Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan pada masyarakat
perludikembangkan, salah satunya adalah pelayanan keperawatan pada ibu
post partum.Umumnya pada beberapa negara berkembang seperti Indonesia,
angka kematian ibu yang mengalami persalinan masih tinggi.Penyebab
terbesar kematian ibu pada persalinan adalah karena komplikasi dan
perawatan pasca persalinan yang tidak baik.Oleh karena itu, pelayanan
keperawatan pada ibu post partum sangat diperlukan dan perlu mendapatkan
perhatian yang utama untuk menurunkan angka kematian ibu post partum
akibat komplikasi.Untuk menekan angka kematian pada ibu dan janin salah
satu cara bisa dilakukan dengan tindakan operasi. Tindakan operasi yang
biasa dilakukan adalah bedah Caesar (Sectio Caesaria), Adapun salah satu
indikasi tindakan SC adalah letak sungsang dan panggul sempit ketuba pecah
dini (KPD) dimana bila tidak dilakukan tindakan sesegera mungkin, dapat
menyebabkan gawat janin sehingga bila janin tetap dilahirkan dalam
persalinan normal akan mengakibatkan terjadinya asfiksia. Namun demikian
operasi SC bukan tanpa adanya resiko. Komplikasi dari SC pada ibu antara
lain : perdarahan, infeksi (sepsis), dan cidera di sekeliling struktur seperti
usus besar, kandung kemih, pembuluh ligament yang lebar, dan ureter
(Tucker, 2014).
Perawat harus memahami hal tersebut, harus mampu melakukan asuhan
keperawatan pada pasien post operasi SC. Melakukan pengkajian pada
pasien, menentukan diagnosa yang bisa atau yang mungkin muncul,
menyusun rencana tindakan, dan mengimplementasikan rencana tersebut,
serta mengevaluasi hasilnya. Pasien post operasi tidak hanya membutuhkan
obat-obatan dari dokter saja, tetapi sangat penting mendapatkan asuhan
keperawatan yang memadai selama perawatan di rumah sakit.
B. Identifikasi Masalah
Dengan melihat fenomena Jumlah penderita gangguan jiwa yang ada di
dunia,indonesia serta yang di rawat di Rumah sakit sehingga penyusun
tertarik untuk membuat makalah tentang asuhan keperawatan ada pasien
dengan diagnosa keperawatan ganggun konsep diri : Harga Diri Rendah
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Memperoleh pengalaman nyata dalam menerapkan Asuhan Keperawatan
(Askep) pada pasien dengan ganggun konsep diri : Harga Diri
Rendahdengan menggunakan pendekatan proses keperawatan terapeutik,
bertitik tolak pada perubahan-perubahan bio-fisik-psiko-sosial,Spiritual.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu mengetahui tentang konsep dasar pasien jiwa dengan
diagnosa keperawatan harga diri rendah
b. Mahasiswa mampu mengkaji pasien jiwa dengan diagnosa keperawatan
harga diri rendah
c. Mahasiswa mampu merumuskan diagnosa keperawatan pasien jiwa
dengan harga diri rendah
d. Mahasiswa mampu merencanakan tindakan keperawatan dengan
diagnosa keperawatan harga diri rendah
e. Mahasiswa mampu mengimplementasikan rencana tindakan pada
pasiendengan diagnosa keperawatan harga diri rendah
f. Mahasiswa mampu mengevaluasi tindakan keperawatan pada
pasiendengan diagnosa keperawatan harga diri rendah
D. Manfaat Penulisan
Menambah pengetahuaun dan wawasan tentangperawatan pasien jiwa dengan
diagnosa keperawatan harga diri rendahserta penatalaksanaannya dalam
Pemberian Asuhan Keperawatan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Harga diri rendah kronis adalah evaluasi diri/perasaan tentang diri atau
kemampuan diri yang negative dan dipertahankan dalam waktu yang lama.
Individu cenderung untuk menilai dirinya negative dan merasa lebih
rendah dari orang lain.
Evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang negative
dan dapat secara langsung atau tidak langsung diekspersikan.
Perasaan negative terhadap diri sendiri, hilangnya percaya diri dan harga
diri, merasa gagal mencapai keinginan.
D. Rentang Respons
mencoba sesuatu, bergantung pada orang lain, tidak asertif, pasif dan hipoaktif,
bimbang dan ragu-ragu serta menolak umpan balik positif dan membesarkan
umpan balik negtaif mengenai dirinya.
Mekanisme koping jangka pendek yang biasa dialkukan klien harga diri
rendah adalah kegiatan yang dilakukan untuk lari sementara dari krisis,
missalnya pemakian obat-obatan, kerja keras, nonton TV terus
menerus.Kegiatan mengganti identitas sementara, misalnya ikut kelompok
sosial, keagamaan dan politik.Kegiatan yang memberi dukungan sementara,
seperti mengikuti suatu kompetisi atau konteks popularitas.Kegiatan mencoba
menghilangkan anti identitas sementara, seperti penyalahgunaan obat-obatan.
