Você está na página 1de 29

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Komunikasi

a. Pengertian Komunikasi Interpersonal

Komunikasi adalah suatu proses dalam mana seseorang atau

beberapa orang, kelompok, organisasi, dan masyarakat menciptakan,

dan menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan

orang lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau

verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.

(sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi diakses tanggal 1

januari 2015 / 02.00 ).

Komunikasi berarti suatu pertukaran pikiran dan perasaan.

Pertukarang tersebut dapat dilaksanakan dalam setiap bentuk Bahasa

seperti isyarat, ungkapan emosional,bicara atau Bahasa tulisan tetapi

komunikasi yang paling umum dan paling efektif dilakukan dengan bicara.

(Hurlock, dalam Sabrina, 2014).

Komunikasi antarpribadi ( Interpersonal communication ) adalah

kemunikasi antara orangorang secara tatap muka, yang memungkinkan

setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik

verbal maupun nonverbal (Mulyana dalam Windi, 2012 ).

Komunikasi interpersonal atau komunikasi antarpribadi adalah

proses pengiriman dan penerimaan pesanpesan antar dua orang atau

diantara sekelompok kecil orangorang dengan beberapa efek dan

11
12

beberapa umpan balik seketika. Komunikasi interpersonal merupakan

komunikasi didalam diri sendiri, didalam diri manusia terdapat komponen

komponen komunikasi seperti sumber, pesan, saluran penerima dan

balikan. Dalam komunikasi interpersonal hanya seorang yang terlibat.

Pesan mulai dan -berakhir dalam diri individu masingmasing.

Komunikasi interpersonal memperngaruhi komunikasi dan hubungan

dengan orang lain. Satu pesan yang dikomunikasikan , bermula dari diri

seseorang ( Muhammaddalam Sukaputri, 2012).

Setelah melalui proses interpersonal tersebut, maka pesanpesan

di sampaikan kepada orang lain. Komunikasi interpersonal merupakan

proses pertukaran komunikasi antara seseorang dengan seseorang

lainya atau biasanya diantara dua orang yang dapat langsung diketahui

balikanya. Denga bertambahnya orangorang yang terlibat dalam

komunikasi menjadi bertambah komplekslah komunikasi tersebut.

(Muhammaddalam Sukaputri, 2012)

Komunikasi antarpribadi juga didefinisikan sebagai komunikasi yang

terjadi diantar dua orang yang mempunyai hubungan yang terlihat jelas

diantara mereka, misalnya percakapan seseorang ayah dengan anak,

sepasang suami istri, guru dengan murid, dan lain sebagainya. Dalam

definisi ini setiap komunikasi baru di pandang dan dijelaskan sebagai

bahanbahan yang terintergrasi dalam tindakan komunikasi antarpribadi.

(Devitodalam Sukaputri, 2012)

Komunikasi interpersonal dibandingkan dengan komunikasi lainya,

dinilai paing ampuh dalam kegiatan megubah sikap, kepercayaan, opini

dan perilaku komunikan. Alasanya karena komunikasi ini berlangsung


13

tatap muka, oleh karena dengan komunikasi itu terjadilah konta pribadi

(personal contact) yaitu pribadi anda menyentuh pribadi komunikan.

Ketika menyampaikan pesan, umpan balik berlangsung seketika

(immediate feedback) mengetahui pada saat itu tanggapan komunikan

terhadap pesan yang dilontarkan pada ekspresi wajah dan gaya bicara.

Apabila umpan balik positif, artinya tanggapan itu menyenangkan, kita

akan mempertahankan gaya komunikasi sebaliknya jika tanggapan

komunikasi negatif, maka harus mengubahgaya komunikasi sampai

komunikasi berhasil.

Oleh karena kemapuan dalam megubah sikap, kepercayaan, opini

dan perilaku komunikan itulah maka bentuk komunikasi interpersonal

seringkali digunakan untuk menyampaikan komunikasi persuasif

(persuasive communication) yakni suatu teknik komunikasi secara

psikologis manusiawi yang sifatnya halus, luwes berupa ajakan, bujukan

atau rayuan. Dengan demikian maka setiap perilaku komunikasi akan

melakukan empat tindakan yaitu membentuk, menyampaikan, menerima

dan mengolah pesan, keempat tindakan tersebut lazimnya berlangsung

secara berurutan dan membentuk pesan diartikan sebagai menciptakan

ide atau dengan tujuan tertentu.

b. Model Komunikasi Interpersonal

Dalam proses komunikasi antarpribadi atau komunikasi

interpersonal arus komunikasi yang terjadi adalah sirkuler atau berputar,

artinya setiap individu mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi

komunikator dan komunikan. Karena dalam komunikasi antar pribadi efek

atau umpan balik dapat terjadi seketika. Untuk dapat mengetahui


14

komponen komponen yang terlibat dalam komunikasi antar pribadi dapat

di jelaskan melalui gambar berikut :

Gambar .2.1 bagan model komunikasi interpersonal secara umum

Dari gambar diatas dapat dijelaskan bahwa komponenkomponen

komunikasi antar pribadi adalah sebagai berikut :

1) Pengirimpenerima

Komunikasi anatar pribadi paling tidak melibatkan 2 orang,

setiap orang terlibat dalam komunikasi antarpribadi memfokuskan dan

mengirimkan serta mengirimkan pesan dan juga sekaligus menerima

dan memahami pesan. Intilah pengiriman pengiriman ini digunakan

untuk menekankan bahwa, fungsi pengiriman dan penerima ini

dilakukan oleh setiap orang yang terlibat dalam komunikasi

antarpribadi, contoh komunikasi antar orang tua dan anak.

