Você está na página 1de 5

Dinamika Lingkungan Indonesia, Juli 2015, p 87-91 Volume 2, Nomor 2

ISSN 2356-2226 Dinamika Lingkungan Indonesia 87

Implementasi Pengelolaan Limbah Cair Rumah Sakit Islam Ibnu Sina


Pekanbaru

Hartati1, Adrianto Ahmad2 , Elda Nazriati3


1
Pegawai Dinas Kesehatan Provinsi Riau Jl. Adi Sucipto Gang Asrama No. 113 Pekanbaru
2
Fakultas Teknik Universitas Riau Kampus Bina widya Panam KM 12.5 Pekanbaru, Telp. 0761-862620
3
Fakultas Kedokteran Universitas Riau Jalan Diponegoro No. 01 Pekanbaru Riau

Abstract: Liquid waste discharged from Ibnu Sina Muslim Hospital have a negative impact
on the environment if the waste is not properly managed. Therefore it is mandatory to control
the disposal priar to discharging in to the environtment. The present study aimed to determine
liquid waste magement by determining the quality of effluent of Ibnu Sina Muslim Hospital
and comparing to the liquid waste quality standard of the minister of environment (Decre No
58/1995) on the liquid waste quality of hospital activities. Data obtained by observation,
questionnaires and laboratotory examination. Apparently, the temperatur BOD5, COD, pH
ana MPN meets effluent quality standard; while the ammonia, phosphate and TSS exceeded
the upper treshold. Wastewater management Ibnu Sina Muslim as chlorine tank. Knowledge
of employees and health workers Ibnu Sina Muslim Hospital Pekanbaru on liquid waste
management has been high but in the setting process and operating conditions ware less.

Key words : Implementation, Liquid Waste, Management, Hospital

Rumah Sakit merupakan institusi pelayanan oleh karena itu perlu dilakukan pengendalian
kesehatan dengan inti kegiatan pelayanan terhadap pembuangan limbah cair yang dibuang
preventif, kuratif, rehabilitatif dan promotif ke lingkungan. Sehingga dapat mengurangi
sebagai upaya untuk memelihara dan pencemaran yaitu dengan melakukan
meningkatkan kesehatan masyarakat. Rumah pengelolaan limbah cair yang baik dan sesuai
Sakit sebagai tempat salah satu upaya peraturan perundang-undangan yaitu Peraturan
peningkatan kesehatan tidak hanya terdiri dari Pemerintah Nomor 20 Tahun 1990 Pasal 15,
balai pengobatan dan tempat praktek dokter saja, Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No:
tetapi juga ditunjang oleh unit-unit lainnya, KEP-58/MENLH/12/1995 lampiran B tentang
seperti ruang operasi, laboratorium, farmasi, Baku Mutu Limbah Cair bagi kegiatan rumah
administrasi, dapur, laundry, pengolahan sampah sakit, dan Peraturan Gubernur Riau No.36
dan limbah, serta penyelenggaraan pendidikan Tahun 2007 tentang Baku Mutu Air Limbah
dan pelatihan. (Kep. Men. Kes RI, 2009). Bagi Kegiatan Rumah Sakit di Provinsi Riau.
Rumah Sakit selain membawa dampak Berdasarkan hasil Rapid Assessment
positif sebagai tempat menyembuhkan orang Tahun 2002 yang dilakukan oleh Ditjen P2MPL
sakit, tapi Rumah Sakit juga memiliki Direktorat Penyediaan Air dan Sanitasi yang
kemungkinan membawa dampak negatif berupa melibatkan Dinas Kesehatan Kabupaten dan
pencemaran dari limbah yang tidak dikelola Kota, menyebutkan bahwa sebanyak 648
dengan baik. Sumber limbah medis dapat berasal Rumah Sakit dari 1.476 Rumah Sakit yang ada,
dari kegiatan pelayanan medis meliputi yang memiliki insinerator baru 49 % dan yang
pelayanan rawat jalan, rawat inap, gawat darurat, memiliki Instalasi Pengelolaan Air Limbah
bedah sentral dan dari pelayanan spesialisasi (IPAL) sebanyak 36 %. Dari jumlah tesebut
(Kep. Men. Kes RI, 2009). kualitas limbah cair yang telah melalui proses
Limbah Rumah Sakit memberikan pengolahan yang memenuhi syarat baru
pengaruh terhadap kualitas lingkungan dan mencapai 52 % (Ditjen P2MLP,2002) .
kesehatan, diantara masalah-masalah Rumah Sakit Islam Ibnu Sina merupakan
lingkungan yang banyak mendapat perhatian salah satu perusahaan kesehatan milik swasta
publik adalah tingginya pencemaran dan yang domisilinya terdapat di Kota Pekanbaru,
menipisnya sumber daya alam. Hal tersebut yang memilik kegiatan yang tinggi dalam
menyebabkan penurunan kualitas lingkungan, pelayanan kesehatan kepada masyarakat,
Dinamika Lingkungan Indonesia 88

