Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Disusun oleh:
Nama : 1. Ari Mustofa (14040073)
Puji syukur penulis atas kehadirat Allah SWT, atas berkat dan anugrah-
Nya sehingga penulis telah dapat menyelesaikan penulisan makalah yang berjudul
Dampak Penambangan Freeport Bagi Indonesia. Adapun penulisan makalah ini
dimaksudkan sebagai salah satu tugas dan syarat kelulusan mata kuliah tersebut.
Tidak lupa Penulis ucapkan terima kasih kepada Bapak/Ibu yang telah berjasa
mencurahkan ilmu kepada penulis.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada :
1. Bapak Marsda TNI (Purn) Dr(kan).Ir.Drs. T Ken Darmastono ,M.Sc
selaku ketua STT Adisutjipto.
2. Bapak Abdul Haris Subarjo S.Si., Apt., M.Sc selaku dosen pengajar.
3. Orang tua penulis yang senantiasa memberikan doa dan dukungan.
4. Rekan-rekan sesama dan semua pihak yang telah banyak membantu dan
memberi dorongan dalam penyusunan karya ilmiah ini.
Hasil penelitian ini tentu belumlah sempurna. Namun, bagi penulis ini
sangatlah berarti terutama dapat memberikan dorongan untuk mengisi masa depan
yang penuh tantangan. Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat
menjadi sesuatu yang berguna bagi semua pihak.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ...............................................................................................i
DAFTAR ISI ..............................................................................................................ii
BAB I. PENDAHULUAN .........................................................................................1
A. Latar Belakang ...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..........................................................................................2
C. Tujuan.............................................................................................................2
D. Manfaat ..........................................................................................................2
BAB II. PEMBAHASAN ..........................................................................................3
A. Sejarah dan Kondisi Pertambangan Freeport .................................................3
B. Dampak Fisik Pertambangan Freeport ...........................................................5
C. Dampak Sosial dan Budaya Pertambangan Freeport .....................................7
D. Dampak Ekonomi Pertambangan Freeport ....................................................9
BAB III. PENUTUP ..................................................................................................10
A. Kesimpulan ....................................................................................................10
B. Saran ...............................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................11
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
Manfaat Penulisan Makalah ini tidak lain adalah agar dapat memperluas
pengetahuan dan pemahaman tentang dampak P.T Freeport bagi Indonesia.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Freeport pada tahun 2012, yaitu menjual 915.000 ons (28,6 ton) emas dan 716 juta
pon (358 ribu ton) tembaga dari tambang Grasberg di Papua. Hasil penjualan
emas itu menyumbang 91% penjualan emas perusahaan induknya.
Berdasarkan laporan keuangan Freeport McMoran, total penjualan emas
Freeport sebanyak 1,01 juta ons (31,6 ton) emas dan 3,6 miliar pon ( 1,8 juta ton)
tembaga. Penjualan tembaga asal Indonesia menyumbang seperlima penjualan
komoditas sejenis bagi perusahaan induknya.
Harga komoditas pertambangan memang turun belakangan ini lantaran
rendahnya permintaan di pasar dunia. Namun, kondisi ini tidak terlalu
berpengaruh terhadap keuntungan perusahaan. Buktinya, laba Freeport naik
sekitar 16 persen pada kuartal keempat tahun lalu menjadi USD 743 juta (Rp 7,2
triliun). Total pendapatan juga meningkat menjadi USD 4,51 miliar dari USD 4,16
miliar pada periode sama tahun sebelumnya.
Pada Maret 1973, Freeport memulai pertambangan terbuka di Ertsberg,
kawasan yang selesai ditambang pada tahun 1980 dan menyisakan lubang
sedalam 360 meter. Pada tahun 1988, Freeport mulai mengeruk cadangan raksasa
lainnya, Grasberg, yang masih berlangsung saat ini. Lubang tambang Grasberg
telah mencapai diameter 2,4 kilometer pada daerah seluas 499 hektar dengan
kedalaman 800 meter. Diperkirakan terdapat 18 juta ton cadangan tembaga, dan
1.430 ton cadangan emas yang tersisa hingga rencana penutupan tambang pada
2041. Bahkan ada spekulasi bahwa PT. Freeport Indonesia juga memproduksi
uranium, suatu zat yang sangat dicari oleh banyak negara di dunia untuk
kebutuhan energi, walaupun sebenarnya hal ini belum terbukti secara sah.
