Você está na página 1de 61

STIKES WIDYA NUSANTARA PALU

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan pada masyarakat
perludikembangkan, salah satunya adalah pelayanan keperawatan pada ibu
post partum.Umumnya pada beberapa negara berkembang seperti Indonesia,
angka kematian ibu yang mengalami persalinan masih tinggi.Penyebab
terbesar kematian ibu pada persalinan adalah karena komplikasi dan
perawatan pasca persalinan yang tidak baik.Oleh karena itu, pelayanan
keperawatan pada ibu post partum sangat diperlukan dan perlu mendapatkan
perhatian yang utama untuk menurunkan angka kematian ibu post partum
akibat komplikasi.Untuk menekan angka kematian pada ibu dan janin salah
satu cara bisa dilakukan dengan tindakan operasi. Tindakan operasi yang
biasa dilakukan adalah bedah Caesar (Sectio Caesaria), Adapun salah satu
indikasi tindakan SC adalah letak sungsang dan panggul sempit ketuba pecah
dini (KPD) dimana bila tidak dilakukan tindakan sesegera mungkin, dapat
menyebabkan gawat janin sehingga bila janin tetap dilahirkan dalam
persalinan normal akan mengakibatkan terjadinya asfiksia. Namun demikian
operasi SC bukan tanpa adanya resiko. Komplikasi dari SC pada ibu antara
lain : perdarahan, infeksi (sepsis), dan cidera di sekeliling struktur seperti
usus besar, kandung kemih, pembuluh ligament yang lebar, dan ureter
(Tucker, 2014).
Perawat harus memahami hal tersebut, harus mampu melakukan asuhan
keperawatan pada pasien post operasi SC. Melakukan pengkajian pada
pasien, menentukan diagnosa yang bisa atau yang mungkin muncul,
menyusun rencana tindakan, dan mengimplementasikan rencana tersebut,
serta mengevaluasi hasilnya. Pasien post operasi tidak hanya membutuhkan
obat-obatan dari dokter saja, tetapi sangat penting mendapatkan asuhan
keperawatan yang memadai selama perawatan di rumah sakit.

ASKEP SEMINAR KEP. JIWA PROGRAM NERS STIKES WN KEL.V 1


STIKES WIDYA NUSANTARA PALU

B. Identifikasi Masalah
Dengan melihat fenomena Jumlah penderita gangguan jiwa yang ada di
dunia,indonesia serta yang di rawat di Rumah sakit sehingga penyusun
tertarik untuk membuat makalah tentang asuhan keperawatan ada pasien
dengan diagnosa keperawatan ganggun konsep diri : Harga Diri Rendah
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Memperoleh pengalaman nyata dalam menerapkan Asuhan Keperawatan
(Askep) pada pasien dengan ganggun konsep diri : Harga Diri
Rendahdengan menggunakan pendekatan proses keperawatan terapeutik,
bertitik tolak pada perubahan-perubahan bio-fisik-psiko-sosial,Spiritual.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu mengetahui tentang konsep dasar pasien jiwa dengan
diagnosa keperawatan harga diri rendah
b. Mahasiswa mampu mengkaji pasien jiwa dengan diagnosa keperawatan
harga diri rendah
c. Mahasiswa mampu merumuskan diagnosa keperawatan pasien jiwa
dengan harga diri rendah
d. Mahasiswa mampu merencanakan tindakan keperawatan dengan
diagnosa keperawatan harga diri rendah
e. Mahasiswa mampu mengimplementasikan rencana tindakan pada
pasiendengan diagnosa keperawatan harga diri rendah
f. Mahasiswa mampu mengevaluasi tindakan keperawatan pada
pasiendengan diagnosa keperawatan harga diri rendah

D. Manfaat Penulisan
Menambah pengetahuaun dan wawasan tentangperawatan pasien jiwa dengan
diagnosa keperawatan harga diri rendahserta penatalaksanaannya dalam
Pemberian Asuhan Keperawatan

ASKEP SEMINAR KEP. JIWA PROGRAM NERS STIKES WN KEL.V 2


STIKES WIDYA NUSANTARA PALU

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi
Harga diri rendah kronis adalah evaluasi diri/perasaan tentang diri atau
kemampuan diri yang negative dan dipertahankan dalam waktu yang lama.
Individu cenderung untuk menilai dirinya negative dan merasa lebih
rendah dari orang lain.
Evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang negative
dan dapat secara langsung atau tidak langsung diekspersikan.
Perasaan negative terhadap diri sendiri, hilangnya percaya diri dan harga
diri, merasa gagal mencapai keinginan.

B. Tanda dan gejala


Manifestasi yang biasa muncul pada klien gangguna jiwa dengan harga
diri rendah:
1. Mengkritik diri sendiri
2. Perasaan tidak mampu
3. Pandangan hidup yang pesimistis
4. Tidak menerima pujian
5. Penurunan produktivitas
6. Penolakan terhadap kemampuan diri
7. Kurang memperhatikan perawatan diri
8. Berpakaian tidak rapi selera amakan berkurang tidak berani menatap lawan
bicara
9. Lebih banyak menunduk
10. Bicara lambat dengan nada suara lemah

C. Proses Terjadinya Masalah


Harga diri rendah kronis terjadi merupakan proses kelanjutan dari harga
diri rendah situasional yang tidak diselesaikan atau dapat juga terjadi terjadi
karena invidu tidak pernah mendapat feeed back dari lingkunga tentang

ASKEP SEMINAR KEP. JIWA PROGRAM NERS STIKES WN KEL.V 3


STIKES WIDYA NUSANTARA PALU

perilaku klien sebelumnya bahkan meungkin kecenderungan lingkungan yang


selalu member respon negative mendorong individu menjadi harga diri rendah.
Harga adiri rendah kronis terjadi disebabkan banyak faktor. Awalnya
individu berada pada suatu situasi yang penuh dengan stressor (krisis), individu
berusaha menyelesaikan krisis tetapi tidak tunutas sehingga timbul pikiran
bahwa diri tidak mampu atau merasa gagal menjalankan fungsi dan penilaian
individu terhadap diri sendiri karena kegagalan menjalankan fungsi dan peran
adalah kondisi diri rendah situasional, jika lingkungan tidak member dukungan
positif atau justru menyalahkan individu dan terjadi secara terus menerus akan
mengakibatkan individu mengalami harga diri rendah kronis.

D. Rentang Respons

ResponAdaptif Respons Maladaptif

aktualisasi konsep diri Harga diri keracunan depersonalisasi


diri positif rendah identitas

gambar 2.1 rentang respon harga diri rendah kronis


sumber : Keliat 1999

Harga diri rendah merupakan komponen episode depresi mayor, dimana


aktifitas merupakan bentuk hukuman atau punishment. Depresi adalah emosi
normal manusia, tapi secara klinis dapat bermakna patologik apabila
mengganggu perilaku sehari-hari, menjadi pervasive dan muncul bersama
penyakit lain.
Menurut Nanda 2005 tanda dan gejala yang dimunculkan sebagai perilkau
telah dipertahankan dalam waktu yang lama atau kronik yang meliputi
mengatakan hal yang negative tentang diri sendiri dalam waktu lama dan terus
menerus, mengekspresikan sikap malu/minder/rasa bersalah, kontak mata
kurang/tidak ada.Selalu mengatakan ketidakmampuan/kesulitan untuk

ASKEP SEMINAR KEP. JIWA PROGRAM NERS STIKES WN KEL.V 4


STIKES WIDYA NUSANTARA PALU

mencoba sesuatu, bergantung pada orang lain, tidak asertif, pasif dan hipoaktif,
bimbang dan ragu-ragu serta menolak umpan balik positif dan membesarkan
umpan balik negtaif mengenai dirinya.
Mekanisme koping jangka pendek yang biasa dialkukan klien harga diri
rendah adalah kegiatan yang dilakukan untuk lari sementara dari krisis,
missalnya pemakian obat-obatan, kerja keras, nonton TV terus
menerus.Kegiatan mengganti identitas sementara, misalnya ikut kelompok
sosial, keagamaan dan politik.Kegiatan yang memberi dukungan sementara,
seperti mengikuti suatu kompetisi atau konteks popularitas.Kegiatan mencoba
menghilangkan anti identitas sementara, seperti penyalahgunaan obat-obatan.
Jika mekanisme koping jangka pendek tidak memberi hasil yang
diharapakn individu akan mengembangkan mekanisme koping jangka panjang,
antara lain adalah menutup identitas, dimana klien terlalu cepat mengadopsi
identitas yang disenangi dari orang-orang yang berarti tanpa mengindahkan
hasrat, aspirasi atau potensi diri sendiri. Identitas negative, dimana asumsi yang
bertentangan dengan nilai dan harapan masyarakat. Sedangkan mekanisme
pertahanan ego yang sering diguanakan adalah fantasi, eregresi, disasosiasi,
isolasi, proyeksi, mengalihakn marah berbalik pada diri sendiri dan orang lain.
Terjadinya gangguan konsep diri harga diri rendah kronis juga dipengaruhi
beberapa faktor predisposisi seperti faktor biologis, psikologis, sosial dan
cultural.
Faktor biologis biasanya karena ada kondisi sakit fisik secra yang dapat
mempenagaruhi kerja hormone secara umum, yang dapat pula berdampak pada
keseimbangan neurotransmitter di otak, contoh kadar serotonim yang menurun
dapat mengakibatkan klien mengalami depresi dan pada pasien depresi
kecenderungan haga diri rendah kronis semakin besar karena klien lebih
dikuasai oleh pikiran-pikiran negative dan tidak berdaya.
Struktur otak yang mungkin mengalami gangguan pada kasus harga diri
rendahh kronis adalah :
1. System limbic yaitu pusat emosi, dilihat dari emosi pada klien dengan harga
diri rendah yang kadang berubah seperti sedih, dan terus merasa tidak
berguna atau gagal terus menerus

