Você está na página 1de 7

TUGAS

EKONOMI PERKOTAAN & TRANSPORTASI

BANJIR DI KOTA PAHLAWAN SURABAYA

DENGAN SISTEM DRAINASE YANG KOMPLEKS

Oleh :
Ach. Asrul Arif (090231100049)

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
2012
1. PENDAHULUAN

Banjir merupakan hal yang sudah biasa di dengar sekaligus di alami bagi sebagian
masyarakat Surabaya, khususnya pada musim penghujan. Mengingat hampir semua kota di
Indonesia adalah kawasan yang sering di landa banjir. Permasalahan banjir di perkotaan salah
satunya diakibatkan oleh pemanfaatan lahan yang tidak tertib, hal inilah yang menyebabkan
persoalan drainase menjadi sangatlah kompleks.

Sistem drainase merupakan suatu rangkaian bangunan air yang berfungsi mengurangi
dan membuang kelebihan air dari suatu kawasan. Drainase dapat juga diartikan sebagai usaha
untuk mengontrol kualitas air tanah dalam kaitannya dengan salinitas baik dari air permukaan
maupun air tanah. Drainase perkotaan sendiri adalah prasarana yang berfungsi mengalirkan
air permukaan ke saluran air atau ke lahan kosong untuk resapan buatan di perkotaan yang
berfungsi mengendalikan kelebihan air, sehingga dapat memberikan manfaat bagi kehidupan
manusia. Dalam pembahasan sistem drainase perkotaan biasanya lebih dititik beratkan pada
penanggulangan banjir yang selalu menjadi pertanyaan dari semua orang, oleh karena itu
untuk mengetahui karakteristik suatu perkotaan sangatlah diperlukan. Agar dapat menetukan
strategi apa yang digunakan untuk menanggulang masalah genangan air yang berpotensi
menimbulkan banjir di suatu wilayah perkotaan.

Letak kota Surabaya yang berada pada garis di 07012 - 07021 Lintang Selatan dan
112036 - 112054 Bujur Timur, sebagian besar wilayahnya merupakan dataran rendah
dengan ketinggian 3-6 meter diatas permukaan laut, sebagian lagi pada sebelah Selatan
merupakan kondisi berbukit-bukit dengan ketinggian 25-50 meter diatas permukaan laut.
Luas wilayah kota Surabaya adalah 52.087 Ha, dengan luas daratan 33.048 Ha atau 63,45%
dan selebihnya sekitar 19.039 Ha atau 36,55% merupakan wilayah laut yang dikelola oleh
Pemerintah kota Surabaya. Pada umumnya, aliran air sungai di sepanjang kawasan Surabaya
dipengaruhi oleh masyarakat yang membuat aliran air sungai menjadi penuh sampah dan
mengakibatkan peningkatan volume air yang dapat menimbulkan banjir di derah permukiman
warga Surabaya.

Kebutuhan terhadap drainase yang lebih baik pada umumunya berawal dari kebutuhan
air untuk kehidupan sehari-hari manusia yang hidup di perkotaan seperti memasak, mencuci
dan mandi di mana kebutuhan tersebut seseorang harus memutar akalnya untuk pintar-pintar
bisa memanfaatkan air yang mungkin sudah tercemar dengan limbah rumah tangga terlebih
lagi limbah industri. Seseorang yang hidup di perkotaan dituntut untuk bisa hidup hemat
dalam hal penggunaan air untuk kebutuhan rumah tangga mereka, karena kondisi air di suatu
wilayah perkotaan sangatlah terbatas meskipun ada kualitas air tersebut belum tentu baik
untuk dikonsumsi.

