Você está na página 1de 9

Tumor jinak kulit pada wajah

Ferra O. Mawu

Bagian Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: fomawu@gmail.com

Abstract: Benign skin tumors are commonly found in every individual. There are various
benign tumors occur on the skin surface including facial skin. The main problems of these
tumors are cosmetic concerns and the possibility of malignancy. Benign skin tumors
frequently found on the face are inter alia seborrheic keratoses, skin tag, syringoma, nevus
pigmentosus, xanthelasma, sebaceous hyperplasia, and cyst. Several benign facial skin lesions
can be diagnosed clinically as long as it is supported by careful examination with good
anamnesis and proper lighting. Physicians as well as specialists must have the ability to
categorize and diagnose accurately the growing lesions or tumors as benign, malignant, or
undetermined in order to take further step for planning and providing treatment properly.
Keywords: seborrheic wart, skin tag, syringoma

Abstrak: Hampir semua orang memiliki satu atau lebih tumor kulit yang pada umumnya
adalah tumor jinak. Tumor jinak kulit dapat terjadi di seluruh permukaan kulit termasuk kulit
wajah. Tumor kulit pada wajah umumnya menimbulkan masalah kosmetik dan kemungkinan
pertumbuhan ke arah keganasan. Tumor jinak pada wajah yang sering ditemukan antara lain
ialah keratosis seboroik, skin tag, siringoma, nevus pigmentosus, xantelasma, hiperplasia
sebasea, dan kista. Secara klinik beberapa tumor jinak kulit pada wajah dapat langsung
terdiagnosis, dengan syarat pemeriksaan dilakukan dengan teliti, mulai dari anamnesa sampai
pemeriksaan fisik yang dilakukan di bawah penerangan yang baik. Dokter atau dokter ahli
harus mampu mengategorikan tumor kulit sebagai tumor jinak/benigna, ganas/maligna, atau
tidak jelas, sehingga kemungkinan penatalaksanaan dapat ditetapkan.
Kata kunci: keratosis seboroik, skin tag, siringoma

Tumor jinak kulit adalah pertumbuhan ultraviolet dan faktor familial.3,5


jaringan kulit yang bersifat kongenital atau Hampir semua orang memiliki satu
akuisita sehigga terbentuk suatu massa, atau lebih tumor kulit yang pada umumnya
tanpa tendensi invasif dan metastasis, yang adalah tumor jinak. Tumor jinak kulit dapat
tidak menyebar ke bagian tubuh lain dan terjadi di seluruh permukaan kulit termasuk
tidak merusak jaringan sekitarnya, sehingga kulit wajah. Tumor kulit di wajah pada
tidak membahayakan.1,2 umumnya menimbulkan masalah kosmetik
Terdapat sejumlah besar tumor jinak dan kemungkinan pertumbuhan ke arah
kulit yang dibagi dalam berbagai kelompok keganasan. Tumor jinak di wajah yang
tetapi tidak ada satu sistem klasifikasi yang sering ditemukan antara lain adalah
dipakai secara universal karena asal keratosis seboroik, skin tag, siringoma,
pertumbuhan dan gambaran klinik tumor nevus pigmentosus, xantelasma, hiperplasia
jinak sangat bervariasi.3,4 sebasea, kista, dan jenis tumor lainnya. 5,6
Epidemiologi tumor jinak berbeda- Secara klinik beberapa tumor jinak
beda di setiap populasi karena terjadinya kulit di wajah dapat langsung terdiagnosis,
tumor dan perkembangannya dipengaruhi dengan syarat pemeriksaan dilakukan
beberapa faktor terutama paparan sinar dengan teliti, mulai dari anamnesa sampai
641
pemeriksaan fisik yang di lakukan di sedikitnya satu lesi KS.9 Pada populasi
bawah penerangan yang baik. Dokter atau Australia ditemukan KS sebanyak 12%
dokter ahli harus mampu mengkategorikan kelompok usia 15-25 tahun, 79% usia 26-
tumor kulit sebagai tumor jinak/benigna, 50 tahun, 100% usia 51-75 tahun, dan
ganas/maligna, atau tidak jelas, sehingga 100% usia > 75 tahun.10 Lesi KS kecil
kemungkinan penatalaksanaan dapat kemungkinan untuk menghilang spontan
5,6
ditetapkan. walaupun kebanyakan lesi akan terus
Penentuan diagnosis akurat untuk muncul dan berkembang selama bertahun-
suatu tumor kulit adalah dengan tahun.3
pemeriksaan histopatologi terutama bila
terdapat keragu-raguan dalam hal Etiologi dan patofisiologi
gambaran klinik dan membedakan kondisi Etiologi KS tidak diketahui pasti,
jinak dari ganas.5,6 diduga terdapat kecenderungan familial,
Penanganan tumor jinak kulit pada paparan sinar matahari, dan infeksi.
