Você está na página 1de 14

Keterangan tersebut di atas kemudian ditambah permudaan buatan dan permudaan alam.

Di Indonesia
dengan hasil penelitian BPHH di samping data yang sistem silvikultur yang dapat dipakai adalah Tebang Pilih
diperoleh dari BURGESS (1966) dan DESCH (1941a Indonesia (TPI) dengan pengayaan (enrichment
dan 1941b) dan lain-lain. planting) yang merupakan sistem permudaan alam yang
Untuk memudahkan mencari jenis kayu yang dibantu dengan penanaman, Tebang Habis dengan
sesuai untuk keperluan tertentu, dalam lampiran 2 Permudaan Alam (THPA) dan Tebang Habis dengan
disajikan ikhtisar kegunaan kayu untuk berbagai Permudaan Buatan (THPB) (SOERIANEGARA, 1968 dan
keperluan, dilengkapi dengan nama jenis kayu yang DIREKTORAT JENDERAL KEHUTANAN, 1972).
dapat digunakan untuk keperluan tersebut. Musim berbuah suatu jenis pohon penting diketahui
untuk keperluan pengumpulan biji. Dalam uraian tentang
buah juga dicantumkan keterangan mengenai
banyaknya biji per kg dan daya perkecambahannya
Q. Silvikultur
setelah disimpan beberapa lama. Di samping itu pada
Uraian mengenai silvikultur dalam risalah ini bagian akhir uraian silvikultur ini dicantumkan
meliputi tempat tumbuh, permudaan, buah, hama dan keterangan tentang pesemaian dan hama/penyakit yang
penyakit. Faktor yang mempengaruhi tempat tumbuh sering menyerang tanaman di pesemaian. Pada jenis
pohon diuraikan secara singkat, yaitu tipe curah hujan pohon tertentu diuraikan juga hama dan penyakit yang
menurut SCHMIDT dan FERGUSON (1951), umum menyerang pohon dewasa.
ketinggian dari muka laut, jenis tanah dan lain-lain.
Uraian rnengenai permudaan meliputi

III. RISALAH KAYU

AGATIS

NAMA BOTANIS bebas cabang 12 - 25 m, diameter 150 cm atau lebih,


bentuk batang silindris dan lurus.
Agathis spp., famili Araucanaceae (terutama A. alba Tajuk berbentuk kerucut dan berwarna hijau dengan
Foxw., A. borneensis Warb., A. labillardieri Warb.). percabangan mendatar melingkari batang. Kulit luar
berwarna kelabu sampai coklat tua, mengelupas
NAMA DAERAH kecil-kecil berbentuk bundar atau bulat telur. Pohon
Damar sigi, kayu sigi (Smt); damar, kidamar (Jw); tidak berbanir, mengeluarkan damar yang lazim
bindang, damar bindang, damar pilau (Klm); dama, disebut kopal.
damar kapas, damar wana, hulu sinua (Slw); damar
ptiti, damar raja, koano, kolano (Mlk); damar putih,
darnar papeda, kesi, kosima (IJ). CIRI UMUM

NAMA DI NEGARA LAIN Warna


Kayu teras berwarna keputih-putihan sampai
Almaciga (PI); bindang (Swk); damar minyak (Mly); kuning-coklat, kadang-kadang semu-semu merah
mangilan (Sb); East Indian kauri, Borneo kauri (UK, jambu. Kayu gubal tidak berbeda dengan kayu
USA); agathis indien, pin de kauri (Fr); agathis indies
(Sp); agathis indiano (It); indisk agathis (Sw);
indische agathis, damar (NI); indische Agathis (Gm). Tekstur
Tekstur kayu halus dan merata.
DAERAH PENYEBARAN
Arah serat
Sumatera Barat, Sumatera Utara, seluruh Kaliman Arah serat lurus atau kadang-kadang terpilin.
tin, Jawa, Sulawesi, Maluku, Irian Jaya.

