Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Ferra O. Mawu
Bagian Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: fomawu@gmail.com
Abstract: Benign skin tumors are commonly found in every individual. There are various
benign tumors occur on the skin surface including facial skin. The main problems of these
tumors are cosmetic concerns and the possibility of malignancy. Benign skin tumors
frequently found on the face are inter alia seborrheic keratoses, skin tag, syringoma, nevus
pigmentosus, xanthelasma, sebaceous hyperplasia, and cyst. Several benign facial skin lesions
can be diagnosed clinically as long as it is supported by careful examination with good
anamnesis and proper lighting. Physicians as well as specialists must have the ability to
categorize and diagnose accurately the growing lesions or tumors as benign, malignant, or
undetermined in order to take further step for planning and providing treatment properly.
Keywords: seborrheic wart, skin tag, syringoma
Abstrak: Hampir semua orang memiliki satu atau lebih tumor kulit yang pada umumnya
adalah tumor jinak. Tumor jinak kulit dapat terjadi di seluruh permukaan kulit termasuk kulit
wajah. Tumor kulit pada wajah umumnya menimbulkan masalah kosmetik dan kemungkinan
pertumbuhan ke arah keganasan. Tumor jinak pada wajah yang sering ditemukan antara lain
ialah keratosis seboroik, skin tag, siringoma, nevus pigmentosus, xantelasma, hiperplasia
sebasea, dan kista. Secara klinik beberapa tumor jinak kulit pada wajah dapat langsung
terdiagnosis, dengan syarat pemeriksaan dilakukan dengan teliti, mulai dari anamnesa sampai
pemeriksaan fisik yang dilakukan di bawah penerangan yang baik. Dokter atau dokter ahli
harus mampu mengategorikan tumor kulit sebagai tumor jinak/benigna, ganas/maligna, atau
tidak jelas, sehingga kemungkinan penatalaksanaan dapat ditetapkan.
Kata kunci: keratosis seboroik, skin tag, siringoma
SKIN TAG
Gambaran klinik Gambar 5. Skin tag (A) dan beberapa lesi yang
Skin tag sering ditemukan bersamaan menyerupai skin tag, melanositik nevus (B),
dengan KS pada daerah leher dan KS (C), moluskum kontagiosum(D)5
intertriginosa (aksila, inframammae, lipat
paha), dapat profus sampai ke wajah, Penanganan
punggung dan dada, dengan gambaran Skin tag bukan ancaman malignansi
klinis berupa papul bulat/oval, teraba lunak, pada dewasa, terapi biasanya untuk alasan
bertangkai dengan panjang bervariasi, kosmetik atau karena iritasi. Terapi paling
ukuran massa 1 mm - 1 cm, warna mulai mudah dan tanpa anestesi ialah dengan
dari sewarna kulit sampai hiperpigmentasi. scissor excision. Lesi kecil dapat diterapi
Birt-Hogg-Dube (BHD) syndrome dengan elektrodesikasi atau cryotherapy.
adalah suatu genodermatosis yang diturun- Lesi berukuran >2 cm harus dieksisi.
