Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
DENGAN......................................................................................
DI RUANG............................................
RS...............................................................
TANGGAL............s/d..........
DISUSUN OLEH
NAMA :
NIM :
PENANGGUNG
Nama penanggung jawab : MD
Hub dgn pasien : Orang Tua pasien
2. RIWAYAT KELUARGA
Genogram (kalau perlu)
_
Keterangan genogram
-
3. STATUS KESEHATAN
a. Status Kesehatan Saat Ini
Keluhan utama (saat MRS dan saat ini)
Pasien mengeluh nyeri pada perut bagian kanan bawah.
e. Terapi obat
No Nama Obat Rute Dosis Kegunaan
IVFD RL Iv per set 20 Konduksi sraf, pengganti cairan tubuh, dan
tetes/menit(makro) menentukan tekanan osmotik tubuh
Ottozol
Iv per set mengobati ganguan pada usus halus
2 x 1 vial (1
gram)
Ranitidine
Iv per set 2 x 1 vial (50 mg) Mngurangi mual
a) Data Biologis
(1) Bernafas
Sebelum sakit, selama sakit dan saat pengkajian pasien mengatakan
tidak mengalami gangguan dalam bernafas baik saat menarik
maupun menghembuskan nafas.
(2) Makan dan Minum
Makan : Sebelum sakit pasien mengatakan biasa makan 3 kali
sehari dengan menu nasi, lauk, sayur dan buah-buahan.
Pasien mengatakan biasa menghabiskan satu porsi
makanan setiap makan. Pasien juga mengatakan
sebelum sakit suka makan yang pedas pedas seperti
bakso. Selama sakit pasien mengatakan nafsu
makannya baik dan dengan porsi seperti biasa hanya
saja sedikit merasakan mual. Saat pengkajian pasien
mengatakan menghabiskan 1 porsi bubur yang
disediakan oleh rumah sakit.
Minum : Sebelum sakit dan selama sakit pasien mengatakan
biasa minum 6 - 8 gelas per hari ( 1200cc- 1600cc/24
jam), saat pengkajian pasien mengatakan hanya minum
1/2 gelas aqua ( 80 cc) sejak pukul 6 pagi.
(3) Eliminasi
BAB : Sebelum sakit pasien mengatakan biasa BAB 1 kali
sehari dengan konsistensi lembek, warna kuning
kecokelatan dan bau khas feses. Selama sakit pasien
mengatakan biasa BAB 1 kali sehari dengan konsistensi
lembek, warna kuning kecokelatan, dan bau khas feses.
Saat pengkajian pasien mengatakan belum BAB dari
setelah operasi, tetapi pasien mengatakan sudah dapat
kentut.
BAK : Sebelum sakit dan selama sakit pasien mengatakan
BAK 4-5 kali/hari ( 1400 - 1500cc /24 jam) dengan
warna kuning jernih dan bau pesing. Saat pengkajian
pasien mengatakan sudah BAK 2 kali ( 200 cc/6 jam)
dengan warna kuning, konsistensi cair dan bau pesing
khas urine .
(4) Istirahat Tidur
Sebelum sakit, pasien mengatakan tidak pernah mengalami
gangguan dalam istirahat tidur. Pasien biasa tidur malam pada
pukul 22.00 wita - 05.00 wita. Selama sakit dan sebelum operasi
pola tidur pasien mulai terganggu. Pasien mengatakan saat sakit
tidur pada pukul 22.00 wita dan terbangun pada pukul 02.00 wita
karena merasakan sakit pada perut kanan bawah. Pasien
mengatakan bisa tidur lagi pada pukul 02.00 wita dan bangun pada
pukul 05.00 wita. Saat pengkajian pasien mengatakan tidur pada
pukul 23.00 wita dan hanya dapat tidur 4 jam karena pasien
merasa tidak nyaman dan lingkungan sangat gaduh yang
menyebabkan pasien tidak dapat tidur.
(5) Gerak dan Aktivitas
Sebelum sakit pasien mengatakan biasa melakukan aktivitasnya
seperti menyapu dan mebanten, namun selama sakit pasien
mengatakan tidak leluasa dalam melakukan aktivitas karena
merasakan sakit pada perut kanan bawah. Saat pengkajian pasien
mengatakan badannya masih terasa lemah sejak selesai operasi.
