Você está na página 1de 52

KENAKALAN REMAJA ANCAMAN SERIUS

BAGI GENERASI MUDA

KARYA TULIS

Disusun untuk Memenuhi Tugas-tugas Sekolah

bagi Siswa Kelas Sembilan Khususnya dan Meningkatkan

Ilmu Pengetahuan pada Umumnya

Oleh : Cita Tunjung Sari, dkk.

Kelompok E.3

SMP NEGERI 1 BANYUBIRU

Kabupaten Semarang

2012/2013
KENAKALAN REMAJA ANCAMAN SERIUS

BAGI GENERASI MUDA

KARYA TULIS

Disusun untuk Memenuhi Tugas-tugas Sekolah

bagi Siswa Kelas Sembilan Khususnya dan Meningkatkan

Ilmu Pengetahuan pada Umumnya

Oleh : 1. Cita Tunjung Sari (Ketua/16)

2. Tri Novita Sari (Sekretaris/30)

3. Tika Yana Yudha A.T. (Anggota/29)

4. Bahtiar Muhamad Iqbal (Anggota/14)

5. Nanang Riyadi (Anggota/25)

SMP NEGERI 1 BANYUBIRU

Kabupaten Semarang

2012/2013
KENAKALAN REMAJA ANCAMAN SERIUS
BAGI GENERASI MUDA

Oleh : Cita Tunjung Sari, dkk

ABSTRAK

Tujuan penyusunan karya tulis ini adalah untuk mengetahui sejauh mana
kenakalan yang dilakukan oleh remaja saat ini dan bagaimana cara mencegah serta
mengatasinya.
Penyusunan karya tulis ini dilakukan para remaja pada umumnya dan
khususnya di daerah sendiri dengan sampel kondisi remaja saat ini berdasarkan
pengamatan langsung maupun tidak langsung terhadap lingkungan pergaulan remaja
saat ini.
Metode yang digunakan dalam penyusunan karya tulis ini adalah observasi
dan studi pustaka. Penyusunan data melalui pengamatan langsung dan mencari
informasi dari buku-buku dan internet yang dapat dijadikan sebagai landasan teori
dalam menyusun karya tulis ini. Sebelum observasi dan studi pustaka dilakukan
dahulu persiapan yaitu mempersiapkan daftar bahan observasi dan menyusun daftar
buku-buku yang akan digunakan.
Hasil penyusunan karya tulis ini diperoleh dalam kenakalan remaja saat ini
semakin merajalela dimana-mana. Jika hal ini tidak diperbaiki dan segera diataso,
nasib generasi muda sebagai penerus bangsa akan terancam sehingga dapat
disimpulkan bahwa semua pihak baik orang tua, diri sendiri, keluarganya,
masyarakat, dan pemerintah harus mengambil kangkah. Dengan bekerja dan satu
sama lain turut mencukupi dan bagaimana cara mencegah agar tidak terjadi
kenakalan remaja akan lebih focus daripada mengatasinya.

Kata kunci : Kenakalan Remaja. Observasi. Studi Pustaka.

1
PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN

Karya tulis ini telah disetujui oleh pembimbing dan disahkan oleh Kepala

Sekolah, dengan tujuan untuk memenuhi tugas-tugas sekolah bagi siswa kelas IX

SMP Negeri 1 Banyubiru tahun pelajaran 2012-2013.

PADA HARI :

TANGGAL :

Mengetahui,

Kepala Sekolah Pembimbing

Indarto, S.Pd. Dra. Siti Nurhidayati


NIP. 19650110 198603 1006 NIP. 19500927 198602 2004

2
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO :

1. Jika seorang mampu menghadapi kesulitan yang hanya sejengkal maka ia akan

dapat merasakan kemanisan yang panjang, karena kesulitan hanyalah sebuah titik

penghalang menuju jembatan emas.


2. Hidup manusia hanya sejengkal, namun berusahalah membuat tapak kebajikan

yang selaksa hasta.


3. Dirimu adalah anugerah terbesar dalam hidupmu, karena itu jangan pernah

abaikan dirimu.
4. Jangan pernah kita sesali kesalahan kita, namun renungi untuk menjadikan benar.

PERSEMBAHAN :

Karya tulis ini kami persembahkan kepada :

1. Bapak Indarto, S.Pd. selaku Kepala SMP Negeri 1 Banyubiru yang telah

memberikan izin kepada kami untuk melaksanakan pembuatan karya tulis.


2. Bapak dan ibu guru yang telah membimbing kami selama pembuatan karya tulis

ini.
3. Kedua orang tua kami yang telah memberikan dorongan atau dukungan baik

material maupun doa sehingga dalam pembuatan karya tulis ini berjalan lancar.
4. Teman-teman yang bersedia membantu dan bekerja sama dalam penyusunan

karya tulis ini.

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan

rahmat serta hidayah-Nya sehingga kami Kelompok E.3 dapat menyelesaikan karya

tulis ini, tanpa suatu halangan apapun.

3
Mengingat masih begitu banyak remaja Indonesia yang masih melakukan

kenakalan remaja, maka kami melakukan studi pustaka atau mencari informasi

melalui beberapa buku pengetahuan maupun alamat web. Beberapa yang tergolong

atau masuk dalam kenakalan remaja diantaranya merokok, penyalanh gunaan

narkoba, tawuran pelajar, seks bebas, dan lain-lain yang kemudian bahan ini kami

jadikan sebagai bahan pembuatan karya tulis. Tujuan kami membuat karya tulis ini

adalah untuk mengetahui sejarah, akibat kenakalan remaja dan upaya mencegah dan

mengatasi kenakalan remaja.

Dalam penyusunan karya tulis ini banyak didukung dari berbagai pihak, maka

pada kesempatan ini tak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Indarto, S.Pd. selaku Kepala SMP Negeri 1 Banyubiru yang telah

memberikan kesempatan serta izin untuk membuat karya tulis.


2. Ibu Dra. Siti Nurhayati selaku guru pembimbing kami dalam pembuatan

karya tulis, sehingga karya tulis ini dapat kami selesaikan dengan lancar.
3. Ibu Devy Sulistyoningtyas, S.Pd. selaku guru Bahasa Indonesia yang

sudah memberikan kami materi penghantar untuk membuat karya tulis ini

dengan sabar.
4. Kedua orang tua kami yang telah memberikan dorongan baik berupa doa

maupun material.
5. Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada bapak, ibu guru dan teman-

teman yang telah ikut mendukung pembuatan karya tulis.

Akhir kata "Sepandai-pandainya Tupai Melompat, Pasti Akan Jatuh Juga".

Jadi, kami menyadari bahwa dalam pembuatan karya tulis ini masih jauh dari

sempurna. Untuk itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya

4
membangun kami demi kesempurnaan karya ini. Semoga karya tulis ini dapat

bermanfaat bagi para pembaca dan terima kasih.

Banyubiru, Desember 2012

Penyusun

5
BIOGRAFI PENULIS

6
DAFTAR ISI

ABSTRAK .................................................................................................. i

PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN ................................................... ii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................. iii

KATA PENGANTAR ................................................................................ iv

BIOGRAFI PENULIS ................................................................................

DAFTAR ISI ............................................................................................... vii

DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ......................................................

1.2 Permasalahan ......................................................................

1.3 Tujuan Penyusunan Karya Tulis ........................................

1.4 Manfaat Penyusunan Karya Tulis .......................................

1.5 Metode Penyusunan Karya Tulis ........................................

1.6 Sistematika Penyusunan Katya Tulis ..................................

BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kenakalan Remaja .............................................

2.2 Bentuk-bentuk Kenakalan Remaja ......................................

2.2.1 Kenakalan Remaja Melanggar Norma Sosial ..........

2.2.2 Penyalahgunaan Narkoba .........................................

2.2.3 Merokok Di kalangan Remaja ..................................

7
2.2.4 Tawuran Pelajar ........................................................

2.2.5 Miras (Minuman Keras) ............................................

2.2.6 Pergaulan Bebas ........................................................

2.2.7 Bahaya HIV/AIDS ....................................................

2.3 Penyebab Timbulnya Kenakalan Remaja ............................

2.4 Akibat Kenakalan Remaja Terhadap Kelangsungan Hidup

Generasi Muda dan Bangsa ................................................

2.5 Upaya Mencegah dan Mengatasi Kenakalan Temaja .........

BAB III PENUTUP

3.1 Simpulan ..............................................................................

3.2 Saran ....................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................

LAMPIRAN-LAMPIRAN ..........................................................................

