
c. Yang mengeluarkan/Membuat Surat
Sek : Untuk surat yang dikeluarkan oleh Sekretaris
PAO : Untuk surat yang dikeluarkan oleh Departement PAO
INTERNAL : Untuk surat yang dikeluarkan oleh Departement
Internal

91
EKSTERNAL : Untuk surat yang dikeluarkan oleh Departement
ADVOKASI : Untuk surat yang dikeluarkan oleh Departement
Advokasi
PEMBERDAYAAN PEREMPUAN : Untuk surat yang dikeluarkan
oleh Departemen Pemberdayaan Perempuan
KEPANITIAAN : Untuk surat yang dikeluarkan oleh kepanitiaan
dan tim formatur
d. Kode tingkat kepengurusan, dengan ketentuan:
d.1. Untuk surat-surat yang bersifat keputusan memakai kode: KPP
untuk Pengurus Pusat. KPK untuk Pengurus Komisaniat;
d.2. Selain surat-surat yang bersifat keputusan memakai kode : PP,
PK
e. Periodesasi kepengurusan yang sedang berjalan dengan angka
romawi;
f. Bulan pembuatan surat dengan angka;
g. Dua angka terakhir tahun pembuatan surat;
Contoh : Nomor : 01/Eks/Sek/PP-Hamas/V/04/11.
2. Lampiran tidak boleh disingkat Lamp.: diisi apabila pada surat itu
disertakan surat-surat lain;
a. Jumlah lampiran disebutkan angka dengan keterangan
b. Angka tersebut menunjukkan beberapa lampiran surat bukan berapa
jumlah lembar halaman;
3. Perihal;
a. Perihal ditulis dengan perihal
b. Perihal : diisi dengan inti persoalan surat secara singkat dan mudah
dimengerti, ditulis dengan huruf besar dan digaris bawah serta dicetak
tebal dengan diakhiri titik.
Pasal 5
Alamat Surat
1. Alamat adalah kepada siapa surat itu ditujukan dan harus ditulis dengan
lengkap dan jelas, kecuali surat-surat yang bersifat masal;
2. Alamat surat yang bersifat masal, jika diperlukan dapat di sebutkan pada
lampiran berikutnya;
3. Penulisan alamat cukup mempergunakan kata yang sopan.
a. Bila surat dikirim menggunakan amplop, penulisan alamat surat
adalah Yang Terhormat atau dapat disingkat Yth dengan diakhiri
dengan titik dua.

92
b. Bila surat dikirim tanpa memakai amplop, maka penulisannya adalah
Kepada Yang Terhormat atau dapat disingkat Kepada Yth dengan
diakhiri dengan titik dua.
4. Pengetikan tujuan / alamat adalah tiga spasi dibawah hal surat. Misalnya

Dibawah kepala surat, berturut-turut dicantumkan:


Nomor : 01/Eks/Sek/PP-HAMAS/VII/08/11
Lampiran : 2 (Dua)
Perihal : MOHON BANTUAN DANA.

Kepada Yth:
Kang Ubaidillah
Di-
T e m p aPasal
t. 6
Pembuka dan Penutup Surat
1. Kalimat pembuka surat-surat HAMAS adalah Assalamualaikum Wr.
Wb. Dengan dicetak tebal dan miring.
2. Kalimat Pengantar, Salam silaturahim kami sampaikan kepada Bapak/
Ibu, Kakang/ Teteh/ Saudara, mudah-mudahan selalu diberikan
perlindungan oleh Allah SWT, dan tetap berjuang dalam menjalankan
amanah-Nya. Amin.
3. Kalimat penutup untuk surat-surat HAMAS adalah Al-Haqqu Min Robbika
Falaa Takuunanna Minal Mumtariin, dan dibawahnya Wassalamualaikum
Wr. Wb. Dengan dicetak tebal dan miring
4. Kata pembuka dan penutup untuk dipakai disetiap surat HAMAS, kecuali
pada surat keputusan tanpa menggunakan salam.
Pasal 7
Isi Surat
1. Isi surat adalah uraian dari pada isi/pokok perihal surat.
2. Isi surat agar dijaga tetap hormat dan sopan serta tidak berlebihan.
3. Isi surat menggunakan bahasa Indonesia yang jelas dan mudah
dimengerti serta tidak meragukan dari isi dan bobot surat.
4. Bila memakai singkatan kata-kata, hendaknya yang lazim dipakai umum.
Pasal 8
Tanggal Surat
1. Setiap penutup surat, dibagian bawah sebelah kanan ditulis tanggal
pembuatan surat;
2. Tanggal surat harus disesuaikan dengan tempat / kedudukan organisasi;
3. Pembuatan surat-surat HAMAS dibuat dengan menggunakan bulan dan
tahun masehi.

93
Pasal 9
Pengirim dan Tanda Tangan
1. Setiap surat harus menyebut dengan jelas pengirim dan penanggung
jawabnya;
2. Penyebutan pengirim tidak boleh disingkat, dengan formasi centering
3. Nama struktur / tingkatan HAMAS dan nama daerah ditulis dengan
karakter kecil, kecuali awal kata harus ditulis karakter Kapital.
4. Ketua berada disebelah kiri dan Sekretaris berada disebelah kanan, ditulis
dengan huruf besar dicetak tebal dan garis bawah.
5. Jabatan dan nama penanggung jawab surat;
6. Jabatan penanggung jawab dicetak miring.
Perhatikan Contoh dibawah :
Pengurus Pusat
Himpunan Mahsiswa Serang
Periode 2012-2014

GILANG ERDI PERMANA RIFAI IBNU SURUR


Ketua Umum Sekertaris Umum

7. Mempergunakan stempel organisasi yang telah disahkan.


8. Stempel dibubuhkan pada ruang antara nama dan jabatan sekretaris,
dengan menutup sebagian dan tanda tangan sebelah kiri sekretaris dan
berlaku bagi semua jenis surat HAMAS;
Pasal 10
Tembusan
1. Tembusan adalah badan / organisasi yang dianggap perlu untuk
mengetahui isi surat tersebut;
2. Tembusan diketik satu margin dengan nomor, lampiran dan hal surat,
serta sejajar dengan nama terang penanda tangan / penanggung jawab,
ditulis dengan huruf besar tanpa garis bawah dan diakhiri dengan titik
dua;
3. Urutan tembusan, dimulai dengan yang lebih tinggi, dan dimulai dengan
kata Yth;
4. Setiap surat HAMAS yang mempunyai hubungan internal dan struktural
organisasi harus memberikan tembusan kepada pengurus setingkat
dan/atau bawahnya maupun instansi / lembaga yang terkait bila dirasa
perlu

94
Pasal 11
Pengarsipan
1. Setiap surat harus ada arsipnya, yaitu surat yang diketik bersama aslinya
untuk dijadikan arsip;
2. Jika pada ayat 1 tidak dapat terpenuhi maka dapat difoto copy sebagai
arsip;
3. Penulisan arsip pada tembusan ditiadakan.
Pasal 12
Formasi Surat
1. Cara penyusunan dan penulisan / pengetikan surat diusahakan selalu
dalam susunan yang sistimatis;
2. Kalau isi surat yang sangat singkat, pergunakan sepasi yang lebih lebar;
3. Formasi surat mengikuti semy blok style.
4. Khusus surat keputusan / peraturan / pengesahan / mandat / pengantar
/ rekomendasi/ pengangkatan / pemberhentian, tidak memakai aturan
surat-surat umum.
Pasal 13
Sampul Surat
1. Warna kertas putih dan berat jenis kertas antara 60-80 gram;
2. Ukuran sampul surat disesuaikan dengan keperluan;
3. Kepala surat pada sampul surat, disamakan dengan ketentuan pada pasal
2.
4. Penulisan alamat dan/atau organisasi/ lembaga/ badan/ orang yang
hendak dituju, ditulis sebelah kanan bawah dengan lengkap dan jelas.

BAB II
JENIS-JENIS SURAT
Pasal 14
Surat Keputusan
1. Surat Keputusan memuat lima bagian yaltu:
a. Kepala Surat.
b. Konsideran.
c. Diktum.
d. Pembuka dan penutup.
e. Alamat.
2. Kepala surat keputusan yang dihasilkan dan tingkat kepengurusan, telah
diatur sebagaimana BAB I pasal 2 ayat 4.

