Você está na página 1de 33

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator dalam


menentukan derajat kesehatan masyarakat. Di Indonesia Angka Kematian Ibu
tertinggi dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya seperti Thailand hanya 44
per 100.000 kelahiran hidup, Malaysia 39 per 100.000 kelahiran hidup, dan
Singapura 6 per 100.000 kelahiran hidup (BPS, 2003).
Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007
Angka Kematian Ibu (AKI) 228/100.000 kelahiran hidup dan tahun 2010 turun
menjadi 226/100.000 kelahiran hidup (SDKI 2010).
Angka kematian ibu juga merupakan salah satu target yang telah
ditentukan dalam tujuan pembangunan millenium (Millenium Development Goals
(MDGs) yangditetapkan tahun 2000 yaitu pada tujuan ke 5 untuk meningkatkan
kesehatan ibu. Target yang akan dicapai sampai tahun 2015 adalah mengurangi
sampai resiko jumlah kematian ibu yaitu dari 307 / 100.000 kelahiran hidup
pada tahun 2000 menjadi 102 / 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015
(Laporan pencapaian MDGs, 2010).
Hasil survei yang dilakukan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) melalui
World Health Organization (WHO) menunjukkan bahwa AKI di Indonesia tahun
2010 berada pada angka 220/100.000 kelahiran hidup dan menempatkan
Indonesia iurutan ke 3 AKI tertinggi diantara negaranegara ASEAN setelah
Laos dan Kamboja (United Nations, 2011)
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu target pembangunan
kesehatan. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan untuk
meningkatkan kesadaran dan kemampuan hidup sehat agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat sebagai investasi pembangunan sumber daya manusia yang

1
produktif secara sosial dan ekonomi. Faktor yang berkontribusi terhadap kematian
ibu, secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi penyebab langsung dan
penyebab tidak langsung. Penyebab langsung kematian ibu adalah faktor yang
berhubungan dengan komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas seperti
perdarahan, pre eklampsia/eklampsia, infeksi, persalinan macet dan abortus.
Upaya menurunkan AKI (hamil, melahirkan, dan nifas) sangat dibutuhkan
pelayanan Ante Natal Care (ANC) yang berkualitas sesuai dengan standar
kebijakan pemerintah, yaitu sekurang-kurangnya 4 kali selama masa kehamilan, 1
kali pada trimester pertama, 1 kali pada trimester kedua, dan 2 kali pada trimester
ketiga. ANC merupakan program terencana berupa observasi, edukasi, dan
penanganan medik pada ibu hamil dengan tujuan : menjaga agar ibu sehat selama
kehamilan ; persalinan, dan nifas serta mengusahakan bayi yang dilahirkan sehat;
proses kehamilan dan persalinan yang aman dan memuaskan ; memantau
kemungkinan adanya risiko-risiko kehamilan; merencanakan penatalaksanaan
yang optimal terhadap kehamilan risiko tinggi ; dan menurunkan morbilitas dan
mortalitas ibu dan janin perinatal.

1.2 TUJUAN
1.2.1 Tujuan Umum
Tujuan umum penulisan referat ini adalah untuk mengetahui apa
saja cakupan asuhan antenatal atau antenatal care.
1.2.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus penulisan ini adalah:
1. Mengetahui pentingnya ANC bagi ibu hamil.
2. Mengetahui pemeriksaan ANC pada ibu hamil.
3. Dapat mengedukasi ibu hamil dan keluarganya mengenai
pentingnya ANC

2
BAB II
ANTENATAL CARE

2.1 DEFINISI
Antenatal care (ANC) adalah perawatan yang ditujukan kepada ibu hamil,
bukan saja saat bila ibu sakit dan memerlukan perawatan tetapi juga pengawasan
dan penjagaan wanita hamil agar tidak terjadi kelainan sehingga mendapatkan ibu
dan anak yang sehat. Kegiatan ini merupakan program Kesehatan Ibu dan Anak
(KIA) yang berupaya merubah sikap dan perilaku masyarakat kearah keamanan
persalinan.
ANC adalah upaya preventif program pelayanan kesehatan obstetrik untuk
optimalisasi kesehatan maternal dan neonatal melalui serangkaian kegiatan
pemantauan rutin selama kehamilan. ANC juga dapat di definisikan sebagai
pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada pertumbuhan dan
perkembangan janin dalam rahim.

2.2 TUJUAN ANC


Tujuan dari antenatal care (ANC) adalah untuk memantau kemajuan
kehamilan dan kesehatan ibu serta tumbuh kembang bayi, juga untuk
mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu. Selain hal tersebut, ANC
juga bertujuan mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi
yang mungkin terjadi selama hamil termasuk riwayat penyakit secara umum,
kebidanan dan pembedahan, mempersiapkan persalinan yang cukup bulan,
melahirkan dengan selamat baik ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal
mungkin, mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI
ekslusif, mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kesehatan bayi
agar dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.
Tujuan pengawasan wanita hamil ialah menyiapkan sebaik-baiknya fisik
dan mental, serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan

3
masa nifas, sehingga keadaan postpartum sehat dan normal, tidak hanya fisik
akan tetapi juga mental. Ini berarti dalam antenatal care harus diusahakan agar :
a. Wanita hamil sampai akhir kehamilan sekurang kurangnya harus sama
sehatnya atau lebih sehat,
b. Adanya kelainan fisik atau psikologik harus ditemukan dini dan diobati,
c. Wanita melahirkan tanpa kesulitan dan bayi yang dilahirkan sehat pula
fisik dan mental.

2.3 PELAYANAN ANC


Kualitas pelayanan antenatal yang diberikan akan mempengaruhi
kesehatan ibu hamil dan janinnya, ibu bersalin dan bayi baru lahir serta ibu nifas.
Dalam pelayanan antenatal terpadu, tenaga kesehatan harus dapat memastikan
bahwa kehamilan berlangsung normal, mampu mendeteksi dini masalah dan
penyakit yang dialami ibu hamil, melakukan intervensi secara adekuat sehingga
ibu hamil siap untuk menjalani persalinan normal. Setiap kehamilan, dalam
perkembangannya mempunyai risiko mengalami penyulit atau komplikasi. Oleh
karena itu, pelayanan antenatal harus dilakukan secara rutin, sesuai standar dan
terpadu untuk pelayanan antenatal yang berkualitas. Pelayanan antenatal yang
terpadu dan berkualitas meliputi hal berikut:
a. Memberikan pelayanan dan konseling kesehatan termasuk gizi agar
kehamilan berlangsung sehat;
b. Melakukan deteksi dini masalah, penyakit dan penyulit/komplikasi
kehamilan.
c. Menyiapkan persalinan yang bersih dan aman;
d. Merencanakan antisipasi dan persiapan dini untuk melakukan rujukan
jika terjadi penyulit/komplikasi.
e. Melakukan penatalaksanaan kasus serta rujukan cepat dan tepat bila
diperlukan.