8
DAFTAR LAMPIRAN

1. Gambar 1 : Foto Wali Kelas


2. Gambar 2 : Foto Pembimbing Karya Tulis
3. Gambar 3 : Foto Kelompok E.3
4. Gambar 4 : Foto Anak Remaja Saat Mencuri Uang Orang tua
5. Gambar 5 : Foto Remaja Saat Menbentak-bentak Orang tua
6. Gambar 6 : Foto Remaja Saat Memakai Narkoba dengan Cara Menghisap
7. Gambar 7 : Foto Remaja Saat Memakai Narkoba dengan Menggunakan Jarum

Suntik
8. Gambar 8 : Foto Ciri Fisik Akibat Memakai Narkoba
9. Gambar 9 : Foto Perilaku Remaja Akibat Memakai Narkoba
10. Gambar 10 : Foto Tanaman Kokain (Shabu-shabu Alami)
11. Gambar 11 : Foto Daun Koka
12. Gambar 12 : Foto Kokain Merah
13. Gambar 13 : Foto Heroin
14. Gambar 14 : Foto Morfin
15. Gambar 15 : Foto Ganja
16. Gambar 16 : Foto Remaja Merokok
17. Gambar 17 : Foto Anak Perempuan Merokok
18. Gambar 18 : Foto Nikotin (Kandungan Rokok)
19. Gambar 19 : Foto Acrolein (Kandungan Rokok)
20. Gambar 20 : Foto Acetilen (Kandungan Rokok)
21. Gambar 21 : Foto Benz Aldehiol (Kandungan Rokok)
22. Gambar 22 : Foto Urethane (Kandungan Rokok)
23. Gambar 23 : Foto Benzena (Kandungan Rokok)
24. Gambar 24 : Foto Methanol (Kandungan Rokok)
25. Gambar 25 : Foto Coumarin (Kandungan Rokok)
26. Gambar 26 : Foto Ortocresol (Kandungan Rokok)
27. Gambar 27 : Foto Panken (Kandungan Rokok)
28. Gambar 28 : Foto Penyakit Paru-paru Akibat Merokok
29. Gambar 29 : Foto Tar (Kandungan Rokok)
30. Gambar 30 : Foto Penyakit Jantung Akibat Merokok
31. Gambar 31 : Foto Saat Remaja Tawuran dengan Sekolahan Lain
32. Gambar 32 : Foto Anak Remaja Tertangkap Polisi Saat Tawuran
33. Gambar 33 : Foto Jenis-jenis Narkoba
34. Gambar 34 : Foto Sekelompok Remaja yang Sedang Minum Minuman Keras
35. Gambar 35 : Foto Penyakit Pada Hati Akibat Minuman Keras
36. Gambar 36 : Foto Penyakit Pada Ginjal Akibat Minuman Keras
37. Gambar 37 : Foto Remaja Perempuan Saat Berdekatan dengan Remaja Laki-

laki
38. Gambar 38 : Foto Remaja Saat Melihat Film Porni di Internet

9
39. Gambar 39 : Foto Penyakit Kulit Akibat Seks Bebas

10
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Dizaman era globalisasi dan modernisasi seperti sekarang ini kenakalan

remaja semakin mengkhawatirkan. Perlu adanya bimbingan dan pendekatan

secara psikologis agar kenakalan remaja tidak semakin parah. Banyak hal yang

menjadi ppenyebab kenakalan remaja, salah satu diantaranya adalah latar

belakang remaja itu sendiri.


Setiap remaja memiliki lingkungan yang berbeda-beda serta latar

belakang ekonomi yang berbeda-beda, pergaulan, keadaan keluarga, pendidikan,

dan lain-lain. Pergaulan yang salah yang menjadi salah satu penyebab terjadinya

kenakalan remaja, apalagi dizaman sekarang ini dengan alasan modernisasi para

remaja ingin mencoba sesuatu yang seharusnya tidak pantas dikerjakan. Sesuatu

yang tidak seharusnya dikerjakan misalnya penggunaan obat-obatan terlarang

semcam narkoba, minum minuman keras, merokok, tawuran, pergaulan bebas,

dan lain-lain.
Kami memilih tema Kenakalan Remaja ini karena agar para remaja dapat

berpikir lebih maju dan meninggalkan hal yang kurang baik. Alasan penting bagi

para remaja mengetahui bahaya atau dampak dari kenakalan para remaja itu

sendiri. Kalau kenakalan remaja dibiarkan begitu saja tentu akan merusak masa

depan para generasi muda, hal ini harus dicegah sebelum para generasi muda di

Indonesia khususnya tidak terjerumus dalam hal-hal tersebut.

1.2 Perumusan Masalah

Dari latar belakang serta data awal yang diperoleh dan hasil studi pustaka

dan observasi awal masalah dapat dirumuskan sebagai berikut :

1
2

1.2.1 Apa pengertian dari remaja?


1.2.2 Apa saja bentuk-bentuk kenakalan remaja itu?
1.2.3 Apa penyebab timbulnya kenakalan remaja?
1.2.4 Apa akibat kenakalan remaja terhadap kelangsungan hidup generasi muda

dan bangsa?
1.2.5 Apa saja upaya untuk mencegah dan mengatasi kenakalan remaja?

1.3 Tujuan Penulisan Karya Tulis

Karya tulis ini disusun dengan tujuan sebagai berikut :

1.3.1 Mengingatkan kepada semua pihak yang terkait dapat mengantisipasi agar

tidak timbul kenakalan remaja.


1.3.2 Mengingatkan kepada para siswa agar dapat turut mencegah dan

mengatasi terjadinya kenakalan remaja.


1.3.3 Mengembangkan kepribadiannya di dalam segala aspeknya, baik

intelektualitas, kerohanian, kecakapan, keterampilan maupun aspek

jasmani dan fisik, termasuk kesehatan dan bentuk luar yang segar, kuat,

dan serasi.
1.3.4 Mengembangkan fungsi sosialnya sebagai bagian dari bangsa keseluruhan

untuk membangun Negara, berpartisipasi aktif bahkan mempelopori gerak

laju dan perkembangan bangsanya.

1.4 Manfaat Penulisan Karya Tulis


1.4.1 Supaya tidak terjerumus dalam hal-hal yang dapat membahayakan diri

dan orang-orang lain.


1.4.2 Para remaja dapat mengatasi kenakalan remaja.
1.4.3 Para remaja dapat membedakan hal yang negatif dan hal yang positif.
1.4.4 Supaya para remaja dapat mengembangkan kepribadiannya di dalam

segala aspek.
1.4.5 Para remaja dapat mengembangkan fungsi sosialnya sebagai bagian dari

bangsa.
3

1.4.6 Para remaja dapat berperan aktif dalam gerak laju dan perkembangan

bangsa dan Negara.

1.5 Metode Pengumpulan Data

Berikut ini beberapa metode penyusunan data, yaitu :

1.5.1 Karya tulis ini disusun dengan mengumpulkan data.


1.5.2 Studi Pustaka yaitu melengkapi data dengan bantuan surat kabar,

browsing, internet, buku-buku pengetahuan lain yang kami dapatkan di

perpustakaan.
1.5.3 Diskusi yaitu menemukan jawaban dengan anggota kelompok.
1.6 Sistematika Penyusunan Karya Tulis

Karya tulis ini disusun dengan menggunakan sistematika penyusunan

sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Permasalahan
1.3 Tujuan Penyusunan Karya Tulis
1.4 Manfaat Penyusunan Karya Tulis
1.5 Metode Pengumpulan Data
1.6 Sistematika Penyusunan Karya Tulis
BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dari Remaja
2.2 Bentuk-bentuk Kenakalan Remaja
2.2.1 Kenakalan Remaja Melanggar Norma Sosial
2.2.2 Penyalahgunaan Narkoba
2.2.3 Merokok di Kalangan Remaja
2.2.4 Tawuran Pelajar
2.2.5 Miras (Minuman Keras)
2.2.6 Pergaulan Bebas
2.2.7 Bahaya HIV/AIDS
2.3 Penyebab Timbulnya Kenakalan Remaja
2.4 Akibat Kenakalan Remaja Terhadap Kelangsungan Hidup

Generasi Muda dan Bangsa


2.5 Upaya Mencegah dan Mengatasi Kenakalan Remaja
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Simpulan
3.2 Saran
4
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Remaja


2.1.1 Pengertian Remaja Menurut Para Ahli
Remaja berasal dari kata latin adolesance yang berarti tumbuh atau

tumbuh menjadi dewasa. Seperti yang dikemukakan oleh Calon (dalam Monks,

dkk. 1990) bahwa masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau

peralihan karena remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi

memiliki status anak. Borring EG (dalam Hurlock, 1990) mengatakan masa

remaja merupakan msuatu periode atau masa tumbuhnya seseorang dalam masa

transisi dari anak-anak ke masa dewasa. Sedangkan menurut Monks, dkk (dalam

Hurlock, 1990) mengatakan masa remaja suatu masa disaat individu

berkembang pertama kali menunjukkan tanda seksual mengalami perkembangan

psikologis dan pola identifikasi dari anak menjadi dewasa. Neidahart (dalam

Hurlovk, 1990) menyatakan masa remaja merupakan masa peralihan dan

ketergantungan pada masa anak-anak ke masa dewasa, pada masa remaja

dituntut untuk mandiri. Daradjat (dalam Hurlock, 1990) menyatakan masa

remaja adalah masa dimana munculnya berbagai kebutuhan dan emosi serta

tumbuhnya kekuatan dan kemampuan fisik yang lebih jelas dan daya pikir yang

matang. Erikson (dalam Hurlock, 1990) menyatakan masa remaja adalah masa

kritis identitas masalah ego remaja. Berdasarkan beberapa pengertian yang telah

dikemukakan para ahli, dapat ditarik kesimpulan bahwa remaja adalah individu

yang sedang berada pada masa peralihan dan masa anak-anak menuju masa

dewasa, ditandai dengan perkembangan yang sangat cepat dari aspek fisik psikis

6
7

dan sosial. Remaja menunjukkan usia perkembangan seseorang diatas masa

kanak-kanak dan dibawah masa dewasa.