2) EncodingDecoding

Encoding adalah tindakan maenghasilkan pesan, atrinya pesan-

pesan yang akan disampaikan dikode atau diformulasikan terlebih


15

dahulu dengan menggunakan katakata symbol dan sebagainya.

Sebaliknya tindakan untuk menginterpretasikan dan memahami

pesanpesan yang diterima, disebut juga sebagai Decoding. Dalam

komunikasi antarpribadi, karena pengiriman juga bertindak sekaligus

sebagai penerima, maka fungsi encodingdecoding dilakukan setiap

orang yang terlibat dalam kamunikasi antarpribadi.

3) PesanPesan

Dalam kemunikasi antarpribadi, pesanpesan ini bisa terbentuk

verbal (seperti katakata) atau nonverbal (gerak tubuh, symbol) atau

gabungan antar bentuk verbal dan nonverbal.

4) Saluran

Saluran ini berfungsi sebagai media dimana dapat

menghubungkan antara pengirim dan penerima pesan atau informasi.

Saluran komunikasi personal baik bersifat langsung perorangan

maupun kelompok lebiih persuasive dibandingkan dengan saluran

media massa. Hal ini desebabkan pertama, penyampaian komunikasi

personal dapat dilakukan secara langsung kepada khalayak. Contoh

dalam komunikasi dalam komuniksi antarpribadi kita bicar dan

mendengarkan (saluran indera pendengar demgam suara). Isyarat

visual atau sesuatu tampak (seperti gerak tubuh ,ekspresi wajah dan

lain sebagainya).

5) Gangguan atau Noise

Seringkali pesanpesan yag dikirim berbeda dengan pesan

diterima. Hal ini terjadi kerena gangguan saat berlangsung

komunikasi yang terdiri dari :


16

a) Gangguan Fisik

Gagguan ini biasanya berasal dari luar dan mengganggu

tranmisi fisik pesan, seperti kegaduhan, interupsi, jarak dan

sebagainya.

b) Gangguan Psikologis

Gangguan ini timbul karena adanya perbedaan gagasan dan

penilaian subyek diantara orang yang terlibat diantara orang yang

telibat dalam komunikasi seperti emosi, perbedaan nilainilai,

sikap dan sebagainya.

c) Gangguan Semantik

Gangguan ini terjadi katakata atau symbol yang digunakan

dalam komunikasi, seringkali memiliki arti ganda, sehingga

menyebabkan penerima gagal dalam menangkap dari maksud

maksud pesan yang disampaikan, contoh perbedaan Bahasa

yang digunakan dalam berkomunikasi.

6) Umpan Balik

Umpan balik memainkan peranan yang sangat penting dalam

proses komunikasi antarpribadi, karena pengirim dan penerima

secara terus menerus dan bergantian memberikan umpan balik dalam

berbagai cara, baik secara verbal maupun nonverbal. Umpan balik ini

bersifat positif apabila dirasa saling menguntungkan. Bersifat positif

apabila dirasa saling menguntungkan. Bersifat positif apabila

menimbulakan efek bersifat negatif apabila merugikan.


17

7) Bidang Pengalaman

Bidang pengalaman merupakan faktor yang paling penting

dalam fackor komunikasi antarpribadi. Komunikasi akan terjadi

apabila pelaku yang terlibat dalam komunikasi mempunyai bidang

pengalaman yang sama.

8) Efek

Dibandingkan dengan bentuk komunikasi lainya, komunikasi

anatarpribadi dinilai ampuh untuk mengubah sikap, perilau

kepercayaan dan opini komunikasi. Hal ini disebabkan komunikasi

yang dilakukan dengan tatapmuka. (Devito, 2007 : 10)

c. Pengertin Pola Komunikasi

Pola komunikasi adalah suatu gambaran yang sederhana dari

proses komunikasi yang diperlihatkan kaitan antara satu komponen

komunikasi dengan komponen lainya (Soejantodalam Sukaputri, 2012).

Pola komunikasi diartikan sebagai bentuk atau pola hubungan dua orang

atau lebih dalam prose prngiriman, dan penerimaan cara yang tepat

sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami.

Terdapat 3 pola komunikasi didalam hubungan orang tua dengan

anak, yaitu : (Yusuf, 2007: 52)

1) Authotarian (cenderung bersikap bermusuhan)

Dalam pola hunbungan ini sikap acceptance orang tua rendah,

namun kontrolnya tinggi, suka menghukum secara fisik, bersikap

mengkomando (mengharuskan / memerintah anak melakukan

sesuatu tanpa kompromi), bersikap kaku (keras), cenderung

emosional dan bersikap menolak.


18

Sedangkan pihak anak, anak mudah tersinggung, penakut, mepurung

dan merasa tidak bahagia, mudah terpengaruh, stress, tidak

mempunyai arah masa depan yang jelas tidak bersahabat.

2) Permissive (cenderung berperilaku bebas)

Dalam hal ini sikap acceptance orang tua tinggi, namun

kontrolnya rendah, memberi kebebesan kepada anak untuk

menyatakan dorongan atau keinginannya. Sedang anak bersikap

impulsive serta agresif, kurang memiliki rasa percaya diri, suka

mendominasi, tidak jelas arah hidupnya dan prestasinya rendah.

3) Authoritative (cenderung terhindar dari kegelisahan dan kekacauan)

Dalam hal ini acceptance orang tua dan control tinggi, bersikap

responsive terhadap kebutuhan anak, mendorong anak untuk

menyatakan pendapat atau pertanyaan, memberi penjelasan tentang

dampak perbuatan yang bain dan buruk. Sedangkan anak bersikap

bersahabat, memiliki rasa percaya diri, mampu mengendalikan diri

(self control) bersikap sopan, mau bekerja sama, memiliki rasa ingin

tahunya tinggi, mempunyai tujuan atau arah hidup yang jelas dan

berorientasi pada prestai.

