Você está na página 1de 6

ASKEP FIBRILASI VENTRIKEL

TUGAS KEPERAWATAN GAWAT DARURAT


FIBRILASI VENTRIKEL

FIBRILASI VENTRIKEL

A. Definisi
Fibrilasi ventrikel adalah denyutan ventrikel yang cepat dan tidak efektif. Pada disritmia ini denyut jantung tidak
terdengar dan tidak teraba dan tidak ada respirasi. Ventrikel vibrilasi merupakan kejadian preterminal. Vibrilasi
ini hampir selalu tampak pada jantung yang sekarat. Fibrilasi ini adalah aritmia yang paling sering ditemukan
pada orang dewasa yang mengalami kematian mendadak.
Pada fibrilasi ventrikel polanya sangat irregular dan dapat dibedakan dengan disritmia tipe lainnya. Karena tidak
ada koordinasi aktifitas jantung, maka dapat terjadi henti jantung dan kematian bila fibrilasi ventrikel tidak
dikoreksi.
Gambaran EKG Ventrikel Vibrilasi ada dua macam, yaitu vibrilasi ventrikel kasar yang memiliki rekaman EKG
menyentak-nyentak secara pasmodic; dan vibrilasi ventrikel halus yang rekaman EKGnya berombak halus.
Seperti pada asitol, kehilangan kesadaran terjadi dalam beberapa detik pada kondisi fibrilasi ventrikel. Pasien
mengalami pelemahan jantung dan tidak ada curah jantung. Fibrilasi ventrikel adalah paling umum
menyebabkan kematian tiba-tiba dan fatal apabila resusitasi tidak dilakukan dengan segera.
Vibrilasi ventrikel mempunyai karakter sebagai berikut :
Irama : Tidak teratur
Frekuensi : Lebih dari 350x/menit sehingga tidak dapat dihitung
Gelombang P : Tidak ada
Interval PR : Tidak ada
Gelombang QRS : Lebar dan tidak teratur

B. Etiologi
Vibrilasi ventrikel dapat terjadi pada kondisi : iskemia dan infark miokard, manipulasi kateter pada ventrikel,
gangguan karena kontak dengan listrik, pemanjangan interval QT, atau sebagai irama akhir pada pasien dengan
kegagalan sirkulasi, atau pada kejadian takikardi ventrikel yang memburuk.

C. Tanda dan Gejala


1. Kongesti Vaskular pulmonal
2. Dispnea
3. Ortopnea
4. Dispnea nocturnal paroksimal
5. Batuk iritasi
6. aedema pulmonal akut
7. Penurunan curah jantung
8. Gallop atrial-S4
9. Gallop ventrikel-S3
10. Crackles paru
11. Disritmia
12. Bunyi napas mengi
13. Pulsus alternans
14. Peningkatan berat badan
15. Pernapasan cheyne stokes
D. Faktor Resiko
Sebagian besar yang menghadapi masalah ketidakseragaman hentak jantung ini memiliki prognosis yang
normal. Pasien tidak memerlukan rawat yang khas. Walau bagaimanapun,bagi pasien yang mengalami gejala
yang serius atau yang dikaitkan dengan masalah penyakit-penyakit lain (seperti penyakit jantung) akan
menghadapi risiko yang lebih tinggi dan memerlukan rawatan atau perhatian pengobatan yang khusus. Faktor-
faktor tersebut adalah :
1. Tekanan perasaan atau stress
2. Darah tinggi
3. Merokok
4. Kelesuan, kurang tidur, kerja berlebihan

E. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaa medis
Pada umumnya terapi aritmaia adalah :
Mengembalikan irama jantung yang normal (rhytm control)
Menurunkan frekuensi denyut jantung (rate contol)
Mencegah terbentuknya bekuan darah
Terapi sangat tergantung pada jenis aritmia. Jika kausa aritmia berhasil dideteksi, maka tak ada yang lebih baik
daripada menyembuhkan atau memperbaiki penyebabnya secara spesifik. Aritmia sendiri dapat diterapi
dengan beberapa hal di bawah ini :
a. Jika FV terjadi, maka defibrilasi harus segera dilakukan
b. Bila defibrilasi tidak berhasil, maka harus segera dilakukan resusitasi jantung paru dan obat-obatan.
c. Obat-obatan yang dapat diberikan adalah epinefrin bila pola vibrilasi ventrikelnya halus. Epinefrin dapat
membuat fibrilasi menjadi kasar, sehingga memudahkan untuk mengkonversi defibrilasi. Natrium bikarbonat
diberikan untuk mengatasi asidosis akibat berkurangnya perpindahan respirasi. Epinefrin dan Natrium
bikarbonat saling berlawanan apabila dicampur, oleh sebab itu harus diberikan terpisah.
d. Tekanan darah disokong dengan vasopresor. Masase jantung eksternal dan ventilasi tidak boleh dihentikan
selama resusitasi sebelum lima detik.
e. Pembedahan, dokter akan melakukan pembedahan jika keadaan pasien sudah sangat memburuk. Di dalam
pembedahan, bagian yang rusak bisa dibuang atau diperbaiki.
f. Perentak tiruan, perentak ini digunakan untuk menghantarkan isyarat elektrik ke jantung. Alat ini dipasang di
bawah permukaan kulit melalui pembedahan kecil. Perentak yang permanen digunakan untuk merawat
penderita yang mengalami nodus sinus yang tidak berfungsi.
g. Kardioversi (pembilang-renjatan), kaedah kejutan elektrik untuk memulihkan rentak jantung yang abnormal
bagi penderita yang mempunyai kadar denyutan jantung yang tunggi. Kemudian, penatalaksanaan ini
digunakan pada keadaan cemas.
2. Penatalaksanaan keperawatan
a. Mengkolaborasikan dengan pihak medis untuk tindakan defibrilasi pada ventrikel virilasinya.
b. Mengatasi kecemasan setelah dilakukan defibrilasi.

F. Pencegahan
Gaya hidup memainkan peranan yang sangat penting untuk mengurangkan resiko penyakit jantung atau rentak
jantung yang tidak seragam. Diantara langkah-langkah yang perlu diambil untuk mencegah penyakit ini adalah :
1. Pola makan
Makanlah makanan yang rendah kolesterol dan rendah lemak. Makanan ini dapat menurunkan kadar lemak
dan kolesterol dalam darah.
2. Berhenti merokok
Merokok meningkatkan kadar denyutan jantung. Berhenti merokok menurunkan resiko terhadap rentak
jantung yang tidak normal.
3. Senam
Senam dengan rutin baik untuk kesehatan dan jantung.
4. Hindari alkohol dan kafein
5. Obat-obatan
Sebagian obat, ada yang dapat meningkatkan resiko penyakit ini. Hal ini dapat dicegah dengan mengurangi
dosisnya atau menghentikan pemakaian untuk sementara. Contoh obat, mis : amitriptilin, terfenadin, dan
astemizol.

G. Pengkajian Keperawatan
1. Identitas pasien : Nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan
2. Riwayat kesehatan
a. Riwayat penyakit sekarang
b. Riwayat penyakit dahulu
c. Riwayat kesehatan keluarga
d. Faktor pencetus
e. Faktor resiko
f. Tingkat pengetahuan pasien & keluarga terhadap penyakit
g. Riwayat sosial ekonomi
h. Riwayat spiritual
i. Riwayat alergi
j. Riwayat psikososial
k. Kebiasaan sehari-hari
l. Nutrisi
m. Eliminasi
n. Kebersihan diri
o. Olahraga
p. Istirahat

3. Pemeriksaan fisik
a. Mata : konjungtiva, sklera
b. Leher : JVP, bising arteri karotis
c. Paru : Bentuk dada
Pergerakan dada
Asimetris dada
Pernapasan :
frekuensi, irama, jenis
suara nafas
suara tambahan : ronkhi, whezing, krepitasi
d. Jantung : Tekanan darah
Nadi : Frekuensi, irama, isi
Suara jantung
Apeks jantung
Suara tambahan : S3, S4, Gallop
Bising jantung : trill
e. Abdomen : Acites, bising usus
f. Ekstremitas : Temperatur, kelembaban, edema, cianosis