Secara biologis, remaja ditandai dengan semakin sempurnanya

pertumbuhan organ-organ tubuhnya. Sebagai masa perkembangan, remaja

adalah masa yang paling banyak mengalami perubahan atau pertumbuhannya.

Oleh karena itu biasanya remaja mudah menerima nilai-nilai baru dan mudah

tumbuh menjadi kelompok yang memperjuangkan nilai-nilai baru yang diyakini

dimasyarakat, biasanya remaja juga sering mudah mendapat akibat yang negatif

kebudayaan yang kurang selektif.

2.1.2 Permasalahan Remaja


Permasalahan remaja sangat luas dan kompleks, meliputi masalah

pertumbuhan, masalah masa depan dan masalah-masalah yang ditimbulkannya.

Maksudnya adalah masalah remaja yang menyangkut problema yang dihadapi

dan dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan remaja dalam mencapai

kedewasaan.
Di dalam usaha memahami permasalahan remaja, perlu dibahas tentang :
a. Aspek-aspek perkembangan remaja.
b. Faktor yang mempengaruhi perkembangan remaja.
c. Kenakalan remaja sebagai akibat tidak terpecahkannya masalah remaja.

2.1.3 Latar Belakang Kenakalan Remaja


Di zaman era globalisasi seperti sekarang ini kenakalan remaja sangat

mengkhawatirkan. Para remaja perlu dibimbing agar tidak semakin parah. Setiap

remaja memiliki lingkungan yang berbeda-beda serta latar belakang ekonomi

yang berbeda, pergaulan keluarga, pendidikan dan lain-lain. Jutaan generasi

muda terancam dengan adanya kenakalan remaja ini jika sekiranya dunia tidak

memberikan perhatian sungguh-sungguh untuk menanggulanginya.


8

Penanggulangan ini harus melibatkan semua pihak, termasuk para tokoh-tokoh

masyarakat lainnya.

2.1.4 Konsep Kenakalan Remaja


Pada dasarnya kenakalan remaja menunjukkan pada suatu bentuk

perilaku remaja yang tidak sesuai dengan norma-norma yang hidup di dalam

masyarakat. Kartini Kartono (1988:93) mengatakan remaja yang nakal disebut

sebagai anak cacat sosial. Mereka disebut cacat mental dipengaruhi oleh

pengaruh sosial yang ada ditengah masyarakat sehingga perilaku mereka dinilai

masyarakat sebagai suatu kelainan. Dalam Bakolak inpres, dikatakan kenakalan

remaja adalah kelainan tingkah laku.


Kenakalan norma tidak mungkin dihapus secara tuntas, demikian itu

perilaku dikatakan norma sejauh perilaku tersebut tidak menimbulkan keresahan

dalam masyarakat perilaku tersebut terjadi dalam batas-batas tertentu dan

melihat pada sesuatu perbuatan tidak sengaja. Jadi kebalikan dari perilaku yang

dianggap normal yaitu perilaku nakal yang disengaja meninggalkan keresahan

dalam masyarakat.

2.2 Bentuk-bentuk Kenakalan Remaja


2.2.1 Kenakalan Remaja yang Melanggar Norma Sosial
Bentuk-bentuk kenakalan remaja bersifat inventarisasi kenakalan yang

sudah banyak terjadi dan yang akan terjadi. Kenakalan ini juga bersifat

pelanggaran norma-norma sosial dan norma-norma lain yang tidak diatur di

KUHP atau Undang-undang.


Bentuk-bentuk dari kenakalan remaja yang melanggar norma sosial

diantaranya :
a. Suka berbohong
b. Mencuri uang orang tua
c. Menjelek-jelekkan nama orang tua
d. Membentak-bentak orang tua
9

e. Sering tidak masuk sekolah atau membolos


f. Tidak sopan kepada semua orang
10

2.2.2 Penyalahgunaan Narkoba


Sekarang ini kenakalan remaja semakin berkembang di kalangan remaja

seperti menyalahgunakan narkoba. Apabila narkoba disalahgunakan atau salah

pemakaiannya, dapat menimbulkan bahaya bagi kehidupan serta nilai-nilai

kebudayaannya. Penyalahgunaan pemakaian narkoba dapat berakibat fatal atau

menyebabkan ketergantungan.
Kita harus takut pada narkoba karena kalau polisi tahu kita memakai

narkoba kita bisa langsung dimasukkan ke dalam penjara. Pemakaian narkoba

tidak hanya sekali karena jika kita memakai narkoba hanya sekali kita tidak bisa

mencari alternative karena hanyalah narkoba yang dipakai terus hingga mati.
Penyalahgunaan narkoba juga dapat mengganggu produksi hormon di

dalam tubuh sehingga dapat merusak semua organ yang ada di dalam tubuh.

2.2.2.1 Penyebab Awal Pemakaian Narkoba


Umumnya para pengguna narkoba pada awalnya hanya iseng,

ingin mencoba, dan sebagainya. Akan tetapi, sifat senyawa narkoba yang

dapat mengakibatkan ketagihan membuat si pengguna menjadi tidak bisa

lepas dari jerat narkoba. Bahkan, apabila dosis yang dipergunakan

menjadi semakin tinggi dan jangka waktu pemakaian semakin lama,

maka gejala yang timbul semakin berat. Apabila obat (narkoba) tidak

dikonsumsi dalam jangka waktu tertentu, akan menimbulkan gejala putus

obat (sakau) yang sangat tidak mengenakkan, menyakitkan, bahkan dapat

menimbulkan kematian.

2.2.2.2 Ciri-ciri Penggunaan Narkoba


a. Pada fisik:
1. Berat badan turun drastis
2. Mata terlihat cekung dan merah
3. Muka pucat dan bibir menjadi kehitam-hitaman
11

4. Tangan penuh dengan bintik-bintik merah seperti bekas

gigitan nyamuk
5. Buang air besar dan kecil kurang lancer
6. Sembelit atau sakit perut tanpa alas an yang jelas
b. Pada emosi:
1. Sangat sensitive
2. Cepat bosan
3. Akan menunjukkan sikap membangkang
4. Emosinya naik turun dan tidak raguy untuk memukul

atau berbicara kasar terhadap orang disekitarnya.


5. Napsu makan tidak tertentu
c. Pada perilaku:
1. Malas
2. Sering melupakan tanggungjawab
3. Menunjukkan sikap tidak peduli
4. Jauh dari keluarga
5. Suka mencuri uang di rumah
6. Selalu kehabisan uang
7. Menghabiskan waktu dikamar, toilet, gudang atau tempat

sepi lainnya
8. Takut air
9. Tertawa tidak sewajarnya
10. Sering berbohong
11. Jantung berdebar-debar
12. Sering menguap
13. Mata berair
14. Sering mimpi buruk
15. Mengalami nyeri / sakit kepala
16. Persendian menjadi ngilu

2.2.2.3 Sejarah Narkoba


Pada awalnya, narkoba terutama narkotika dan zat psikotropika

digunakan untuk keperluan pengobatan. Pengaruh senyawa narkoba yang

dianggap mengenakkan tersebut oleh orang-orang yang tidak

bertanggung jawab akhirnya disalahgunakan. Penyalahgunaan narkoba

sudah terjadi sejak zaman nenek moyang kita. Pada saat itu, jenis narkoba
12

yang dikenal adalah minuman keras. Baik itu berupa Khamar (Arab),

Anggur (wilayah Eropa dan sekitarnya), Tuak (daerah Cina-Asia),

maupun Arak (daerah Melayu/Asia Tenggara dan sekitarnya), di Jepang

minuman Sake.
Kemajuan zaman dan teknologi melahirkan produk-produk

narkoba jenis baru. Dibidang kesehatan misalnya, ditemukan berbagai

macam obat. Beberapa diantaranya adalah obat-obatan yang termasuk

narkotika dan psikotropika. Pada tahun 1950-an, terjadi penyalahgunaan

obat, seperti ganja dan morfin. Di Indonesia, ganja dan mkorfin baru

dikenal orang pada awal tahun 1980-an. Peyalahgunaan narkoba sebagian

besar hanya melalui jarum suntik dan rokok ganja.


Bahkan, obat-obat anti alergi seperti CTM juga dipakai sebagai

sarana untuk teller. Penyalahgunaannya tidak hanya melalui jarum suntik,

tetapi juga dengan cara menghisap atau meminumnya secara langsung

sehingga pada sekitar awal 90-an muncul istilah ngepil atau pil koplo.