ASKEP SEMINAR KEP. JIWA PROGRAM NERS STIKES WN KEL.V 5


STIKES WIDYA NUSANTARA PALU

2. Hypothalamus yang juga mengatur mood dan motivasi. Karena melihat


kondisi klien dengan harga diri rendah yang membutuhkan lebih banyak
motivasi dan dukungan dari perawat dalam melaksanakan tindakan yang
sudah dijadwalkan bersama-sama dengan perawat padahal klien mengatakan
bahwa membutuhkan latihan yang telah dijadwalkan tersebut.
3. Thalamus, system pintu gerbang atau menyaring fungsi emngatur arus
informasi sensori yang berhubungan dengan perasaan untuk mencegah
berlebihan di korteks. Kemungkinan pada klien dengan harga diri rendah
apabila ada kerusakan pada thalamus ini maka arus informasi snesori yang
masuk tidak dapat dicegah atau dipilah sehingga menjadi berlebihan yang
mengakibatkan perasaan negative yang ada selalu mendominasi pikiran dari
klien
4. Amigdala yang berfungsi untuk emosi.
Adapun jenis alat untuk mengetahui gangguan struktur otak yang dapat
digunakan adalah :
a. Electroencephalogram (EEG), suatu pemeriksaan yang bertujuan
memberikan informasi penting tentang kerja dan fungsi otak
b. CT Scan, untuk mendapatkan gambaran otak tiga dimensi
c. Single photon emission computed tomography (SPECT), melihat wilayah
otak dan tanda-tanda abnormalitas pada otak dan menggambarkan
perubahan-perubahan aliran darah yang terjadi.
d. Magnetic resonance imaging (MRI), suatu tehnik radiologi dengan
menggunakan magnet, gelombang radio computer untuk mendapatkan
gambaran struktur tubuh atau otak dan dapat mendeteksi perubahan yang
kecil sekalipun dalam struktur tubuh atau otak. Beberapa posedur
menggunakan kontras gadolinium untuk meningkatkan akurasi gambar.
Selain gangguan pada struktur otak, apabila dilakukan pemeriksaan lebih
lanjut dengan alat-alat tertentu kemungkinan akan ditemukan
ketidakseimbangan neurotransmitter di otak seperti :
a. Acetycholine (ach), untuk pengaturan atensi dan mood, mengalami
penurunan

ASKEP SEMINAR KEP. JIWA PROGRAM NERS STIKES WN KEL.V 6


STIKES WIDYA NUSANTARA PALU

b. Neropinephrine, mengatur fungsi kesiagaan, puast perhatian dan


orientasi, mengatur fight-flight dan proses pembelajaran dan memori,
mengalami penurunan yang mengakibatkan kelemahan dan depresi.
c. Serotonim, mengatur status mood, mengalami penurunan yang
mengakibatkan klien lebih dikuasia oleh pikiran-pikiran negative dan
tidak berdaya
d. Glutamate, mengalami penurunan, terlihat dari kondisi klien yang kurang
energy, selalu terlihat mengantuk. Selain itu berdasarkan diagnose medis
klien yaitu skizofrenia yang sering mengindikasikan adanya penurunan
glutamate
Adapun jenis alat untuk pengukuran neurotransmitter yang adapat
diguanakan adalah :
a. PositronEmisssion (PET),mengukur emisi/pancaran dari bahan kimia
radioktif yang diberi label dan telah di suntik kedalam aliran darah
untuk mengasilkan gambarandua atau tiga dimensi melalui distribusi
dari bahan kimia tersebut di dalam tubuh dan otak.pet dapat
memperlihatkan gambaran aliran darah,oxygen, metabolism glukosa dan
kosentrasi obat dalam jaringan otak. Yang merefleksikan aktivitas otak
sehingga dapat dipelajari lebih lanjut tetang fisiologi dan neuro
kimiawi otak.
b. Transcranial magnetic stimulations (TMS)dikombinasikan dengan MRI,
para ahli dapat melihat dan mengetahui fungsi spesifik dari otak. TMS
dapat menggambarkan proses motorik dan visual dan dapat
menghubungkan antara kimiawi dan struktur otak dengan perilaku
manusia dan hubungannya dengan gangguan jiwa.
c. Berdasarkan faktor psikologi , harga diri rendah konis sangat
berhubungan dengan pola asuh dan kemampuan individu menjalankan
peran dan fungsi. Hal-hal yang dapat mengakibatkan individu mengalami
harga diri rendah kronis meliputi penolakan orang tua,harapan orang tua
yang tidak realitas,orang tua yang tidak percaya pada anak,tekanan
teman sebaya peran yang tidak susai dengan jenis kelamin dan peran
dalam pekerjaan.

ASKEP SEMINAR KEP. JIWA PROGRAM NERS STIKES WN KEL.V 7


STIKES WIDYA NUSANTARA PALU

d. Faktor sosial : secara sosial status ekonomi sangat mempengaruhi proses


terjadinya harga diri rendah kronis, antara lain kemiskinan,tempat tinggal
di daerah kumuh dan rawan kultur social yang berubah missal ukuran
keberhasilan individu.
Faktor cultural : tuntutan pada sesuai kebudayaan sering meningkatkan
kejadian harga diri rendah kronis antara lain : wanita sudah harus menikah
jika umur sudah mencapai dua puluhan, perubahan kultur kearah gaya
hidup individualisme.
Akumulasi faktor predisposisi ini baru menimbulkan kasus harga diri rendah
kronis setelah adanya faktor presipitasi.faktor presiptasi dapat disebabkan
dari dalam diri sendiri ataupun dari luar,antara lain ketengangan
peran,koflik peran yang tidak jelas,peran berlebihan,perkembngan transisi,
situasi transisi peran dan transisi peran sehat- sakit.

E. Faktor Predisposisi
Faktor prediposisi terjadinya harga dirirendah kronis adalah penolakan orang
tua yang tidak realistis,kegagalan berulang kali, kurang mempunyai tanggung
jawab personal, ketergantungan pada orang lain,ideal diri yang tidak realistis

F. Faktor Presipitasi
Faktor presipistasi terjadinya harga diri rendah adalah hilangnya sebagian
anggota tubuh, berubahnya penampilan atau bentuk tubuh, mengalami
kegagalan, serta menurunnya produktivitas. Gangguan konsep diri : harga diri
rendah kronis in dapat terjadi secara situasional maupun kronik.

ASKEP SEMINAR KEP. JIWA PROGRAM NERS STIKES WN KEL.V 8


STIKES WIDYA NUSANTARA PALU

G. Pohon Masalah
Risiko tinggi perilaku kekerasan

Effect Perubahan persepsi sensori : halusinasi

Isolasi sosial

Core problem Harga diri rendah kronis

Causa Koping individu tidak efektif

Gambar 2.2 Pohon masalah harga diri rendah

H. Masalah Keperawatan Yang Mungkin Muncul


1. Harga diri rendah kronis
2. Koping individu tidak efektif
3. Isolasi sosial
4. Perubahan persepsi sensori : halusinasi
5. Risiko tinggi perlaku kekerasan

I. Data yang perlu dikaji


Masalah Keperawatan Data Yang Perlu Dikaji
Harga diri rendah kronis Subjektif :
Mengungkapkan dirinya merasa tidak berguna
Mengungkapkan dirinya merasa tidak mampu
Mengungkapkan dirinya tidak semangat untuk
beraktivitas atau bekerja
Mengungkapkan dirinya malas melakukan
perawatan diri (mandi, berhias, makan atau
toileting)

Objektif :

ASKEP SEMINAR KEP. JIWA PROGRAM NERS STIKES WN KEL.V 9


STIKES WIDYA NUSANTARA PALU

Mengkriktik diri sendiri


Persaan tidak mampu pandangan hidup pesimis
Tidak menerima pujian
Penurunan produktivitas
Penolakan terhadap kemampuan diri
Kurang memperhatikan perawatan diri
Berpakaian tidak rapi
Berkurang selera makan
Tidak berani menatap lawan bicara
Lebih banyak menunduk
Bicara lambat dengan nada suara lemah

J. Diagnosa Keperawatan
Harga diri rendah kronis

ASKEP SEMINAR KEP. JIWA PROGRAM NERS STIKES WN KEL.V 10


STIKES WIDYA NUSANTARA PALU

K. Rencana Asuhan Keperawatan


Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
Pasien mampu : Setelah.x pertemuan, SP 1
Mengidentifikasi pasien mempu : Identifikasi
kemampuan dan aspek Mengidentifikasi kemampuan positif
positif yang dimiliki kemampuan aspek yang dimiliki
Menilai kemampuan yang postitf yang dimilik Diskusikan bahwa
dapat digunakan Memiliki pasien masih memiliki
Menetapkan/memilih kemampuan yang sejumlah kemampuan
kegiatan yang sesuai dapat digunakan dan aspek positif
dengan kemampuan Memilih kegiatan seperti kegiatan di
Melatih kegiatan yang sesuai kemampuan rumah adanya
sudah dipilih, sesuai Melakukan kegiatan keluarga dan
kemampuan yang sudah dipilih lingkungan terdekat
Merencanakan kegiatan Merencanakan pasien
yang sudah dilatihnya. kegiatan yang sudah Beri pujian yang
dilatih realitas dan hindarkan
setiap kali bertemu
dengan pasien
penilaian yang
negative
Nilai kemampuan
yang dapat dilakukan
saat ini
Diskusikan dengan
pasien kemampuan
yang masih digunakan
saat ini
Bantu pasien
menyebutkannya dan
memberi penguatan
terhadap kemampuan

ASKEP SEMINAR KEP. JIWA PROGRAM NERS STIKES WN KEL.V 18


STIKES WIDYA NUSANTARA PALU

diri yang diungkapkan


pasien
Perlihatkan respon
yang kondusif dan
menjadi pendegar
yang aktif.
Pilih kemampuan
yang akan dilatih
Diskusikan dengan
pasien beberapa
aktivitas yang dapat
dilakukan dan dipilih
sebagai kegiatan yang
akan pasien lakukan
sehari-hari
Bantu pasien
menetapkan aktivitas
mana yang dapat
pasien lakukan secara
mandiri
Aktivitas yang
memerlukan bantuan
minimal dari keluarga
Aktivitas apa saja
yang perlu bantuan
penuh dari keluarga
atau lingkungan
terdeekat pasien
Beri contoh cara
pelaksanaan aktifitas
yang dapat dilakukan
pasien

ASKEP SEMINAR KEP. JIWA PROGRAM NERS STIKES WN KEL.V 19


STIKES WIDYA NUSANTARA PALU

Susun bersama pasien


aktivitas atau kegiatan
sehari-hari pasien
Nilai kemampuan
pertama yang telah
dipilih
Diskusikan dengan
pasien untuk
menetapkan urutan
kegiatan (yang sudah
dipilih pasien) yang
akan dilatihkan
Bersama pasien dan
keluarga
memperagakan
beberapa kegiatan
yang akan dilakukan
pasien
Beri dukungan atau
pujian yang nyata
sesuai kemajuan yang
diperlihatkan pasien
Masukkan dalam
jadwal kegiatan pasien
Beri kesempatan pada
pasien untuk mencoba
kegiatan
Beri pujian atas
aktifitas/kegiatan yang
dapat dilakukan
pasien setiap hari
Tingkatkan kegiatan