Pasien tampak berbaring di tempat tidur dan semua kebutuhan
pasien masih dibantu oleh keluarga dan perawat.
(6) Kebersihan Diri
Sebelum sakit pasien mengatakan biasa mandi 2 kali sehari setiap
pagi dan sore hari. Gosok gigi 2 kali sehari, keramas 3 kali
seminggu, dan ganti pakaian setiap hari. Selama sakit pasien
mengatakan hanya dilap saja 2 kali sehari setiap pagi dan sore hari,
gosok gigi 2 kali sehari, keramas 2 kali seminggu, dan mengganti
pakian setiap hari. Saat pengkajian pasien mengatakan hanya dilap
saja tadi pagi oleh ayahnya sehingga pasien nampak bersih.
(7) Pengaturan Suhu Tubuh
Sebelum sakit pasien mengatakan tidak pernah mengalami
peningkatan suhu tubuh. Selama sakit pasien mengatakan pernah
merasakan meriang pada badannya suhu tidak terobservasi, karena
di rumah pasien tidak memiliki thermometer. Saat pengkajian
pasien mengatakan badanya sudah tidak meriang lagi.
b) Data Psikologis
(1) Rasa Nyaman (nyeri)
Sebelum sakit pasien mengatakan tidak pernah mengalami
gangguan dalam rasa nyaman. Selama sakit pasien mengeluh nyeri
pada perut kanan bawah. Nyeri dirasakan bertambah ketika pasien
bergerak. Saat pengkajian pasien mengeluh nyeri pada luka post
operasinya dan terdapat luka bekas operasi. Nyeri dirasakan seperti
diiris-iris dan nyeri dirasakan bertambah apabila pasien bergerak.
Skala nyeri yang dirasakan pasien 7 dari 10 skala nyeri yang
diberikan. Pasien tampak meringis bila menggerakan badannya.
(2) Rasa Aman (cemas)
Sebelum sakit pasien mengatakan tidak ada masalah dengan rasa
amannya. Selama sakit pasien mengatakan khawatir dengan
keadaannya. Saat pengkajian pasien mengatakan merasa lebih
aman setelah dilakukan operasi dan pasien berharap segera
sembuh. Pasien tampak tenang karena percaya sepenuhnya dengan
dokter dan perawat pasti melakukan yang terbaik buat dirinya.
c) Data Sosialisasi
(1) Sosial
Sebelum sakit, selama sakit dan saat pengkajian pasien
mengatakan hubungan dengan keluarga, perawat dan lingkungan
sekitarnya baik. Pasien kooperatif dalam memberikan informasi
data dan menerima setiap tindakan yang diberikan.
(2) Bermain dan Rekreasi
Sebelum sakit pasien mengatakan suka pergi bersama teman-
temannya atau pacarnya. Selama sakit dan saat pengkajian pasien
hanya berbaring di tempat tidur ditemani oleh anaknya.
(3) Prestasi
Pasien mengatakan saat ini hanya ibu rumah tangga dan tidak
memiliki suatu prestasi yang membanggakan.
(4) Data Pengetahuan
Pasien mengatakan sudah mendapat informasi dari dokter tentang
penyakitnya, akan tetapi pasien mengatakan tidak tahu tentang
perawatan lanjutan di rumah jika diijinkan pulang. Pasien tampak
bertanya-tanya tentang perawatan lanjutan dirumah.
d) Data Spiritual
Pasien mengatakan beragama hindu. Sebelum sakit pasien mengatakan
biasa sembahyang setiap hari ditempat ibadahnya. Selama sakit dan
saat pengkajian pasien mengatakan hanya berdoa di tempat tidur saja.
5. PEMERIKSAAN FISIK
a) Keadaan Umum Pasien
GCS : E 4 V5 M 6
cukup
b) Gejala Kardinal
Suhu : 36,7oC
(2) Wajah : Bentuk simetris, lesi tidak ada, benjolan tidak ada,
baik.
penciuman baik.
pendengaran baik.
reguler.
(9) Abdomen : Terdapat luka post operasi yang tertutup gaas steril
(10) Ekstremitas
babinsky -/-.