4. Pemeriksaan penunjang
a. Laboratorium
Hematologi : Hb, Ht, Leukosit
Elektrolit : K, Na, Cl, MG
Gangguan fungsi ginjal dan hati
Ureum, cretinin, BUN, urin lengkap
SGOT, SGPT
Gulla darah
Kolesterol, triglisserid
b. Elektrokardiogram (EKG)
Penyakit jantung koroner : iskhemi, infark
Pembesaran jantung : LVH
Aritmia
Perikarditis
c. Foto Rontgen Toraks
Edeme alveolar
Efusi pleura
Pembesaran jantung

H. Diagnosa Keperawatan
DX I : Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan
denyut/curah jantung
DX II : Pola napas tidak efektif berhubungan dengan cemas
DX III : Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan
antara kebutuhan dan suplai oksigen

I. Intervensi Keperawatan
DX I : Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan
denyut/curah jantung
NOC :
Keefektifan pompa jantung
Status sirkulasi
Perfusi jaringan : organ abdomen
Perfisi jaringan organ : perifer
Status tanda vital
Kriteria evaluasi :
Menunjukan curah jantung yang memuaskan
Menunjukan status sirkulasi
Tekanan darah sistolik, diastolik, dan rerata rentang tekanan darah dalam batas normal
Denyut jantung dibawah normal
NIC :
Kaji dan dokumentasikan tekanan darah, adanya sianosis, status pernafasan, dan status mental.
Pantau fungsi pacemaker jika dibutuhkan
Pantau denyut perifer, waktu pengisian kapiler, dan suhu serta warna ekstremitas
Pantau dan dokumentasikan denyut jantung, irama, dan nadi.
DX II : Pola napas tidak efektif berhubungan dengan cemas
NOC :
Status respirasi : ventilasi
Status tanda vital
Kriteria evaluasi :
Menunjukan pola napas efektif
Menunjukan status pernapasan : ventilasi tidak terganggu
NIC :
a. Pengelolaan jalan napas
Buka jalan nafas, gunakan teknik head chin lift atau jaw thrust bila perlu
Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
Lakukan fisioterapi dada jika perlu
Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
Berikan bronkodilator bila perlu
Monitor respirasi dan status oksigen
Terapi oksigen
Bersihkan mulut, hidung dan secret trakea
Pertahankan jalan nafas yang paten
Atur peralatan oksigenasi
Monitor aliran oksigen
Pertahankan posisi pasien
Observasi adanya tanda-tanda hipoventilasi
Monitor adanya kecemasan pasien terhadap oksigenasi
a. Pemantauan pernapasan
Pantau kecepatan, irama, kedalaman, dan usaha respirasi
Perhatikan pergerakan dada
Pantau respirasi yang berbunyi
Pantau peningkatan kegelisahan, ansietas, dan tersengal-sengal.
DX III : Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan
antara kebutuhan dan suplai oksigen
NOC :
Daya tahan
Penghematan energi
Perawatan diri : Aktivitas Kehidupan Sehari-hari
Kriteria evaluasi :
Mentoleransi aktivitas yang biasa dilakukan dan ditunjukkan dengan daya tahan , penghematan energi, dan
perawatan diri : aktivitas sehari-hari
Menunjukan penghematan energi
NIC :
a. Terapi aktivitas
b. Pengelolaan energi
Tentukan penyebab keletihan
Pantau respon kardiorespiratori terhadap aktivitas
Pantau respon oksigen pasien
Pantau asupan nutrisi untuk memastikan keadekuatan sumber-sumber energi
Pantau/dokumentasikan pola istirahat pasien dan lamanya waktu tidur.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2007. Defibrilasi.


http://www.republika.co.id/.../cetak_detail.asp?mid=2&id=174730&kat_id=105&kat_id 1=150&kat_id2=190-
29k.
Anonim. 2006. Rentak Jantung Tidak Seragam.
http:/www.infosihat.gov.my/Penyakit_R_Rentak%20Jantung%20Tidak%20Seragam.html.
Brunner & Suddart. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah cet I. Jakarta : EGC.
Malkolm, Thakri S. 2006. Satu-Satunya Buku EKG yang Anda Perlukan. Jakarta : Hipokrates.
Santosa, Budi. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006 Definisi dan Klasifikasi. Prima Medika.
Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosa Keperawatan dengan Inntervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC,
Alih Bahasa, Widyawati. Jakarta : EGC.

Diposkan oleh Edi young enterpreneur

Você também pode gostar