ASKEP SEMINAR KEP. JIWA PROGRAM NERS STIKES WN KEL.V 20


STIKES WIDYA NUSANTARA PALU

sesuai dengan
toleransi dan
perubahan sikap
Susun daftar aktifitas
yang sudah dilatihkan
bersama pasien dan
keluarga
Berikan kesempatan
mengungkapkan
perasaannya setelah
pelaksanaan kegiatan.
Yakinkan bahwa
keluarga mendukung
setiap aktifitas yang
dilakukan pasien.
SP 2
Evaluasi kegiatan
yang lalu (SP1)
Pilih kemampuan
kedua yang dapat
dilakukan
Latih kemampuan
yang dipilh
Masukkan dalam
jadwal kegiatan pasien
SP 3
Evaluasi kegiatan
yang lalu (SP 1dan 2)
Memilih kemampuan
ketiga yang dapat
dilakukan
Masukkan dalam

ASKEP SEMINAR KEP. JIWA PROGRAM NERS STIKES WN KEL.V 21


STIKES WIDYA NUSANTARA PALU

jadwal egiatan pasien


Keluarga mampu merawat Setelah...x SP 1
pasien dengan HDR di pertemuan, keluarga Identifikasi masalah
rumah dan menjadi system mampu : yang dirasakan dalam
pendukung yang efektif Mengidentifikasi merawat pasien
bagi pasien kemampuan yang Jelaskan proses
dimiliki pasien terjadinya HDR
Menyediakan fasilitas Jelaskan tentang cara
untuk pasien merawat pasien
melakukan kegiatan Main peran dalam
Mendorong pasien merawat pasien HDR
melakukan kegiatan Susun RTL
Memuji pasien saat Keluarga/jadwal
pasien dapat keluarga untuk
melakukan kegiatan merawat pasien
Membantu melatih
pasien
Membantu menyusun
jadwal kegiatan SP 2
pasien Evaluasi kemampuan
Membantu SP1
perkembangan pasien Latih keluarga
langsung ke pasien
Menyusun RTL
keluarga/jadwal
keluarga untuk
merawat pasien
SP 3
Evaluai kemampuan
keluarga
Evaluasi kemampuan
pasien

ASKEP SEMINAR KEP. JIWA PROGRAM NERS STIKES WN KEL.V 22


STIKES WIDYA NUSANTARA PALU

RTL kleuarga
Follow up
Rujukan

ASKEP SEMINAR KEP. JIWA PROGRAM NERS STIKES WN KEL.V 23


STIKES WIDYA NUSANTARA PALU

BAB III
TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian Asuhan Keperawatan Jiwa


I.Identitas Klien
Nama : Tn. F
Umur : 21 Tahun
Alamat : Tavanjuka
Pendidikan : SMP
Suku : Kaili
Agama : Islam
Diagnosa Medis : Skizofrenia
Nomor RM : 478463
Therapy Medis : Terlampir
Tanggal MRS : 30 Juni 2017
Tanggal Pengkajian : 04 Juli 2017

II.Alasan Masuk Rumah Sakit


1. Keluhan Utama
Klien mengatakan mengamuk di rumah
2. Riwayat Keluhan Utama
Kliem masuk Rs Madani Palu pada tanggal 30 Juni 2017, karena klien
mengamuk di rumah dan mengatakan memukul ayahnya, keluhan
dirasakan 5 hari sebelum klien masuk Rs. Sebelumnya di rumah Klien
sudah 9 bulan suka menyendiri. Klien mengamuk tanpa penyebab yang
diketahui, sehingga keluarga memutuskan untuk membawa klien ke Rs
Madani Palu untuk mendapatkan pengobatan dan perawatan.
3. Keluhan Saat Dikaji
Klien mengatakan merasa malu dengan orang lain dan hanya ingin
bersama ayah dan ibunya, klien mengatakan jengkel dan sakit hati dengan
adik-adiknya karena sering diejek bahwa dirinya gila dan bikin malu.
Klien juga sering dimarah dengan saudara-saudaranya.

ASKEP SEMINAR KEP. JIWA PROGRAM NERS STIKES WN KEL.V 32


STIKES WIDYA NUSANTARA PALU

Masalah Keperawatan : Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah

III.Faktor Predisposisi
1. Dimasa lalu klien pernah mengalami gangguan jiwa pada tahun 2014 dan
hanya kontrol di poli jiwa Rs Madani Palu dengan keluhan yang sama
yaitu mengamuk, gelisah, jalan-jalan tanpa tujuan, sulit tidur.
Masalah Keperawatan : Mekanisme koping tidak efektif
2. Riwayat pengobatan
Sebelumnya klien sudah mendapatkan pengobatan tapi kurang berhasil
dikarenakan klien sering menolak untuk minum obat sehingga obat tidak
teratur diminum.
Masalah Keperwatan : Regiment terapeutik in efektif (RTIE)
3. Trauma
a. Aniaya fisik
Klien mengatakan tidak pernah dipukul atau dipasung di rumah
b. Penolakan
Klien mengatakan ditolak dengan teman-teman dan adik-adiknya
c. Kekerasan dalam keluarga
Klien mengatakan pernah melakukan pemukulan, tapi tidak melakukan
tindakan kriminal
Masalah Keperawatan : Resiko perilaku kekerasan
4. Klien mengatakan dalam anggota keluarganya tidak ada yang mengalami
gangguan jiwa, hanya klien yang pertama kali mengalami gangguan jiwa
dalam keluarganya.
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan tidak ada

IV.Pemeriksaan Fisik
1. Tanda-Tanda Vital
TD : 110/80 mmHg SB : 36 0C
N : 80 x/m RR : 16 x/m
2. BB : 70 kg
TB : 160 cm

ASKEP SEMINAR KEP. JIWA PROGRAM NERS STIKES WN KEL.V 33


STIKES WIDYA NUSANTARA PALU

3. Keluhan Fisik : tidak ada


Masalah Keperawatan :Tidak ada

V.Psikososial
1. Genogram
+ +
+ +
A B
C D

+ +
E

Keterangan
A : Orang tua ibu klien : Laki-laki
B : Orang tua ayah klien : Perempuan
C : Ibu klien bersaudara : Klien
D :Ayah klien + : Meninggal
bersaudara ------- :Tinggalserumah
E : Klien bersaudara
a. Klien mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang mengalami
gangguan jiwa dan tidak pernah ada yang di rawat di Rs ini
b. Klien mengatakan tiga bersaudara
c. Klien mengatakan dirinya anak kedua dari tiga bersaudara
d. Klien mengatakan tinggal serumah dengan kedua orang tuanya dan
saudara-saudaranya
2. Konsep diri
a. Gambaran diri/citra tubuh
Klien mengatakan menyukai semua bagian anggota tubuhnya
b. Identitas diri
Klien mengatakan anak kedua dari tiga bersaudara dan hanya klien
yang laki-laki. Klien mengatakan hanya tamat SMP tapi sempat sekolah

ASKEP SEMINAR KEP. JIWA PROGRAM NERS STIKES WN KEL.V 33


STIKES WIDYA NUSANTARA PALU

hingga kelas III di SMA Swadaya Palu, namun klien berhenti sekolah
dikarenakan klien salah pergaulan. Saat ini klien belum bekerja dan
tidak ingin menikah.
c. Peran
Klien mengatakan didalam keluarganya atau di rumah status klien
hanya sebagai anak dan tidak pernah dilibatkan dalam tiap aktivitas
keluarga, klien hanya disuruh untuk istirahat dan jalan-jalan.
Klien mengatakan tidak mempunyai tugas kelompok dalam masyarakat
d. Ideal diri
Klien mengatakan ingin cepat sembuh dan kembali kerumah
e. Harga diri
Klien mengatakan malu berhadapan langsung dengan orang lain selain
ayah dan ibunya, klien merasa tidak pantas jika berada diantara orang
lain, kurang interaksi sosial, karena klien merasa sering dimarah dan
diejek dengan saudaranya sendiri dan teman-temannya.
Masalah Keperawatan : Harga Diri Rendah
3. Hubungan sosial
a. Orang yang berarrti
klien mengatakan orang yang paling berrti dalam hidup klien adalah
ayah dan ibunya
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat
Klien mengatakan tidak pernah terlibat atau mengikuti
kegiatan/organisasi dalam masyarakat
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
klien mengatakan merasa malu saat bertemu dengan orang lain karena
sering diejek dan dianggap sebagai orang gila. Klien mengatakan
merasa lebih senang di Rs karena lebih dianggap
Masalah Keperawatan : Kerusakan Interaksi Sosial
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Klien mengatakan dirinya beragama islamdan tidak ada hubungannya
antara penyakit yang diderita denga agamanya

ASKEP SEMINAR KEP. JIWA PROGRAM NERS STIKES WN KEL.V 33


STIKES WIDYA NUSANTARA PALU

b. kegiatan ibadah
Klien mengatakan di rumah jarang sholat dan tidak rutin. selama di
Rs klien tidak pernah sholat

VI.Status Mental
1. Penampilan
Penampilan klien tidak rapih, pakai baju berlapis, rambut acak-acakan
tidak pernah disisir, klien menggunakan baju yang disediakan Rs. Klien
mandi dua kali sehari atas perintah perawat, klien belum mammpu
malakukan atas inisiatif sendiri. Kuku tangan dan kaki tampak panjang dan
kotor
Masalah Keperawatan : Defisit Perawatan Diri
2. Pembicaraan
Pembicaraan klien inkoherent yang artinya pembicaraan dimana satu
kalimat dan isi pembicaraan sulit dipahami maksudnya, isi pembicraan
tidak ada hubungannya dengan stimulus/pernyataan atau hal-hal yang
sedang dibicarakan. Dibuktikan dengan :
Klien biasanya bercakap-cakap dengan baik, namun tiba-tibaklien tidak
mau menjawab apa yang ditanyakan oleh perawat, tapi hanya balik
bertanya
Masalah Keperawatan : Kerusakan Komunikasi Verbal
3. Aktivitas motorik
Klien nampak gelisah, ekspresi wajah nampak tegang, klien suka mondar
mandir
4. Alam perasaan
Klien tanpak sedih ketika ditanya tentang orang tuanya, klien selalu
berharap agar segera dijemput ayah dan ibunya keluar dari Rs dan pulang
kerumah berkumpul dengan keluarganya
Masalah Keperawatan : Tidak Ada
5. Afek/emosi
Afek klien labil. Labil adalah emosi yng secara cepat berubah-ubah tanpa
suatu pengendalian yang baik. Dibuktikan dengan :