Pada era ini narkoba paling banyak disalahgunakan adalah heroin,

cannabis/ganja, ekstasi/ice, dan ampetamin. Pemakaian narkoba dengan

cara dihirup/ngelem (sniffing), menghirup melalui hidung juga menjadi

masalah yang sangat membahayakan.


Narkoba tidak hanya merusak secara moral, tetapi juga merusak

secara fisik, bahkan dapat menimbulkan kematian. Yang lebih

menakutkan, jarum suntik dengan pemakaian bersama terbukti

meningkatkan resiko tertular penyakit, seperti hepatitis dan HIV/AIDS.

Selain itu, para pelaku penyalahgunaan narkoba, baik menggunakan

maupun mengedarkan dapat menjadi pelaku tindak pidana dan dapat


13

diancam hukuman social sesuai peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

2.2.2.4 Penggolongan Narkoba


a. Narkotika
1. Narkotika Golongan I
Narkotika hanya digunakan untuk pengembangan

ilmu pengetahuabn dan tidak untuk terapi, serta berpotensi

mengakibatkan ketergantungan. Contohnya papaverin,

opium, tanaman kokain (shabu-shabu alami), daun koka,

kokain merah, heroin, morfin, dan ganja (mariyuana).


2. Narkotika Golongan II
Narkotika berkhasiat dalam pengobatan, digunakan

sebagai pilihan terakhir dan digunakan dalam terapi atau

untuk pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai

potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contohnya

alfasetil mefadol, benzetidin, beta metadol, dan

methadone.
3. Narkotika Golongan III
Narkotika berkhasiat dalam pengobatan, dan

digunakan dalam terapi atau tujuan pengembangan ilmu

pengetahuan serta berpotensi ringan mengakibatkan

ketergantunga. Contohnya kodein.


b. Psikotropika
1. Psikotropika Golongan I
Psikotropika yang mempunyai potensi kuat dalam

menyebabkan ketergantungan dan dinyatakan sebagai

barang terlarang. Obat ini belum mempunyai khasiat

pengobatan yang jelas sehingga diperlukan pengawasan


14

ketat. Golongan ini digunakan untuk tujuan

pengembangan ilmu pengetahuan. Contohnya ekstasi dan

ampetamin.
2. Psikotropika Golongan II
Psikotropika ini mempunyai potensi kuat penyebab

ketergantungan. Psikotropika digunakan untuk terapi dan

pengembangan ilmu pengetahuan. Namun diperlukan

pemngawasan ketat, jika disalah gunakan tetap merugikan

kesehatan. Contohnya methamphetamine (shabu-shabu

sintetis).
3. Psikotropika Golongan III
Psikotropika ini mempunyai potensi sedang

penyebab ketergantungan. Psikotropika ini masih perlu

pengawasan dari peredarannya. Meskipun khasiatnya

jhelas, jika disalahgunakan akan merugikan kesehatan.


4. Psikotropika Golongan IV
Psikotropika ini mempunyai potensi ringan dengan

ketergantungan. Alas an tersebut mendasari obat untuk

tetap diawasi pengedarannya, meskipun khasiat

pengobatan yang jelas dan ketergantungan ringan.

Contohnya Zepam.

2.2.3 Merokok di Kalangan Remaja


Asap rokok mengandung sekitar 4000 bahan kimia seperti nikotin, CO,

NO, HCN, NH4, acrolein, acetilen, benz aldehiol, unethare, benzene, methanol,

coumarin, etilkat ekel-4, ortokresol, panlen, dan lain-lain.


Nikotin terdapat pada tumbuhan tembakau (Nicotiona Tabcum). Nikotin

bersifat merangsang jantung dan system saraf. Sebenarnya tidak sedikit yang
15

tahu bahwa rokok itu berbahaya bagi kesehatan tubuh, tetapi banyak juga yang

merokok dan tidak merasa perbuatannya merugikan diri sendiri dengan

ancaman-ancaman di rokok yang mereka pegang.

2.2.3.1 Kandungan Rokok


Rokok mengandung ribuan zat yang telah diklasifikasikan

sebagai zat yang berdampak buruk bagi kesehatan manusia. Bahan-bahan

tersebut diantaranya radio aktif polonium-201, Acetone Amonia,

Naphtalen, DDT, dan racun arsenic. Saat dibakar, rokok mengeluarkan

gas hydrogen sianida yang digunakan dalam kamar gas untuk hukuman

mati. Belum lagi jika rokok dibakar tidak sempurna dapat menghasilkan

gas CO yang menyebabkan darah sulit mengambil oksigen dari paru-

paru.
Zat lain yang berbahaya adalah Tar dan Nikotin. Tar adalah satu

kesatuan dari empat puluh tiga bahan penyebab kanker. Nikotin adalah

zat yang dapat merangsang sarap dan otak sehingga menimbulkan

kecanduan. Hal ini yang sering membuat perokok sulit melepaskan dari

rokok. Dari seluruh penyakit jantung yang terjadi pada manusia, 25%

dari rokok.

2.2.4 Tawuran Pelajar


Tawuran pelajar adalah perbuatan yang sangat bodoh, karena dapat

merusak fasilitas umum dan fasilitas yang terdapat di sekolah. Tawuran ini juga

dapat merusak masa depan, karena jika tertangkap polisi nama mereka akan

tercemar.
16

2.2.4.1 Sejarah Tawuran


Tawuran pelajar menjadi momok yang menakutkan pada tahun

90 dan meledak begitu massif dan radikal dipertengahan tahun 1996.

Tawuran menjadi problem selama 20 tahun lebih. Karena lebih 100 siswa

terbunuh dan ribuannya terluka, juga membuat kerusakan besar di

infrastruktur public, berikut bis, sekolah dan jalan yang rusak.


Tawuran pelajar menurun ditahun 2000-2002 ketika Yayasan

PGRI menghilangkan STM dibawah kebijakannya. Pada tahun-tahun itu

sekolah STM dibawah PGRI tidak lagi mengambil siswa baru dengan

tujuan memutus rantai musuh bernama warisan. Era tawuran pelajar pun

turun kecuali timbul satu persatu, kasus tawuran pelajar terjadi di

beberapa sudut Jakarta dan itu bersifat sporadik dan situasional. Era

tawuran pelajar hanya melibatkan STM Negeri yang berganti menjadi

SMK dan SMK swasta yang berada di bawah yayasan.


Pada era awal tahun 90 perkelahian pelajar berubah bentuk

menjadi tawuran pelajar karena banyaknya para siswa yang bersekolah

jauh dari rumahnya. Mereka terasa terancam akan musuh lalu

membentuk sebuah basis (Barisan Siswa) yang naik bus yang sama.

Basis ini terdiri dari siswa kelas 3, 2, dan 1, rumah mereka saling

berdekatan atau kumpulan dari berbagai daerah yang satu jalur dengan

bus yang mereka gunakan. Basis-basis ini mudah dikenali, karena mereka

naik bus dengan bergelantungan. Pada tahun 90-an, ledakan penduduk

dunia remaja Jakarta menambah beban bagi persoalan tawuran antar

pelajar, apalagi trend anak STM menjadi sekolah favorit pada saat itu.
17

Akar tawuran masih sama yaitu musuh warisan. Musuh warisan

senior atau kakak kelas yang turun temurun masih didengungkan oleh

senior maupun para alumni yang masih memprovokasi adik-adiknya.

Merekalah anak-anak basis (Barisan Siswa) yang dulu kerap mewarnai

antisipasi, dipetakan dan dieliminir sedini mungkin.

2.2.5 Minuman Keras (Miras)


2.2.5.1 Jenis-jenis Minuman Keras
Didalam minuman keras sebenarnya terdapat kadar alkohol yang

sangat tinggi. Fungsi alkohol sebenarnya sebagai pembersih, pelarut, anti

septik (pencegah kuman) dan bahan bakar. Namun pemakaiannya sering

disalahgunakan dengan meminumnya. Peminum yang

menyalahgunakannya dapat mengalami perubahan daya piker dan

kehilangan kesadaran (mabuk). Pemakaian dalam jangka panjang dapat

mengalami kerusakan pada organ tubuh seperti hati, ginjal dan system

saraf. Adapun jenis minuman keras:


a. Minuman keras golongan A: memiliki kadar alkohol 1% sampai 5%,

contohnya bird an green sand.


b. Minuman keas golongan B: memiliki kadar alkohol 5% sampai 20%,

contohnya anggur dan martini.


c. Minuman keras golongan C: memiliki kadar alkohol 20% sampai

50%, contohnya whisky, arak dan brandy.

2.2.5.2 Sejarah Munuman Keras


Minuman keras bukan merupakan minuman yang baru saja ada.

Sejak ribuan tahun silam minuman ini sudah ada, bahkan istilah alkohol

berasal dari bahasa Arab Al kuhl digunakan untuk menyebut bagian

yang halus, biasanya dipakai untuk bahan kosmetik eye shadow. Alkohol
18

merupakan suatu senyawa kimia yang mengandung gugus OH, yang

dikenal sebagai minuman keras jenis etnol (C2H5OH).