95
3. Kepala surat keputusan yang dihasilkan dari tingkat permusyawartan
organisasi HAMAS, memuat empat bagian, yaitu:
a. Sifat-sifat surat.
b. Tingkat permusyawaratan dan periodesasi.
c. Nomor surat.
d. Esensi jenis surat.
4. Kepala surat yang sebagaimana ayat 3, berbentuk piramid.
5. Konsideran terdiri dari:
a. Menimbang: bersifat logis rasional, yakni berisi pertimbangan-
pertimbangan atau alasan rasional yang menjadikan keputusan itu
dikeluarkan;
b. Mengingat: bersifat yuridis konstitusional yakni berisi peraturan-
peraturan yang ada (landasan konstitusi HAMAS) yang menguatkan
dan menjadi dasar dikeluarkannya keputusan;
c. Memperhatikan: bersifat praktis operasional, yakni berisi
peristiwa/kegiatan/hal yang melatarbelakangi dan ataupun saran-
saran/pendapat yang merupakan bahan pembuatan keputusan;
6. Diktum: berisi rumusan-rumusan pernyataan atau keputusan yang
merupakan bagian pokok dan terpenting daripada surat keputusan;
7. Alamat:
a. Ditulis badan atau orang yang dikirim surat keputusan;
b. Letak alamat dibagian bawah sebelah kiri surat;
c. Urutan penyebutan dimulai dari badan atau orang yang lebih tinggi
jabatan/ kedudukannya;
d. Disamping alamat/ tujuan, dibawahnya disertakan tembusan: dengan
ketentuan sebagaimana ayat 7 huruf a,b & c.diatas;
8. Kalimat pembuka surat adalah BismilIahirrahmanirrahim, dan kalimat
penutup surat adalah Al Haqqu Min Robbika Falaa Takunannaa Minal
Mumtariin, dengan memakai huruf besar di awal kalimat tanpa garis
serta tidak diakhiri dengan titik;
9. Kalimat konsideran memakai huruf kecil dan diakhiri dengan titik dua, dan
kalimat diktum memakai huruf besar dan kecil yang diakhiri dengan titik
dua.
Pasal 15
Surat Pengangkatan dan Pemberhentian
1. Surat pengangkatan adalah surat yang dibuat oleh ketua umum/ketua
terpilih secara formal bersama tim formatur hasil kongres/ Muskom untuk
mengangkat fungsionaris dalam melengkapi kepengurusan.

96
2. Alamat surat ditujukan kepada yang bersangkutan.
3. Surat pemberhentian adalah surat pemberhentian secara formal yang
dibuat/ ditandatangani oleh ketua Umum dan sekretaris Umum setelah
mengadakan musyawarah pengurus harian Lengkap untuk
memberhentikan personalia pengurus, karena sebab-sebab tertentu.
4. Alamat surat pemberhentian ditujukan kepada yang bersangkutan,
dengan tembusan Kepada pengurus Pusat untuk pengurus komisariat.
Pasal 16
Surat Permohonan Pengesahan
1. Setiap selesai Muskom bagi semua tingkat kepengurusan dan
tersusunnya kepengurusan Lengkap, diharuskan mengajukan surat
permohonan pengesahan kepada pengurus Pusat, guna mendapatkan
legitimas, kepengurusannya.
2. Surat permohonan pengesahan Pengurus Komisariat disampaikan kepada
Pimpinan Pusat, dengan rekomendasi dari Korwil HAMAS.
3. Penanggungjawab surat permohonan adalah ketua terpilih dengan
bersama tim formatur hasil dari Muskom.
4. Dalam surat permohonan pengesahan harus disertakan lampiran berita
acara muskom/muskomlub dan susunan pengurus lengkap
5. Khusus untuk kepengurusan yang baru, surat permohonan pengesahan
harus menyertakan lampiran Berita acara pemilihan.
Pasal 17
Surat Pengesahan
1. Surat pengesahan adalah keputusan yang dipergunakan untuk
mengesahkan, Pengurus Komisariat,
2. Surat pengesahan PP diberikan kepada Pimpinan komisariat, setelah
terlebih dahulu PP menenima surat pengajuan permohonan pengesahan.
dan disertai surat rekomendasi dari Korwil.
Pasal 18
Surat Rekomendasi
1. Surat rekomendasi adalah surat pengesahan sementara secara formal,
yang dikeluarkan oleh pimpinan yang mempunyai wewenang terhadap
hasil muskom, sampai dengan turunnya surat pengesahan dari PP.
2. Wewenang yang mengeluarkan surat rekomendasi pengesahan adalah
Korwil
3. Surat Rekomendasi PK diberikan Korwil, setelah Korwil menerima surat
permohonan rekomendasi bersama tembusan surat permohonan
pengesahan PK kepada Pengurus Pusat.

97
4. Surat rekomendasi Korwil dialamatkan, kepada PP.
5. Surat rekomendasi bisa berarti surat usulan yang diajukan oleh pengurus
komisariat kepada pengurus pusat.
Pasal 19
Surat Mandat
1. Surat mandat adalah surat pemberian kuasa ketua umum kepada orang
lain dibawahnya.
2. Surat mandat harus disebut dengan jelas nama dan tanda tangan yang
memberi mandat.
3. Dalam surat mandat harus disebut dengan jelas nama, jabatan dan
alamat yang diberi mandat.
4. Surat mandat harus disebutkan dengan jelas maksud pemberian mandat.
5. Setiap jenis kegiatan yang mempunyai bobot dan/atau tingkatan formal
organisasi penyelenggara, harus disertakan syarat membawa surat
mandat ataupun tidak disebutkan secara formal.
6. Surat mandat diberikan kepada penyelenggara kegiatan, untuk
membuktikan pelimpahan wewenang pada tingkat kepengurusan
tertentu.
7. Surat mandat harus menyebutkan sejak kapan mulai dan akhir masa
berlakunya surat mandat.
8. Setetah mandat/kuasa itu betul-betul dilaksanakan, yang diberi
wewenang harus melaporkan secara tertulis.
Pasal 20
Surat Pengantar
1. Surat pengantar adalah surat yang dipergunakan untuk mengantarkan
barang/ jenis surat lain, dimaksudkan lebih memperjelas pengiriman
barang/jenis surat yang bersangkutan.
2. Surat pengantar mempunyai bentuk tersendiri, dan memuat kolom
sebagai berikut:
a. Nomor urut.
b. Dikirim kepada/alamat tujuan
c. Nama/jenis barang.
d. Jumlah barang.
e. Keterangan.
f. Pengrim.
Pasal 21
Surat Salinan
1. Surat salinan adalah surat yang disalin sama persis dengan aslinya.

98
2. Surat salinan merupakan surat yang dipergunakan untuk penggandaan
yang jenisnya sebagai surat penting.
Contoh: - Surat legalisir. Sertifikat / piagam pelatihan;
3. Pada sudut atas sebelah kiri surat salinan ditulis Salinan
4. Dibawah surat sebelah kiri surat salinan harus ditulis disalin sesuai dengan
aslinya oleh (nama terang dan jabatannya) dan tanda tangan.
5. Surat coto copy nilainya sama dengan surat salinan.
6. Pada tulisan salinan/ turunan, seharusnya memakai stempel bertuliskan
salinan dengan memakai huruf besar.
Pasal 22
Tembusan
1. Surat tembusan bukan surat turunan.
2. Surat tembusan adalah surat yang diketik bersama-sama dengan aslinya.
3. Surat tembusan harus ditanda tangani seperti aslinya, untuk meyakinkan
bahwa itu benar-benar yang asli.
4. Surat tembusan harus distempel.
5. Pada bagian atas pada surat atau sampul surat (amplop) tembusan.
sebaiknya distempel tembusan dengan memakal huruf besar.
6. Surat-surat tembusan dikirim kepada organisasi/ orang yang alamatnya
ditulis dibagian bawah sebelah kiri surat.
Pasal 23
Kerangka Acuan / Proyek Proposal
1. Kerangka acuan proposal adalah gambaran / kerangka rencana suatu
kegiatan
2. Kerangka acuan gunanya untuk menjelaskan secara garis besar tentang
adanya rencana suatu kegiatan secara sistematis;
Contoh: - Kerangka acuan seminar citra diri;
- Kerangka acuan latihan kader Utama;
3. Kerangka acuan merupakan lampiran dan surat pemberitahuan/
permohonan, laporan dan lain sebagainya;
4. Format atau bentuk kerangka acuan sebagai berikut:
a. Pendahuluan, berisi permasalahan-permasalahan yang terjadi yang
menjadikan landasan pokok berfikir, sehingga melahirkan gagasan
adanya kegiatan;
b. Nama dan Tema kegiatan, berisi hal-hal yang berkaitan dengan
landasan pokok berfikir secara singkat dan jelas, bila perlu ditambah
alasan-alasan pemberian tema;