umumnya adalah dengan tindakan Individu dengan sejumlah besar lesi KS
pembedahan. Tindakan pembedahan yang biasanya mempunyai riwayat keluarga
dapat dilakukan mencakup eksisi, insisi, dengan lesi yang sama. Tendensi familial
kuretase, bedah listrik, bedah beku dan ini diturunkan secara autosomal dominan.
bedah laser. Semua tindakan ini akan Epidermal growth factors beserta
memberikan hasil yang optimal bila reseptornya diduga berperan dalam
dilakukan oleh dokter ahli atau dokter yang terbentuknya KS. Sejumlah mutasi gen
terlatih dengan menguasai pengetahuan reseptor tirosin kinase FGFR3 (fibroblast
tentang tumor jinak.7 growth factor receptor 3) sering ditemukan
Tinjauan pustaka berikut ini akan pada beberapa tipe KS. Pada ikatan dimer
membahas beberapa tumor jinak kulit yaitu FGFR3 terjadi induksi fosforilasi sehingga
keratosis seboroik, skin tag, dan siringoma. mengaktivasi mutasi pada FGFR3. Mutasi
ini ditemukan sekitar 40% pada KS
KERATOSIS SEBOROIKA (KS) hiperkeratotik, 40% pada KS akantotik, dan
85% pada KS adenoid.11
Definisi Tingginya prevalensi KS pada kulit
Keratosis seboroika (KS), disebut juga yang sering terpapar sinar matahari
seborrheic wart, senile wart, verruca merupakan implikasi faktor sinar matahari
seborrhoeica, atau basal cell papilloma,6,8 sebagai etiologi. Hal ini masih kontroversi
merupakan tumor jinak kulit yang berasal mengingat lesi KS dapat terjadi pada
dari proliferasi epidermis dengan hampir semua permukaan tubuh termasuk
penumpukan keratin di atas permukaan area yang kurang atau tidak terpapar sinar
kulit.4 matahari. Studi di Australia yang melihat
distribusi 3067 lesi KS pada 100 pasien,
Epidemiologi menemukan distribusi lesi paling tinggi
Meskipun KS sangat sering ditemukan, pada batang tubuh yaitu 54,7%, tangan
hanya sedikit data statistik menyangkut 15,2%, wajah dan leher sebanyak 11,4%.10
prevalensi, jenis kelamin, ras, atau Penelitian di Korea menemukan faktor
distribusi geografik. Beberapa studi telah independen yang berkontribusi dalam
melaporkan bahwa KS paling sering terjadinya KS adalah proses menua dan
dijumpai pada populasi usia pertengahan paparan sinar matahari.12 Ming et al,
dan meningkat di usia lanjut, terutama pada melakukan studi pada tikus dengan target
orang berkulit putih, prevalensi pria dan supresor tumor yaitu phosphatase and
wanita sama, dan dapat juga lesi awal tensin homologue on chromosom 10
tumbuh di usia remaja. Satu studi di Inggris (PTEN) di epidermisnya, menemukan
menemukan sebanyak 8,3% pria dan 16,7% bahwa UVA menyebabkan formasi tumor
wanita usia kurang dari 40 tahun, memiliki menyerupai KS dan karsinoma sel
642
skuamosa manusia.13 Meskipun beberapa - Reticulated seborrheic keratosis:
penelitian telah dilakukan, studi lanjut merupakan papul atau plak berpigmen,
masih diperlukan untuk lebih memastikan biasanya diawali lentigo solaris (Gambar
hubungan sinar UV dan KS. 2).
