Você está na página 1de 7

1

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Masalah HIV/AIDS adalah masalah besar yang mengancam indonesia dan
banyak negara diseluruh dunia. UNAITS, badan WHO yang mengurusi masalah
AIDS, memperkirakan jumlah odha diseluruh dunia pada desember 2004 adalah
35,9-44,3 juta orang saat ini tidak ada negara yang bebas dari HIV/AIDS. HIV
/AIDS menyebabkan berbagai krisis secara bersamaan, menyebabkan krisis
kesehatan, krisis pembangunan negara, krisis ekonomi, pendidikan dan juga krisis
kemanusiaan. Dengan kata lain HIV/AIDS menyebabkan krisis multi dimensi.
Sebagai krisis kesehatan, AIDS memerlukan respons dari masyarakat dan
memerlukan layanan pengobatan dan perawatan untuk individu yang terinfeksi.
1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah yang menjadi pokok
bahasan adalah Bagaimana mana konsep Dasar Perawatan HIV/AIDS?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan Umum:
Diaharapkan mahasiswa dapat memahami dan dapat mengerti tentang
konsep dasar Perawatan HIV/AIDS
1.3.2 Tujuan Khusus:
Adapun tujuan Khusus dari pembuatan makalah ini yaitu
1. Mengetahui pengertian HIV/AIDS
2. Mengetahui perkembangan HIV/AIDS Di Indonesia
3. Mengetahui Perkembangan Di Dunia
1.4 Manfaat Penulisan
Bagi penulis menambah pengetahuan dan wawasan tentang konsep dasar
perawatan dasar HIV/AIDS agar dapat diketahui pengertian dan
perkembangannya.

1
2

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) dapat diartikan sebagai
kumpulan gejala atau penyakit yang disebabkan oleh menurunnya kekebalan
tubuh akibat infeksi oleh virus HIV (Human Immunodificiency Virus) yang
termasuk family retroviridae. AIDS merupakan tahap akhir dari infeksi HIV.
AIDS adalah kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh virus HIV
(Human Immunodeficiency Virus) yang mengakibatkan rusaknya/menurunnya
sistem kekebalan tubuh terhadap berbag ai penyakit.
Apabila HIV ini masuk ke dalam peredaran darah seseorang, maka HIV
tersebut menyerap sel-sel darah putih. Sel sel darah putih ini adalah bagian dari
sistem kekebalan tubuh yang berfungsi melindungi tubuh dari serangan penyakit.
HIV secara berangsulr-angsur merusak sel darah putih hingga tidak bisa berfungsi
dengan baik.
2.2 Perkembangan HIV/AIDS Di Indonesia
Penularan HIV/AIDS terjadi akibat melalui cairan tubuh yang mengandung
virus HIV yaitu melalui hubungan seksual, baik homoseksual
maupunheteroseksual, jarum suntik pada pengguna narkotika, dan transfusi darah
dan dari ibu yang terinfeksi HIV/AIDS ke bayi yang dilahirkannya oleh karena itu
kelompok resiko tinggi HIV/AIDS misalnya pengguna narkotika pekerja sek
komersil dan pelanggannya serta narapidana.
Namun infeksi HIV/AIDS saat ini mengenai semua golongan masyarakat,
baik kelompok resiko tinggi maupun masyarakat umum. Pada awalnya, sebagai
besar odha berasal dari kelompok homoseksual maka kini telah terjadi pergesaran
dimana persentase penularan secara heteroseksual dan pengguna narkotika
semakin meningkat. Beberapa bayi yang tertular HIV/AIDS dari ibunya
menunjukan tahap yang lebih lanjut dari tahap penularan heteroseksual.
Sejak 1985 sampai tahun 1996 kasus AIDS masih jarang ditemukan di Indonesia.
Semakin besar odha pada periode itu berasal dari kelompok homoseksual.
Kemudian jumlah kasus baru HIV/AIDS semakin meningkat dan sejak
pertengahan tahun 1999 mulai terlihat peningkatan tajam yang terutama yang