99
c. Tujuan / target, berisi kegiatan yang diharapkan dapat tercapai
secara kongkrit dan ril, dengan berbagai tinjauan sebagai hasil
pelaksanaan;
d. Sasaran, berisi obyek dan pada kegiatan yang menjadi tujuan yang
harus tersentralkan pada landasan pokok adanya kegiatan;
e. Methode pendekatan, berisi tentang methode yang akan
diterapkan dalam mengolah dan pendekatan kegiatan, sehingga
tercapai tujuan secara maksimal;
f. Peserta, berisi tentang persyaratan, jumlah, prosedur dan tekhnis
lain yang berkaitan dengan peserta kegiatan;
g. Waktu dan tempat, berisi alokasi waktu dan tempat kegiatan,
sebagal memperjelas adanya kegiatan;
h. Pelaksana, berisi tentang panitia pelaksana dalam kegiatan tersebut,
dengan perincian nama-nama panitia beserta alamat secara terlampir;
i. Anggaran biaya, berisi taksiran tantang dana pengeluaran pada
kegiatan, dibutuhkan pula rencana pemasukan biaya secara
terperinci;
j. Penutup, berisi tentang kesimpulan dan himbauan-himbauan.
Pasal 24
Surat Reshuffle Pengurus
1. Surat Reshuffle adalah surat yang : diajukan untuk mengganti Pengurus
diluar kongres/ Muskom sebelum habis masa baktinya, sebagai upaya
mengaktifkan kembali kepengurusan yang mengalami kevakuman
2. Tata aturan pengajuan surat permohonan pengesahan kepengurusan
hasil Reshuffle;
a. Setiap selesai Reshuffle, PK di haruskan mengajukan surat tembusan
kepada PP untuk diketahui
b. Surat permohonan hasil Reshuffle pengurus komisariat disampaikan
kepada Korwil
c. Penanggung jawab surat permohonan adalah ketua umum dengan
sekretaris Umum.
3. Khusus yang berkaitan dengan pasal 23 ayat 2, ditambah lampiran
susunan pengurus lama yang di Reshuffle.
Pasal 25
Laporan
1. Laporan adalah suatu pemberitahuan resmi organisasi, yang berupa
pertanggungjawaban kepada yang memiliki wewenang atas pelaksanaan
tugas yang dibebankan kepadanya.

100
2. Jenis laporan terbagi menjadi 4 bagian, sebagai berikut:
a. Laporan umum.
b. Laporan khusus.
c. Laporan berkala.
d. Laporan program kerja.
3. Laporan Umum:
a. Laporan umum adalah laporan yang disampaikan oleh Ketua Umum /
ketua dihadapan peserta kongres/ Muswil/ Muskom sebagai laporan
pertanggung jawaban organisasi secara umum;
b. Laporan umum disusun sebagai berikut:
- Pendahuluan;
- Program hasil kongres/ Muswil/ Muskom;
- Kegiatan yang dilaksanakan;
- Administratif: surat-menyurat, keuangan, infentarisasi;
- Hambatan-hambatan;
- Kesimpulan;
- usul/saran;
- Penutup;
4. Laporan Khusus:
a. Laporan khusus adalah laporan perjalanan yang disampaikan oleh
pengurus yang menghadiri suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh
struktur diatas atau dibawahnya;
- PP menghadiri kegiatan yang diselenggarakan oleh PW atau PK.
- PW menghadiri kegiatan yang diselenggarakan oleh PP atau PK.
- PK menghadiri kegiatan yang diselenggakan oleh PP, PW.
b. Laporan khusus adalah juga laporan pelaksanaan suatu kegiatan
kepanitiaan, yang disampaikan oleh ketua panitia dan / atau ketua
koordinator pelaksanaan kegiatan tertentu / program khusus kepada
organisasi/ badan / orang yang memberi kepercayaan atau wewenang
terhadap operasionalisasi kegiatan tertentu.
c. Laporan khusus disusun sebagai berikut:
- Pendahuluan.
- Kegiatan yang telah dilaksanakan.
- Hambatan-hambatan.
- Kesimpuan.
- Saran/usul.
- Penutup.
5. Laporan Berkala

101
a. Laporan berkala adalah laporan yang disampaikan oleh tingkat
kepengurusan dibawah kepada tingkat ke-pengurusan yang Iebih atas
secara bertahap/ berkala.
b. Laporan berkala disusun sebagai berikut:
- Pendahuluan.
- Kegiatan yang telah dilaksanakan.
- Hambatan-hambatan.
- Data potensi/grafik kegiatan.
- Kesimpulan.
- Usul/saran.
- Lampiran Daftar kegiatan yang akan dilaksanakan.
- Penutup.
c. Pimpinan Pusat memberikan laporan kepada anggota Hamas Melalui
Kongres.
d. Pimpinan Wilayah memberikan laporan kepada Pimpinan Pusat
HAMAS.
e. Pimpinan Komisariat Perguruan Tinggi Memberikan laporan kepada
Pimpinan wilayah dengan tembusan kepada PP.
6. Laporan Program Kerja:
a. Laporan program kerja adalah laporan yang disampaikan oleh
sekretaris, bendahara dan koordinator departemen-departemen
kepada ketua Umum dan/atau wakil ketua umum untuk Pengurus PP.
untuk wilayah dan komisariat dilaporkan kepada ketua umum, ketua
koordinator program, yang selanjutnya dilaporkan pada rapat pleno;
b. Laporan berkala memuat kolom-kolom, sebagal berikut:
- Nomor urut.
- Program kerja tahunan dan/atau enam bulanan.
- Bidang.
- Bentuk kegiatan.
- Pelaksanaan: sudah atau belum.
- Hambatan-hambatan.
- Usul/saran.
- Keterangan.
c. Diatas kolom tersebut, bertuliskan laporan pelaksanan program kerja
dan dibawahnya penanggung jawab.
Pasal 26
Permohonan Tanda Anggota
1. Tanda anggota dikeluarkan oleh pengurus Pusat.

102
2. Pemohon tanda anggota adalah Ketua umum Komisariat.
3. Tanda anggota berlaku selama jadi pengurus.
4. Ketentuan selanjutnya mengenai permohonan tanda anggota, dan master
kartu tanda anggota diatur dalam Peraturan Pimpinan Pusat.
5. Data dan jumlah anggota di masing-masing wilayah dan komisariat di
laporkan kepada PP melalui korwil

BAB III
PERALATAN ADMINISTRASI
Pasal 27
Buku Daftar Inventaris
1. Buku daftar inventais adalah buku untuk mencatat barang-barang milik
organisasi.
2. Buku daftar inventaris memuat kolom-kolom, sebagal berikut:
a. Nomor urut barang.
b. Nomor index / kode barang.
c. Nama satuan / jenis barang.
d. Jumlah barang.
e. Asal mula barang.
f. Harga barang (kalau diperoleh dan membeli).
g. Tanggal mulai dipakai.
h. Tanggal tidak dipakai (rusak).
i. Keterangan: misalnya ada tambahan barang dan sejak tanggal
berapa.
Pasal 28
Buku Notulen
1. Notulen adalah buku catatan resmi tentang pembicaraan, kesepakatan
atau keputusan yang diambil dalam pertemuan, rapat-rapat atau diskusi-
diskusi;
2. Notulen merupakan juga bahan pertimbangan, peringatan dan evaluasi
setiap menyelenggarakan pertemuan, rapat dan diskusi pada tahap-tahap
berikutnya.
3. Buku notulen, memuat antara lain
a. Nama pertemuan.
b. Hari, tanggal.
c. Pukul (jam mulal dan berakhir).
d. Tempat.
e. Jumlah: - undangan. undangan yang hadir;

103
f. Nama dan jabatan yang memimpin.
g. Nama dan jabatan yang. membuat notulis.
h. Kesimpulan-kesimpulan dan setiap pernbicaraan.
i. Keputusan-keputusan yang diambil.
Pasal 29
Buku Tamu
1. Buku tamu adalah buku untuk mengetahui tamu-tamu yang datang dan
mempunyai keperluan dengan pengurus organisasi.
2. Buku tamu memuat kolom-kolom, sebagai berikut:
a. Nomor urut.
b. Hari/ tanggal/ jam.
c. Nama tamu.
d. Organisasi / Instansi.
e. Jabatan/ status tamu.
f. Alamat.
g. Keperluan.
h. Tanda tangan tamu.
Pasal 30
Buku Daftar Hadir
1. Buku daftar hadir adalah buku untuk mencatat kehadiran peserta rapat,
diskusi, lokakarya, pelatihan dan lain sebagainya, baik bersifat kedalam
maupun keluar.
2. Buku daftar hadir memuat kolom-kolom, sebagai berikut:
a. Agenda Kegiatan,
b. Hari dan tanggal,
c. Nomor urut,
d. Nama Lengkap,
e. Utusan/Jabatan,
f. Contack Person,
g. Tertanda/Tanda tangan
Pasal 31
Buku Daftar Anggota
1. Buku daftar anggota adalah buku yang memuat nama-nama anggota
organisasi sebagai data autentik jumlah anggota organisasi.
2. Untuk efesiensi dan efektifitas, penyimpanan data-data anggota
dieperlukan sarana sebagai berikut
a. Buku daftar anggota.
b. Sarana computerisasi.