4
f. Melibatkan ibu dan keluarganya terutama suami dalam menjaga
kesehatan dan gizi ibu hamil, menyiapkan persalinan dan kesiagaan
bila terjadi penyulit/komplikasi.

ANC dilakukan secara rutin minimal empat kali. Bila kehamilan termasuk
risiko tinggi perhatian dan jawal kunjungan harus lebih ketat. Dalam bahasa
program kesehatan ibu dan anak, kunjungan antenatal ini diberi kode huruf K
yang merupakan singkatan dari kunjungan. Pemeriksaan antenatal yang lengkap
adalah K1, K2, K3, dan K4. Hal ini berarti minimal dilakukan sekali kunjungan
antenatal hingga usia kehamilan 28 minggu, sekali kunjungan selama kehamilan
29-36 minggu dan dua kali kunjungan pada usia kehamilan diatas 36 minggu.
1. Konsep Pemeriksaan Antenatal
Dalam pemeriksaan rutin, dilakukan pula pencatatan data klien dan
keluarganya serta pemeriksaan fisik sebagai berikut :
A. Anamnesis
a. Indentifikasi dan Riwayat Kesehatan
- Nama
- Usia
- Alamat
- Pekerjaan ibu/suami
- Lamanya menikah
- Kebiasaan yang dapat merugikan kesehatan
b. Keluhan saat ini
- Jenis dan sifat gangguan yang dirasakan ibu
- Lamanya mengalami gangguan tersebut
c. Riwayat haid
- Hari pertama haid terakhir (HPHT)
- Usia kehamilan dan taksiran persalinan
d. Riwayat kehamilan dan persalinan

5
- Asuhan antenatal, persalinan, dan nifas kehamilan sebelumnya
- Cara persalinan
- Jumlah dan jenis kelamin anak hidup
- Berat badan lahir
- Cara pemberian asupan bagi bayi yang dilahirkan
- Informasi dan saat persalinan atau keguguran terakhir
e. Riwayat kehamilan saat ini
- Identifikasi kehamilan
- Indentifikasi penyulit
- Penyakit lain yang diderita
- Gerakan bayi dalam kandungan
f. Riwayat penyakit dalam keluarga
- Diabetes mellitus, hipertensi, atau kehamilan kembar
- Kelainan bawaan
g. Riwayat penyakit ibu
- Penyakit yang pernah diderita
- DM dan ISK
- Penyakit jantung
- Infeksi virus berbahaya
- Alergi obat atau makanan tertentu
- Pernah mendapat transfusi darah dan indikasi tindakan tersebut
- Inkompatibilitas Rhesus
- Paparan sinar-x/rontgen
h. Riwayat penyakit yang memerlukan tindakan pembedahan
- Dilatasi dan kuretase
- Reparasi vagina
- Seksio sesaria
- Serviks inkompeten
- Operasi non-ginekologi

6
i. Riwayat Imunisasi
j. Riwayat Menyusui
B. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum
Tanda vtal
Pemeriksaan jantung dan paru
Pemeriksaan payudara
Kelainan otot rangka serta neurologik
2. Pemeriksaan abdomen
- Inspeksi
Bentuk dan ukuran abdomen
Parut bekas luka operasi
Kelainan otot dan rangka serta neurologik
Gerakan janin
Varises atau pelebaran vena
Hernia
Edema
- Palpasi
Tinggi fundus uteri
Punggung bayi
Presentasi
Sejauh mana bagian terbawah bayi masuk pintu atas panggul
- Auskultasi
10 minggu dengan Doppler
20 minggu dengan fetoskop Pinard
- Inspekulo vagina untuk identifikasi vaginitis pada trimester I/II
C. Laboratorium
- Pemeriksaan
Analisis urin rutin

7
Analisis tinja rutin
Hb, MCV
Golongan darah
Hitung jenis sel darah
Gula darah
Antigen hepatitis B virus
HIV/VDRL
- Ultrasonografi : rutin pada kehamilan 18-22 minggu untuk
identifikasi kelainan janin
Dalam pemeriksaan antenatal, tenaga kesehatan harus memberikan pelayanan
yang berkualitas sesuai standar yang terdiri dari:
a) Timbang berat badan
Penimbangan berat badan pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan
untuk mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan janin. Selama kehamilan antara
0,3 0,5 kg perminggu. Jika dikaitkan dengan umur kehamilan kenaikan berat
badan selama trimester pertama adalah 1 kg, selama trimester kedua dan ketiga
masing-masing bertambah 5 kg. Pada akhir kehamilan pertambahan berat total
adalah 9-12 kg. Penambahan berat badan yang kurang dari 9 kilogram selama
kehamilan atau kurang dari 1 kilogram setiap bulannya menunjukkan adanya
gangguan pertumbuhan janin.
b) Ukur tekanan darah.
Pengukuran tekanan darah pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan
untuk mendeteksi adanya hipertensi (tekanan darah 140/90 mmHg) pada
kehamilan dan preeklampsia (hipertensi disertai edema wajah dan atau tungkai
bawah; dan atau proteinuria)
c) Ukur tinggi fundus uteri
Pengukuran tinggi fundus pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan
untuk mendeteksi pertumbuhan janin sesuai atau tidak dengan umur kehamilan.
Jika tinggi fundus tidak sesuai dengan umur kehamilan, kemungkinan ada

8
gangguan pertumbuhan janin. Standar pengukuran menggunakan pita pengukur
setelah kehamilan 24 minggu.