2. PEMBAHASAN

Profil perkotaan mengenai air sangatlah kurang baik di mata masyarakat awam, apalagi
ditambah dengan masalah genangan air yang berpotensi menimbulkan banjir di setiap musim
penghujan menambah daftar buruk gambaran air suatu kota. Surabaya adalah salah satu
contoh dari perkotaaan yang mengalami permasalahan tersebut. Genangan air yang sering
melanda di kawasan Surabaya seperti di kawasan Semolowaru, Banyu Urip, dan Menur
sangatlah mengganggu dan menghambat perjalanan kendaraan. Untuk mengatasi
permasalahan genangan air tersebut maka diperlukan penanganan yang terencana dengan
melakukan identifikasi permasalahan secara detail dan membuat suatu metode yang mampu
mengatasi masalah tersebut. Pemkot Surabaya mengatasi masalah banjir yang terjadi di
beberapa kawasan Surabaya dengan merealisasikan program penanggulangan banjir berupa
pembangunan box culvert di sepanjang jalan yang sisinya terdapat saluran drainase kota yang
berupa saluran primer atau sungai kecil dengan lebar +3 m. Alternatif pembangunan box
culvert sepanjang saluran ini sebenarnya tidak hanya diharapkan untuk mengatasi banjir.
Akan tetapi juga diharapkan dapat meringankan Pemkot Surabaya dalam menangani
kemacetan yang di timbulkan oleh genangan yang menimbulkan banjir di beberapa kawasan
di Surabaya yang rawan banjir.

Box culvert merupakan salah satu metode dalam penanganan banjir dan sistem drainase
yang dapat digunakan untuk menutup sungai. Akan tetapi ada beberapa hal yang perlu di
perbaiki seperti halnya pengerukan saluran air terlebih dahulu agar aliran air tidak tersumbat
dan lancar, apabila aliran air tidak tersumbat maka aliran akan lancar dan bisa mengurangi
serta memperlancar aliran air pada sistem drainase kota yang kemudian akan memperkecil
kesempatan untuk dilanda atau mengalami banjir pada daerah tertentu. Selama 2 tahun
terakhir ini pemasangan box culvert di sepanjang kawasan Surabaya telah dilaksanakan di 3
kawasan, yaitu Semolowaru, Menur dan Banyu urip. Jika dalam hal jumlah-menjumlah, total
dalam pembangunan serta pengembangan fasilitas jalan, menurut saya pribadi kira-kira
pemkot Surabaya telah mengucurkan dana kurang lebih sampai RP 500 miliar, dengan
rincian dana Rp 190 miliar digunakan untuk pembangunan box culvert di tiga kawasan,
sedangkan dalam pembebasan lahan dan bangunan rumah milik warga sekitar mencapai lebih
Rp 200 miliar, itupun hanya pembebasan lahan saja.

Kota Surabaya sendiri merupakan daerah pemukiman padat penduduk, tanah-tanah


dibutuhkan untuk perumahan, kebutuhan komersil dan untuk tempat-tempat hiburan,
sehingga tidak ada lagi daerah yang kosong yang dapat digunakan untuk Sanitary Landfill.
Mengingat peranan Surabaya yang sedemikian penting, gangguan genangan banjir yang
melanda Surabaya pada setiap musim hujan sangatlah berdampak luas terhadap kelancaran
roda perekonomian, kesehatan dan kenyamanan hidup masyarakat kota Surabaya dan
sekitarnya. Program Pengendalian Banjir di Surabaya dimaksudkan untuk mencegah dan
mengantisipasi adanya ancaman bahaya banjir serta menanggulangi banjir di Surabaya.
Pemerintah Kota Surabaya berupaya untuk selalu mengendalikan banjir dengan menekan luas
area genangan, lama genangan dan tinggi genangan akibat banjir. Oleh karena itu
pelaksanaan dan pembuatan sistem drainase di kota-kota besar seperti Surabaya sangatlah
penting guna kenyamanan dan kelancaran perekonomian di Surabaya.

Drainase sendiri mempunyai fungsi sebagai tindakan teknis penanganan kelebihan air
yang disebabkan oleh hujan, rembesan, kelebihan air irigasi, maupun air buangan rumah
tangga, dengan cara mengalirkan, menguras, membuang, meresapkan, serta usaha-usaha
lainnya, dengan tujuan akhir untuk mengembalikan ataupun meningkatkan fungsi kawasan.
Secara umum sistem drainase merupakan suatu rangkaian bangunan air yang berfungsi
mengurangi dan membuang kelebihan air dari suatu kawasan. Salah satu sebab naik-turunnya
volume air sungai di Surabaya adalah hubungan antara intensitas curah hujan maksimum
yang berbanding terbalik dengan luas daerah hujan tersebut, berdasarkan pernyataan tersebut
curah hujan dianggap stabil.