104
3. Buku daftar anggota memuat kolom-kolom, sebagai benkut:
a. Nomor urut.
b. Nomor induk anggota.
c. Nama lengkap anggota.
d. Tempat dan tanggal lahir.
e. Perguruan Tinggi,
f. Alamat lengkap.
g. Tahapan kaderisasi, yang pemah di Ikuti.
h. Tanggal masuk.
i. Tanggal keluar.
j. Keterangan: Kapan diberi tanda anggota dan kapan diperbaharui.
4. Kolom-kolom pada computerisasi, disamakan dengan kolom-kolom buku
daftar anggota.
Pasal 32
Buku Daftar Kegiatan
1. Buku daftar kegiatan adalah buku untuk mencatat setiap kegiatan
organisasi, baik kedalam maupun keluar.
2. Buku daftar kegiatan memuat kolom-kolom, sebagai berikut:
a. Nomor urut.
b. Nama / jenis kegiatan.
c. Hari/ tanggal pelaksanaan kegiatan.
d. Pelaksana kegiatan.
e. Waktu (pagi, siang, malam/ sehari penuh, dli).
f. Tempat pelaksanaan.
g. Keterangan: mencatat hal-hal yang penting, seperti adanya
penyampaian makalah, penyaji makalah, dsb.
Pasal 33
Buku Ekspedisi
1. Ekspedisi adalah pengiriman menyeluruh barang-barang administrasi dan
perlengkapan organsasi baik melalui kurir maupun pos.
2. Untuk membuktikan bahwa kiriman-kiriman itu benar-benar telah dikirim
dan diterima oleh yang bersangkutan, perlu dibukukan dalam buku
tertentu yang disebut buku ekspedisi.
3. Buku ekdspdsi untuk pengiriman surat melalut kurir atau pos, mempunyai
kolom-kolom sebagat berikut:
a. Nomor urut.
b. Tanggal pengiriman.
c. Alamat surat / ditujukan.

105
d. Isi / hal surat.
e. Tanggal dan nomor surat yang dikirim.
f. Lampiran yang ada.
g. Tanda tangan penerima / tera pos.
Pasal 34
Buku Agenda
1. Buku agenda adalah buku pencatatan keluar/ masuknya surat, untuk
mengagendakan peristiwa atau kejadian pada surat;
2. Buku agenda terbagi menjadi dua, yaitu:
a. Buku agenda surat keluar.
b. Buku agenda surat masuk.
3. Buku agenda surat keluar memuat kolom-kolom, sebagal berikut:
a. Nomor urut.
b. Nomor index (kode bundel surat).
c. Alamat pengirim.
d. Nomor surat.
e. Tanggal surat yang dikirim.
f. Isi/hal surat.
g. Hubungan dengan surat lain.
h. Keterangan.
4. Buku agenda surat masuk memuat kolom-kolom, sebagai berikut:
a. Nomor urut.
b. Nomor index (kode bundel surat).
c. Tanggal surat diterima.
d. Pengiriman surat.
e. Isi/hal surat.
f. Tanggal surat.
g. Nomorsurat.
h. Penerusan (diteruskan kepada siapa/kemana).
i. Catatan disposisi.
j. Keterangan.
5. Kode index: dimaksudkan pembagian bentuk, sifat dan jenis surat yang
sesuai dengan kepentingan yang ada.
Pasal 35
Arsip/ Penyimpanan
1. Arsip / penyimpanan adalah kumpulan-kumpulan surat yang disimpan
baik yang terjadi karena pekerjaan, aksi, transaksi maupun tindak-tanduk
dokumentasi.

106
2. Arsip/penyimpanan dimaksudkan sebagai suatu kebutuhan administrasi
pada setiap saat, betul-betul dibutuhkan untuk mengevaluasi dan
menentukan tindakantindakan selanjutnya.
3. Kegunaan arsip antara lain:
a. Pembuktian/pembukuan.
b. Korespondensi.
c. Penyusunan sejarah.
d. Data statistik.
e. Untuk publikasi.
4. Untuk surat-surat kedalam maupun keluar, harus disediakan brief odner
atau map, untuk menyimpan seluruh arsip-arsip surat yang sesuai dengan
kode index.
5. Surat-surat yang diarsipkan, harus disusun rapi sesuai dengan nomor urut
keluar atau diterimanya surat masuk.
6. Dalam mengarsipkan surat-surat yang terjadi karena perubahan susunan
kepengurusan, harus dipisahkan antar periodesasi.
7. Pengarsipan / penyimpanan surat-surat keluar, antara lain:
a. Pengurus Pusat:
a.1. Surat pengesahan Koodinator wilayah/ Pengurus komisariat.
a.2. Surat peraturan, keputusan (selain surat pengesahan), instruksi
dan siaran Pimpinan Pusat. V
a.3. Surat intern organisasi HAMAS (umum).
a.4. Surat kepada instansi dan ormas lain.
a.5. Surat laporan kegiatan tahunan.
b. kordinator Wilayah:
b. 1. Surat rekomendasi pengesahan
b.2. Surat peraturan, keputusan (selain surat rekomendasi), instruksi
dan siaran Pimpinan Wilayah.
b.3. Surat intern organisasi HAMAS (umum).
b.4. Surat kepada instansi dan ormas lain.
b.5. Surat laporan kegiatan tahunan.
c. Pengurus Komisariat:
1.1. Surat keputusan Ketua Umum Komisariat.
1.2. Surat intern organisasi HAMAS (umum).
1.3. Surat kepada instansi dan ormas lain.
1.4. Surat laporan kegiatan enam bulanan.

107
8. Pengarsipan/penyimpanan surat-surat masuk, antara lain
a. Pengurus Pusat
1. Surat pengajuan permohonan pengesahan Pimpinan Wilayah dan
Pimpinan komisariat.
2. Surat rekomendasi Kordinator Wilayah untuk pengesahan
Pengurus komisariat.
3. Surat tembusan peraturan, keputusan, instruksi dan siaran
kordinator Wilayah dan Pimpinan Komisariat.
4. Surat bersifat umum / tembusan dan kordintor Wilayah.
5. Surat bersifat umum/tembusan dan pengurus komisariat.
6. Surat dan instansi dan ormas lain.
7. Surat / map khusus laporan kegiatan kordinator Wilayah dan
Pengurus komisariat.
8. Surat / map khusus data alumni pelatihan Pengurus Pusat.
b. Kordinator Wilayah.
1. Surat pengajuan rekomendasi pengesahan dan tembusan
permohonan pengesahan dari kordinator Komisariat.
2. Surat tembusan pengesahan Pengurus Pusat.
3. Surat peraturan, keputusan, instruksi dan siaran dan pengurus
Pusat.
4. Surat bersifat umum/ tembusan dari Pengurus Pusat;
5. Surat dan instansi dari ormas lain;
6. Surat / map khusus laporan kegiatan Pengurus Pusat dan
pengurus Komisariat;
7. Surat / map khusus data alumni pelatihan;
c. Pengurus Komisariat:
1. Surat peraturan, keputusan, instruksi dan siaran Pengurus
Komisariat;
2. Surat pengesahan dan rekomendasi pengesahan Pengurus pusat
dan wilayah;
3. Surat dan instansi dari ormas lain;
4. Surat / map khusus formulir anggota;
5. Surat / map khusus laporan kegiatan Pengurus dan anggota;
6. Surat / map khusus data alumni pelatihan komisaniat;
Pasal 36
Cap Agenda
1. Cap Agenda berbentuk empat prsegi panjang dan bertuliskan : agenda;
2. Cap agenda dimaksudkan untuk penerimaan surat harus dicap agenda;

108
3. Cap agenda memiliki ruang-ruang sebagai berikut:
a. Tulisan agenda;
b. Tanggal terima surat;
c. Nomor agenda surat masuk;
d. Tanggal surat itu dibalas;
e. Nomor surat dalam buku agenda surat keluar;
f. Parap penerus;
4. Cap agenda bisa diganti dengan kertas lembar disposisi, yang sekaligus
berisi kolom-kolom cap agenda.
Pasal 37
Berita Acara
1. Berita acara adalah suatu bentuk laporan yang menyatakan secara rinci
saat peristiwa / kejadian yang berlangsung;
2. Berita acara memuat kolom-kolom sebagai berikut:
a. Hari / Tanggal / Bulan / Tahun;
b. Waktu / Jam saat kejadian;
c. Tempat kejadian / peristiwa;
d. Atamat, tempat kejadian / peristiwa;
e. Isi berita yang dilaporkan;
f. Nama, jabatan yang memuat berita acara (disertai tanda tangan);
g. Stempel organisasi yang memuat berita acara;
h. Mengetahui nama dan tanda tangan yang berkepetingan (Bila
mungkin distempel, jika yang berkepentingan tersebut mewakili
organisasi).
Pasal 38
Disposisi, Reproduksi dan Godeponserd
1. Surat-surat yang diajukan kepada pimpinan harus diberi disposisi, yang
merupakan petunjuk berupa keterangan, catatan, ketentuan atau
penjelasan;
2. Disposisi hendaknya dibuat secara singkat dan jelas bagi orang yang
melaksanakannya;
3. Disposisi ditulis pada halaman surat sebelah yang telah dikosongkan
seperempat bagiannya;
4. Disposisi hendaknya diberi parap dan tanggal pembuatan disposisi itu;
5. Jika disposisi memerlukan kalimat yang panjang, dapat dibuat pada kertas
lain, dan diletakkan dikertas tadi (diklip);
6. Rep: artinya Reproductie atau Dal (diajukan lagi), adalah suatu tanda
untuk surat-surat yang perlu dijawab tetapi belurn dikerjakan segera