ASKEP SEMINAR KEP. JIWA PROGRAM NERS STIKES WN KEL.V 34


STIKES WIDYA NUSANTARA PALU

Klien mau mendengarkan nasehat perawat namun klien tiba-tiba marah


dan emosi serta pergi meninggalkan perawat
Masalah Keperawatan : Resiko Prilaku Kekerasan
6. Interaksi selama wawancara
Klien kooperatif, kontak mata kurang, mudah tersinggung, kadang kala
defensif yang artinya selalu berusha mempertahankan pendapat dan
kebenarannya. Dibuktikan dengan :
Selama melakukan wawancara atau berbincang-bincang klien tiba-tiba
memutuskan perbincangan lalu pergi jalan-jalan. Klien cepat beralih ke
hal-hal lainnya
Masalah Keperawatan : Kerusakan Komunikasi verbal
Resiko Prilaku Kekerasan
7. Persepsi
Pada saat dikaji klien mengatakan tidak pernah mendengar suara-suara
bisikan, klien tidak nampak berhalusinasi
Masalah Keperawatan : Tidak Ada
8. Isi pikir
Pada saat pengkajian tidak ditemukan kelainan isi pikir dan juga
ditemukan adanya waham pada klien
Masalah Keperawatan : Tidak Ada
9. Arus pikir
Arus pikir klien blocking yaitu jalan pikiran yang tiba-tiba berhenti atau
berhenti ditengah sebuah kalimat. Dibuktikan dengan :
Kadang pembicaraan klien terhenti tiba-tiba, kemudian dia lanjutkan
kembali
Masalah Keperawatan : Gangguan Proses Pikir
10. Tingkat kesadaran
Tingkat kesadaran klien baik artinya klien dapat mengenali orang, tempat,
dan waktu. Dibuktikan dengan :
Klien tahu saat ini ia berada di Rs jiwa, klien juga tahu saat ini adalah
pagi hari, klien dapat mengenal perawat yang ada di ruangan
Masalah Keperawatan : Tidak Ada

ASKEP SEMINAR KEP. JIWA PROGRAM NERS STIKES WN KEL.V 35


STIKES WIDYA NUSANTARA PALU

11. Memori (daya ingat)


Klien tidak mengalami gangguan daya ingat, baik itu jangka panjang
maupun jangka pendek. Dibuktikan dengan :
Klien masih ingat masa lalunya
Klien masih ingat jumlah saudaranya
Klien masih ingat kapan ia dibawah ke Rs jiwa
Masalah Keperawatan : Tidak Ada
12. Tingkat kosentrasi dan berhitung
tingkat kosentrasi adalah kemampuan klien untuk memperhatikan selama
wawancara/kontrak. Kosentrasi klien cukup baik dibuktikan dengan :
Klien mampu berhitung sederhana
Masalah Keperawatan : Tidak Ada
13. Kemampuan Penilaian
Klien mampu mengambil keputusan sederhana dan perlu motivasi yang
diberikan kesempatan untuk memilih cuci tangan atau makan dulu
Masalah Keperawatan : Tidak Ada
14. Daya tilik diri
Daya tilik diri merupakan pemahaman kien tentang suatu penyakit atau
gangguan. Dibuktikan dengan :
Klien tidak mengingkari penykit yang dideritanya, ia tahu bahwa dirinya
sedang dirawat di Rs Madani

VII.Kebutuhan Pulang
1. Makanan
Bantuan minimal, klien mampu makan sendiri, makan 3 kali sehari
2. BAB/BAK
Klien mampu BAB/BAK secara mandiri dan di WC
3. Mandi
Klien mampu mandi secara mandiri tanpa bantuan seperti sikat gigi dan
cuci rambut
4. Berpakaian/berhias

ASKEP SEMINAR KEP. JIWA PROGRAM NERS STIKES WN KEL.V 36


STIKES WIDYA NUSANTARA PALU

Klien mampu memakai pakaian secara mandiri dan memilih pakaian yang
akan digunakan
5. Istrahat tidur
Istrahat tidur siang dan malam klien tidak teratur
6. Penggunaan obat
Dalam mengkonsumsi obat klien masih diawasi
7. Pemeliharaan kesehatan
Klien memerlukan perawatan yaitu klien harus rutin minum obat dan rutin
kontrol kedokter jiwa
8. Kegiatan dalam rumah
Klien mampu mempersiapkan makanan
Klien mampu merapikan tempat tidur
Klien mampu membersihkan rumah
9. Kegiatan diluar rumah
Dalam melakukan aktivitas diluar rumah klien memerlukan bantuan
minimal

VIII.Mekanisme Koping
Klien mudah marah jika ada hal yang tidak menyenangkan, jika marah klien
mengamuk dan mengancam keluarga
Masalah Keperawatan : Mekanisme Koping Tidak Efektif

IX.Masalah Psikososial dan Lingkungan


a. Masalah dengan dukungan kelompok
Sebelum sakit klien tidak mengikuti kegiatan kelompok
b. Masalah hubungan dengan lingkungan
Saat dilingkungan rumah klien merasa selalu diejek dan dijauhi orang-
orang, tetapi saat di lingkungan Rs klien merasa diperhatikan
c. Masalah dengan pendidikan
Klien hanya tamat SMP
d. Masalah dengan pekerjaan
Klien belum bekerja

ASKEP SEMINAR KEP. JIWA PROGRAM NERS STIKES WN KEL.V 37


STIKES WIDYA NUSANTARA PALU

e. Masalah ekonomi
Saat ini klien tidak ada masalah dengan perekonomiannya
f. Masalah dengan perumahan
Saat ini klien masih tinggal dengan kedua orangtua dan saudaranya
g. Masalah dengan pelayanan kesehatan
Klien jarang kontrol dan memeriksakan dirinya di poli jiwa ataupun di
puskesmas
X.Pengetahuan Kurang Tentang
1. Pengetahuan kurang tentang penyakit jiwa
Klien tahu bahwa saat ini dirinya mengalami sakit jiwa
2. Pengetahuan kurang tentang sistem pendukung
Sistem pendukung terdiri dari keluarga, fasilitas puskesmas, teman,
therapy dan kelompok sosial
3. Pengetahaun kurang tentang koping mekanisme
Koping mekanisme merupakan suatu pola untuk menahan ketegangan
yang mengancam dirinya (pertahanan diri) atau untuk menyelesaikan
masalah, yang dibuktikan dengan : klien bertanya tentang apa itu
mekanisme koping
4. Pengetahuan kurang tentang faktor presipitasi
Faktor presipitasi adalah faktor yang memperberat/memperparah dimana
individu dianggap tantangan, ancaman, atau tuntutan dan memerlukan
energi untuk mengatasinya
5. Pengetahuan kurang tentang obat-obatan
Klien tidak mengetahui nama-nama obat yang dikonsumsi. Klien minum
obat diawasi perawat
Masalah Keperawatan : Kurang Pengetahuan

XI.Aspek Medis
1. Diagnosa medis : Skizofrenia
2. Therapy medis : Halloperidol 5 mg - 0 -
CPZ 100 mg 0 - 0 -

ASKEP SEMINAR KEP. JIWA PROGRAM NERS STIKES WN KEL.V 38


STIKES WIDYA NUSANTARA PALU

XII.Daftar Masalah
1. Harga Diri Rendah
2. Resiko Prilaku Kekerasan
3. Regimen Terapeutik In Efektif (RTIE)
4. Kerusakan Interaksi Sosial
5. Kerusakan Komunikasi Verbal
6. Defisit Perawatan Diri
7. Gangguan Proses Pikir
8. Kurang Pengetahuan
XIII.Pengumpulan Data
1. Klien mengatakan mengamuk dirumah
2. Klien mengatakan dirumah memukul ayahnya
3. Sebelumnya di rumah Klien sudah 9 bulan suka menyendiri
4. Klien susah tidur
5. Klien mengatakan merasa malu dengan orang lain
6. Klien mengatakan hanya ingin bersama ayah dan ibunya
7. Klien mengatakan jengkel dan sakit hati dengan adik-adiknya karena
sering diejek bahwa dirinya gila dan bikin malu
8. Klien juga sering dimarah dengan saudara-saudaranya
6. Dimasa lalu klien pernah mengalami gangguan jiwa pada tahun 2014 dan
hanya kontrol di poli jiwa Rs Madani Palu
7. Sebelumnya klien sudah mendapatkan pengobatan tapi kurang berhasil
dikarenakan klien sering menolak untuk minum obat sehingga obat tidak
teratur diminum.
8. Klien mengatakan jarang kontrol di dokter jiwa ataupun puskesmas
9. Klien mengatakan ditolak dengan teman-teman dan adik-adiknya
10. Klien mengatakan pernah melakukan pemukulan, tapi tidak melakukan
tindakan kriminal
11. Klien mengatakan dalam anggota keluarganya tidak ada yang mengalami
gangguan jiwa, hanya klien yang pertama kali mengalami gangguan jiwa
dalam keluarganya
12. Klien mengatakan menyukai semua bagian anggota tubuhnya

ASKEP SEMINAR KEP. JIWA PROGRAM NERS STIKES WN KEL.V 39


STIKES WIDYA NUSANTARA PALU

13. Klien mengatakan anak kedua dari tiga bersaudara dan hanya klien yang
laki-laki.
14. Klien mengatakan hanya tamat SMP
15. Klien mengatakan sempat sekolah hingga kelas III di SMA Swadaya
Palu, namun klien berhenti sekolah dikarenakan klien salah pergaulan
16. Klien mengatakan saat ini klien belum bekerja
17. Klien mengatakan tidak ingin menikah
18. Klien mengatakan didalam keluarganya atau di rumah status klien hanya
sebagai anak dan tidak pernah dilibatkan dalam tiap aktivitas keluarga,
klien hanya disuruh untuk istirahat dan jalan-jalan
19. Klien mengatakan tidak mempunyai tugas kelompok dalam masyarakat
20. Klien mengatakan tidak pernah terlibat atau mengikuti
kegiatan/organisasi dalam masyarakat
21. Klien mengatakan ingin cepat sembuh dan kembali kerumah
22. Klien selalu berharap agar segera dijemput ayah dan ibunya keluar dari
Rs dan pulang kerumah berkumpul dengan keluarganya
23. Klien merasa tidak pantas jika berada diantara orang lain,
24. Kurang interaksi sosial
25. Klien mengatakan orang yang paling berarti dalam hidup klien adalah
ayah dan ibunya
26. Klien mengatakan merasa lebih senang di Rs karena lebih dianggap
27. Klien mengatakan dirinya beragama islamdan tidak ada hubungannya
antara penyakit yang diderita denga agamanya
28. Penampilan klien tidak rapih, pakai baju berlapis
29. Rambut acak-acakan tidak pernah disisir
30. Klien mengatakan mandi dua kali sehari atas perintah perawat
31. Klien belum mampu malakukan atas inisiatif sendiri
32. Kuku tangan dan kaki tampak panjang dan kotor
33. Pembicaraan klien inkoherent dibuktikan dengan :
Klien biasanya bercakap-cakap dengan baik, namun tiba-tibaklien tidak
mau menjawab apa yang ditanyakan oleh perawat, tapi hanya balik
bertanya