Suatu proses komunikasi dapat berjalan dengan baik jika antara

komunikator dan komunikan ada rasa percaya, terbuka dan sportif

untuk saling menerima satu sama lain (Rakhmatdalam Sukaputri,

2012). Adapun sikap yang dapat mendukung kelancaran komunikasi

dengan anakanak adalah :


19

1) Mau mendengarkan sehingga anakanak lebih berani membagi

perasaan sesering mungkin sampai pada perasaan dan

permasalahan yang mendalam dan mendasar.

2) Menggunakan empati untuk pandanganpandangan yang

berbeda dengan menunjukan perhatian melalui isyaratisyarat

verbal dan nonverbal saat komunikasi berlagsung.

3) Memberikan kebebasan dan dorongan sepenuhnya pada anak

untuk mengutarakan pikiran atau perasaanya dan kebebasana

untuk menunjukan reaksi atau tingkah laku tertentu sehingga anak

dapat menggapai dengan positif tanpa adanya unsur

keterpaksaan.

2. Keluarga

a. Pengertian keluarga

Keluarga merupakan unit terkecil yang bersifat universal artinya

terdapat pada sitiap masyarakat didunia atau sistem social yang

terbentuk dalam sistem social yang lebih besar. Ada dua macam

keluarga, yaitu keluarga inti (nuclear family) dan keluar besar (extended

family). Keluarga inti adalah suatu keluarga yang terdiri dari ayah ibu dan

anak anak yang belum dewasa atau belum kawin, sedangkan keluarga

besar adalah suatu satuan keluarga yang meliputi lebih luas dari satu

generasi dan lingkungan kaum keluarga Yang lebih luas daripada ayah,

ibu dan anak anak. (Sukaputri, 2012)

b. Pengertian Komunikasi keluarga

Komunikasi keluarga adalah suatu kegiatan yang pasti terjadi dalam

kehidupan keluarga. Tanpa komunikasi, sepilah kehidupan keluarga dari


20

kegiatan berbicara, berdialog, bertukar pikiran akan hilang. Akibat

kerawanan hubungan antara anggota keluarga sukar dihindari, oleh

karena itu kounikasi antara suami dan istri, komunikasi antara orang tua

dengan anak perlu dibangun secara harmonis dalam rangka mambangun

hubungan yang baik dalam keluarga (Djamarahdalam Sukaputri, 2012)

Komunikasi keluarga adalah pembentukan pola kehidupan keluarga

dimana didalamnya terdapat unsur pendidikan, pembetukan sikap dan

perilaku anak yang berpengaruh terhadap perkembangan anak

(Hurlockdalam Sukaputri, 2012).

Ikatan dengan keluarga yang renggang dan kontak keluarga yang

berkurang, berkurangnya pekerjaan yang dilakukan dirumah, anak lebih

banyak menghabiskan waktu diluar rumah dari pada di dalam rumah,

perceraian atau pernikahan kedua atau ketiga semakin meningkat, para

ayah memegang peran lebih besar dalam pengasuhan anak, orang tua

mempunyai ambisi lebih besar bagi anak dan bersedia mengorbankan

kepentingan pribadi mereka demi pendidikan anak mempersiapkan

mereka dimasa depan dan adakalanya lebih banyak interaksi dengan

orang luar dari pada anggota keluarga (Hurlockdalam Sukaputri, 2012)

Keluarga memiliki peran yang sangat penting dalam upaya

mengembangakan pribadi anak. Perawatan orang tua yang penuh kasih

saying dan pendidikan tentang nilainilai kehidupan, baik agama maupun

social budaya yang diberikan merupakan factor yang kondusif untuk

mempersiapkan anak menjadi pribadi dan anggota masyarakat yang

sehat (Yusuf, 2007 : 37).


21

Komunikasi merupakan salah satu cara yang digunakan untuk

menambah nilai nilai. Bila hubungan yang dikembangkan oleh orang tua

tidak harmonis misalnya, ketidaktepatan orang tua dalam memilih pola

asuhan, pola komunikasi yang kurang tepat dan adanya

permusuhannserta pertentangan dengan keluarga, maka akan terjadi

hubungan yang kurang harmonis.

Komunikasi yang diharapkan adalah komunikasi yang efektif,

karena komunikasi yang efektif dapat menimbulkan pengertian,

kesenangan, pengaruh pada sikap, hubungan yang makin baik dan

tindakan. Demikian juga dalam lingkungan keluarga diharapkan terbina

komuikasi yang efektif antara orang tua dan remaja, sehingga akan terjadi

hubungan yang penuh kasih sayang dan dengan adanya hubungan yang

penuh kasih sayang dan dengan adanya hubungan harmonis antar orang

tua dan remaja, diharapkan adanya keterbukaan antara orang tua dan

remaja dalam membicarakan masalah dan kesulitan yang dialami oleh

remaja. (Mulandar, 2008 : 23)

c. Kualitas Komunikasi Interpersonal Dalam Keluarga

Komunikasi interpersonal dalam keluarga harus secara timbal balik

dan silih berganti, bisa dari orang tua ke anak atau dari anak ke orang

tua. Awal terjadinya komunikasi karena ada sesuatu pesan yang ingin

disampaikan, sehingga kedua belah pihak karena ada sesuatu pesan

yang ingin disampaikan, sehingga kedua belah pihak tercipta komunikasi

yang efektif (Djamarahdalam Windi 2012)

Komunikasi interpersonal adalah sautu pengiriman dan penerimaan

pesan antara dua orang tau diantar sekelompok kecil orang dengan
22

beberapa umpan balik seketika. Komunikasi ini dianggap efektif dalam hal

upaya untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku seseorang karena

sifat dialogis, berlangsung secara tatap muka (face to face) dan

menunjukkan suatu interaksi terjadi kontak pribadi atau personal contact

(Effendidalam Sukaputri, 2012).

