Você está na página 1de 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi untuk


menunjang keberhasilan pembangunan di Indonesia, partisipasi
dari semua sektor sangat diperlukan termasuk sektor swasta.
Pemerintah mempunyai andil besar dalam membantu terwujudnya
kondisi ekonomi yang mantap dan stabil. Sesuai dengan
perkembangan perekonomian yang pesat serta kemajuan teknologi
dan industri pada umumnya. Jika perusahaan dituntut untuk
mempertahankan kelangsungan usahanya. Jika perusahaan telah
menjalankan usahanya secara efisisen, maka dapat dikaitkan
bahwa perencanaan yang dibuat oleh manajer telah berhasil.
Seorang manajer atau analis yang melakukan berbagai analisis
keuangan biasanya mempunyai tujuan spesifik. Selama proses
analisis, analis menggunakan laporan keuangan, analisis khusus,
basis data, dan sumber informasi lainnya untuk membuat
pertimbangan yang masuk akal tentang kondisi masa lalu,
sekarang dan prospek dari usaha serta efektivitas manajernya.
Terdapat berbagai teknik analisis, termasuk berbagai rasio
keuangan, yang dapat digunakan melakukan penilaian kinerja
sebuah perusahaan. Akan tetapi perlu disadari bahwa
teknik yang berbeda akan sesuai untuk tujuan yang berbeda.
Dalam analisis keuangan sering kali terdapat hambatan untuk
menghitung semua angka, padahal biasanya hanya terdapat
beberapa hubungan yang akan menghasilkan informasi dan
pandangan yang betul-betul dibutuhkan oleh analis. Penilaian
kinerja melalui laporan keuangan yang didapatkan pada data dan

1
kondisi masa lalu sulit untuk mengekstrapolasikan ekspektasi masa
depan. Namun kita harus ingat bahwa hanya masa depan yang
dapat dipengaruhi oleh keputusan yang diambil hari ini sebagai
hasil dari analisis keuangan. Tidak ada analisis untuk menilai
kinerja perusahaan yang dapat memberi jawaban mutlak. Setiap
pandangan yang diperoleh bersifat relatif, karena kondisi dan
operasi perusahaan sangat bervariasi dari suatu peusahaan ke
perusahaan lain, dari satu industri ke industri lain. Perbandingan
dan standar berdasarkan kinerja masa lalu merupakan hal yang
sangat sulit dalam perusahaan yang sangat besar, multi usaha
konglomerat, dimana informasi spesifik menurut setiap lini usaha
biasanya terbatas. Ukuran kinerja bekerja dengan baik bila
diterapkan pada keseluruhan entitas usaha, dimana investasi,
operasi dan pembiayaan secara kolektif dikendalikan serta dikelola
oleh suatu tim manajemen.

Dari uraian diatas penulis tertarik untuk mengadakan


penelitian dengan mengambil judul Analisis Laporan Keuangan
PT. Gudang Garam Tbk. Dan Anak Perusahaan Serta PT. Hanjaya
Mandala Sampoerna Tbk. Dan Anak Perusahaan Menggunakan
Metode Common Size Dan Analisis Rasio.

1.2 Identifikasi Masalah

Adapun masalah-masalah yang dapat dididentifikasikan


sehubungan dengan penelitian ini adalah :

1. Bagaimana penyajian laporan keuangan dengan menggunakan


common size?

2. Bagaimana menggunakan rasio keuangan?

3. Bagaimana analisis dari kedua industri rokok yang diamati?

2
1.3 Tujuan Dan Kegunaan Makalah

1. Manfaat

Tujuan diadakannya penulisan makalah ini antara lain


adalah sebagai berikut :

a. Untuk menyediakan informasi keuangan perusahaan dalam


bentuk common size(presentase)

b. Untuk mengetahui perbandingan hasil analisis dari kedua industri


rokok dengan menggunakan rasio keuangan

2. Kegunaan

Penulis berharap agar hasil penelitian yang disajikan dalam


penulisan makalah ini dapat memberi manfaat bagi :

a. Investor : Penanaman modal dan penasihat mereka


berkepentingan dengan risiko yang melekat serta hasil
pengembangan diri investasi yang mereka lakukan dan mereka
membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah
harus membeli, menahan, atau menjual invetsasi tersebut.
Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang memungkinkan
mereka untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar
deviden.

b. Karyawan : Karyawan dan kelompok yang mewakili mereka


tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas
perusahaan, juga tertarik dengan informasi untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, imbalan
pasca keja dan kesempatan.

c. Pemberi pinjaman : Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi


keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah
pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo.