kan secara autosomal dominan yang Kadang-kadang dapat terjadi resolusi
ditandai dengan trias tumor jinak kulit yaitu spontan, tetapi biasanya menetap dalam
fibrofolliculoma, trichodiscoma, dan waktu lama. Evaluasi patologik tidak perlu
acrochordon yang tersebar di kepala, wajah dilakukan kecuali skin tag muncul di masa
dan tubuh bagian atas. Lesi biasanya kanak-kanak, sebab biasanya merupakan
muncul di usia 30 atau 40-an, meskipun inisial presentasi dari sindrom nevoid basal
dapat ditemukan juga pada usia yang lebih cell carcinoma.4,32 Selain itu analisis
muda. Pasien dengan kelainan ini berisiko histopatologik perlu dilakukan terutama
mengalami malignansi terutama renal dan bila ada kecurigaan neoplasma pada suatu
kolon serta kolaps paru spontan akibat kista acrochordon. Pada tahun 2004, Schwartz et
pulmonal. Gen abnormal untuk sindrom ini al. menemukan suatu karsinoma sel
telah teridentifikasi dan diduga suatu tumor skuamosa di dalam lesi fibroepithelial
supresor namun demikian kelainan ini tidak polyp.33
selalu dialami mereka dengan gen BHD
abnormal.30-32 SIRINGOMA
Definisi dan epidemiologi
Diagnosis banding Siringoma atau hidradenomes
Skin tag sangat mudah didiagnosis eruptifs, syringocystadenoma, syringo-
secara klinik, jarang terjadi kesalahan cystoma adalah tumor jinak adenoma
645
duktus kelenjar ekrin intraepidermis yang pengaruh hormon terhadap terjadinya
biasanya multipel. siringoma. Hal ini dikonfirmasi dengan
Siringoma sangat jarang ditemukan adanya peningkatan insiden siringoma pada
pada populasi umum; di Amerika terdapat wanita sebelum dan sekitar masa pubertas
pada sekitar 1% populasinya. Wanita lebih dengan keluhan pruritus setiap siklus
sering mengalami siringoma dibanding menstruasi. Juga dilaporkan manifestasi
pria. Biasanya onset inisial di masa siringoma vulva selama kehamilan.35
pubertas dengan lesi bertambah beberapa Pengaruh hormonal lainnya ialah adanya
waktu kemudian.19,32 laporan clear-cell syringoma yang
diasosiasikan dengan diabetes melitus.39
Etiologi & patofisiologi
Siringoma biasanya sporadik atau
terjadi spontan. Beberapa kasus terjadi
dengan latar belakang familial yang
diturunkan secara autosomal dominan.
Meskipun belum ada studi insiden
siringoma yang dihubungkan dengan ras
tertentu, siringoma eruptif secara statistik
lebih sering ditemukan pada orang Afro-
Amerika dan Asia.5,19
Siringoma secara umum dianggap
sebagai neoplasma jinak yang berdiferen-
siasi sepanjang jalur ekrin. Sulit untuk Gambar 6. Siringoma pada trisomy 2137
membedakan antara duktus ekrin dan
apokrin. Beberapa peneliti menyimpulkan Gambaran klinik
bahwa pada kasus-kasus siringoma eruptif, Presentasi klinik siringoma yang
terjadinya hiperplasia duktus ekrin lebih bervariasi sudah sering dilaporkan. Pada
merupakan respon terhadap reaksi tahun 1987 Friedman dan Butler membagi
34
inflamasi. Teori inflamasi ini didukung siringoma ke dalam empat varian klinik
adanya beberapa laporan siringoma pada yaitu:35
alopesia sikatrisial, prurigo nodularis, dan 1. Bentuk lokal
setelah terapi radiasi.35 2. Bentuk diseminata (siringoma multipel
Siringoma diasosiasikan dengan dan eruptif)
beberapa sindroma. Sindroma yang paling 3. Bentuk yang berhubungan dengan
sering ialah Down syndrome dengan lesi Downs syndrome
terbatas pada regio periorbital, namun ada 4. Bentuk familial
juga laporan siringoma eruptif pada
sindroma ini (Gambar 6). Hubungan Siringoma biasanya asimtomatik, lesi
siringoma dengan Down syndrome sampai berupa papul-papul datar lunak/padat
sekarang masih belum jelas.36,37 Sindrom lunak, diameter l-5 mm, paling sering
unik lainnya ialah Nicolau-Balus syndrome <3mm, permukaan membulat atau rata,
yaitu suatu sindrom yang terdiri dari dengan warna umumnya sewarna kulit atau
siringoma eruptif tipe diseminata sedikit kekuningan tapi dapat pula agak
mikropapuler, kista milium, dan merah muda atau bahkan kecoklatan, yang
35
atrofoderma vermikulata. Sangat jarang, tersebar di daerah kelopak mata, leher,
siringoma diasosiasikan dengan Brooke- serta dapat pula dalam bentuk generalisata.