Dengan demikian mereka terlibat dalam komunikasi ini masing

masing menjadi pembicaraan dan pendengar. Nampak adanya upaya

untuk terjadinya pengertian bersama dan empati. Disini terjadi rasa saling

menghormati berdasarkan anggapan bahwa masing masing adalah

manusia yang utuh yang wajib, berhak dan pantas untuk dihargai dan

dihormati sebagai manusia.

Dalam proses komunikasi ini, ketika pesan disampaikan umpan

balikpun terjadi saat itu juga (immediate feedback) sehingga komunikator

tahu bagaimana reaksi komunikan terhadap pesan yang disampaikannya

( Effendidalam Sukaputri, 2012).

Umpan balik itu sendiri melainkan peran dalam proses komunikasi,

sebab ia menentukan berlanjutnya komunikasi atau behentinya

komunikasi yang dilancarkan oleh komunikator, selain itu umpan balik

dapat memberikan komunikator bahan informasi bahwa sumbangan

sumbangan pesan mereka yang disampaikan menarik atau bagi

komunikan (Effendidalam Sukaputri, 2012). Umpan balik dapat bersifat

positif dan dapat pula bersifat negative. Umpan balik dikatakan berisfat

positf dan dapat pula bersifat negative. Umpan balik dikatakan bersifat

positif ketika respon dari komunikan membuat komunikator senang,

sedangkan sebaliknya umpan balik dikatakan negative ketika respon


23

komunikan tidak menyenangkan komunikator sehingga komunikator

enggan untuk melanjutkan komunikasinya tersebut.

Komunikasi yang efekttif juga dibutuhkan untuk membentuk

keluarga yang harmonis, selain faktor keterbukaan, ototritas, kemempuan

bernegosiasi, menghargai kebebasan dan rahasia antar anggota

keluarga. Dengan adanya komunikasi yang efektif diharapkan dapat

mengerahkan remaja untuk mempu mengambil keputusan, mendukung

perkebangan otonomi dan kemandirian dan lain lain. Dengan demikian,

dapat dilihat bahwa komunikasi merupakan faktor yang penting yang

penting bagig perkembangan diri remaja, karena ketiadaan komunikasi

dalam suatu keluarga akan berakibat fatal seperti timbulnya perilaku

menyimpang pada remaja.

d. Aspek Aspek Kualitas Komunikasi Interpersonal Dalam Keluarga

Komunikasi yang efektif perlu dibangun dan dikembangkan dalam

keluarga. Beberapa faktor penting untuk menentukan jelas tidaknya

informasi yang dikomunikasikan didalam keluarga dapat mengarahkan

pada komunikasi yang efektif, yaitu: ( Irwanto dalam Sukaputri, 2012)

1) Konsistensi

Informasi yang disampaikan secara konsisten akan dapat

dipercaya dan relative lebih jelas dibandingkan dengan informasi yang

selalu berubah. Ketidak konsistensian yang membuat anak anak

bingung dalam menafsirkan informasi tersebut.

2) Ketegasan (Asertiveness)

Ketegasan tidak berarti ototriter ketegasan membantu meyakini

anak anak atau anggota keluarga yang lain bahwa komunikator


24

benar benar meyakini nilai atau sikapnya. Bila perilaku orang tua

ingin ditiru oleh anak, maka ketegasan akan memberi jaminan bahwa

mengharapkan anak anak yang berperilaku yang sesuai diharpkan.

3) Percaya (Trust)

Faktor percaya (Trust) adalah yang paling penting karena

percaya menentukan efektifitas komunikasi, meningkatkan

komunikasi interpersonal karena membuka saluran komunikasi,

memperjelas pengiriman dan penerimaan informasi serta memperluas

peluang komunikan untuk mencapai maksudnya, hingga

kepercayaanpada orang lain menghambat perkembangan hubungan

interpersonal yang akrab.

Ada tiga faktor yang berhubungan dengan sikap percaya yaitu :

1) Menerima

Menerima adalah kemampuan burhubungan dengan orang

lain tanpa menilai dan tanpa berusa mengendalikan, sikap melihat

orang lain sebagain manusia, sebagai individu yang patut

dihargai, tetapi tidak berarti menyetujui demua perilaku orang lain

atau rela menanggung akibat akibat.

2) Empati

Empati dianggap sebagai memahami orang lain dan

mengembangkan diri pada kejadian yang menimpa orang lain.

Melihat seperti oranglain melihat, merasakan seperti orang lain

rasakan.

3) Kejujuran
25

Menusia tidak menaruh keprcayaan kepada orang lain yang

tidak jujur atau sering menyembunyikan pikiran dan pendapatnya,

kejujuran dapat mengakinbatkan perilaku seseorang dapat diduga.

Ini mendorong untuk percaya antara satu dengan yang lain.

4) Sikap sportif

Sikap sportif adalah sikap yang mengurangi sikap defensive

dalam komunikasi. Sikap defensive akan menyebabkan

komunikasi interpersonal akan gagal, karena lebih banyak

melindungi diri dari ancaman yang di tanggapi dalam situasi

komunikasi daripada pesan yang di dapat dari orang lain.