2
3

disebabkan akibat penularan melalui narkotika suntik. Sampai dengan akhir maret
2005 tercatat 6.779 kasus HIV/AIDS yang dilaporkan. Jumlah itu tentu masih
sangat jauh dari jumlah sebenarnya. Departemen kesehatan RI pada tahun 2002
memperkirakan jumlah penduduk Indonesia yang terinfeksi HIV/AIDS adalah
antara 90.000 sampai 130.000 orang.
Sebuah survei yang dilakukan ditanjung balai karimun menunjukan
peningkatan jumlah pekerja sek komersil (PSK) yang terinfeksi HIV yaitu dari 1%
pada tahun 1995/1996 menjadi lebih dari 8,38% pada tahun 2000. Sementara itu
surfei yang dilakukan pada tahun 2000 meunjukan angka infeksi HIV yang cukup
tinggi dilingkungan PSK di mereuke yaitu 5-25,6%, 3,36% di Jakarta Utara dan
5,5% di Jawa Barat.
Fakta yang paling mengkhawatirkan bahwa peningkatan HIV yang semakin
meningkat nyata pada penggunaan narkotika. Padahal sebagian besar odha yang
merupakan pengguna narkotika adlah remaja dan usia dewasa muda yang
merupakan kelompok usia produktif. Anggapan bahwa penggunaan narkotika
hanya berasal dari keluarga broken home dan kaya juga tampaknya semakin
lentur. Pengaruh teman sebaya tampaknya lebih menonjol.
Surveilens pada donor darah dan ibu hamil biasanya digunakan sebagai
indikator untuk menggambarkan infeksi HIV/AIDS pada masyarakat umum. Jika
pada tahun 1990 belum ditemukan donor darah di PMI yang tercemar HIV, maka
pada periode selanjutnya ditemukan infeksi HIV yang jumlahnya makin lama
semakin meningkat persentase kantong darah yang di nyatakan tercemar HIV
adalah 0,002% pada periode 1992/1993.
Saat ini diperkirakan ada 510 juta orang pengidap HIV (Human Immuno
Deficeincy Virus) yang belum menunjukkan gejala apapun tetapi potensial
sebagai sumber penularan. Disamping itu telah dilaporkan adanya lebih kurang
100.000 orang penderita AIDS dan 300.000500.000 orang penderita ARC (AIDS
Related Complex) sampai 1 Maret 1989 telah dilaporkan 141.000 kasus AIDS ke
WHO oleh 145 negara. AIDS adalah suatu penyakit yang sangatberbahaya
karenamempunyai Case Fatality Rate 100 % dalam 5 tahun, artinya dalam waktu
5 tahun setelah diagnosis AIDS ditegakkan, semua penderita akan meninggal.
Pada populasinormal Adult Mortality Rate adalah 50/10.000 bila seroprevalensi
4

infeksi HIV adalah 10 % maka dalam 5 tahun mendatang Adult Mortality Rate ini
akan meningkat dua kali menjadi 100/10.000. Berdasarkan data yang
dikumpulkan sampai 3 Maret 1998, infeksi HIV/AIDS telahmenyebar di 22
propinsi yaitu Daerah Istimewa Aceh 1 penderita, Sumatera Utara 25 penderita,
Sumatera Barat 1 penderita, Riau 70 penderita, Sumatera Selatan 26 penderita,
DKI Jakarta 181 penderita, Jawa Barat 19 penderita, Jawa Tengah 14 penderita,
DI Yogyakarta 5 penderita, Jawa Timur 43 penderita, Kalimantan Barat 4
penderita, Kalimantan Tengah 4 penderita, Kalimantan Selatan 3 penderita,
Kalimantan Timur 8 penderita, Sulawesi Utara 3 penderita, Sulawesi Selatan 4
pnederita, Bali 43 penderita, NTB 2 penderita, NTT 1 penderita, Maluku 16
penderita, Irian Jaya 137 penderita, Timor-Timor 1 penderita.
Indonesia dianggap rentan terhadap epidemi HIV/AIDS karena banyak
faktor yang mendorong antara lain : adanya prilaku seksual yang berisiko (WTS),
kemiskinan, banyaknya pelabuhan yang disinggahi orang asing.
2.3 Perkembangan HIV/AIDS di Dunia
Kasus pertama ditemukan di San Fransisco pada seorang gay tahun 1981.
Menurut UNAIDS(Badan PBB untuk penanggulangan AIDS) s/d akhir 1995,
jumlah orang yang terinfeksi HIV (Human Immuno-deficiency Virus) di dunia
telah mencapai 28 juta dimana 2,4 juta diantaranya adalah kasus bayi dan anak.
Setiap hari terjadi infeksi baru sebanyak 8500 orang, sekitar 1000 diantaranya
bayi dan anak.
Sejumlah 5,8 juta orang telah meninggal akibat AIDS (Acquired Immuno
Deficiency Syndrome), 1,3 juta diantaranya adalah bayi dan anak. -AIDS telah
menjadi penyebab kematian utama di Amerika Serikat, Afrika Sub-sahara dan
Thailand. Di Zambia, epidemi AIDS telah menurunkan usia harapan hidup dari 66
tahun menjadi 33 tahun, di Zimbabwe akan menurun dari 70 tahun menjadi 40
tahun dan di Uganda akan turun dari 59 tahun menjadi 31 tahun pada tahun 2010.
Distribusi umur penderita AIDS di AS, Eropa dan Afrika tidak berbeda jauh,
kelompok terbesar berada pada umur 3039 tahun, dan menurun pada kelompok
umur yang lebih besar dan lebih kecil. Hal ini membuktikan bahwa transmisi
seksual baik homo maupun heteroseksual merupakan pola transmisi utama.
Mengingat masa inkubasi AIDS yang berkisar dari 5 tahun ke atas, maka infeksi
5

