Você está na página 1de 10

PENDAHULUAN nodul pembesaran prostat ini sudah

mulai tampak pada usia 25 tahun


Benign Prostat Hyperplasia
pada sekitar 25 persen.5
(BPH) atau disebut Pembesaran
Di seluruh dunia, diperkirakan
Prostat Jinak (PPJ) adalah pembesran
bahwa kira-kira 50 persen kaum pria
ukuran prostat akibat adanya
yang berusia diatas 60 tahun
hyperplasia stroma dan sel epitelial
mengalami keluhan hipertrofi
mulai dari zona periuretra.1,2 BPH
prostat.
adalah kelainan yang sering terdapat
Di Amerika Serikat timbulnya
pada kelenjar prostat dan terjadi
nodul mikroskopik dikelenjar prostat
setelah berusia lebih dari lima puluh
sudah terlihat pada usia 25-30 tahun,
tahun.3
dan terdapat 60 persen pria berusia
Penyebab BPH belum
60 tahun, sedangkan pada usia 85
diketahui secara pasti, tetapi sampai
tahun terdapat 90 persen penderita.6
saat ini berhubungan dengan proses
Prevalensi BPH di beberapa
penuaan yang mengakibatkan
negara Asia. Di Singapura berkisar
penurunan kadar hormon pria,
antara 14 persen, dan hingga 59
terutama Testosteron. Hormon
persen di Filiphina. 6
Testosteron dalam kelenjar prostat
Di indonesia hipertrofi
akan diubah menjadi
prostat merupakan penyakit urutan
Dihidrotestosteron (DHT). DHT
kedua setelah batu saluran kemih.
inilah yang kemudian secara kronis
Angka di indonesia, bervariasi 24-30
merangsang kelenjar prostat
persen dari kasus urologi yang
sehingga membesar.1,2 Pembentukan
dirawat dibeberapa rumah sakit. mempunyai pengaruh bagi tubuh diri

Prevalence di dua rumah sakit besar sendiri. Rokok mengandung nikotin

di Jakarta yaitu RSCM dan adalah zat, atau bahan senyawa

Sumberwaras selama 3 tahun (1994- pirolidine yang terdapat dalam

1997) terdapat 1040 kasus. nikotiana tabacum atau sintetisnya

Sedangkan di RS.Ibnu Sina Makasar yang bersifat adiktif yang dapat

(RSIS) sub-bagian urologi, setiap mengakibatkan ketergantungan.7

tahun ditemukan kisaran 100 Nikotin dan konitin (produk pemecah

penderita baru dengan hipertrofi nikotin) pada rokok meningkatkan

prostat. Pada tahun 2011 aktifitas enzim perusak androgen,

sebanyak165 pasien, dan jumlah sehingga menyebabkan penurunan

pasien pada tahun 2012 sebanyak kadar testosteron.5

172 pasien.4 Pada usia 60 tahun


METODE PENELITIAN
pembesaran prostat tersebut terlihat
Jenis penelitian yang digunakan
pada sekitar 60 persen, tetapi gejala
adalah penelitian obsevasional
baru dikeluhkan pada sekitar 30-40
analitik dengan penedekatan cross
persen, sedangkan pada usia 80 tahun
sectional. Adapun analisanya dengan
nodul terlihat pada 90 persen yang
menggunakan uji Chi-Square.
sekitar 50 persen diantaranya sudah
Penelitian ini dilakukan di rawat
mulai memberikan gejala-gejalanya.5
jalanPoli Bedah Urologi DR. H.
Kebiasaan merokok pada orang
Abdul Moeloek Bandar Lampung
dewasa merupakan sebuah kebiasaan
pada bulan Mei-Juni 2015.
yang diciptakan sendiri, sehingga
Populasi yang diambil adalah pasien Analisis data

yang mengalami BPH. Sampel 1. Analisis univariat

memenuhi kriteria inklusi dan Analisis ini digunakan untuk

eksklusi dengan cara non-probability menentukan distribusi rata-

sampling yaitu, accidental sampling. rata variabel bebas dan

variabel terikat.
Kriteria inklusi :
2. Analisis bivariat
1. Pasien BPH
Analisis yang digunakan
2. Usia >50
untuk mengetahui hubungan
3. Perokok aktif
antara variabel bebas dengan
4. Bersedia menjadi responden
variabel terikat. Analisis data
Kriteria eksklusi :
pada penelitian ini
1. Pasien yang sedang atau
menggunakan uji chi-square
pernah menderita kanker
untuk mengetahui hubungan
prostat
yang signifikan antara
2. Perokok pasif
masing-masing variabel
3. Tidak bersedia menjadi
bebas dengan variabel terikat.
responden.