Jika mekanisme koping jangka pendek tidak memberi hasil yang
diharapakn individu akan mengembangkan mekanisme koping jangka panjang,
antara lain adalah menutup identitas, dimana klien terlalu cepat mengadopsi
identitas yang disenangi dari orang-orang yang berarti tanpa mengindahkan
hasrat, aspirasi atau potensi diri sendiri. Identitas negative, dimana asumsi yang
bertentangan dengan nilai dan harapan masyarakat. Sedangkan mekanisme
pertahanan ego yang sering diguanakan adalah fantasi, eregresi, disasosiasi,
isolasi, proyeksi, mengalihakn marah berbalik pada diri sendiri dan orang lain.
Terjadinya gangguan konsep diri harga diri rendah kronis juga dipengaruhi
beberapa faktor predisposisi seperti faktor biologis, psikologis, sosial dan
cultural.
Faktor biologis biasanya karena ada kondisi sakit fisik secra yang dapat
mempenagaruhi kerja hormone secara umum, yang dapat pula berdampak pada
keseimbangan neurotransmitter di otak, contoh kadar serotonim yang menurun
dapat mengakibatkan klien mengalami depresi dan pada pasien depresi
kecenderungan haga diri rendah kronis semakin besar karena klien lebih
dikuasai oleh pikiran-pikiran negative dan tidak berdaya.
Struktur otak yang mungkin mengalami gangguan pada kasus harga diri
rendahh kronis adalah :
1. System limbic yaitu pusat emosi, dilihat dari emosi pada klien dengan harga
diri rendah yang kadang berubah seperti sedih, dan terus merasa tidak
berguna atau gagal terus menerus
E. Faktor Predisposisi
Faktor prediposisi terjadinya harga dirirendah kronis adalah penolakan orang
tua yang tidak realistis,kegagalan berulang kali, kurang mempunyai tanggung
jawab personal, ketergantungan pada orang lain,ideal diri yang tidak realistis
F. Faktor Presipitasi
Faktor presipistasi terjadinya harga diri rendah adalah hilangnya sebagian
anggota tubuh, berubahnya penampilan atau bentuk tubuh, mengalami
kegagalan, serta menurunnya produktivitas. Gangguan konsep diri : harga diri
rendah kronis in dapat terjadi secara situasional maupun kronik.
G. Pohon Masalah
Risiko tinggi perilaku kekerasan
Isolasi sosial
Objektif :
J. Diagnosa Keperawatan
Harga diri rendah kronis
sesuai dengan
toleransi dan
perubahan sikap
Susun daftar aktifitas
yang sudah dilatihkan
bersama pasien dan
keluarga
Berikan kesempatan
mengungkapkan
perasaannya setelah
pelaksanaan kegiatan.
Yakinkan bahwa
keluarga mendukung
setiap aktifitas yang
dilakukan pasien.
SP 2
Evaluasi kegiatan
yang lalu (SP1)
Pilih kemampuan
kedua yang dapat
dilakukan
Latih kemampuan
yang dipilh
Masukkan dalam
jadwal kegiatan pasien
SP 3
Evaluasi kegiatan
yang lalu (SP 1dan 2)
Memilih kemampuan
ketiga yang dapat
dilakukan
Masukkan dalam
RTL kleuarga
Follow up
Rujukan
BAB III
TINJAUAN KASUS
III.Faktor Predisposisi
1. Dimasa lalu klien pernah mengalami gangguan jiwa pada tahun 2014 dan
hanya kontrol di poli jiwa Rs Madani Palu dengan keluhan yang sama
yaitu mengamuk, gelisah, jalan-jalan tanpa tujuan, sulit tidur.
Masalah Keperawatan : Mekanisme koping tidak efektif
2. Riwayat pengobatan
Sebelumnya klien sudah mendapatkan pengobatan tapi kurang berhasil
dikarenakan klien sering menolak untuk minum obat sehingga obat tidak
teratur diminum.
Masalah Keperwatan : Regiment terapeutik in efektif (RTIE)
3. Trauma
a. Aniaya fisik
Klien mengatakan tidak pernah dipukul atau dipasung di rumah
b. Penolakan
Klien mengatakan ditolak dengan teman-teman dan adik-adiknya
c. Kekerasan dalam keluarga
Klien mengatakan pernah melakukan pemukulan, tapi tidak melakukan
tindakan kriminal
Masalah Keperawatan : Resiko perilaku kekerasan
4. Klien mengatakan dalam anggota keluarganya tidak ada yang mengalami
gangguan jiwa, hanya klien yang pertama kali mengalami gangguan jiwa
dalam keluarganya.