Kekuatan otot :
555 555
444 555
6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Data laboratorium
Table II.1
Pemeriksaan Darah Lengkap
Parameter Hasil Abn Normals Unit
WBC 9.15 (5.2-12.4) 10e3/L
RBC 3.79 (4.7-6.1) 10e6/L
HGB 11.0 (14-18) g/dL
HCT 32.7 (42-52) %
MCV 89.4 (80-94) fL
MCH 29.7 (27-31) Pg
MCHC 33.3 (33-37) g/dL
CHCM 32.7 (33-37) g/dL
CH 29.1 (-) Pg
RDW 11.6 (11.5-14.5) %
HDW 2.43 2.2-3.2) g/dL
PLT 223 (130-400) 10e3/L
MPV 6.2 (7.2-11.1) fL
%NEUT 61.1 (40-74) %
%LYMPH 27.3 (19-48) %
%MONO 6.5 (3.4-9) %
%EOS 2.6 (0 7) %
%BASO 0.3 (0-1.5) %
%LUC 2.2 (0 4) %
1. Makroskopis
Table II.3
Pemeriksaan Mikroskopis
7. ANALISA DATA
DO : Nyeri akut
- Pasien tampak meringis saat
badannya digerakkan.
- Terdapat luka post operasi di
perut bagian kanan bawah.
- Terdapat nyeri tekan pada
daerah bekas operasi.
- N = 88 kali/menit
2 DS : Kerusakan integritas
- Pasien mengatakan terdapat appendiktomi jaringan
luka pada perut kanan bawah
DO :
Terdapat luka post operasi
- Terdapat luka post operasi
sepanjang 5 cm dengan 3
jahitan pada perut kuadran
kanan bawah Tidak ad tanda-tanda
- Tidak terdapat pus, kulit tidak infeksi
kemerahan.
- Tidak ada tanda- tanda infeksi Kerusakan integritas
(rubor, dolor, tumor, kalor, dan jaringan
fungsiolaesa)
DS :
3 - Pasien mengatakan badannya Appendiksitis Intoleransi aktivitas
masih terasa lemah dan belum
bisa bergerak dengan lelusa
sejak selesai operasi. appendiktomi
DO :
Pasien tampak lemas
- Pasien tampak lemah.
- Pasien hanya terbaring
ditempat tidur
- Semua ADL pasien masih Semua ADL dibantu
dibantu oleh keluarga dan
perawat.
- Kekuatan otot
Intoleransi aktivitas
555 555
444 555
B. Diagnosa Keperawatan
No
Dx Keperawatan TTd
Dx
1. Nyeri akut berhubungan dengan trauma jaringan sekunder terhadap tindakan
pembedahan ditandai dengan pasien mengeluh nyeri pada luka bekas operasinya,
nyeri dirasakan seperti diiris-iris, skala nyeri 7 dari 10 skala nyeri yang diberikan,
nyeri dirasakan bertambah saat pasien bergerak, pasien tampak meringis saat
badannya digerakkan, terdapat luka post opersi diperut bagian kanan bawah, terdapat
nyeri tekan pada daerah bekas operasi, N=85 kali/menit.
2.
Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan penurunan aliran darah dan
nutrisi ke jaringan akibat pembedahan ditandai dengan adanya luka post operasi
sepanjang 5 cm dengan jaritan pada perut kuadran kanan bawah dan tidak terdapat
pus.
3.
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan meningkatnya metabolisme sekunder
terhadap proses pembedahan ditandai dengan pasien mengatakan badannya lemah
dan belum bisa bergerak dengan leluasa sejak selesai operasi. Pasien tampak lemah,
pasien hanya terbaring di tempat tidur, semua ADL pasien masih dibantu oleh
keluarga dan perawat.