Infeksi virus dihubungkan dengan KS - Stucco keratoses: papul kecil,
karena secara klinik mirip dengan kutil. berdiameter sekitar 1-3 mm, keratotik,
Satu studi menemukan epidermodysplasia multipel, berwarna pucat yang timbul
verruciformis-associated HPV DNA pada punggung tangan, tungkai bawah,
sebanyak 76% dari 55 biopsi KS non- dan punggung kaki (Gambar 3). Lesi
genital, temuan ini menunjukkan mudah dilepaskan dari kulit dengan
kemungkinan peran infeksi virus terhadap menggunakan kuku tanpa menyebabkan
terjadinya KS.14 Studi lain oleh Gushi dkk, perdarahan.
menyimpulkan hal yang sama setelah - Dermatosis papulosa nigra: papul
menganalisis 104 sampel KS non-genital multipel berminyak warna coklat tua
pasien imunokompeten. Studi ini menemu- sampai hitam yang timbul di dahi,
kan 87 sampel mengandung HPV-18, 81 malar, dan leher, terjadi pada orang kulit
sampel HPV-6, dan 73 sampel hitam (Gambar 4).
15
mengandung keduanya. - Leser-Trlat sign: erupsi mendadak lesi
KS memiliki variasi pigmentasi yang KS yang cepat berkembang disertai
terjadi akibat sekresi melanocyte- gatal. Keadaan ini dihubungkan dengan
stimulating cytokines. Sekresi sitokin ini malignansi organ dalam, paling sering
dirangsang oleh proliferasi keratinost adalah adenokarsinoma perut. Mayoritas
disekitarnya. Endothelin-1 memiliki dua lesi berlokasi di punggung, diikuti
efek stimuli yaitu sintesis DNA dan dengan ekstremitas, wajah, dan
melanisasi, hal ini yang berperan pada abdomen. Patogenesis kelainan ini
terjadinya hiperpigmentasi KS.16 masih belum jelas, diduga berhubungan
dengan sekresi growth factor oleh
Gambaran klinik neoplasma yang menyebabkan hiper--
KS dapat terjadi pada semua plasia epitelial.
permukaan kulit dengan predileksi paling
sering di wajah, leher, punggung, dan
lengan. Lesi sering timbul pada area tidak
berambut, biasanya dimulai dengan lesi
datar, berwarna coklat muda sampai tua,
berbatas tegas dengan permukaan licin
seperti lilin atau hiperkeratotik. Diameter
lesi bervariasi biasanya antara beberapa
milimeter sampai 3 cm. Lama kelamaan
lesi akan menebal, dan memberi gambaran Gambar 1. Lesi KS dengan permukaan
verukosa dengan pigmentasi gelap dan
yang khas yaitu verukosa dan menempel
gambaran stuck on pada permukaan kulit.3,20
(stuck on) pada permukaan kulit (Gambar
1). Lesi yang telah berkembang penuh
tampak mengalami pigmentasi yang gelap
dan tertutup oleh skuama berminyak.
Terdapat beberapa varian kliniko-
patologi KS yaitu:4,17-19
- Common seborrheic keratosis: secara
klasik berupa papul verukosa yang
menempel di kulit. Biasanya
asimptomatik, sebagian terjadi gatal Gambar 2. Reticulated seborrheic keratose
ringan. (klinik dan histopatologis).3
643
KS berubah menjadi ganas. Nevus displasia
atau melanoma maligna kadang ditemukan
pada individu dengan sejumlah besar lesi
KS di batang tubuh. Pada keadaan dimana
terdapat kecurigaan keganasan, biopsi
eksisi merupakan tindakan yang tepat
selain observasi dan evaluasi pasien secara
Gambar 3. Stucco keratosis21
teratur.6,19,23

SKIN TAG

Definisi dan epidemiologi


Skin tag, disebut juga soft wart,
acrochordon, cutaneous papilloma,
fibroma durum, fibroepithelial polyp, atau
soft fibroma, merupakan tumor jinak kulit
Gambar 4. Dermatosis papulosa nigra20
yang berasal dari jaringan fibrovaskuler
epidermis dan dermis, sering menggantung,
Varian klinik KS dapat dinilai dengan terutama pada area lipatan kulit. Banyak
menggunakan dermoskopi. Dermoskopi ditemukan pada usia pertengahan dan orang
atau yang dikenal dengan mikroskop tua, umumya pada wanita. Pada populasi
epiluminesens memiliki akurasi diagnostik umum prevalensi mencapai 25-46% yang
5-30% lebih tinggi dibandingkan visual meningkat insidennya sejalan peningkatan