HASIL PENELITIAN
Pengumpulan data

1. Analisa univariat
Data diperoleh dari hasil

kusioner melalui metode observasi Tabel 4.1 Distribusi angka kejadian


pada pasien BPH di RSUD DR.H. BPH berdasarkan umur pasien BPH

Abdul Moeloek. di Rawat Jalan Poli Bedah Urologi


RSUD Dr.H. Abdul Moeloek Bandar

Lampung.
Kebiasaan
n %
merokok
Ringan 45 44,1
Berat 57 55,9
Umur n % jumlah 102 100
50-65 tahun 41 40,2
>65 tahun 61 59,8

jumlah 102 100 Berdasarkan Tabel 4.2 terlihat

bahwa kebiasaan merokok yang

Berdasarkan Tabel 4.1 terlihat Berat mengalami BPH yaitu

didapatkan umur terbanyak sebanyak 57 responden (55,9%), dan

responden yang mengalami BPH perokok yang ringan yaitu sebanyak

adalah >65 tahun yaitu 61 responden 45 responden (44,1%).

(59,8%), dan umur 50-65 tahun yaitu


Tabel 4.3 Distribusi angka kejadian
41 responden (40,2%).
pasien BPH di Rawat Jalan Poli

Tabel 4.2 Distribusi angka kejadian Bedah Urologi RSUD Dr.H. Abdul

BPH berdasarkan Kebiasaan Moeloek Bandar Lampung.

Merokok pasien BPH di Rawat Jalan


BPH n %
Poli Bedah Urologi RSUD Dr.H.
Ringan 39 38,2
Abdul Moeloek Bandar Lampung. Berat 63 61,8

jumlah 102 100

Berdasarkan Tabel 4.3 terlihat

bahwa responden yang mengalami


BPH berat yaitu sebanyak 63 ringan dan terdapat 47 responden

responden (61,8%), dan responden (77,0%) yang mengalami BPH berat.

yang mengalami BPH ringan yaitu


Berdasarkan hasil dari uji statistik
sebanyak 39 responden (38,2%).
diperoleh P-value = 0,000 yang

2. Analisa bivariat berarti ada hubungan Usia dengan

BPH di Rawat Jalan Poli Bedah


Tabel 4.4 Hubungan Usia dengan
Urologi RSUD.Dr. H. Abdul
BPH di Rawat Jalan Poli Bedah
Moeloek Bandar Lampung. Dengan
Urologi RSUD Dr.H. Abdul
nilai OR 5,246 berarti responden
Moeloek Bandar Lampung.
yang usia >65 tahun memiliki risiko
Usia Kejadian BPH Total P-
Ringan Berat value 5 kali lebih besar untuk mengalami
N % N % N % 0,000
50-65 25 61,0 16 39,0 41 100 BPH berat dibandingkan dengan
>65 14 23,0 47 77,0 61 100
tahun responden yang usia 50-65 tahun.
Total 39 38,2 63 61,8 102 100

Berdasarkan tabel 4.4 diketahui dari


Tabel 4.4 Hubungan Kebiasaan
41 responden yang usia 50-65 tahun
Merokok dengan BPH di Rawat
terdapat 25 responden (61%) yang
Jalan Poli Bedah Urologi RSUD
mengalami BPH ringan dan terdapat
Dr.H. Abdul Moeloek Bandar
16 responden (39,0) yang mengalami
Lampung.
BPH berat. Dari 61 responden yang

usia >65 tahun terdapat 14 responden

(23,0%) yang mengalami BPH


responden kebiasaan merokok berat
Kebiasa Kejadian BPH Total P- memiliki risiko 10 kali lebih besar
an Ringan Berat value
merokok N % N % N % 0,000
Ringan 30 66,7 15 33,3 45 100 untuk mengalami BPH berat
Berat 9 15,8 48 84,2 57 100
dibandingkan dengan responden
Total 39 38,2 63 61,8 102 100
keiasaan merokok ringan.
Berdasarkan tabel 4.5 diketahui dari
PEMBAHASAAN
45 responden kebiasaan merokok

ringan terdapat 30 responden 1. Hubungan uisa dengan BPH

(66,7%) yang mengalami BPH


Berdasarkan hasil uji statistik
ringan dan terdapat 15 responden
diperoleh P-value = 0,000 yang
(33,0%) yang mengalami BPH berat.
berarti ada hubungan usia dengan
Dari 57 responden kebiasaan
BPH di Rawat Jalan Poli Bedah
merokok berat terdapat 9 responden
Urologi Dr. H. Abdul Moeloek
(15,8%) yang mengalami BPH
Bandar Lampung. Dengan nilai OR
ringan dan terdapat 48 responden
5,246 berarti responden yang
(84,2%) yang mengalami BPH berat.
usia>65 tahun memiliki resiko 5 kali

Berdasarkan hasil dari uji statistik lebih besar untuk mengalami BPH

diperoleh P-value = 0,000 yang dibandingkan dengan responden usia

berarti ada hubungan Kebiasaan 50-65 tahun.