sehingga tidak luput dari potensi dalam dikelola oleh PT. Syifa Utama, merupakan
menghasilkan limbah yang berbahaya dan dapat Rumah Sakit Swasta Klasifikasi Kelas B
menimbulkan pencemaran lingkungan hidup. dengan 155 tempat tidur dan telah dapat
Dari hasil survei awal bahwa hasil pengelolaan memberikan sembilan belas pelayanan medis
limbah cair belum optimal, belum sesuai dengan diantaranya empat belas pelayanan spesialis
standar baku mutu yang diharapkan, begitu juga kedokteran, pelayanan rawat jalan, pelayanan
dengan pengetahuan pengelolah tentang limbah UGD, Rehabilitasi Medis dan Gigi. Rumah
cair. Sakit Islam Ibnu Sina didukung oleh 415 orang
karyawan dari berbagai disiplin dan jenjang
BAHAN DAN METODE pendidikan, tenaga medis dan para medis
berjumlah 337 orang dan tenaga non medis
Penelitian telah dilakukan terhadap pegawai dan berjumlah 78 orang. Sedangkan untuk pegawai
petugas yang terdapat di bagian-bagian yang dan petugas yang berhubungan dengan
berhubungan dengan pengelolaan limbah cair pengelolaan limbah cair berjumlah 276.
Rumah Sakit Islam Ibnu Sina. Alat dan bahan Berdasarkan Hasil Uji Laboratorium
yang digunakan adalah botol atau jerigen Kesehatan Periode Januari-Juni 2014 yang
minimal ukuran 1 liter, tissue, hand glove dilakukan oleh pihak rumah sakit setiap
disposible, masker, ember, tali, termometer, bulannya terdapat beberapa parameter telah
kertas lakmus, blangko observasi, alat tulis melebihi dari kadar maksimal dari Kadar Maks
kantor, kamera dan blangko kuesioner. Data Kep.58/MENLH/ 12/1995 yaitu pada PO4, NH3
yang diperoleh dari responden dan laboratorium Bebas dan TSS. Berdasarkan tata letak limbah
dibahas secara analisis statistik deskriptif. cair dan alur aliran limbah cair RSI Ibnu Sina
Untuk mengetahui kualitas limbah cair Rumah Pekanbaru, penjelasannya sebagai berikut yaitu
Sakit Islam Ibnu Sina Pekanbaru dilakukan : Seluruh limbah cair dari Ruang Inap, Ruangan
analisis data terhadap parameter-paremeter VIP, UGD, Ruang Operasi, ICU, Kebidanan,
limbah cair yang diukur. Hasil analisis tersebut Laboratorium, Dapur/Gizi, Laundry masuk ke
dibandingkan dengan Standar Baku Mutu bak kontrol ada beberapa limbah cair yang
Limbah Cair menurut Keputusan Menteri diolah lebih dulu (pra-pengolahan) dari
Negara Lingkungan Hidup No. 58 Tahun 1995 sumbernya, antara lain dari ruang laboratorium
tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan (menggunakan HMP), dapur (PTB-dapur) dan
Rumah Sakit. Data tersebut akan dianalisa Laundry (PTB-Laundry), disinilah diambil titik
apakah melebihi standar baku mutu atau tidak. sampel limah cair (inlet IPAL), kemudian
Proses pengelolaan limbah cair RSI Ibnu Sina masuk ke pipa saluran menuju, bak I, bak II,
Pekanbaru dilakukan dengan cara observasi dan bak III, bak IV ( bak ekualisasi ) dan ke bak bio
wawancara secara sistimatis tentang pengelola - reator / tangki aerator (kompak 100), terus ke
limbah cair (IPAL). bak indikator/bak ikan dan bak organik, baruke
Pengetahuan pegawai dan petugas pipa pembuangan akhir, disini diambil titik
kesehatan tentang pengelolaan limbah cair, sampel limbah cair (outlet IPAL) sebelum
dilakukan dengan cara memberikan kuesioner disalurkan ke pembuangan umum. Pengetahuan
kepada pegawai dan petugas di bagian-bagian pegawai dan petugas kesehatan tentang
yang berhubungan dengan limbah cair, yang pengelolaan limbah cair sebagian besar adalah
dilakukan untuk melihat pengaruh tingkat tinggi (69,9 %).
pengetahuan pegawai dan petugas terhadap
pengelolaan limbah cair. PEMBAHASAN