inspeksi dan sangat membantu menilai usia. Sebanyak 59% populasi memiliki skin
adanya pertumbuhan gabungan tumor tag sebelum usia 70 tahun.5,6,17
benigna dan maligna.22
Etiologi dan patofisiologi
Diagnosis banding Penyebab pasti kelainan ini belum
diketahui. Teori sebelumnya menyebutkan
Hampir semua KS dapat teridentifikasi
berkurangnya elastisitas jaringan menye-
secara klinik meskipun terdapat berbagai
babkan timbulnya lesi atrofik atau lesi yang
kelainan lain yang memiliki gambaran
melekat ke kulit. Variasi pedunkulasi atau
klinik yang sama. Diagnosis banding KS
tangkai yang terbentuk kemungkinan akibat
mencakup veruka vulgaris, karsinoma sel luasnya area elastin yang hilang, namun
basal berpigmen, nevus pigmentosus dan pada studi jaringan elastin pada
melanoma maligna. fibroepithelial polyps di tahun 1999 tidak
ditemukan kelainan yang signifikan.24
Penanganan Faktor predisposisi antara lain obesitas,
Umumnya pasien tidak memerlukan penuaan, diabetes dan kehamilan. Iritasi
terapi spesifik. Masalah klinis penyakit ini akibat gesekan berlebihan diduga sebagi
bersifat kosmetik yang mengganggu faktor kausal yang penting utnuk terjadinya
penampilan. Karena letaknya yang skin tag, terutama pada obesitas. Pendapat
superfisial, KS mudah dihilangkan dengan lain juga menyebutkan bahwa skin tag
kuretase, shaving, elektrodesikasi, eksisi, merupakan efek dari proses kulit yang
dermabrasi, bedah beku dengan nitrogen, menua diperberat oleh sinar matahari.2,17
dan laser. Eksisi lesi merupakan modalitas Studi oleh Akpinar dan Dervis mendapat-
terapi yang sering menjadi pilihan. kan bahwa kelompok acrochordon
Sebaiknya selalu memastikan metode menunjukkan nilai yang lebih tinggi
removal yang dipakai akan meminimalisasi dibandingkan kelompok kontrol untuk
risiko skar.3,19 indeks massa tubuh, kolesterol total, dan
Prognosis umumnya baik, jarang lesi LDL.25 Penelitian cross-sectional pasien
644
dewasa di suatu rumah sakit pendidikan diagnosis. Skin tag dapat seperti lesi KS
menemukan hubungan yang signifikan yang kecil, bahkan sebagian memasukkan
antara resistensi insulin dengan skin tag skin tag sebagai varian KS. Skin tag
multipel pada 98 pasien tanpa melihat biasanya lebih kecil dibandingkan nevus
faktor lainnya.26 Molluscum fibrosum melanositik atau lesi neurofibromatosis.
gravidarum dan acrochordon yang identik Moluskum kontagiosum tidak bertangkai,
dengan skin tag terjadi pada kehamilan dan sering pad anak-anak, terdapat central
biasanya mulai bulan ke-4 sampai bulan delle.
ke-6 yang menghilang setelah partus.
Patofisiologinya tidak diketahui pasti,
kemungkinan akibat adanya ketidak-
seimbangan hormonal dan tingginya
epidermal growth factor selama kehamilan
yang dapat merangsang pertumbuhan 1 2
tumor.27
Adanya keterlibatan infeksi HPV
terhadap terjadinya skin tag sampai saat ini
masih belum jelas karena beberapa studi
memberikan hasil yang berbeda.28,29 3 4

Gambaran klinik Gambar 5. Skin tag (A) dan beberapa lesi yang
Skin tag sering ditemukan bersamaan menyerupai skin tag, melanositik nevus (B),
dengan KS pada daerah leher dan KS (C), moluskum kontagiosum(D)5
intertriginosa (aksila, inframammae, lipat
paha), dapat profus sampai ke wajah, Penanganan
punggung dan dada, dengan gambaran Skin tag bukan ancaman malignansi
klinis berupa papul bulat/oval, teraba lunak, pada dewasa, terapi biasanya untuk alasan
bertangkai dengan panjang bervariasi, kosmetik atau karena iritasi. Terapi paling
ukuran massa 1 mm - 1 cm, warna mulai mudah dan tanpa anestesi ialah dengan
dari sewarna kulit sampai hiperpigmentasi. scissor excision. Lesi kecil dapat diterapi
Birt-Hogg-Dube (BHD) syndrome dengan elektrodesikasi atau cryotherapy.