3
d. Pemasok dan kreditur usaha lainnya : Pemasok dan kreditur
usaha lainnya tertarik dengan informasi yang memungkinkan
merekauntuk memutuskan apakah jumlah yang kewajibannya akan
dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditur usaha berkepentingan
pada perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih pendek
daripada pemberi pinjaman kecuali kalau sebagai pelanggan utama
mereka bergantung pada kelangsungan hidup perusahaan.

e. Pelanggan : Para pelanggan berkepentingan dengan informasi


mengenai kelangsungan hidup peusahaan, terutama kalau mereka
terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan, atau bergantung
pada perusahaan.

f. Pemerintah : Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada


dibawah kekuasaannya berkepentingan dengan alokasi sumber
daya dan karena itu berkepentingan dengan aktivitas perusahaan.
Mereka juga membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas
perusahaan, menetapkan kebijakan pajak, dan sebagai dasar
menyusun statistic pendapatan nasional dan statistic lainnya.

g. Masyarakat : peusahaan mempengaruhi anggota masyarakat


dalam berbagai cara.

Misalnya : perusahaan dapat memberikan kontribusi berarti pada


perekonomian nasional, termasuk jumlah orang yang dipekerjakan
dan perlindungan kepada penanam modal domestik.

Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan


menyediakan informasi kecendrungan (trend) dan perkembangan
terakhir kemakmuran perusahaan dan rangkaian aktivitasnya.

4
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Laporan Keuangan

Di bawah ini terdapat beberapa pengertian laporan


keuangan antara lai sebagai berikut:

1. Menurut Drs. S. Munawir

Laporan keuangan adalah hasil dari proses Akuntansi yang


dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data
keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak
yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan
tersebut.

2. Menurut Drs. Djarwanto P.S

Laporan keuangan adalah hasil dari proses Akuntansi yang


dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi dengan pihak-
pihak yang berkepentingan dengan kondisi keuangan dan hasil
operasi perusahaan. Pada kesimpulannya Laporan Keuangan
(Financial Statement) merupakan ikhtisar mengenai keadaan
keuangan suatu perusahaan pada suatu saat tertentu dan sebuah
laporan yang diterbitkan oleh perusahaan bagi pemakai laporan
keuangan. Laporan ini memuat laporan keuangan dasar dan
analisis manajemen atas operasi tahun lalu dan pendapat
mengenai prospek-prospek perusahaan di masa yang akan datang.
Laporan keuangan secara garis besar dibedakan menjadi 4
macam, yaitu laporan neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan
modal dan laporan aliran kas. Dari keempat laporan keuangan
tersbut dapat diringkas lagi menjadi 2 macam, yaitu laporan neraca
dan laporan laba-rugi saja. Hal ini karena laporan perubahan modal

5
dan laporan aliran kas pada akhirnya akan diikhtisarkan dalam
laporan neraca dan atau laporan laba-rugi. Oleh karena itu,
analisis laporan keuangan yang akan dibahas pada bab ini
difokuskan pada analisis laporan neraca laporan laba-rugi.

1. Neraca (Balance Sheet)

Neraca merupakan laporan yang menggambarkan jumlah


kekayaan (harta), kewajiban (hutang), dan modal suatu perusahaan
tertentu. Neraca biasanya disusun pada akhir tahun (31 desember).
Kekayaan atau harta disajikan pada sisi aktiva, sedangkan
kewajiban atau hutang dan modal sendiri disajikan pada sisi pasiva.

2. Laporan Laba-Rugi (Income Statement)

Laporan laba-rugi merupakan laporan yang menggambarkan


jumlah penghasilan atau pendapatan dan biaya dari suatu
perusahaan pada periode tertentu. Sebagaimana halnya neraca,
laporan laba-rugi biasanya juga disusun setiap akhr tahun (31
Desember). Dalam laporan ini disususn penghasilan dan biaya
yang terjadi selama satu tahun, yaitu mulai tanggal 1 januari 31
Desember tahun yang bersangkutan. Dari laporan laba-rugi ini
akan diperoleh laba atau rugi perusahaan. Apabila penghasilan
lebih besar dari biaya akan terjadi laba, sedangkan jika penghasilan
lebih kecil dari biaya maka perusahaan mengalami kerugian. Oleh
karena itu, apabila neraca menunjukan posisi keuangan pada saat
tertentu, maka laporan laba-rugi menunjukan laba atau rugi
perusahaan selama periode tertentu.

Dengan demikian laporan laba-rugi dapat diformulasikan


bahwa : Dari laporan keuangan neraca dan laba rugi dapat
dihasilkan beberapa laporan yaitu laporan laba ditahan, laporan
sumber dan penggunaan dana, dan laporan aliran kas.

6
2.2 Pengertian Analisis Laporan Keuangan

Melakukan ridwan dan Inge (2003:128) Analisa laporan


keuangan merupakan suatu informasi yang ditujukan untuk
masyarakat, pemerintah, pemasok, dan kreditur, pemilik
perusahaan/pemegang saham, manajemen perusahaan, investor,
pelanggan dan karyawan yang diperlukan secara tetap untuk
mengukur kondisi dan efisiensi operasi perusahaan. Analisa dari
laporan keuangan ini bersifat relatif karena didasarkan pada
pengetahuan dan menggunakan rasio atau nilai relatif.