terbesar terjadi pada kelompok umur muda/seksual paling aktif yaitu 2030 tahun.
Rasio jenis kelamin pria, wanita di Negara pola I adalah 1015 : 1 karena
sebagian besar penderita adalah kaum homoseksual, sedangkan di negara-negara
pola II, rasio ini adalah 1 : 1. Perbandingan antara penderita dari daerah urban
(perkotaan) dan rural (pedesaan)umumnya lebih tinggi di daerahurban, karena di
kota lebih banyak dilakukan promiskuitas(hubungan seksual dengan banyak mitra
seksual), maka kelompok masyarakat berisiko tinggiadalah kelompok masyarakat
yang melakukan promiskuitas, yaitu kaum homoseksual termasuk kelompok
biseksual, heteroseksual, dan penyalahguna narkotik suntik, serta penerima
transfusi darah termasuk penderita hemofili dan penyakit-penyakit darah, anak
dan bayi yang lahir dari ibu pengidap HIV. Kelompok homoseksual (termausk
biseksual) kelompok ini termasuk kelompok terbesar pengidap HIV di Amerika
Serikat. Prevalensi infeksi HIV dikalangan ini terus meningkat dengan pesat. Di
San Fransisco pada tahun 1978, hanya 4 % kaum homoseksual diperkirakan
mengidap HIV, 3 tahun kemudian angka ini bertambah menjadi 24 %, 8 tahun
kemudian menjadi 80 % dan pada saat ini telah menjadi 100 %. Di London pada
tahun 1982, hanya 3,7 % kaum homoseksual mengidap HIV, 3 tahun kemudian
menjadi 21 % saat ini telah lebih dari 35 % sehinggadiperkirakan pada tahun 1990
menjadi 100 %. Kelompok heteroseksual, kelompok ini di Afrika merupakan
kelompok utama dimanahomoseksualitas tidak populer. Saat AIDS pertama kali
dideteksi pada kaum homoseksual dinegara-negara maju, pola hubungan
heteroseksual belum menjadi perhatian. Saat ini 4 % kasus AIDS berasal dari
kelompok ini. Jumlah ini terus meningkat sehingga diramalkan akan terjadi
epidemi AIDS kedua pada kaum heteroseksual. Sebagai perbandingan keadaan di
Amerika Serikat dan Afrika, maka dapatdiperbandingkan dari para penderita
penyakit menular seksual heteroseksual yang berobat ke rumah sakit, persentase
penderita dengan infeksi HIV di AS adalah 03,4 %, sedangkan di Afrika adalah
1829 %. Demikian pula dengan seroprevalensi HIV pada kaum laki-laki dan
wanita hamil di Amerika Serikat berkisar pada angka 2 %, sedangkan di Afrika
sampai 18 %. Dari data-data ini terlihat bahwa kelompok heteroseksual lebih
menonjol di Afrika. Pernah adaanggapan bahwa AIDS berasal dari pedalaman
Afrika dengan pola penyebaran heteroseksual. Dari penelitian akhir-akhir ini
6

ternyata prevalensi di daerah urban tetap lebih besardaripada di pedesaan sehingga


anggapan tersebut adalah tidak benar. Prevalensi di kalangan WTS di beberapa
tempat di Afrika Barat adalah 2088 % sedangkan di Eropa dan Amerika Serikat
berkisar antara 030 %. Kelompok heteroseksual risiko tinggi ini di Indonesia
adalah para WTS, para pramupijat, pramuria bar dan club malam dan para
pelanggannya. Kelompok penyalah guna narkotik suntik, mereka ini
menggunakan alat suntik bersama dan sering masih terdapat sisa darah di dalam
jarum atau alat suntik. Kelompok ini di Eropa meliputi 11 % dari semua kasus
AIDS dan di Amerika Serikat 25 % dari seluruh kasus AIDS.Lingkungan biologis,
sosial-ekonomi, budaya, agama sangat menentukan penyebaranAIDS.
Lingkungan biologis, adanya riwayat ulkus genitalis, herpes simpleks dan STS
(Serum Test for Syphilis) yang positif akan meningkatkan prevalensi infeksi HIV
karena luka-luka ini menjadi tempat masuknya HIV. Sel-sel limfosit T4/CD4 yang
mempunyai reseptor untuk menangkap HIV akan aktif mencari HIV di luka-luka
tersebut dan selanjutnya memasukkan HIV tersebut ke dalam peredaran darah.
Faktor biologis lainnya adalah penggunaan obat KB, pada para WTS di Nairobi
terbukti bahwa kelompok yang menggunakan obatKB mempunyai prevalensi HIV
lebih tinggi. Hal inimemerlukan penelitian lebih lanjut. Faktor sosial, ekonomi,
budaya dan agama secara bersama atau sendiri-sendiri sangat berpengaruh
terhadap prilaku seksual masyarakat. Bila semua faktor ini menimbulkan
permissiveness di kalangan kelompok seksual aktif maka mereka mudah masuk
ke dalam keadaan promiskuitas. Walaupun telah diketahui berbagai cara penularan
HIV/AIDS, penularan secara seksual adalah yang terbanyak, yaitu 83,3% dari 631
kasus yang dilaporkan.
7

BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Masalah HIV/AIDS adalah masalah besar yang mengancam indonesia dan
banyak negara diseluruh dunia. UNAITS, badan WHO yang mengurusi masalah
AIDS, memperkirakan jumlah odha diseluruh dunia pada desember 2004 adalah
35,9-44,3 juta orang saat ini tidak ada negara yang bebas dari HIV/AIDS. Sejak
1985 sampai tahun 1996 kasus AIDS masih jarang ditemukan di Indonesia.
Semakin besar odha pada periode itu berasal dari kelompok homoseksual.
Kemudian jumlah kasus baru HIV/AIDS semakin meningkat dan sejak
pertengahan tahun 1999 mulai terlihat peningkatan tajam yang terutama yang
disebabkan akibat penularan melalui narkotika suntik. Sampai dengan akhir maret
2005 tercatat 6.779 kasus HIV/AIDS yang dilaporkan, Sementara Perkembangan
HIV/AIDS di Dunia Kasus pertama ditemukan di San Fransisco pada seorang gay
tahun 1981.
Menurut UNAIDS(Badan PBB untuk penanggulangan AIDS) s/d akhir
1995, jumlah orang yang terinfeksi HIV (Human Immuno-deficiency Virus) di
dunia telah mencapai 28 juta dimana 2,4 juta diantaranya adalah kasus bayi dan
anak. Setiap hari terjadi infeksi baru sebanyak 8500 orang, sekitar 1000
diantaranya bayi dan anak.
3.2 Saran
Berdasarkan simpulan diatas diharapkan mahasiswa/i dapat mengetahui dan
memahami tentang Konsep DasarPerawatan HIV/AIDS. Apabila ada kekurangan
dalam pembuatan makalah ini, kami menerima masukan, kritikan dan saran yang
membangun penulisan makalah ini sehingga makalah ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi kita khususnya pihak yang memerlukan.

Você também pode gostar

  • Leaflet Memerah Asi
    Leaflet Memerah Asi
    Documento3 páginas
    Leaflet Memerah Asi
    LodiaKristinManipada
    100% (1)
  • Leaflet Perawatan Luka
    Leaflet Perawatan Luka
    Documento2 páginas
    Leaflet Perawatan Luka
    LodiaKristinManipada
    Ainda não há avaliações
  • Leaflet Anemia
    Leaflet Anemia
    Documento2 páginas
    Leaflet Anemia
    LodiaKristinManipada
    Ainda não há avaliações
  • SAP Luka Gangren
    SAP Luka Gangren
    Documento6 páginas
    SAP Luka Gangren
    LodiaKristinManipada
    Ainda não há avaliações
  • Woc Diabetes Mellitus
    Woc Diabetes Mellitus
    Documento4 páginas
    Woc Diabetes Mellitus
    desty s ika
    75% (4)
  • Woc CA Mamae
    Woc CA Mamae
    Documento2 páginas
    Woc CA Mamae
    DếltrặMếndrỏfẳ
    67% (3)
  • Woc SC
    Woc SC
    Documento1 página
    Woc SC
    LodiaKristinManipada
    Ainda não há avaliações
  • Woc SC
    Woc SC
    Documento1 página
    Woc SC
    LodiaKristinManipada
    Ainda não há avaliações
  • Kematian: Krsakan Glomerulus SCR Progresif
    Kematian: Krsakan Glomerulus SCR Progresif
    Documento2 páginas
    Kematian: Krsakan Glomerulus SCR Progresif
    Annis Laella Megassari
    Ainda não há avaliações
  • WOC Hernia
    WOC Hernia
    Documento2 páginas
    WOC Hernia
    LodiaKristinManipada
    Ainda não há avaliações
  • Woc Asfiksia
    Woc Asfiksia
    Documento1 página
    Woc Asfiksia
    LodiaKristinManipada
    Ainda não há avaliações
  • Woc Kanker Payudara
    Woc Kanker Payudara
    Documento2 páginas
    Woc Kanker Payudara
    LodiaKristinManipada
    100% (2)