Sejak 5.000 tahun lalu alkohol digunakan untuk berbagai tujuan,

ada yang menggunakan untuk komunikasi transedental dalam upacara

kepercayaan dan untuk dinikmati. Di daerah Indonesia penggunaan

alkohol berkaitan dengan acara-acara tertentu, misalnya ada saudara yang

meninggal dunia atau upacara adat. Tetapi penggunaan alkohol dengan

indikasi medis relative kecil dibandingkan penggunaan secara luas di

masyarakat.
Di Indonesia 30 persen penderita yang dirawat dirumah sakit

karena ketergantungan obat merupakan peminum alkohol. Suatu

penelitian mengenai konsumsi alkohol dikalangan pelajar yang dilakukan

disebuah kota di Indonesia oleh Prof. Soejono P, seorang pakar ilmu

kedokteran jiwa didapatkan %0% dari pelajar sudah minum minuman

keras. Yang menjadi favorit mereka yaitu martini (29%), mansion house

(20%), dan bir (14%). Sebagian alas an mereka mengkonsumsi miras

karena untuk menenangkan pikiran (40%), karena ikut-ikutan (25%), dan

untuk coba-coba (11%).

2.2.5.3 Ciri-ciri Pemakai Miras


Alkohol merupakan penekan susunan saraf pusat paling kuat

dibanding zat lain yang juga banyak dikonsumsi masyarakat, seperti

kafein pada kopi dan nikotin pada rokok., apabila kadar alkohol dalam

darah 0,5 ppm, maka fungsi otak mulai terpengaruh, yaitu terjadi

penurunan kemampuan berpikir dan control social. Penderita akan

merasa lebih berani, dan merasa lebih memiliki kemampuan dari


19

sebelumnya. Biasanya efek ini membawa penderita ke tindakan-tindakan

yang impulsive dan kekerasan. Efek ini juga disertai dengan perasaan

senang yang berlebihan (euphoria), membuat penderita banyak omong

(logore), dan hiperaktif. Pada kadar alkohol darah 1 ppm fungsi gerakan

dan perasaan akan terganggu, penderita akan sempoyongan dan

koordinasi gerakannya menjadi kacau. Misalnya ia tidak mampu lagi

memasukkan kunci ke dalam lubang kunci. Bila kadar alkohol darah

lebih dari 2 ppm timbul gejala yang berlebihan, orang akan mudah

menangis dan mudah marah. Bila kadar alkohol sudah mencapai 5 ppm,

penderita akan pingsan dan jatuh ke dalam keadaan koma, hanya reflek

vasomotor (pembuluh darah) dan reflek pernapasan yang membuatnya

masih ebrtahan hidup. Apabila koma berlangsung lebih dari 12 jam, akan

menyebabkan kematian. Resiko kematian meningkat apabila kadar

alkohol dalam darah lebih dari 7 ppm karena terjadi kelumpuhan pada

pusat-pusat pernapasan dan jantung.

2.2.6 Pergaulan Bebas


2.2.6.1 Sejarah Seks Bebas
Dilihat dari literature sejarah, perilaku seks bebas sudah pernah

menjadi tradisi dalam masyarakat zaman jahilliyah dulu. Zaman dimana

kondisi masyarakat Arab pra-islam yang sangat tenggelam tanah

lumpur kebodohan dan kelatarbelakangan masyarakat. Masyarakat lebih

senang dengan pertikaian dan pembunuhan, kekejaman dan suka

mengubur anak perempuan. Potret social mereka begitu gelap, amat

primitif dan jauh dari peradaban. Pada zaman itulah berlaku kondisi
20

perkawinan model seks bebas. Imam Bukhori dalam sebuah hadist yang

diceritakan memalui istri Nabi, Aisyah ra, bahwa pada zaman jahilliyah

dikenal 4 cara pernikahan. Pertama gonta-ganti pasangan. Seorang suami

memerintahkan istrinya jika telah suci dari haid untuk berhubungan

badan dengan pria lain. Bila istrinya telah hamil, ia kembali lagi untuk

digauli suaminya. Ini dilakukan guna mendapat keturunan yang baik.

Kedua, model keroyokan. Sekelompok laki-laki kurang dari 10 orang,

semuanya menggauli seorang wanita. Bila telah hamil kemudian

melahirkan, ia memanggil seluruh anggota kelompok tersebut tidak

seorangpun boleh absen. Kemudian ia menunjuk salah seorang yang

dikehendakinya untuk dinisbahkan sebagai bapak dari anak itu, dan yang

bersangkutan tidak boleh mengelak. Ketiga, hubungan seks yang

dilakukan oleh wanita tunasusila yang memasang bendera atau tanda di

pintu-pintu rumah. Dia bercampur dengan siapapun yang disukai.

Keempat, ada juga model perkawinan sebagaimana berlaku sekarang.

Dimulai dengan pinangan kepada orang tua / wali, membayar mahar dan

menikah.
Jika menyimak 3 model pertama dalam perkawinan masyarakat

zaman jahilliyah diatas, ada kesamaan budaya dengan perilaku seks

bebas. MBA, prostitusi dan hamil diluar nikah yang kian marak dizaman

sekarang. Adakah ini pertanda titik balik budaya kontemporer yang bakal

kembali ke zaman jahilliyah yang primitif dan gelap seperti dulu.

2.2.6.2 Seks Bebas Indonesia Cenderung Meningkat


21

Tingkat perilaku seksual dengan berganti pasangan pada

kalangan remaja di Indonesia ternyata setiap tahun meningkat. Menurut

dr. arie, Para remaja di Indonesia cenderung tidak mendapatkan bekal

pengetahuan yang kuat dari orang tua untuk membentengi dirinya.

Mungkin justru pengetahuan yang salah karena pengetahuan yang benar

dia tahu benteng, tapi justru karena maraknya. Dia lihat ada contoh

seperti itu, kita tidak berbuat apapun, dia jadi ikut terobsesi jadi punya

keinginan yang sama, juga hati-hati karena tidak mungkin banyak video

atau internet barangkali, dampak negative dari internet yang

memudahkan untuk dapat informasi.


Hubungan intim atau seks dapat menimbulkan berbagai macam

penyakit kulit hingga berujung pada kematian. Penyakit kulit pada

kelamin bisa ditularkan dengan cepat dan mengancam keselamatan jiwa.

Bahaya terburuk, bukan hanya kematian tetapi juga kemandulan atau

kasus kehamilan dengan sejumlah masalah lainnya.

2.3 Penyebab Timbulnya Kenakalan Remaja


2.3.1 Faktor-faktor Remaja Memakai Narkoba
Faktor-faktor yang menyebabkan remaja memakai atau mengkonsumsi

narkoba yaitu:
a. Rendah diri, hiperaktif dan cepat bosan..
b. Memberontak.
c. Kurang percaya diri.
d. Orang tua yang otoriter.
e. Disiplin sekolah kurang.
f. Kurikulum sekolah yang kurang menarik.
g. Banyaknya iklan minuman beralkohol dan rokok.
h. Mudahnya mendapat narkoba.
i. Banyaknya pengangguran.
j. Tingginya tingkat kemiskinan.
22

2.3.2 Faktor-faktor Remaja Memakai Rokok


Faktor-faktor yang menyebabkan remaja merokok yaitu:
a. Korban iklan.
b. Ketagihan.
c. Kebutuhan mental.
d. Kebiasaan.
e. Kurangnya perhatian dari orang tua.
f. Paksaan dari teman.
2.3.3 Faktor yang Menyebabkan Tawuran Pelajar
Faktor tawuran pelajar dibagi dua yaitu Faktor Internal dan Faktor

Eksternal.
Berikut ini faktor-faktor internal:
a. Keberdosaan manusia.
b. Konsep diri yang salah.
c. Trauma atau luka batin.
d. Perubahan hormone.
e. Masalah emosi.
Berikut ini faktor-faktor eksternal:
a. Terlalu manja.
b. Pergaulan atau lingkungan.
c. Empati kelompok.
d. Pengaruh media (youtube, film, dan lain-lain).
e. Kurangnya penanaman nilai-nilai kristiani sejak dini.
f. Panutan yang kurang tepat.

2.3.4 Faktor yang Menyebabkan Remaja Mengkonsumsi Miras (Minuman

Keras)
Berikut ini faktor yang menyebabkan remaja mengkonsumsi minuman

keras, yaitu:
a. Keingintahuan
Masa remaja seseorang seringkali dipenuhi rasa ingin tahu dan

mencoba segala sesuatu. Faktor inilah yang mendorong generasi muda

untuk mengenal minuman keras atau bahan bahaya lain. Berawal dari

keingintahuan mencoba seseorang dapat terjerumus dalam

mengkonsumsi minuman keras.


b. Solidaritas (rasa setia kawan)
Umumnya para remaja suka membentuk kelompok. Pembentukan

kelompok itu didasari kesamaan-kesamaan tertentu, misalnya kesamaan


23

hobi, status social atau kebiasaan tertentu. Setiap anggota tentu

mempunyai keinginan untuk diakui dan diterima dalam kelompoknya.