HABITUS Kesan raba


Tinggi pohon dapat mencapai 55 m, panjang batang Permukaan kayu licin.
Kilap Keteguhan pukul
Permukaan kayu mengkilap. Radial (kgm/dm ) b 11,9
k 11,2
Gambar Tangensial (kgm/dm ) b 13,2
Pada bidang radial nampak jelas bintik-bintik k 12,0
berwarna coklat dalam sel jari-jari.
Keteguhan tekan sejajar arah serat,
STRUKTUR (A. bomeensis) tegangan maksimum (kg/cm) b 233
Pori k 334
Kayu tidak berpori. Kekerasan (JANKA)
Ujung (kg/cm) b 208
Parenkim k 225
Parenkim tersebar dan berisi damar berwarna Sisi (kg/cm) b 150
kemerah-merahan. k 148

Jari-jari Keteguhan geser


Jari-jari homoselular, uniseriat, sangat sempit, Radial (kg/cm ) b 39,0
sangat pendek dan jarang (6 per mm). k 24,8

Serat Tangensial (kg/cm ) b 46,3


Panjang serat 5.737 dengan diameter 49,4 , k 25,0
tebal dinding 8,5 dan diameter lumen 32,4 . Keteguhan belah

SIFAT FISIS Radial (kg/cm) b 38,7


k 26,6
Berat jenis dan kelas kuat Tangensial (kg/cm) b 33,4
A. alba 0,48 (0,43-0,54); III k 31,8
A. borneensis 0,47 (0,36-0,64); III
A. labillardieri 0,47 (0,42-0,52); III Keteguhan tarik tegak lurus arah
serat
Penyusutan Radial (kg/cm ) b 18,6
Penyusutan sampai kering tanur untuk A. alba k 23,4
3,8% (R) dan 6,2% (T); A. bomeensis 1,2% (R) Tangensial (kg/cm ) b 23,4
dan 1,7% (T). k 32,6

SIFAT MEKANIS (A. alba)

Keteguhan lentur statik

Tegangan pada batas proporsi SIFAT KIMIA (A. borneensis)


(kg/cm) b 209 Kadar
k 282 Selulosa 52,4%
Tegangan pada batas patah Lignin 24,7%
(kg/cm) b 367 Pentosan 12,6%
k 503 Abu 1,1%
Modulus elastisitas (1.000 kg/cm ) b 8,9 Silika 0,1%
k 11,2
Kelarutan
Usaha sampai batas proporsi
(kgm/dm ) b 0,3 Alkohol-benzena 2,0%
k 0,4 Air dingin 0,6%
Air panas 1,3%
Usaha sampai batas patah NaOH 1% 7,3%
(kgm/dm ) b 2,3
k 3,4 Nilai kalor 4.762 cal/g
a

AGATIS (Agatis borneensis Warb)

a. Kayu
b. Daun dan buah
c. Kulit
a

AGATIS (Agatis borneensis Warb)

a. penampang transversal (26x)


b. penampang radial (75x)
c. penampang tangensial (75x)
KEAWETAN DAN KETERAWETAN bermata, sulit direkat dan hanya dapat dipergunakan
untuk venir dalam.
Keawetan
Kayu agatis pada umumnya termasuk kelas awet PENGERJAAN
IV. Pada percobaan kuburan, kayu A. alba rata-rata Kayu agatis mudah digergaji dan dikerjakan; apabila
berumur 12,6 bulan. Berdasarkan percobaan diserut menimbulkan permukaan yang licin dan
tersebut jenis kayu ini termasuk kelas awet V. Daya mengkilap. Kayu agatis dapat divernis dan setelah
tahan kayu agatis terhadap rayap kayu kering didempul dapat dipelitur sampai mengkilap.
Cryptotermes cynocephalus Light termasuk kelas V

KEGUNAAN
Keterawetan Kayu agatis dapat dipakai untuk membuat kotak dan
Keterawetan kayu agatis termasuk kelas sedang. tangkai korek api, potlot, mebel, peti pengepak, alat ukur
dan gambar, venir dan kayu lapis, pulp. Dapat juga
dipakai sebagai kayu perumahan.
PENGERINGAN
Kayu agathis harus cepat dikeringkan karena mudah
diserang jamur biru. Jenis kayu ini mudah dikeringkan SILVIKULTUR
tanpa banyak cacat. Tempat tumbuh
Pengeringan alami Pohon agatis tumbuh dalam hutan primer pada
Papan tebal 2 cm dari kadar air 56% sampai kadar tanah berpasir, berbatu-batu atau liat yang
air 18% memerlukan waktu sekitar 47 hari. selamanya tidak digenangi air, pada ketinggian 2 -
1.750 m dari permukaan laut.
Pengeringan dalam dapur pengering
Papan segar yang tebalnya 2,5 cm dapat Permudaan
dikeringkan sampai kadar air 10% dalam waktu 5 Permudaan buatan A. alba telah banyak dilakukan,
hari. Suhu pengeringan berkisar antara 53C -83C terutama di Jawa.
dengan kelembaban nisbi antara 76% -30%. Pada
permulaan pengeringan peredaran udara harus Buah
cepat guna mencegah serangan jamur. Pohon agatis berbuah pada bulan Februari, Maret,
April dan Agustus, September, Oktober. Buah yang
sudah tua harus diambil sebelum merekah, agar biji
masih berada di dalam buah. Jumlah biji kering per
VENIR DAN KAYU LAPIS
kg ada di sekitar 4.950 butir atau 2.100 butir per liter.
Venir
Hama dan penyakit
Kayu agatis cukup lunak dan dapat langsung
Biji yang mulai berkecambah terutama dirusak oleh
dikupas tanpa perlakuan pendahuluan. Kayu yang
tikus dengan memakan keping biji yang baru muncul.
berserat lurus menghasilkan venir yang halus dan
Tanaman di pesemaian umumnya diserang oleh
stabil, sedangkan kayu yang seratnya terpilin
jamur Gloesporium sp. Jamur Aecidium balanceae
menghasilkan venir yang kasar.
selain menyerang tanaman muda, juga menyerang
Kayu lapis tanaman dewasa.

