Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
TAHUN 2014
Program Studi Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia,
Depok, Indonesia
E-mail: defri191290@alumni.ui.ac.id
Abstrak
Skripsi ini berisi tentang analisis risiko pada pengoperasian forklift di PT XYZ tahun 2014. Tujuannya adalah
untuk menilai tingkat risiko dalam mengoperasikan forklift. Metode identifikasi hazard menggunakan Task Risk
Assesment, sedangkan untuk analisis risiko dilakukan dengan menggunakan metode analisis risiko
semikuantitatif dengan kriteria penilaian risiko (consequence, exposure, dan likelihood) berdasarkan AS/NZS
4360:2004. Tahapan pengoperasian forklift dibagi menjadi beberapa tahapan yaitu pengisian bahan bakar,
pengecekan, mengangkat, memindahkan dan meletakkan lalu berhenti dan parkir. Tahapan yang memilki risiko
terbesar terdapat pada tahapan memindahkan dan meletakkan. Hasil analisis tingkat risiko yang didapatkan dari
setiap langkah kerja pengoperasian forklift yaitu tingkat risiko very high sebanyak 3 (12%), substantial sebanyak
3 (12%), priority 3 sebanyak 10 (40%), dan acceptable sebanyak 9 (36%). Rekomendasi yang diberikan adalah
melakukan manajemen risiko, investigasi kecelakaan dan faktor manusia dalam kecelakaan serta keilmuan
lainnya secara berkelanjutan, pembuatan SOP (standard operating procedure), melakukan tindakan kontrol,
memberikan pelatihan, membuat jalur forklift, menambah safety sign dan menambah lampu yang berputar
(seperti lampu emergency) pada forklift.
Abstract
This thesis contains a risk analysis on the operation of a forklift at PT XYZ in 2014. Goal is to assess the level of
risk in operating the forklift. Hazard identification method using Task Risk Assessment, while for risk analysis is
undertaken by semi-quantitative method that uses risk assessment criteria (consequence, exposure, and
likelihood) based on AS / NZS 4360:2004. Stages of forklift operation is divided into several stages like
refueling, checking, lifting, moving and put down then stop and parking. Stages that have the greatest risk are the
stages moving and put down. The analysis result of the level of risks that is obtained from each step of the
operation of forklift work is very high risk level there are 3 (12%), substantial there are 3 (12%), priority 3 there
are 10 (40%), and acceptable there are 9 (36%). The recommendation given is to conduct risk management,
accident investigation, human factors in accidents and other scientific continuously, make a SOP (standard
operating procedure), the control action, provide training, create pathways forklift, adding safety sign and a
rotating lights (such as emergency lights) on the forklift.
Universitas Indonesia
Berdasarkan data ILO (International Labour Organization), setiap tahun terjadi 337
juta kecelakaan kerja di berbagai negara sehingga mengakibatkan sekitar 3 juta orang
pekerja kehilangan nyawa. Di Indonesia angka kecelakaan kerja pada tahun 2007 tercatat
83.714 kasus, tahun 2008 sebanyak 94.736 kasus, tahun 2009 sebanyak 96.314 kasus, tahun
2010 sebanyak 98.711 kasus dan pada tahun 2011 mencapai 9.491 kasus kecelakaan kerja.
Data kecelakaan tersebut mencakup perusahaan yang menjadi anggota jamsostek. Kerugian
materi yang dikarenakan kecelakaan kerja juga besar, seperti kerusakan sarana produksi,
biaya pengobatan dan biaya kompensasi. (Ramli, S. 2013).
Forklift adalah alat yang memungkinkan seseorang untuk mengangkat dan
menempatkan barang dengan beban yang berat dan besar. Namun, ada risiko cedera atau
kematian apabila operator forklift belum terlatih untuk menggunakan forklift, tidak mengerti
cara mengoperasikan forklift, mengoperasikan forklift dengan sembarangan atau
menggunakan forklift yang tidak aman karena forklift tersebut rusak (DOSH,2007).