Analisis Laporan Keuangan merupakan analisis Kekayaan =


Hutang+Modal Sendiri, Laba = Penghasilan-Biaya mengenai
kondisi keuangan suatu perusahaan yang melibatkan neraca dan
laba-rugi. Juga merupakan proses yang penuh pertimbangan
dalam rangka membantu mngevaluasi posisi keuangan dari hasil
operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu, dengan
tujuan untuk menentukan estimasi dan prediksi yang paling
mungkin mengenai kondisi dan kinerja perusahaan pada masa
mendatang. Analisa laporan keuangan sebenarnya banyak sekali
namun pada penelitian kali ini penulis menggunakan analisa rasio
keuangan karena analisa ini lebih sering digunakan dan lebih
sederhana.

Untuk melakukan analisis rasio keuangan, diperlukan


perhitungan rasio-rasio keuangan yang mencerminkan aspek
aspek tertentu. Rasio-rasio keuangan mungkin dihitung
berdasarkan atas angka-angka yang ada dalam neraca saja, dalam
laporan keuangan rlabarugi saja, atau pada neraca dan laba-rugi.
Setiap analisis keuangan bisa saja merumuskan rasio tertentu yang
dianggap mencerminkan aspek tertentu. Karena itu pertanyaan
pertama yang perlu dijawab adalah aspek-aspek yang akan dinilai.

7
Pemilihan aspek-aspek yang akan dinilai perlu dikaitkan dengan
tujuan analisis. Apabila analisis dilakukan oleh pihak kreditur,
aspek yang dinilai akan berbeda dengan penilaian yang dilakukan
oleh calon pemodal. Kreditur akan lebih berkepentingan dengan
kemampuan perusahaan melunasi kewajiban finansial tepat pada
waktunya, sedangkan pemodal akan lebih berkepentingan dengan
kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan.

2.3 Tujuan Analisis Laporan Keuangan

Menurut Budi Rahardjo (2001:85) adalah untuk membantu


pemakai dalam memperkirakan masa depan dengan cara
membandingkan, mengevalusai, dan menganalisis kecendrungan.

2.4 Kegunaan Analisis Rasio Keuangan (Use of Financial Ratio)

Analisis rasio keuangan merupakan suatu cara yang


membuat perbandingan data keuangan peusahaan menjadi lebih
berarti. Rasio keuangan menjadi dasar untuk menjawab beberapa
pertanyaan penting mengenai kesehatan keuangan perusahaan
yang meliputi antara lain : Likuiditas, rentabilitas, solvabilitas,
kemampuan manajemen mendanai Investasinya, hasil yang
diperoleh pemegang saham dari investasi yang dilakukan oleh
perusahaan.

Kinerja keuangan suatu peusahaan sangat bermanfaat bagi


berbagai pihak (Stakeholders) seperti investor, kreditur, analisis,
konsultan keuangan, pialang, pemerintah dan pihak manajemen
sendiri. Laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba-rugi
dari suatu perusahaan, bila disusun secara baik dan akurat dapat
memberikan gambaran keadaan yang nyata mengenai hasil atau
prestasi yang telah dicapai oleh suatu perusahaan selama
kurun waktu tertentu. Keadaan inilah yang akan digunakan untuk
menilai kinerja perusahaan.

8
Laporan keuangan yang baik dan akurat dapat menyediakan
informasi yang berguna antara lain dalam :

a. Pengambilan keputusan investasi

b. Keputusan pemberian kredit

c. Penilaian aliran kas

d. Penilaian sumber-sumber ekonomi,

e. Melakukan klaim terhadap sumber-sumber dana

f. Menganalisis perubahan-perubahan yang terjadi terhadap


sumber-sumber dana

g. Menganalisis penggunaan dana Selain itu laporan keuangan


yang baik juga dapat menyediakan informasi posisi keuangan dan
kinerja keuangan masa lalu, masa sekarang, dan meramalkan
posisi dan kinerja keuangan di masa yang akan datang. Analisis
laporan keuangan yang banyak digunakan adalah analisis tentang
rasio keuangan.

Berdasarkan sumber analisis, rasio keuangan dapat


dibedakan :

a. Perbandingan internal (internal comparison), yaitu


membandingkan rasio pada saat ini dengan rasio pada masa lalu
dan masa yang akan datang dalam perusahaan yang sama.

b. Perbandingan eksternal (eksternal comparison) dan sumber


sumber rasio industri, yaitu membandingkan rasio perusahaan
dengan perusahaan-perusahaan sejenis atau dengan rata-rata
industry pada saat yang sama.