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan tidak ada
IV.Pemeriksaan Fisik
1. Tanda-Tanda Vital
TD : 110/80 mmHg SB : 36 0C
N : 80 x/m RR : 16 x/m
2. BB : 70 kg
TB : 160 cm
V.Psikososial
1. Genogram
+ +
+ +
A B
C D
+ +
E
Keterangan
A : Orang tua ibu klien : Laki-laki
B : Orang tua ayah klien : Perempuan
C : Ibu klien bersaudara : Klien
D :Ayah klien + : Meninggal
bersaudara ------- :Tinggalserumah
E : Klien bersaudara
a. Klien mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang mengalami
gangguan jiwa dan tidak pernah ada yang di rawat di Rs ini
b. Klien mengatakan tiga bersaudara
c. Klien mengatakan dirinya anak kedua dari tiga bersaudara
d. Klien mengatakan tinggal serumah dengan kedua orang tuanya dan
saudara-saudaranya
2. Konsep diri
a. Gambaran diri/citra tubuh
Klien mengatakan menyukai semua bagian anggota tubuhnya
b. Identitas diri
Klien mengatakan anak kedua dari tiga bersaudara dan hanya klien
yang laki-laki. Klien mengatakan hanya tamat SMP tapi sempat sekolah
hingga kelas III di SMA Swadaya Palu, namun klien berhenti sekolah
dikarenakan klien salah pergaulan. Saat ini klien belum bekerja dan
tidak ingin menikah.
c. Peran
Klien mengatakan didalam keluarganya atau di rumah status klien
hanya sebagai anak dan tidak pernah dilibatkan dalam tiap aktivitas
keluarga, klien hanya disuruh untuk istirahat dan jalan-jalan.
Klien mengatakan tidak mempunyai tugas kelompok dalam masyarakat
d. Ideal diri
Klien mengatakan ingin cepat sembuh dan kembali kerumah
e. Harga diri
Klien mengatakan malu berhadapan langsung dengan orang lain selain
ayah dan ibunya, klien merasa tidak pantas jika berada diantara orang
lain, kurang interaksi sosial, karena klien merasa sering dimarah dan
diejek dengan saudaranya sendiri dan teman-temannya.
Masalah Keperawatan : Harga Diri Rendah
3. Hubungan sosial
a. Orang yang berarrti
klien mengatakan orang yang paling berrti dalam hidup klien adalah
ayah dan ibunya
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat
Klien mengatakan tidak pernah terlibat atau mengikuti
kegiatan/organisasi dalam masyarakat
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
klien mengatakan merasa malu saat bertemu dengan orang lain karena
sering diejek dan dianggap sebagai orang gila. Klien mengatakan
merasa lebih senang di Rs karena lebih dianggap
Masalah Keperawatan : Kerusakan Interaksi Sosial
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Klien mengatakan dirinya beragama islamdan tidak ada hubungannya
antara penyakit yang diderita denga agamanya
b. kegiatan ibadah
Klien mengatakan di rumah jarang sholat dan tidak rutin. selama di
Rs klien tidak pernah sholat
VI.Status Mental
1. Penampilan
Penampilan klien tidak rapih, pakai baju berlapis, rambut acak-acakan
tidak pernah disisir, klien menggunakan baju yang disediakan Rs. Klien
mandi dua kali sehari atas perintah perawat, klien belum mammpu
malakukan atas inisiatif sendiri. Kuku tangan dan kaki tampak panjang dan
kotor
Masalah Keperawatan : Defisit Perawatan Diri
2. Pembicaraan
Pembicaraan klien inkoherent yang artinya pembicaraan dimana satu
kalimat dan isi pembicaraan sulit dipahami maksudnya, isi pembicraan
tidak ada hubungannya dengan stimulus/pernyataan atau hal-hal yang
sedang dibicarakan. Dibuktikan dengan :
Klien biasanya bercakap-cakap dengan baik, namun tiba-tibaklien tidak
mau menjawab apa yang ditanyakan oleh perawat, tapi hanya balik
bertanya
Masalah Keperawatan : Kerusakan Komunikasi Verbal
3. Aktivitas motorik
Klien nampak gelisah, ekspresi wajah nampak tegang, klien suka mondar
mandir
4. Alam perasaan
Klien tanpak sedih ketika ditanya tentang orang tuanya, klien selalu
berharap agar segera dijemput ayah dan ibunya keluar dari Rs dan pulang
kerumah berkumpul dengan keluarganya
Masalah Keperawatan : Tidak Ada
5. Afek/emosi
Afek klien labil. Labil adalah emosi yng secara cepat berubah-ubah tanpa