adalah suatu genodermatosis yang diturun- Lesi berukuran >2 cm harus dieksisi.
kan secara autosomal dominan yang Kadang-kadang dapat terjadi resolusi
ditandai dengan trias tumor jinak kulit yaitu spontan, tetapi biasanya menetap dalam
fibrofolliculoma, trichodiscoma, dan waktu lama. Evaluasi patologik tidak perlu
acrochordon yang tersebar di kepala, wajah dilakukan kecuali skin tag muncul di masa
dan tubuh bagian atas. Lesi biasanya kanak-kanak, sebab biasanya merupakan
muncul di usia 30 atau 40-an, meskipun inisial presentasi dari sindrom nevoid basal
dapat ditemukan juga pada usia yang lebih cell carcinoma.4,32 Selain itu analisis
muda. Pasien dengan kelainan ini berisiko histopatologik perlu dilakukan terutama
mengalami malignansi terutama renal dan bila ada kecurigaan neoplasma pada suatu
kolon serta kolaps paru spontan akibat kista acrochordon. Pada tahun 2004, Schwartz et
pulmonal. Gen abnormal untuk sindrom ini al. menemukan suatu karsinoma sel
telah teridentifikasi dan diduga suatu tumor skuamosa di dalam lesi fibroepithelial
supresor namun demikian kelainan ini tidak polyp.33
selalu dialami mereka dengan gen BHD
abnormal.30-32 SIRINGOMA
Definisi dan epidemiologi
Diagnosis banding Siringoma atau hidradenomes
Skin tag sangat mudah didiagnosis eruptifs, syringocystadenoma, syringo-
secara klinik, jarang terjadi kesalahan cystoma adalah tumor jinak adenoma
645
duktus kelenjar ekrin intraepidermis yang pengaruh hormon terhadap terjadinya
biasanya multipel. siringoma. Hal ini dikonfirmasi dengan
Siringoma sangat jarang ditemukan adanya peningkatan insiden siringoma pada
pada populasi umum; di Amerika terdapat wanita sebelum dan sekitar masa pubertas
pada sekitar 1% populasinya. Wanita lebih dengan keluhan pruritus setiap siklus
sering mengalami siringoma dibanding menstruasi. Juga dilaporkan manifestasi
pria. Biasanya onset inisial di masa siringoma vulva selama kehamilan.35
pubertas dengan lesi bertambah beberapa Pengaruh hormonal lainnya ialah adanya
waktu kemudian.19,32 laporan clear-cell syringoma yang
diasosiasikan dengan diabetes melitus.39
Etiologi & patofisiologi
Siringoma biasanya sporadik atau
terjadi spontan. Beberapa kasus terjadi
dengan latar belakang familial yang
diturunkan secara autosomal dominan.
Meskipun belum ada studi insiden
siringoma yang dihubungkan dengan ras
tertentu, siringoma eruptif secara statistik
lebih sering ditemukan pada orang Afro-
Amerika dan Asia.5,19
Siringoma secara umum dianggap
sebagai neoplasma jinak yang berdiferen-
siasi sepanjang jalur ekrin. Sulit untuk Gambar 6. Siringoma pada trisomy 2137
membedakan antara duktus ekrin dan
apokrin. Beberapa peneliti menyimpulkan Gambaran klinik
bahwa pada kasus-kasus siringoma eruptif, Presentasi klinik siringoma yang
terjadinya hiperplasia duktus ekrin lebih bervariasi sudah sering dilaporkan. Pada
merupakan respon terhadap reaksi tahun 1987 Friedman dan Butler membagi
34
inflamasi. Teori inflamasi ini didukung siringoma ke dalam empat varian klinik
adanya beberapa laporan siringoma pada yaitu:35
alopesia sikatrisial, prurigo nodularis, dan 1. Bentuk lokal
setelah terapi radiasi.35 2. Bentuk diseminata (siringoma multipel
Siringoma diasosiasikan dengan dan eruptif)
beberapa sindroma. Sindroma yang paling 3. Bentuk yang berhubungan dengan
sering ialah Down syndrome dengan lesi Downs syndrome
terbatas pada regio periorbital, namun ada 4. Bentuk familial
juga laporan siringoma eruptif pada
sindroma ini (Gambar 6). Hubungan Siringoma biasanya asimtomatik, lesi
siringoma dengan Down syndrome sampai berupa papul-papul datar lunak/padat
sekarang masih belum jelas.36,37 Sindrom lunak, diameter l-5 mm, paling sering
unik lainnya ialah Nicolau-Balus syndrome <3mm, permukaan membulat atau rata,
yaitu suatu sindrom yang terdiri dari dengan warna umumnya sewarna kulit atau
siringoma eruptif tipe diseminata sedikit kekuningan tapi dapat pula agak
mikropapuler, kista milium, dan merah muda atau bahkan kecoklatan, yang
35
atrofoderma vermikulata. Sangat jarang, tersebar di daerah kelopak mata, leher,
siringoma diasosiasikan dengan Brooke- serta dapat pula dalam bentuk generalisata.