Spiegler syndrome, suatu penyakit Bentuk generalisata atau siringoma eruptif
autosomal dominan yang khas ditandai jarang dilaporkan, lebih sering terjadi pada
dengan multipel silindroma, trikoepiteli- wanita usia remaja dan dewasa muda.4,35
oma, spiradenoma, dan siringoma.38 Bentuk klinik tersering ialah bentuk
Beberapa literatur menyebutkan periorbital, dan umumnya lesi awal timbul
646
di area periorbital inferior/kelopak mata wajah tergolong keadaan jinak dan tidak
bagian bawah (Gambar 7). Bentuk yang membahayakan, namun membedakannya
jarang dilaporkan ialah milium-like dengan kondisi keganasan kulit sangat
syringoma, siringoma dengan lesi unilateral penting. Biopsi kulit ialah langkah
dan clear-cell syringoma.35 selanjutnya untuk suatu penegakkan
diagnosis.
Terapi tumor jinak kulit di wajah
paling sering melalui tindakan
pembedahan, namun untuk kasus tertentu
tidak memerlukan terapi atau diberikan
terapi non-pembedahan. Tumor jinak kulit
wajah yang tidak memberikan gejala dan
yang menurut pasien tidak menggangu
aktivitas atau kosmetik sering tidak
Gambar 7. Siringoma pada area periorbita19 memerlukan tindakan. Beberapa pertum-
buhan jinak dapat menunjukkan suatu
Diagnosis banding kondisi sistemik, termasuk kelainan
Diagnosis banding tersering ialah hormonal namun biasanya hal ini tidak
milia, diikuti trikoepitelioma, veruka plana, memengaruhi penanganan.
xanthoma eruptif, dan akne. Siringoma Tumor jinak kulit wajah terdiri dari
cenderung lebih kecil, kurang superfisial, berbagai variasi dalam hal definisi, asal
tepi atas lesi lebih rata dan tersebar di pipi pertumbuhan, gambaran histopatologis, dan
dan kelopak mata. Lesi pada kelopak sering bentuk. Pemahaman tentang tumor jinak
menyerupai xantelasma namun berbeda kulit terutama yang sering ditemukan di
warna. Eruptif siringoma di batang tubuh klinik merupakan hal yang esensial untuk
didiagnosis banding dengan granuloma membantu membuat diagnosis pasti dan
anulare diseminata. Lesi granuloma anulare penentuan terapi yang berujung pada
lebih eritematosa, lebih padat, berawal dari kepuasan pasien dan dokter.
akral dan batang tubuh, papul sering
bergabung membentuk plak.3,4 DAFTAR PUSTAKA
1. National Cancer Institute. Handbook of: What
Penanganan you need to know about melanoma and
other skin cancer. Rockville USA: NIH
Pengobatan bertujuan destruksi tumor Publication, 2010; p. 5.
dengan skar minimal. Pilihan pengobatan 2. Benign skin tumor of the skin. Definition.
antara lain dengan bedah eksisi, kuretase, Online access. Page last updated: 23
krioterapi, chemical peeling, dermabrasi, Maret 2013. Available from:
elektrodesikasi dan terapi laser. Beberapa http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/enc
teknik pengobatan siringoma yang y/imagepages.
3. Thomas VD, Snavely NR, Lee KK, Swanson
belakangan ini banyak dikembangkan
NA. Benign epithelial tumors,
antara lain elektrodesikasi menggunakan hamartomas, and hyperplasias. In:
short burst high frequency low voltage Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA,
intralesional dengan memakai elektroda Paller AS, Leffel DJ, Wolff K, editors.
jarum halus atau jarum epilasi, atau Fitzpatricks Dermatology in General
kombinasi laser CO2 vaporisasi dengan Medicine (8th ed). New York: McGraw
Hill, 2012; p. 1319-36.
aplikasi asam trikloroasetat 50% memberi- 4. Quinn AG, Perkins W. Non-melanoma skin
kan hasil yang cukup memuaskan, tanpa cancer and other epidermal skin tumours.
jaringan parut dan bebas lesi 6 bulan In: Burns T, Breathnach S, Cox N,
hingga 4 tahun.40,41,42 Griffiths C, editors. Rooks Textbook of
Dermatology (8th ed). Oxford: Blackwell
Publishing Ltd., 2010; p. 52.1 - 48.