109
(ditangguhkan), dan surat macam mi hendaknya disimpan dalam map
khusus, yang dikenal dengan istilah kieper;
7. Dep: artinya Godeponserd, adalah suatu tanda untuk surat-surat yang
tidak perlu lagi dijawab atau diselesaikan.
Pasal 39
Stempel
1. Stempel adalah cap atau simbol organisasi untuk melegitimasi surat-surat
atau barang-barang tertentu, secara resmi dan harus dipakai
sebagaimana mestinya menurut aturan-aturan hukum pemakaian
stempel;
2. Bentuk stempel kegiatan HAMAS berbentuk segi panjang, dengan
lambang HAMAS yang sesuai dengan AD/ ART di pojok kiri, tulisan tingkat
kepengurusan di sebelah kanan lambang HAMAS, serta menyebutkan
kegiatan di sebelah kanan lambang HAMAS di bawah tingkat
kepengurusan dan berukuran panjang 6 cm dan lebar 2,5 cm
3. Tinta Stempel Seluruh jenis stempel di semua tingkatan menggunakan
tinta stempel (stamp-ink) warna biru.
Pasal 40
Papan Nama
1. Papan nama adalah papan nama yang diperlihatkan secara umum di
depan kantor sekretariat dan / atau disalah satu tempat yang strategis
dan diketahui oIeh banyak orang;
2. Papan nama dimaksudkan untuk menyebutkan keberadaan organisasi
yang sesuai dengan kedudukan organisasi HAMAS;
a. Bentuk papan nama adaiah persegi panjang, dengan ketentuan
panjang dan lebar disesuaikan dengan UU keormasan no. 8 tahun
1985, sebagai berikut:
b. Pengurus Pusat, panjang 200 cm dan lebar 150 cm;
c. Pengurus Wilayah, panjang 180 cm dan lebar 135 cm;
d. Pengurus Komisariat, panjang 120 cm dan lebar 90 cm;
3. Warna dasar putih, warna huruf biru, dan sebeah atas tercantum lambang
HAMAS di sebelah kiri atas, nama organisasi tingkat kepengurusan,
alamat saung Hamas dibagian bawah;
4. Pemakaian papan nama diupayakan didirikan dengan dua tiang
penyangga.

110
BAB IV
DATA- DATA STATISTIK
Pasal 41
Struktur Organisasi
1. Struktur organisasi ini mutlak diperlukan bagi semua tingkat
kepengurusan organisasi HAMAS;
2. Struktur organisasi adalah untuk menjelaskan pembagian tugas pengurus
dalam menjalankan tugas-tugas organisasi;
3. Dalam pembuatan struktur / bagan organisasi pada setiap jalur komando
atau koordinasi pada tingkat eselon kepengurusan, hendaknya
dicantumkan nama, jabatan beserta foto yang bersangkutan.
Pasal 42
Daftar Susunan Pengurus
1. Daftar susunan pengurus disemua tingkat kepengurusan organisasi
HAMAS harus dibuatkan tabel, untuk memudahkan diketahuinya identitas
personalia pengurus;

2. Daftar susunan pengurus memuat kolom-kolom, sebagal berikut:


a. Nomor urut;
b. Nomor induk;
c. Nama pengurus;
d. Tempat / tanggal lahir;
e. Pendidikan terakhir;
f. Jabatan;
g. Alamat / tempat tinggal;
h. Tahun mulai masuk HAMAS;
i. Keterangan;
3. Pada bagian atas daftar susunan pengurus, dicantumkan juga nomor
surat pengesahan yang merupakan ketetapan tingkat kepengurusan yang
Iebih atas, tanggal kongres / muswil / muskom dan periodesasi dan masa
bakti kepengurusan yang sedang berjalan.
Pasal 43
Tabel Program Kerja Tahunan
1. Tabel program kerja tahunan adalah tabel yang memuat rencana
kalender kerja dan / atau kegiatan tahunan, untuk mempermudah
evaluasi waktu dan persiapan kegiatan;
2. Tabel program kerja tahunan ini dibuat berdasarkan hasil musyawarah
kerja (MUKER) dan / atau Rapat Program kerja;

111
3. Tabel program kerja tahunan memuat kolom-kolom, sebagai berikut:
a. Nomor urut;
b. Jenis kegiatan;
c. Waktu pelaksanaan
d. Bulan/minggu keberapa program itu dilaksanakan;
e. Pelaksana;
f. Keterangan.
Pasal 44
Peta Wilayah Kerja
1. Peta wilayah kerja berfungsi untuk mengetahui potensi, situasi dan
kondisi daerah kerja yang dipimpinnya;
2. Peta wilayah kerja berbentuk peta daerah dengan lokasi organisasi
bawahannya dengan memakai (benang jahit) yang ditarik lurus dan
tersentralkan, untuk jalur komando dan koordinasi;
3. Peta wilayah kerja mutlak dimiliki oleh semua tingkat kepengurusan
organisasi,
Pasal 45
Data Potensi Organisasi
1. Data potensi organisasi yang merupakan visualisasi potensi organisasi
yang dimiliki suatu daerah tertentu;
2. Data potensi organisasi memuat kolom-kolom, sebagai berikut:
a. Nomor urut;
b. Nomor / huruf kode wilayah kerja;
c. Nama daerah (yang berada satu tingkat dibawahnya);
d. Jumlah daerah (yang berada dua tingkat dibawahnya);
e. Jumlah daerah (yang berada tiga tingkat tingkat dibawahnya);
f. Jumlah tingkatan organisasi yang berada dua tingkat dibawahnya;
g. Jumlah anggota biasa;
h. Jumlah alumni;
i. Keterangan.
3. Sebagaiamana ayat 2 huruf c, d dan e diatas, pada tingkat kepengurusan
organisasi dapat menyesuaikan jumlah daerah yang dimiliki.
4. Untuk Pimpinan Ranting dan/atau Pimpinan Komisariat dapat
menyesuaikan dengan ketentuan pada ayat 1 dan 2 diatas.

112
Pasal 46
Data Statistik Organisasi
1. Data statistik organisasi adalah data-data yang memuat berbagai
kepentingan organisasi yang setingkat dibawahnya, agar mudah
diketahui
2. Data statistik organisasi memuat kolom-kolom, sebagai berikut:
a. Nomor urut;
b. Nama daerah yang berada satu tingkat dibawahnya;
c. Alamat sekretariat daerah yang berada satu tingkat dibawahnya;
d. Nomor surat pengesahan dan struktur kepengurusan yang setingkat
diatasnya;
e. Tanggal kongres / musyawarah komisariat;
f. Nama ketua dan sekretaris organisasi yang berada satu tingkat
dibawahnya;
g. Keterangan.
Pasal 47
Grafik Target Pencapaian Program
1. Graflk target pencapaian program adalah prosentase target yang telah
dicapai dan keseluruhan target yang dicanangkan dalam melaksanakan
program kerja tahunan.
2. GrafIk target pencapalan program adalah berfungsi untuk mengetahui
sejauhmana program dimaksud bisa berjalan/direalisasikan dengan baik.
3. Grafik target pencapaian program memuat kolom-kolom, yaitu:
a. Nomor urut;
b. Jenis Kegiatan;
c. Waktu pelaksanaan kegiatan;
d. Prosentase (ditulis dengan menggunakan grafik balok);
e. Keterangan (dapat ditulis hal-hal yang penting, alasan atau pun
catatan lain, dan sebegainya);
4. Grafik target pencapaian program setidaknya dapat dimiliki dan dibuat
oleh semua tingkat kepengurusan, adapun Ketua umum Komisariat, bila
mampu, dapat mempergunakannya.
Pasal 48
Data Jumlah Kader
1. Data jumlah kader adalah suatu data hasil pemantauan dan setiap
pelaksanaan pelatihan/ pengkaderan formal, baik tingkatan awal (PEKA)
maupun sampai tingkatan paling tinggi (Peka III);

113
2. Data jumlah kader ini dimaksudkan untuk mengetahui potensi kader yang
dimiliki oleh suatu daerah (Komisariat wilayah dan pusat);
3. Data jumlah kader memuat kolom-kolom, sebagai berikut:
a. Nomor urut;
b. Nama daerah yang berada satu tingkat dibawahnya;
c. Jumlah kader Peka I
d. Jumlah kader Peka II
e. Jumlah kader Peka III
f. Keterangan.
Pasal 49
Papan Pengumuman
1. Papan pengumuman adalah media komunikasi dan informasi antara
pengurus dengan bawahannya;
2. Papan pengumuman dipergunakan menyiarkan hal-hal penting yang
perlu diumumkan kepada segenap pengurus.
3. Papan pengumuman berbentuk empat persegi panjang, dengan
bertuliskan kedudukan organisasi pada bagian kin atas dan ditengah dan
baglan bawah kedudukan organisasi, bertuliskan Pengumuman;
Pasal 50
Papan Daftar Kegiatan
1. Papan daftar kegiatan adalah catatan kegiatan yang hendak
dilaksanakan, baik yang dan dalam maupun dan luar;
2. Papan daftar kegiatan benbentuk empat persegi panjang sebagaimana
papan pengumuman;
3. Papan daftar kegiatan memuat kolom-kolom, sebagai berikut:
a. Nomor urut;
b. Nama/jenis kegiatan;
c. Hari/tanggal pelaksanaan kegiatan;
d. Pelaksana kegiatan;
e. Waktu (pagi, slang, malam/sehari penuh, dli);
f. Tempat peiaksanaan;
g. Keterangan: mencatat hal-hal yang penting, seperti adanya
penyampaian makalah, penyaji makalah, dll.