HASIL Dari hasil penelitian yang telah dilakukan


bahwa di RSI Ibnu Sina Pekanbaru terdapat 415
Rumah Sakit Islam Ibnu Sina merupakan orang karyawan yang terdiri dari : 337 orang
rumah sakit swasta yang didirikan oleh Yayasan tenaga medis dan paramedis dan 78 orang
Rumah Sakit Islam (YARSI) pada Tanggal 7 tenaga non medis.Sedangkan dari karakteristik
Januari 1980, yang ber alamat di Jl. Melati No. responden yang dominan dari jenis kelamin
60 Pekanbaru. Rumah Sakit Islam Ibnu Sina yaitu laki-laki (56,2%), berdasarkan umur yang
Dinamika Lingkungan Indonesia 89

dominan berkisar dari umur 31-40 tahun yang tinggi banyak mengurangi penetrasi
(46,6%), berdasarkan masa kerja yang dominan cahaya matahari ke dalam air (Tarigan et.al,
yaitu masa kerja 5-10 tahun (46,6%), dan 2003 ). Penurunan kandungan amonia dan
berdasarkan tingkat pedidikan yang dominan fosfat pada limbah cair yang sudah terolah
yaitu D3 keperawatan (69,9). dapat dilakukan dengan mengoptimalkan
Dari hasil pemeriksaan nilai parameter, penetrasi oksigen, karena kandungan amonia
suhu, BOD5, COD, pH, MPN-Kuman, berada di bebas dan fosfat dapat dikurangi dengan
bawah nilai baku mutu. Kandungan fosfat pada menambahkan oksigen ke dalam IPAL,
Outlet IPAL didapatkan rata-rata 3,53 mg/L, (Dwipayanti et.al, 2011). Residu tersuspensi
berada diatas batas toleransi yang ditetapkan dapat dikurangi dengan pembubuhan tawas
sebesar 2 mg/L. Kadar fosfat pada Outlet IPAL pada air limbah.
rata-rata 4,133 mg/L, berada di atas batas Kandungan total suspended solid (TSS)
toleransi yang ditetapkan sebesar 2 mg/L, pada Outlet IPAL didapatkan rata-rata 31,5
bahkan perna mencapai 4.5 mg/L jauh di atas mg/L, berada di atas batas toleransi yang
normal. Kadar fosfat pada kualitas air limbah ditetapkan sebesar 30 mg/L, hal ini
RSI Ibnu Sina Pekanbaru diduga berasal dari air kemungkinan disebabkan oleh kurang
cucian deterjen (Effendi, 2003) yang masuk sempurnanya proses pengendapan di bak yang
kedalam IPAL. Fosfat juga diproduksi dan mengakibatkan kekeruhan (Alaerts et.al 1987).
dikeluarkan oleh manusia atau binatang dalam Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
bentuk air seni dan tinja, sehingga fosfat juga dilakukan Prassojo, (2014) tentang
akan terdeteksi pada air limbah yang Pengelolaan Limbah Cair di Rumah Sakit
dikeluarkan rumah sakit (Suriawiria, 2003). Dirgahayu Kota Samarinda, dimana kualitas
Kandungan fosfat yang tidak sesuai standar air yang dihasilkan terdapat 2 parameter yang