SIMPULAN 5. Henry GI, Grevious MA, Zaenglein AL.
Hampir semua pertumbuhan pada kulit Benign Skin Lesions. Online access. Page
647
last updated March 2013. Available from: Fam Phy. Feb 2003; 67(4): 729 38.
http://emedicine.medscape.com/article 18. Ghazal PA, Korber A, Klode J, Dissemond J.
6. Pariser RJ. Benign Neoplasma of the Skin. Med Leser-Trlat sign and breast cancer. The
Clin North Am. J., Nov 1998; 82(6): lancet. May 2013; 381: 1653.
1285 307. 19. Barnhill RL, Rabinovitz H. Benign
7. Lamb S. The management of benign skin Melanocytic Neoplasms. In: Bolognia JL,
lesions. NZ Fam. Phy. J., Oct 2006; Jorizzo JL, Rapini RP, eds. Dermatology.
33(5): 328 31. 3rd ed. Spain: Mosby elsevier, 2010. p.
8. Braun RP, Rabinovitz H, Oliviero M, Kopf 1713 736.
AW, Saurat JH. Dermoscopic diagnosis 20. Hunter JA, Savin JA, Dahl MV, editors. Skin
of seborrheic keratosis. Clin Dermatol. tumors. In: Clinical Dermatology (3rd
May-Jun 2002; 20(3): 270 2 ed). Australia: Blackwell Publishing,
9. Memon AA, Tomenson JA, Bothwell J, 2002; p. 253-68.
Friedmann PS. Prevalence of solar 21. Benign keratinocytic and adnexal lesions.
damage and actinic keratosis in a Seborrheic keratoses. Online access. Page
Merseyside population. Br J Dermatol. last updated July 2013. Available from:
Jun 2000; 142(6): 1154 9. http://dermnetnz.org/doctors/lesions/kerat
10. Yeatman JM, Kilkenny M, Marks R. The inocytic.html
prevalence of seborrhoeic keratoses in an 22. Simionescu O, Popescu BO, Costache M,
Australian population: Does exposure to Spulber ES, Gherghiceanu M, Blum A.
sunlight play a part in their frequency? Br Apoptosis in seborrheic keratoses: an
J Dermatol 1997; 137: 411. open door to dermoscopic score. J Cell
11. Hafner C, Hartmann A, Real FX, Hofstaedter Mol Med. 2012;16(6):1223-31.
F, Landthaler M, Vogt T. Spectrum of 23. Elgart GW. Seborrheic keratoses, solar
FGFR3 mutations in multiple lentigines, and lichenoid keratoses.
intraindividual seborrheic keratoses. J Dermatoscopic features and correlation to
Invest Dermatol. Aug 2007; 127(8): 1883 histology and clinical signs. Dermatol
5. Clin. 2001;19(2):347-57.
12. Kwon OS, Hwang EJ, Bae JH, Park HE, Lee 24. Adams BB, Mutasim DF. Elastic tissue in
JC, Youn JI, et al. Seborrheic keratosis fibroepithelial polyps. Am J
in the Korean males: causative role of Dermatopathol. 1999;21(5):446-8.
sunlight. Photodermatol Photoimmunol 25. Akpinar F, Dervis E. Association between
Photomed. Apr 2003; 19(2): 73 80. acrochordons and the components of
13. Ming M, Shea CR, Feng L, Soltani K, He YY. metabolic syndrome. Eur J Dermatol.
UVA induces lesions resembling 2012;22(1):106-10.
Seborrheic Keratoses in Mice with 26. Tamega Ade A, Aranha AM, Guiotoku MM,
Keratinocyte-Specific PTEN down- Miot LD, Miot HA. Association between
regulation. J Invest Dermatol 2011 July; skin tags and insulin resistance. An Bras
131(7): 1583 86. Dermatol. 2010;85(1):25-31.
