Você está na página 1de 24

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENDORONG MOTIVASI WISATAWAN NUSANTARA

TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE KEBUN RAYA BOGOR


(Survei Pada Wisatawan Nusantara yang Berkunjung ke Kebun Raya Bogor)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENDORONG MOTIVASI WISATAWAN NUSANTARA


TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE KEBUN RAYA BOGOR
(Survei Pada Wisatawan Nusantara yang Berkunjung ke Kebun Raya Bogor)

Danu Hermansyah
Bagja Waluya
Manajemen Pemasaran Pariwisata FPIPS UPI

ABSTRACT

Bogor Botanical Gardens (KRB), has a tourist attraction (DTW) in the form of natural beauty and
have never experienced a change from the previous hundred years. Tourists (wisnus) contributed
97% of the number of visits, but the number of visits wisnus from year to year decline, with the
known factors that drive wisnus who visited the BBG, BBG manager can know wisnus needs when
traveling, need for such wisnus can be met and can be marketed through various marketing
programs. Based background, then the formulation of this study as follows: 1) Describing the
factors driving wisnus to KRB. 2) How would the decision to visit KRB. 3) How does the influence
of the push factors driving the decision wisnus to visit KRB. This type of study is a deskritif and
verifikatif, so the method used is the explanatory survey. Sampling technique is systematic random
sampling with a sample size of 100 respondents. Data analysis technique used is of the Path
Analysis with SPSS 18.0 software. The results showed that the response domestic tourists of push
factors Driving Been Against Decision to KRB is generally considered quite high. Factors that
gets the highest ratings of the relaxation factor of 0.227 or 22.7%, because KRB has a very
beautiful natural setting and have the cool air that makes wisnus want to make a visit to the KRB
in order to refresh themselves both physically and mentally, while the response factor wisnus
about family and friend togetherness undervalued. Domestic tourists responses to the decision in
general been quite high in value. Factors that gets the highest ratings on the choice of brands for
20.74%. This is because KRB has a very good name in the minds of domestic tourists regarding
both the popularity and uniqueness tourist attraction owned by KRB, and the introduction of the
tourist attraction offered by KRB While assessors are the lowest is in the choice of products and
services that is equal to 19.3%. Verificative results indicate that the push factors driving have a
significant high value in influencing the decision to visit that is equal to 82.43%. This means that
the better the factors that drive the more powerful it wisnus decision to KRB, there is a sub-
variable that does not have a significant influence is relaxation. This is because every wisnus who
visited the KRB aims to relax but now will make a visit to the KRB wisnus obstacles by traffic jam
that often occur in the city of Bogor, the heavy rains that often inhibits wisnus to visit and day trips
to the KRB and the unavailability of the area parking on the weekend.

Keywords: Push Factors Motivation, Decision to Visit

I. PENDAHULUAN mampu membangkitkan aktivitas bisnis


1.1 Latar Belakang Penelitian sehingga menghasilkan manfaat sosio-
Pertumbuhan pariwisata sebagai kultur-ekonomi yang signifikan bagi suatu
fenomena sosial dan sebagai usaha ekonomi negara.
telah berkembang selama setengah abad Kepariwisataan akan secara terus
terakhir di abad dua puluhan. Pariwisata menerus memberikan dorongan dan
berkembang menjadi salah satu industri sumbangan kepada pelaksanaan
yang tumbuh dengan dominan di berbagai pembangunan proyek-proyek berbagai
belahan dunia, jika dilihat dari sumber daya sektor bagi negara-negara yang telah
yang digunakan, sektor pariwisata memiliki berkembang dan ekonomi masyarakatnya.
keunggulan, karena dalam pemanfaatanya, Hal tersebut cenderung terjadi di seluruh
sebagian sumber daya pariwisata termasuk negara di dunia dan salah satunya Indonesia.
sumber daya yang dapat diperbaharui. Indonesia memiliki posisi yang
Peranan sektor pariwisata dalam strategis yang terletak diantara dua samudera
meningkatkan perekonomian negara dan dan dua benua. Posisi ini menguntungkan
kesejahteraan masyarakat tidak dapat bagi berkembangnya pariwisata, sebab
diragukan lagi. Pengembangan pariwisata dengan posisi seperti ini Indonesia akan
Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol.II, No.1, 2012 - 245
Danu Hermansyah, Bagja Waluya

menjadi perlintasan transportasi orang yang tersebut terjadi karena banyaknya program
berpergian dari benua yang satu ke benua promosi pariwisata yang dilakukan oleh
lainnya. Kementerian Kebudayaan dan pemerintah seperti salah satunya kegiatan
Kepariwisataan (Kemenbudpar) yang pada Visit Indonesia Year yang saat ini berganti
saat ini tahun 2011 disebut Kementrian nama menjadi Wonderful Indonesia kegiatan
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, ini menawarkan wisata yang telah
memprediksi jumlah wisatawan dipersiapkan sesuai dengan potensi yang
mancanegara (wisman) tahun 2012 dimiliki seperti wisata bahari, belanja,
mencapai 8 juta kunjungan dengan olahraga, dan lain-lain. Sektor pariwisata
pengeluaran US$ 8,96 miliar sementara berpengaruh bagi banyak kegiatan usaha di
untuk wisatawan nusantara (wisnus) sebesar tempat berlangsungnya wisatawan
Rp.171,5 triliun, maka angka perolehan di melakukan kegiatan. Industri pariwiwsata
sektor pariwisata ini cukup bersifat Multiplier Effect, yaitu memberikan
menggembirakan. dampak ekonomi yang berkelanjutan bagi
Industri pariwisata Indonesia saat ini industri lainnya seperti pasar, hotel, restoran,
telah mencapai situasi dimana setiap daerah penggunaan rapat di hotel, penjualan
di Indonesia, menjadikan pariwisata sebagai souvenir, paket wisata dan lainnya. Oleh
salah satu industri untuk menambah karena itu pariwisata cenderung memiliki
pendapatan daerahnya, sehingga banyak peranan yang sangat besar dalam kontribusi
event yang diselenggarakan untuk ekonomi kepada sektor usaha lainnya.
memperkenalkan budaya dan daya tarik Meningkatnya jumlah wisnus yang
wisata daerah dengan tujuan untuk menarik melakukan kegiatan wisata diikuti pula oleh
wisatawan datang ke daerah. meningkatnya jumlah kunjungan wisman
Pencapaian Visit indonesia Year 2010 menuju Indonesia. Hal tersebut didukung
(VIY 2010) mengalami peningkatan di oleh program pemerintah Indonesia dalam
tengah kompetisi industri pariwisata di mempromosikan pariwisata Indonesia ke
berbagai belahan dunia dan permasalahan dunia internasional. Daya tarik wisata yang
ekonomi secara global, peningkatan yang dimiliki Indonesia, memiliki keunikan
baik tersebut berlangsung secara stabil di tersendiri bagi wisatawan untuk berkunjung,
tahun setelahnya. Pada tahun 2010, Indonesia memiliki banyak potensi
kunjungan wisatawan melewati target pariwisata yang tersebar di berbagai
pemerintah yaitu 7 juta kunjungan. Hal provinsi. Salah satu potensi pariwisata
tersebut membuktikan ketertarikan terbesar di Indonesia adalah potensi wisata
wisatawan mancanegara (wisman) maupun yang dimiliki provinsi Jawa Barat. Jawa
wisatawan nusantara (wisnus) ke Indonesia Barat dikenal sebagai provinsi yang
meningkat seiring dengan segala potensi memiliki kekayaan budaya dan pariwisata
wisata yang dimiliki oleh Indonesia. Berikut yang beraneka ragam jenisnya, beberapa
data perjalanan wisnus di Indonesia dari diantaranya memiliki kualitas dan daya tarik
tahun 2006 2010. yang potensial yang dapat menarik
TABEL 1.1 kunjungan wisatawan. Daya tarik wisata di
STATISTIK PERTUMBUHAN WISNUS Jawa Barat meliputi berbagai jenis wisata,
DI INDONESIA TAHUN 2006-2010 antara lain alam, gunung, kawah, gua,
Tahun Wisnus pantai, sungai, danau, peninggalan sejarah,
seni budaya, wisata konvensi, museum,
2006 114,391.70 wisata belanja, wisata kuliner, wisata ilmu
pengetahuan dan teknologi.
2007 116,107.60 Jawa Barat merupakan kawasan wisata
unggulan yang memiliki beberapa daya tarik
2008 120,353.40 wisata dalam daerah administratif yang
berbeda baik lintas kabupaten maupun kota,
2009 363,636.36 yang memiliki keunggulan produk wisata
yang dapat bersaing di tingkat regional,
2010 370,641.00 nasional dan bahkan internasional. Terdapat
beberapa daya tarik wisata potensial di
Sumber : Kemenbudpar, 2010.
wilayah Jawa Barat. Berikut jumlah
Berdasarkan Tabel 1.1 dapat diketahui
kunjungan wisnus yang berkunjung ke
bahwa tingkat kunjungan wisnus dari tahun
berbagai Daya Tarik Wisata (DTW) yang
ke tahun mengalami peningkatan. Hal

Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol.II, No.1, 2012 - 246
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENDORONG MOTIVASI WISATAWAN NUSANTARA
TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE KEBUN RAYA BOGOR
(Survei Pada Wisatawan Nusantara yang Berkunjung ke Kebun Raya Bogor)

tersebar di wilayah Jawa Barat tahun 2005- 4 Kebun Kota Bogor 1,145,369
2009. Raya
TABEL 1.2 Bogor
JUMLAH KUNJUNGAN WISNUS
KE JAWA BARAT TAHUN 2005-2009 5 Taman Kab. Bogor 914,956
Tahun Wisnus Safari
Pertumbuhan Indonesia
2005 15.783.659 %
2006 16.890.316 7 Sumber : Disbudpar, 2010.
Berdasarkan Tabel 1.3 diketahui
2007 18.817.932 11
Gunung Tangkuban Perahu menempati
2008 20.132.000 7 posisi pertama sebagai objek wisata di Jawa
2009 26.976.900 34 Barat yang banyak dikunjungi wisatawan.
Gunung Tangkuban Perahu merupakan
Sumber : Modifikasi dari berbagai sumber, wisata alam yang memiliki dataran yang
2009 indah dan menawarkan keindahan alam yang
Berdasarkan Tabel 1.2 diatas dapat menawan yang terletak di kab. Bandung.
diketahui jika jumlah kunjungan wisnus ke DTW selanjutnya yang banyak dikunjungi
Jawa Barat dari tahun ke tahun mengalami wisatawan adalah Makam Sunan Gunung
peningkatan. Hal tersebut dikarenakan Jati dan kawasan air panas Ciater. Salah satu
provinsi Jawa Barat merupakan salah satu DTW yang juga memiliki tingkat kunjungan
provinsi dengan keanekaragaman DTW wisatawan yang cukup tinggi di Jawa Barat
dimulai dari alam, budaya dan buatan/minat adalah Kebun Raya Bogor (KRB), yaitu
khusus. Hal tersebut menjadikan provinsi dengan jumlah kunjungan 1.145.369. KRB
Jawa Barat sebagai salah satu provinsi merupakan atraksi wisata yang
dengan banyak keunggulan dan sebagai menampilkan daya tarik keindahan alam
salah satu provinsi yang besar dan luas yang alami dan tidak pernah mengalami
bentang alamnya. Jawa Barat sebagai salah perubahan dari ratusan tahun sebelumnya.
satu destinasi pariwisata di Indonesia Kebun Raya Bogor (KRB) merupakan
memiliki daya tarik wisata yang potensial salah satu objek wisata alam unggulan
yang dapat menarik wisatawan untuk provinsi Jawa Barat, KRB atau Bogor
berkunjung. Hal tersebut didukung oleh Botanical Garden adalah sebuah kebun
diversifikasi potensi wisata di tiap-tiap kota botani yang mempunyai koleksi bunga
dan kabupaten. Provinsi Jawa Barat majemuk terbesar di dunia yang terletak di
memiliki banyak potensi DTW yang pusat Kota Bogor, Indonesia. Luasnya
diminati wisnus. Berikut 5 besar DTW di mencapai 87 hektar dan memiliki 14.354
Jawa Barat yang banyak dikunjungi jenis koleksi pohon dan tumbuhan. KRB
wisatawan tahun 2009. merupakan museum tanaman hidup dengan
TABEL 1.3 koleksi tanaman tropis terlengkap dan bunga
DATA LIMA BESAR DTW DI JAWA majemuk terbesar di dunia, dibangun dengan
BARAT YANG BANYAK DIKUNJUNGI sebuah konsep pertamanan yang indah. KRB
WISATAWAN TAHUN 2009 menjadi induk dari sejumlah lembaga
N Nama Lokasi Jumlah penelitian di Indonesia dalam bidang
o DTW Kunjunga biologi, pertanian dan pariwisata. Seperti
n Herbarium Bogoriense, Treub
Laboratorium, Bibliotheca Bogoriense,
1 Gn. Kab.Bandun 2,441,452 Museum Zoologicum Bogoriense,
Tangkuba g Laboratorium Penyelidikan Laut dan
n Perahu Pariwisata. Fungsi KRB antara lain
melestarikan, mendayagunakan dan
2 Makam Kab. 1,534,520 mengembangkan potensi tumbuhan melalui
Sunan Cirebon kegiatan konservasi, penelitian, pendidikan,
Gunung peningkatan apresiasi masyarakat terhadap
Jati tumbuhan dan lingkungan dalam upaya
pemanfaatan yang berkelanjutan untuk
3 Ciater Kab.Subang 1,263,968 kesejahteraan masyarakat (social welfare),
dan pariwisata karena mempunyai produk

Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol. II, No.1, 2012 - 247
Danu Hermansyah, Bagja Waluya

wisata yang tidak dimliki oleh daya tarik Motivasi merupakan hal yang
wisata yang lain. mendasar dalam studi tentang wisatawan
Daya tarik wisata tersebut mampu dan pariwisata, karena motivasi merupakan
mendatangkan wisatawan dengan Trigger dari proses perjalanan wisata,
pertumbuhan yang fluktuatif setiap walaupun motivasi seringkali tidak disadari
tahunnya. Berikut jumlah kunjungan secara penuh oleh wisatawan itu sendiri.
wisatawan ke KRB dari tahun 2006 2010. (Pitana dan Gayatri 2005:58).
TABEL 1.4 Keputusan untuk melakukan perjalanan
JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN wisata pada dasarnya sama dengan
KRB TAHUN 2006-2010 keputusan pembelian, yaitu mengeluarkan
Tahun Wisatawan % uang untuk mendapatkan kepuasan. Proses
pengambilan keputusan seorang wisatawan
Pertumbuhan melalui lima fase, yaitu, kebutuhan atau
keinginan untuk melakukan perjalanan,
2006 921.721 pencarian dan penilaian informasi,
keputusan melakukan perjalanan wisata,
2007 971.867 5,44% persiapan perjalanan dan pengalaman
wisata, dan evaluasi kepuasan perjalanan
2008 848.291 -12,71% wisata. (Kotler dan Keller 2009:208)
Proses pengambilan keputusan yang
2009 1.145.369 35,02% dilakukan wisnus untuk berkunjung ke KRB
dipengaruhi oleh faktor-faktor psikologis
2010 845.021 -27,98%
seperti motivasi, persepsi, pembelajaran,
Sumber : Pusat Data dan Informasi KRB, kepribadian, dan sikap, tetapi motivasi
2010. wisatawan merupakan faktor yang
Berdasarkan Tabel 1.4, dapat diketahui terpenting dalam memulai dan mengatur
jumlah kunjungan wisatawan dapat kegiatan-kegiatannya karena motivasi
dikatakan fluktatif, meningkat sebesar mempengaruhi seorang individu dalam
35,02% pada tahun 2009 dibandingkan melakukan pembelian. Motivasi pula yang
tahun sebelumnya. Hal ini dikarenakan membangun seseorang untuk melakukan
adanya produk baru yaitu jenis baru bunga perilaku pembelian, Motivasi adalah suatu
bangkai yang didatangkan dari hasil kebutuhan yang secara cukup dirangsang
ekspedisi para peneliti dari Jambi dan untuk membuat seseorang mencari
Sulawesi Selatan, selanjutnya di tahun 2010 keputusan atas kebutuhannya.
terjadi penurunan jumlah kunjungan yang (http://wartawarga.gunadarma.ac.id, diakses
signifikan sebesar -27,98%. Hal ini pada tanggal 02/08/2011, 11:31:10).
dikarenakan terdapat beberapa daya tarik Motivasi yang melatarbelakangi wisnus
wisata pesaing baru di Kota Bogor. berkunjung ke KRB antara lain faktor-faktor
Wisatawan nusantara (wisnus) memiliki pendorong motivasi wisatawan (push
peranan yang sangat penting bagi factors) dan faktor-faktor penarik motivasi
perkembangan pariwisata Indonesia begitu wisatawan (pull factors). Faktor-faktor
juga dengan KRB karena 97,61% pendorong dan penarik ini merupakan faktor
pengunjung KRB merupakan wisnus, internal dan eksternal yang memotivasi
menurunnnya jumlah kunjungan yang wisatawan untuk mengambil keputusan
signifikan ke KRB dapat menggangu dalam melakukan perjalanan. Fakor
perkembangan KRB sebagai daya tarik pendorong umumnya bersifat sosial-
wisata dan pusat konservasi tanaman psikologis, merupakan person specific
sehingga hal ini perlu diketahuinya motivasi motivaton. (Pitana dan Gayatri 2005:66).
wiasatawan yang berkunjung ke KRB agar Menurut Alghamdi (2007:46) faktor-faktor
dapat diketahui kebutuhan, keinginan dan pendorong yang memotivasi wisatawan
tujuan berkunjung ke KRB. untuk berwisata terdiri dari, escape motives,
Faktor-faktor psikologis seperti relaxation, prestige, family and friend
motivasi, persepsi, pembelajaran, togetherness, knowledge, sport motivations,
kepribadian, dan sikap, mempengaruhi adventure, enjoying natural resources,
wisatawan untuk memutuskan kemana desire for sex, motivations of alcohol
wisatawan akan berkunjung. (Schiffman dan consumption, namun yang diteliti dalam
Kanuk 2008:7) penelitian dan sesuai dengan kondisi di
lapangan yaitu escape motives, relaxation,

Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol.II, No.1, 2012 - 248
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENDORONG MOTIVASI WISATAWAN NUSANTARA
TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE KEBUN RAYA BOGOR
(Survei Pada Wisatawan Nusantara yang Berkunjung ke Kebun Raya Bogor)

family and friend togetherness, knowledge keinginan wisnus terpenuhi dan


dan enjoying natural resources. meningkatkan jumlah kunjungan ke KRB.
Escape motives adalah keinginan Berdasarkan latar belakang tersebut,
wisnus untuk melepaskan diri dari maka perlu diadakan suatu penelitian
lingkungan atau rutinitas sehari-hari. Hal ini tentang Analisis Faktor-Faktor Pendorong
dilakukan dengan berkunjung ke KRB. Motivasi Wisatawan Nusantara Terhadap
Relaxation adalah keinginan wisnus untuk Keputusan Berkunjung Ke Kebun Raya
menyegarkan diri secara mental dan fisik Bogor.
dengan berkunjung ke KRB. Family and
friend togetherness adalah keinginan wisnus 1.2 Rumusan Masalah
untuk mempererat kekerabatan dengan Berdasarkan latar belakang di atas,
berkunjung ke KRB. Knowledge adalah maka dapat dirumuskan masalah penelitian
keinginan wisnus untuk sebagai berikut:
memperoleh/menambah pengetahuan dan a. Bagaimana gambaran faktor-faktor
wawasan dengan berkunjung ke KRB dan pendorong motivasi wisatawan
Enjoying natural resources, keinginan nusantara ke Kebun Raya Bogor.
wisnus untuk menikmati keindahan alam b. Bagaimana gambaran keputusan
dengan berkunjung ke KRB, berkunjung wisatawan nusantara ke
Faktor-faktor pendorong motivasi Kebun Raya Bogor.
wisatawan digunakan untuk menjelaskan c. Bagaimana pengaruh faktor-faktor
keinginan atau alasan wisatawan untuk pergi pendorong motivasi wisatawan
berwisata yang berkaitan dengan motif, nusantara terhadap keputusan
kebutuhan dan kepentingan wisatawan berkunjung ke Kebun Raya Bogor.
(Alghamdi 2007:46), dengan diketahuinya
faktor-faktor pendorong motivasi wisnus 1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian
yang berkunjung ke KRB. Pengelelola KRB 1.3.1 Tujuan Penelitian
dapat mengetahui kebutuhan wisnus saat a. Untuk memperoleh temuan tentang
berwisata, sehingga kebutuhan-kebutuhan gambaran faktor-faktor pendorong
dan keinginan wisnus yang terdiri dari motivasi wisatawan nusantara ke
escape motives, relaxation, family and friend Kebun Raya Bogor.
togetherness, knowledge dan enjoying b. Untuk memperoleh temuan tentang
natural resources tersebut dapat dipenuhi gambaran keputusan berkunjung
dan dapat dipasarkan melalui berbagai wisatawan nusantara ke Kebun Raya
macam program pemasaran. Seperti Bogor.
contohnya dengan diketahuinya seberapa c. Untuk memperoleh temuan tentang
besar motivasi wisatawan untuk berkunjung seberapa besar pengaruh faktor-faktor
ke KRB yang dikarenakan knowledge. Pihak pendorong motivasi wisatawan
KRB dapat menambah signboard tentang nusantara terhadap keputusan
jenis-jenis dan kegunaan setiap tanaman, berkunjung ke Kebun Raya Bogor.
mengadakan event tentang pentingnya
menjaga lingkungan, membuat paket-paket 1.3.2 Kegunaan Penelitian
khusus yang disertai dengan tour guide 1. Kegunaan Teoritis
untuk lebih mengenal dan menambah Secara teoritis hasil penelitian ini
wawasan tentang KRB. diharapkan dapat menambah serta
Kebun Raya Bogor perlu melakukan memperluas kajian ilmu pemasaran
pendekatan perilaku (behavioural pariwisata, khususnya mengenai
approach), karena wisatawan disamping faktor-faktor pendorong motivasi
bertindak rasional, tetapi lebih mencari wisatawan dalam mengunjungi Kebun
kepuasan dibandingkan pengalaman yang Raya Bogor.
optimal. Melalui pendekatan tersebut 2. Kegunaan Praktis
diharapkan dapat mengetahui keinginan Secara praktis hasil penelitian ini
winus. Kemudian dapat meningkatkan diharapkan dapat memberikan masukan
pelayanan seperti yang diinginkan oleh kepada Kebun Raya Bogor
wisnus dalam upaya memaksimalkan jumlah mengenai pengaruh faktor-faktor
kunjungan wisnus ke KRB, dengan pendorong motivasi wisatawan dalam
diketahuinya faktor-faktor pendorong mengunjungi Kebun Raya Bogor
motivasi wisnus yang datang, KRB bisa sehingga dapat menjadi informasi bagi
memenuhi kebutuhan wisnus, akhirnya pihak terkait dalam upaya untuk

Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol. II, No.1, 2012 - 249
Danu Hermansyah, Bagja Waluya

meningkatkan jumlah kunjungan g. Adventure,


wisatawan di Kebun Raya Bogor. h. Enjoying natural resources,
i. Desire for sex,
II. KERANGKA PEMIKIRAN DAN j. Motivations of alcohol consumption.
HIPOTESIS Faktor-faktor pendorong yang
2.1 Kerangka Pemikiran digunakan untuk menjelaskan keinginan
Motivasi merupakan salah satu dari atau alasan wisatawan untuk pergi berwisata
empat kunci dalam faktor psikologi. terkait dengan motif, kebutuhan dan
Motivasi merupakan dorongan manusia kepentingan wisatawan, terdapat sepuluh
untuk melakukan sesuatu guna menemui dimensi faktor-faktor pendorong yaitu
kebutuhan atau keinginan mereka atau escape motives, relaxation, prestige, family
wisatawan. Siswanto Sutujo (2009:63). and friend togetherness, knowledge, sport
Sedangkan menurut Medik.S (1993:102) motivations, adventure, enjoying natural
Motivasi pada umumnya yang resources, desire for sex, motivations of
menggantikan dorongan psikologi atau alcohol consumption, namun yang diteliti
aktivitas individual dalam bertingkah laku dalam penelitian dan sesuai dengan kondisi
pada suatu aturan. Psikologi ini menjelaskan di lapangan yaitu escape motives, relaxation,
faktor yang menumbuhkan pada pariwisata, family and friend togetherness, knowledge,
karena wisatawan berharap perjalanan itu enjoying natural resources.
menjadi subjek dari dorongan atau motivasi Escape motives, keinginan wisnus
dalam melakukan perjalanan. Pihak Kebun untuk melarikan diri dari lingkungan atau
Raya Bogor perlu melakukan pendekatan rutinitas sehari-hari dengan berkunjung ke
perilaku (behavioural approach), karena KRB, relaxation, keinginan wisnus untuk
wisatawan disamping bertindak rasional, menyegarkan diri secara mental dan fisik
tetapi lebih mencari kepuasan dibandingkan dengan berkunjung ke KRB, family and
pengalaman yang optimal. Sehingga melalui friend togetherness, keinginan wisnus untuk
pendekatan tersebut diharapkan dapat mempererat kekerabatan dengan berkunjung
mengetahui keinginan wisatawan kemudian ke KRB, knowledge, keinginan wisnus untuk
dapat meningkatkan pelayanan seperti yang memperoleh/menambah pengetahuan dan
diinginkan oleh wisnus dalam upaya dalam wawasan dengan berkunjung ke KRB dan
memaksimalkan jumlah kunjungan wisnus ekstrim dengan berkunjung ke KRB,
pada ke KRB, dengan diketahuinya motivasi enjoying natural resources, keinginan
wisatawan yang datang, KRB bisa wisnus untuk menikmati keindahan alam
memenuhi kebutuhan wisnus, akhirnya dengan berkunjung ke KRB.
keinginan wisnus terpenuhi dan Teori keputusan berkunjung dalam
meningkatkan jumlah kunjungan ke KRB. penelitian ini diadopsi dari teori keputusan
Motivasi Menurut Pitana dan Gayatri pembelian karena variabel dan dimensinya
(2005:66), faktor-faktor pendorong (push yang sama sehingga memungkinkan untuk
factors) dan faktor-faktor penarik (pull menggunakan teori keputusan pembelian
factor). Faktor-faktor pendorong dan penarik menjadi keputusan berkunjung, untuk
ini sesungguhnya merupakan faktor internal mengukur keputusan berkunjung menurut
dan eksternal yang memotivasi wisatawan Kotler dan Amstrong (2008:129).
untuk mengambil keputusan berkunjung Terdapat enam model keputusan
untuk melakukan perjalanan ke KRB, dalam pembelian yang dilakukan oleh wisatawan
penelitian ini meneliti faktor-faktor menurut Kotler dan Amstrong (2008:129),
pendorong yang umumnya bersifat sosial- yaitu pilihan produk atau jasa, pilihan
psikologis, atau merupakan person specific merek (brand), pilihan saluran kunjungan,
motivaton. pilihan waktu kunjungan, jumlah
Menurut Alghamdi (2007:46), faktor- kunjungan, dan metode pembayaran, dalam
faktor pendorong (push factors) yang penelitian ini yang dijadikan dimensi dan
memotivasi wisatawan untuk berwisata sesuai dengan keadaan di lapangan dalam
terdiri dari, variabel Y keputusan berkunjung
a. Escape motives wisatawan ke KRB adalah pilihan produk
b. Relaxation, atau jasa, pilihan merek (brand), pilihan
c. Prestige, saluran kunjungan, pilihan waktu
d. Family and friend togetherness, kunjungan dan jumlah kunjungan.
e. Knowledge, Berdasarkan pernyataan tersebut dapat
f. Sport motivations, diketahui bahwa dengan diketahuinya

Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol.II, No.1, 2012 - 250
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENDORONG MOTIVASI WISATAWAN NUSANTARA
TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE KEBUN RAYA BOGOR
(Survei Pada Wisatawan Nusantara yang Berkunjung ke Kebun Raya Bogor)

faktor-faktor pendorong motivasi pemikiran di atas, maka dapat digambarkan


wisatawan nusantara merupakan salah satu pada Gambar 2.1, sebagai berikut:
cara untuk meningkatkan jumlah
kunjungan. Berdasarkan uraian kerangka