dapat menyebabkan masalah jika tidak diolah melebihi dari batas Kadar Maksimum
dengan baik. Menurut Masduqi (2004) Kep.58/MENLH/12/1995, yaitu : NH3 Bebas
keberadaan fosfat yang berlebihan dibadan air dan TSS.
menyebabkan suatu fenomena yang disebut Berdasarkan hasil pengamatan yang
eutrofikasi (pengkayaan nutrien) yang dapat dilakukan dilapangan oleh peneliti, didapatkan
menyebabkan tumbuhnya alga (ganggang) dan kondisi perangkap lemak (Grease Trap) yang
tumbuhan air. dimiliki RSI Ibu Sina Pekanbaru masih bekerja
Kandungan amonia bebas pada Outlet cukup baik. Kondisi Instalasi Pengelola Air
IPAL didapatkan rata-rata 0,295 mg/L, berada Limbah (IPAL) Rumah Sakit Islam Ibnu Sina
di atas batas toleransi yang ditetapkan sebesar Pekanbaru kurang berjalan baik, ini dapat dilihat
0,1 mg/L. Kadar Amonia bebas pada Kolam bahwa adanya Kondisi Instalasi Pengelola Air
Outlet pernah mencapai 0,6 mg/L cukup jauh Limbah (IPAL) yang kurang berfungsi seperti
di atas normal, amonia ini berasal dari hasill tangki kaporit. Disini dibutuhkan perawatan,
dekomposisi nitrogen organik (protein dan uren) pemeliharaan dan pengawasan dari pihak
dan nitrogen anorganik yang terdapat di dalam manajemen agar pengelolaan yang kurang baik
tanah dan air, yang berasal dari dekomposisi ini dapat ditingkatkan menjadi baik.
bahan organik (tumbuhan dan biota akuatik Bak indikator biologis yang digunakan
yang telah mati) oleh mikro dan jamur (Effendi, disini adalah ikan dari jenis koi, nila, dan
2003). Amonia bebas dan klorin bebas akan tombro. Jika indikator biologis tersebut dapat
saling bereaksi dan membentuk hubungan .yang hidup dalam air hasil olahan limbah cair berarti
antagonis. Kandungan amonia yang tinggi kualitas effluent limbah bagus. Dan sebaliknya,
dapat mengganggu kehidupan hewan dan jika indikator-indikator biologis tersebut tidak
manusia yang berada di sekitar aliran sungai. dapat bertahan hidup maka kualitas effluent bisa
Senyawa ini juga mampu merusak sel hewan dinyatakan buruk dan limbah jelek sehingga
terutama dari klasis mamalia termasuk harus dievaluasi proses unit-unit pengolahan
manusia (Limbong, 2005).Umumnya tingkat limbah sebelumnya. Jenis indikator biologis
kekeruhan atau kecerahan suatu perairan yang digunakan RSI Ibnu Sina Pekanbaru
sangat dipengaruhi oleh kandungan zat padat adalah ikan nila yang hingga saat ini masih
suspensi. Kandungan zat padat tersuspensi hidup, sehingga dapat dikatakan kualitas
Dinamika Lingkungan Indonesia 90