suatu pengendalian yang baik. Dibuktikan dengan :
VII.Kebutuhan Pulang
1. Makanan
Bantuan minimal, klien mampu makan sendiri, makan 3 kali sehari
2. BAB/BAK
Klien mampu BAB/BAK secara mandiri dan di WC
3. Mandi
Klien mampu mandi secara mandiri tanpa bantuan seperti sikat gigi dan
cuci rambut
4. Berpakaian/berhias
Klien mampu memakai pakaian secara mandiri dan memilih pakaian yang
akan digunakan
5. Istrahat tidur
Istrahat tidur siang dan malam klien tidak teratur
6. Penggunaan obat
Dalam mengkonsumsi obat klien masih diawasi
7. Pemeliharaan kesehatan
Klien memerlukan perawatan yaitu klien harus rutin minum obat dan rutin
kontrol kedokter jiwa
8. Kegiatan dalam rumah
Klien mampu mempersiapkan makanan
Klien mampu merapikan tempat tidur
Klien mampu membersihkan rumah
9. Kegiatan diluar rumah
Dalam melakukan aktivitas diluar rumah klien memerlukan bantuan
minimal
VIII.Mekanisme Koping
Klien mudah marah jika ada hal yang tidak menyenangkan, jika marah klien
mengamuk dan mengancam keluarga
Masalah Keperawatan : Mekanisme Koping Tidak Efektif
e. Masalah ekonomi
Saat ini klien tidak ada masalah dengan perekonomiannya
f. Masalah dengan perumahan
Saat ini klien masih tinggal dengan kedua orangtua dan saudaranya
g. Masalah dengan pelayanan kesehatan
Klien jarang kontrol dan memeriksakan dirinya di poli jiwa ataupun di
puskesmas
X.Pengetahuan Kurang Tentang
1. Pengetahuan kurang tentang penyakit jiwa
Klien tahu bahwa saat ini dirinya mengalami sakit jiwa
2. Pengetahuan kurang tentang sistem pendukung
Sistem pendukung terdiri dari keluarga, fasilitas puskesmas, teman,
therapy dan kelompok sosial
3. Pengetahaun kurang tentang koping mekanisme
Koping mekanisme merupakan suatu pola untuk menahan ketegangan
yang mengancam dirinya (pertahanan diri) atau untuk menyelesaikan
masalah, yang dibuktikan dengan : klien bertanya tentang apa itu
mekanisme koping
4. Pengetahuan kurang tentang faktor presipitasi
Faktor presipitasi adalah faktor yang memperberat/memperparah dimana
individu dianggap tantangan, ancaman, atau tuntutan dan memerlukan
energi untuk mengatasinya
5. Pengetahuan kurang tentang obat-obatan
Klien tidak mengetahui nama-nama obat yang dikonsumsi. Klien minum
obat diawasi perawat
Masalah Keperawatan : Kurang Pengetahuan
XI.Aspek Medis
1. Diagnosa medis : Skizofrenia
2. Therapy medis : Halloperidol 5 mg - 0 -
CPZ 100 mg 0 - 0 -
XII.Daftar Masalah
1. Harga Diri Rendah
2. Resiko Prilaku Kekerasan
3. Regimen Terapeutik In Efektif (RTIE)
4. Kerusakan Interaksi Sosial
5. Kerusakan Komunikasi Verbal
6. Defisit Perawatan Diri
7. Gangguan Proses Pikir
8. Kurang Pengetahuan
XIII.Pengumpulan Data
1. Klien mengatakan mengamuk dirumah
2. Klien mengatakan dirumah memukul ayahnya
3. Sebelumnya di rumah Klien sudah 9 bulan suka menyendiri
4. Klien susah tidur
5. Klien mengatakan merasa malu dengan orang lain
6. Klien mengatakan hanya ingin bersama ayah dan ibunya
7. Klien mengatakan jengkel dan sakit hati dengan adik-adiknya karena
sering diejek bahwa dirinya gila dan bikin malu
8. Klien juga sering dimarah dengan saudara-saudaranya
6. Dimasa lalu klien pernah mengalami gangguan jiwa pada tahun 2014 dan
hanya kontrol di poli jiwa Rs Madani Palu
7. Sebelumnya klien sudah mendapatkan pengobatan tapi kurang berhasil
dikarenakan klien sering menolak untuk minum obat sehingga obat tidak
teratur diminum.
8. Klien mengatakan jarang kontrol di dokter jiwa ataupun puskesmas
9. Klien mengatakan ditolak dengan teman-teman dan adik-adiknya
10. Klien mengatakan pernah melakukan pemukulan, tapi tidak melakukan
tindakan kriminal
11. Klien mengatakan dalam anggota keluarganya tidak ada yang mengalami
gangguan jiwa, hanya klien yang pertama kali mengalami gangguan jiwa
dalam keluarganya
12. Klien mengatakan menyukai semua bagian anggota tubuhnya
13. Klien mengatakan anak kedua dari tiga bersaudara dan hanya klien yang
laki-laki.
