Você está na página 1de 4

ADENOKARSINOMA ENDOMETRIUM

A. DEFINISI
Karsinoma endometrium adalah tumor ganas epitel primer di endometrium, umumnya
dengan diferensiasi glandular dan berpotensi mengenai miometrium. Kebanyakan kasus
karsinoma endometrium sering dihubungkan dengan endometrium terpapar stimulasi
estrogen secara kronis.1 Karsinoma endometrium sering memperlihatkan beragam jenis
diferensiasi, termasuk diferensiasi musinosa, tubal (bersilia), dan gepeng (kadang-kadang
adenoskuamosa) di epitel neoplastiknya. Tumor ini berasal dari mukosa, kemudian menyebar
ke miometrium dan masuk ke rongga vaskuler, disertai metastasis ke kelenjar getah bening
regional (Kumar, 2007).

B. INSIDENSI

Sekitar 70% dari semua wanita yang didiagnosa karsinoma endometrium adalah
pascamenopause. Selain usia, faktor risiko karsinoma endometrium yang lainnya adalah
kegemukan yang disebabkan oleh peningkatan sintesis estrogen dalam simpanan lemak,
diabetes, hipertensi, infertilitas pada pasien tidak menikah, nulipara, dan wanita yang sering
mengalami siklus anovulatorik (Kumar, 2007).

Kanker endometrium adalah keganasan keempat yang paling umum pada wanita,
mewakili 7% dari semua kasus kanker baru di Amerika Serikat. Sebanyak 10.170 wanita
diperkirakan meninggal karena kanker endometrium pada tahun 2015. Kejadian kanker
endometrium meningkat 2,4% per tahun dari tahun 2007 sampai 2011, dan tingkat kematian
meningkat sebesar 1,9% per tahun. Tingkat kelangsungan hidup rata-rata 5 dan 10 tahun
masing-masing adalah 82% dan 79% (Buhtoiarova, 2016).

C. ETIOLOGI

Karsinoma endometrium biasanya muncul dan menyerang pada pada umur seseorang
telah memasuki umur dekade ke-6 hingga ke-7. Meskipun penyebab kangker yang relatif
umum, namun jenis kangker ini bukanlah penyebab kematian yang utama. Penyebab kangker
ini belum diketahui secara mendetai,dan yang pasti penyebab kangker ini disebabkan ketidak
seimbangan hormon estrogen pada saat mesa menpouse, dan juga bisa disebabkan karena
penggunaan yang terlalu lama obat tamoxifen sitrat dan nuliparitas (Buhtoiarova, 2016)
D. PATOGENESIS

Awalnya hipotesa bahwa hiperplasia endometrium mewakili kontinum morfologis dari


hiperplasia kistik jinak ke hiperplasia kompleks atipikal, yang mungkin merupakan prekursor
langsung karsinoma endometrium. Beberapa penelitian terbaru menunjukkan bahwa
hiperplasia endometrium dan kanker endometrium adalah dua entitas yang berbeda, dan ciri
pembedanya adalah ada tidaknya atypia sitologis. Studi menunjukkan bahwa pasien yang
memiliki hiperplasia endometrium tanpa atypia merespons terapi progestin dengan baik dan
tidak meningkat. Risiko kanker; Namun, pasien dengan atypia sitologi hanya menunjukkan
respons 50 persen terhadap terapi progestin, dan kanker berkembang pada 25 persen kasus
(Siegel, Miller, & Jemal, 2017)..

E. GAMBARAN KLINIS

Lebih dari 90% penderita dengan karsinoma endometrium mengeluhkan adanya


perdarahan dari vagina. Pada umumnya perdarahan dijumpai pada penderita
pascamenopause. Pada premenopause mempunyai siklus haid yang abnormal. Jarang sekali
pasien mempunyai keluhan penekanan atau rasa tidak nyaman pada pelvis, yang merupakan
tanda dari ekstensi penyakit ekstra uterus (Kodrat, 2011).

Sebanyak 5-17% penderita adalah asimptomatis. Pada keadaan ini, penyakit sering kali
ditemukan melalui pemeriksaan pap smear, atau secara tidak sengaja pada spesimen
histerektomi atau pada gambaran radiologis abnormal pada uterus berupa penebalan dinding
endometrium pada tampilan USG pelvis (kodrat,2011).

F. GAMBARAN HISTOPATOLOGIS
Tampak terdapat pembengkakan serta pembesaran pada uterus yang disebabkan oleh
sel kangker yang bersifat ganas, dan biasanya menyebabkan pendarahan seta mengalami
keputiahan (Siegel, Miller, & Jemal, 2017)

Tingkat histologis pada kanker endometrium didefinisikan berdasarkan diferensiasi


tubular dan pleomorfisma nuklir. Kanker endometrium yang dibedakan dengan baik
menunjukkan nukleus oval seragam dengan kromatin merata dan pola pertumbuhan tumor
yang solid (tanpa pembentukan lumen) hanya pada sebagian kecil tumor. Pada nukleus
kanker yang tidak terdiferensiasi dengan baik dengan kromatin kasar dan nukleolat menonjol
diamati dan lebih dari 50% tumor terdiri dari massa pada (Horn, Meinel, Handzel, &
Einenkel, 2007).

H. PROGNOSIS

Tingkat untuk survival survival 5 tahun untuk kanker rahim (endometrium) adalah 84%
untuk wanita kulit putih dan 62% untuk wanita kulit hitam, sebagian karena wanita kulit
putih lebih mungkin dibandingkan wanita kulit hitam yang dianalisis dengan penyakit
stadium awal, namun, kelangsungan hidup secara substansial lebih rendah untuk wanita kulit
hitam (Siegel, Miller, & Jemal, 2017)

.
DAFTAR PUSTAKA

Kumar V, Cotran RS, Robbins SL. 2007. Buku ajar patologi. 7nd ed, Vol. 2. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran EGC

Henry Kodrat1, Nana Supriana1, Gatot Purwoto2, Laila Nuranna2. Radioterapi & Onkologi
Indonesia Vol 2(1) Mar 2011:26 -36

Buhtoiarova, T. N., Brenner, C. A., & Singh, M. (2016). Endometrial Carcinoma Role of
Current and Emerging Biomarkers in Resolving Persistent Clinical Dilemmas. Am J
Clin Pathol January, 145, 821. https://doi.org/10.1093/AJCP/AQV014

Horn, L.-C., Meinel, A., Handzel, R., & Einenkel, J. (2007). Histopathology of endometrial
hyperplasia and endometrial carcinoma. Annals of Diagnostic Pathology, 11(4), 297
311. https://doi.org/10.1016/j.anndiagpath.2007.05.002

Siegel, R. L., Miller, K. D., & Jemal, A. (2017). Cancer statistics, 2017. CA: A Cancer
Journal for Clinicians, 67(1), 730. https://doi.org/10.3322/caac.21387

Você também pode gostar