effluent limbah bagus. Hasil peneliti ini sejalan pencegahan pencemaran, pemeliharaan
dengan hasil wawancara dengan beberapa orang peralatan serta tindak gawat darurat (Sebayang
yang terlibat sebagai pegawai dan petugas et.al 1996). Sedangkan penelitian Maini Asna
kesehatan tentang pengelolaan limbah cair IPAL tentang Pengolahan Limbah Cair di RSUD
baik yang terlibat langsung maupun tidak yaitu Kota Dumai, menunjukan bahwa dari data di
bagian laboratorium rumah sakit, petugas atas setelah diketahui ternyata pengolahan
bagian kamar operasi dan petugas bagian kamar limbah cair RSI Ibnu Sina Pekanbaru lebih baik
bersalin. Secara keseluruhan responden dari RSUD Kota Dumai.
menyatakan bahwa pengelolaan limbah Rumah Tingkat pengetahuan berdasarkan
Sakit Islam Ibnu Sina Pekanbaru sudah baik pendidikan responden sebagian besar tingkat
tetapi diperlukan evaluasi / perbaikan SOP pengetahuan tinggi (69,9%), sesuai dengan
setiap minimal dua tahun sekali, jangan hanya tingkat pengetahuan berdasarkan pengelolaan
dilakukan evaluasi / perbaikan SOP ketika akan limbah cair. Hal ini dikarenakan sudah
memperbarui Sertifikat Akreditasi Rumah Sakit dilakukan beberapa kali sosialisasi tentang
saja. Perlu pengawasan yang ketat dari pihak pengelolaan limbah cair yang baik, pelatihan
manajemen terhadap mereka yang terkait kepedulian lingkungan secara periodik pada
dengan pengolahan limbah, supaya kinerja interval waktu tertentu dan diadakan pertemuan
mereka tetap terjaga. khusus dan rutin tentang pentingnya
Beberapa hal yang patut jadi pemikiran pelaksanaannya SOP yang terkait dengan
bagi pengelola rumah sakit, dan jadi penyebab pengelolaan limbah cair. Dengan tingginya
tingginya tingkat penurunan kualitas lingkungan tingkat pengetahuan responden tentu tidak
dari kegiatan rumah sakit antara lain disebabkan sembarangan responden membuang limbah,
oleh, belum optimal dalam mengoperasionalkan sehingga dapat mengurangi pencemaran
Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) yaitu lingkungan. Walaupun pengetahuan terhadap
type KOMPAK 100, belum optimal dalam pengelolaan limbah cair responden rendah pada
pemeliharaan IPAL sesuai dengan program pengaturan kondisi proses dan operasi (60,3%).
yang telah dibuat (SOP). Hal ini disebabkan
kurangnya kepedulian manajemen terhadap SIMPULAN
pengelolaan lingkungan karena tidak memahami
masalah teknis yang dapat diperoleh dari Hasil pemeriksaan terhadap Kualitas limbah cair
kegiatan pencegahan pencemaran. Kurangnya Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Pekanbaru
komitmen pendanaan bagi upaya pengendalian terhadap nilai parameter, suhu, BOD5, COD, pH
pencemaran karena menganggap bahwa dan MPN-Kuman memenuhi standar baku mutu
pengelolaan rumah sakit untuk menghasilkan limbah cair, sedangkan kandungan amonia,
uang bukan membuang uang mengurusi fosfat dan TSS melebihi nilai maksimal baku
pencemaran. Kurang memahami apa yang mutu limbah cair. Pengelolaan limbah cair
disebut produk usaha dan masih banyak lagi Rumah Sakit Islam Ibnu Sina kurang berjalan
kekurangan lainnya (Sebayang et.al 1996). baik, karena masih adanya alat IPAL yang
Upaya-upaya yang harus dilakukan rumah kurang berfungsi seperti tangki kaporit.
sakit adalah, mulai dan membiasakan untuk Pengetahuan pegawai dan petugas kesehatan
mengidentifikasi dan memilah jenis limbah Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Pekanbaru tentang
berdasarkan teknik pengelolaan (Limbah B3, pengelolaan limbah cair tinggi, tapi pada
infeksius, dapat digunapakai atau guna ulang). pengaturan kondisi proses dan operasi kurang,
Meningkatkan pengelolaan dan pengawasan karena belum diimplementasikan dengan baik.
serta pengendalian terhadap pembelian dan
penggunaan, pembuangan bahan kimia baik B3 UCAPAN TERIMA KASIH
maupun non B3. Memantau aliran obat Pada kesempatan ini penulis mengucapkan
mencakup pembelian tentang Pengolahan terima kasih kepada staf dan pegawai Rumah
Limbah Cair di RSUD Kota Dumai persediaan Sakit Ibnu Sina dan semua pihak yang
serta meningkatkan pengetahuan karyawan membantu dalam melaksanakan penelitian ini.
terhadap pengelolaan lingkungan melalui
pelatihan dengan materi pengolahan bahan,
Dinamika Lingkungan Indonesia 91