Aktivitas Freeport yang berlangsung dalam kurun waktu 46 tahun telah
menimbulkan berbagai dampak. Dampak yang ditimbulkan itu sangat kompleks
dan semakin parah dalam kurun 5 tahun terakhir, meliputi dampak fisik maupun
dampak sosial
4
B. Dampak Fisik Pertambangan Freeport
5
Australia dan juga ambang batas ilmiah phytotoxicity. Hal ini menunjukkan
kemungkinan timbulnya dampak racun pada pertumbuhan tanaman.
Pengujian dan pengambilan sampel lapangan menunjukkan bahwa
tanaman yang tumbuh di tailing mengalami penumpukan logam berat pada
jaringan (tissue), menimbulkan bahaya pada mahluk hutan yang
memakannya. Semua spesies hewan disekitar Freeport terkena dipastikan
terkena racun yang berasal dari logam
5. Perusakan habitat muara
Tailing sungai Freeport-Rio Tinto akan merusak hutan bakau seluas 21
sampai 63 km2 akibat sedimentasi. Kanal-kanal muara sudah tersumbat
tailing dan dengan cepat menjadi sempit dan dangkal. Kekeruhan air muara
pun telah jauh melampaui standar yang diterapkan di Australia, sehingga
menghambat proses fotosintesa perairan.
6. Kontaminasi pada rantai makanan di muara
Logam dari tailing menyebabkan kontaminasi pada rantai makanan di
Muara Ajkwa. Daerah yang dimasuki tailing Freeport menunjukkan
kandungan logam berbahaya yang secara signifikan lebih tinggi dibanding
dengan muara-muara terdekat yang tak terkena dampak dan dijadikan acuan.
Logam berbahaya tersebut adalah tembaga, arsenik, mangan, timbal, perak
dan seng. Satwa liar di daerah hutan bakau terpapar logam berat karena
mereka makan tanaman dan hewan tak bertulang belakang yang menyerap
logam berat dari endapan tailing, terutama tembaga.
7. Gangguan ekologi
Adanya pengendapan tailing maka ekosistem yang berfungsi dan
beraneka ragam dengan ikan dan udang yang melimpah berbanding terbalik
dengan kenyataan bahwa bagian luar Muara Ajkwa, termasuk daerah pantai
Laut Arafura, mengalami penurunan jumlah hewan yang hidup dasar laut
(bottom-dwelling animals) sebesar 40% hingga 70%.
8. Dampak pada Taman Nasional Lorenz
Taman Nasional Lorenz yang terdaftar sebagai warisan dunia,
wilayahnya mengelilingi daerah konsesi Freeport. Untuk melayani
kepentingan tambang, luas taman nasional telah dikurangi. Kawasan pinus
6
pada situs Warisan Dunia ini terkena dampak air tanah yang sudah tercemar
buangan limbah batuan yang mengandung asam dan tembaga dari tailing
Freeport-Rio Tinto.
9. Regenerasi di Daerah Tumpukan Tailing
Tailing tambang pada akhirnya akan meliputi 230 km2 DAS Ajkwa,
pada kedalaman hingga 17 meter. Daerah tailing ini kekurangan karbon
organik dan gizi kunci lainnya, dengan kapasitas menahan air yang sangat
buruk. Kawasan DAS Ajkwa yang luas yang telah mengalami kematian
tumbuhan akibat tailing tidak akan pernah bisa kembali ke komposisi semula
meski pembuangan tailing berhenti.
10. Transparansi
Terlepas dari keharusan legal untuk menyediakan akses publik terhadap
informasi terkait lingkungan, perusahaan belum pernah mengumumkan
dokumen-dokumen pentingnya. Freeport-Rio Tinto juga tak pernah
mengumumkan laporan audit eksternal independen sejak 1999. Dengan
demikian perusahaan melanggar persyaratan ijin lingkungan.