Gambar 2.1 Tinggi fundus uteri wanita hamil


Sumber: jurnal.fk.unand.ac.id

Tabel 2.1 Tinggi Fundus Uteri

Umur Tinggi Fundus Uteri


Kehamilan

12 minggu 3 jari di atas simpisis

16 minggu simpisis-pusat

20 minggu 3 jari di bawah pusat

24 minggu Setinggi pusat

28 minggu 3jari di atas pusat

34 minggu pusat-prosessus xifoideus

36 minggu 3 jari di bawah prosessus xifoideus

40 Minggu 2 jari di bawah prosessus xifoideus

9
Taksiran berat janin Berat badan janin secara sederhana dapat diukur
dengan mempergunakan rumus diantaranya rumus Johnson Toshack. Rumus ini
dihitung berdasarkan Tinggi Fundus Uteri (TFU) yaitu jarak dari bagian atas
tulang kemaluan (simfisis os pubis) ke puncak rahim (Fundus) dalam sentimeter
(cm) dikurangi 11, 12 atau 13, hasilnya dikali 155 didapatkan berat badan bayi
dalam gram. Rumus Johnson Toshack :
BB = (TFU N) x 155
Keterangan : BB = Berat badan janin dalam gram
TF = Tinggi Fundus Uteri
N = 13 bila kepala belum melewati PAP
N = 12 bila kepala berada di atas spina ischiadika
N = 11 bila kepala berada di bawah spina ischiadika
d) Beri imunisasi Tetanus Toksoid (TT)
Untuk mencegah terjadinya tetanus neonatorum, ibu hamil harus mendapat
imunisasi TT. Pemberian TT baru menimbulkan efek perlindungan bila diberikan
sekurang-kurangnya 2 kali dalam interval minimal 4 minggu, kecuali bila
sebelumnya ibu telah mendapatkan TT 2 kali pada kehamilan yang lalu atau pada
masa calon pengantin, maka cukup diberikan TT ulang. Pada saat kontak pertama,
ibu hamil diskrining status imunisasi TT-nya. Pemberian imunisasi TT pada ibu
hamil, disesuai dengan status imunisasi ibu saat ini.Pemberian imunisasi TT
lengkap
a. TT1 dapat diberikan pada kunjungan ANC pertama.
b. TT2 diberikan 4 minggu setelah TT1, lama perlindungan 3 tahun.
c. TT3 diberikan 6 bulan setelah TT2, lama perlindungan 5 tahun.
d. TT4 diberikan 1 tahun setelah TT3, lama perlindungan 10 tahun.
e. TT5 diberikan 1 tahun setelah TT4, lama perlindungan 25 tahun / seumur
hidup

10
e) Beri tablet tambah darah (tablet besi)
Untuk mencegah anemia gizi besi, setiap ibu hamil harus mendapat tablet zat
besi minimal 90 tablet selama kehamilan. Tiap tablet mengandung FeSO4 320 mg
dan asam folat 500 mg.
f) Tes terhadap penyakit menular
g) Temu wicara
Temu Wicara dengan dokter sangatlah penting untuk mengklasifikasikan
apakah ibu hamil dalam status kehamilan resiko tinggi, oleh karena itu, setiap ibu
hamil harus memeriksa diri secara teratur dan mendapat pelayanan kebidanan
yang optimal.

2.4 Jenis Pelayanan Antenatal


Pelayanan antenatal terpadu diberikan oleh tenaga kesehatan yang
kompeten yaitu dokter, bidan dan perawat terlatih, sesuai dengan ketentuan yang
berlaku. Pelayanan antenatal terpadu terdiri dari:
a) Anamnesa
Dalam memberikan pelayanan antenatal terpadu, ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan ketika melakukan anamnesa, yaitu:
1. Menanyakan keluhan atau masalah yang dirasakan oleh ibu saat ini.
2. Menanyakan tanda-tanda penting yang terkait dengan masalah kehamilan dan
penyakit yang kemungkinan diderita ibu hamil:
Muntah berlebihan
Pusing
Sakit kepala
Perdarahan
Sakit perut hebat
Demam
Batuk lama
Berdebar-debar

11
Sesak nafas atau sukar bernafas
Menanyakan status kunjungan (baru atau lama), riwayat kehamilan
yang sekarang, riwayat kehamilan dan persalinan sebelumnya dan
riwayat penyakit yang diderita ibu.
Menanyakan jumlah tablet Fe yang dikonsumsi.
Menanyakan obat-obat yang dikonsumsi seperti:
antihipertensi,diuretika, anti vomitus, antipiretika, antibiotika, obat
TB, dan sebagainya.
Di daerah risiko tinggi IMS, tanyakan gejala IMS dan riwayat penyakit
pada pasangannya. Informasi ini penting untuk langkah-langkah
penanggulangan penyakit menular seksual.
Menanyakan pola makan ibu selama hamil yang meliputi
jumlah,frekuensi dan kualitas asupan makanan terkait dengan
kandungan gizinya.
2.5 Pemeriksaan
Pemeriksaan Status Present (kondisi saat ini): Keadaan umum, nadi, TD,
Pernafasan, Cyanose, Dyspnoe, suhu, anemis, turgor, berat badan, tinggi badan.
Bila ada tanda-tanda kedaruratan, maka ibu segera dikirim ke ruang rawat inap
untuk penanganan selanjutnya.Pemeriksaan status lokalis : kepala, muka, mulut,
gigi (apakah ada caries), tonsil / faring (apakah ada tonsilitis / faringitis), hal ini
perlu diperhatikan karena merupakan infeksi fokal yang dapat menyebabkan
gangguan pada ibu hamil dan janinnya yang lebih serius, pemeriksaan mata,
kuping, hidung, rambut, dan lain-lain.
Pemeriksaan presentasi dan posisi janin dilakukan mulai minggu ke 28: Pasien
diminta mengosongkan kandung kemih dan kemudian diminta untuk berbaring
telentang dengan lutut semifleksi.
LEOPOLD I :
- Kedua telapak tangan pemeriksa diletakkan pada puncak fundus uteri.
- Tentukan tinggi fundus uteri untuk menentukan usia kehamilan.

12
- Rasakan bagian janin yang berada pada bagian fundus (bokong atau kepala atau
kosong).
Gambar 1.2 Leopold I
Sumber: jurnal.fk.unand.ac.id

LEOPOLD II
- Kedua telapak tangan pemeriksa bergeser turun kebawah sampai disamping kiri
dan kanan umbilikus.
- Tentukan bagian punggung janin untuk menentukan lokasi auskultasi denyut
jantung janin nantinya.
- Tentukan bagian-bagian kecil janin.
Gambar 1.3 Leopold II
Sumber: jurnal.fk.unand.ac.id

13
LEOPOLD III
- Pemeriksaan ini dilakukan dengan hati-hati oleh karena dapat menyebabkan
perasaan tak nyaman bagi pasien.
- Bagian terendah janin dicekap diantara ibu jari dan telunjuk tangan kanan.
- Ditentukan apa yang menjadi bagian terendah janin dan ditentukan apakah
sudah mengalami engagement atau belum

Gambar 1.3 Leopold III


Sumber: jurnal.fk.unand.ac.id

LEOPOLD IV
- Pemeriksa merubah posisinya sehingga menghadap ke arah kaki pasien.
- Kedua telapak tangan ditempatkan disisi kiri dan kanan bagian terendah janin.
- Digunakan untuk menentukan sampai berapa jauh derajat desensus janin.

