Você está na página 1de 7

ASKEP FESTULA PERIANAL

Fistula Perianal
A. Pengertian.
Fistula Perianal adalah saluran tipis, tubuler, fibrosa yang meluas ke dalam saluran anal dari lubang yang terletak
disamping anus. Fistula biasanya adalah akibat infeksi. Fistula juga dapat terjadi akibat trauma, fisura, atau enteritis
regional.
B. Manifestasi klinis
Pus atau feses dapat bocor secara konstan dari lubang kutaneus. Gejala lain mungkin pasase flatus atau feses dari
vagina atau kandung kemih, tergantung pada saluran fistula. Fistula yang tidak teratasi dapat menyebabkan infeksi
sistemik disertai gejala yang berhubungan.
C. Penatalaksanaan
Pembedahan selalu dianjurkan karena beberapa fistula sembuh secara spontan.fistulektomi (eksisi saluran fistula)
adalah prosedur bedah yang dianjurkan. Usus bawah dievakuasi secara seksama dengan enema yang
diprogramkan. Selama pembedahan, saluran sinus diidentifikasi dengan memasang alat ke dalamnya atau dengan
menginjeksi saluran dengan larutan biru metilen. Fistula didiseksike luar atau dibiarkan terbuka, dan insisi lubang
rektalnya mengarah ke luar. Luka diberi tampon dengan kasa.

HEMORROID
A. Pengertian
Hemorroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam kanal anal. Hemorroid adalah pelebaran pembuluh
darah/flexus vena. Hemorroid sangat umum terjadi. Pada usia 50-an, 50% individu mengalami berbagai tipe
hemorroid berdasarkan luasnya vena yang terkena. Kehamilan diketahui mengawali atau memperberat adanya
hemorroid.
B. Etiologi
1. Kelainan organis
- Serosis hepatic
- Trombosis vena porta
- Tumor intra-abdominal, terutama pelvis
2. Idiopatik, predisposisi:
- Herediter: kelemahan pembuluh darah
- Anatomi: tak ada katup pada vena porta sehingga darah mudah kembali, tekanan di plexus hemorrhoid akan
meningkat.
- Gravitasi: banyak berdiri
- Tekanan intra abdominal yang meningkat: batuk kronis, mengejan.
- Tonus spinter ani lemah
- Obstipasi atau konstipasi kronis
- Obisitas
- Diit rendah serat
Pada wanita hamil faktor yang mempengaruhi timbulnya hemorrhoid adalah:
- Tumor intra abdomen menyebabkan gangguan aliran vena daerah pelvis.
- Kelemahan pembuluh darah waktu hamil kerena pengaruh hormon
- Mengedan selama partus.
C. Klasifikasi
1. Hemorroid interna:
- Berasal dari plexus vena hemnhoidalis superior dan medius
- Terletak diatas linea dentate atau 2/3 atas dari saluran anus.
- Permukaannya mukosa (epitel thorax)
- Tiga posisi utama: jam 3, jam 7, jam 11
2. Hemorroid externa:
- Berasal dari plexus hemorroidalis inferior
- Terletak 1/3 bawah saluran anus
- Permukaannya kulit (epitel gepeng/squamous)

D.Patofisiologi
Hemorrhoid interna:
Sumbatan aliran darah system porta menyebabkan timbulnya hipertensi portal dan terbentuk kolateral pada vena
hemorroidalis superior dan medius.
Hemorrid eksterna:
Robeknya vena hemorroidalis inferior membentuk hematoma di kulit yang berwarna kebiruan, kenyal-keras,dan nyeri.

E. Manifestasi klinis
Hemorrhoid menyebabkan rasa gatal dan nyeri, dan sering menyebabkan perdarahan berwarna merah terang pada saat
defekasi. Hemorroid eksterna dihubungkan dengan nyeri hebat akibat inflamasi dan edema yang disebabkan oleh
trombosis. Trombosis adalah pembekuan darah dalam hemorroid. Ini dapat menimbulkan iskemia pada area tersebut
dan nekrosis. Hemorroid internal tidak selalu menimbulkan nyeri sampai hemorroid ini membesar dan menimbulkan
perdarahan atau prolaps.