7
dihargai sebagai manusia, makapersolan PT. Freeport harus diselesaikan dengan
melibatkan kedua suku tersebut sebagai masyarakat adat pemilik sumber daya
alam tambang tersebut.
Meski di tanah leluhurnya terdapat tambang emas terbesar di dunia, orang
Papua khususnya mereka yang tinggal di Mimika, Paniai, dan Puncak Jaya pada
tahun hanya mendapat rangking Indeks Pembangunan Manusia ke 212 dari 300an
lebih kabupaten di Indonesia. Hampir 70% penduduknya tidak mendapatkan akses
terhadap air yang aman, dan 35.2% penduduknya tidak memiliki akses terhadap
fasilitas kesehatan. Selainitu, lebihdari 25% balita juga tetap memiliki potensi
kurang gizi.
Dampak lain dari kehadiran Freeport di Indonesia adalah terjadinya
berbagai kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM), sebagai akibat protes
masyarakat terhadap Freeport yang terkesan tidak memperhatikan kesejahteraan
masyarakat Adat Suku Amungme dan Komoro yang disebut sebagai pemilik
tanah, emas, tembaga, hutan yang kemudian dikuasai oleh pihak perusahaan.
Dalam aksi protes, masyarakat selalu berhadapan dengan pihak aparat keamanan
(TNI/POLRI), yang bertugas mengamankan Perusahaan, maka terjadilah
pelanggaran Hak Asasi Manusia. Kasus pelanggaran HAM di wilayah
penambangan berlangsung cukup lama sejak hadirnya Freeport hingga kini.
Dari data BPS, Jumlah orang miskin di tiga kabupaten tersebut, mencapai
lebih dari 50% total penduduk. Artinya, pemerataan kesejahteraan tidak terjadi.
Meskipun pengangguran terbuka rendah, tetapi secara keseluruhan pendapatan
masyarakat setempat mengalami kesenjangan. Bisa jadi kesenjangan yang muncul
antara para pendatang dan penduduk asli yang tidak mampu bersaing di tanahnya
sendiri. Bisa jadi pula, angka presentase yang menunjukkan kemiskinan, seperti
akses terhadap air bersih, kurang gizi, akses terhadap sarana kesehatan
mengandung bias rasisme. Artinya, kemiskinan dihadapi oleh penduduk asli dan
bukan pendatang.
Sedangkan dampak sosial dari pembuangan tailing kesungai Aikwa
terhadap kedua suku tersebut maupun suku-suku lain dari Papua, dapat terlihat
dekat dengan mata dimana kota Timika yang dulunya banyak dusun sagu yang
memberi makan bagi masyarakat adat Kamoro, dan suku-suku lain dari Papua
8
maupun Indonesia yang tinggal di kota Timika telah rusak. Akibatnya masyarakat
tidak bisa mendapatkan sagu sebagai sumber makanan pokok mereka, disamping
itu berkembang pesatnya pembangunan yang didukung oleh Freeport membuat
suku Amungme dan Kamoro menjadi minoritas di atas tanahnya sendiri. Dengan
peralatan sederhana, mereka, baik pendatang maupun masyarakat local, berani
mempertaruhkan nasib, bahkan nyawa, demi mencari konsentrat emas. Kebetulan,
metode penambangan oleh Freeport memang tidak bisa 100% menangkap
konsentrat emas yang ada dalam bijih.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
1. Melakukan evaluasi terhadap seluruh aspek pertambangan Freeport
terutama aspek pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan.
2. Melakukan perubahan Kontrak Karya Freeport yang lebih menguntungkan
bagi negara pada umumnya dan bagi rakyat Papua pada khususnya.
3. Memberi fasilitas konsultasi penuh dengan penduduk asli Papua terutama
yang berada di wilayah operasi Freeport dan pihak berkepentingan lainnya
mengenai masa depan pertambangan tersebut.
4. Memetakan dan mengkaji sejamlah skenario bagi masa depan Freeport,
termasuk kemungkinan penutupan, kapasitas produksi dan pengolahan
limbah.
10
DAFTAR PUSTAKA
11