14
Gambar 1.4 Leopold IV
Sumber: jurnal.fk.unand.ac.id

Pemeriksaan genitalia eksterna (kemaluan luar), dan kalau perlu


melakukan pemeriksaan dalam (kalau tidak ada kontra indikasi seperti dugaan
plasenta previa untuk mengetahui keadaan panggul dan turunnya bagian bawah
anak, apakah dalam keadaan inpartu, dan lain sebagainya.Pemeriksaan dalam
pelayanan antenatal terpadu, meliputi berbagai jenis pemeriksaan termasuk
menilai keadaan umum (fisik) dan psikologis (kejiwaan) ibu hamil.

2.6 Kunjungan Berkala Asuhan Antenatal


Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan secara berkala dan teratur. Bila kehamilan
normal, jumlah kunjungan cukup empat kali:
- Satu kali pada trimester I
- Satu kali pada trimester II
- Dua kali pada trimester III
Dengan jadwal kunjungan yang teratur memudahkan petugas kesehatan untuk
mengenali secara dini penyulit atau gangguan kesehatan yang terjadi pada ibu hamil. Dari
satu kunjungan ke kunjungan berikutnya sebaiknya dilakukan pencatatan:
- Keluhan yang dirasakan oleh ibu hamil

15
- Hasil pemeriksaan setiap kunjungan
- Umum
Tekanan darah
Respirasi
Nadi
Temperatur suhu tubuh
- Abdomen
Tinggi fundus uteri
Letak janin (setelah 34 minggu)
Presentasi janin
Denyut jantung janin
- Pemeriksaan tambahan
Proteinuria
Glukosuria
Keton
- Menilai kesejahteraan janin
Untuk menilai kesejahteraan janin pada kehamilan risiko tinggi dapat
dilakukan berbagai jenis pemeriksaan atau pengumpulan informasi, baik yang
diperoleh dari ibu hamil maupun pemeriksaan oleh petugas kesehatan.
Berbagai jenis pemeriksaan tersebut adalah :
Pengukuran tinggi fundus uteri terutama > 20 minggu yang disesuaikan
dengan usia kehamilan saat pemeriksaan dilakukan.
Gerakan janin.
Gerakan janin yang menghilang dalam waktu 48 jam dikaitkan dengan
hipoksia berat atau janin meninggal
Denyut jantung janin
Ultrasonografi
Bila usia kehamilan memasuki 34 minggu, selain pemeriksaan di atas,
juga dilakukan pula pemeriksaan tentang:

16
Penilaian besar janin, letak dan presentasi
Penilaian luas panggul

2.7 Edukasi Kesehatan Bagi Ibu Hamil


Kunjungan antenatal memberi kesempatan bagi petugas kesehatan untuk memberi
kesempatan bagi petugas kesehatan untuk memberikan informasi kesehatan esensial
bagi ibu hamil dan keluarganya termasuk rencana persalinan dan cara merawat bayi.
Informasi yang diberikan adalah sebagai berikut:
a. Nutrisi yang adekuat
- Kalori
Jumlah kalori yang diperlukan oleh ibu hamil setiap harinya adalah 2.500
kalori. Jumlah kalori yang berlebih dapat menyebabkan obesitas dan dapat
menjadi menjadi faktor predisposisi untuk terjadinya preeklampsia. Jumlah
penambahan berat badan sebaiknya tidak melebihi 10-12 kg selama hamil.
- Protein
Jumlah protein yang diperlukan oleh ibu hamil adalah 85 gram per hari.
Sumber protein tersebut dapat diperoleh dari tumbuh-tumbuhan (kacang-
kacangan) atau hewani (ikan, ayam, keju, susu, telur).
- Kalsium
Kebutuhan kalsium ibu hamil adalah 1,5 gram per hari. Kalsium
dibutuhkan untuk pertumbuhan janin, terutama untuk perkembangan otot
dan rangka. Sumber kalsium yang mudah diperoleh adalah susu, keju, dan
yogurt. Defisiensi kalsium pada bayi dapat menyebabkan riketsia atau
osteomalasia pada ibu hamil.
- Zat besi
Metabolisme yang tinggi pada ibu hamil memerlukan kecukupan
oksigenasi jaringan yang diperoleh dari pengikatan dan penghantaran
oksigen melalui hemoglobin di dalam sel-sel darah merah. Untuk menjaga
konsentrasi hemoglobin normal diperlukan asupan zat besi ibu hamil

17
dengan jumlah 30 mg/hari terutama setelah trimester kedua. Kekurangan
zat besi pada ibu hamil dapat menyebabkan anemia defisiensi zat besi.
- Asam folat
Asam folat diperlukan untuk pematangan sel-sel. Asam folat yang
diperlukan ibu hamil adalah 400 mikrogram per hari. Kekurangan asam
folat menyebabkan anemia megaloblastik pada ibu hamil.
b. Perawatan payudara
Pengurutan payudara untuk mengeluarkan sekresi dan membuka duktus
dan sinus laktiferus, sebaiknya dilakukan dengan hati-hati dan benar
karena pengurutan yang salah dapat menimbulkan kontraksi pada
rahim.
c. Perawatan gigi
Dibutuhkan sedikitnya dua kali pemeriksaan gigi selama kehamilan,
yaitu pada trimester pertama dan ketiga. Pada trimester pertama terkait
dengan hipermesis dan ptialisme (produksi liur yang berlebihan)
sehingga kebersihan rongga mulut harus selalu terjaga. Pada trimester
ketiga terkait dengan adanya kebutuhan kalsium untuk pertumbuhan
janin sehingga perlu diketahui apakah terdapat pengaruh yang
merugikan pada gigi ibu hamil.
d. Kebersihan tubuh
Perubahan anatomik pada perut, lipat paha, dan payudara menyebabkan
lipatan kulit menjadi lebih lembab dan mudah terinvasi oleh
mikroorganisme. Beristirahat cukup, minimal 8 jam pada malam hari dan 2
jam pada siang hari. Jangan melakukan pekerjaan rumah tangga yang berat
dan hindari kerja fisik yang dapat menimbulkan kelelahan yang berlebihan.

2.8 Beberapa Gejala dan Tanda Bahaya Selama Kehamilan


Pada umumnya 80-90% kehamilan akan berlangsung normal dan hanya 10-12%
kehamilan yang disertai dengan penyulit atau berkembang menjadi kehamilan patolohis.

18
Kehamilan patologis tidak terjadi secara mendadak karena kehamilan dan efeknya
terhadap organ tubuh berlangsung secara bertahap. Deteksi dini gejala dan tanda bahaya
selama kehamilan merupakan upaya terbaik untuk mencegah terjadinya gangguan serius
terhadap kehamilan ataupun keselamatan ibu hamil.