ASKEP SEMINAR KEP. JIWA PROGRAM NERS STIKES WN KEL.V 40


STIKES WIDYA NUSANTARA PALU

34. Klien nampak gelisah


35. Mood klien berubah-ubah
36. Ekspresi wajah nampak tegang
37. Klien suka mondar mandiri
38. Klien tanpak sedih ketika ditanya tentang orang tuanya
39. Afek klien labil dibuktikan dengan :
Klien mau mendengarkan nasehat perawat namun klien tiba-tiba marah
dan emosi serta pergi meninggalkan perawat
40. Klien kooperatif
41. Kontak mata kurang
42. Mudah tersinggung
43. Kadang kala defensif dibuktikan dengan :
Selama melakukan wawancara atau berbincang-bincang klien tiba-tiba
memutuskan perbincangan lalu pergi jalan-jalan
44. Klien cepat beralih ke hal-hal lainnya
45. Klien mudah marah jika ada hal yang tidak menyenangkan
46. Arus pikir klien blocking dibuktikan dengan :
Kadang pembicaraan klien terhenti tiba-tiba, kemudian dia lanjutkan
kembali
47. Dalam mengkonsumsi obat klien masih diawasi
48. Klien bertanya tentang apa itu mekanisme koping
49. Klien tidak mengetahui nama-nama obat yang dikonsumsi
50. Klien minum obat diawasi perawat

XIV.Klasifikasi Data
DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF
1. Klien mengatakan mengamuk dirumah 1. Klien nampak gelisah
2. Klien mengatakan dirumah memukul 2. Mood klien berubah-ubah
ayahnya 3. Ekspresi wajah nampak tegang
3. Sebelumnya di rumah Klien sudah 9 4. Klien suka mondar mandir
bulan suka menyendiri 5. Klien kooperatif
4. Klien susah tidur 6. Kontak mata kurang

ASKEP SEMINAR KEP. JIWA PROGRAM NERS STIKES WN KEL.V 41


STIKES WIDYA NUSANTARA PALU

5. Klien mengatakan merasa malu dengan 7. Mudah tersinggung


orang lain 8. Kurang interaksi sosial
6. Klien mengatakan hanya ingin bersama 9. Penampilan klien tidak rapih,
ayah dan ibunya pakai baju berlapis
7. Klien merasa tidak pantas jika berada 10. Rambut acak-acakan tidak
diantara orang lain pernah disisir
8. Klien mengatakan orang yang paling 11. Klien belum mampu
berarti dalam hidup klien adalah ayah malakukan atas inisiatif
dan ibunya sendiri
9. Klien mengatakan jengkel dan sakit hati 12. Kuku tangan dan kaki tampak
dengan adik-adiknya karena sering panjang dan kotor
diejek bahwa dirinya gila dan bikin 13. Pembicaraan klien inkoherent
malu dibuktikan dengan :
10. Klien juga sering dimarah dengan Klien biasanya bercakap-
saudara-saudaranya. cakap dengan baik, namun
11. Dimasa lalu klien pernah mengalami tiba-tibaklien tidak mau
gangguan jiwa pada tahun 2014 dan menjawab apa yang
hanya kontrol di poli jiwa Rs Madani ditanyakan oleh perawat, tapi
Palu hanya balik bertanya
12. Sebelumnya klien sudah mendapatkan 14. Klien tanpak sedih ketika
pengobatan tapi kurang berhasil ditanya tentang orang tuanya
dikarenakan klien sering menolak 15. Afek klien labil dibuktikan
untuk minum obat sehingga obat tidak dengan :
teratur diminum Klien mau mendengarkan
13. Klien mengatakan jarang kontrol di nasehat perawat namun klien
dokter jiwa ataupun puskesmas tiba-tiba marah dan emosi
14. Klien mengatakan ditolak dengan serta pergi meninggalkan
teman-teman dan adik-adiknya perawat
15. Klien mengatakan pernah melakukan 16. Kadang kala defensif
pemukulan, tapi tidak melakukan dibuktikan dengan :
tindakan kriminal Selama melakukan
16. Klien mengatakan dalam anggota wawancara atau berbincang-

ASKEP SEMINAR KEP. JIWA PROGRAM NERS STIKES WN KEL.V 42


STIKES WIDYA NUSANTARA PALU

keluarganya tidak ada yang bincang klien tiba-tiba


mengalami gangguan jiwa, hanya memutuskan perbincangan
klien yang pertama kali mengalami lalu pergi jalan-jalan
gangguan jiwa dalam keluarganya 17. Klien cepat beralih ke hal-hal
17. Klien mengatakan menyukai semua lainnya
bagian anggota tubuhnya 18. Arus pikir klien blocking
18. Klien mengatakan anak kedua dari tiga dibuktikan dengan :
bersaudara dan hanya klien yang laki- Kadang pembicaraan klien
laki terhenti tiba-tiba, kemudian
19. Klien mengatakan hanya tamat SMP dia lanjutkan kembali
20. Klien mengatakan sempat sekolah 19. Dalam mengkonsumsi obat
hingga kelas III di SMA Swadaya klien masih diawasi
Palu, namun klien berhenti sekolah 20. Klien mudah marah jika ada
dikarenakan klien salah pergaulan hal yang tidak menyenangkan
21. Klien mengatakan saat ini klien belum
bekerja
22. Klien mengatakan tidak ingin
menikah
23. Klien mengatakan didalam
keluarganya atau di rumah status klien
hanya sebagai anak dan tidak pernah
dilibatkan dalam tiap aktivitas
keluarga, klien hanya disuruh untuk
istirahat dan jalan-jalan
24. Klien mengatakan tidak mempunyai
tugas kelompok dalam masyarakat
25. Klien mengatakan tidak pernah terlibat
atau mengikuti kegiatan/organisasi
dalam masyarakat
26. Klien mengatakan ingin cepat sembuh
dan kembali kerumah
27. Klien selalu berharap agar segera

ASKEP SEMINAR KEP. JIWA PROGRAM NERS STIKES WN KEL.V 43


STIKES WIDYA NUSANTARA PALU

dijemput ayah dan ibunya keluar dari


Rs dan pulang kerumah berkumpul
dengan keluarganya
28. Klien mengatakan merasa lebih
senang di Rs karena lebih dianggap
29. Klien mengatakan dirinya beragama
islam dan tidak ada hubungannya
antara penyakit yang diderita denga
agamanya
30. Klien mengatakan mandi dua kali
sehari atas perintah perawat
31. Klien bertanya tentang apa itu
mekanisme koping
32. Klien tidak mengetahui nama-nama
obat yang dikonsumsi
33. Klien minum obat diawasi perawat

XV.KLASIFIKASI DATA
NO DATA MASALAH
1. DS : Harga Diri rendah
Klien mengatakan merasa malu dengan
orang lain
Klien mengatakan hanya ingin bersama
ayah dan ibunya
Klien merasa tidak pantas jika berada
diantara orang lain
Klien mengatakan orang yang paling
berarti dalam hidup klien adalah ayah dan
ibunya
Klien mengatakan jengkel dan sakit hati
dengan adik-adiknya karena sering diejek
bahwa dirinya gila dan bikin malu

ASKEP SEMINAR KEP. JIWA PROGRAM NERS STIKES WN KEL.V 44


STIKES WIDYA NUSANTARA PALU

Klien juga sering dimarah dengan saudara-


saudaranya.
Klien mengatakan ditolak dengan teman-
teman dan adik-adiknya
Klien mengatakan hanya tamat SMP
Klien mengatakan sempat sekolah hingga
kelas III di SMA Swadaya Palu, namun
klien berhenti sekolah dikarenakan klien
salah pergaulan
Klien mengatakan saat ini klien belum
bekerja
Klien mengatakan tidak ingin menikah
Klien mengatakan didalam keluarganya
atau di rumah status klien hanya sebagai
anak dan tidak pernah dilibatkan dalam
tiap aktivitas keluarga, klien hanya disuruh
untuk istirahat dan jalan-jalan
Klien mengatakan menyukai semua
anggota tubuhnya
DO :
Afek labil
Kien kooperatif
Kontak mata Kurang
Mood klien berubah-ubah
kurang interaksi sosial
2. DS : Resiko Prilaku
Klien mengatakan mengamuk di rumah Kekerasan
Klien mengatakan di rumah klien
memukul ayahnya
Klien mengatakan merasa jengkel dan
sakit hati dengan adik-adiknya
Klien menagtakan pernah melakukan

ASKEP SEMINAR KEP. JIWA PROGRAM NERS STIKES WN KEL.V 45


STIKES WIDYA NUSANTARA PALU

pemukulan tapi tidak melakukan tindakan


kriminal
DO :
Klien Klien nampak gelisah
Mood klien berubah-ubah
Ekspresi wajah nampak tegang
Klien suka mondar mandir
Klien kooperatif
Kontak mata kurang
Mudah tersinggung
Klien mudah marah jika ada hal yang tidak
menyenangkan
3. DS : Regiment Trapeutik In
Klien sudah pernah mendapatkan Efektif (RTIE)
pengobatan tapi kurang berhasil,
dikarenakan klien sering menolak untuk
minum obat, sehingga obat tidak teratur
diminum
Klien jarang kontrol didokter jiwa ataupun
puskesmas
DO :
Klien minum obat di awasi perawat
4. DS : Kerusakan Interaksi
Klien mengatakan merasa malu dengan Sosial
orang-orang lain, karena sering
diejekbahwa dirinya orang gila
Klien mengatakan merasa tidak pantas jika
berada ditengah orang lain
Klien sudah 9 bulan yang lalu suka
menyendiri
DO :
Klien kooperatif