114
BAB V
SEBUTAN DAN PENULISAN
Pasal 51
Sebutan
Sebutan resmi bagi warga HAMAS adalah kawan-kawan, sebutan ini berlaku
dalam surat menyurat dan dalam sidang-sidang atau rapat-rapat.
Pasal 52
Penulisan
1. Penulisan kata HAMAS dalam lambang ditulis dengan huruf besar;
2. Sedangkan penulisan HAMAS diluar lambang dengan huruf kecil kecuali
didepannya saja.

BAB VI
LAMBANG ORGANISASI
Pasal 53
Bentuk dan Isi
1. Lambang organisasi adalah kepala menara Banten;
2. Warna dasar biru muda dan tulisan biru tua
3. Isi lambang menara Banten, buku yang terbuka,
4. Tercantum kata HAMAS warna putih dan biru tua.
Pasal 54
Tafsir / Arti
4. Lambang Organisasi adalah Kepala Menera Banten
a. Kepala Menara Banten adalah : merupakan lambang yang ada di
daerah Banten, pusat banten terletak di daerah Serang, lambang
tersebut merupakan kebanggaan bersama khususnya warga Serang
dan Warga banten pada umumnya, serta mempunyai nilai sejarah,
kita hidup menengok ke belakang (sejarah) sebagai barometer
langkah ke depan.
b. Menara merupakan angka satu, yang diartikan satu tujuan, yaitu
bersatu menciptakan kader-kader pembangunan dan satu dalam
keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
5. Buku Yang Terbuka
a. Buku terbuka merupakan khas intelektual, yang artinya HAMAS
bergerak dengan konsep dan mempunyai wawasan global bertindak
lokal, serta berupaya berfikir semaksimal mungkin dalam
memperjuangkan hak-hak masyarakat

115
b. Dengan wawasan,pendidikan dan mempunyai moral mampu
memberikan kontrol sosial dan politik dan berperan aktif dalam
pemberdayaan masyarakat
c. Back Ground Warna Biru Muda dan Tulisan Biru tua adalah merupakan
generasi muda yang mempunyai semangat perjuangan

BAB VII
IDENTITAS ORGANISASI
Pasal 55
Sekertariat HAMAS
Sebutan resmi sekertariat HAMAS adalah Saung
Pasal 56
Pakaian Resmi
1. baju PDL lengan panjang warna hitam, dengan ketentuan:
Logo hamas sebelah kiri atas saku
Tulihan nama anggota diatas sakusebelah kanan dengan font Arial
Narrow
Bendera indonesia ukuran 3X7 cm sebelah lengan kanan
Tulisan HAMAS warna merah dengan list putih ukuran 22 X 5 cm dengan
font Arial Narrow dan tulisan Himpunan Mahasiswa Serang warna Putih
dengan ukuran 22X1,5 cm dengan font Brush Script MT dibelakang
punggung
2. celana panjang bebas untuk laki-laki
3. rok atau celana panjang warna bebas untuk perempuan
Pasal 57
Atribut
1. Vandel Organisasi dengan ketentuan :
Vandel berbentuk perisai, warna biru tua, lambang organisasi
ditengahnya menurut warna lambang, berukuran garis tengah 60 cm;
Ukuran vandel 70 x 50 cm dan melingkar benang kuning emas
dipinggirnya;
Dipakai dalam resepsi-resepsi resmi atau pawai.
2. Lencana / Vin
Berbentuk bulat kecil, ukuran garis tengah 2,5 cm.
Warna dasar lencana adalah sesuai dengan warna garis lambang atau
biru muda;
Dipakai pada baju, kaos, tas dll. sebelah kiri.

116
Lencana harus dipakai pada pertemuan-pertemuan, rapat-rapat
resmi.
3. Bendera
Bendera berbentuk persegi panjang berukuran 70 x 40 cm, ber-laku
untuk semua tingkat organisasi HAMAS;
Terbuat dari kain warna putih, boleh samping dibordir;
Ukuran lambang garis tengah minimal 20 cm, dengan warna menurut
wama lambang;
Dipakai / dikibarkan pada upacara-upacara resmi dan atau kegiatan
organisasi.
4. Slayer
Berbentuk segitiga berwarna Biru untuk tingkatan peka II ,Hitam untuk
tingkatan
peka III
BAB VIII
HYMNE DAN MARS HAMAS
Pasal 58
Hymne HAMAS
1. Hymne HAMAS adalah lagu yang menggambarkan pengertian nilai-nilai
perjuangan HAMAS
2. Hymne HAMAS merupakan lagu wajib yang dinyanyikan pada saat
kegiatan-kegiatan resmi HAMAS
3. Teks Hymne HAMAS :
* Pancasila sebagai azas
Independen adalah jalannya
Himpunan mahasiswa serang
Bergerak mencetak kader pembangunan
Bertaqwa kepada Allah taala
kita Jalin ukhuwah bersama
Tingkatkan kemandirian kader
Jayalah Himpunan Mahasiswa Serang
** Bersama masyarakat Banten
Wujudkan kesejahteraan
Segala halangan tak pernah dihiraukan
Segala rintangan tak pernah diperdulikan
Jayalah Himpunan Mahasiswa Serang
Hiduplah mahasiswa serang
Hiduplah mahasiswa serang

117
Pasal 59
Mars HAMAS
1. Mars HAMAS adalah lagu yang menggambarkan semangat perjuangan
2. Mars HAMAS merupakan lagu wajib yang dinyanyikan pada saat
kegiatan-kegiatan resmi HAMAS
3. Teks Mars HAMAS :
* Bersama Himpunan Mahasiswa Serang
Bergerak menuju perubahan
Demi kesejahteraan dan keadilan
Masyarakat Serang Banten
** Maju berjuang maju berjuang
Atau mundur tertindas
Maju berjuang maju berjuang
Atau mundur tertindas
( 2 Kali Putaran)

BAB IX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 60
Penutup
1. Peraturan Organisasi dan Administrasi ini berlaku sejak tanggal
ditetapkan;
2. Agar setiap anggota HAMAS paham, maka setiap tingkat kepengurusan
HAMAS harus memiliki Buku Peraturan Organisasi dan Administrasi ( POA
HAMAS).
3. Hal-hal yang belum diatur dalam ketetapan ini akan ditentukan lebih
lanjut dalam peraturan dan / atau keputusan Pengurus Pusat.

118
REKOMENDASI

119
GARIS-GARIS BESAR PROGRAM DAN REKOMENDASI

PENDAHULUAN
Semangat reformasi adalah segala hal yang dianggap tidak sesuai dan
tidak sejalan dengan apa yang menjadi tujuang hidup kita dalam bernegara
dan bermasyarakat baik itu perangkataparat maupun kebijakan. Sedangkan
semangat otonomi daerah adalah memberi kewenangan yang sebesar-
besarnya kepada daerah kabupaten dan kota untuk mengatur rumah
tangganya sendiri.
Dua momentum ini tentunya harus dimanfaatkan oleh daerah
kabupaten dan kota untuk membuktikan bahwa mereka mampu melakukan
perbaikan dan percepatan pembangunan jika tidak terus dipaksa oleh
kehendak pusat. Begitu juga dengan Kabupaten dan Kota Serang, Kabupaten
Serang yang selama ini kita tahu kondisi alamnya yang semakin rusak karena
kebijakan yang tidak pro terhadap masyarakat, ditambah dengan kondisi
infrastruktur yang hancur dimnan-mana, Kota Serang yang merupakan Ibu
kota Provinsi Banten sampai saat ini belum menunjukkan progress
pembangunan yang signifikan dan terarah.
HIMPUNAN MAHASISWA SERANG (HAMAS) sebagai wadah genarasi
muda mahasiswa Serang turut juga bertanggung jawab atas kehidupan
bermasyarakat dan bernegara, HAMAS sebagai organisasi primordial yang
berwawasan global bertindak lokal oleh karena kecintaannya terhadap daerah
khususnya Kabupaten Serang dan Kota Serang, terkhusus Kota Serang harus
juga jadi prioritas karena Hamas adalah salah satu elemen yang berperan
dalam pembentukan Kota Serang. maka dengan ini HAMAS menyampaikan
pokok-pokok pikiran dalam bentuk rekomendasi baik yang bersifat intern
maupun ekstern.