Venir yang halus mudah direkat dan cocok untuk


venir muka, sedangkan venir yang kasar dan
BALAU
Kilap
NAMA BOTANIS Permukaan kayu sedikit mengkilap sampai meng-
Shorea spp. dan Hopea spp., famili Dipterocarpaceae kilap.
(terutama S. atrinervosa Sym., S. elliptica Burck, S.
falcifera Dyer ex Brandis, S. glauca King, S. laevis Ridl., Gambar
S. maxwelliana King, S. seminr's V.SL, H. gregaria Pada bidang radial kayu yang mempunyai arah
V.SI.). serat berpadu nampak gambar berupa garis -garis.

NAMA DAERAH STRUKTUR (S. seminrs)


Damar laut, kedawang, semantok, singkawang (Smt);
anggelam, balau, bangkirai tanduk, kayu batu, pelepek, Pori
tekam (Kim); dama dere, halo dere, pooh (Slw). Pori sebagian besar soliter, sebagian bergabung 2
- 4 dalam arah radial, kadang-kadang dalam
gabungan tangensial atau miring, berbentul bundar
NAMA DI NEGARA LAIN atau lonjonq, diameter 100 300 frekuensi 2 - 10
per mm, kadang-kadang sampa 14 pori per mm,
Yakal, malayakal (PI); balau (Mly, UK, USA, Fr, Sp, It,
banyak berisi tilosis, bidang perforasi berbentuk
Sw, NI, Gm); selangan batu (Sb, Swk); ak, chan, teng,
sederhana.
pa-yom (Th); sen, ca-chac (Vn); phchek (Cam); thitya
(Bma). Parenkim

DAERAH PENYEBARAN Parenkim termasuk tipe paratrakeal berbentuk,


selubung lengkap atau tidak lengkap yang sering
Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Sumatera kali bergabung dengan parenkim yang terseba r
Selatan (Palembang), Jambi, Lampung, Kalimantan atau parenkim apotrakeal yang berbentuk pity
Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi tangensial pendek.
Selatan, Sulawesi Tenggara.
Jari-jari
HABITUS
Jari-jari homogen, sempit dan pendek, frekuensi 6
Tinggi pohon 20 - 50 m, panjang batang bebas cabang - 8 per mm, kadang-kadang berisi endapan
10 - 35 m, diameter sampai 160 cm, banir dapat berwarna coklat.
mencapai tinggi 3,5 m.
Saluran interselular
CIRI UMUM Saluran interselular hampir selalu lebih kecil
daripada pori, hanya terdapat dalam arah aksia
Warna
merupakan deretan tangensial panjang atau
Kayu teras berwarna coklat muda atau kuning coklat kadang-kadang pendek, biasanya berisi endapan
muda yang lambat laun menjadi coklat tua. Kayu berwarna putih.
gubal berwarna lebih muda dari kayu teras, tebal 2 -
12 cm, biasanya 4 cm. Serat
Dimensi serat S. maxwelliana adalah panjang
Tekstur
1.327 , diameter 16,1 , tebal dinding 3,3 dan
Tekstur kayu balau cukup halus sampai kasar, diameter lumen 9,4
umumnya agak kasar atau kasar.
SIFAT FISIS
Arah serat
Arah serat lurus atau terpilin dan berpadu. Berat jenis dan kelas kuat
S. atrinervosa 0,98 (0,78-1,11); I
Kesan raba S. elliptica 0,95 (0,82-1,11); I
Permukaan kayu umumnya licin. Pada bidang radial S. falcifera 1,04 (0,90-1,13); I
kayu yang mempunyai arah serat berpadu nampak S. glauca 1,00 (0,85-1,14); I-II
bagian yang licin dan bagian yang kesat. S. laevis 0,99 (0,86-1,09); I
a