ASKEP SEMINAR KEP. JIWA PROGRAM NERS STIKES WN KEL.V 46


STIKES WIDYA NUSANTARA PALU

Mood klien berubah-ubah


Afek labil
Kurang interaksi
5. DS : Kerusakan Komunikasi
Klien mengatakan merasa malu dengan Verbal
orang lain
Klien mengatakan sering diejek bahwa
dirinya gila
DO :
Klien kooperatif
Kontak mata kurang
Pembicaraan klien inkoherent dibuktikan
dengan :
Klien biasanya bercakap-cakap dengan
baik, namun tiba-tibaklien tidak mau
menjawab apa yang ditanyakan oleh
perawat, tapi hanya balik bertanya
Kadang kala defensif dibuktikan dengan :
Selama melakukan wawancara atau
berbincang-bincang klien tiba-tiba
memutuskan perbincangan lalu pergi
jalan-jalan
6. DS : Defisit Perawatan Diri
Klien mandi 2 kali sehari atas perintah
perawat
DO :
Penampilan klien tidak rapih, pakai baju
berlapis
Rambut acak-acakan tidak pernah disisir
Klien belum mampu malakukan atas
inisiatif sendiri
Kuku tangan dan kaki tampak panjang dan

ASKEP SEMINAR KEP. JIWA PROGRAM NERS STIKES WN KEL.V 47


STIKES WIDYA NUSANTARA PALU

kotor
7. DS : Gangguan proses pikir

DO :
Afek labil
Klien gelisah
Klien mondar-mandir
Mood klien berubah-ubah
Klien kooperatif
Arus pikir klien blocking dibuktikan
dengan :Kadang pembicaraan klien
terhenti tiba-tiba, kemudian dia lanjutkan
kembali
8. DS :
Klien bertanya tentang apa itu mekanisme Mekanisme koping
koping tidak efektif
Klien tidak mengetahui nama-nama obat
yang dikonsumsi
DO :
Klien minum obat dengan pengawasan
Klien kooperatif
Kontak mata kurang
Afek labil

ASKEP SEMINAR KEP. JIWA PROGRAM NERS STIKES WN KEL.V 48


STIKES WIDYA NUSANTARA PALU

XVI.Pohon Masalah
Effect ~~~~~~~ Resiko Prilaku Kekerasan Kerusakan Interaksi Sosial

Core problem ~~~~Harga Diri RendahKerusakan Komunikasi Verbal


Defisit perawatan Diri
Cause ~~~~~~~Gangguan Proses Pikir

Kooping Individu In efektif

Regiment Trapeutik In Efektif (RTIE)

Kurang Pengetahuan

XVII.Prioritas Masalah
1. Harga Diri Rendah

ASKEP SEMINAR KEP. JIWA PROGRAM NERS STIKES WN KEL.V 49


STIKES WIDYA NUSANTARA PALU

ASKEP SEMINAR KEP. JIWA PROGRAM NERS STIKES WN KEL.V 32


STIKES WIDYA NUSANTARA PALU

Rencana Tindakan Asuhan Keperawatan


NO Diagnosa
Tujuan Kriteria Hasil Intervensi
1. Gangguan konsep diri : Tum : Setelah dilakukan 3x SP 1 BHSP
Harga diri rendah Klien mempunyai harga interaksi Klien 1. Bina hubungan salin percaya dengan
DS : diri menunjukkan ekspresi menggunakan prinsip komunikasi
Klien mengatakan Tuk : wajah bersahabat, ada terapeutik :
merasa malu Klien dapat membina kontak mata, mau 2. sapa klien dengan ramah baik verbal
dengan orang lain hubungan saling berjabat tangan, mau maupun non verbal
Klien mengatakan percaya dengan perawat menyebut nama, mau 3. Perkenalkan diri dengan sopan
hanya ingin Klien dapat menjawab salam, 4. Tanyakan nama lengkap dan nama
bersama ayah dan mengidentifikasi aspek klien mau duduk panggilan yang disukai klien
ibunya positif adn kemampuan berdampingan dengan 5. Jelaskan tujuan pertemuan
Klien merasa tidak yang dimiliki perawat dan mau 6. Jujur dan menepati janji
pantas jika berada Klien dapat menilai mengutarakan 7. Tunjukkan sikap empati dan
diantara orang lain kemampuan yang masalah yang menerima klien apa adanya
Klien mengatakan dimiliki untuk dihadapi 8. Beri perhatian dan perhatikan
orang yang paling dilaksanakan setelah dilakukan 3x kebutuhan daasar klien
berarti dalam hidup Klien dapat interaksi klien mampu
klien adalah ayah merencanakan kegiatan menyebutkan aspek SP 1 Klien

ASKEP SEMINAR KEP. JIWA PROGRAM NERS STIKES WN KEL.V 32


STIKES WIDYA NUSANTARA PALU

dan ibunya sesuai dengan positif yang dimiliki 1. Diskusikan dengan klien tentang
Klien mengatakan kemampuan yang klien Aspek positif yang dimiliki klien.
jengkel dan sakit dimilik Setelah 3x interaksi 2. Identifikasi kemampuan positif yang
hati dengan adik- Klien dapat melakukan klien menyebut dimiliki klien
adiknya karena kegiatan sesuai rencana kemampuan yang 3. Diskusikan bahwa klien masih
sering diejek yang dibuat dapat dilaksanakan memiliki sejumlah kemampuan dan
bahwa dirinya gila Klien dapat Setelah 3x interaksi aspek positif seperti kegiatan di
dan bikin malu memanfaatkan sistem klien membuat rumah adanya keluarga dan
Klien juga sering pendukung yang ada rencana harian lingkungan terdekat klien
dimarah dengan Seteah 3x interaksi 4. Beri pujian yang realitas
saudara- klien melakukan 5. Nilai kemampuan yang dapat
saudaranya. kegiatan sesaui jadwal dilakukan saat ini dan diskusikan
Klien mengatakan yang dibuat tentang kemampuan klien saat ini
ditolak dengan Setelah 3x interaksi 6. Bantu klien menyebutkan
teman-teman dan klie memanfaatkan kemampuan yang dimiliknya dan
adik-adiknya sistem pendukung berikan dukungan terhadap
Klien mengatakan yang ada kemampuan diri yang diungkapkan
hanya tamat SMP klien
Klien mengatakan 7. Perlihatkan respon yang kondusif

ASKEP SEMINAR KEP. JIWA PROGRAM NERS STIKES WN KEL.V 33


STIKES WIDYA NUSANTARA PALU

sempat sekolah dan menjadi pendengar yang aktif.


hingga kelas III di 8. Pilih kemampuan yang akan dilatih
SMA Swadaya 9. Diskusikan dengan klien beberapa
Palu, namun klien aktivitas yang dapat dilakukan dan
berhenti sekolah dipilih sebagai kegiatan yang akan
dikarenakan klien klien lakukan sehari-hari
salah pergaulan 10. Bantu klien menetapkan aktivitas
Klien mengatakan mana yang dapat klien lakukan
saat ini klien belum secara mandiri
bekerja 11. Beri contoh cara pelaksanaan
Klien mengatakan aktifitas yang dapat dilakukan klien
tidak ingin 12. Susun bersama klien aktivitas atau
menikah kegiatan sehari-hari klien
Klien mengatakan 13. Nilai kemampuan pertama yang
didalam telah dipilih
keluarganya atau di 14. Diskusikan dengan klien untuk
rumah status klien menetapkan urutan kegiatan (yang
hanya sebagai anak sudah dipilih klien) yang akan
dan tidak pernah dilatihkan

ASKEP SEMINAR KEP. JIWA PROGRAM NERS STIKES WN KEL.V 34


STIKES WIDYA NUSANTARA PALU

dilibatkan dalam 15. Bersama klien memperagakan


tiap aktivitas beberapa kegiatan yang akan
keluarga, klien dilakukannya
hanya disuruh 16. Beri dukungan dan motivasi sesuai
untuk istirahat dan kemajuan yang diperlihatkan klien
jalan-jalan 17. Masukkan dalam jadwal kegiatan
Klien mengatakan klien
menyukai semua 18. Beri kesempatan pada klien untuk
anggota tubuhnya mencoba kegiatan
DO : 19. Beri pujian atas aktifitas/kegiatan
Afek labil yang dapat dilakukan klien setiap
Klien kooperatif hari
Kontak mata 20. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan
Kurang toleransi dan perubahan sikap
Mood klien 21. Susun daftar aktifitas yang sudah
berubah-ubah dilatihkan bersama klien
kurang interaksi sosial 22. Berikan kesempatan
mengungkapkan perasaannya
setelah pelaksanaan kegiatan.

ASKEP SEMINAR KEP. JIWA PROGRAM NERS STIKES WN KEL.V 35


STIKES WIDYA NUSANTARA PALU

SP 2
1. Evaluasi kegiatan yang lalu (SP1)
2. Pilih kemampuan kedua yang dapat
dilakukan
3. Latih kemampuan yang dipilh
4. Masukkan dalam jadwal kegiatan
klien
SP 3
1. Evaluasi kegiatan yang lalu (SP
1dan 2)
2. Memilih kemampuan ketiga yang
dapat dilakukan
Masukkan dalam jadwal kegiatan
klien

ASKEP SEMINAR KEP. JIWA PROGRAM NERS STIKES WN KEL.V 36


STIKES WIDYA NUSANTARA PALU

STRATEGI PELAKSANAAN SP1 BHSP

Nama : Tn. F
Pertemuan : Pertama
Tanggal : 04 Juli 2017

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
DS : -
DO : -
2. Diagnosa Keperawatan : -
3. Tujuan Khusus
Klien Mampu membina hubungan saling percaya
4. Tindakan Keperawatan
a. Mengucapkan salam terapeutik
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan tujuan interaksi
d. Menciptakan lingkungan yang tenang
e. Membuat kontrak waktu yang jelas
f. Meyakinkan bahwa kerahasiaan klien terjaga
g. Meyakinkan harapan terhadap pertemuan
h. Menepati waktu

B. Strategi Pelaksanaan
1. Orentasi
Pagi Pak, perkenalkan nama saya ..., senang dipanggil ..., nama bapak
siapa? Senang dipanggil siapa? Bagaimana perasaan bapak pagi ini? Pagi
ini saya ingin berkenalan dengan bapak, bapak mau kita berbincang-bincang
dimana? Berapa lama? Bapak jangan khawatir dengan informasi yang bapak
berikan, saya jamin kerahasiaannya saya tidak akan bilang ke orang lain
tanpa seizin bapak.