Tanda dan gejala:


1. Bab berdarah, biasanya berupa darah segar yang menetes pada akhir defekasi
2. Prolaps:
- Grade I : prolaps (-), perdarahan (+)
- Grade II : prolaps (+), masuk spontan
- Grade III : prolaps (+), masuk dengan manipul
- Grade IV : prolaps (+), inkarserata
3. BAB berlendir, timbul karena iritasi mukosa rectum.
4. pruritus ani sampai dermatitis, proctitis
5. Nyeri
Penatalaksanaan
Hemorroid interna diterapi sesuai dengan gradenya. Tetapi hemorroid eksterna selalu dengan operasi. Konservatif
indikasi untuk grade 1-2, < 6 jam, belum terbentuk trombus. Operatif indikasi untuk grade 3-4, perdarahan dan nyeri.
Gejala hemorroid dan ketidaknyamanan dapat dihilangkan dengan:
- Higiene personal yang baik dan menghindari mengejan berlebihan selama defekasi.
- Diet tinggi serat yang mengandung buah dan sekam, bila gagal dibantu dengan menggunakan laksatif yang berfungsi
mengabsorbsi air saat melewati usus.
- Tindakan untuk mengurangi pembesaran dengan cara: rendam duduk dengan salep, supositoria yang mengandung
anestesi, astringen (witch hazel) dan tirah baring.
Beberapa tindakan nonoperatif untuk hemorroid:
- Foto koagulasi infra merah, diatermi bipolar, terapi laser adalah tehnik terbaru untuk melekatkan mukosa ke otot
yang mendasarinya
- Injeksi larutan sklerosan efektif untuk hemorrhoid yang berukuran kecil.
Tindakan bedah konservatif hemorrhoid internal
Adalah prosedur ligasi pita karet. Hemorrhoid dilihat melalui anosop, dan bagian proksimal diatas garis mukokutan
dipegang dengan alat. Pita karet kecil kemudian diselipkan diatas hemorrhoid. Bagian distal jaringan pada pita karet
menjadi nekrotik setelah beberapa hari danm dilepas. Terjadi fibrosis yang mengakibatkan mukosa anal bawah turun
dan melekat pada otot dasar. Meskipun tindakan ini memuaskan beberapa pasien, namun pasien lain merasakan
tindakan ini menyebabkan nyeri dan mengakibatkan hemorroid sekunder dan infeksi perianal.
Hemoroidektomi kriosirurgi
Adalah metode untuk menghambat hemorroid dengan cara membekukan jaringan hemorroid selama waktu tertentu
sampai timbul nekrosis. Meskipun hal ini kurang menimbulkan nyeri, prosedur ini tidak digunakan dengan luas karena
menyebabkan keluarnya rabas yang berbau angat menyengat dan luka yang ditimbulkan lama sembuh.
Laser Nd: YAG
Digunakan dalam mengeksisi hemorroid eksternal. Tindakan ini cepat dan kurang menimbulkan nyeri. Hemoragi dan
abses jarang menjadi komplikasi pada periode paska operatif.
Metode pengobatan hemorroid tidak efektif untuk vena trombosis luas, yang harus diatasi dengan bedah lebih luas.
Hemorroidektomi atau eksisi bedah, dapat dilakukan untuk mengangkat semua jaringan sisa yang terlibat dalam
proses ini. Selma pembedahan, sfingter rektal biasanya didilatasi secara digital dan hemorroid diangkat dengan klem
dan kauter atau dengan ligasi dan kemudian dieksisi. Setelah prosedur operasi selesai, selang kecil dimaukkan melalui
sfingter untuk memungkinkan keluarnya flatus dan darah; penempatan Gelfoan atau kasa Oxigel dapat diberikan diatas
luka kanal

Pemeriksaan penunjang:
Anoskopi
Pemeriksaan feses: untuk mengetahui occult-bleding

Komplikasi
1. Anemia, jarang terjadi
2. trombosis akut pada prolaps hemorroid
Prognosa
Hemorroidektomi tampaknya lebih efektif danpermanen, tetapi mempunyai kerugian kompliksi post operasi.

Proses keperawatan
1. Pengkajian
- Riwayat kesehatan diambil untuk menentukan adanya gatal, rasa terbakar, dan nyeri beserta karakteristiknya.
- Apakah ini terjadi selama defekasi?
- Berapa lama ini berakhir?
- Adakah nyeri abdomen yang dihubungkan dengan hal itu?
- Apakah terjadi perdarahan pada rectum?
- Seberapa banyak?
- Seberapa sering?
- Apakah warnanya?
- Adakah rabas lain seperti pus, mukus?
- Bagaimana pola eliminasi dan penggunaan laksatif?
- Bagaimana riwayat diet, termasuk masukan serat?
- Jumlah latihan, tingkat aktifitas dan pekerjaan (khusunys bila mengharuskan duduk dan berdiri lama)?
Pengkajian obektif mencakup: menginfeksi feses akan adanya darah atau mucus, area perianal akan adanya hemorroid,
fistula atau pus.
Pemeriksaan fisik:
- Inspeksi:
Hemorroid externa: terlihat benjolan diantara kulit perineum.
Hemorroid interna: terlihat benjolan mukosa keluar dari anus
- Palpasi: Pada RT tidak teraba apa-apa kecuali jika ada trombus atau penebalan mukosa
2. Diagnosa keperawatan
- Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik
- Defisit self care : mandi, berpakaian b. D nyeri
- Cemas b.d krisis situasional
- Resiko konstipasi berhubungan dengan obstruksi post pembedahan
- Resiko infeksi dengan faktor resiko tindakan invasif (pembedahan di daerah anal)
- Kurang pengetahuan tentang pengobatan dan perawatan b.d. kurangnya sumber informasi