4) Bersikap positif

Bersikap positif mencakup adanya perhatian atau pendangan

positif terhadap diri orang, perasaan positif untuk berkomunikasi dan

menyerang seseorang yang diajak berinteraksi. Perilaku

menyerang dapat dilakukan secara verbal seperti kata kamu nakal.

Sedangkan perilaku menyerang yang bersifat nonverbal berupa

senyuman, pelukan bahkan pukulan. Perilaku menyerang dapat

bersifat positif yang merupakan bantuk penghormatan atau pujian dan

mengandung perilaku yang diharapkan dan dihargai. menyerang

negative bersifat menentang atau menghukum hati seseorang secara

fisik maupaun psikologis (Devitodalam Sukaputri, 2012).

Pentingnya menyerang positif perlu diberikan kepada anak

jika memang pantas menerimanya. menyerang secara negatif itu

jika diperlukan asal dalam batas yang wajar seperti menegur atau

memarahi anak yang memang perlu dan orang tua tetap memberikan
26

penjelasan alasan bersikap demikian (Kartono dalam Sukaputri,

2012).

3. Remaja

Batasan usia pada remaja terbagi menjadi tiga tahap, yaitu (Yusuf,

2004 : 7) :

1) Remaja Awal, memiliki kisaran umur 12 15 tahun.

2) Remaja Madya, memiliki kisaran umur 15 18 tahun.

3) Remaja Akhir, memeiliki kisaran umur 19 22 tahun.

Masa remaja awal (early adolescene) diartikan sebagai tahap

remaja merasa terheran heran akan perubahan yang terjadi serta

dorongan dorongan yang menyertai perubahan yang terjadi. Perubahan

yang terjadi pada masa remaja awal adalah perubahan fisik, psikis dan

kematangan organ seksual.

Dilihat dari kisaran usia remaja awal yaitu antara 12 15 tahun,

maka masa remaja awal dialami oleh remaja yang duduk di bangku

sekolah dasar (SD) pada tahap akhir atau kelas dan pada tahap tengah

duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP).

Santrock (2006 : 87) menyatakan masa remaja awal diawalai

dengan masa pubertas (puberty), yaitu perubahan cepat pada

kematangan fisik yang meliputi perubahan tubuh dan hormonal.

Perubahan dalam bentuk fisik dan psikis pada masa remaja merupakan

kedua hal yang tidak dapat dipisahkan. Reaksi seorang remaja tehadap

perubahan fisik pada masa remaja tergantung pada pencerminan diri dan

penerimaan lingkungan dimana remaja tersebut berada.


27

4. Orang Tua

a. Definisi Orang Tua

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, orang tua adalah ayah dan

ibu kandung, sedangkan menurut Wright(1991) dalam Sukaputri, (2012),

orang tua di bagi tiga macam, yaitu :

1) Orang Tua Kandung

Orang tua kandung adalah ayah dan ibu yang mempunyai hubungan

darah secara biologis ( yang melahirkan).

2) Orang Tua Angkat

Pria dan wanita yang bukan kandung tapi di anggap sebagai orang

tua sendiri berdasarkan ketentuan hokum atau adat yang berlaku.

3) Orang tua asuh

Orang tua yang membiayai hidup seseorang yang bukan anak

kandungnya atas dasar kemanusiaan.

Dari pengertian diatas dapat disimpulakan bahwa orang tua adalah

pria dan wanita yang mempunyai hubungan atau ikatan baik secara

biologis atau pun sosial dan mampu mendidik, merawat, membiayai hidup

seseorang yang dianggap anak secara berkesinambungan.

b. Kriteria Orangtua Efektif

Orangtua yang efektif, merupakan orangtua yang tidak akan

memaksakan harapan dan ambisi kepada anak anak itu, sebaliknya

malah memberi ruang yang seluas luasnya bagi pertumbuhan

individualitas anak dan penemuan dirinya (Crain, 2007 : 40).


28

Orangtua yang menjadi orang tua efektif ialah orangtua yang pernah

bertindak dan bersikap sedemikian rupa sehingga anak anak

menduduki posisi terpenting dirumah. (Gordon, 2009 : 101 )

M. Noor (2009 : 198 199) dalam bukunya menyatakan bahwa

menjadi orangtua efektif memiliki beberapa kriteria, yaitu :

1) Orangtua melakukan tindakan mendisiplinkan anak atau berelasi

dengan anak dilandasi oleh kasih sayang.

2) Orangtua lebih banyak memikirkan kebutuhan dan kemampuan anak.

3) Orangtua lebih bersikap demokratis.

4) Orangtua juga mampu memberi ruang kepada perbedaan anak

dengna orangtua, tetapi juga memberi ruang bagi anak untuk

bertanya dan memberi alasan mengapa sesuatu hal diijinkandan hal

lain tidak diijinkan.

c. Karakteristik orang tua

Menurut yasin (2011) menyatakan beberapa karakteristik orang tua yaitu :

1) Usia

Usia atau umur adalah usia individu yang terhitung mulai saat di

lahirkan sampai saat berulang tahun. Umur yang dianggap optimal

dalam mengambil keputusan adalah umur diatas 20 tahun karena

kurang dari 20 tahun cenderung dapat mendorong terjadinya

kebimbangan dalam mengambil keputusan atau memilih dan

kurangnya pengalaman.