14. Li YH, Chen G, Dong XP, Chen HD. 27. Kar S, Krishnan A, Shivkumar PV. Pregnancy
Detection of epidermodysplasia and skin. J Obstet Gynaecol India. 2012;
verruciformis-associated human 62(3):268-75.
papillomavirus DNA in nongenital 28. Dianzani C, Calvieri S, Pierangeli A, Imperi
seborrhoeic keratosis. Br J Dermatol. Nov M, Bucci M, Degener AM. The
2004; 151(5): 1060 5. detection of human papillomavirus DNA
15. Gushi A, Kanekura T, Kanzaki T, Eizuru Y. in skin tags. Br J Dermatol. 1998;138(4):
Detection and sequences of human 649-51.
papillomavirus DNA in nongenital 29. Pezeshkpoor F, Jafarian AH, Ghazvini K,
seborrheic keratosis of immunopotent Yazdanpanah MJ, et al. An association
individuals. J Dermatol Sci. 2003 Apr; of HPV low risk and high risk subtypes
31(2): 143 9. with Skin Tag. Ir J Basic Med Sci. 2012;
16. Manaka L, Kadono S, Kawashima M, 15(3):840-6.
Kobayashi T, Imokawa G. The 30. Birt-Hogg-Dube syndrome. Online access. Page
mechanism of hyperpigmentation in last updated June 2013. Available from:
seborrheic keratosis involves the high http://www.dermnetnz.org/lesions/birt-
expression of endothelin-converting hogg-dube.html
enzyme-1alpha and TNF-alpha, which 31. Kawasaki H, Sawamura D, Nakazawa H,
stimulate secretion of endothelin 1. Br J Hattori N, Goto M, Sato-Matsumura
Dermatol. 2001 Dec; 145(6): 895 903. KC, et al. Detection of 1733insC
17. Luba MC, Bangs SA, Mohler AM, Stulberg mutations in an Asian family with Birt-
DL. Common benign skin tumors. Am Hogg-Dube syndrome. Br J Dermatol.
648
2005;152(1):142-5. 38. Uede K, Yamamoto Y, Furukawa F. Brooke-
32. Arnold HL, Odom RB, James WD. Andrew's Spiegler syndrome associated with
Disease of the Skin Clinical Dermatology cylindroma, trichoepithelioma,
(9th ed). Philadelphia: WB Saunders, spiradenoma, and syringoma. J Dermatol.
2008; p. 565-79. 2004;31(1):32-8.
33. Schwartz RA, Tarlow MM, Lambert WC. 39. Jeon EK, Cho AY, Lee Y, Seo YJ, Park JK,
Keratoacanthoma-like squamous cell Lee JH. Multiple yellow-brown papules
carcinoma within the fibroepithelial on the neck and anterior trunk of a patient
polyp. Dermatol Surg. 2004;30(2):349- with diabetes mellitus. Clin Exp
50. Dermatol. 2009; 34(5):643-4.
34. Guitart J, Rosenbaum MM, Requena L. 40. Huang LP, Zhang L, Wang XL, Lin BW. A
'Eruptive syringoma': a misnomer for a technique for periorbital syringomas:
reactive eccrine gland ductal intralesional radiofrequency ablation. Int
proliferation? J Cutan Pathol. 2003; J Ophtalmol. 2012;5(2):181-5.
30(3):202-5. 41. Hong SK, Lee HJ, Cho SH, Sep JK, Lee D,
35. Muller CS, Tilgen W, Pfohler C. Sung HS. Syringomas treated by
Clinicopathological diversity of Intralesional Needles without Epidermal
syringomas. Dermato-Endocrinology. Damage. Ann Dermatol. 2010;22(3):
2009;1(6):282-8. 367-9.
36. Schepis C, Siragusa M, Palazzo R, Ragusa 42. Frazier CC, Camacho AP, Cockerell CJ. The
RM, Massi G, Fabrizi G. Palpebral treatment of eruptive syringomas in an
syringomas and Down's syndrome. African American patient with a
Dermatology. 1994;189(3):248-50. combination of trichloroacetic acid and
37. Ong GC, Lim KS, Chian LY. Eruptive CO2 laser destruction. Dermatol Surg.
syringoma in a patient with trisomy 21. 2001;27(5):489-92.
Singapore Med J. 2010;51(2):e46-7.
649