1. Dx. Keperawatan: Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri (insisi


pembedahan pada hemoroidektomy)
NOC dan indikator NIC dan aktifitas Rasional

NOC: Kontrol nyeri, setelah NIC: Manajement nyeri


dilkukan perawatan selama 3x24 1. untuk menentukan intervensi yang
jam nyeri ps berkurang dg: Aktifitas: sesuai dan keefektifan dari therapi
yang diberikan
1. Lakukan penilaian terhadap nyeri,
2. Membantu dalam mengidentifikasi
Indikator: lokasi, karakteristik dan faktor-faktor
derajat ketidaknyamnan
Menggunakan skala nyeri untuk yang dapat menambah nyeri
3. Meningkatkan kenyamanan
mengidentifikasi tingkat nyeri 2. Amati isyarat non verbal tentang
4. Mengurangi nyeri dan
kegelisaan
memungkinkan pasien untuk
Ps menyatakan nyeri berkurang 3. Fasilitasi linkungan nyaman
mobilisasi tampa nyeri
4. Berikan obat anti sakit
5. Peninggin lengan menyebabkan
Ps mampu istirahan/tidur 5. Bantu pasien menemukan posisi
pasie rileks
nyaman
6. Meningkatkan relaksasi dan
Menggunakan tekhnik non 6. Berikan massage di punggung
membantu untuk menfokuskan
farmakologi 7. Tekan dada saat latihan batuk
perhatian shg dapat meningkatkan
sumber coping
7. Memudahkan partisipasi pada
aktifitas tampa timbul rasa tidak
nyaman

2. Diagnosa keperawatan: deficite self care b.d nyeri


NOC dan indikator NIC dan aktifitas Rasional

NOC: Perawatan diri : (mandi, NIC: Membantu perawatan diri


berpakaian), setelah diberi pasien
motivasi perawatan selama
2x24 jam, ps mampu melakukan Aktifitas:
mandi dan berpakaian sendiri dg: 1.
1. Tempatkan alat-alat mandi disamping Mempermudah jangkauan
Indikator: TT ps
Tubuh bebas dari bau dan menjaga2. Libatkan keluarga dan ps 2. Melatih kemandirian
keutuhan kulit 3. Berikan bantuan selama ps masih 3. Meningkatkan kepercayaan
mampu mengerjakan sendiri

NIC: ADL berpakaian

Aktifitas: 1. Memudahkan intervensi


1. Informasikan pd ps dlm memilih
pakaian selama perawatan 2. Melatih kemandirian
2. Sediakan pakaian di tempat yg mudah
dijangkau
3. Bantu berpakaian yg sesuai 3. Menghindari nyeri bertambah
4. Jaga privcy ps 4. Memberikan kenyamanan
5. Berikan pakaian pribadi yg digemari5. Memberikan kepercayaan diri ps
dan sesuai

3. Dx. keperawatan: Cemas b.d status kesehatan


NOC dan indikator NIC dan aktifitas Rasional

NOC: kontrol kecemasan dan NIC: Penurunan kecemasan


coping, setelah dilakukan
perawatan selama 2x24 jam Aktifitas:
cemas ps hilang atau berkurang 1. Bina Hub. Saling percaya 1. Mempermudah intervensi
dg: 2. Libatkan keluarga 2. Mengurangi kecemasan
3. Jelaskan semua Prosedur 3. Membantu ps dlam meningkatkan
Indikator: pengetahuan tentang status kes dan
Ps mampu: meningkatkan kontrol kecemasan
Mengungkapkan cara mengatasi 4. Merasa dihargai
cemas
Mampu menggunakan coping 4. Hargai pengetahuan ps tentang 5. Dukungan akan memberikan
Dapat tidur penyakitnya keyakinan thdp peryataan harapan
Mengungkapkan tidak ada 5. Bantu ps untuk mengefektifkan untuk sembuh/masa depan
penyebab fisik yang dapat sumber support 6. Penggunaan Strategi adaptasi secara
menyebabkn cemas bertahap ( dari mekanisme pertahan,
6. Berikan reinfocement untuk coping, samapi strategi penguasaan)
menggunakan Sumber Coping yang membantu ps cepat mengadaptasi
efektif kecemsan