2) Pekerjaan

Pekerjaan dapat di definisikan sebagai kegiatan yang dilakukan dan di

perbuat. Pekerjaan merupakan kegiatan yang menyita waktu, karena


29

pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi merupakan sumber

mencari nafkah yang membosankan dan dilakukan berulang tetapi

banyak tantangan. Pada umumnya pekerjaan bukan hanya

merupakan sekedar melakukan sesuatu yang sasarannya hanya

menghasilkan penghasilan atau uang, melakukan sesuatu yang tidak

menghasilkan sesuatupun pada umumnya dapat dilakukan sebagai

pekerjaan diasumsikan sebagai salah satu hal yang dapat

mempengaruhi seatu pengatahuan.

3) Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang terhadap

perkembangan orang lain menuju kearah suatu cita-cita tertentu.

Pendidikan berarti secara formal proses penyampaian bahan oleh

pendidik kepada peserta didik guna mancapai perubahan perilaku.

Pendidikan dapat mempengaruhi perilaku seseorang terutama dalam

meningkatkan pengetahuan seseorang tentang sesuatu ataupun

sebagian pengalaman hidupnya.

4) Jenis kelamin

Jenis kelamin adalah suatu konsep kultural yang membuat perbedaan

(disintiction) dalam hal peran, perilaku, mentalitas, emosional antara

laki-laki dan perempuan yang berkembang dalam masyarakat.

5. Game

a. Definisi Game

Dalam kamus Bahasa Indonesia Game adalah permainan.

Permainan merupakan bagian dari bermain dan bermain juga bagian dari

permainan keduanya saling berhubungan. Permainan adalah kegiatan


30

yang kompleks yang didalamnya terdapat peraturan , play dan budaya.

Sebuah permainan adalah sebuah sistem dimana permainan terlibat

dalam konflik buatan, disini permainan berinteraksi dengan sistem dan

konflik dalam permainan merupakan rekayasa atau buatan, permainan

terdapat peraturan yang bertujuan untuk membetasi perilaku permainan

dan membentuk permainan. Game bertujuan untuk menghibur, game

benyak disukai oleh anak anak hingga orang dewasa. Game

sebenarnya penting untuk memecahkan masalah dengan tepat dan cepat

karena dalam game terdapat berbagai konflik atau masalah yang

menuntut kita untuk menyelesaikan dengan cepatdan tepat. Tetapi game

juga merugikan karena apabila kita sudah kecanduan game dampaknya

adalah lupa waktu dan akan mengganggu kegiatan dan aktifitas yang

sedang kita lakukan. (sumber: http://crgr.wordpress.com/2008/03/12/

definisi-computer-game/ diakses 1 Januari 2015 / 01.30).

b. Klasifikasi Game

Board Games (Permainan Papan) game pada kategori ini

menimbulkan suatu papan yang terbagi dalam sekor sekor tertentu

(dengan garis garis) dan didalamnya terdapat sejumlah alat main yang

dapat digerakan, yang termasuk game dalam kategori ini adalah catur.

Dalam permainan ini dua pemain akan saling berhadapan dan saling

mengadu strategi untuk mempertahankan daerah sindiri dan

mengalahkan lawan.

Card Games (Permainan Kartu) game ini akan memanfaatkan

symbol dari 52 kartu yang terbagi dalam 2 faktor : suit (4 nilai) dan rank

(13 nilai). Sejumlah ketentuan dibuat untuk mengatur bagaimana cara


31

cara untuk membuat kombinasi tersebut, yang termasuk game dalam

kategori ini adalah permainan kartu bridge / truf.

Athletic Games (Permainan Atletik) permainan game jenis ini lebih

cenderung pada penggunaan fisik. Peraturan game mewajibkan pemain

untuk melakukan aksi tertentu, kekuatan badan, kecepatan, ketepatan

dan kerjasam menjadi bagian utama dari game atletik ini.

Children Games (Permainan Anak) contoh dari game anak anak

seperti berlari, sembunyi, melempar dan menangkap. Pada umumnya

game ini menekankan pada aktifitas kelompok sebagai latihan untuk

berkehidupan social.

Computer Game (Permainan Anak) game ini dimainkan lewat

bantuan alat komputer. Terdapat 5 alat yang dapat dikategorikan sebagai

komputer, yaitu:

1) Expensif Dedicated Machine, mesin dengan cara memasukan koin

untuk memainkannya.

2) Inexpensive Dedicated Machine, disebut juga dengan hand held

mechine. Alat game wacth termasuk dalam kategori ini.

3) Multiprogram Home, mesin seperti Atari, Nintendo termasuk dalam

kelompok ini.

4) Personal computer

5) Mainframe computer

Computer Game berbeda dengan jenis game yang lain karena tidak

ada pergerakan secara fisik atau interaksi langsung dengan objek kecuali

lewat perantara komputer. Software yang dibuat harus dapat menangkap

reaksi yang cepat dari interaksi yang dihasilkan dengan pemain dan juga
32

harus bersifat real time. Kompleksitas game dari kemampuan

menjelaskan aturan cara kerja game dan leingkungan game dalam

program yang dibuat. (Sumber : http://wikipedia.com/definifsigame

diakses 1 januari 2015/ 01.30).

c. Dampak Negatif Bermain Video Game

bermain video game juga mampunyai dampak yang buruk yaitu :

1. Kurang tidur

Anak sudah menghabiskan sebagian besar waktunya untuk

belajar di sekolah dan beraktivitas. Namun, mereka ingin tetap

bermain video game. Sehingga, banyak anak mengorbankan waktu

berharga mereka untuk tidur dan menggunakannya untuk bermain

video game. Pecandu video game yang kurang tidur maka dapat

membahayakan kesehatannya.

2. Hidup kotor

Ketika seseorang yang mencandu karena terlibat dalam

permainan video game, maka ia mulai mengabaikan segala hal terkait

kebersihan pribadi. Seseorang akan malas mandi, sehingga

menyebabkannya memiliki banyak jerawat, hingga penyakit gigi.