FAKTOR-FAKTOR KEPUTUSAN
PENDORONG BERKUNJUNG

Escape motives Pilihan Produk/Jasa


Relaxation Pilihan Merek
Family and friend Pilihan Saluran
togetherness Kunjungan
Knowledge Pilihan Waktu
Enjoying natural Kunjungan
resources. Jumlah Kunjungan

Alghamdi (2007:46) Kotler dan Amstrong


(2008:129)

GAMBAR 2.1
PENGARUH FAKTOR-FAKTOR PENDORONG MOTIVASI WISATAWAN TERHADAP
KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE KEBUN RAYA BOGOR

2. Pitana dan Gayatri (2005:66), push


2.2 Hipotesis Penelitian factors ini sesungguhnya merupakan
Hipotesis menurut Sugiyono (2008:64) faktor internal yang memotivasi
merupakan jawaban sementara terhadap wisatawan untuk mengambil keputusan
rumusan masalah penelitian, dimana untuk melakukan perjalanan.
rumusan masalah penelitian telah dinyatakan 3. Klenosky (2002:385), menyatakan
dalam bentuk kalimat pertanyaan, dikatakan push factors mengacu pada kekuatan
sementara karena jawaban yang diberikan tertentu dalam hidup kita yang
baru didasarkan pada teori yang relevan, mengarah kepada keputusan untuk
belum didasarkan pada fakta-fakta empiris berlibur/berkunjung.
yang diperoleh melalui pengumpulan data, 4. Pearce (1993) dalam Walaiporn
sehingga hipotesis dapat dinyatakan sebagai Rewtrakunphaiboon, (2005:3),
jawaban teoritis terhadap rumusan masalah menyatakan bahwa motivasi pariwisata
penelitian, belum jawaban yang empirik. adalah salah satu konsep yang paling
Hipotesis menyatakan hubungan apa dasar dari perilaku wisatawan namun
yang dicari atau yang ingin dipelajari. mempelajari motivasi pariwisata adalah
Hipotesis adalah pernyataan yang diterima tugas yang sulit dikarenakan
secara sementara sebagai suatu kebenaran kompleksnya sifat perilaku wisatawan.
sebagaimana adanya pada saat fenomena Pemasar perlu memahami apa yang
dikenal dan merupakan dasar kerja serta mendorong wisatawan melakukan
panduan dalam verifikasi. Hipotesis adalah perjalanan jika tujuan dari pemasar
keterangan sementara dari hubungan untuk pangsa pengunjung.
fenomena yang kompleks. Berdasarkan uraian premis beberapa
Peneliti dalam menyusun hipotesis ahli tersebut, maka hipotesis dalam
didukung oleh beberapa premis sebagai penelitian ini yaitu terdapat pengaruh antara
berikut: faktor-faktor pendorong motivasi wisatawan
1. Schiffman dan Kanuk (2008:8). yang terdiri dari escape motives, relaxation,
Motivasi, persepsi, pengetahuan, family and friend togetherness, knowledge,
kepribadian, dan sikap merupakan lima enjoying natural resources terhadap
faktor yang dapat mempengaruhi keputusan berkunjung.
pilihan pembelian seseorang, atau
dapat dikatakan dapat mempengaruhi
wisatawan untuk memutuskan kemana
wisatawan akan berkunjung.

Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol. II, No.1, 2012 - 251
Danu Hermansyah, Bagja Waluya

III. OBJEK DAN METODE mandiri, baik satu variabel atau lebih tanpa
PENELITIAN membuat perbandingan, atau
3.1. Objek penelitian menghubungkan antara variabel satu dengan
Penelitian ini menganalisis variabel yang lain. Melalui penelitian deskriptif ini,
bebas atau independent variable dan maka dapat diperoleh gambaran mengenai
variabel terikat dependent variable, dalam faktor-faktor pendorong (X) yang memiliki
penelitian ini yang menjadi variabel bebas lima sub variabel yaitu dari (X1.1) escape
adalah faktor-faktor pendorong sebagai X motives,(X1.2) relaxation, (X1.3) family and
(independen) yang terdiri dari (X1.1) escape friend togetherness, (X1.4) knowledge, (X1.5)
motives, (X1.2) relaxation, (X1.3) family and enjoying natural resources, kemudian objek
friend togetherness, (X1.4) knowledge, (X1.5) penelitian yang menjadi variabel terikat
enjoying natural resources sedangkan adalah keputusan berkunjung (Y) sebagai
keputusan berkunjung sebagai Y yang variabel terikat yang memiliki sub variabel
merupakan variabel tidak bebas (dependen) pemilihan produk atau jasa, pilihan merek,
yang terdiri dari pemilihan produk/jasa, pilihan saluran kunjungan, waktu kunjungan
pemilihan merek, pilhan saluran distribusi, dan pilihan jumlah kunjungan.
pilihan waktu berkunjung, dan pilihan Sifat verifikatif pada dasarnya ingin
jumlah kunjungan. menguji kebenaran dari suatu hipotesis yang
Objek penelitian ini adalah pendapat dilaksanakan melalui pengumpulan data
responden tentang Analisis Faktor-faktor dilapangan, dalam hal ini penelitian
Pendorong Motivasi Wisatawan Nusantara verifikatif bertujuan untuk mengetahui
(Wisnus) terhadap Keputusan Berkunjung pengaruh faktor-faktor pendorong motivasi
ke Kebun Raya Bogor (KRB), sedangkan wisatawan terhadap keputusan berkunjung,
subjek penelitian ini adalah wisnus yang berdasarkan jenis penelitiannya yaitu
berkunjung ke KRB. penelitian deskriptif dan verifikatif maka
Pelaksanaan penelitian ini berlangsung metode yang digunakan dalam penelitian ini
selama kurun waktu kurang dari satu tahun, adalah survey explanatory.
maka metode yang digunakan pada Berdasarkan jenis penelitian tersebut
penelitian ini adalah metode cross sectional. digunakan metode informasi dari sebagian
Cross Sectional Method adalah metode populasi dikumpulkan langsung ditempat
penelitian dengan cara mempelajari objek kejadian dengan tujuan untuk mengetahui
dalam satu kurun waktu saja (tidak pendapat dari sebagian populasi terhadap
berkesinambungan dalam jangka waktu objek yang sedang diteliti.
panjang). (Husein Umar, 2009:45). Penelitian ini dilakukan dalam kurun
waktu kurang dari satu tahun, yaitu mulai
3.2 Metode Penelitian dari bulan September 2011 sampai dengan
Metode penelitian dapat diartikan bulan Desember 2011, maka pendekatan
sebagai suatu cara kerja untuk mencapai yang digunakan menurut Sugiyono (2008:8)
tujuan tertentu, agar dapat terkumpul data Cross sectional method adalah metode
serta dapat mencapai tujuan penelitian itu penelitian yang mempelajari objek dalam
sendiri, sedangkan menurut Sugiyono kurun waktu tertentu (tidak
(2008:5) metode penelitian dapat diartikan berkesinambungan dalam jangka waktu
sebagai cara ilmiah, yang dilakukan untuk panjang).
mendapatkan data yang objektif, valid dan
reliabel, dengan tujuan dapat ditemukan, 3.2.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian
dibuktikan, dan dikembangkan suatu Penelitian ini meliputi dua variabel inti,
pengetahuan untuk memahami, yaitu variabel bebas dan variabel terikat.
memecahkan dan mengantisipasi masalah. Menurut Asep Hermawan (2006:53), yang
dimaksud dengan variabel bebas
3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode yang (independent variable) adalah variabel yang
Digunakan mempengaruhi variabel terikat secara positif
Berdasarkan variabel-variabel yang maupun negatif. Variabel terikat (dependent
diteliti maka jenis penelitian dari penelitian variable) merupakan variabel yang
ini adalah penelitian deskriptif dan dipengaruhi oleh variabel bebas.
verifikatif. Menurut pendapat Sugiyono Variabel yang diteliti pada penelitian
(2008:11) mengemukakan bahwa metode ini adalah mengenai faktor-faktor pendorong
penelitian deskritiptif adalah penelitian yang (X) yang memiliki lima sub variabel yaitu
dilakukan untuk mengetahui nilai variabel (X1.1) escape motives,(X1.2) relaxation, (X1.3)

Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol.II, No.1, 2012 - 252
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENDORONG MOTIVASI WISATAWAN NUSANTARA
TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE KEBUN RAYA BOGOR
(Survei Pada Wisatawan Nusantara yang Berkunjung ke Kebun Raya Bogor)

family and friend togetherness, (X1.4) Pengoperasian variabel dari kedua


knowledge, (X1.5) enjoying natural variabel yang dijadikan objek pada
resources, kemudian objek penelitian yang penelitian ini menggunakan skala ordinal.
menjadi variabel terikat (dependent Operasionalisasi variabel penelitian
variabel) adalah keputusan berkunjung (Y) disajikan pada Tabel 3.1
yang memiliki sub variabel pemilihan
produk atau jasa, pilihan merek, pilihan
saluran kunjungan, waktu kunjungan dan
pilihan jumlah kunjungan.
TABEL 3.1
OPERASIONALISASI VARIABEL
Variabel/Su Konsep Variabel Indikator Ukuran Skala No.Ite
b Variabel m

1 2 3 4 5 6

Salah satu faktor motivasi atau kebutuhan yang timbul akibat ketidakseimbangan
Faktor- atau ketegangan dalam sistem motivasi, sebagai faktor yang memotivasi atau
faktor membuat keinginan untuk bepergian.(Alghamdi 2007:46)
pendorong
(X)