4. Resiko konstipasi berhubungan dengan obstruksi post pembedahan


NOC dan indikator NIC dan aktifitas Rasional

NOC: Bowel elimination,


setelah dilakukan perawatan NIC: Konstipation atau impaction
selama 4x24 jam pasien tidak management
mengalami konstipasi Aktifitas: - Mempermudah dalam
- Monitor tanda dan gejala konstipasi intervensi
Indikator: - Monitor pergerakan usus, frekuensi, - Menentukan gerakan peristaltik
Pasien mampu: konsistensi usus sudah berfungsi dengan
*B.A.B lembek - Anjurkan pada pasien untuk makan buah- baik/belum
*Ps menyatakan B.A.B lembek dan buahan dan serat tinggi
mampu mengontrol B.A.B - Mobilisasi bertahab
*Mempertahankan pola eliminasi - evaluasi intake makanan dan minuman
usus tanpa ilius - Kolaborasi medis

5. Resiko infeksi dengan faktor resiko tindakan invasif (pembedahan di daerah anal)

NOC dan indikator NIC dan aktifitas Rasional

NIC: Perawatan luka (incision site care)


NOC: Daerah ini merupakan port de
Kontrol infeksi dan kontrol resiko, Aktifitas: entry kuman
setelah diberikan perawatan selama 1. Amati luka dari tanda2 infeksi (flebitis)
3x24 jam tidak terjadi infeksi 2. Lakukan perawatan area insersi dengan tehnik1. Penanda proses infeksi
sekunder dg: aseptic dan gunakan kassa steril untuk merawat2. Menghindari infeksi
Indikator: dan menutup luka
Bebas dari tanda-tanda infeksi 3. Anjurkan pada ps untuk melaporkan dan
Angka leukosit normal mengenali tanda-tanda infeksi 3. Mencegah infeksi
Ps mengatakan tahu tentang tanda- 4. Kelola th/ sesuai program 4. Mempercepat penyembuhan
tanda dan gejala infeksi
NIC: proteksi infeksi:

a. monitor tanda dan gejala infeksi


b. Pantau hasil laboratorium
c. Amati faktor-faktor yang bisa meningkatkan
infeksi
d. monitor VS

1. Mencegah infeksi sekunder


2. Mencegah INOS
3. Meningkatkan daya tahan tubuh
NIC: Kontrol infeksi 4. Membantu relaksasi dan
membantu proteksi infeksi
Aktifitas: 5. Mencegah tjdnya infeksi
1. Batasi pengunjung 6. Meningkatkan pengetahuan ps
2. Cuci tangan sebelum dan sesudah merawat ps
3. Tingkatkan masukan gizi yang cukup
4. Anjurkan istirahat cukup
5. Pastikan penanganan aseptic daerah IV
6.Berikan PEN-KES tentang risk infeksi

6. Kurang pengetahuan tentang pengobatan dan perawatan b.d kurang paparan informasi
NOC: Pengetahuan tentang NIC: Pengetahuan penyakit
pengobatan dan perawatan , setelah
diberikan penjelasan selama 2 x pasien Aktifitas:
mengerti proses pengobatan dan 1. Kaji pengetahuan klien tentang penyakitnya 1. Mempermudah dalam
perawatan yg diberikan dg: 2. Jelaskan tentang program pengobatan dan memberikan penjelasan pada klien
alternatif pengobantan 2. Mempermudah intervensi
Indikator: 3. Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin3. Mencegah keparahan penyakit
Pasien mampu: digunakan untuk mencegah komplikasi 4. Memberi gambaran tentang
Menjelaskan kembali tentang penyakit, 4. Diskusikan tentang terapi dan pilihannya pilihan terapi yang bisa digunakan
Mengenal kebutuhan perawatan dan 5. Eksplorasi kemungkinan sumber yang bisa 5. .
pengobatan tanpa cemas digunakan/ mendukung 6.
6. instruksikan kapan harus ke pelayanan 7. Mereviw
7. Tanyakan kembali pengetahuan klien tentang
penyakit, prosedur perawatan dan pengobatan

Você também pode gostar