Setiap tahun hampir 100 pekerja tewas dan 20.000 terluka parah dalam kecelakaan
forklift. Menurut National Traumatic Occupational Fatalities (NTOF), 1530 pekerja
meninggal akibat kecelakaan forklift antara tahun 1980 sampai 2001. Ada empat jenis
kecelakaan forklift yang sering terjadi dan menyebabkan kematian yaitu forklift terguling,
kaki pekerja tertabrak oleh forklift, pekerja yang tertabrak oleh forklift dan pekerja yang
jatuh dari forklift (DOSH, 2007).
PT XYZ merupakan perusahaan yang telah berdiri sejak tahun 1982. Banyak jenis
peralatan yang digunakan di dalam perusahaan ini, seperti alat angkat angkut yaitu forklift.
Kecelakaan forklift pernah terjadi di PT XYZ pada tahun 2012, dimana forklift menabrak
pekerja lain saat hendak memundurkan forklift dan kejadian lainnya yaitu forklift yang
menabrak tembok di area gudang.
Pengoperasian forklift memiliki risiko yang besar yaitu kematian jika pengoperasian
forklift tidak dilakukan dengan benar. Berdasarkan hasil wawancara dan data yang
didapat, diketahui pernah terjadi kecelakaan yang melibatkan forklift. Untuk itu,
identifikasi serta analisis risiko sangat penting dilakukan untuk melakukan pengendalian
risiko sehingga kecelakan kerja dapat dicegah atau dikurangi.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui tingkat risiko keselamatan kerja pada
pengoperasian forklift di PT XYZ.
Universitas Indonesia
1. Bahaya
Bahaya adalah potensi yang merugikan. Dalam istilah praktis, bahaya sering
dikaitkan dengan suatu kondisi atau kegiatan yang jika dibiarkan tidak terkendali,
dapat mengakibatkan cedera atau sakit. Mengidentifikasi bahaya dan menghilangkan
atau mengendalikannya sedini mungkin akan membantu mencegah cedera dan
penyakit (OSHA).
2. Risiko
Risiko adalah ukuran kemungkinan dan besarnya efek samping, termasuk cedera,
penyakit, atau kerugian ekonomi (Kolluru, 1996). Menurut Canadian Centre for
Occupational Health and Safety, risiko adalah kemungkinan atau probabilitas bahwa
seseorang akan dirugikan atau mengalami efek kesehatan yang merugikan jika
terkena bahaya. Hal ini juga berlaku untuk kerusakan pada properti atau
peralatan. Kemudian menurut HSE, risiko adalah kemungkinan bahwa bahaya benar-
benar akan menyebabkan efek yang merugikan.
3. Manajemen Risiko
Pengelolaan manajemen risiko bertujuan untuk mencapai keseimbangan yang
tepat antara mewujudkan peluang keuntungan dan meminimalkan kerugian.
Manajemen risiko adalah elemen penting dari tata kelola perusahaan dan merupakan
proses berulang yang terdiri dari langkah-langkah yang bila dilakukan secara
berurutan, memungkinkan perbaikan terus-menerus dalam pengambilan keputusan
dan meningkatkan kinerja. Manajemen risiko harus menjadi bagian dari budaya
organisasi. Ini harus tertanam ke dalam filsafat , praktek organisasi dan proses bisnis.
Organisasi atau perusahaan yang mengelola risiko secara efektif dan efisien lebih
mungkin untuk mencapai tujuannya dan melakukannya dengan biaya keseluruhan
yang lebih rendah (AS/NZS 4360, 2004).
Proses manajemen risiko dapat dilihat dari standar yang ditetapkan oleh AS/NZS
4360 : 2004, alur prosesnya dapat dilihat dari gambar diberikut ini :
Universitas Indonesia
Komponen utama dalam proses manajemen risiko Standar Manajemen Risiko Australia
/ New Zealand AS/NZS 4360 : 2004, sebagaimana diperlihatkan pada gambar diatas, terdiri
dari:
a. Komunikasi dan konsultasi
Komunikasi dan konsultasi dengan stakeholder internal dan eksternal yang tepat
pada setiap tahapan dari proses manajemen risiko dan proses secara keseluruhan.
b. Penetapan konteks
Penetapan konteks eksternal, konteks internal dan konteks manajemen risiko
dimana proses manajemen risiko akan diterapkan. Kriteria yang digunakan pada
saat risiko akan dievaluasi harus disusun dan mendefinisikan struktur analisis.
c. Identifikasi risiko
Identifikasi dimana, kapan, mengapa dan bagaimana peristiwa dapat mencegah,
menurunkan, menunda atau meningkatkan pencapaian tujuan.
d. Analisis risiko
Identifikasi dan evaluasi pengendalian yang ada. Menentukan konsekuensi dan
kemungkinan serta level risiko. Analisis ini harus mempertimbangkan kisaran
konsekuensi potensial dan bagaimana risiko dapat terjadi.
