Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Definisi
induksi sebelum janin siap. Menurut World Health Organization dan the National
Center for Helth Statistic Center for Disease Control and Prevention, abortus
1.2 Klasifikasi
Abortus spontan adalah abortus yang terjadi secara alamiah tanpa intervensi
1
c. Abortus Inkomplit adalah peristiwa pengeluaran hasil konsepsi pada
uterus.
e. Abortus Habitualis adalah abortus spontan yang terjadi tiga kali atau
lebih berturut-turut.
tetapi janin mati itu tidak dikeluarkan selama 8 minggu atau lebih.
atau peritoneum.
jiwa ibu.2
b. Abortus Kriminalis adalah abortus yang terjadi oleh karena tindakan
yang tidak legal atau tidak berdasarkan indikasi medis dan biasanya
2
1.3 Epidemiologi
Berdasarkan data yang diambil dari data rekam medis pasien Rumah Sakit
Pindad Bandung periode Januari 2013 hingga Desember 2014, didapatkan angka
kejadian abortus adalah sebesar 130 kasus. Dari 130 kasus tersebut didapatkan
bahwa angka kejadian abortus sebagian besar berupa abortus inkomplit yaitu
sebesar 103 kasus (79,23%), diikuti dengan abortus imminens sebesar 13 kasus
(10%), abortus insipiens sebesar 12 kasus (9,23%) dan missed abortion sebesar 2
kasus (1,54%). Pada penelitian ini tidak didapatkan kasus abortus kompletus dan
diantaranya
1. Faktor janin
yang merupakan kehamilan patologi dimana mudigah tidak terbentuk sejak awal
menggambarkan adanya kelainan zigot, embrio, janin, atau plasenta. Embrio yang
kromosom euploid.1,3
2. Faktor maternal
a. Infeksi
3
Infeksi virus, bakteri, dan mikroorganisme lainnya yang menginfeksi
b. Pengaruh penyakit
dan infertilitas pada laki-laki maupun perempuan.4 penyakit jantung sianotik yang
tidak direpair merupakan salah satu faktor risiko yang menyebabkan abortus.
c. Obat-obat
kejadian aborsi. Sama halnya dengan penggunaan anti inflamasi nonsteroid atau
penggunaan ondansetron.5,6
d. Diabetes melitus
pada wanita dengan diabetes insulin dependen. Ini berhubungan dengan glikemik
4
e. Penyakit tiroid
f. Nutrisi
mengkonsumsi buah segar dan sayuran setip hari diduga menurunkan risiko
aborsi.1
kejadian aborsi berulang. . pada penelitian terhadap 6500 wanita yang menjalani
g. Faktor lingkungan
kimia, atau radiasi dan umumnya berakhir dengan abortus, misalnya paparan
ratusan unsur toksik, antara lain nikotin yang telah diketahui mempunyai efek
menurunkan pasokan oksigen ibu dan janin serta memacu neurotoksin. Dengan
1.5 Patogenesis
5
Kebanyakan abortus spontan terjadi segera setelah kematian janin yang
peradangan akut, dan akhirnya perdarahan per vaginam. Buah kehamilan terlepas
rongga uterus. Hal ini menyebabkan kontraksi uterus dimulai, dan segera setelah
itu terjadi pendorongan benda asing keluar rongga uterus (ekspulsi). Perlu
ditekankan bahwa pada abortus spontan, kematian embrio biasanya terjadi paling
lama dua minggu sebelum perdarahan. Oleh karena itu, pengobatan untuk
mempertahankan janin tidak layak dilakukan jika telah terjadi perdarahan banyak
karena abortus tidak dapat dihindari. Sebelum minggu ke-10, hasil konsepsi
biasanya dikeluarkan dengan lengkap. Hal ini disebabkan sebelum minggu ke-10
vili korialis belum menanamkan diri dengan erat ke dalam desidua hingga telur
korion tumbuh dengan cepat dan hubungan vili korialis dengan desidua makin
erat hingga mulai saat tersebut sering sisa-sisa korion (plasenta) tertinggal.
6
d. Seluruh janin dan desidua yang melekat didorong keluar secara utuh.
Hasil konsepsi pada abortus dapat dikeluarkan dalam berbagai bentuk, ada
kalanya kantung amnion kosong atau tampak didalamnya benda kecil tanpa
bentuk yang jelas ( blighted ovum), mingkin pula janin telah mati lama ( missed
aborted ). Apabila mudigah yang mati tidak dikeluarkan dalam waktu singkat,
maka ia dapat diliputi oleh lapisan bekuan darah. Uterus seperti ini dinamakan
molakrenta. Bentuk ini menjadi molakarnosa apabila pigmen darah telah diserap
dalam sisi nya terjadi organisasi, sehingga semuanya tampak seperti daging.