DAFTAR PUSTAKA Gelembung CO2. Universitas


Diponegoro: Semarang
Alaerts, G dan Santika,S,S, 1987. Metode Masduqi, (2004), Penurunan Senyawa Fosfat
Penelitian Air, Usaha Nasional, Surabaya- Dalam Air Limbah Buatan Dengan Proses
Indionesia Adsorpsi Menggunakan Tanah Haloisit.
Dirjen P2MPL. YanMed Depkes RI, 2002. Jurusan Teknik Lingkungan FTSP ITS
Pedoman Sanitasi Rumah Sakit di Surabaya. Majalah IPTEK. Vol. 15,No.1.
Indonesia, Departemen Kesehatan RI. Prassojo, (2014), Pengelolaan Limbah Cair di
Jakarta Rumah Sakit Dirgahayu Kota Samarinda,
Dwipayanti,U, Herry, P., dan Sujaya, 2011. Jurnal Beraja Niti, Program stidy ilmu
Kajian Pengelolaan Penyehatan Sebayang, P, Muljadi dan P. Budi 1996.
Lingkungan Rumah Sakit Umum Surya Konstruksi dan Evaluasi Insinerator untuk
Husadha, 2010: Denpasar. Limbah Padat Rumah Sakit.Lembaga
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air bagi Ilmu Pengetahuan Indonesia. Jakarta
Pengelolaan Sumber Daya dan Suriawiria, U. 2003. Mikrobiologi Air dan
Lingkungan Perairan. Cetakan Kelima. Dasar-Dasar Pengolahan Buangan Secara
Yogjakarta : Kanisius. Biologis. PT. Alumni. Bandung.
Kemenkes,2009, 659/MENKES/PER/VIII/2009 Tarigan,dan Edward. 2003, Kandungan Total Zat
tentang Standar dan Kriteria Rumah Sakit Padat Tersuspensi (Total Suspended Solid)
Indonesia Kelas Dunia. Di Perairan Raha, Sulawesi Tenggara.
KEPMEN LH, 1995. Kep. 58/MenLH/12/1995 Bidang Dinamika Laut, Pusat Penelitian
tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Oseanografi, Lembaga Ilmu Pengetahuan
Kegiatan Rumah Sakit. Indonesia. Makara, Sains, Vol. 7, No. 3.
Limbong, 2005, Pengelolaan Limbah Cair
Mengandung Amoniak Dengan

Você também pode gostar