Escape keinginan untuk Melepaskan Tingkat kesesuaian ordina A.I.1


motives melepaskan diri dari diri dari untuk melepaskan diri l
lingkungan atau tanggung dari tanggung jawab
(X1) rutinitas sehari-hari. jawab sehari-hari
(Alghamdi 2007:46)
Melepaskan Tingkat kesesuaian ordina A.I.2
diri dari untuk melepaskan diri l
tekanan dari tekanan
kehidupan kehidupan perkotaan
perkotaan

Melepaskan Tingkat kesesuaian ordina A.I.3


diri dari untuk melepaskan diri l
tekanan dari pekerjaan
pekerjaan

Relaxation keinginan untuk Mental Tingkat keinginan ordina A.II.1


menyegarkan diri untuk merelaksasikan l
(X2) secara mental dan pikiran
fisik.
(Alghamdi 2007:46) Fisik Tingkat keinginan ordina A.II.2
untuk merelaksasikan l
fisik

Family and keinginan untuk Interaksi Tingkat keinginan ordina A.III.1


friend mempererat sosial untuk berinteraksi l
togetherness kekerabatan. sosial dengan teman
(Alghamdi 2007:46)
(X3) Tingkat keinginan ordina A.III.2
untuk berinteraksi l
sosial dengan
keluarga

Knowledge keinginan untuk Pengetahua Tingkat keinginan ordina A.IV.1


memperoleh/menamb n/ wawasan untuk l
(X4) ah pengetahuan dan baru mengetahui/memperol

Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol. II, No.1, 2012 - 253
Danu Hermansyah, Bagja Waluya

wawasan. eh pengetahuan baru


(Alghamdi 2007:46)

Melihat dan Tingkat keinginan ordina A.IV.2


mengalami untuk melihat dan l
sesuatu mengalamai sesuatu
yang baru yang baru

Meeting Tingkat keinginan ordina A.IV.3


new people untuk bertemu dengan l
with similar orang baru dengan
interest keinginan/tujuan yang
sama

enjoying keinginan untuk Keindahan Tingkat keinginan ordina A.V.1


natural menikmati keindahan danau untuk menikmati l
resources alam. keindahan danau di
(Alghamdi 2007:46) KRB
(X5)
Keindahan Tingkat keinginan ordina A.V.2
hutan untuk menikmati l
keindahan
hutan(koleksi
pohon/tanaman KRB)

Keputusan Keputusan pembelian Tingkat keberagaman Ordin B.I.1


merupakan proses koleksi tanaman KRB al
Berkunjun keputusan dimana
g konsumenbenar- Tingkat keunggulan Ordin B.I.2
(Y) benar memutuskan Pilihan koleksi tanaman yang al
untuk membeli salah Produk/ dimiliki KRB
satu produk diantara Jasa
berbagai macam Tingkat kelengkapan Ordin B.I.3
diantara berbagai koleksi tanaman di al
macam alternatif KRB
pilihan.
(Kotler dan Tingkat pemilihan Ordin B.II.1
Amstrong 2008:129) berdasarkan citra al
KRB

Pemilihan Tingkat kepopuleran Ordin B.II.2


Merek KRB al

Tingkat pemilihan Ordin B.II.3


berdasarkan al
pengalaman
berkunjung ke KRB

Tingkat kestrategisan Ordin B.III.1


lokasi KRB al
Pilihan
Saluran Tingkat kemudahan Ordin B.III.2
Kunjungan alat transportasi untuk al
mencapai KRB

Waktu kunjungan Ordin B.IV.1


pada saat liburan al
Waktu sekolah/nasional

Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol.II, No.1, 2012 - 254
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENDORONG MOTIVASI WISATAWAN NUSANTARA
TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE KEBUN RAYA BOGOR
(Survei Pada Wisatawan Nusantara yang Berkunjung ke Kebun Raya Bogor)

Kunjungan Waktu kunjungan Ordin B.IV.2


pada saat weekdays al

Waktu kunjungan Ordin B.IV.3


pada saat weekend al

Jumlah Tingkat frekuensi Ordin B.V.1


Kunjungan berkunjung ke setiap al
objek di areal KRB

3.2.3 Metode Penarikan Sampel


Menurut Sugiyono (2008:116), sampel penyebab (independen) terhadap variabel
adalah bagian dari jumlah dan karakteristik akibat (dependen) disebut koefisien jalur
yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila (Pyx). Hipotesis tersebut digambarkan dalam
populasi besar, dan penelitian tidak mungkin sebuah paradigma seperti terlihat pada
mempelajari semua yang ada pada populasi, Gambar 2 berikut:
misalnya karena keterbatasan dana, tenaga
dan waktu, maka peneliti dapat
menggunakan sampel yang diambil dari
populasi tersebut. Penarikan sampel
ditujukan untuk memudahkan peneliti dalam
melakukan penelitian. Sampel merupakan X Y
perwakilan dari populasi penelitian, dengan
adanya sampel, maka waktu, tenaga dan GAMBAR 3.1
biaya yang dikeluarkan oleh peneliti menjadi STRUKTUR KAUSAL ANTARA X
lebih efisien. DAN Y
Data yang telah dimiliki berupa Keterangan :
populasi sebesar 824.803 orang. Ukuran = Epsilon (Variabel lain)
sampel tersebut diperoleh berdasarkan hasil = Hubungan Kausalitas
perhitungan dengan menggunakan rumus Struktur hubungan diatas menunjukkan
Slovin (Husein Umar, 2009:78) Maka akan bahwa faktor-faktor psikologis berpengaruh
didapat jumlah populasi sebesar 824.803. signifikan terhadap keputusan berkunjung
Berdasarkan penghitungan, maka baik secara parsial maupun simultan. Selain
ukuran sampel minimal dalam penelitian ini itu terdapat faktor-faktor lain yang
adalah sebanyak 100 orang yang merupakan mempengaruhi hubungan antara variabel
wisatawan nusantara yang berkunjung ke Faktor-faktor Pendorong (X) dengan
KRB. Keputusan Berkunjung (Y), yaitu (variabel
lain), namun pada penelitian ini variabel
3.2.4 Prosedur Pengumpulan Data tersebut tidak diperhatikan.
Pengumpulan data yang dilakukan Struktur hubungan antara X dan Y
penulis menggunakan teknik sebagai berikut. diuji melalui analisis jalur dengan hipotesis
1. Wawancara, berbunyi terdapat pengaruh signifikan antara
2. Kuesioner, faktor-faktor pendorong yang terdiri dari
3. Observasi, escape motives, relaxation, family and
4. Studi kepustakaan untuk mengumpulkan friends togetherness, knowledge dan
data sekunder enjoying natural resources terhadap
keputusan berkunjung (Y) baik secara
3.2.5 Analisis Jalur (Path Analysis) parsial maupun simultan. Struktur hipotesis
Analisis ini digunakan untuk yang diterjemahkan ke dalam diagram
menentukan berapa besar pengaruh suatu hipotesis yang menyatakan pengaruh sub
variabel terhadap variabel lainnya, baik variabel bebas terhadap variabel terikat
pengaruh langsung maupun tidak langsung. digambarkan pada Gambar 3.2 berikut.
Besarnya pengaruh dari suatu variabel

Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol. II, No.1, 2012 - 255
Danu Hermansyah, Bagja Waluya

X1

X2

X3 Y

X4

X5

GAMBAR 3.2 Pada taraf kesalahan 0,05 dengan derajat


DIAGRAM HIPOTESIS kebebasan dk (n-2)
Pengaruh variabel lain () dihitung IV. HASIL PENELITIAN DAN
dengan rumus sebagai berikut: PEMBAHASAN
Y =1 2 Y(X1, X2, X3, X4, X5) 4.1Rekapitulasi Hasil Tanggapan Wisatawan
Keputusan penerimaan atau penolakan Ho Nusantara Terhadap Faktor-Faktor
Rumusan hipotesis operasional: Pendorong
Ho : YX1= YX2 = YX3= YX4 = Berdasarkan hasil pengumpulan data,
YX5 =0 diperoleh rekapitulasi tanggapan wisatawan
Hi : Sekurang-kurangnya ada sebuah mengenai faktor-faktor pendorong di KRB.
YX1 i 0,1 = 1, 2, 3, 4, dan 5. Hasil rekapitulasi tanggapan-tanggapan
Statistik uji yang digunakan adalah F = wisatawan nusantara dapat diperlihatkan pada
(1)
=1 YXiYXi Tabel 4.1 di bawah ini:
(1)
=1 YXiYXi
Hasil F hitung dibandingkan dengan tabel
distribusi F Snedecor, apabila F hitung F tabel,
maka Ho ditolak dengan demikian dapat
diteruskan pada pengujian secara individual,
statistic yang digunakan adalah:


=
(1 2 (1, 2, 3))( + + )

( 1)
t mengikuti distribusi t-student
dengan derajat kebebasan n-k-1.