Bentuk lain adalah molatuberosa dalam hal ini amnion tampak berbenjol-benjol
Pada janin yang telah meninggal dan tidak dikeluarkan dapat terjadi proses
modifikasi janin karena cairan amnion menjadi kurang oleh sebab diserap. Ia
menjadi agak gepeng (fetus kompresus), dalam tingkat lebih lanjut ia menjadi
Kemungkinan lain pada janin mati yang tidak lekas dikeluarkan ialah
pada abortus inkomplit bisa sedikit sampai banyak dan dapat bertahan selama
beberapa hari atau minggu. Abortus inkomplit dapat diikuti oleh nyeri kram
ringan yang mirip nyeri menstruasi atau nyeri pinggang bawah. Nyeri pada
7
abortus dapat terletak disebelah anterior dan berirama seperti nyeri pada
persalinan biasa.9
Serangan nyeri tersebut bisa berupa nyeri pinggang bawah yang persisten
yang disertai perasaan tekanan pada panggul, atau nyeri tersebut bisa berupa nyeri
tumpul atau rasa pegal pada garis tengah pada daerah suprasimfisis yang disertai
dengan nyeri tekan didaerah uterus. Bagaimanapun bentuk nyeri yang terjadi,
prognosa yang jelek. Namun demikian, pada sebagian wanita yang menderita
nyeri dan terancam mengalami abortus, perdarahan bisa berhenti, rasa nyeri hilang
1.7 Diagnosis
ostium uteri eksternum, disertai rasa mules sedikit atau tidak sama sekali.
servik sudah membuka dan jaringan dapat diraba dalam kavum uteri atau kadang-
kadang sudah menonjol dari ostium uteri eksternum, ditambah dengan tes
kehamilan yang positif. Perdarahan pada abortus inkomplit dapat banyak sekali,
sehingga dapat menyebabkan syok dan perdarahan tidak akan berhenti sebelum
USG yang menunjukkan cincin gestasional dengan bentuk yang jelas dan
8
memberikan gambaran ekho dibagian sentral dari bayangan embrio berarti hasil
Kantong gestasional tanpa gambaran ekho sentral dari embrio atau janin
diameter kantong gestasional seringkali lebih kecil dari yang semestinya untuk
umur kehamilan yang sama. Lebih lanjut, pada umur kehamilan 6 minggu dan
sesudahnya, gerakan jantung janin akan dapat dilihat secara jelas menggunakan
USG.13
1.8 Penatalaksanaan
terdiri dari dua pilihan dapat berupa tindakan bedah dapat juga dengan
menggunakan obat-obatan.8
pengeluaran hasil konsepsi dapat dilakukan secara digital atau dengan cunam
ovum untuk mengeluarkan hasil konsepsi yang keluar melalui servik. Jika
perdarahan berhenti, beri ergometrin 0,2mg I.M atau misoprosotol 400 mcg per
oral.
9
2. Jika evakuasi belum dapat segera dilakukan, beri ergometrin 0,2mg I.M
(diulangi setelah 15 menit jika perlu) atau misoprosotol 400mcg per oral
1. Berikan infus oksitosin 20 unit dalam 500ml cairan I.V (garam fisologik
Segera diberikan infus cairan NaCl fisiologis atau Ringer yang disusul
1.9 Komplikasi
1. Perdarahan
2. Perforasi
3. Infeksi
4. Syok
10
BAB II
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
Nama : Ny. F
Usia : 28 tahun
Alamat : Jalan Kubu Nan Salapan No. 33, Limo Kampuang Sungai
Pua
Anamnesis :
Seorang pasien wanita Ny.F usia 28 tahun masuk ke IGD RS. Achmad
Muchtar Bukittinggi pada tanggal 06 Juni 2017 pukul 05.41 WIB, dengan
Keluhan Utama :
Keluar darah dari kemalun sejak 12 jam yang lalu, bewarna merah
Tidak haid sejak 2,5 bulan yang lalu. HPHT 30 Maret 2017. Taksiran
11
Ini merupakan kehamilan kedua
Riwayat trauma tidak ada, riwayat keputihan tidak ada, riwayat demam
tidak ada
RHM : mual (+), muntah (+), perdarahan per vaginam (+) sedikit
RHT : -
Riwayat menstruasi: menarche usia 14 tahun, siklus teratur, lama 5-7 hari,
atau kejiwaan.