BALAU (Shorea maxwelliana King)

a. kayu
b. daun, bunga dan buah
c. kulit
a

BALAU (Shorea maxwe/liana King)

a. penampang transversal (26x1


b. penampang radial (75x)
c. penampang tangensial (75x)
S. maxweliana 1,01 (0,88-1,15); I Tangensial (kg/cm ) b 55,2 137 117,8
S. seminis 0,90 (0,72-1,04); I-II k 96,7 - -
S. sumatrana 0,88 (0,65-1,08); II-I
H. dolosa 1,13 (1,04-1,18); I Keteguhan belah
H. gregaria 1,05 (0,99-1,11); I Radial (kg/cm) b 73,4 66,0 89,3
k 75,5 - -
Penyusutan
Penyusutan sampai kering udara pada S. laevis Tangensial (kg/cm) b 76,7 75,0 135,7
1,5% (R) dan 3,1 % (T); S. maxwelliana 1,7% (R)
dan 3,5% (T). 83,9 - -

Keteguhan tarik tegak


lurus arah serat
SIFAT MEKANIS Radial (kg/cm ) b 58,7 - -
S. el- S. S. k 75,0 - -
lip ti- laevis max- Tangensial (kg/cm ) b 59,8 - -
Keteguhan lentur statik ca welli- k 79,4 - -
ana
Tegangan pada batas
proporsi (kg/cm) b 911 783 -
k 1181 - - SIFAT KIMIA (S. laevis)
Tegangan pada batas Kadar
patah (kg/cm ) b 1313 1237 1271
k 1545 - - Selulosa 58,3%
Lignin -
Modulus elastisitas Pentosan 16,8%
11000 kg/cm) b 207 188 226 Abu 0,4%
k 199 - - Silika 0,1%
Usaha sampai batas
proporsi (kgm/dm ) b 2,2 3,6 - Kelarutan
k 3,9 - - Alkohol-benzena 3,0%
Usaha sampai batas Air dingin 0,6%
patah (kgm/dm ) b 11,1 21,3 20,3 Air panas 3,4%
k 14,4 - - NaOH 1 % 8,9%

Keteguhan pukul Nilai kalor 4.608 cal/g


Radial (kgm/dm ) b 46,0 - -
k 43,7 - - KEAWETAN DAN KETERAWETAN
Tangensial Keawetan
(kgm/dm ) b 49,1 - -
k 47,5 - - Kelas awet :
S. atrivervosa I
Keteguhan tekan seja- S. elliptica I
jar arah serat, tegang- S. falcifera I
an maksimum S. glauca I
(kg/cm) b 690 701 720 S. gauis I
k 730 - - S. maxwelliana I
Kekerasan (JANKA) S. semihis I - II
S. sumatrana II - I
Ujung (kg/cm2) b 736 984 880 H. dolosa I
k 848 - - H. gregaria I

Sisi (kg /cm) b - 948 973 Daya tahan kayu Shorea sp. terhadap rayap kayu
k 713 - - kering Cryptotermes cynocephalus Light ter-
masuk kelas I.
Keteguhan geser
Radial (kg/cm ) b 93,2 125,8 - Keterawetan
k 90,2 - - Kayu S. laevis sukar diawetkan.
PENGERINGAN berhubungan dengan tanah. Jenis kayu ini antara lain
Pengeringan alami dipergunakan untuk jembatan, bantalan, tiang listrik,
Papan S. maxweliana tebal 4 cm mengering dari lantai, bangunan maritim, perkapalan (antara lain
keadaan basah sampai kadar air 16% dalam waktu 8 untuk kemudi, pendayung, tiang layar, lunas dan
bulan. gading-gading), perumahan, karoseri, batang cikar,
sumbu gilingan, bahkan dipergunakan juga untuk
Pengeringan dalam dapur pengering membuat tong atau jenis wadah lainnya.