Spiegler syndrome, suatu penyakit Bentuk generalisata atau siringoma eruptif
autosomal dominan yang khas ditandai jarang dilaporkan, lebih sering terjadi pada
dengan multipel silindroma, trikoepiteli- wanita usia remaja dan dewasa muda.4,35
oma, spiradenoma, dan siringoma.38 Bentuk klinik tersering ialah bentuk
Beberapa literatur menyebutkan periorbital, dan umumnya lesi awal timbul
646
di area periorbital inferior/kelopak mata wajah tergolong keadaan jinak dan tidak
bagian bawah (Gambar 7). Bentuk yang membahayakan, namun membedakannya
jarang dilaporkan ialah milium-like dengan kondisi keganasan kulit sangat
syringoma, siringoma dengan lesi unilateral penting. Biopsi kulit ialah langkah
dan clear-cell syringoma.35 selanjutnya untuk suatu penegakkan
diagnosis.
Terapi tumor jinak kulit di wajah
paling sering melalui tindakan
pembedahan, namun untuk kasus tertentu
tidak memerlukan terapi atau diberikan
terapi non-pembedahan. Tumor jinak kulit
wajah yang tidak memberikan gejala dan
yang menurut pasien tidak menggangu
aktivitas atau kosmetik sering tidak
Gambar 7. Siringoma pada area periorbita19 memerlukan tindakan. Beberapa pertum-
buhan jinak dapat menunjukkan suatu
Diagnosis banding kondisi sistemik, termasuk kelainan
Diagnosis banding tersering ialah hormonal namun biasanya hal ini tidak
milia, diikuti trikoepitelioma, veruka plana, memengaruhi penanganan.
xanthoma eruptif, dan akne. Siringoma Tumor jinak kulit wajah terdiri dari
cenderung lebih kecil, kurang superfisial, berbagai variasi dalam hal definisi, asal
tepi atas lesi lebih rata dan tersebar di pipi pertumbuhan, gambaran histopatologis, dan
dan kelopak mata. Lesi pada kelopak sering bentuk. Pemahaman tentang tumor jinak
menyerupai xantelasma namun berbeda kulit terutama yang sering ditemukan di
warna. Eruptif siringoma di batang tubuh klinik merupakan hal yang esensial untuk
didiagnosis banding dengan granuloma membantu membuat diagnosis pasti dan
anulare diseminata. Lesi granuloma anulare penentuan terapi yang berujung pada
lebih eritematosa, lebih padat, berawal dari kepuasan pasien dan dokter.
akral dan batang tubuh, papul sering
bergabung membentuk plak.3,4 DAFTAR PUSTAKA
1. National Cancer Institute. Handbook of: What
Penanganan you need to know about melanoma and
other skin cancer. Rockville USA: NIH
Pengobatan bertujuan destruksi tumor Publication, 2010; p. 5.
dengan skar minimal. Pilihan pengobatan 2. Benign skin tumor of the skin. Definition.
antara lain dengan bedah eksisi, kuretase, Online access. Page last updated: 23
krioterapi, chemical peeling, dermabrasi, Maret 2013. Available from:
elektrodesikasi dan terapi laser. Beberapa http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/enc
teknik pengobatan siringoma yang y/imagepages.