INTERN ORGANISASI / PENGURUS


1. Memeperbaiki Manajemen dan administrasi organisasi
2. Menyusun kepengurusan yang solid
3. Segera membentuk Korwil
4. Segera membentuk Komisariat-komisariat baru
5. Terus Mendampingi dan membimbing Komisariat-komisariat.
6. Membuat akte notaris sebagai landasan hukum organisasi.

120
EKSTERN ORGANISASI
4. Rekomendasi Kusus
Mendorong dan mengawal percepatan pembangunan PUSPEMKAB dan
penyerahan Aset-Aset Kabupaten ke Kota Serang mengingat sudah lebih
dari 5 tahun Kota Serang terbentuk, agar kedudukan antara keduanya
lebih jelas dan pelayanan terhadap masyarakat pun lebih maksimal.
5. Rekomendasi Umum
a. Kabupaten Serang dan Kota Serang
Sosial
1. Untuk menanggulangi pengangguran dan menghindari kejahatan
yang disebabkannya pemerintah harus memberikan pelatiihan
keterampilan siap kerja kepada masyarakat yang disesuaikan dengan
tingkat pendidikan.
2. Agar para remaja dan generasi muda tidak terjebak ke dalam
pergaulan yang menyesatkan, maka pemerintah harus segera
membuat program dan dibangunnya penyediaan fasilitas-fasilitas
umum sebagai upaya pembianaan terhadap warga masyarakat.
3. Untuk menjaga ketertiban, pemerintah harus membersihkan kantung-
kantung praktek prostitusi dan menjaring Pekerja Seks Komersil (PSK)
untuk diberikan penyadaran dan pePelatihan kerja.

Budaya
1. Mendorong dan memberi peluang yang sebesar-besarnya bagi para
pelaku seni dan budaya untuk berkarya baik moril ataupun materil.
2. Program pengenalan dan pelestarian budaya asli daerah harus
dilakukan mulai dari tingkat dini dan diteruskan kepada tingkat lanjut
melalui penyelenggaraan Festival Budaya Daerah secara kontinyu dan
berkesinambungan.
3. Untuk promosi wisata dan perluasan wawasan pemerintah perlu
program pertukaran budaya dengan daerah lain baik ditingkat
regional, nasional maupun mancanegara.
4. Pemerintah hendaknya membuat Taman Wisata Budaya.

Ekonomi
1. Pemerintah harus membuat program pemberdayaan ekonomi
masyarakat yang terpadu (bisa bekerja sama dengan organisasi lain
yang kredibel dan bertanggung jawab ), mulai dari Pelatihan,

121
penciptaan lapangan pekerjaan dan pembinaannya sampai
pembentukannya kemandirian usaha.
2. Membantu dan memotivasi masyarakat ekonomi lemah yang memiliki
keinginan untuk berusaha, dengan memberikan kemudahan dalam
memperoleh modal yang lunak atau investasi yang lainnya yang
dilakukan secara selektif.
3. Dalam pendistribusian bantuan untuk usaha-usaha pemberdayaan
ekonomi masyarakat harus dilakukan secara tepat guna agar tidak
salah sasaran.
4. Jika pemerintah melakukan kerja sama dengan pihak suasta baik
dalam maupun luar negeri dalam usaha pengelolahan sumber daya
alam, maka harus memiliki prinsip :
a. Menguntungkan kedua belah pihak.
b. Tidak merugikan masyarakat setempat tapi sebaliknya
mengandung unsur pemberdayaan dan pemberi peluang bagi
masyarakat untuk belajar dan bekerja.

Politik
Untuk membangun kehidupan politik yang sehat, maka :
1. Pihak eksekutif harus menempatkan kader-kadernya yang kapabel
dan proporsional dalam memegang jabatan.
2. Pihak eksekutif dan legislatif dalam upayanya memperoleh dukungan
tidak boleh dilakukan dengan cara-cara kotor, memprovokasi atau
mengerahkan massa yang memicu terjadinya tindakan-tindakan
anarkis.
3. Kepada pimpinan partai diminta untuk mengganti kadernya yang
duduk di legislatif yang terbukti memiliki prilaku yang tidak baik atau
merugikan masyarakat dan atau melakukan praktek KKN.
4. Membuka koridor demokratisasi yang selebar-lebarnya dengan
menjamin kebebasan untuk berpendapat dan menyalurkan aspirasi.

Pendidikan
1. Segera melakukan pemerataan tenaga pendidikan (guru) terutama
pada tingkat dasar dan sekaligus memberikan dana dalam perawatan
sarana pendidikan dan mengangkat guru-guru dang berasal dari
daerah tersebut.
2. Meninjau mengawal ketat penggunaan dana-dana bantuan
pendidikan, karena banyak sekali yang salah sasaran.

122
3. Memberikan keringanan biaya bagi anak yang orang tuanya tidak
mampu / dibawah standar.
4. Membentuk tim pengumpulan data anak-anak yang yang tidak
mampu sekolah dan anak-anak jalanan yang semakin menjamur,
sekaligus melindungi anak-anak tesebut dari oknum yang
mempekerjakan anak-anak dibawah umur dan menindak tegas
oknum-oknum tersebut.
5. Pemerintah bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan swasta
yang berada di wilayahnya untuk merekrut pegawai dari masyarakat
setempat dan menyelenggarakan program pendidikan persamaan
agar setiap tahun ada peningkatan mutu dan kualitas pendidikan.
6. Kabupaten Serang harus mampu mendorong pendidikan wajib belajar
12 tahun dengan regulasi pendidikan gratis untuk tingkat
SMA/Sederajat

Hukum
1. Menindak tegas para pelaku pelanggaran hukum yang nyata-nyata
terbukt dan merugikan orang banyak tanpa terkecuali termasuk
oknum aparat sendiri.
2. Menindak tegas pelaku kriminalitas yang sangat meresahkan
masyarakat akhir-akhir ini, bukan melindungai atau
mengorganisirnya.
3. menindak keras para pengedar dan pemakai obat-obatan terlarang,
pelaku-pelaku prostitusi dan pengedar VCD porno.

Lingkungan Hidup
1. hentikan segala bentuk eksploitasi alam di kabupaten Serang yang
merusak dan merugikan masyarakat
2. Segera menertibkan kota serang dari kesemrawutan yang terjadi dan
menata kembali tata letak perkotaan agar tidak terkesan kumuh.
3. mengadakan pelatihan dan penyuluhan mengenai sanitasi lingkungan
dimasyarakat pedesaan.
4. menindak dan menertibkan pabrik pabrik yang mencemari lingkungan
hidup dan tida sesuai dengan tata ruang kota.

Agama
1. Memperhatikan dan membina pesantren-pesantren tradisional agar
kegiatan-kegiatan di pesantren lebih produktif.

123
2. Menyemarakkan kegiatan keagamaan di Kabupaten Serang, baik
dikalangan sekolah dasar, SLTP, SLTA, Perguruan Tinggi, pesantren
serta masyarakat umum.
3. Mengangkat dengan cepat tenaga pengajar untuk MI dan MAN di
kabupaten Serang dan memberikan penyetaraan pendidikannya.

Pembangunan Fisik
1. Memeperhatikan sarana jalan dipedesaan dan jemabatan yang
sekarang ini masih banyak desa-desa di Kabupaten Serang belum
merasakan jalan desa dan jembatan.
2. Menindak tegas oknum penghambat masuknya listrik kedesa dan
jalan desa, sehingga menghambbat pertumbuhan perekonomian
rakyat desa.
3. membentuk tim audit dan investigasi yang independen untuk meneliti
anggaran dan kualitas hasil dari suatu proyek. Dan menindak tegas
terhadap oknum-oknum yang menyelewengkan anggaran yang
suadah dianggarkan.

b. Provinsi Banten
1. Pemerintah daerah Propinsi Banten hendaknya tidak terlibat dalam
konfil-konflik kepentingan yang menimbulkan terjadinya praktek-
praktek KKN dalam berbagai segi kehidupan.
2. Pemerintah Daerah Propinsi Banten hendaknya lebih menjamin
supremasi hukum melalui pemberdayaan aparat-aparat penegak
hukum
3. Pemerintah Daerah Propinsi Banten hendaknya tidak melakukan
intervensi terhadap lembagalembaga non pemerintah sehingga tidak
mempengaruhi keputusan-keputusan yang dibuatnya
4. Pembukaan dan penerimaan pegawai baru dilingkungan Propinsi
banten harus dilakukan secara adil, proporsional dan transparan.