Belum ada data. SILVIKULTUR

VENIR DAN KAYU LAPIS Tempat tumbuh


Kayu balau tidak sesuai untuk venir dan kayu lapis Jenis ini tumbuh pada tanah liat, tanah berpasir
karena mempunyai kekerasan dan berat jenis yang atau berbatu, baik tanah kering maupun ber-
tinggi. awang. Pohon balau tumbuh pada ketinggian 0 -
600 m dari permukaan laut dalam hutan hujan
PENGERJAAN tropis dengan tipe curah hujan A sampai B (di atas
Sifat pengerjaan kayu balau berbeda-beda menurut 3.000 mm/tahun).
jenisnya, terutama apabila dipacak, digergaji, dibelah Permudaan
dan diserut. Kayu balau pada umumnya tidak sukar Permudaan alam dapat dilakukan baik pada
digergaji atau diserut meskipun berat jenisnya tinggi, sistem tebang pilih maupun pada sistem tebang
serta mudah dibor dan dibubut. habis. Permudaan buatan dilakukan dengan bibit
Kayu S. laevis dan S. maxwelliana sukar dipaku karena dari pesemaian yang tingginya 20 - 25 cm dengan
mudah pecah, kecuali bila dibor terlebih dahulu. jarak tanam 3 m x 3 m di bawah naungan.

KEGUNAAN Buah
Belum ada data.
Karena kekuatan dan keawetannya yang tinggi, kayu
balau dipergunakan untuk konstruksi berat, terutama Hama dan penyakit
jika berhubungan dengan keadaan yang lembab dan Belum ada data.

BANGKIRAI

NAMA BOTANIS bebas cabang 35 - 40 m, diameter 100 cm atau lebih


tinggi banir sampai 2 m. Kulit luar berwarna kelabu
Shorea laevis Ridl. (syn. S. laevifolia Endert), famili
merah atau coklat, kadang-kadang sampai merah tua,
Dipierocarpaceae.
beralur dan mengelupas kecil-kecil, tipis berdamar
warna kuning tua.
NAMA DAERAH
Anggelam, bangkirai, benuas (Klm). CIRI UMUM

NAMA DI NEGARA LAIN Bangkirai (UK, USA, Fr, Warna


Kayu teras berwarna kuning-coklat, kayu gubal
Sp, It, Sw, NI, Gm).
coklat muda pucat kekuning-kuningan.
DAERAH PENYEBARAN
Tekstur
Seluruh Kalimantan.
Tekstur kayu halus sampai agak kasar.

HABITUS Arah serat


Tinggi pohon sampai 50 m dengan panjang batang Arah serat lurus atau berpadu.
Kesan raba SIFAT MEKANIS
Permukaan kayu licin atau berganti-ganti antara Keteguhan lentur statik
licin dan kesat karena arah serat yang berpadu.
Tegangan pada batas proporsi
Kilap (kg/cm) b 872
Permukaan kayu mengkilap. k 857
Tegangan pada batas patah
Gambar (kg/cm) b 1160
Pada bidang radial kadang-kadang nampak garis - k 1243
garis yang berwarna lebih muda. Modulus elastisitas (1000 kg/cm) b 189
k 187
Usaha sampai batas proporsi
STRUKTUR (kgm/dm ) b 2,3
k 2,2
Pori
Pori sebagian besar soliter, sebagian kecil Usaha sampai batas patah
bergabung 2 - 4 dalam arah radial, kadang- (kgm/dm ) b 7,0
kadang bergabung dalam arah tangensial atau k 7,6
miring, berbentuk bundar atau lonjong diameter Keteguhan pukul
100 - 300 , frekuensi 2 - 10 per mm, berisi
banyak tilosis, bidang perforasi berbentuk seder- Radial (kgm/dm ) b 30,5
hana. k 27,3
Tangensial (kgm/dm ) b 28,8
Parenkim k 32,2
Parenkim termasuk tipe paratrakeal berbentuk
selubung lengkap atau tidak lengkap, terdapat Keteguhan tekan sejajar arah serat,
pula parenkim apotrakeal berbentuk pita tangen- tegangan maksimum (kg/cm) b 6,27
sial pendek dan parenkim tersebar. k 6,80

Jari-jari Kekerasan (JANKA)


Jari-jari satu macam, sempit dan pendek, Ujung (kg/cm) b 6,98
frekuensi 6 - 8 per mm, kadang-kadang berisi k 6,20
endapan berwarna coklat.
Sisi (kg/cm) b -
Saluran interselular k 6,08
Saluran interselular vertikal hampir selalu lebih Keteguhan geser
kecil daripada pori, kadang-kadang sama besar, Radial (kg/cm ) b 65,3
tersusun dalam deretan memanjang arah tangen- k 91,8
sial, kadang-kadang dalam deretan pendek, berisi Tangensial (kg/cm ) b 75,5
damar berwarna putih. k 102,8