Perdarahan

Perdarahan pada kehamilan muda atau usia kehamilan di bawah 20 minggu,


umumnya disebabkan oleh keguguran. Sekitar 10-12 % kehamilan akan berakhir dengan
keguguran yang umumnya 60-80 % disebabkan oleh kelainan kromosom yang ditemui
pada spermatozoa ataupun ovum. Penyebab yang sama dan menimbulkan gejala
perdarahan pada kehamilan muda dan ukuran pembesaran uterus tidak sesuai dengan usia
kehamilan atau lebih besar, pada umumnya disebabkan oleh mola hidantidosa.
Perdarahan pada kehamilan muda dengan uji kehamilan tidak jelas, pembesaran uterus
lebih kecil dari seharusnya, dan adanya massa di adneksa biasanya disebabkan oleh
kehamilan ektopik.

Perdarahan pada kehamilan usia lanjut atau di atas 20 minggu pada umumnya
disebabkan oleh plasenta previa. Plasenta mulai terbentuk sempurna pada usia kehamilan
14-15 minggu. Perdarahan yang terjadi sangat terkait dengan luas plasenta dan kondisi
segmen bawah rahim yang menjadi implantasi plasenta tersebut. Pada plasenta yang tipis
dan menutupi sebagian jalan lahir, maka umumnya terjadi perdarahan bercak berulang
dan apabila segmen bawah rahim mulai terbentuk disertai dengan sedikit penurunan
bagian terbawah janin, maka perdarahan mulai meningkat hingga tingkatan yang dapat
membahayakan keselamatan ibu. Plasenta yang tebal yang menutupi seluruh jalan lahir
dapat menimbulkan perdarahan hebat tanpa didahului oleh perdarahan bercak atau
berulang sebelumnya. Plasenta previa menjadi penyebab dari 25 % kasus perdarahan
antepartum.

19
Preeklampsia

Pada umumnya ibu hamil dengan usia kehamilan diatas 20 minggu disertai
dengan peningkatan tekanan darah di atas normal sering diasosiasikan dengan
preeklampsia. Data informasi awal terkait dengan tekanan darah sebelum hamil akan
sangat membantu petugas kesehatan untuk membedakan hipertensi kronis dengan
preeklampsia. Gejala dan tanda lain adalah:

- Sakit kepala atau cephalgia (frontal atau oksipital)

- Gangguan penglihatan

- Nyeri epigastrik

- Oliguria (kurang dari 500 ml/24 jam)

- Tekanan darah sistolik 20-30 mmHg dan diastolik 10-20 mmHg di atas normal

- Proteinuria (di atas +3)

- Edema menyeluruh

Nyeri Hebat di Daerah Abdominopelvikum

Bila hal ini terjadi pada kehamilan trimester kedua atau ketiga dan disertai dengan
riwayat dan tanda-tanda di bawah ini, maka diagnosisnya mengarah pada solusio
plasenta, baik dari jenis yang disertai perdarahan yang keluar (revealed) maupun
tersembunyi (concealed):

- Trauma abdomen

- Preeclampsia

- Tinggi fundus uteri lebih besar dari usia kehamilan

- Bagian-bagian janin sulit diraba

- Uterus tegang dan nyeri

20
- Janin mati dalam rahim

Gejala dan Tanda Lain yang Harus Diwaspadai

Beberapa gejala dan tanda lain yang terkait dengan gangguan serius selama
kehamilan adalah sebagai berikut:

Muntah berlebihan yang berlangsung selama kehamilan (hiperemesis gravidarum)


Disuria
Menggigil atau demam
Ketuban pecah dini atau sebelum waktunya
Uterus lebih besar atau lebih kecil dari usia kehamilan yang sesungguhnya

21
BAB III

LAPORAN KASUS

III.1 Identitas Pasien

Nama : Ny. Siti Anisa


Usia : 26 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Bekasi
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : SMA
No. RM : 02304071
Pemeriksaan : 07 Juni 2017 pukul 12.00 WIB

III.2 Anamnesis (Autoanamnesa tanggal 07 Juni 2017)


Seorang pasien datang ke Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RS Persahabatan pada
tanggal 07 Juni 2011 pukul 12.00 WIB
Keluhan Utama
Rujukan dari RSUD Bekasi dengan riwayat aritmia disertai periode bradikardia
pada janin
Keluhan Tambahan
Tidak ada
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien merupakan rujukan RSUD Bekasi datang ke Poli Kebidanan dan
Kandungan RS Persahabatan untuk kontrol kehamilan. Pasien dirujuk karena aritmia
disertai periode bradikardia pada janin.

Pasien merasa hamil 9 bulan. HPHT 6/10/2016. TP 13/7/2017 (usia kehamilan 37


minggu). Pasien merasa tubuhnya lemas namun tidak sampai mengganggu aktivitas,
nafsu makan baik, gigi berlubang (+). Saat ini keluhan mual muntah, kaki bengkak, nyeri

22
kepala, keluar flek-flek, keluar air-air, lendir darah, mulas-mulas, nyeri pinggang
disangkal. Gerak janin dirasakan aktif.

Catatan Penting Selama Asuhan Antenatal

Pasien kontrol ANC rutin di bidan tiap bulan. Pasien juga melakukan pemeriksaan
kehamilan di RS Omni Cikarang dan RSUD Bekasi untuk melakukan USG. Pasien sudah
melakukan USG sebanyak empat kali. Pemeriksaan USG pertama dilakukan di RS Omni
Cikarang, dikatakan terdapat kelainan pada jantung janin saat usia kehamilan 8 bulan
(pasien tidak membawa hasil USG, tanggal lupa). Kemudian pasien dirujuk ke RSUD
Bekasi karena status jaminan kesehatan. USG kedua dilakukan di RSUD Bekasi dengan
hasil yang sama, kemudian pasien dirujuk ke RS Persahabatan dilakukan USG sebanyak
2x. USG pada tanggal 22/05/2017 dikatakan janin dengan aritmia disertai periode
bradikardia, tanpa kelainan struktur jantung. Kemudian pasien kembali di USG pada
tanggal 7/06/2017 dikatakan janin normal, tidak tampak aritmia jantung dan tidak tampak
kelainan struktur jantung. Selama kehamilan tinggi badan pasien tidak mengalami
perubahan namun berat badan pasien terus meningkat dari berat badan 51 kg sampai saat
ini 60 kg. tekanan darah pasien terkontrol, tidak pernah mengalami riwayat demam.
Pasien mengkonsumsi Zat Besi, Asam Folat dan kalsium secara teratur. Nafsu makan
pasien baik, pasien rutin mengkonsumsi buah-buahan, ayam dan daging merah. Pasien
sudah dilakukan imunisasi TT sebanyak 1 kali.