Berdasarkan alas an inilah remaja sering melakukan sesuatu secara ikut-

ikutan.
c. Keinginan diterima dalam kelompok
d. Ketidaktahuan
Ketidaktahuan tentang minuman keras dapat menimbulkan

dampak negatif yang berakibat fatal. Ketidaktahuan menyebabkan orang

mulai mengkonsumsi minuman keras. Ketidaktahuan tersebut meliputi

ketidaktahuan rasanya, akibatnya terhadap fisik, mental, moral, masa

depan, kehidupan, akhirat, keluarga, masyarakat dan bangsa.


e. Kekecewaan
Setiap orang tidak dapat lepas dari perasaan kecewa, kesal atau

frustasi. Namun, sebagian orang melamp;iaskan dan mengatasinya

dengan cara yang salah. Penggunaan miras untuk mengatasi masalah

tersebut merupakan jalan keluar yang keliru. Miras hanya berfungsi

untuk melupakan sesaat, tidak untuk mengatasi masalah sesungguhnya.


f. Keinginan merasakan kenikmatan sesaat secara singkat.
g. Tipu daya.
h. Bujuk rayu.
i. Paksaan.
j. Korban iklan
Iklan dan media mempunyai pengaruh besar dalam menentukan

kebiasaan seseorang dan masyarakat terutama remaja.


k. Ekonomi
Kesulitan mencari pekerjaan sering menjadi pemicu seseorang

untuk bertindak tidak wajar.


l. Kepribadian
Baik ridaknya kepribadian seseorang tergantung pada pemahaman

dan keyakinan terhadap agama. Apabila kepribadian seseorang kurang


24

baik, labil, dan mudah dipengaruhi orang lain, akan lebih mudah

terjerumus ke dalam hal-hal negatif seperti mengkonsumsi miras.

2.3.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Remaja


Secara garis besar, faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan

remaja dapat dibagi dua, yaitu:

2.2.5.1 Faktor Internal


Ketidak sempurnaan pertumbuhan jasmani pada remaja dapat

menimbulkan hambatan dalam pergaulan, seperti rasa rendah diri, iri hati

dan kompensasi. Ketiga-tiganya memerlukan perhatian dan bimbingan,

sehingga tidak mengganggu pertumbuhan pribadinya.


2.2.5.2 Faktor Eksternal
Sebenarnya faktor eksternal terletak inti daripada berhasil atau

tidaknya pertumbuhan remaja, karena dengan faktor eksternal yang

hampir semua problema remaja dapat diatasi. Di dalam dunia pendidikan,

dikenal empat pusat pendidikan yang terdiri dari:


a. Keluarga
Adalah pendidikan pertama dan utama dialami anak-

anak.
b. Sekolah
Sekolah bagi remaja merupakan lembaga social dimana

mereka hidup berkembang dan menjadi matang.


c. Lingkungan Masyarakat
Masyarakat, merupakan faktor yang cukup kuat

mempengaruhi perkembangan remaja yang sulit dokontrol

pengaruhnya.
d. Lembaga-lembaga Agama
Adanya lembaga pendidikan agama seperti pengajian-

pengajian, kelompok-kelompok dakwah.

2.4 Akibat Kenakalan Remaja


2.4.1 Akibat Remaja Memakai atau Mengkonsumsi Narkoba
25

Berikut ini akibat yang ditimbulkan remaja mengkonsumsi narkoba,

yaitu:
a. Dapat terkena virus HIV/AIDS, paru-paru, jantung, hepatitis.
b. Gangguan jiwa (gangguan daya ingat, masalah otak dan kendali diri).
c. Kekerasan atau kejahatan.
d. Overdosis atau kematian.
e. Kriminalitas.
f. Putus sekolah.
g. Hancurnya keluarga.
h. Putus kepercayaan orang.
i. Hina dimata masyarakat.
j. Penjara.

2.4.2 Akibat Remaja Menyalahgunakan Narkoba


Berikut ini akibat remaja menyalahgunakan narkoba, yaitu:
a. Merusak organ tubuh.
b. Kurang darah dan vitamin.
c. Menyebabkan terkena virus HIV/AIDS.
d. Kematian.
e. Sakaw / over dosis.
26

2.4.3 Akibat atau Dampak Negatif Bagi Perokok Dibawah Umur


Berikut ini beberapa akibat buruk bagi perokok dibawah umur, yaitu:
a. Derajat ketergantungan semakin tinggi sehingga usaha untuk berhenti

merokok di masa mendatang lebih sulit dibandingkan dengan perokok yang

mulai merokok di masa dewasa.


b. Perokok dibawah umur dapat mengalami gangguan kesehatan yang lebih

parah (fisik, lemah, malas, mudah sakit, menderita penyakit kronis) sehingga

jarang mencapai kesuksesan dan jarang berumur panjang.


c. Rokok juga berpengaruh buruk terhadap perkembangan mental. Perokok

mdibawah umur biasanya menjadi pribadi yang sombong karena telah berani

merokok diantara teman-temannya.


d. Setelah dewasa, perokok dibawah umur menjadi egois, tidak peduli dengan

lingkungan sekitar.
Kebiasaan merokok juga dapat memporakporandakan perekonomian

seseoorang dan juga perekonomian Negara. WHO (Badan Kesehatan Dunia)

memperkirakan di Negara-negara berkembang seperti Indonesia, para perokok

dapat menghabiskan sampai seperempat penghasilannya untuk membeli rokok.

Kerugian dalam skala merokok sebesar delapan setengah kali pengeluaran

pemerintah sector kesehatan.


27

2.4.4 Risiko Aborsi Karena Seks Bebas Pada Remaja


Hubungan seks bebas atau hubungan seks diluar nikah membawa cukup

banyak dampak negarif bagi diri pelaku maupun lingkungan sekitar. Mulai dari

kemingkinan tertular penyakit, hingga kehamilan diluar nikah. Hal ini juga

menyebabkan dan berdampak pula pada tingginya tingkat aborsi. Berikut ini

risiko yang terjadi jika melakukan aborsi khususnya remaja:


a. Kematian karena terlalu banyak pendarahan.
b. Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal.
c. Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan.
d. Sobeknya Rahim (uterine perforation).
e. Kerusakan leher Rahim (cervical lecerations) yang akan menyebabkan cacat

pada anak berikutnya.


f. Kanker payudara, karena tidak seimbangnya hormon ekstrogen pada wanita.
g. Kanker indung telur (ovarium cancer).
h. Kanker leher Rahim (cervical cancer).
i. Kanker hati (liver cancer).
j. Kelainan pada plasenta atau ari-ari (placenta previa) yang akan

menyebabkan cacat pada anak berikutnya.


k. Infeksi rongga panggul (pelvic inflammatory disase).
l. Menjadi mandul / tidak mampu memiliki keturunan lagi (etropic pregnancy).
m. Infeksi pada lapisan Rahim (endometriosis).
n. Infeksi alat reproduksi karena melakukan kuratase, secara medis yang

dilakukan tak steril. Hal ini membuat remaja mengalami kemandulan

dikemudian hari setelah menikah.


o. Pendarahan sehingga remaja dapat mengalami shock akibat pendarahan dan

gangguan neurologist. Selain itu pendarahan juga dapat mengakibatkan

kematian ibu maupun anak atau lebih parah keduanya.


p. Risiko terjadinya reptus uterus atau robeknya Rahim lebih besar dan

menipisnya dinding Rahim akibat kuretase. Kemandulan olehn karena

robeknya Rahim, risiko infeksi, risiko shock sampai risiko kematian ibu dan

anak dikandungannya.
28

2.5 Upaya untuk Mengatasi Kenakalan Remaja


2.5.1 Upaya yang Dilakukan Untuk Menyembuhkan Penggunaan Narkoba
Berikut ini upaya yang dilakukan untuk menyembuhkan pengguna

narkoba, yaitu:
a. Pendatalaksanaan secara supportif.
b. Detoksifikasi.
c. Rehabilitasi.
d. Represi (penindakan).
e. Prevensi (pencegahan).
f. Kurasi (pengobatan).
2.5.2 Upaya yang Dilakukan Untuk Mencegah Pemakaian Narkoba
Berikut ini upaya yang yang dapat dilakukan untuk mencegah pemakaian

narkoba, yaitu:
a. Meningkatkan keharmonisan hubungan antar keluarga.
b. Memperbanyak kegiatan yang bermanfaat.
c. Memilih pergaulan yang baik tidak mudah terpengaruh orang lain.
d. Meningkatkan iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

2.5.3 Upaya yang Dilakukan Remaja untuk Menjauhi Narkoba


Berikut ini adalah upaya yang dapat dilakukan oleh remaja untuk

menjauhi narkoba, yaitu:


a. Pandai memilih teman atau pergaulan.
b. Belajar membedakan yang baik dan salah.
c. Tingkatkan iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
d. Berhubungan dengan narkoba itu perbuatan criminal.
e. Narkoba adalah candu yang menjadikan kita budak setan.
f. Narkoba hanya membuat rugi.
g. Terus mengikuti informasi.