Serat Keteguhan belah


Panjang serat 1.203 . dengan diameter 19,9 , Radial (kg/cm) b 49,5
tebal dinding 1,9 dan diameter lumen 16,1 . k 65,7
Tangensial (kg/cm) b 65,7
SIFAT FISIS k 84,5
Berat jenis dan kelas kuat Keteguhan tarik tegak lurus arah
serat
0,91(0,60-1,16); I-II

Radial (kg/cm ) b 36,5


Penyusutan k 36,5
Penyusutan sampai kering tanur 4,5% (R) dan Tangensial (kg/cm ) b 43,2
8,3% (T). k 40,2
SIFAT KIMIA Ketam yang kecil, untuk pemakuan sebaiknya
Kadar dibor dahulu supaya jangan pecah.
Selulosa 52,9% KEGUNAAN
Lignin 24,0%
Pentosan 16,8% Karena kekuatan dan keawetan yang tinggi, kayu
Abu 1,0% bangkirai dipergunakan untuk konstruksi berat di-
Silika 0,4% bawah atap maupun di tempat terbuka, antara lain
untuk bangunan jembatan, bantalan, tiang listrik,
Kelarutan lantai, bangunan maritim, perkapalan, karoseri dan
Alkohol-benzena 3,0% perumahan.
Air dingin 0,8%
Air panas 2,6% SILVIKULTUR
NaOH 1 % 10,9% Tempat tumbuh
4.017 cal/g
Nilai kalor Jenis ini tumbuh bersama-lama dengan jenis-
jenis Dipterocarpaceae lainnya di dalam hutan
KEAWETAN DAN KETERAWETAN tropis dengan tipe curah hujan A dan B, pada
tanah pasir, basalt laterit tua dan podzolik
Keawetan
terutama pada tanah yang datar dan sering
Kayu bangkirai termasuk kelas awet I - II (III), digenangi air tawar secara bermusim, dapat
sedangkan daya tahannya terhadap rayap kayu tumbuh di bukit-bukit secara berkelompok,
kering Cryptotermes cynocephalus Light termasuk berpencar, pada ketinggian sampai 400 m
kelas III. permukaan laut.

Keterawetan Permudaan
Permudaan alam cukup baik walaupun kurang
Kayu bangkirai sukar diawetkan. merata, karena itu perlu dilakukan tebang
penerang untuk merangsang pertumbuhannya.
PENGERINGAN
Di tempat yang permudaan alamnyanya
Papan bangkirai tebal 2,5 cm dan 4 cm yang dikeringkan kurang banyak, perlu dibantu dengan
dengan dapur pengering dari kadar air 50% sampai pengayaan jenis. Permudaan buatan
15%, masing-masing memerlukan waktu 6 hari dan 9 kebanyakan dilakukan dengan anakan yang
hari dengan suhu pengeringan berkisar antara-43C - 71 tumbuh di hutan alam karena musim berbuah
C dan kelembaban nisbi 84% - 38%. Kayu bangkirai yang tidak menentu. Anakan yang diambil
termasuk sulit dikeringkan, karena mudah pecah dan dengan cara putaran atau cabutan tingginya
retak serta berubah bentuk. sekitar 30 - 50 cm. Anakan yang telah
mencapai tinggi 75 - 100 cm masih baik untuk
bibit stump. Jarak tanam yang Iazim adalah 3 m
VENIR DAN KAYU LAPIS x 2 m atau 4 m x 3 m.
Kayu bangkirai tidak baik untuk pembuatan venir dan Buah
kayu lapis, karena keras dan mempunyai berat jenis Pohon berbuah tidak menentu, sangat tergan-
yang tinggi. tung kepada keadaan iklim, kadang-kadang
berbuah banyak selang 3 - 7 tahun.
PENGERJAAN
Meskipun keras kayu bangkirai tidak begitu sulit Hama dan penyakit
untuk dikerjakan, antara lain dapat digergaji dengan Anakan pada permudaan alam sering dirusak
menggunakan gergaji yang ujungnya diperkeras atau babi hutan.
dapat diserut sampai licin asal dipergunakan sudut
a

BANGKIRAI (Shorea laevis Ridl.)


a. kayu
b. daun, bunga dan buah
c. kulit
a

BANGKIRAI (Shorea Laevis Ridl.)

a. penampang transversal (26x)


b. penampang radial (75x)
c. penampang tangensial (75x)

Você também pode gostar