Riwayat Penyakit Dahulu


Hipertensi (-), Diabetes Melitus (-), Penyakit jantung (-), Asma (-).
Riwayat Penyakit Keluarga
Hipertensi (-), Diabetes Melitus (-), Penyakit jantung (-), Asma (-),
Riwayat Menstruasi
Menarche : 12 tahun

Haid : Teratur

Siklus : 28 hari

23
Lama Haid : 7 hari

Banyaknya Haid : 2-3 x sehari ganti pembalut

Nyeri Haid : (-)

Hari Pertama Haid Terakhir : 6 Oktober 2016

Taksiran Partus : 13 Juli 2017

Riwayat Menikah
Menikah 1 kali pada tahun 2010 hingga sekarang (saat usia 21 tahun)
Riwayat Obstetri
G2P1A0
I. Laki-laki, 3200 gr, lahir di Rumah Sakit, cukup bulan, spontan, usia 4
tahun
II. Hamil ini
Riwayat KB
KB Pil kemudian berhenti sejak tahun 2016
Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien merupakan ibu rumah tangga, suami sebagai karyawan swasta. Riwayat
merokok, konsumsi alkohol disangkal.

III.3 Pemeriksaan Fisik


Pemeriksaan Fisik dilakukan pada tanggal 7 Juni 2017
1. Status Generalis
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Tinggi Badan : 158 cm
Berat Badan : 60 kg (saat hamil), 51 kg (sebelum hamil)
Tanda Vital
1) Tekanan Darah: 110/70 mmHg

24
2) Nadi : 84x/menit
3) Pernafasan : 20x/menit
4) Suhu : 36,5C
Kepala : Normocephal, rambut hitam, ditribusi merata
Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
THT : Septum deviasi (-), Nafas cuping hidung -/-, Sekret -/-
Jantung : Bunyi jantung I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
Paru : Suara nafas vesikuler, Ronki -/-, Wheezing -/-
Abdomen : perut buncit sesuai masa kehamilan
Ekstremitas : Akral hangat, capillary refill <2 detik

2. Status Obstetri
Pemeriksaan Luar

Inspeksi :

Perut protumberan (+), striae gravidarum (+)

Genitalia Eksterna : vulva uretra tenang, air ketuban (-), Lendir darah (-),

Palpasi :

Pemeriksaan Leopold
I. TFU 32 cm, TBJ 2945 gr, teraba bulat, lunak, ballotement (-). Kesan bokong.
II. Teraba tahanan besar memanjang sebelah kiri (kesan punggung), teraba tahanan
kecil-kecil sebelah kanan (kesan ekstrimitas).
III. Teraba bagian janin bulat, keras, tidak bisa digoyang.
IV. Konvergen, Kesan bagian kepala belum masuk pintu atas panggul (PAP).
His (-)
Auskultasi :

Denyut jantung janin terdengar paling keras di sebelah kiri bawah umbilikus dengan
frekuensi 140x per menit, reguler.

Pemeriksaan Dalam

25
Tidak dilakukan
III.4 Pemeriksaan Penunjang
USG RS Persahabatan (22/05/2017)
Kehamilan intra uterin, janin tunggal hidup, presentasi kepala, gerak janin aktif
Tidak tampak kelainan mayor pada janin. Tak tampak gambaran kelainan struktur
morfologik jantung janin. Denyut jantung janin ireguler, terdapat aritmia dengan periode
bradikardia sampai 92 dpm dengan basal rate 129 dpm
Biometri janin BPD 87 mm, HC 305 mm, AC 338 mm, FL 61 mm, HL 56 mm, taksiran
berat janin 2600 gram, sesuai 35-36 minggu, normal.
Plasenta berimplantasi di fundus, grade I, normal.
Volume cairan ketuban cukup, dengan indeks 23,4 cm.
Arus darah A. Umbilikalis normal dengan SDAU 3,1 (normal).
Arus darah A cerebri media RI 0,74
Penilaian : hamil sesuai 35-36 minggu, pertumbuhan dan aktivitas janin normal,
janin dengan aritmia disertai periode bradikardia, tanpa kelainan struktur jantung.

USG RS Persahabatan (07/06/2017)


Kehamilan intra uterin, janin tunggal hidup, presentasi kepala, gerak janin aktif
Tidak tampak kelainan mayor pada janin. Tak tampak gambaran kelainan struktur
morfologik jantung janin. Dalam penilaian dalam beberapa waktu, denyut jantung janin
reguler, tidak terdapat aritmia, dengan basal rate 132 dpm.
Biometri janin BPD 89 mm, HC 311 mm, AC 318 mm, FL 70 mm, HL 61 mm, taksiran
berat janin 2750 gram, sesuai 37-38 minggu, normal.
Plasenta berimplantasi di fundus, grade 2, normal.
Volume cairan ketuban cukup, dengan indeks 22 cm.
Arus darah A. Umbilikalis normal dengan SDAU 2.78 (normal).
Penilaian : Hamil sesuai 37-38 minggu, pertumbuhan dan aktivitas janin normal,
saat ini tidak tampak aritmia jantung. Tidak tampak kelainan sturktur jantung.

26
Laboratorium (26/05/2017)
Nama test Hasil Unit Nilai rujukan
HEMATOLOGI
Darah rutin
Eritrosit 4.54 Juta/uL 4.00-5.00
Hemoglobin 9.6 (L) g/dl 12.0-14.0
Hematokrit 30.1 (L) % 37-43
MCV 66.3 (L) fL 82-92
MCH 21.1 (L) pg 27-31
MCHC 31.9 (L) % 32-36
RDW-CV 15.9 (H) % 11.5-14.5
Trombosit 232 Ribu/mm3 150-400
Leukosit 12.20 (H) Ribu/mm3 5.00-10.00
Hemostasis
Pendarahan IVY 4 Menit 1.00-6.00
Pembekuan Lee 9 menit 10-15
& White
Kimia Klinik
Glukosa Darah 60.0 (L) mg/dL 70.0-105.0
Puasa
Glukosa Darah 2 126 mg/dl 70-140
jam PP
Kreatin Darah 0.6 mg/dl 0.6-1.2
Ureum Darah 11 (L) mg/dl 15-40
SGOT (AST) 17 U/L 5-34
SGPT (ALT) 9 U/L 0-55
Albumin 3.40 (L) g/dl 3.5-5.2
IMUNOSERO
LOGI
Ferritin 29.3 Ng/mL 10.0-120.0