ASKEP SEMINAR KEP. JIWA PROGRAM NERS STIKES WN KEL.V 32


STIKES WIDYA NUSANTARA PALU

2. Kerja
Apa yang bapak harapkan setelah kita selesai berkenalan nanti?
3. Terminasi
Bagaimana perasaan bapak setelah kita berkenala tadi? Bapak masih ingat
siapa nama saya? Bagus sekali Pak, bapak masih ingat nama saya, kalau
begitu sebentar setelah makan siang boleh kita berbincang-bincang lagi
tentang masalah yang bapak alami? Berapa lama? bagaimana kalau 10
menit? Tempatnya dimana? Baik Pak sekarang bapak istrahat dulu, Sampai
jumpa sebentar setelah makan siang ya pak.

EVALUASI KEPERAWATAN
Nama pasien : Tn. F
Tanggal : 04 Juli 2017
Pertemuan : Pertama

S :
Klien mengatakan selamat pagi
Klien mengatakan namanya Tn. M
Klien mengatakan senang dipanggil Tn. F
Klien mengatakan mau berbincang-bincang
Klien mengatakan duduk di kursi depan kamarnya saja
Klen mengatakan 10 menit waktu berbincang-bincang
Klien mengatakan merasa senang
Klien mengatakan masih ingat dengan nama perawatnya ...
Klien mengatakan bersedia berbincang-bincang setelah makan siang
sesuai dengan kontrak waktu yang telah disepakati
O :
Afek labil
Emosi berubah-ubah
Ekspresi wajah tegang
Kontak mata kurang

ASKEP SEMINAR KEP. JIWA PROGRAM NERS STIKES WN KEL.V 33


STIKES WIDYA NUSANTARA PALU

Klien nampak gelisah


Klien nampak mondar-mandir
A :
SP 1 BHSP berhasil
Klien mampu membina hubungan saling percaya
P :
Perawat
Evaluasi SP1 BHSP
Lanjutkan SP BHSP pengkajian
Pasien
Anjurkan klien untuk mengingat pertemuan pertama

ASKEP SEMINAR KEP. JIWA PROGRAM NERS STIKES WN KEL.V 34


STIKES WIDYA NUSANTARA PALU

STRATEGI PELAKSANAAN
SP2 BHSP

Nama : Tn. F
Pertemuan : Kedua
Tanggal 04 Juli 2017

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
DS :
Klien mengatakan namanya Tn. F
Klien mengatakan mau bercakap-cakap
Klien mengatakan duduk di kursi depan kamarnya saja

DO :
Afek labil
Mood berubah-ubah
Ekspresi wajah tegang
Kontak mata kurang
Klien selalu menunduk
Klien selalu menutup wajah dengan kedua tangannya
Klien selalu menggaruk kepalanya
Klien nampak gelisah
Klien nampak mondar-mandir

2. Diagnosa Keperawatan :
3. Tujuan Khusus :
Klien mampu mengungkapkan perasaannya dan keluhannya
Klien mampu membina hubungan salin percaya
4. Tindakan Keperawatan
a. Mengevaluasi SP1 BHSP

ASKEP SEMINAR KEP. JIWA PROGRAM NERS STIKES WN KEL.V 35


STIKES WIDYA NUSANTARA PALU

b. Mendorong dan memberi kesempatan pasien untuk mengungkapkan


perasaannya
c. Mendengarkan ungkapan pasien dengan simpati
d. Melakukan pengkajian data
e. Mengidentifikasi kegiatan sehari-hari
f. Mengidentifikasi masalah pasien
B. Strategi Pelaksanaan
1. Orientasi
Selamat siang Pak F, masih ingat nama saya? Nama saya siapa ? Sesuai
janji saya tadi pagi, kita akan berbincang-bincang tentang apa yang bapak
rasakan, bapak mau bicara dimana? Disini saja ya! Berapa lama pak F mau?
Bagaimana kalau 15 menit?
2. Kerja
Bagaimana perasaan bapak siang ini? Apa yang bapak rasakan sekarang?
Coba bapak ceritakan ke saya! Apa yang menyebabkan bapak datang ke
Rumah sakit ini? Saat di rumah apa yang bapak lakukan? Apa yang keluarga
bapak lakukan saat itu? Apakah pak F sudah pernah dirawat di rumah sakit
ini sebelumnya? Saat di rumah bapak pernah dipukul atau dipasung?
Apakah pernah ditolak oleh orang atau tetangga atau teman? Apakah pernah
mengalami penyakit gangguan jiwa sebelumnya? Bagaimana hubungan
bapak dengan keluarga? Bapak berapa bersaudara? Bapak anak keberapa?
Apakah ayah dan ibu masih hidup? apakah kakek dan nenek dari ibu masih
hidup? Apakah kakek dan nenek dari ayah masih hidup? Kalau ayah bapak
F berapa bersaudara? ibu bapak F berapa bersaudara? Apakah waktu di
rumah bapak F minum obat dengan teratur? Siapa yang memberi minum
obat kepada bapak F? Apakah ada anggota keluarga yang mengalami
gangguan jiwa? Apakah pernah mengalami kegagalan yang tidak
menyenangkan? Menurut F bagian tubuh mana yang disukai dn bagian
tubuh mana yang tidak disukai? Apakah bapak F sudah menikah? Apakah F
sudah bekerja? Apakah bapak F puas dengan statusnya saat ini? Apakah
tugas bapak F di ruamh? Kalau disekitar rumah/ masyarakat apakah tugas
bapak F? Apakah bapak F mampu meyelesaikan tugas yang dilakukan di

ASKEP SEMINAR KEP. JIWA PROGRAM NERS STIKES WN KEL.V 36


STIKES WIDYA NUSANTARA PALU

rumah? Apa harapan bapak F terhadap status, posisi dan tugas bapak F?
Kalau harapan bapak F terhadap penyakitnya bagaimana? Bagaimana
hubungan bapak F dengan tetangga dan teman-teman disekitar rumah?
Bagaimana penilaian orang lain terhadap bapak F? Siapa orang yang paling
berarti dalam hidup bapak F? Kelompok apa saja yang bapak F ikuti dalam
masyarakat? Bagaimana pandangan bapak F tentang orang yang mengalami
gangguan jiwa? Apakah sesui dengan norma budaya dan agama bapak F?
Kalau pandangan orang disekitar bapak F tentang gangguan jiwa itu
bagaimana? apakh bapak F selama di rumah sakit melaksanakan sholat?
Bagaimana perasaan bapak F setelah melaksanakan sholat?
3. Terminasi
Bagaimana perasaan bapak f setelah kita berbincang-bincang? Bisa bapak
F ceritakan kembali apa yang kita bicarakan tadi? Bagaimana kalu kita
mendiskusikan hal positif yang dapat bapak F lakukan? Di tempat ini?
Bagaimana kalau kita bertemu besok pagi? Di mana tempatnya? Bgaimana
kalau di tempat in saja? Kalau begitu bapak F istrahat dulu! Jangan lupa ya
besok pagi kita bertemu lagi.

EVALUASI KEPERAWATAN
Nama Pasien : Tn. F
Tanggal : 04 Juli 2017
Pertemuan : Kedua

S :
Klien mengatakan selamat siang
Klien mengatakan masih ingat dengan nama perawatnya ...
Klien mengatakan mau berbincang-bincang dengan perawat di kursi
depan kamarnya selam 10 menit
Klien mengatakan merasa senang
Klien mengatakan malu bertemu dengan orang disekitarnya
Klien mengatakan dirumah klien mengamuk dan memukul ayahnya,
jalan-jalan tanpa tujuan dan susah tidur

ASKEP SEMINAR KEP. JIWA PROGRAM NERS STIKES WN KEL.V 37


STIKES WIDYA NUSANTARA PALU

Klien mengatakan sebelumnya sudah pernah dirawat di rumah sakit ini


tapi klien lupa berapa kali dan kapan hanya saja klien sudah
mengalami gangguan jiwa sejak tahun 2014 dan kontrol di dokter jiwa
namun tidak teratur
Klien mengatakan dirumah klien tidak pernah dipukul atau dipasung
Klien mengatakan pernah ditolak dengan teman-temannya karena
dianggap gila
Klien mengatakan hanya menyukai ayah dan ibunya
Klien mengatakan tidak menyukai dan sakit hati saudara-saudaranya
karena mereka sering mengejek dan memarahi klien
Klien mengatakan tiga bersaudara
Klien mengatakan dirinya anak kedua
Klien mengatakan ayah dan ibunya masih hidup
Klien mengatakan kakek dan neneknya sudah meniggal
Klien mengatakan ibunya enam bersaudara dan anak kedua
Klien mengatakan ayahnya dua bersaudara dan anak pertama
Klien mengatakan di rumah minum obat tidak teratur karena klien
sering menolak untuk minum obat
Klien mengatakan saat di rumah yang memberi obat ayah dan ibunya
dan pada saat di rumah sakit yang memberi obat adalah perawat
Klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mengalami
gangguan jiwa
Klien mengatakan hanya tamat SMP tapi sempat sekolah di SMA
swadaya sampai kelas III namun berhenti karena salah pergaulan
Klien mengatakan menyukai semua bagian anggota tubuhnya
Klien mengatakan belum bekerja
Klien mengatakan tidak mau menikah
Klien mengatakan di rumah klien tidak mempunyai tugas apa-apa
karena klien hanya disuruh istrahat dan jalan-jalan
Klien mengatakan tidak mempunyai tugas dalam masyarakat
Klien mengatakan ingin segera sembuh dan pulang ke rumah
berkumpul dengan keluarga

ASKEP SEMINAR KEP. JIWA PROGRAM NERS STIKES WN KEL.V 38


STIKES WIDYA NUSANTARA PALU

Klien mengatakan tidak ada hubungan antara penyakit yang diderita


dengan agamanya
Klien mengatakan di rumah jarang sholat
O :
Klien kooperatif
Afek labil
Mood berubah-ubah
Ekspresi wajah tegang
Kontak mata kurang
klien hanya mau berbicara pada saat ditanya
Klien selalu memegang kerak bajunya
Klien nampak gelisah
Klien nampak mondar-mandir
Klien mampu berpakaian sendiri tapi berlapis
Klien mampu makan dan minum sendiri
A :
SP2 BHSP berhasil dengan kriteria
Klien mampu mengungkapkan perasaan dan keluhannya
Klien mampu membina hubungan saling percaya
P :
Perawat
Evaluasi SP1 BHSP dan SP2 BHSP
Lanjutkan SP1 HDR
Pasien
Anjurkan klien untuk mengingat pertemuan pertama dan kedua
anjurkan klien untuk mengungkapkan perasaan dan keluhannya