C. RENCANA KEPERAWATAN
No. Hari / Tgl Diagnosa Keperawatan Rencana Tujuan Rencana Tindakan Rasional
/ Jam
1 2 3 4 5 6
1. Selasa, Nyeri akut berhubungan dengan Setelah diberikan asuhan 1. Observasi vital 1. Respon nyeri
20 Juni trauma jaringan sekunder terhadap keperawatan selama 3 x 24 sign setiap 6 jam. meliputi perubahan
2017 tindakan pembedahan ditandai jam diharapkan nyeri pada TD, nadi, dan
Pk. 09.00 dengan pasien mengeluh nyeri pasien berkurang dengan pernafasan yang
wita pada luka bekas operasinya, nyeri kriteria hasil : berhubungan
dirasakan seperti ditusuk-tusuk 1. Pasien dengan keluhan dan
skala nyeri 7 dari 10 skala nyeri mengatakan tanda vital
yang diberikan, nyeri dirasakan nyerinya memerlukan
bertambah saat pasien bergerak, berkurang saat evaluasi lanjut.
pasien tampak meringis, terdapat bergerak.
nyeri tekan pada daerah bekas 2. Skala nyeri 1 dari 2. Kaji ulang respon 2. Berguna dalam
operasi, N:88kali/menit. 0-10 skala nyeri nyeri, lokasi, mengetahui pilihan
yang diberikan. kualitas, keefektifan
3. Pasien tidak karakteristik, dan intervensi dan
meringis saat skala nyeri setiap mengetahui tingkat
bergerak. 8 jam. nyeri yang
4. Nadi : 60 80 dirasakan .
x/menit
1 2 3 4 5 6
3. Beri posisi yang 3. Menghilangkan
nyaman seperti tegangan abdomen
posisi semi fowler dengan posisi terlentang.
3. Tidak terdapat pus pada 4. Ajarkan pasien cara 4. Agar pasien dapat
luka pasien. merawat luka di mandiri dalam merawat
rumah. lukanya saat dirumah.
4. Tidak terdapat
kerusakan jaringan 5. Kolaborasi dalam 5. Menurunkan resiko
epidermis dan dermis pemberian bifotik 1 terjadinya infeksi.
gram ( 2 x 1 vial)
5. Tidak ada tanda-tanda
infeksi (rubor, dolor,
tumor, kalor, dan
fungsiolaesa)
1 2 3 4 5 6
3. Rabu , Intoleransi aktivitas berhubungan Setelah diberikan asuhan 1. Monitor keterbatasan 1. Dengan mengetahui
21 Juni dengan meningkatnya kebutuhan keperawatan selama 3x24 aktivitas kelemahan keterbatasan aktivitas
2017 metabolisme sekunder terhadap jam diharapkan pasien saat beraktivitas. pasien dapat
Pk. 09.00 proses pembedahan ditandai dapat melakukan aktivitas direncanakan tindakan
wita dengan pasien mengatakan secara bertahap dengan yang tepat.
badannya lemah dan belum bisa kriteria hasil :
bergerak dengan leluasa sejak 1. Pasien tidak merasa 2. Bantu pasien dalam 2. Agar pasien termotivasi
selesai operasi.Pasien tampak lemas melakukan gerak melakukan gerak dan
lemah,pasien hanya terbaring di (mengajarkan ROM aktivitas.
tempat tidur,semua ADL pasien 2. Pasien dapat aktif dan pasif dan
masih dibantu oleh keluarga dan melakukan mobilisasi aktivitas ADLnya).
perawat secara bertahap (ROM
aktif dan ROM pasif). 3. Motivasi pasien agar 3. Mempercepat
mau melakukan kemandirian dan proses
3. Pasien dapat mobilisasi bertahap penyembuhan pasien.
melakukan aktivitas sedini mungkin.
secara mandiri seperti:
makan, minum, 4. Anjurkan pasien 4. Agar pasien dapat
berpakaian dan melakukan perawatan memenuhi ADLnya
berjalan-jalan disekitar diri secara bertahap. secara mandiri.
ruangan
5. Kolaborasi dalam 5. Untuk meningkatkan
4. Kekuatan Otot pemberian vitamin. daya tahan tubuh dan
mengurangi lemas.
555 555
444 444
Dilanjutkan
D. PELAKSANAAN
Pk. 09.30 1,2 Melaksanakan delegasi dalam Obat sudah masuk Siska
wita pemberian injeksi: melalui infus dan anus
Bifotik 1 x 1 gram reaksi alergi tidak ada
Otozol 1 x 1 gram
Ranitine 1 x 25 mg
Ketololac 1x 30 mg
Melaxicam 1 x 1 Supositoria
Pk. 09.40 1,2 Mengevaluasi keadaan pasien - Tidak terjadi tanda- Siska
wita setelah diberikan obat injeksi. tanda infeksi.