27
Urinalisis
Warna Kuning Kuning
muda
Kejernihan Jernih Jernih
Sedimen
Leukosit 1-3 /LPB 0-5
Eritrosit 0-1 /LPB 0-2
Sel epitel 1+ +1
Bakteria Negatif Negatif
Berat jenis 1.015 1.005-1030
pH 7.0 4.5-8.0
Albumin Negatif Negatif
Glukosa Negatif Negatif
Keton Negatif Negatif
Darah/Hb Negatif Negatif
Bilirubin Negatif Negatif
Urobilinogen 3.4 Mmol/L 3.4-17.0
Nitrit Negatif Negatif
Leukosit Negatif Negatif
Esterase

III.5 Diagnosis Kerja


- G2P1A0 Hamil 37-38 minggu, JPKTH janin riwayat bradikardi
III.6 Rencana Penatalaksanaan
- Observasi KU, TTV, DJJ
- Asam folat 1x1 po
- SF 1x1 po
- Kalk 1x1 po

28
- KIE :
o Kontrol kehamilan
o Rencana Persalinan Perabdominan elektif untuk mengurangi beban
saat partus
III.7 Prognosis
Ibu : Ad bonam
Bayi : Ad bonam

29
BAB IV

PEMBAHASAN

Anamnesis

Seorang pasien usia 26 tahun datang ke Poliklinik kebidanan dan kandungan atas
rujukan dari RSUD Bekasi untuk kontrol kehamilan. Pasien dirujuk karena aritmia
disertai periode bradikardia pada janin.
Pasien merasa hamil 9 bulan. HPHT 6/10/2016. TP 13/7/2017 (usia kehamilan 37
minggu). Pasien merasa tubuhnya lemas namun tidak sampai mengganggu aktivitas,
nafsu makan baik, gigi berlubang (+). Saat ini keluhan mual muntah, kaki bengkak, nyeri
kepala, keluar flek-flek, keluar air-air, lendir darah, mulas-mulas, nyeri pinggang
disangkal. Gerak janin dirasakan aktif.
Usia kehamilan dihitung berdasarkan HPHT dimana Taksiran Persalinan dihitung
berdasarkan HPHT dengan rumus Naegel hari +7, bulan -3, tahun +1. Rumus ini dapat
digunakan pada pasien karena pasien mengetahui secara pasti hari pertama haid terakhir,
siklus haid teratur 1x 28 hari, pasien bisa menghitung.

Pasien kontrol ANC rutin di bidan tiap bulan. Pasien sudah melakukan USG sebanyak
empat kali. Pemeriksaan USG pertama dilakukan di RS Omni Cikarang, dikatakan
terdapat kelainan pada jantung janin saat usia kehamilan 8 bulan (pasien tidak membawa
hasil USG, tanggal lupa). USG kedua dilakukan di RSUD Bekasi dengan hasil yang
sama, kemudian pasien dirujuk ke RS Persahabatan dilakukan USG sebanyak 2x. USG
pada tanggal 22/05/2017 dikatakan janin dengan aritmia disertai periode bradikardia,
tanpa kelainan struktur jantung. Kemudian pasien kembali di USG pada tanggal
7/06/2017 dikatakan janin normal, tidak tampak aritmia jantung dan tidak tampak
kelainan struktur jantung.

30
Pasien telah melakukan ANC sesuai dengan menejemen ANC yang dilakukan
minimal 4x. 1x pada trimester I, 1x pada trimester II, dan 2x pada trimester III. Namun
pasien baru melakukan pemeriksaan USG saat usia kehamilan pasien menginjak 8 bulan.
Pemeriksaan USG yang baik adalah 1x pada trimester I saat usia kehamilan 7 minggu
berguna untuk memperkirakan usia kehamilan, memastikan adanya mudigah dalam
kantong gestasi, memastikan ada atau tidaknya kelainan seperti Miomia Uteri atau kista
pada ibu yang dapat mengganggu proses kehamilan. Pemeriksaan USG pada trimester II
biasanya dilakukan pada usia kehamilan 18-22 minggu berguna untuk menilai kelainan
congenital, kelainan bentuk, posisi plasenta, detak jantung janin, juga untuk menilai
perkembangan janin. Pemeriksaan USG pada trimester III biasanya dilakukan pada
kehamilan minggu ke 34 untuk mengevaluasi unkuran fetus dan menilai pertumbuhan
fetus, pergerakan dan pernafasan, detak jantung bayi juga jumlah air ketuban di sekeliling
bayi serta posisi bayi dan plasenta.

Selama kehamilan tinggi badan pasien tidak mengalami perubahan namun berat
badan pasien terus meningkat dari berat badan 51 kg sampai saat ini 60 kg. tekanan darah
pasien terkontrol, tidak pernah mengalami riwayat demam. Pasien mengkonsumsi Zat
Besi, Asam Folat dan kalsium secara teratur. Nafsu makan pasien baik, pasien rutin
mengkonsumsi buah-buahan, ayam dan daging merah. Pasien sudah dilakukan imunisasi
TT sebanyak 1 kali.

Pasien tidak memiliki penyulit selama kehamilan dimana tekanan darah pasien
normal. Pasien mengkonsumsi zat besi dan asam folat selama kehamilan untuk kesehatan
janin dalam menunjang kehamilannya. Pasien sudah 1x dilakukan imunisasi TT selama
kehamilan dimana manfaat dari imunisasi ini adalah melindungi bayi dari penyakit
tetanus neonatorum yang bias berakibat kematian pada bayi baru lahir.

31
Pemeriksaan Fisik

Dari hasil pemeriksaan didapatkan keadaan umum baik, kesadaran compos mentis,
tekanan darah 100 / 70 mmHg , denyut nadi 84 kali permenit, laju pernafasan 20 kali per
menir, suhu aksila 36,5C
Status Generalis : kepala, mata, THT, jantung, paru, abdomen, ekstermitas dalam batas
normal
Status Obstetrik :
Pemeriksaan Leopold I IV : janin presentasi kepala, puki, belum masuk PAP,
(konvergen)
HIS (-), DJJ : 140 dpm, TFU 32 cm, TBJ Klinis 2945 gr

Dari pengkajian tersebut didapatkan diagnosis Ny.SA G2P1A0 hamil 37-38 minggu
JPKTH janin riwayat bradikardi dengan anemia mikrositik hipokromik kemudian petugas
kesehatan memberikan edukasi melalui intervensi sesuai dengan usia kehamilannya, yaitu
KIE gizi dan nutrisi seimbang, konsumsi tablet besi oral dan tanda-tanda bahaya
Trimester III, mengimplementasikannya. Menyarankan untuk kontrol guna mengevaluasi
hemoglobinnya dengan melakukan pemeriksaan darah lengkap. Hasil evaluasi dari
tindakan yang telah dilakukan, ibu mengatakan mengerti dengan penjelasan yang
diberikan.