ASKEP SEMINAR KEP. JIWA PROGRAM NERS STIKES WN KEL.V 39


STIKES WIDYA NUSANTARA PALU

STRATEGI PELAKSANAAN
SP1 HDR

Nama : Tn. F
Pertemuan : Ketiga
Tanggal : 05 Juli 2017

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
DS :
Klien mengatakan semalam tidak bisa tidur
Klien mengatakan masih mengantuk
Klien mengatakan semalam gelisah
DO :
Afek labil
Mood berubah-ubah
Ekspresi wajah tegang
Kontak mata kurang
Klien nampak gelisah
Klien nampak mondar-mandir
Klien nampak selalu berbaring di lantai
2. Diagnosa Keperawatan : Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah
3. Tujuan Khusus
Klien dapat mengidentifikasi dan mendiskusikan aspek positif dan
kemampuan yang dimiki
Klien dapat menilai kemampuan yang dimiliki untuk dilaksanakan
Klien dapat melaksanakan kegitatan sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki
4. Tindakan Keperawatan
a. Klien mampu mendiskusikan aspek positif dan kemampuan yang dimiliki
b. Menilai kemampuan yang dimiliki

ASKEP SEMINAR KEP. JIWA PROGRAM NERS STIKES WN KEL.V 40


STIKES WIDYA NUSANTARA PALU

c. Merencanakan kegiatan sesuai kemampuan


B. Strategi Pelaksanaan
1. Orientasi
Pagi menjelang siang bapak F, masih ingat dengan saya? Nama saya
siapa? bagaimana keadaan bapak F saat ini? Sesuai dengan janji kita
kemarin, saat ini kita akan bercakap-cakap tentang kemampuan dan kegiatan
apalagi yang dapat bapak F lakukan, setelah itu kita akan nilai, kita akan
pilih satu kegiatan untuk kita latih, dimana kita duduk? Bagaimana kalau
dikursi pangjang itu? Berapa lama bapak F mau? Bagaimana kalau 15
menit?.

2. Kerja
Bapak apa saja kemampuan yang dimiliki? Bagus apalagi? Saya buat
daftarnya pak! Dari beberapa kegiatan atau kemampuan tersebut , mana
yang pertama sering bapak lakukan? Terus yang kedua? Bagus sekali pak.
Ternyata ada kegiatan yang masih bisa bapak lakukan. Kalau di rumah sakit
ini, coba bapak F sebutkan kegiatan yang masih bisa bapak F kerjakan ? oh
menyiapkan makanan. Terus apalagi . oh iya mengatur kursi sebelum
makan. Kalau begitu pas makan siang nanti pak F harus menyiapkan
makanan yah. Boleh?
Karena sekarang waktu makan siang dan makanan sudah datang. Silahkan
pak F menyiapkan makanan . yah bagus pak F.
3. Terminasi
Bagaimana perasaan bapak F setelah kita bercakap-cakap dan latihan
menyiapkan makanan tadi? Ya, ternyata bapak F memiliki kemampuan yang
dapt diklakukan di rumah sakit ini dan bapak F telah melakukannya dengan
baik. Kegiatan ini dapat bapak F lakukan dirumah setelah pulang nanti,
sekarang kita masukkan pada jadwal harian bapak F. Besok siang kita
latihan lagi kemampuan yang kedua. bapak F masih ingat? Ya, bagus! Kalau
begitu besok siang ya, kita latihan mengatur kursi sebelum makan yah.

ASKEP SEMINAR KEP. JIWA PROGRAM NERS STIKES WN KEL.V 41


STIKES WIDYA NUSANTARA PALU

EVALUASI KEPERAWATAN

Nama : Tn. F
Pertemuan : Ketiga
Tanggal 05 Juli 2017
Jam : 13:00

S :
Klien mengatakan pagi suster
Klien mengatakan masih ingat dengan suster D
Klien mengatakan kurang tenang
Klien mengatakan duduk di kursi panjang itu saja
Klien mengatakan 15 menit saja
Klien mengatakan bisa menyiapkan makanan
Klien mengatakan bisa mengatur kursi sebelum dan sesudah makan,
membersihkan tempat tidur, dan membersihkan rumah
Klien mengatakan kemampuan pertama yang bisa dilakukan yaitu
menyiapkan makanan
Klien mengatakan kemampuan kedua yang bisa dilakukan yaitu
mengatur kursi sebelum makan
Klien mengatakan kemampuan yang bisa dilakukan dirumah sakit
yaitu menyiapkan makanan
Klien mengatakan kemampuan yang bisa dilakukan yaitu mengatur
kursi sebelum makan
Klien mengatakan mau menyiapkan makanan saat makan siang
Klien mengatakan senang setelah bercakap-cakap dan latihan
menyiapkan makanan tadi
Klien mengatakan mengingat kemampuan kedua yaitu mengatur kursi
sebelum makan

ASKEP SEMINAR KEP. JIWA PROGRAM NERS STIKES WN KEL.V 42


STIKES WIDYA NUSANTARA PALU

O :
Afek labil
Ekspresi wajah tegang
Kontak mata kurang
Klien nampak mau mengungkapkan kemampuannya
Klien nampak mampu menyiapkan makanan
Makan Nampak disiapkan diatas meja

A :
SP1 HDR berhasil
Klien mampu mengungkapkan dan melakukan kemampuan yang klien
miliki.

P :
Perawat
Evaluasi SP1 HDR
Ulangi SP1 HDR
Klien
Anjurkan klien untuk mengingat pertemuan ketiga
Anjurkan klien untuk mempraktekkan jadwal kegiatan harian yaitu
menyiapkan makanan.

ASKEP SEMINAR KEP. JIWA PROGRAM NERS STIKES WN KEL.V 43


STIKES WIDYA NUSANTARA PALU

STRATEGI PELAKSANAAN
SP2 HDR

Nama : Tn. F
Pertemuan : Keempat
Tanggal : 06 Juli 2017

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
DS :
Klien mengatakan merasa baik

DO :
Kontak mata kurang
Klien nampak gelisah

2. Diagnosa Keperawatan : Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah

3. Tujuan Khusus
Klien dapat mengidentifikasi dan mendiskusikan aspek positif dan
kemampuan yang dimiki
Klien dapat menilai kemampuan yang dimiliki untuk dilaksanakan
Klien dapat merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki

4. Tindakan Keperawatan
d. Klien mampu mendiskusikan aspek positif dan kemampuan yang dimiliki
e. Menilai kemampuan yang dimiliki
f. Merencanakan kegiatan sesuai kemampuan

ASKEP SEMINAR KEP. JIWA PROGRAM NERS STIKES WN KEL.V 44


STIKES WIDYA NUSANTARA PALU

B. Strategi Pelaksanaan
1. Orientasi
Pagi menjelang siang bapak F, masih ingat dengan saya? Nama saya
siapa? bagaimana persaan bapak F saat ini? Sesuai dengan janji kita
kemarin, saat ini kita akan bercakap-cakap dan melatih kemampuan atau
kegiatan kedua yang dapat bapak F lakukan, boleh pak F? dimana kita
duduk? Bagaimana kalau dikursi panjang itu? Berapa lama bapak F mau?
Bagaimana kalau 15 menit?.
2. Kerja
Bapak F kemarin sudah bisa melakukan kegiatan pertama yaitu
menyiapkan makanan, bagaimana kalau saat ini kita lakukan lagi kegiatan/
kemampuan yang kedua yaitu mengatur kursi sebelum makan, jadi makan
siang nanti pak F mengatur kursi yah. Boleh? nah sekarang jam makan
siang silahkan bapak F mengatur kursi makan dengan rapih. Kenapa pak F
tidak mengatur kursi? Pak F katanya bisa mengatur kursi . kenapa sekarang
tidak mau? Apa alasan Pak F tidak mau mengatur kursi? Baiklah kalau
memang pak F tidak mau.

3. Terminasi
Bagaimana perasaan bapak F setelah kita bercakap-cakap dan latihan
mengatur kursi sebelum makan? Ya, ternyata bapak F tidak mampu
mengatur kursi . tapi diusahakan besok-besok mampu yah pak. Bagaimana
kalau besok kita latihan lagi. Supaya pak F bisa lakukan kemampuan kedua
tadi. Boleh? Ditempat ini lagi yah pak. Bapak ingat mau melakukan apa?
Yah betul mengatur kursi sebelum makan. Baiklah silahkan istrahat pak F.
terima kasih.

EVALUASI KEPERAWATAN

ASKEP SEMINAR KEP. JIWA PROGRAM NERS STIKES WN KEL.V 45


STIKES WIDYA NUSANTARA PALU

Nama : Tn. F
Pertemuan : Keempat
Tanggal 06 Juli 2017
Jam : 12.00

S :
Klien mengatakan pagi suster.
Klien mengatakan masih ingat dengan suster D
Klien mengatakan merasa baik
Klein mengatakan mau bercakap-cakap
Klien mengatakan mau melakukan kegiatan yang kedua yaitu
mengatur kursi sebelum makan
Klien mengatakan duduk di kursi depan kamarnya
Klien mengatakan 15 menit
Klien mengatakan bisa mengatur kursi makan
Klien mengatakan tidak mau lagi mengatur kursi
Klien mengatakan malas mengatur kursi
Klien mengatakan mau makan bukan mengatur kursi
Klien mengatakan tenang setelah bercakap-cakap
Klien mengatakan mau melatih kembali kemampuan kedua besok
Klien mengatakan menginta kemampuan kedua yaitu mengatur kursi
Klien mengatakan terima kasih suster D
O :
Kontak mata kurang
Klien nampak gelisah
Klien nampak malas
Klien nampak tidak mau mengatur kursi

A :
SP1 HDR belum berhasil

ASKEP SEMINAR KEP. JIWA PROGRAM NERS STIKES WN KEL.V 46


STIKES WIDYA NUSANTARA PALU

P :
Perawat
Ulangi SP2 HDR
Pasien
Anjurkan klien untuk mengingat pertemuan keempat
Anjurkan klien untuk mengingat kemampuan kedua yang harus
dilakukan

ASKEP SEMINAR KEP. JIWA PROGRAM NERS STIKES WN KEL.V 47


STIKES WIDYA NUSANTARA PALU

ASKEP SEMINAR KEP. JIWA PROGRAM NERS STIKES WN KEL.V 32


STIKES WIDYA NUSANTARA PALU

ASKEP SEMINAR KEP. JIWA PROGRAM NERS STIKES WN KEL.V 32


STIKES WIDYA NUSANTARA PALU

ASKEP SEMINAR KEP. JIWA PROGRAM NERS STIKES WN KEL.V 32

Você também pode gostar