3. Isolasi diri

Seseorang yang bermain video game berlebihan menyebabkan

orang itu memilih mengisolasi dirinya dari dunia luar. Ia cenderung

mengasingkan diri dari teman dan keluarga. Orang itu lebih asyik

dengan permainannya.Ketidakpedualian seseorang terhadap

kebersihan pribadi hanyalah awal perpindahan orang itu dari dunia

nyata dan menjauh dari kehidupan sosial. Baginya, interaksi dengan


33

tokoh-tokoh hero video game lebih berarti dibandingkan interaksi

dengan siapapun.Orang yang sudah kecanduan video game mudah

mengabaikan pekerjaan, sekolah, teman-teman, dan keluarganya. Ia

menolak melakukan aktivitas apapun begitu bangun pagi kecuali

bermain video game.

4. Depresi

Meskipun pecandu video game tak menyadari awal dirinya

despresi, namun perlahan penyakit ini akan meresap cepat ketika dia

merasa diperbudak oleh kecanduannya sendiri. Hanya ketika

seseorang berhenti bermain, kemudian berpikir tentang waktu-waktu

yang telah dia lewatkan begitu saja, baru orang itu menyesalinya dan

berujung pada depresi.

5. Stres

Stres dari kecanduan video game biasanya disebabkan oleh

sejumlah skenario. Pertama, seseorang menjadi begitu terobsesi

dengan video game. Kegagalan mereka memenangkan level-level

pada video game menyebabkannya stres berlebihan.Kedua,

seseorang menyadari bahwa hidupnya kacau karena video game. Ini

menyebabkan stres juga. Satu-satunya cara orang untuk menghindari

tipe stres kedua ini adalah dengan tetap bermain video game dan

melupakan waktu.

6. Arthritis dan Carpal Tunnel Syndrome

Kedua penyakit di atas adalah gangguan fisik. Video game bisa

menyebabkan masalah pada jempol seseorang di kemudian hari.


34

Tubuhnya juga rentan penyakit osteoarthritis. Sedangkan carpal

tunnel syndrome adalah tekanan pada saraf di pergelangan tangan

anda.

7. Makan kurang sehat

Ketika pecandu video game terlalu sibuk untuk bermain, maka ia

akan jarang mandi, dan jarang tidur. Ini juga berdampak pola makan

mereka menjadi tak sehat.Pecandu video game selanjutnya akan

beralih ke makanan cepat saji dan memilih memakan makanan beku

dan instan. Mereka justru memperbanyak minuman soda dan

minuman energi dengan harapan mereka bisa bermain dalam kondisi

prima. Ini menyebabkan pecandu video game mudah terserang

obesitas, diabetes, dan kondisi kesehatan serius.

8. Perilaku agresif

Video game menjadi ajang melepaskan agresivitas dalam diri

seseorang. Bentuknya adalah ambisi menguasai permainan dan

memenangkan permainan. Bagi mereka yang sudah kecanduan,

sikap agresif yang berlebihan ini pada akhirnya juga tanpa mereka

sadari mereka praktekkan dalam kehidupan nyata.

Ini yang menyebabkan seseorang menampilkan pola-pola

prilaku agresif yang tak biasa. Misalnya, marah besar jika aktivitas

bermain video game mereka diganggu.

9. Gaya hidup buruk

Pecandu video game akan mencurahkan semua waktunya untuk

aktif bermain video game. Dia hanya akan duduk atau berbaring

dalam praktik kesehariannya. Kebiasaan makannya juga buruk, dan


35

kebiasaan tidurnya kacau. Ini menyebabkan mereka mudah terkena

stroke, penyakit jantung, dan hipertensi.

10. Berbohong

Berbohong adalah salah satu cara pecandu video game untuk

menutupi perilaku abnormalnya. Ini adalah salah satu tanda

seseorang telah kecanduan penuh oleh video game. Mereka akhirnya

berbohong pada dirinya sendiri dan menyangkal bahwa mereka tak

memiliki masalah sama sekali.

Orang yang sudah kecanduan video game mudah mengabaikan

pekerjaan, sekolah, teman-teman, dan keluarganya. Ia menolak

melakukan aktivitas apapun begitu bangun pagi kecuali bermain video

game.( sumber : http://www.republika.co.id/berita/gaya-hidup/info-

sehat/13/01/04/mg2reb-sepuluh-dampak-negatif-main-video-game

diakses tanggal 3 Januari 2015 / 03.00)

6. Teori Atribusi

Devito (1997) dalam Sukaputri (2012) mengatakanTeori atribusi

adalah proses dengan mana kita mencoba memahami perilaku orang lain

selain juga perilaku kita sendiri. Kita menilai dan memahami alasan atau

motivasi perilaku perilaku.

Teori ini diperkenalkan oleh Heider pada tahun 1985 melalui bukunya

yang berjudul The Psychologi Interpersonal Relaion. Heider

mengemukakan, jika anda melihat perilaku orang lain, maka anda juga

harus melihat sebab tindakan seseorang. Dengan demikian anda sebagai

pihak yang memulai komunikasi harus mempunyai kemampuan untuk

meprediksi perilaku yang tampak di depan anda. Heider mengungkapkan


36

ada dua jenis atribusi, yaitu atribusi kualitas dan atribusi kejujuran (Liliweri

dalam Sukaputri, 2012).

B. Landasan Teori

Fungsi utama kelarga adalah sebagai agen sosialisasi menempatkan

keluarga sebagai benteng utama penjaga kepribadian dan pembentuk

karakteristik anak. Keluarga sebagai simpul utama yang mengajarkan nilai dan

norma pada anak. Dalam hal ini peran orang tua sebagai pihak pertama sangat

penting dalam pola pembentukan kepribadian dan karakteristik anak, sehingga

anak terlindungi anak dari perilaku yang negatife.