32
DAFTAR PUSTAKA

1. Angka Kematian Ibu, hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012.
Diunduh dari www.litbang.depkes.co.id, diakses pada 1 Mei 2017.
2. Data dan Informasi untuk Pimpinan, diunduh dari
http://www.depkes.go.id/downloads/Booklet/Data%20&%20Informasi%20untuk
%20Pimpinan.pdf, diakses pada 1 Mei 2017.
3. Faranti R. Penyebab Rendahnya Kelengkapan Kunjungan Antenatal Care Ibu
Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Pengambiran. Jurnal Kesehatan Masyarakat
Andalas. 2015;10(1):101-107.
4. Agustini N, Suryani N, Murdani P. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu
dan Dukungan Keluarga Dengan Cakupan Pelayanan Antenatal di Wilayah Kerja
Puskesmas Buleleng I. Jurnal Magister Kedokteran Keluarga. 2013;1(1):67-79.
5. Jekti R. Hubungan antara Kepatuhan Antenatal Care dengan Pemilihan Penolong
Persalinan. Jurnal Kesehatan Reproduksi. 2011;1(2):84-91.
6. Saifuddin AB, Adriaansz G, Wiknjosastro GH, Waspodo D. 2014. Ilmu
Kebidanan. Edisi Keempat. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
7. Reeder; Martin; Koniak-Griffin. 2011. Keperawatan Maternitas: kesehatan
wanita, bayi, dan keluarga volume 1 edisi 18. Jakarta : EGC
8. Sastrawinata S. Obstetri Fisiologi. 2003. Bagian Obstetri & Ginekologi Fakultas
Kedokteran. Bandung : Universitas Padjadjaran Bandung.

33

Você também pode gostar

  • Bab III&IV Lapsus
    Bab III&IV Lapsus
    Documento19 páginas
    Bab III&IV Lapsus
    talithanr
    Ainda não há avaliações
  • Save Cover Cacx
    Save Cover Cacx
    Documento3 páginas
    Save Cover Cacx
    talithanr
    Ainda não há avaliações
  • Cover Lapsus
    Cover Lapsus
    Documento2 páginas
    Cover Lapsus
    talithanr
    Ainda não há avaliações
  • Daftar Isi Lapsus
    Daftar Isi Lapsus
    Documento1 página
    Daftar Isi Lapsus
    talithanr
    Ainda não há avaliações
  • Identitas Kasus Pasien Talitha Maya DT
    Identitas Kasus Pasien Talitha Maya DT
    Documento6 páginas
    Identitas Kasus Pasien Talitha Maya DT
    talithanr
    Ainda não há avaliações
  • Cover Anc
    Cover Anc
    Documento4 páginas
    Cover Anc
    talithanr
    Ainda não há avaliações
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Documento13 páginas
    Bab Ii
    talithanr
    Ainda não há avaliações
  • BAB I&II Lapsus
    BAB I&II Lapsus
    Documento31 páginas
    BAB I&II Lapsus
    talithanr
    Ainda não há avaliações
  • Bab I
    Bab I
    Documento1 página
    Bab I
    talithanr
    Ainda não há avaliações
  • Cover
    Cover
    Documento4 páginas
    Cover
    talithanr
    Ainda não há avaliações
  • Kesehatan
    Kesehatan
    Documento5 páginas
    Kesehatan
    Zimamul Fikri
    Ainda não há avaliações
  • Referat ANC
    Referat ANC
    Documento26 páginas
    Referat ANC
    talithanr
    Ainda não há avaliações
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Documento1 página
    Bab Iii
    Tuti Alawiyah
    Ainda não há avaliações
  • Referat Partograf
    Referat Partograf
    Documento21 páginas
    Referat Partograf
    talithanr
    Ainda não há avaliações
  • Bab I Pendahuluan
    Bab I Pendahuluan
    Documento51 páginas
    Bab I Pendahuluan
    talithanr
    Ainda não há avaliações
  • Cover
    Cover
    Documento4 páginas
    Cover
    talithanr
    Ainda não há avaliações
  • Anatomi Fisiologi THT
    Anatomi Fisiologi THT
    Documento34 páginas
    Anatomi Fisiologi THT
    dhikar_369
    Ainda não há avaliações
  • Identitas Pasien
    Identitas Pasien
    Documento9 páginas
    Identitas Pasien
    talithanr
    Ainda não há avaliações
  • LAPORAN KASUS Talitha
    LAPORAN KASUS Talitha
    Documento45 páginas
    LAPORAN KASUS Talitha
    talithanr
    Ainda não há avaliações
  • Lapsus
    Lapsus
    Documento30 páginas
    Lapsus
    talithanr
    Ainda não há avaliações
  • Presus 1 (CA Cerviks)
    Presus 1 (CA Cerviks)
    Documento27 páginas
    Presus 1 (CA Cerviks)
    talithanr
    Ainda não há avaliações
  • Preskas Partograf
    Preskas Partograf
    Documento61 páginas
    Preskas Partograf
    talithanr
    Ainda não há avaliações
  • Lapsus DKA
    Lapsus DKA
    Documento32 páginas
    Lapsus DKA
    talithanr
    Ainda não há avaliações
  • Pem Fisik (Dr. Sas)
    Pem Fisik (Dr. Sas)
    Documento29 páginas
    Pem Fisik (Dr. Sas)
    talithanr
    Ainda não há avaliações
  • Rencana Peningkatan Cakupan Rumah Tangga Sehat
    Rencana Peningkatan Cakupan Rumah Tangga Sehat
    Documento70 páginas
    Rencana Peningkatan Cakupan Rumah Tangga Sehat
    talithanr
    Ainda não há avaliações
  • VH1
    VH1
    Documento4 páginas
    VH1
    KristalLamey
    Ainda não há avaliações
  • VH1
    VH1
    Documento4 páginas
    VH1
    talithanr
    Ainda não há avaliações
  • Komunikasi Dibidang Kesehatan
    Komunikasi Dibidang Kesehatan
    Documento42 páginas
    Komunikasi Dibidang Kesehatan
    talithanr
    0% (1)
  • Psikiatri
    Psikiatri
    Documento10 páginas
    Psikiatri
    talithanr
    Ainda não há avaliações