14. Klien mengatakan hanya tamat SMP
15. Klien mengatakan sempat sekolah hingga kelas III di SMA Swadaya
Palu, namun klien berhenti sekolah dikarenakan klien salah pergaulan
16. Klien mengatakan saat ini klien belum bekerja
17. Klien mengatakan tidak ingin menikah
18. Klien mengatakan didalam keluarganya atau di rumah status klien hanya
sebagai anak dan tidak pernah dilibatkan dalam tiap aktivitas keluarga,
klien hanya disuruh untuk istirahat dan jalan-jalan
19. Klien mengatakan tidak mempunyai tugas kelompok dalam masyarakat
20. Klien mengatakan tidak pernah terlibat atau mengikuti
kegiatan/organisasi dalam masyarakat
21. Klien mengatakan ingin cepat sembuh dan kembali kerumah
22. Klien selalu berharap agar segera dijemput ayah dan ibunya keluar dari
Rs dan pulang kerumah berkumpul dengan keluarganya
23. Klien merasa tidak pantas jika berada diantara orang lain,
24. Kurang interaksi sosial
25. Klien mengatakan orang yang paling berarti dalam hidup klien adalah
ayah dan ibunya
26. Klien mengatakan merasa lebih senang di Rs karena lebih dianggap
27. Klien mengatakan dirinya beragama islamdan tidak ada hubungannya
antara penyakit yang diderita denga agamanya
28. Penampilan klien tidak rapih, pakai baju berlapis
29. Rambut acak-acakan tidak pernah disisir
30. Klien mengatakan mandi dua kali sehari atas perintah perawat
31. Klien belum mampu malakukan atas inisiatif sendiri
32. Kuku tangan dan kaki tampak panjang dan kotor
33. Pembicaraan klien inkoherent dibuktikan dengan :
Klien biasanya bercakap-cakap dengan baik, namun tiba-tibaklien tidak
mau menjawab apa yang ditanyakan oleh perawat, tapi hanya balik
bertanya
XIV.Klasifikasi Data
DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF
1. Klien mengatakan mengamuk dirumah 1. Klien nampak gelisah
2. Klien mengatakan dirumah memukul 2. Mood klien berubah-ubah
ayahnya 3. Ekspresi wajah nampak tegang
3. Sebelumnya di rumah Klien sudah 9 4. Klien suka mondar mandir
bulan suka menyendiri 5. Klien kooperatif
4. Klien susah tidur 6. Kontak mata kurang
XV.KLASIFIKASI DATA
NO DATA MASALAH
1. DS : Harga Diri rendah
Klien mengatakan merasa malu dengan
orang lain
Klien mengatakan hanya ingin bersama
ayah dan ibunya
Klien merasa tidak pantas jika berada
diantara orang lain
Klien mengatakan orang yang paling
berarti dalam hidup klien adalah ayah dan
ibunya
Klien mengatakan jengkel dan sakit hati
dengan adik-adiknya karena sering diejek
bahwa dirinya gila dan bikin malu
kotor
7. DS : Gangguan proses pikir
DO :
Afek labil
Klien gelisah
Klien mondar-mandir
Mood klien berubah-ubah
Klien kooperatif
Arus pikir klien blocking dibuktikan
dengan :Kadang pembicaraan klien
terhenti tiba-tiba, kemudian dia lanjutkan
kembali
8. DS :
Klien bertanya tentang apa itu mekanisme Mekanisme koping
koping tidak efektif
Klien tidak mengetahui nama-nama obat
yang dikonsumsi
DO :
Klien minum obat dengan pengawasan
Klien kooperatif
Kontak mata kurang
Afek labil
XVI.Pohon Masalah
Effect ~~~~~~~ Resiko Prilaku Kekerasan Kerusakan Interaksi Sosial
Kurang Pengetahuan
XVII.Prioritas Masalah
1. Harga Diri Rendah
dan ibunya sesuai dengan positif yang dimiliki 1. Diskusikan dengan klien tentang
Klien mengatakan kemampuan yang klien Aspek positif yang dimiliki klien.