Saluran drainase di kota Surabaya tidak hanya menerima air hujan, tetapi juga air
buangan (limbah) rumah tangga, dan mungkin juga limbah pabrik. Hujan yang jatuh di
Surabaya kemungkinan besar terkontaminasi ketika air itu memasuki lingkungan industri.
Sumber kontaminasi berasal dari udara (asap, debu, uap, gas), bangunan atau permukaan
tanah, dan limbah domestik yang mengalir bersama air hujan. Setelah melewati lingkungan
kawasan industri, air hujan dengan atau tanpa limbah domestik, membawa polusi ke dalam
air.

Sumber penyebab utama permasalahan drainase di Surabaya adalah peningkatan


pertumbuhan jumlah penduduk. Urbanisasi yang terjadi di Surabaya akhir-akhir ini
menambah beban pemerintah kota Surabaya menjadi lebih berat. Peningkatan jumlah
penduduk tersebut selalu diikuti dengan peningkatan infrastruktur perkotaan seperti
perumahan, sarana transportasi, air bersih, prasarana pendidikan, dan lain-lain. Di samping
itu, peningkatan penduduk di Surabaya juga selalu diikuti dengan peningkatan limbah, baik
limbah cair maupun padat (sampah). Kebutuhan akan lahan untuk permukiman maupun
kegiatan perekonomian di Surabaya akan semakin meningkat sehingga terjadi perubahan
pengelolaan lahan yang mengakibatkan peningkatan aliran permukaan dan volime puncak
banjir. Pengalihan fungsi lahan dari hutan menjadi pembangunan jalan bisa meningkatkan
volume banjir, dan hal tersebut akan mengakibatkan fasilitas drainase yang ada di Surabaya
menjadi tidak mampu menampung debit yang meningkat. Manajemen sampah yang kurang
baik juga memberikan ikut andil dalam kontribusi percepatan pendangkalan serta
penyempitan saluran air dan sungai, sehingga kemampuan mengalirkan air dari sungai dan
saluran drainase menjadi berkurang.

Bahan-bahan material yang terkikis oleh air hujan yang terbawa ke dalam saluran atau
sungai turut menyumbang dan mengakibatkan pendangkalan dan penyempitan. Oleh sebab
itu, setiap perkembangan kota Surabaya diikuti dengan evaluasi dan perbaikan sistem secara
menyeluruh, tidak hanya pada lokasi pengembangan, tetapi juga daerah sekitar yang
terpengaruh.

Permasalahan di atas masih belum lagi diperberat dengan kurangnya perhatian dari
berbagai pihak dalam mengatasi masalah secara serius. Adanya perbedaan kepentingan
drainase dengan prasarana lain seperti jalan, saluran air bawah tanah, jaringan pipa air bersih,
telkom, listrik dan sebagainya, serta kurangnya kepastian hukum dalam mengamankan fungsi
prasarana drainase, maupun kurangnya pengetahuan dari pihak-pihak yang tidak mengetahui
ketentuan-ketentuan yang berlaku.

Saat ini sistem drainase di kota Surabaya sudah menjadi salah satu infrastruktur
perkotaan yang sangat penting di Surabaya. Kualitas manajemen suatu kota tercermin dari
kualitas sistem drainase di kota tersebut. Sistem drainase yang kurang baik menyebabkan
terjadinya genangan air di berbagai tempat sehingga lingkungan menjadi kotor dan jorok,
menjadi sarang nyamuk dan sumber penyakit, yang pada akhirnya bukan hanya menurunkan
kualitas lingkungan dan kesehatan dari masyarakat Surabaya, terlebih lagi genangan air
tersebut dapat mengganggu aktifitas dari kegiatan transportasi di Surabaya dan menghambat
perekonomian dan lain-lain.
Upaya Mengatasi Permasalahan Drainase kota Surabaya, sampai saat ini sering
diabaikan dan direncanakan seolah-olah bukan pekerjaan penting. Seringkali pekerjaan
drainase hanya dianggap sekedar pembuatan got semata, padahal pekerjaan drainase di kota-
kota besar seperti Surabaya merupakan pekerjaan yang rumit dan kompleks, sehingga
membutuhkan biaya yang cukup besar.