- Nyeri pasien berkuran
g, skala nyeri 5 dari 0-
10 skala nyeri yang
diberikan.
- Pasien tidak merasak
an mual.
Pk. 10.00 1,2 Mengukur vital sign dan S = 36,2C Siska
wita mengobservasi tetesan infus. N = 80kali/menit
R = 20kali/menit
TD = 120/70mmHg.
Infus RL tampak
menetes lancar 20
tetes/menit
Pk. 13.00 3 Memotivasi pasien agar mau Pasien mengatakan akan Siska
wita melaksanakan mobilisasi melakukannya
bertahap sedini mungkin.
Pk. 14.00 1 Melaksanakan tindakan
Infus RL sudah diganti, Siska
wita delegatif dalam pemberian tidak ada pembengkakan
IVFD RL 20 tetes/menit. vena.
Pk. 15.00 1 Mengajarkan teknik distraksiPasien mau mengikuti Perawat
wita dan relaksasi (menarik nafasanjuran dari perawat, Ruangan
dan mengobrol) menarik nafas dan
mengobrol.
Pk. 16.00 1,3 Mengukur vital sign dan S = 36C Perawat
wita mengobservasi tetesan infus N = 84kali/menit Ruangan
R = 20kali/menit
TD = 110/70mmHg
Infus tampak
menetes lancar
Pk. 16.15 1,2 Melaksanakan delegasi dalam Obat sudah masuk Perawat
wita pemberian injeksi: melalui infus dan anus Ruangan
Bifotik 1 x 1 gram reaksi alergi tidak ada
Otozol 1 x 1 gram
Ranitine 1 x 25 mg
Ketololac 1x 30 mg
Melaxicam 2 x 1 supositoria
Pk. 16.20 1,2 Mengevaluasi keadaan pasien - Tidak terjadi tanda- Perawat
wita setelah diberikan obat injeksi. tanda infeksi. Ruangan
- Pasien nampak tidur
dan tidak meringis.
- Pasien tidak merasak
an mual.
Pk. 17.30 1 Mengkaji ulang respon nyeri, Pasien mengatakan Perawat
wita lokasi, karaketristik dan skala masih nyeri pada area Ruangan
nyeri. luka post operasi pada
perut bagian kanan
bawah. Nyeri dirasakan
seperti di iris-iris saat
pasien bergerak. Skala
nyeri 5 dari 10 skala
nyeri yang diberikan.
Pasien tampak meringis.
Pk. 21.00 1 Menciptakan lingkungan yang Pengunjung mengerti Perawat
wita nyaman (membatasi tentang penjelasan Ruangan
pengunjung) dengan keadaan pasien
yang perlu istirahat.
Pk. 21.15 1 Menganjurkan pasien Pasien mengikuti anjuran Perawat
wita melakukan teknik distraksi perawat dengan menarik Ruangan
dan relaksasi (menarik nafas nafas dan mengobrol
dan mengobrol).
Pk. 08.30 1 Mengobservasi balutan luka Gaas luka tampak bersih Siska
wita dan mengobservasi adanya dan kulit disekitar luka
kerusakan integritas nampak lembab dan tidak
kulit(eritema, kulit kering, dan kering.
pruritus)
Pk. 08.50 3 Membantu pasien dalam Pasien tampak miring Siska
wita melakukan gerak dan aktivitas kiri dan miring
(mengajarkan ROM aktif dan kanan,serta mampu
ROM pasif) duduk di tempat tidur
Pk. 09.00 1 Mengkaji ulang respon Pasien mengatakan Sanisca
wita nyeri,lokasi,kualitas, nyerinya sudah
karakteristik dan skala nyeri. berkurang, nyeri
dirasakan seperti ditusuk-
tusuk saat pasien
menggerakkan badannya,
skala nyeri 3 dari 10
skala nyeri yang
diberikan. Pasien tampak
meringis,
N = 86 x/mnt
E. EVALUASI