jengkel dan sakit dimilik Setelah 3x interaksi 2. Identifikasi kemampuan positif yang
hati dengan adik- Klien dapat melakukan klien menyebut dimiliki klien
adiknya karena kegiatan sesuai rencana kemampuan yang 3. Diskusikan bahwa klien masih
sering diejek yang dibuat dapat dilaksanakan memiliki sejumlah kemampuan dan
bahwa dirinya gila Klien dapat Setelah 3x interaksi aspek positif seperti kegiatan di
dan bikin malu memanfaatkan sistem klien membuat rumah adanya keluarga dan
Klien juga sering pendukung yang ada rencana harian lingkungan terdekat klien
dimarah dengan Seteah 3x interaksi 4. Beri pujian yang realitas
saudara- klien melakukan 5. Nilai kemampuan yang dapat
saudaranya. kegiatan sesaui jadwal dilakukan saat ini dan diskusikan
Klien mengatakan yang dibuat tentang kemampuan klien saat ini
ditolak dengan Setelah 3x interaksi 6. Bantu klien menyebutkan
teman-teman dan klie memanfaatkan kemampuan yang dimiliknya dan
adik-adiknya sistem pendukung berikan dukungan terhadap
Klien mengatakan yang ada kemampuan diri yang diungkapkan
hanya tamat SMP klien
Klien mengatakan 7. Perlihatkan respon yang kondusif
SP 2
1. Evaluasi kegiatan yang lalu (SP1)
2. Pilih kemampuan kedua yang dapat
dilakukan
3. Latih kemampuan yang dipilh
4. Masukkan dalam jadwal kegiatan
klien
SP 3
1. Evaluasi kegiatan yang lalu (SP
1dan 2)
2. Memilih kemampuan ketiga yang
dapat dilakukan
Masukkan dalam jadwal kegiatan
klien
Nama : Tn. F
Pertemuan : Pertama
Tanggal : 04 Juli 2017
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
DS : -
DO : -
2. Diagnosa Keperawatan : -
3. Tujuan Khusus
Klien Mampu membina hubungan saling percaya
4. Tindakan Keperawatan
a. Mengucapkan salam terapeutik
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan tujuan interaksi
d. Menciptakan lingkungan yang tenang
e. Membuat kontrak waktu yang jelas
f. Meyakinkan bahwa kerahasiaan klien terjaga
g. Meyakinkan harapan terhadap pertemuan
h. Menepati waktu
B. Strategi Pelaksanaan
1. Orentasi
Pagi Pak, perkenalkan nama saya ..., senang dipanggil ..., nama bapak
siapa? Senang dipanggil siapa? Bagaimana perasaan bapak pagi ini? Pagi
ini saya ingin berkenalan dengan bapak, bapak mau kita berbincang-bincang
dimana? Berapa lama? Bapak jangan khawatir dengan informasi yang bapak
berikan, saya jamin kerahasiaannya saya tidak akan bilang ke orang lain
tanpa seizin bapak.
2. Kerja
Apa yang bapak harapkan setelah kita selesai berkenalan nanti?
3. Terminasi
Bagaimana perasaan bapak setelah kita berkenala tadi? Bapak masih ingat
siapa nama saya? Bagus sekali Pak, bapak masih ingat nama saya, kalau
begitu sebentar setelah makan siang boleh kita berbincang-bincang lagi
tentang masalah yang bapak alami? Berapa lama? bagaimana kalau 10
menit? Tempatnya dimana? Baik Pak sekarang bapak istrahat dulu, Sampai
jumpa sebentar setelah makan siang ya pak.
EVALUASI KEPERAWATAN
Nama pasien : Tn. F
Tanggal : 04 Juli 2017
Pertemuan : Pertama
S :
Klien mengatakan selamat pagi
Klien mengatakan namanya Tn. M
Klien mengatakan senang dipanggil Tn. F
Klien mengatakan mau berbincang-bincang
Klien mengatakan duduk di kursi depan kamarnya saja
Klen mengatakan 10 menit waktu berbincang-bincang
Klien mengatakan merasa senang
Klien mengatakan masih ingat dengan nama perawatnya ...
Klien mengatakan bersedia berbincang-bincang setelah makan siang
sesuai dengan kontrak waktu yang telah disepakati
O :
Afek labil
Emosi berubah-ubah
Ekspresi wajah tegang
Kontak mata kurang
STRATEGI PELAKSANAAN
SP2 BHSP
Nama : Tn. F
Pertemuan : Kedua
Tanggal 04 Juli 2017
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
DS :
Klien mengatakan namanya Tn. F
Klien mengatakan mau bercakap-cakap
Klien mengatakan duduk di kursi depan kamarnya saja
DO :
Afek labil
Mood berubah-ubah
Ekspresi wajah tegang
Kontak mata kurang
Klien selalu menunduk
Klien selalu menutup wajah dengan kedua tangannya
Klien selalu menggaruk kepalanya
Klien nampak gelisah
Klien nampak mondar-mandir
2. Diagnosa Keperawatan :
3. Tujuan Khusus :
Klien mampu mengungkapkan perasaannya dan keluhannya
Klien mampu membina hubungan salin percaya
4. Tindakan Keperawatan
a. Mengevaluasi SP1 BHSP
rumah? Apa harapan bapak F terhadap status, posisi dan tugas bapak F?
Kalau harapan bapak F terhadap penyakitnya bagaimana? Bagaimana
hubungan bapak F dengan tetangga dan teman-teman disekitar rumah?
Bagaimana penilaian orang lain terhadap bapak F? Siapa orang yang paling
berarti dalam hidup bapak F? Kelompok apa saja yang bapak F ikuti dalam
masyarakat? Bagaimana pandangan bapak F tentang orang yang mengalami
gangguan jiwa? Apakah sesui dengan norma budaya dan agama bapak F?