Remaja awal (early adolenscence ) diartikan sebagai tahap remaja yang

terheran heran akan perubahan yang terjadi serta dorongan dorongan yang

menyertai perubahan yang terjadi. Dilihat dari kisaran usia remaja awal yaitu

antara 12 15 tahun, maka masa remaja awal dialami oleh remaja yang duduk di

bangku sekolah dasar (SD) pada tahap akhir atau kelas enam, dan pertengahan

di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP). Perubahan dalam bentuk

perkembangan fisik dan psikis pada masa remaja merupakan kedua hal yang

tidak dapat dipisahkan. Pada tahap ini perubahan yang terjadi pada remaja

mencerminkan pembentukan diri dan penerimaan lingkunagn dimana remaja

tersebut tumbuh dan berkembang, oleh karena itu, masa remaja memerlukan

bimbingan dari berbagai pihak terutama dari orang tuanya untuk memberijan

pemahaman atau wawasan tentang dirinya dan lingkungannya.

Saat ini fenomena maraknya kenakalan remaja awal meningkat, ini karena

akibat dari pengaruh perkembangan jaman yang semakin maju dalam bidang

teknologi dan gaya hidup yang kurang baik dari negara negara barat. Pada masa

remaja awal dimana individu merupakan tahap dimana individu buakan lagi
37

seorang anak anak tetapi juga belum dewasa, sehingga pada tahap ini

membutuhkan komunikasi yang efektif dari keluarga terutana dari orang tuanya,

mengingat orang tua sebagi role model dalam keluarga. Maka tingkah laku orang

tua dalam keluarga dijadikan sebagai teladan bagi anak anaknya.

Keberhasilan orang tua mendidik, mengontrol dan mengawasi anak remaja

awal dengan kondisi lingkungan dan perkembangan teknologi yang ada saat ini

patut dijadikan sebagai panutan. Faktor utama yang manjadikan keberhasialan

orangtua dalam mendidik anak remaja awal adalah dengan pola komunikasi

yang efektif sehingga tercipta suasana yang harmonis dalam keluarga.

Komunikasi interpersonal memberikan dampak yang besar terhadap

perkebangan anak usia remaj, karena anak pada usia remaja awal cenderng

merasa tidak memiliki tujuan hidup. Remaja dengan usia ini adalah tahap dalam

pembentukan jati diri, sehingga anak usia remaja awal ini mungkin mengalami

kehidupan yang kurang nyaman, stress dan depresi yang membuat remaja

tersebut memilih sesuatu yang membuat mereka nyaman dan menyenangkan

bagi dirinya. Disinilah pola komunikasi antara orang tua dengan anak menjadi

sangat penting.

Keberhasilan orang tua untuk menciptakan komunikasi interpersonal yang

harmonis dalam keluarga mampu menjadikan anak terbuka. Keterbukaan

tersebut mampu mengurangi dampak kurang nyaman, stress, dan depresi dari si

anak, sehingga anak menjadi lebih dekat dan patuh terhadap orangtuanya.

Sekalipun pengaruh lingkungan dan teman sebayanya mampu membuat si anak

terjerumus kedalam kegiatan dan sifat negative, orang tua mampu mengahalau

semua faktor negative tersebut dengan pola komunikasi interpersonal yang

harmonis dalam keluarga.


38

Komunikasi sangatlah penting, dimana orangtua dengan komunikasi yang

baik mampu memberikan pendidikan tentang nilai dan norma pada anak. Anak

akan merasa nyaman dengan komunikasi yang baik sehingga anak merasa

nyaman berada dalam lingkungan keluarga dan memudahkan anak dalam

mengekspresikan dirinya dalam meraih kegiatan yang positif.

Hal ini berbanding terbalik dengan keluarga yang keurang harmonis,

dimana keefektifan pola komunikasi yang kurang baik menjadikan anak usia

remaja awal ini kurang nyaman dan patuh terhadap orang tua. Dengan kondisi

demikian anak akan berusaha mencari kepuasan, kenyamanan tersendiri di

dalam dan di luar rumah.

Dalam penelitian ini, peneliti berusaha melihat pola komunikasi antara

orang tua dengan anak pada kisaran remaja awal yang duduk di bangku Sekolah

Menengah Pertama (SMP) yang suka bermain game, agar anak tersebut

terhindar dari pengaruh yang negative dari lingkungan dan teman teman

sebayanya. Mengingat adalah sebagai role model bagi anaknya maka tingkah

laku anak harus sesuai dengan yang diinginkan oleh orangtuanya, tujuan dari

penelitian ini agar dapat menjadi pembelajaran orangtua bagaimana orangtua

harus bersikap dan mengambil tindakan untuk menghadapi akan anak dalam

kisaran remaja awal yang belum mempunyai arah dan tujuan hidup.

Menurut Yusuf (2007 : 51) terdapat tiga pola komunikasi dalam lingkungan

keluarga antara orangtua dengan anak yaitu : Authotrian ( cenderung bersikap

bermusuhan), permissive (cenderung berperilaku bebas) dan Authoritative

(cendrung terhindar dari kegelisahan dan kekacauan).


39

C. Kerangka Konsep

Pola komunikasi Pola komunikasi


Orang Tua
Anak Authotarian
Authotarian Pengguna
Video Game Permissive
Permissive
Authoritarian
Authoritative

Gambar 2.2 gambar kerangka berfikir

Você também pode gostar