Universitas Indonesia
Dalam melakukan identifikasi risiko, digunakan teknik TRA (Task Risk Assesment),
yaitu sebelum suatu kegiatan dimulai perlu dilakukan kajian analisa risiko untuk mengetahui
apa saja dan besarnya potensi bahaya yang ditimbulkan selama melakukan kegiatan tersebut,
untuk itu task risk assessment dilakukan (Ramli, 2010).
Kemudian langkah selanjutnya adalah analisis risiko, ini dilakukan untuk menentukan
besarnya suatu risiko yang dicerminkan dari kemungkinan dan keparahan yang ditimbulkan.
Dalam analisis semi kuantitatif, skala kualitatif diberikan nilai. Tujuannya adalah untuk
menghasilkan skala ranking lebih luas daripada yang dicapai dalam analisis kualitatif,
bukan untuk menyatakan nilai-nilai realistis untuk risiko seperti yang dilakukan dalam
analisis kuantitatif. Namun, karena nilai yang diberikan untuk setiap deskripsi tidak
memiliki hubungan yang akurat dengan besaran sebenarnya dari konsekuensi atau
kemungkinan, jumlahnya hanya dapat dikombinasikan dengan menggunakan formula atau
rumus (AS/NZS 4360 :2004).
Universitas Indonesia
Risk Hierarchi of
Degree Action
Level control
Universitas Indonesia
4. Forklift
Penggunaan forklift memiliki bahaya tertentu yang tidak dapat dihilangkan
dengan cara mekanis, tetapi risiko dapat diminimalisir dengan menambah pengetahuan,
perawatan, dan kepekaan. Oleh karena itu penting memiliki operator yang kompeten
dan selalu waspada, secara fisik dan mental yang sehat, dan benar- benar terlatih dalam
mengoperasikan forklift yang aman. Bahaya yang dapat terjadi dalam pengoperasian
forklift seperti overloading, beban yang tidak stabil, tabrakan dengan benda atau
pekerja lainnya, perawatan yang tidak baik dan penggunaan peralatan yang tujuannya
berbeda dari rancangannya (ITSDF, 2009).
Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk identifikasi bahaya dan analisis risiko dalam
pengoperasian forklift. Metode identifikasi bahaya menggunakan Task Risk Assessment
(TRA). Untuk analisis risiko dilakukan dengan menggunakan metode analisis risiko
semikuantitatif yang meliputi identifikasi risiko, penentuan nilai konsekuensi
(consequence), kemungkinan (likelihood), dan pajanan (exposure) dari setiap tahapan
pekerjaan mengoperasikan forklift yang kemudian digunakan untuk mengetahui tingkat
risiko berdasarkan standar AS/NZS 4360 : 2004.
Penelitian ini dilakukan di PT XYZ. Penelitian dilaksanakan pada bulan April
hingga bulan Mei 2014. Objek yang diteliti adalah bahaya dan risiko yang terdapat
dalam proses kerja pada pengoperasian forklift.
Penelitian ini menggunakan data primer dan data skunder. Pengumpulan data
primer digunakan dalam melakukan penilaian risiko yang didapat dari observasi terhadap
tahapan proses pengoperasian forklift dan kondisi tempat kerja serta melakukan
wawancara tidak terstruktur terhadap operator forklift ataupun bagian lain yang terkait
dalam pengoperasian forklift. Sedangkan data sekunder yang digunakan dalam penilaian
risiko ini berupa profil perusahaan, data kecelakaan, dan data pendukung lainnya.