Kalau pandangan orang disekitar bapak F tentang gangguan jiwa itu
bagaimana? apakh bapak F selama di rumah sakit melaksanakan sholat?
Bagaimana perasaan bapak F setelah melaksanakan sholat?
3. Terminasi
Bagaimana perasaan bapak f setelah kita berbincang-bincang? Bisa bapak
F ceritakan kembali apa yang kita bicarakan tadi? Bagaimana kalu kita
mendiskusikan hal positif yang dapat bapak F lakukan? Di tempat ini?
Bagaimana kalau kita bertemu besok pagi? Di mana tempatnya? Bgaimana
kalau di tempat in saja? Kalau begitu bapak F istrahat dulu! Jangan lupa ya
besok pagi kita bertemu lagi.
EVALUASI KEPERAWATAN
Nama Pasien : Tn. F
Tanggal : 04 Juli 2017
Pertemuan : Kedua
S :
Klien mengatakan selamat siang
Klien mengatakan masih ingat dengan nama perawatnya ...
Klien mengatakan mau berbincang-bincang dengan perawat di kursi
depan kamarnya selam 10 menit
Klien mengatakan merasa senang
Klien mengatakan malu bertemu dengan orang disekitarnya
Klien mengatakan dirumah klien mengamuk dan memukul ayahnya,
jalan-jalan tanpa tujuan dan susah tidur
STRATEGI PELAKSANAAN
SP1 HDR
Nama : Tn. F
Pertemuan : Ketiga
Tanggal : 05 Juli 2017
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
DS :
Klien mengatakan semalam tidak bisa tidur
Klien mengatakan masih mengantuk
Klien mengatakan semalam gelisah
DO :
Afek labil
Mood berubah-ubah
Ekspresi wajah tegang
Kontak mata kurang
Klien nampak gelisah
Klien nampak mondar-mandir
Klien nampak selalu berbaring di lantai
2. Diagnosa Keperawatan : Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah
3. Tujuan Khusus
Klien dapat mengidentifikasi dan mendiskusikan aspek positif dan
kemampuan yang dimiki
Klien dapat menilai kemampuan yang dimiliki untuk dilaksanakan
Klien dapat melaksanakan kegitatan sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki
4. Tindakan Keperawatan
a. Klien mampu mendiskusikan aspek positif dan kemampuan yang dimiliki
b. Menilai kemampuan yang dimiliki
2. Kerja
Bapak apa saja kemampuan yang dimiliki? Bagus apalagi? Saya buat
daftarnya pak! Dari beberapa kegiatan atau kemampuan tersebut , mana
yang pertama sering bapak lakukan? Terus yang kedua? Bagus sekali pak.
Ternyata ada kegiatan yang masih bisa bapak lakukan. Kalau di rumah sakit
ini, coba bapak F sebutkan kegiatan yang masih bisa bapak F kerjakan ? oh
menyiapkan makanan. Terus apalagi . oh iya mengatur kursi sebelum
makan. Kalau begitu pas makan siang nanti pak F harus menyiapkan
makanan yah. Boleh?
Karena sekarang waktu makan siang dan makanan sudah datang. Silahkan
pak F menyiapkan makanan . yah bagus pak F.
3. Terminasi
Bagaimana perasaan bapak F setelah kita bercakap-cakap dan latihan
menyiapkan makanan tadi? Ya, ternyata bapak F memiliki kemampuan yang
dapt diklakukan di rumah sakit ini dan bapak F telah melakukannya dengan
baik. Kegiatan ini dapat bapak F lakukan dirumah setelah pulang nanti,
sekarang kita masukkan pada jadwal harian bapak F. Besok siang kita
latihan lagi kemampuan yang kedua. bapak F masih ingat? Ya, bagus! Kalau
begitu besok siang ya, kita latihan mengatur kursi sebelum makan yah.
EVALUASI KEPERAWATAN
Nama : Tn. F
Pertemuan : Ketiga
Tanggal 05 Juli 2017
Jam : 13:00
S :
Klien mengatakan pagi suster
Klien mengatakan masih ingat dengan suster D
Klien mengatakan kurang tenang
Klien mengatakan duduk di kursi panjang itu saja
Klien mengatakan 15 menit saja
Klien mengatakan bisa menyiapkan makanan
Klien mengatakan bisa mengatur kursi sebelum dan sesudah makan,
membersihkan tempat tidur, dan membersihkan rumah
Klien mengatakan kemampuan pertama yang bisa dilakukan yaitu
menyiapkan makanan
Klien mengatakan kemampuan kedua yang bisa dilakukan yaitu
mengatur kursi sebelum makan
Klien mengatakan kemampuan yang bisa dilakukan dirumah sakit
yaitu menyiapkan makanan
Klien mengatakan kemampuan yang bisa dilakukan yaitu mengatur
kursi sebelum makan
Klien mengatakan mau menyiapkan makanan saat makan siang
Klien mengatakan senang setelah bercakap-cakap dan latihan
menyiapkan makanan tadi
Klien mengatakan mengingat kemampuan kedua yaitu mengatur kursi
sebelum makan
O :
Afek labil
Ekspresi wajah tegang
Kontak mata kurang
Klien nampak mau mengungkapkan kemampuannya
Klien nampak mampu menyiapkan makanan
Makan Nampak disiapkan diatas meja
A :
SP1 HDR berhasil
Klien mampu mengungkapkan dan melakukan kemampuan yang klien
miliki.