124
LAMPIRAN-LAMPIRAN

125
126
Contoh Surat Audiensi

Nomor : 01/Eks/Sek/PP-HAMAS/VII/09/14
Lampiran :-
Perihal : MOHON AUDIENSI.

Kepada Yth;
Ketua DPRD Kota Serang
Di-
Tempat

Assalamualaikum Wr.Wb.
Salam silaturrahim kami sampaikan kepada Bapak/ Ibu, mudah-
mudahan selalu diberikan perlindungan oleh Allah SWT.dan tetap
berjuang dalam menjalankan amanah-Nya. Amin.
Sehubungan dengan rancangan peraturan daerah (RAPERDA) Kota
tentang tempat hiburan malam yang menurut kajian kawan-kawan
HAMAS tidak layak untuk disahkan menjadi PERDA karena tidak
sesuai dengan VIIsi dan misi Kota Serang yaitu terciptanya
masyarakat yang madani.
Maka kami dari Pengurus Pusat Himpunan Mahasiswa Serang (PP-
HAMAS) memohon audensi dengan Bapak/ Ibu anggota DPRD
Kota Serang, Adapun waktu dan tempatnya kami serahkan
sepenuhnya kepada Bapak/ Ibu.
Demikian surat permohonan ini kami sampaikan, atas perhatian dan
kerjasamanya kami ucapkan terimakasih.
Al-Haqqu Min Robbika Falaa Takuunanna Minal Mumtariin
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Serang, 20 Agustus 2014

Mengetahui;
Pengurus Pusat
Himpunan Mahasiswa Serang
Periode 2014-2016

GILANG ERDI PERMANA RIFAI IBNU SURUR


Ketua Umum Sekertaris Umum

127
Contoh surat keputusan (SK)

Bismillahirrahmanirrahim
SURAT KEPUTUSAN
KETUA UMUM HIMPUNAN MAHASISWA SERANG
NOMOR : 01/Eks/Sek/KPP/VII/09/14
TENTANG;
PENGANGKATAN SEKRETARIS UMUM, BENDAHARA UMUM, KETUA
DEPARTEMEN,
SEKRETARIS DEPERTEMEN, DAN ANGGOTA DEPARTEMEN
DALAM KEPENGURUSAN
PUSAT HIMPUNAN MAHASISWA SERANG (PP-HAMAS)
PERIODE 2014-2016

Menimbang : 1. Demi kelancaran pelaksanaan program kerja


Himpunan Mahasiswa Serang (HAMAS) Periode
2014-2016
2. Bahwa untuk mengangkat Sekretaris Umum,
Bendahara Umum, Ketua Departemen, Sekretaris
Depertemen, Dan Anggota Departemen
Himpunan Mahasiswa Serang Periode 2014-2016
perlu dikeluarkan Surat Keputusan
Mengingat : 1. Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga
Himpunan Mahasiswa Serang
2. Pedoman Umum Organisasi Himpunan Mahasiswa
Serang Periode 2014-2016
Memperhatikan : 1. Hasil KONGRES VII Himpunan Mahasiswa serang
pada tanggal 29 April 2012
2. Hasil rapat sosialisasi dan pembagian job
Himpunan Mahasiswa Serang pada tanggal 20
Mei 2012
Memutuskan

Menetapkan

Pertama : Merekomendasikan nama-nama anggota Himpunan


Mahasiswa serang yang dianggap mampu memegang
amanah Sekretaris Umum, Bendahara Umum, Ketua
Departemen, Sekretaris Depertemen, Dan Anggota
Departemen dalam kepengurusan Himpunan Mahasiswa
serang Periode 2014-2016, sebagaimana terlampir dalam
surat kepututusan ini

Kedua : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam


penetapan surat keputusan ini akan diperbaiki
sebagaimana mestinya

128
Ditetapkan di : Serang, 12 Juni 2012
Pengurus Pusat
Himpunan Mahasiswa Serang
Periode 2014-2016

GILANG ERDI PERMANA


Ketua Umum

129
Contoh Surat Mandat

SURAT MANDAT
Nomor: 01/Eks/Sek/PP-HAMAS/VII/09/15

Bismillahirrahmanirrahim
pimpinan Pengurus Pusat Himpunan Mahasiswa Serang dengan ini memberikan
mandat kepada:

1. Nama : MUAZ ARYADI


Jabatan : Ketua Departemen PAO
Alamat : Mancak

2. Nama : HERDA ILHAMSYAH


Jabatan : Ketua Departemen Advokasi & Investigasi
Alamat : Komp. RS PEMDA

Untuk mengikuti Workshop dan pelatihan pengembangan organisasi pemuda yang


akan diselenggarakan oleh Kemenpora Jakarta pada tanggal 17 September 2014 di
Hotel Taman Anggrek Jakarta.
Demikian surat ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya.

Serang, 17 September 2015


Pengurus pusat
Himpunan mahasiswa serang
Periode 2014-2016

GILANG ERDI RIFAI IBNU SURUR


PERMANA Sekretaris Umum
Ketua Umum

130
Contoh Surat jadi Pembicara

Nomor : 01/Eks/Sek/PP-HAMAS/VII/08/15
Lampiran :-
Perihal : MOHON MENJADI PEMBICARA.

Kepada Yth
BUPATI SERANG
Di-
Tempat

Assalamualaikum Wr.Wb.

Salam silaturahmi kami sampaikan kepada Bapak/ Ibu, mudah-


mudahan selalu diberikan perlindungan oleh Allah SWT.dan tetap
berjuang dalam menjalankan amanah-Nya. Amin.

Sehubungan akan dilaksanakannya kajian mingguan yang


diselenggarakan oleh Pengurus Pusat Himpunan Mahasiswa Serang
(PP-HAMAS) periode 2014-2016 yang insya Allah akan dilaksanakan
pada:

Hari/Tanggal : Rabu September 2014


Waktu : Pukul 13.00 s/d Selesai
Tempat : SAUNG PP-HAMAS
Tema :Kepemimpinan yang ideal menuju
pembangunan daerah yang progres

Maka dengan ini kami memohon kepada Bapak dapat menjadi


pembicara kajian kami, demi kelancaran acara tersebut.

Demikian surat ini kami sampaikan, atas perhatiannya kami ucapkan


terimakasih.

Al-Haqqu Min Robbika Falaa Takuunanna Minal Mumtariin


Wassalamualaikum Wr.Wb.
Serang, 20 Agustus 2015
Pengurus pusat
Himpunan mahasiswa serang
Periode 2014-2016

GILANG ERDI PERMANA RIFAI IBNU SURUR


Ketua Umum Sekretaris Umum

131
Contoh Surat Pengantar

SURAT PENGANTAR
NOMOR: 01/Eks/KPP/PP-HAMAS/VII/09/15

Kepada Yth
Ketua Umum PK-HAMAS UNBAJA
Di-
Tempat

No Nama Barang Jumlah Keterangan


Barang

1 Buku AD ART hasil 25 1. Untuk Koord.HAMAS


KONGRES Kota Serang
2. Untuk Komisariat 4
Buku

Serang, 17 September 2015

GILANG ERDI PERMANA


Ketua Umum

132
Contoh Surat Kepanitiaan

Nomor : 10/Eks/Pan-pel PEKA III/PP-HAMAS/VII/09/15


Lampiran : 1 (Satu)
Perihal : UNDANGAN.

Kepada Yth:
Ketua Umum IKA-HAMAS
Di
Tempat

Assalamu alaikumWr. Wb.


Salam silaturahim kami sampaikan kepada kakang/teteh, mudah
mudahan selalu diberikan perlindungan oleh Allah SWT, dan tetap
berjuang dalam menjalankan amanah-Nya. Amin.

Sehubungan dengan akan dilaksanakannya pelatihan kader (PEKA)


III oleh PP-HAMAS Periode 2014-2016. Yang insya Allah akan
dilaksanakan pada

Hari/Tanggal : Senin- Minggu, 29-30 Agustus 2015


Waktu : 08.00 S/d Selesai
Tempat : Gedung Pramuka
Tema : Maju berjuang atau mundur tertindas

Maka dengan ini kamik bermaksud mengundang kakang pada acara


tersebut.

Demikian surat ini kami sampaikan. Atas perhatian dan kehadirannya


kami ucapkan terimakasih.
Al Haqqu Min RabbikaFalaaTakunnanaMinalMumtariin
Wassalamu alaikumWr,Wb.

Serang, 19 Maret 2015


Pan-pel PEKA III
PP-HAMAS

DODI BAHTIAR ROHAN HASNI


Ketua pelaksana Sekertaris Pelaksana

Mengetahui;
Pengurus Pusat
Himpunan Mahasiswa Serang
Periode 2014 2016

GILANG ERDI PERMANA


Ketua umum

133

Você também pode gostar