3. Thomas VD, Snavely NR, Lee KK, Swanson
belakangan ini banyak dikembangkan
NA. Benign epithelial tumors,
antara lain elektrodesikasi menggunakan hamartomas, and hyperplasias. In:
short burst high frequency low voltage Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA,
intralesional dengan memakai elektroda Paller AS, Leffel DJ, Wolff K, editors.
jarum halus atau jarum epilasi, atau Fitzpatricks Dermatology in General
kombinasi laser CO2 vaporisasi dengan Medicine (8th ed). New York: McGraw
Hill, 2012; p. 1319-36.
aplikasi asam trikloroasetat 50% memberi- 4. Quinn AG, Perkins W. Non-melanoma skin
kan hasil yang cukup memuaskan, tanpa cancer and other epidermal skin tumours.
jaringan parut dan bebas lesi 6 bulan In: Burns T, Breathnach S, Cox N,
hingga 4 tahun.40,41,42 Griffiths C, editors. Rooks Textbook of
Dermatology (8th ed). Oxford: Blackwell
Publishing Ltd., 2010; p. 52.1 - 48.
SIMPULAN 5. Henry GI, Grevious MA, Zaenglein AL.
Hampir semua pertumbuhan pada kulit Benign Skin Lesions. Online access. Page
647
last updated March 2013. Available from: Fam Phy. Feb 2003; 67(4): 729 38.
http://emedicine.medscape.com/article 18. Ghazal PA, Korber A, Klode J, Dissemond J.
6. Pariser RJ. Benign Neoplasma of the Skin. Med Leser-Trlat sign and breast cancer. The
Clin North Am. J., Nov 1998; 82(6): lancet. May 2013; 381: 1653.
1285 307. 19. Barnhill RL, Rabinovitz H. Benign
7. Lamb S. The management of benign skin Melanocytic Neoplasms. In: Bolognia JL,
lesions. NZ Fam. Phy. J., Oct 2006; Jorizzo JL, Rapini RP, eds. Dermatology.
33(5): 328 31. 3rd ed. Spain: Mosby elsevier, 2010. p.
8. Braun RP, Rabinovitz H, Oliviero M, Kopf 1713 736.
AW, Saurat JH. Dermoscopic diagnosis 20. Hunter JA, Savin JA, Dahl MV, editors. Skin
of seborrheic keratosis. Clin Dermatol. tumors. In: Clinical Dermatology (3rd
May-Jun 2002; 20(3): 270 2 ed). Australia: Blackwell Publishing,
9. Memon AA, Tomenson JA, Bothwell J, 2002; p. 253-68.
Friedmann PS. Prevalence of solar 21. Benign keratinocytic and adnexal lesions.
damage and actinic keratosis in a Seborrheic keratoses. Online access. Page
Merseyside population. Br J Dermatol. last updated July 2013. Available from:
Jun 2000; 142(6): 1154 9. http://dermnetnz.org/doctors/lesions/kerat
10. Yeatman JM, Kilkenny M, Marks R. The inocytic.html
prevalence of seborrhoeic keratoses in an 22. Simionescu O, Popescu BO, Costache M,
Australian population: Does exposure to Spulber ES, Gherghiceanu M, Blum A.
sunlight play a part in their frequency? Br Apoptosis in seborrheic keratoses: an
J Dermatol 1997; 137: 411. open door to dermoscopic score. J Cell
11. Hafner C, Hartmann A, Real FX, Hofstaedter Mol Med. 2012;16(6):1223-31.
F, Landthaler M, Vogt T. Spectrum of 23. Elgart GW. Seborrheic keratoses, solar
FGFR3 mutations in multiple lentigines, and lichenoid keratoses.
intraindividual seborrheic keratoses. J Dermatoscopic features and correlation to
Invest Dermatol. Aug 2007; 127(8): 1883 histology and clinical signs. Dermatol
5. Clin. 2001;19(2):347-57.
12. Kwon OS, Hwang EJ, Bae JH, Park HE, Lee 24. Adams BB, Mutasim DF. Elastic tissue in
JC, Youn JI, et al. Seborrheic keratosis fibroepithelial polyps. Am J
in the Korean males: causative role of Dermatopathol. 1999;21(5):446-8.
sunlight. Photodermatol Photoimmunol 25. Akpinar F, Dervis E. Association between
Photomed. Apr 2003; 19(2): 73 80. acrochordons and the components of
13. Ming M, Shea CR, Feng L, Soltani K, He YY. metabolic syndrome. Eur J Dermatol.
UVA induces lesions resembling 2012;22(1):106-10.
Seborrheic Keratoses in Mice with 26. Tamega Ade A, Aranha AM, Guiotoku MM,
Keratinocyte-Specific PTEN down- Miot LD, Miot HA. Association between
regulation. J Invest Dermatol 2011 July; skin tags and insulin resistance. An Bras
131(7): 1583 86. Dermatol. 2010;85(1):25-31.