P :
Perawat
Evaluasi SP1 HDR
Ulangi SP1 HDR
Klien
Anjurkan klien untuk mengingat pertemuan ketiga
Anjurkan klien untuk mempraktekkan jadwal kegiatan harian yaitu
menyiapkan makanan.
STRATEGI PELAKSANAAN
SP2 HDR
Nama : Tn. F
Pertemuan : Keempat
Tanggal : 06 Juli 2017
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
DS :
Klien mengatakan merasa baik
DO :
Kontak mata kurang
Klien nampak gelisah
3. Tujuan Khusus
Klien dapat mengidentifikasi dan mendiskusikan aspek positif dan
kemampuan yang dimiki
Klien dapat menilai kemampuan yang dimiliki untuk dilaksanakan
Klien dapat merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki
4. Tindakan Keperawatan
d. Klien mampu mendiskusikan aspek positif dan kemampuan yang dimiliki
e. Menilai kemampuan yang dimiliki
f. Merencanakan kegiatan sesuai kemampuan
B. Strategi Pelaksanaan
1. Orientasi
Pagi menjelang siang bapak F, masih ingat dengan saya? Nama saya
siapa? bagaimana persaan bapak F saat ini? Sesuai dengan janji kita
kemarin, saat ini kita akan bercakap-cakap dan melatih kemampuan atau
kegiatan kedua yang dapat bapak F lakukan, boleh pak F? dimana kita
duduk? Bagaimana kalau dikursi panjang itu? Berapa lama bapak F mau?
Bagaimana kalau 15 menit?.
2. Kerja
Bapak F kemarin sudah bisa melakukan kegiatan pertama yaitu
menyiapkan makanan, bagaimana kalau saat ini kita lakukan lagi kegiatan/
kemampuan yang kedua yaitu mengatur kursi sebelum makan, jadi makan
siang nanti pak F mengatur kursi yah. Boleh? nah sekarang jam makan
siang silahkan bapak F mengatur kursi makan dengan rapih. Kenapa pak F
tidak mengatur kursi? Pak F katanya bisa mengatur kursi . kenapa sekarang
tidak mau? Apa alasan Pak F tidak mau mengatur kursi? Baiklah kalau
memang pak F tidak mau.
3. Terminasi
Bagaimana perasaan bapak F setelah kita bercakap-cakap dan latihan
mengatur kursi sebelum makan? Ya, ternyata bapak F tidak mampu
mengatur kursi . tapi diusahakan besok-besok mampu yah pak. Bagaimana
kalau besok kita latihan lagi. Supaya pak F bisa lakukan kemampuan kedua
tadi. Boleh? Ditempat ini lagi yah pak. Bapak ingat mau melakukan apa?
Yah betul mengatur kursi sebelum makan. Baiklah silahkan istrahat pak F.
terima kasih.
EVALUASI KEPERAWATAN
Nama : Tn. F
Pertemuan : Keempat
Tanggal 06 Juli 2017
Jam : 12.00
S :
Klien mengatakan pagi suster.
Klien mengatakan masih ingat dengan suster D
Klien mengatakan merasa baik
Klein mengatakan mau bercakap-cakap
Klien mengatakan mau melakukan kegiatan yang kedua yaitu
mengatur kursi sebelum makan
Klien mengatakan duduk di kursi depan kamarnya
Klien mengatakan 15 menit
Klien mengatakan bisa mengatur kursi makan
Klien mengatakan tidak mau lagi mengatur kursi
Klien mengatakan malas mengatur kursi
Klien mengatakan mau makan bukan mengatur kursi
Klien mengatakan tenang setelah bercakap-cakap
Klien mengatakan mau melatih kembali kemampuan kedua besok
Klien mengatakan menginta kemampuan kedua yaitu mengatur kursi
Klien mengatakan terima kasih suster D
O :
Kontak mata kurang
Klien nampak gelisah
Klien nampak malas
Klien nampak tidak mau mengatur kursi
A :
SP1 HDR belum berhasil
P :
Perawat
Ulangi SP2 HDR
Pasien
Anjurkan klien untuk mengingat pertemuan keempat
Anjurkan klien untuk mengingat kemampuan kedua yang harus
dilakukan