Analisa rasio keuangan juga dibedakan berdasarkan laporan


keuangan yang dianalisis, yaitu analisis secara individual dan

9
analisi silang. Analisis individual dimaksudkan sebagai analisis
yang dilakukan pada unsure-unsur yang ada pada salah satu
laporan keuangan, misalkan analisis rasio bagi unsur-unsur yang
ada pada neraca saja atau laba-rugi saja. Sedangkan analisis
silang merupakan analisis rasio yang melibatkan unsur-unsur yang
ada pada kedua laporan tersebut digabungkan untuk mendapatkan
suatu rasio tertentu.

2.5 Jenis-Jenis Rasio (Types Of Ratio)

Secara garis besar ada 4 jenis rasio yang dapat digunakan


untuk menilai kinerja keuangan perusahaan, yaitu rasio likuiditas,
rasio aktivitas, rasio leverage, dan rasio profitabilitas (rentabilitas).

Keempat jenis rasio tersebut dijelaskan sebagai berikut :

a. Rasio likuiditas (liquidity ratio), yaitu rasio yang menunjukan


hubungan hubungan antara kas perusahaan dan aktiva lancar
lainnya dengan hutang lancar. Rasio likuiditas digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-
kewajiban finansialnya yang harus segera dipenuhi atau kewajiban
jangka pendek.

b. Rasio aktivitas ( activity ratio) atau dikenal juga sebagai rasio


efisiensi, yaitu yang mengukur efisiensi perusahaan dalam
menggunakan asset-asetnya.

c. Rasio leverage finansial (financial leverage ratio), yaitu rasio


yang mengukur seberapa besar banyak perusahaan menggunakan
dana dari hutang (pinjaman).

d. Rasio keuntungan (profitability ratio) atau rantabilitas, yaitu yang


menunjukan kemampuan perusahaan untuk memperoleh
keuntungan dari penggunaan modalnya.

10
Rasio Likuiditas
# Rasio Lancar
Aktiva Lancar
Rasio Lancar =
Utang Lancar

# Rasio Sangat Lancar

Aktiva Lancar - Persediaan


Rasio Sangat Lancar =
Utang Lancar

Rasio Aktivitas

# Rasio Perputaran Sediaan


Penjualan
Rasio Perputaran Sediaan =
Sediaan

# Total Asset Turn Over


Penjualan
Total Asset Turn Over =
Total Aktiva

Rasio Leverage

# Debt to Asset Ratio (Debt Ratio)


Total Utang
Debt to Asset Ratio (Debt Ratio) =
Total Aset

# Debt to Equity Ratio


Total Utang
Debt to Equity Ratio =
Total Ekuitas

# Times Interest Earned


EBIT
Times Interest Earned =
Biaya Bunga

11
Rasio Profitabilitas

# Profit Margin Ratio


Laba Bersih
Profit Margin Ratio =
Penjualan

# Return on Investment
Laba Bersih
Return on Investment =
Total Aset

# Return on Equity

Laba Bersih
Return on Equity =
Ekuitas

# Earning per Share


Laba Saham Biasa
Earning per Share =
Saham Biasa yang Beredar

2.6 Analisis Common Size

Analisis common size merupakan analisis yang merubah


angka-angka yang ada dalam laporan posisi keuangan dan laporan
laba rugi menjadi persentase berdasarkan dasar tertentu.
Analisis common size dibagi menjadi dua yaitu secara
vertikal dan horizontal. Analisis common size untuk laporan posisi
keuangan secara vertikal dilakukan dengan membagi masing-
masing akun terhadap total aset, sedangkan untuk laporan laba
rugi dilakukan dengan membagi masing-masing akun terhadap
total pendapatan / penjualan.
Suatu neraca yang disusun dalam persentase per-
komponen (Common size statement) dapat memberikan informasi
sebagai berikut:

12
1. Komposisi investasi suatu perusahaan dapat memberikan
gambaran tentang posisi relatif aktiva lancar terhadap aktiva tak
lancar.
2. Stuktur modal dapat memberikan gambaran mengenai posisi
relatif utang perusahaan terhadap modal sendiri.

Analisis common size dilakukan dengan cara merubah


angka-angka yang ada di dalam neraca dan laporan laba-rugi
menjadi presentase berdasarkan angka tertentu. Untuk angka-
angka yang ada di neraca, common size (angka dasar)-nya adalah
total aktiva. Dalam hal ini total aktiva dianggap memiliki angka
dasar 100%. Sedangkan untuk laporan laba-rugi, maka penjualan
digunakan sebagai angka dasar yang bernilai 100%. Penyajian
dalam bentuk common size akan mempermudah pembaca laporan
keuangan memperhatikan perubahan-perubahan yang terjadi
dalam neraca.

13

Você também pode gostar