2.5.4 Upaya Orang tua Menghadapai anak Menyalahgunakan Narkoba


a. Berusahalah tenang.
b. Kendalikan emosi, marah, tersinggung, atau rasa bersalah yang tidak

ada gunanya.
c. Jangan tunda masalah, hadapilah kenyataan itu.
d. Adakan dialog terbuka dengan anak dengan sikap tenang.

Kemukakan apa yang anda ketahui, tidak dengan menuduh. Jangan

bicara merendahkan harga dirinya, buatlah agar anak merasa aman

dan nyaman berbicara dengan anda.


29

e. Jika sulit mengendalikan emosi, mintalah bantuan pihak ketiga yang

dapat melakukan pendekatan dengan baik.


f. Tingkatkan hubungan dalam keluarga, teliti hubungan dengan anak /

anggota lain. Selesaikan konflik pribadi yang ada.


g. Rencanakan rekreasi dengan anak atau onggota keluarga lain.
h. Bangun kehidupan disiplin untuk menjauhkan anak dari lingkungan

narkoba.
i. Cari pertolongan tenaga professional, pusat pengobatan atau

rehabilitasi.
j. Pendekatan kepada orang tua teman anak pemakai narkoba, kunjungi

orang tua teman anak anda yang mnggunakan narkoba pada waktu

yang tepat.
k. Ungkapkan apa yang anda ketahui dengan hati-hati dan bijaksana.
l. Ajaklah bekerja sama menghapadi masalah itu.

2.5.5 Tips Orang tua Agar Anak Tidak Terjerumus dalam Penyalahgunaan

Narkoba
a. Menjadi teladan atau role model dalam budaya anti narkoba, anti

kekerasan, dan disiplin diri. Orang tua yang juga menyalahgunakan

narkoba tidak memiliki wibawa terhadap anaknya.


b. Perlihatkan kemampuan orang tua untuk berkata tidak dan untuk

meminta tolong jika diperlukan.


c. Tidak menggunakan kekerasan (tindak dan katak-kata) terhadap anak

dan orang lain. Hormatilah hak-hak asasi anak dan orang lain.

Perlakukan anak atau orang lain dengan adil dan bijaksana.


d. Hidup secara tertib dan teratur.
e. Membantu anak mengembangkan kemampuan menolak tekanan

kelompok sebaya untuk menggunakan narkoba atau terlibat dalam

kekerasan.
30

f. Beritahu anak mengenai haknya melakukan hal yang cocok bagi

dirinya didasari rasa tanggung jawab sehingga jika teman yang

memaksa atau membujuk, anak berhak untuk menolaknya.


g. Bombing anak menjadi anak sejati, yang tidak menjerumuskan

dirinya dalam hal yang merugikan atau merusak.


h. Ajarkan anak menolak tawaran penyalahgunaan narkoba.
i. Mengetahui kegiatan jadwal anak dan siapa kawan-kawannya.
j. Mendukung kegiatan anak yang sehat dan kreatif.
k. Mendukung kegiatan anak di sekolah, berolah raga, memiliki hobi,

bermain music, dan lain-lain tanpa menuntut anak berprestasi atau

menang.
l. Orang tua melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan anak. Anak sangat

menghargai saat-saat orang tua melibatkan diri dalam kegiatan

mereka.
m. Membuat kesepakatan bersama tentang norma dan peraturan. Anak

diajarkan hidup yang teratur. Dorong anak belajar bertanggung jawab

dengan menetapkan peraturan bagi perilaku atau kegiatannya sehari-

hari. Termasuk tidak menyalahgunakan narkoba. Tetapkan hal itu

secara adil dan tuliskan peraturan-peraturannya dengan jelas.

2.5.6 Upaya Dalam Menyampaikan Bahaya Narkoba kepada Anak Sesuai

Tahapan Usia
2.5.6.1 Peran Orang Tua sebagai Model
Berikut ini adalah peran orang tua sebagai model dalam

menyampaikan bahaya narkoba:


a. Memberikan contoh perilaku dan sikap yang positif.
b. Melibatkan diri dalam kehidupan sosial anak-anak.
c. Menjelaskan kepada anak mengenai harapan-harapan orang tua dan

memberi dukungan untuk mencapainya.


31

d. Mendiskusikan masalah narkoba sejak usia dini dan cara-cara yang

sesuai dengan tahapan usianya.


e. Mendiskusikan konsekuensi negatif dari penyalahgunaan narkoba.
f. Memberikan perhatian yang besar terhadap sikap dan keputusan yang

diambil anak mengenai penyalahgunaan narkoba.

2.5.6.2 Menetapkan Pendirian terhadap Penyalahgunaan Narkoba


Berikut ini adalah penetapan pendirian terhadap penyalahgunaan

narkoba:
a. Anak-anak menginginkan orang tua untuk berbicara kepada mereka

mengenai narkoba. Kalau orang tua terlihat ragu-ragu atau tidak

yakin akan pendiriannya sendiri maka anak justru akan tergoda untuk

mencobanya. Orang tua perlu memperkaya diri dengan pengetahuan

tersebut kepada anak dengan sikap yakin dan percaya diri.


b. Konsekuensi jika anak mencoba menggunakan narkoba juga perlu

didiskusikan. Jelaskan hukuman apa yang akan diterima dan

bagaimana pelaksanaannya. Konsekuensi yang dipilih sebaiknya

beralasan dan berkaitan dengan kesalahan yang dibuat.


c. Berlawana dengan yang selama ini dikhawatirkan orang tua,

peraturan yang ketat di rumah ternyata tidak akan membuat anak

merasa terasing. Bila peraturan yang ketat disertai dengan penjelasan

bahwa tujuannya untuk melindungi anak dari bahaya, mereka justru

merasa bahwa orang tua memberikan cukup perhatian dan kasih

saying.

2.6 Sejarah dan Asal-usul HIV/AIDS


Kejadian ini berawal pada musim panas di Amerika Serikat tahun 1981.

Ketika itu untuk pertama kalinya oleh Contest for Disease and Prevention
32

dilaporkan bahwa ditemukan sutu penyakit Pneumocystis Carinii Pnemuonia

(infeksi paru-paru yang mematikan) yang mengenai 5 orang homoseksual di Los

Angeles. Kemudian berlanjut ditemukannya penyakit Sarkoma Kaposi di New

York dan Los Angeles. Beberapa bulan kemudian penyakit tersebut ditemukan

pada pengguna narkoba suntik. Penyebab proses penularan yang paling sering

adalah melalui kontak seksual. Pada tahun 1983, ditemukan virus HIV pada

ppenderita dan aelanjutnya pada tahun 1984 HIV sebagai faktor penyebab AIDS.
AIDS pertama kalinya di Amerika Serikat pada tahun 1981, AIDS

disebabkan oleh virus yang dikenal dengan HIV. HIV adalah bagian dari

keluarga atau kelompok lentivirus.


Bagaimana HIV dapat menyeberang dari hewan ke manusia?
a. Teori Pemburu menjelaskan bahwa, SIVcpa dapat berpindah ke manusia,

ketika seseorang berburu simpanse kemudian membunuh serta memakan

dagingnya.
b. Teori Vaksin Polio. HIV dapat berpindah secara tidak sengaja karena

kealpaan medis, misalnya melalui percobaan medis.


c. Teori Kontaminasi Jarum Suntik, merupakan lanjutan dari Teori Pemburu,

dimana pada tahun 1950 sudah digalakkan untuk memakai jarum suntik

banyak anggaran sehingga terkadang satu jarum digunakan untuk beberapa

orang tanpa disterilkan terlebih dahulu. Akan mempercepat

terkontaminasinya berbagai macam infeksi.


d. Teori Penjajahan, pada akhir abad XIX hingga awal abad XX, sebagian

Negara Afrika mengalami penjajahan.


e. Teori Konspirasi, virus HIV adalah rekayasa manusia memang diciptakan

untuk memuusnahkan sebagian besar orang berkulit hitam dan para

homoseksual. Beberapa bahkan meyakini bahwa virus HIV disebarkan


33

diseluruh dunia melalui program imunisasi campak maupun melalui uji coba

program vaksinasi hepatitis B kepada kaum homoseksual.

Kapan perpindahan itu terjadi?


Penelitian terhadap subtype virus HIV pada kasus-kasus awal dapat memberi

petunjuk dalam menentukan kapan HIV pertama kali menyerang manusia dan

perkembangan berikuutnya.
Ada tiga kejadian sebagai infeksi HIV paling awal:
1. Contoh plasma (cairan darah) yang diambil dari seorang pria dewasa yang

hidup di Republik Demokratik Kongo tahun 1959.


2. HIV ditemukan pada contoh jaringan tubuh dari seorang pemuda

Amerika-Afrika yang meninggal dunia di St. Louis, AA, tahun 1969.


3. HIV ditemukan pada contoh jaringan tubuh dari seorang pelaut

Norwegia yang meninggal dunia sekitar tahun 1976.

Dimana virus HIV pertama kali muncul pada manusia?