Riwayat Psikososial :
12
Pekerjaan Ibu : Ibu rumah tangga
Pekerjaan Suami : swasta
Jumlah anggota keluarga : 3 orang
Penghasilan rata rata total ibu dan suami per bulan Rp 3.000.000,- ,
Riwayat Kebiasaan
1. Tahun 2015/ laki-laki/ 3100 gram/ aterm/ SC a.i PEB/ dokter Sp.OG/
Hidup
2. Sekarang
13
Riwayat Kontrasepsi : tidak ada riwayat penggunaan kontrasepsi
PEMERIKSAAN FISIK
Nadi : 88x/menit
Nafas : 20x/menit
Suhu : 37oc
STATUS INTERNUS
STATUS OBSTETRIKUS
14
Mammae : membesar, A/P hiperpigmentasi
Abdomen :
(-)
ballotement (+)
Perkusi : timpani
Genitalia
Inspekulo :
portio : Mulut portio lunak, tumor (-), fluksus (+), laserasi (-),
VT Bimanual
Pemeriksaan tambahan :
Hb : 12 g/dl
Leukosit : 14.600/mm3
15
USG : Tampak sisa konsepsi di dalam kavum uteri
Diagnosis kerja
Inform content
- Pematangan serviks
Rencana : Kuretase.
Follow Up
16
Tanggal 07 Februari 2017, jam 07.00 WIB
Suhu : 36,80 C
Abdomen
Perkusi : timpani
Sikap:
- Bedrest
Terapi:
17
Metronidazol 3 x 500 mg (p.o)
Rencana:
- Pulang
18
BAB III
DISKUSI
defenisinya adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar
kandungan, dengan usia kurang dari 20 minggu dan berat janin belum mencapai
500 gram. Diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesis pada pasien keluar darah
dari kemluan sejak 12 jam yang lalu, riwayat hamil muda positif, perdarahan
pervaginam yang banyak sejak 12 jam sebelum masuk rumah sakit, berbongkah-
2 hari yang lalu sudah terdapat flek merah kehitaman yang tidak terlalu banyak.
Menurut literatur, gejala yang timbul pada abortus inkomplit antara lain
perdarahan yang sedikit sampai banyak dan dapat bertahan selama beberapa hari
atau minggu. Perdarahan pada abortus inkomplit dapat banyak sekali, sehingga
menyebabkan syok dan perdarahan tidak akan berhenti sebelum sisa hasil
konsepsi dikeluarkan. Pada kasus ini telah dilakukan USG untuk melihat sisa
Mola hidatidosa. Hasil USG didapatkan sisa konsepsi di dalam kavum uteri. Hasil
USG ini dapat menegakkan lagi diagnosa abortus inkomplit. Abortus inkomplit
dapat diikuti oleh nyeri kram ringan yang mirip dengan nyeri menstruasi atau
berwarna merah kehitaman, porsio multipara, ukuran sebesar jempol kaki dewasa,
19
OUE terbuka 1 cm, dan tampak darah mengalir dari kanalis servikalis. Pada
Penyebab abortus secara garis besar terbagi menjadi dua berdasarkan faktor
maternal dan faktor hasil konsepsi. Dari faktor konsepsi, kelainan perkembangan
tampak bahwa 50-60% dari abortus dini spontan berhubungan dengan anomali
kromosom pada saat konsepsi. Akan tetapi adanya kelainan kromosom pada
janinnya yang menjadi penyebab abortus tidak dapat dibuktikan sebab tidak
penggunaan obat-obatan maupun riwayat trauma tidak ditemukan pada pasien ini.
Namun terdapat salah satu faktor risiko yang meningkatkan kejadian aborsi pada
pasien ini, yaitu obesitas. Sementara, gangguan endokrin yang sering menjadi
penyebab pada abortus yaitu gangguan hormon tiroid, baik hipertiroid maupun
kelainan tersebut.
sesuai dengan literatur yang menyatakan bahwa pada abortus inkomplit harus
segera dibersihkan dengan kuretase karena selama masih ada sisa plasenta akan
cefotaxime 2x1 gram. Antibiotik diberikan atas pertimbangan pada pasien abortus
inkomplit kecenderungan untuk terjadi infeksi lebih besar, dan didukung dengan
20
leukosit pasien yang tinggi yaitu 14.600/ mm3 . infeksi dalam uterus dan adneksa
dapat terjadi dalam setiap abortus tetapi biasanya didapatkan pada abortus
inkomplit yang berkaitan erat dengan suatu abortus yang tidak aman (unsafe
terjadi perdarahan.
Prognosis pada pasien ini terbilang baik karena umur pasien yang masih
muda disertai dengan keadaan klinis pasien yang stabil setelah kuretase. Pasien
kemudian.
21
DAFTAR PUSTAKA
1. Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SV, Spong CY, Dashe JD, dkk.
McGrawHill; 2014.
208(1):S76, 2013.
8, 2009.
22
8. World Health Organization. First trimester abortion guidelines and
23