Merokok dengan BPH di Rawat


Hasil penelitian ini sejalan dengan
Jalan Poli Bedah Urologi RSUD.Dr.
teori yang dikemukakan oleh Fitriani
H. Abdul Moeloek Bandar Lampung.
(2014) Usia merupakan kondisi yang
Dengan nilai OR 10,667 berarti
sangat berkaitan dengan BPH,
dimana kejadian BPH akan semakin Pada usia yang semakin tua, kadar

meningkat seiring dengan testosteron semakin menurun

bertambahnya usia.6 Bahwa usia >50 sedangkan hormon estrogen relatif

tahun memiliki risiko lebih tinggi tetap. Akibatnya, dengan testosteron

untuk mengalami BPH dimana hal yang menurun menyebabkan

tersebut berhubungan dengan adaptasi sel-sel prostat yang

kelemahan umum termasuk mempunyai umur yang lebih panjang

kelemahan pada otot detrusor dan sehingga massa prostat menjadi lebih

penurunan fungsi persarafan. besar.1,2

Perubahan karena pengaruh usia tua


Hasil penelitian ini sejalan dengan
menurunkan kemampuan
penelitian yang dilakukan oleh
kemampuan buli- buli dalam
Rasydin, dkk (2013) yang berjudul
mempertahankan aliran urin pada
fakto-faktor yang berhubungan
proses adaptasi karena adanya
dengan kejadian hipertopi prostat di
obstruksi akibat BPH sehingga dapat
ruang rawat inap rumah sakit Ibnu
menimbulkan gejala. Sesuai
Sina Makasar. Analisa dengan
pertambahan umur, kadar testosteron
statistik Fisher Exat test menunjukan
mulai menurun dan secara perlahan
ada hubungan antara usia dengan
pada umur 30 tahun dan turun lebih
BPH dengan nialai p = 0,034. Hasil
5
cepat pada umur 60 tahun keatas.
penelitian ini sejalan dengan
BPH akan timbul seiring dengan
penelitian yang dilakukan oleh
bertambahnya usia, sebab erat
Amalia R (2007) yang berjudul
4
kaitannya dengan proses penuaan.
faktor-faktor resiko terjadinya
pembesaran prostat jinak studi kasus mengalami BPH dibandingkan

di RS dr. Kariadi, RS Roemani dan dengan responden perokok ringan.

RSI Sultan Agung


Hasil penelitian ini sejalan dengan
Semarang. Analisa dengan statistik
penelitian Amalia R (2007) yang
Chi Square menunjukan ada
berjudul faktor-faktor resiko
hubungan antara usia dengan BPH
terjadinya pembesaran prostat jinak
dengan nilai p = 0,004, confidence
studi kasus di RS dr. Kariadi, RS
interval 1,537-13,565 dan OR 4,566
Roemani dan RSI Sultan Agung
berarti untuk risiko terkena BPH
Semarang. Analisa dengan statistik
dengan kategori uisa >50 tahun 4
Chi Square menunjukan ada
kali lebih besar dibandingkan
hubungan kebiasaan merokok
kategori usia <50 tahun.
dengan BPH dengan nilai p =

2. Hubungan kebiasaan 0,0001, confidence interval 2,733-

merokok dengan BPH 1,596 dan OR 6,935 menunjukan

pada responden mempunyai


Berdasarkan hasil uji statistik
kebiasaan merokok >12 batang
diperoleh P-value = 0,000 yang
memiliki risiko lebih besar terkena
berarti ada hubungan Kebiasaan
BPH dibandingkan dengan bukan
Merokok dengan BPH di Rawat
perokok.5
Jalan Poli Bedah Urologi Dr. H.
Kesimpulan dan saran
Abdul Moeloek Bandar Lampung.
1. Diketahui bahwa Angka
Dengan nilai OR 10,667 berarti
Kejadian BPHberdasarkan kategori
responden perokok berat memiliki
derajat berat BPH yaitu sebanyak
resiko 10 kali lebih besar untuk
61,8%, berdasarkan kategori usia tanda, gejala, pencegahan dan
pengobatan BPH.
>65 tahun yaitu sebanyak 59,8%, dan
2.Bagi masyarakat
berdasarkan kategori kebiasaan
Masyarakat melaksanakan
merokok berat yaitu sebanyak 55,9%
pola hidup sehat dengan tidak
di Rawat Jalan Poli Bedah Urologi
merokok
RSUD DR. H. Abdul Moeloek
Masyarakat agar lebih
Bandar Lampung.
waspada terhadap kebiasan merokok
2. Ada hubungan usia dengan terhadap terjadinya BPH terutama
terjadinya BPH di Rawat Jalan Poli pada laki-laki yang usia >50 tahun.
Bedah Urologi RSUD DR. H. Abdul 3.Bagi peneliti selanjutnya
Moeloek Bandar Lampung dengan Melakukan penelitian dengan
nilai p = 0,000. variabel yang lebih banyak untuk

mengetahui lebih jelas gambaran


3.Ada hubungan kebiasaan
penyebab BPH.
merokok dengan terjadinya BPH di

Rawat Jalan Poli Bedah Urologi

RSUD DR. H. Abdul Moeloek

Bandar Lampung dengan nilai p =

0,000.

Saran

1.Bagi dinas kesehatan

Meningkatkan penyuluhan kepada


masyarakat mengenai faktor risiko,

Você também pode gostar