Drainase di kota Surabaya berfungsi untuk mengalirkan air permukaan yang mengalir ke
tempat yang diinginkan. Drainase yang tidak berfungsi dengan baik akan dapat menyebabkan
air permukaan tersebut tidak dapat dialirkan ke tempat pembuangan dengan baik. Hal ini
akan menyebabkan terjadinya genangan dan banjir di kawasan yang tidak diinginkan.
Drainase di Kota Surabaya pada umumnya telah bersifat permanen namun hal ini tidak
berarti Kota Surabaya terbebas dari banjir. Hal-hal yang menyebabkan banjir di kota
Surabaya adalah : (1) Terjadinya penyempitan saluran akibat meluasnya permukiman
penduduk (2) Pengolahan lahan yang kurang efisien dan efektif (3) Kurangnya perawatan dan
penanganan yang serius terhadap drainase kota Surabaya (4) Terjadinya penyempitan
drainase yang ada di bawah jalan, dan (5) Intensitas curah hujan.

Perencanaan sistem drainase sangat ditentukan oleh topografi dari wilayah Surabaya
sendiri. Kesalahan data topografi Surabaya akan mengakibatkan kerugian-kerugian yang
tidak terduga akibat terjadinya banjir yang timbul dari perencanaan sistem drainase yang
salah.

Untuk pengembangan kawasan kota Surabaya, hal yang perlu diteliti dan dipelajari
secara menyeluruh dalam menetapkan rencana pengelolaan lahan adalah penyediaan drainase
air hujan. Peta topografi sangat diperlukan untuk studi-studi seperti itu. Saluran-saluran alam
seringkali menyediakan prasarana pengolaan air hujan ke tempat pembuangan. Akan tetapi,
jumlah air yang harus ditampung merupakan pertimbangan utama ketika memilih antara
saluran tertutup atau saluran terbuka.

Masalah banjir yang terjadi pada lokasi tertentu dan penyebab banjir tersebut dapat
berasal dari kota itu sendiri, akibat kurang berfungsinya saluran drainase yang ada, juga
berasal dari luar kota disebabkan meluapnya sungai sekitarnya akibat terlalu mengalir air
hujan dari bagian hulu. Besarnya kerugian tergantung seberapa besar banjir tersebut
mengenangi suatu daerah, tinggi dan lamanya banjir tetapi yang paling menentukan besarnya
kerugian adalah nilai kegiatan yang ada dalam lokasi tersebut.
Permasalahan banjir dan drainase perkotaan di suatu kota khususnya di kota-kota besar
seperti Surabaya bukanlah persoalan yang sederhana, banyak faktor yang harus
dipertimbangkan dalam perencanaan dalam hal penanganan banjir diantaranya adalah,
peningkatan volume banjir akibat perubahan penggunaan lahan perkotaan, penyempitan dan
pendangkalan saluran air akibat pembuangan sampah ke dalam aliran sungai dan endapan
sedimen, permasalahan permukiman, dan pasang surut air laut. Perubahan tata guna lahan
perkotaan yang selalu menjadi perkembangan kota akan meningkatkan peningkatan aliran air
permukaan dan volume puncak banjir. Prioritas penanganan masalah drainase ditentukan juga
berdasarkan perilaku tindakan cepat dan manfaat pembangunan. Biasanya daerah kumuh dan
yang paling banyak mengalami kerugian akibat genangan air hujan juga mendapat prioritas
utama dan diharapkan menjadi perhatian serius bagi Pemerintah Daerah khususnya bagi
pemerintah pusat dengan kebijakannya yang tepat guna.

Você também pode gostar