Universitas Indonesia
Hasil Penelitian
Pengendalian
No. Task/urutan aktivitas Risiko Likelihood Exposure Consequence
yang ada
Tidak adanya
Kerusakan
jalur forklift
Menabrak pada barang
Barang Safety sign
barang ataupun
menghalangi
forklift
Menuju ke jalan forklift
tempat Tidak adanya
pengisian jalur forklift Occasionally
bahan bakar Operator tidak Safety sign
(area utility) Menabrak membunyikan dan
Kematian
Mengisi pekerja klakson peraturan
bahan Mengoperasikan perusahaan
1.
bakar forklift dengan
forklift kecepatan tinggi
Kerusakan Safety sign,
Merokok atau
Terjadinya aset peraturan
menggunakan
kebakaran perusahaan perusahaan
Memindahkan handphone
dan kematian dan APAR
bahan bakar
Occasionally Penyediaan
dari drum ke Terpajan Tidak
APD (sarung
tangki forklift bahan menggunakan Pusing, mual
tangan,
bakar APD dan alat dan pingsan
masker dan
(solar) yang sesuai
safety shoes)
Universitas Indonesia
Menuju ke 1 3 3 9 1 3 3 9 Acceptable
1. Menabrak barang
tempat
pengisian bahan
bakar (area Menabrak pekerja 50 3 3 450 50 3 1 150 Substantial
utility)
Memindahkan Terjadinya
50 3 3 450 50 3 0.5 75 Substantial
2. bahan bakar kebakaran
dari drum ke Terpajan bahan
tangki forklift 5 3 6 90 5 3 6 90 Substantial
bakar (solar)
Keterangan :
C = Consequences E = Exposure L = Likelihood
Nilai risiko = C x E x L
1 6 3 18 1 6 1 6
Tergores Acceptable
Pengecekan forklift 1 6 3 18 1 6 1 6
1. Terjepit Acceptable
sebelum digunakan
1 6 3 18 1 6 1 6
Terbentur Acceptable
Keterangan :
C = Consequences E = Exposure L = Likelihood
Nilai risiko = C x E x L
Universitas Indonesia
Pengendalian
No. Task/urutan aktivitas Risiko Likelihood Exposure Consequence
yang ada
Mengambil Penyusunan
Kerusakan
palet atau Palet palet yang tidak
Continuosly properti dan -
mempersiapkan terjatuh rapi
cidera
palet
Sakit
Mengangkat Pelatihan
Postur pinggang
dengan cara mengangkat
Menyusun atau janggal dan nyeri
yang tidak tepat dengan benar
mengangkat sendi
Continuosly
barang keatas Pelatihan
Kaki Penyusunan
Mengangkat palet menyusun
tertimpa barang yang Cidera
barang barang
1. barang tidak benar
dengan dengan benar
forklift
Mempergunakan
palet yang rusak
Fork tidak
Mengangkat Barang masuk dengan Kerusakan
Continuosly -
barang terjatuh sempurna ke properti
dalam palet
Penyusunanan
barang yang
tidak benar
Keterangan :
C = Consequences E = Exposure L = Likelihood
Nilai risiko = C x E x L
Universitas Indonesia
Tabel 4.1 Identifikasi Risiko pada Tahapan Memindahkan dan Meletakkan Barang
Pengendalian
No. Task/urutan aktivitas Risiko Likelihood Exposure Consequence
yang ada
Tidak
Safety sign,
adanya jalur Kerusakan
kaca
Menabrak forklift properti
cembung dan
bangunan Barang yang ataupun
pelindung
menghalangi forklift
dinding
jalan forklift
Adanya
aktivitas
pekerja lain
Safety sign
Memindahkan Menabrak di dalam
Kematian dan kaca
ke dalam pekerja gudang
Continuosly cembung
gudang Tidak
adanya jalur
forklift
Barang tidak
tersusun
dengan baik
Barang Kerusakan
Barang yang -
terjatuh properti
menyenggol
barang
lainnya
Kerusakan
Memindahkan
Tidak properti,
dan Menabrak
adanya jalur forklift -
meletakkan mobil
forklift ataupun
barang
1. mobil
dengan
Padat
menggunakan
aktivitas di
forklift
sekitar
Menabrak
mobil Kematian Safety sign
pekerja Continuosly
Memindahkan Tidak
ke dalam adanya jalur
mobil forklift
Penyusunan
Barang barang yang
yang tidak benar Kerusakan
-
dibawa Permukaan properti
terjatuh jalan yang
tidak rata