14. Li YH, Chen G, Dong XP, Chen HD. 27. Kar S, Krishnan A, Shivkumar PV. Pregnancy
Detection of epidermodysplasia and skin. J Obstet Gynaecol India. 2012;
verruciformis-associated human 62(3):268-75.
papillomavirus DNA in nongenital 28. Dianzani C, Calvieri S, Pierangeli A, Imperi
seborrhoeic keratosis. Br J Dermatol. Nov M, Bucci M, Degener AM. The
2004; 151(5): 1060 5. detection of human papillomavirus DNA
15. Gushi A, Kanekura T, Kanzaki T, Eizuru Y. in skin tags. Br J Dermatol. 1998;138(4):
Detection and sequences of human 649-51.
papillomavirus DNA in nongenital 29. Pezeshkpoor F, Jafarian AH, Ghazvini K,
seborrheic keratosis of immunopotent Yazdanpanah MJ, et al. An association
individuals. J Dermatol Sci. 2003 Apr; of HPV low risk and high risk subtypes
31(2): 143 9. with Skin Tag. Ir J Basic Med Sci. 2012;
16. Manaka L, Kadono S, Kawashima M, 15(3):840-6.
Kobayashi T, Imokawa G. The 30. Birt-Hogg-Dube syndrome. Online access. Page
mechanism of hyperpigmentation in last updated June 2013. Available from:
seborrheic keratosis involves the high http://www.dermnetnz.org/lesions/birt-
expression of endothelin-converting hogg-dube.html
enzyme-1alpha and TNF-alpha, which 31. Kawasaki H, Sawamura D, Nakazawa H,
stimulate secretion of endothelin 1. Br J Hattori N, Goto M, Sato-Matsumura
Dermatol. 2001 Dec; 145(6): 895 903. KC, et al. Detection of 1733insC
17. Luba MC, Bangs SA, Mohler AM, Stulberg mutations in an Asian family with Birt-
DL. Common benign skin tumors. Am Hogg-Dube syndrome. Br J Dermatol.
648
2005;152(1):142-5. 38. Uede K, Yamamoto Y, Furukawa F. Brooke-
32. Arnold HL, Odom RB, James WD. Andrew's Spiegler syndrome associated with
Disease of the Skin Clinical Dermatology cylindroma, trichoepithelioma,
(9th ed). Philadelphia: WB Saunders, spiradenoma, and syringoma. J Dermatol.
2008; p. 565-79. 2004;31(1):32-8.
33. Schwartz RA, Tarlow MM, Lambert WC. 39. Jeon EK, Cho AY, Lee Y, Seo YJ, Park JK,
Keratoacanthoma-like squamous cell Lee JH. Multiple yellow-brown papules
carcinoma within the fibroepithelial on the neck and anterior trunk of a patient
polyp. Dermatol Surg. 2004;30(2):349- with diabetes mellitus. Clin Exp
50. Dermatol. 2009; 34(5):643-4.
34. Guitart J, Rosenbaum MM, Requena L. 40. Huang LP, Zhang L, Wang XL, Lin BW. A
'Eruptive syringoma': a misnomer for a technique for periorbital syringomas:
reactive eccrine gland ductal intralesional radiofrequency ablation. Int
proliferation? J Cutan Pathol. 2003; J Ophtalmol. 2012;5(2):181-5.
30(3):202-5. 41. Hong SK, Lee HJ, Cho SH, Sep JK, Lee D,
35. Muller CS, Tilgen W, Pfohler C. Sung HS. Syringomas treated by
Clinicopathological diversity of Intralesional Needles without Epidermal
syringomas. Dermato-Endocrinology. Damage. Ann Dermatol. 2010;22(3):
2009;1(6):282-8. 367-9.
36. Schepis C, Siragusa M, Palazzo R, Ragusa 42. Frazier CC, Camacho AP, Cockerell CJ. The
RM, Massi G, Fabrizi G. Palpebral treatment of eruptive syringomas in an
syringomas and Down's syndrome. African American patient with a
Dermatology. 1994;189(3):248-50. combination of trichloroacetic acid and
37. Ong GC, Lim KS, Chian LY. Eruptive CO2 laser destruction. Dermatol Surg.
syringoma in a patient with trisomy 21. 2001;27(5):489-92.
Singapore Med J. 2010;51(2):e46-7.

649

Você também pode gostar