Karena HIV berkembang dari satu jenis SIV yang ditemukan pada tipe simpanse

di Afrika Barat, banyak orang menganggap bahwa HIV pertama muncul pada

manusia disana. Kemudian dianggap bahwa HIV menyebar dari Afrika

keseluruh dunia.
HIV muncul pertama kali pada pertengahan abad 20-an, HIV berkembang

menjadi epidemi penyakit diseluruh dunia yang saat ini menyebar secara tiba-

tiba.
Ada 3 proses yang memudahkan penularan:
a. Kemudahan transportasi.
b. Industri darah.
c. Penggunaan narkoba.

Kenyataan di negeri kita.


HIV bisa berpindah dari suatu Negara ke Negara lainnya dengan leluasa

hingga akhirnya sampai ke Indonesia, kasus HIV/AIDS pertama di Indonesia


34

diidentifikasi di Bali pada seorang laki-laki asing yang kemudian meninggal.

PenyebaraHIV di Indonesia meningkat setelah tahun 1995. Hal ini dapat dilihat

tes perapisan (screening0 darah donor yang positif, HIV meningkat dari 3 per

100.000. peningkatan 5 kali lebih tinggi dari waktu 6 tahun.


Pada tahun 2000 terjadi peningkatan HIV/AIDS yaitu infeksi HIV

melalui pekerja seks. Sejak tahun 1999 terjadi fenomena baru penyebaran

HIV/AIDS yaitu infeksi HIV mulai terlihat pada para pengguna narkoba suntik.

Penularan pada kelompok ini terjadi secara cepat karena penggunaan jarum

suntik bersama. Fakta baru pada 2002 menunjukkan bahwa penularan infeksi

HIV juga telah meluas ke rumah tangga.


BAB III
PENUTUP

Demikianlah uraian-uraian beberapa informasi tentang kenakalan remaja.

Ringkasan dan uraian tersebut dapat ditulis kesimpulan sebagai berikut:

3.1 Simpulan

3.1.1 Kenakalan Remaja Melanggar Norma

Bentuk-bentuk kenakalan remaja ini bersifat inventarisasi atau sudah

sering terjadi. Kenakalan saat ini melanggar norma-norma yang berlaku di

Indonesia. Kenakalan ini ssering dianggap hal biasa bagi sebagian remaja

Indonesia, karena para orang tua yang kurang memperhatikan anak-anaknya.

3.1.2 Penyalahgunaan Narkotika

Penyalahgunaan narkotika ditimbulkan dari salahnya pergaulan dan nilai-

nilai kebudayaan yang mempengaruhi para remaja di Indonesia. Penyalahgunaan

narkoba sebetulnya berawal dari keinginan pengguna tetapi lama kelamaan

menjadi kecanduan sehingga tidak bisa lepas dari jerat narkoba. Penyalahgunaan

narkoba juga dapat mengganggu produksi hormon di dalam tubuh sehingga

dapat merusak semua organ tubuh.

3.1.3 Merokok di Kalangan Remaja

Rokok adalah benda yang dapat mematikan semua orang, karena asap

rokok yang terhirup dapat lebih berbahaya dibandingkan orang yang

menggunakan rokok. Karenanya asap rokok mengandung racun-racun dari

bahan-bahan yang dibakar, sehingga racun-racun tersebut dapat merusak paru-

paru penghisap asap rokok tersebut.

3.1.4 Tawuran Pelajar

43
44

Faktor penyebab tawuran pelajar dari masa ke masa yaitu disebabkan

oleh faktor turun-temurun. Sekolah-sekolah lain terpicu karena sikap saling

ejek-mengejek antar sekolah. Karena tidak terima, para siswa menantang agar

siswa murid sekolah lain untuk bersaing kekuatan dengan alat-alat atau benda-

benda tajam. Banyak menjadi korban atas kelakukan para siswa sekolah itu,

tidak hanya untuk menghentikan tawuran tersebut. Jadi tawuran pelajar dapat

dicegah dengan berdamai.

3.1.5 Minuman Keras

Minuman keras adalah barang yang haram untuk dipegang semua orang

ataupun dikonsumsi. Minuman keras terdiri atas kadar alkohol yang tinggi.

Alkohol sendiri merupakan suatu senyawa kimia yang mengandung gugus OH,

yang dikenal sebagai minuman sejenis etnol (C 2H5OH). Kadar alkohol yang

dimiliki tiap-tiap minuman keras berbeda. Golongan kadar alkohol terdiri dari

1% sampai 5%, 5% sampai 20%, 20% sampai 50%. Jadi minuman keras itu

memiliki kadar alkohol tinggi sehingga bagian organ tubuh manusia dapat rusak

akibat terlalu banyak mengkonsumsi alkohol.


45

3.1.6 Seks Bebas

Hubungan intim atau seks dapat menimbulkan berbagai macam penyakit

kulit hingga berujung pada kematian. Penyakit kulit pada kelamin bisa

ditularkan dengan cepat dan mengancam keselamatan jiwa. Bahaya terburuk,

bukan hanya kematian tetapi juga kemandulan atau kasus hamil dengan

sejumlah masalah lainnya.

3.2 Saran

3.2.1 Kenakalan Remaja Melanggar Norma

3.2.1.1 Sebaiknya diberi sanksi yang sesuai setelah itu membuat

perjanjian yang bersangkutan.

3.2.1.2 Apabila dalam peringatan pertama dan/atau mengingkari janji

tersebut, maka langsung diberi sanksi yang tegas jika perlu yang

seberat-beratnya.

3.2.2 Penyalahgunaan Narkotika

3.2.2.1 Sebaiknya kalau bergaul atau berteman jangan dengan teman

yang kelakukannya dapat menjerumuskan kita ke dalam hal-hal

yang tidak baik.

3.2.2.2 Jika perlu pilih kawan yang biasa-biasa saja walaupun culun dan

katro.

3.2.2.3 Bergaul dengan orang saleh/soleh pada umumnya bisa

menyelamatkan kita dari jerat narkoba.

3.2.2.4 Tingkatkan iman dan takwa kita kepada Tuhan Yang Maha Esa

supaya kita dijauhi dari hal-hal tersebut.


46

3.2.2.5 Kita harus menyadari bahwa berhubungan dengan narkoba itu

termasuk perbuatan kriminal.

3.2.3 Merokok di Kalangan Remaja

3.2.3.1 Kita harus menyadari kalau merokok dapat mengganggu

kesehatan kita.

3.2.3.2 Sebaiknya orang tua yang merokok tidak memperlihatkan diri

saat merokok di depan anak-anaknya, jika memang tidak bisa

berhenti merokok.

3.2.3.3 Jika anak memiliki waktu luang sebaiknya orang tua

mendorongnya dalam kegiatan yang positif sehingga mereka

tidak ada waktu untuk merokok.

3.2.3.4 kita harus membudayakan hidup sehat yang bebas dari rokok.

3.2.4 Tawuran Pelajar

3.2.4.1 Menyadari bahwa perbuatan tersebut dapat membahayakan diri

kita sendiri.

3.2.4.2 Membuat peraturan yang keras.

3.2.5 Minuman Keras

3.2.5.1 Menyadari bahwa dapat mengganggu kesehatan dan masa depan

kita.

3.2.5.2 Menyadari bahwa itu melanggar aturan agama (Islam)..

3.2.6 Seks Bebas

3.2.6.1 Terutama anak perempuan jika bergaul dengan anak laki-laki

harus lebih waspada.


47

3.2.5.2 Bagi yang berpacaran sebaiknya jangan terlalu dekat dalam

kegiatan apapun karena itu dapat mengundang nafsu setan.

3.2.5.3 Menyadari bahwa perbuatan seperti itu termasuk perbuatan zina

yang dilarang oleh agama (Islam) dan akan mendapat dosa.

3.2.5.4 Jika pacaran jangan bergaya seperti kemistri, itu akan

mengundang nafsu setan.

3.2.5.5 Menyadari perbuatan tersebut dapat merusak masa depan kita.

3.2.5.6 Meningkatkan iman dan ketakwaan kita kepada Tuhan Yang

Maha Esa.
48

DAFTAR PUSTAKA

Aditama, TY, 2001. Masalah Merokok dan Penyalahgunaannya.


Alatas, H dan Madianto B.,2006. Penanggulangan Korban Narkoba.
Anonim, 1991. Menanggulangi Ketagihan Obat dan Alkohol.
Anonim, 1998. Kebijaksanaan dan Strategi Penanggulangan dan Peredaran Gelap
Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif Lainnya. Departemen Kesehatan RI,
Jakarta.
Anonim, 2001. Perkembangan Narkotika di Indonesia. Badan Narjkotika
Internasional. Jakarta.
Anonym, 2003. Pencegahan Masalah Narkoba di Lingkungan Pelajar. Badan
Narkotika Nasional. Jakarta.
Hidayati, Nur. Remaja dan Permasalahannya.
P, Nur Adi, 2011. Kliping Kenakalan Remaja.
Waluyo, Mudji, 2001. Penanggulangan Penyalahgunaan Bahan Narkotika. Secretariat
Dit BIMMAS POLRI, Jakarta.
LAMPIRAN

Você também pode gostar