Berdiri
Pekerja diatas palet
occasionally Cidera -
terjatuh yang sedang
diangkat
Tidak
adanya jalur
forklift
Memindahkan Menabrak Safety sign
Padat Continuosly Kematian
ke dalam lift pekerja dan kaca
aktivitas di
barang cembung
sekitar area
lift
Universitas Indonesia
Tabel 4.2 Penilaian Risiko pada Tahapan Memindahkan dan Meletakkan Barang
Universitas Indonesia
Keterangan :
C = Consequences E = Exposure L = Likelihood
Nilai risiko = C x E x L
Task/urutan Pengendalian
No. Risiko Likelihood Exposure Consequence
aktivitas yang ada
Forklift berhenti
pada tempat yang
padat aktivitas
Pekerja Posisi fork yang
tersandung belum menyentuh
Continuosly Cidera -
atau menabrak lantai
Berhenti dan forklift
1. Tidak tersedianya
parkir
tempat parkir yang
khusus untuk
forklift
Forklift Tidak Sistem otomatis
Kerusakan
menabrak menggunakan rem forklift
Continuosly properti dan
pekerja atau tangan pada saat memberikan
cidera
barang berhenti atau parkir alarm peringatan
Universitas Indonesia
Pengendalian yang telah dilakukan oleh PT XYZ yang berkaitan dengan pengoperasian
forklift ialah sebagai berikut :
a. Memasang safety sign dan kaca cembung di tempat pengoperasian forklift
b. Memberikan pelatihan mengangkat barang secara benar dan baik
c. Kebijakan berhenti mengoperasikan forklift disaat jam pulang atau masuk kerja
d. Memperkerjakan atau memperbolehkan operator forklift mengoperasikan forklift
bila memiliki SIO (surat izin operator)
e. Memberikan pelindung pada sisi dinding di dalam gudang
f. Menyediakan APD (alat pelindung diri) berupa helm, sepatu (safety shoes),
masker dan sarung tangan.
Kesimpulan
Universitas Indonesia
Saran
Saran berikut ini dibuat berdasarkan penelitian dan pengamatan yang dilakukan
selama kegiatan penelitian dan berdasarkan teori atau pemahaman yang diketahui oleh
penulis, yaitu :
1. Melakukan kegiatan manajemen risiko secara berkelanjutan dan pendekatan
keilmuan lainnya seperti investigasi kecelakaan, faktor manusia dalam
keselamatan kerja, ergonomi dan lain-lain sehingga dapat melakukan
pengendalian secara benar dan tepat.
2. Melakukan kontrol terhadap pengendalian yang telah ada
3. Membuat SOP (standard operating procedur), dimana hal ini dapat
membantu pekerja untuk melakukan pekerjaannya dengan baik dan benar.
4. Membuat jalur forklift, untuk menghindari kecelakaan antara forklift dan
pekerja lainnya yang juga beraktivitas di tempat yang sama
5. Memberikan pelatihan keselamatan pengoperasian forklift kepada operator
forklift, dengan memberikan pelatihan diharapkan keahlian operator maupun
pengetahuannya sehingga dalam melakukan pekerjaan dengan lebih baik.
Universitas Indonesia
Daftar Referensi
Ramli. Soehatman. (2013). Panduan Penerapan SMK3 Yang Efektif. Jakarta : Dian
Rakyat
Kolluru, Rao V., et al. 1996. Risk Assessment and Management Handbook: for
Environmental, Health , and Safety Professionals. New York: Mc Graw Hill, Inc.
Division of Occupational Safety and Health. 2007. Forklift Safety Guard. Washington :
Department of Labor and Industries
Industrial Truck Standards Development Foundation. 2009. Safety Standard for Low
Lift And High Lift Trucks. USA : American National Standard
Canadian Centre for Occupational Health and Safety. 2009. Risk Assesment. Canada
http://www.ccohs.ca/oshanswers/hsprograms/hazard_risk.html
Ramli, Soehatman. 2010. Pedoman Praktis Manajemen Risiko Dalam Perspektif K3.
Jakarta : Dian Rakyat
Universitas Indonesia