Pengujian hipotesis dibantu dengan


menggunakan software program SPSS Versi
16 yaitu menguji pengaruh variabel Faktor-
faktor psikologis yang terdiri dari motivasi
(X1), persepsi (X2),
pembelajaran/pengetahuan (X3), kepribadian
(X4), dan sikap (X5) terhadap yaitu
Keputusan berkunjung (Y).
Kriteria pengambilan keputusan untuk
hipotesis yang diajukan adalah:
Jika t hitung t tabel,, maka H0 diterima dan H1
ditolak
Jika t hitung > t tabel,, maka H0 ditolak dan H1
diterima

Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol.II, No.1, 2012 - 256
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENDORONG MOTIVASI WISATAWAN NUSANTARA
TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE KEBUN RAYA BOGOR
(Survei Pada Wisatawan Nusantara yang Berkunjung ke Kebun Raya Bogor)

TABEL 4.1
REKAPITULASI TANGGAPAN WISATAWAN NUSANTARA TERHADAP ANALISIS
FAKTOR-FAKTOR PENDORONG DI KRB
No Sub Total Item Rata-rata Indeks
variabel Skor Pertanyaan % Rata-rata
%
1 Escape Motives 1135 3 378,33 18,98 75,6
2 Relaxation 907 2 453,5 22,76 90,6
Family and Friend 2 368,5 18,49 73,7
3 737
Togetherness
4 Knowledge 1206 3 402 20,17 80,4
Enjoying Natural 2 390,5 78,1
5 781 19,6
Resources
Total 4766 1992,83 100 398,4
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer,
2011.
Tabel 4.27 tersebut menunjukkan
79,68% 90,6% 80,4%
bahwa sub variabel faktor-faktor pendorong
di KRB. Perolehan skor paling besar yaitu 75,6% 73,7% 78,1%
pada variabel realaxation sebesar 22,76%
atau sebesar 90,6% pada indeks rata-rata.
Hal ini menandakan bahwa relaxation saat
berada di KRB memiliki penilaian yang baik
oleh wisatawan nusantara. Hal tersebut
menandakan bahwa keinginan atau
dorongan wisatawan nusantara untuk
merelaksasikan diri baik fisik maupun
pikiran sangat tinggi dengan berkunjung ke
GAMBAR 4.1
KRB.
REKAPITULASI TANGGAPAN
Perolehan skor dari penilaian
WISATAWAN NUSANTARA
wisatawan nusantara mengenai faktor-faktor
TERHADAP ANALISIS FAKTOR-
pendorong yang dengan jumlah nilai skor
FAKTOR PENDORONG DI KRB
terendah yaitu pada sub variabel family and
Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer,
friends togetherness dengan skor 18,98%
2011.
atau sebesar 73,7% pada indeks rata-rata. hal
Secara keseluruhan tanggapan
tersebut menandakan bahwa family and
wisatawan nusantara mengenai analisis
friends togetherness mendapatkan perolehan
faktor-faktor pendorong dapat diketahui
skor lebih kecil dibandingkan dengan sub
kedudukannya berdasarkan skor yang
variabel faktor-faktor pendorong di KRB
didapat dari data Tabel 4.27. Nilai tersebut
seperti escape motives, relaxation,
dibandingkan dengan kriteria skor standar
knowledge, dan enjoying natural resources.
yang diperoleh melalui perhitungan skor
Hal ini disebabkan kurangnya sarana yang
ideal (criterium) dan skor terkecil, sehingga
mendukung untuk berkumpul atau
melalui skor standar tersebut dapat diketahui
mempererat tali persaudaraan. Hasil
daerah kontinium yang menunjukan wilayah
pengolahan data tersebut disajikan pada
ideal dari variabel analisis faktor-faktor
Gambar 4.1 berikut ini:
pendorong KRB, hal tersebut dapat
diperoleh melalui rumus Sugiyono
(2008:141) sebagai berikut:
1. Mencari skor ideal analisis faktor-
faktor pendorong di KRB:
Skor ideal Skor tertinggi x jumlah
pertanyaan (ukuran) x jumlah
responden

Skor ideal 5 x 12 x 100 = 6000

Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol. II, No.1, 2012 - 257
Danu Hermansyah, Bagja Waluya

2. Mencari skor terendah analisis faktor- N Sub To Item Rat % %


faktor pendorong di KRB: o Varia tal Perta a- Ind
Skor terendah Skor terendah x bel Sk nyaan rat eks
jumlah pertanyaan (ukuran) x jumlah or a Ra
responden ta-
rat
Skor Terendah 1 x 12 x 100 = 1200 a
3. Mencari panjang interval kelas analisis n
faktor-faktor pendorong di KRB: Kunju
4. Panjang interval kelas Skor ideal : ngan
banyaknya kelas interval Wakt 3 343 19 68,
u 10 .33 .7 6
Panjang interval kelas 6000 : 5 = 4
Kunju 30 8
1200 ngan
Hasil dari rumus menurut Sugiyono Jumla 1 352 70,
(2008:141) ini digunakan dalam 20
h 35 4
pembahasan untuk mengetahui tanggapan 5 .2
Kunju 2
wisatawan nusantara mengenai analisis 8
ngan
faktor-faktor pendorong. 173 347
Penskoran analisis faktor-faktor 41 10
Total 5.8 ,1
pendorong di KRB masuk ke dalam kategori 58 0
3
baik. Hal tersebut menunjukan bahwa Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer,
tanggapan wisatawan nusantara terhadap 2011.
analisis faktor-faktor pendorong di KRB Berdasarkan Tabel 4.33 di atas dapat
baik, dikarenakan bahwa wisatawan dilihat bahwa indikator dari keputusan
nusantara memiliki faktor-faktor pendorong berkunjung ke KRB yang mendapatkan
yang kuat dengan tujuan ingin penilaian tertinggi yaitu pada pemilihan
merelaksasikan diri di KRB. merk sebesar 20,74% atau sebesar 72% pada
indeks rata-rata . Hal ini dikarenakan pada
4.2 Rekapitulasi Hasil Tanggapan saat ini KRB banyak diminati oleh
Wisatawan Nusantara Terhadap wisatawan yang selalu ingin melakukan
Keputusan Berkunjung kunjungan ke KRB dikarenakan mempunyai
Rekapitulasi mengenai hasil tanggapan merk yang sangat baik di benak wisatawan
wisatawan nusantara terhadap Keputusan dilihat dari keunikan daya tarik wisata. Hal
Berkunjung ke KRB dapat dilihat pada ini sesuai dengan pendapat Kotler dan
Tabel 4.2 yang disajikan berikut ini. Amstrong (2008:129), sebagai berikut:
TABEL 4.2 Setiap merek memiliki perbedaan-
REKAPITULASI TANGGAPAN perbedaan tersendiri, sehingga konsumen
WISATAWAN NUSANTARA harus memutuskan merek mana yang akan
TERHADAP KEPUTUSAN dikunjungi kemenarikan daya tarik wisata
BERKUNJUNG KE KRB dan ketertarikan terhadap KRB, dalam hal
N Sub To Item Rat % % ini pihak KRB harus mengetahui bagaimana
o Varia tal Perta a- Ind konsumen memilih sebuah merek.
bel Sk nyaan rat eks 1. Ketertarikan pada merek, berupa
or a Ra keterkaitan pada citra merek yang telah
ta- melekat pada produk yang
rat dibutuhkannya.
a 2. Ketertarikan pada merek, konsumen
Piliha 3 335 19 67 memilih produk yang dibelinya dengan
n 10 .3 merek tertentu, karena telah biasa
1
Produ 05 menggunakan merek tersebut pada
k/Jasa produk yang diputuskan untuk dibelinya.
Piliha 3 360 20 72 3. Kesesuaian harga, konsumen selalu
10
2 n .7 mempertimbangkan harga yang sesuai
80
Merk 4 dengan kualitas dan manfaat produk. Jika
Piliha 2 345 19 69, sebuah produk didukung dengan citra
69
3 n .5 .9 1 merek yang baik, kualitas yang bagus
1
Salura dan manfaat yang besar, maka konsumen
Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol.II, No.1, 2012 - 258
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENDORONG MOTIVASI WISATAWAN NUSANTARA
TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE KEBUN RAYA BOGOR
(Survei Pada Wisatawan Nusantara yang Berkunjung ke Kebun Raya Bogor)

tidak akan segan mengeluarkan biaya


tinggi untuk mendapatkan produk Skor ideal Skor tertinggi x jumlah
pertanyaan (ukuran) x jumlah responden
tersebut.
Sedangkan untuk penilaian skor
terendah yaitu pada sub variabel pilihan Skor ideal 5 x 12 x 100 = 6000
produk/jasa sebesar 19.3% atau sebesar 67% 2. Mencari skor terendah keputusan
pada indeks rata-rata, hal ini membuktikan berkunjung ke KRB:
bahwa pilihan produk atau jasa memiliki Skor terendah Skor terendah x jumlah
penilaian paling rendah dibandingkan pertanyaan (ukuran) x jumlah responden
indikator lainnya yang ada di keputusan
berkunjung ke KRB. Hal ini dikarenakan Skor Terendah 1 x 12 x 100 = 1200
produk/jasa atau atraksi wisata yang 3. Mencari panjang interval kelas waktu
ditawarkan KRB yaitu berbagai koleksi kunjungan di KRB:
tanaman/tumbuhan dan lansekap yang indah Panjang interval kelas Skor ideal :
yang tidak berubah selama ratusan tahun banyaknya kelas interval
sehingga wisatawan merasa bosan dan tidak
melakukan kunjungan ulang karena tidak Panjang interval kelas 6000 : 5 =
adanya atraksi wisata yang baru, sehingga 1200
berakibat pada rendahnya tanggapan Hasil dari rumus menurut Sugiyono
wisatawan. Untuk lebih jelasnya dapat (2008:141) wisatawan nusantara mengenai
dilihat pada Gambar berikut ini: keputusan berkunjung ke KRB. Berdasarkan
rekapitulasi tanggapan wisatawan nusantara
72% mengenai indikator waktu kunjungan terlihat
69,4% 70,4% bahwa keputusan berkunjung total skor
4158.
69,1% 68,6% Penskoran mengenai keputusan
67%
berkunjung diatas masuk ke dalam kategori
cukup baik. Hal tersebut menunjukkan
bahwa tanggapan wisatawan nusantara
mengenai keputusan berkunjung ke KRB
yaitu cukup baik, hal ini membuktikan
bahwa wisatawan melakukan keputusan
berkunjung ke KRB cukup baik.
GAMBAR 4.2
REKAPITULASI TANGGAPAN 4.3 Pengujian Hipotesis
WISATAWAN NUSANTARA Pengujian hipotesis dilakukan untuk
TERHADAP KEPUTUSAN menguji dan mengetahui pengaruh analisis
BERKUNJUNG KE KRB faktor-faktor pendorong (X) terhadap
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, keputusan berkunjung (Y) ke KRB. Analisis
2011. Faktor-faktor Pendorong terdiri dari 5 sub
Secara keseluruhan rekapitulasi variabel yaitu lini escape motives (X1.1),
tanggapan wisatawan nusantara mengenai relaxation (X1.2), family and friend
keputusan berkunjung ke Kebun Raya Bogor togetherness (X1.3), knowledge (X1.4), dan
dapat diketahui kedudukannya berdasarkan enjoying natural resources (X1.5), dilakukan
skor yang didapat dari data Gambar 4.2, dengan menggunakan uji statistik analisis
dimana nilai tersebut dibandingkan dengan jalur (path analysis). Analisis jalur
kriteria skor standar yang diperoleh melalui digunakan untuk mengetahui pengaruh
perhitungan skor ideal (criterium) dan skor langsung dan tidak langsung antara analisis
terkecil, sehingga melalui skor standar faktor-faktor pendorong terhadap keputusan
tersebut dapat diketahui daerah kontinium berkunjung. Serta untuk menguji hipotesis
yang menunjukan wilayah ideal dari dihitung besarnya koefisien jalur masing-
keputusan berkunjung ke Kebun Raya masing variabel. Pengaruh langsung dan
Bogor, hal tersebut dapat diperoleh melalui tidak langsung didapatkan dari penghitungan
rumus Sugiyono (2008:141) sebagai berikut: antara koefisien jalur dan korelasi.
1. Mencari skor ideal keputusan Selanjutnya berdasarkan perhitungan
berkunjung ke KRB: statistik yang didasarkan pada angka-angka
dari masing-masing variabel terlebih dahulu
dilakukan transformasi, dimana dalam

Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol. II, No.1, 2012 - 259
Danu Hermansyah, Bagja Waluya

perhitungan transformasi dilakukan dengan


menggunakan program software komputer
SPSS (Statistical Product for Service
Solution) 18.0.
Secara lengkap hasil pengolahan data
pengaruh analisis faktor-faktor pendorong
yang terdiri dari escape motives, relaxation,
family and friend togetherness, knowledge,
dan enjoying natural resources, terhadap
keputusan berkunjung disajikan secara rinci
sebagai berikut.
TABEL 4.3
MATRIKS KORELASI ANTARA SUB VARIABEL FAKTOR-FAKTOR PENDORONG
DENGAN KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE KEBUN RAYA BOGOR
Family and
Escape Enjoying
Y Relaxation friend Knowledge
motives natural
keputusan X2 togetherness X4
X1 resources
berkinjung X3
X5

Y (keputusan 0.583
1 0.681 0.335 0.418 0.710
berkunjung)
Escape motives 0.250
0.681 1 0.362 0.016 0.394
(X1)
Relaxation (X2) 0.335 0.362 1 -0.253 0.457 0.233
Family and 0.130
friend
0.418 0.016 -0.253 1 0.209
togetherness
(X3)
Knowledge (X4) 0.710 0.394 0.457 0.209 1 0.589
Enjoying natural 1
0.583 0.250 0.233 0.130 0.589
resources (X5)
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer,
2011.
Berdasarkan Tabel 4.3 menunjukkan menambah pengetahuan sambil menikmati
hubungan setiap sub variabel X dari X1 keindahan alam di KRB, sedangkan untuk
hingga X5 dengan Y. Berdasarkan hasil korelasi terbesar antara setiap sub variabel
matriks variabel analisis faktor-faktor analisis faktor-faktor pendorong dimiliki
pendorong terhadap keputusan berkunjung oleh knowledge dengan enjoying natural
diperoleh hasil korelasi secara berurutan dari resources, yaitu sebesar 0,589. Koefisien
yang tertinggi hingga terendah yaitu tersebut menunjukan bahwa antara
knowledge (0.710), escape motives (0.681), knowledge dengan enjoying natural
enjoying natural resources (0.583), family resources memiliki hubungan yang
and friend togetherness (0.418), dan signifikan.
relaxation (0.335). Berdasarkan hasil korelasi, selanjutnya
Berdasarkan Tabel 4.34 diketahui untuk menguji koefisien jalur berdasarkan
bahwa nilai hubungan antar sub variabel teori bahwa terdapat pengaruh analisis
analisis faktor-faktor pendorong dengan faktor-faktor pendorong yang terdiri dari lini
keputusan berkunjung, yang terbesar adalah escape motives (X1.1), relaxation (X1.2),
knowledge dengan keputusan berkunjung family and friend togetherness (X1.3),
yaitu sebesar 0,710. Koefisien tersebut knowledge (X1.4), dan enjoying natural
menunjukan bahwa knowledge dengan resources (X1.5) terhadap keputusan
keputusan berkunjung memiliki variabel berkunjung (Y) akan dilakukan uji F untuk
yang signifikan. Knowledge memperoleh mengetahui hasil hipotesis. Secara lengkap
korelasi terbesar karena knowledge hasil pengolahan data uji F melalui program
merupakan analisis dimana wisatawan SPSS (Statistical Product for Service
nusantara yang datang ke KRB karena ingin

Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol.II, No.1, 2012 - 260
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENDORONG MOTIVASI WISATAWAN NUSANTARA
TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE KEBUN RAYA BOGOR
(Survei Pada Wisatawan Nusantara yang Berkunjung ke Kebun Raya Bogor)

Solution) 18.0. disajikan secara rinci sebagai


berikut:
TABEL 4.4
HASIL PENGUJIAN HIPOTESIS KESELURUHAN UJI F
(ANOVA)

Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, 2011


Berdasarkan hasil ouput SPSS diatas pengujian koefisien jalur setiap variabel
dapat dilihat bahwa pada model 1 diperoleh diperlihatkan dalam Tabel 4.5 berikut ini.
nilai F sebesar 91.112 dengan probabilitas
sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05. Sehingga
dapat disimpulkan Ho ditolak, artinya proses
perhitungan atau pengujian secara individual
dapat dilanjutkan. Untuk lebih jelasnya,

TABEL 4.5
HASIL PENGUJIAN INDIVIDUAL KOEFISIEN JALUR

Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, 2011


Pengujian secara individu seperti variabel X1.1, X1.3, X1.4, dan X1.5 tersebut
terlihat pada Tabel 4.37 di atas menjelaskan memiliki tingkat probabilitas di bawah 0,05
bahwa untuk model 1 variabel X1.1 memiliki artinya variabel tersebut signifikan, sehingga
nilai koefisien jalur sebesar 0,483 dengan dapat dinyatakan Ho ditolak, maka terdapat
tingkat signifikansi 0,000 selanjutnya X1.2 pengaruh yang signifikan kecuali X1.2
memiliki nilai koefisien jalur sebesar 0,060 memiliki tingkat probabilitas di atas 0,05
dengan probabilita 0,263 kemudian X1.3 artinya variabel tersebut tidak signifikan,
memiliki nilai koefisien jalur sebesar 0,336 sehingga dapat dinyatakan Ho diterima
dengan probabilitas yaitu sebesar 0.000. maka model perlu diperbaiki. Secara
sedangkan X1.4 memiliki nilai koefisien jalur lengkap strukural kausal antar variabel X1.1,
sebesar 0.282 dengan probabilitas 0.000 dan X1.2, X1.3, X1.4 dan X1.5 terhadap Y (model 1)
X1.5 memiliki nilai koefisien jalur sebesar dapat dilihat pada Gambar 4.42 berikut.
0.238 dengan probabilitas 0.000. sub

Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol. II, No.1, 2012 - 261
Danu Hermansyah, Bagja Waluya


Escape motives
0.414
(X1)

0,362 0,483
Relaxation
0,016
(X2)
0,060
0,394 -0,253
Family and

0,250 0,457 friends 0.336 Y


togetherness
(X3)
0,209 0,282
0,233
Knowledge
0,130 (X4)

0,589 0,238
Enjoying natural
resources
(X5)

Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, 2011.


GAMBAR 4.3
DIAGRAM JALUR PENGUJIAN HIPOTESIS
Gambar 4.3 di atas menyajikan Koefisien Jalur). Adapun hasil pengujian
diagram jalur pengujian hipotesis model 1. seluruh pengaruh analisis faktor-faktor
Berdasarkan hasil pengujian koefisien jalur pendorong yang terdiri dari escape motives,
di atas, berarti koefisien jalur yang tidak relaxation, family and friend togetherness,
signifikan harus dilepaskan dari model, knowledge, dan enjoying natural resources,
dengan cara melepas satu per satu koefisien terhadap keputusan berkunjung ke KRB
jalur yang tidak signifikan kemudian diuji disajikan dalam Tabel 4.6 berikut:
kembali. Kusnendi (2007:32) menjelaskan
bahwa: Triming adalah cara yang ditempuh
peneliti untuk memperoleh model yang
paling sederhana (parsimony).
Kesederhanaan model itu sendiri
ditunjukkan oleh jumlah jalur yang
diestimasi relatif sedikit. Karena itu,
trimming dilakukan dengan jalan
melepaskan atau mengeluarkan koefisien
jalur yang tidak bermakna atau tidak
signifikan dari model.
Proses trimming dalam penelitian ini
dilakukan melalui satu tahapan, yaitu
dengan melepas koefisien jalur X1.2 terhadap
Y (model 2) pada Tabel 4.36 Merujuk hasil
analisis data yang diperoleh bahwa dilihat
dari hasil pengujian hipotesis keseluruhan
uji F (anova), pada model kedua masih tetap
bisa dilanjukan ke tahap berikutnya secara
individu. Seperti yang ditunjukkan pada
Tabel 4.36 (Hasil Pengujian Hipotesis
Keseluruhan Uji F) model kedua diperoleh
nilai F sebesar 113.258 dengan probabilitas
sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05. Tetapi
berdasarkan hasil pengujian koefisien jalur
(Tabel 4.6, Hasil Pengujian Individual

Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol.II, No.1, 2012 - 262
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENDORONG MOTIVASI WISATAWAN NUSANTARA
TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE KEBUN RAYA BOGOR
(Survei Pada Wisatawan Nusantara yang Berkunjung ke Kebun Raya Bogor)

TABEL 4.6
HASIL PENGUJIAN KOEFISIEN JALUR, PENGARUH LANGSUNG DAN TIDAK
LANGSUNG DARI FAKTOR-FAKTOR PENDORONG TERHDAP KEPUTUSAN
BERKUNJUNG KE KEBUN RAYA BOGOR

Penga Pengaruh Tidak Langsung Melalui t


ruh
hitung
Langs Esca Family R2YX1 Sig Keput
X Relaxa knowl (t
ung pe and Enjoy ,YX2 . usan
tion edge tabel=
Terha moti friend ing
X2 X4 1.99)
dap Y ves togethe natur
X1 rness al
Escape X3 0.028
resou 0.811 0.0 Ho
motives 0.233 - 0.0105 0.0026 0.537 10.145 Ditola
7
rces 8 00
(X 1)
Relaxat 0.01 0.003
X5 0.052 0.2 k
Ho
0.036 - -0.0051 0.0077 1.125
ion 05 3 4 63 Diteri
Family
(X2) 0.0 Ho
ma
and 0.112 0.00 - 0.010 0.140 Ditola
- 0.0198 7.054 00
friend 9 26 0.0051 4 6 k
togethe
Knowle Ho
rness 0.079 0.53 0.039 0.683 0.0
dge 0.0077 0.0198 - 4.522 Ditola
(X34)) 5 66 5 1 00
(X k
Enjoyin Ho
g 0.056 0.02 0.138 0.0
0.0033 0.0104 0.0395 - 4.508 Ditola
natural 6 87 5 00
k
resourc
es (X5) 2.344
R2
5
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, 2011.
Berdasarkan Tabel 4.37, dapat relaksasi membatalkan niatnya untuk
dikatakan bahwa semua sub variabel tidak melakukan kunjungan ke Kebun Raya
semua memiliki nilai signifikan yang lebih Bogor, hal tersebut yang menyebabkan
kecil dari 0,05. Hal ini berarti hipotesis yang subvariabel relaxation tidak berpengaruh
diajukan ada yang tidak diterima atau Ho terhadap keputusan berkunjung, sehingga
diterima sehingga tidak semua sub variabel hal tersebut harus melakukan pelepasan pada
memiliki pengaruh yang signifikan, sub sub variabel relaxation atau melakukan
variabel yang tidak memiliki pengaruh yaitu proses trimming pada sub variabel
sub variabel relaxation (X1.2), karena sub relaxation, Hasil pengujian yang sudah
variabel relaxation memiliki memiliki nilai dilakukan proses trimming terhadap sub
signifikan yang lebih besar dari 0.05 yaitu variabel relaxation dapat dilihat pada
0.263, dan thitung < ttabel (1.125 < 1.99) Gambar 4.4 dibawah ini:
sehingga sub variabel relaxation tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
keputusan berkunjung. Hal ini disebabkan
adanya faktor eksternal yang menyebabkan
tidak berpengaruhnya subvariabel relaxation
terhadap keputusan berkunjung seperti
kemacetan yang sering terjadi di Kota Bogor
dan hujan lebat menjadi kendala yang
dihadapi Kebun raya Bogor yang
menyebabkan wisnus yang ingin melakukan

Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol. II, No.1, 2012 - 263
Danu Hermansyah, Bagja Waluya


escape motives
0.416
(X1)
0,493
0,016 Family and
friends
0,394
togetherness 0,315
0,250 (X2)
0, 209 Y
0,130 Knowledge 0,311
(X3)
0,589
enjoying natural 0,235
resources
(X4)

Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, 2011.


GAMBAR 4.4
DIAGRAM JALUR PENGUJIAN HIPOTESIS

Berdasarkan diagram jalur yang sudah untuk mengetahui pengaruh langsung dan
melakukan proses trimming pengujian tidak langsung antara sub variabel yang
hipotesis pada Gambar 4.43 maka dilakukan disajikan dalam Tabel 4.7 berikut:
perhitungan

TABEL 4.7
HASIL PENGUJIAN KOEFISIEN JALUR, PENGARUH LANGSUNG DAN TIDAK
LANGSUNG DARI FAKTOR-FAKTOR PENDORONG TERHADAP KEPUTUSAN
BERKUNJUNG KE KRB
Pengar
uh Pengaruh Tidak Langsung Melalui t hitung
Langsu R2YX1, (t Keputu
X Esca Family knowle Sig.
ng YX2 tabel=1. san
Terhad pe and dge Enjoyi 99)
ap Y motiv friend X3 ng
es together natura
Escape X1 ness X2 l 0.0 Ho
motives 0.243 - 0.0025 0.0604 0.029 0.3349 10.611 Ditolak
resour 00
(X1) ces X4
Family
and 0.002 0.0 Ho
0.0992 - 0.0205 0.0096 0.1318 7.185
friend 5 00 Ditolak
together
Knowled
ness (X2) 0.060 0.0
0.0967 0.0205 - 0.0431 0.2207 5.501
ge (X3) 4 00 Ho
Enjoying Ditolak
natural 0.0 Ho
0.0552 0.029 0.0096 0.0431 - 0.1369 4.444
resource 00 Ditolak
s (X4)
R2 0.8243
Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer, 2011

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dibandingkan dengan 0,05. Hal tersebut


melalui nilai signifikansi dan uji-t maka berarti bahwa terdapat pengaruh yang
dapat dibuktikan penolakan terhadap Ho, signifikan antara analisis faktor-faktor
karena nilai signifikansi lebih kecil pendorong yang terdiri dari escape motives,

Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol.II, No.1, 2012 - 264
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENDORONG MOTIVASI WISATAWAN NUSANTARA
TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE KEBUN RAYA BOGOR
(Survei Pada Wisatawan Nusantara yang Berkunjung ke Kebun Raya Bogor)

family and friend togetherness, knowledge, wisatawan ingin melakukan kunjungan


dan enjoying natural resources, terhadap ke Kebun Raya Bogor dengan tujuan
keputusan berkunjung ke KRB. Analisis untuk menyegarkan diri baik secara
faktor-faktor pendorong yang tertinggi fisik maupun mental.
pengaruhnya terhadap keputusan berkunjung 2. Penilaian keputusan berkunjung
adalah escape motives yang berpengaruh wisatawan nusantara ke Kebun Raya
langsung sebesar 24.3% dan pengaruh tidak Bogor terdiri dari lima indikator yaitu
langsung sebesar 33.49%. pilihan produk, pilihan merek, pilihan
Berdasarkan hasil perhitungan di atas saluran kunjungan, pilihan waktu
maka pengaruh keseluruhan analisis faktor- berkunjung, dan jumlah kunjungan.
faktor pendorong yang terdiri dari escape Penilaian keputusan berkunjung oleh
motives, family and friend togetherness, wisatawan nusantara yang melakukan
knowledge, dan enjoying natural resources kunjungan ke Kebun Raya Bogor yang
terhadap keputusan berkunjung adalah memperoleh penilaian yang paling
sebesar 0.8243. Untuk koefisien jalur rendah yaitu berdasarkan pilihan
variabel lainnya diluar dari escape motives, produk/jasa dan penilaian paling tinggi
family and friend togetherness, knowledge, yaitu berdasarkan pilihan merek. Hal ini
dan enjoying natural resources ditentukan dikarenakan Kebun Raya Bogor
melalui : mempunyai nama yang sangat baik di
benak wisatawan nusantara baik dilihat
PZ 1 R 2Y ( X 1, X 2)
dari kepopuleran dan keunikan daya
= 1
1 00.8243
,7234 tarik wisata yang dimiliki Kebun Raya
Bogor, dan pengenalan mengenai daya
tarik wisata yang ditawarkan oleh
= 0.419
Kebun Raya Bogor.
Hal tersebut menjelaskan bahwa
3. Secara keseluruhan berdasarkan
escape motives, family and friends
pengujian hipotesis menunjukkan
togetherness, knowledge, dan enjoying
faktor-faktor pendorong yang terdiri
natural resources secara bersama-sama
dari escape motives, family and friends
mempengaruhi keputusan berkunjung (Y)
togetherness, knowledge, dan enjoying
adalah sebesar 82.43 % dan sisanya sebesar
natural resources yang memiliki
(0.419)2 = 00.1756 x 100 % = 17.56 %
pengaruh yang tinggi terhadap
dipengaruhi faktor lain yang tidak masuk ke
keputusan berkunjung wisatawan
dalam penelitian.
nusantara dalam mengunjungi daya
tarik wisata Kebun Raya Bogor yaitu
V. KESIMPULAN
escape motives. Hal ini dikarenakan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
Kebun Raya Bogor sesuai untuk
dilakukan dengan menggunakan analisa
dijadikan tempat untuk melepaskan diri
deskriptif dan verifikatif mengenai analisis
dari rutinitas sehari-hari, tekanan hidup
faktor-faktor pendorong motivasi wisatawan
perkotaan maupun dijadikan tempat
nusantara terhadap keputusan berkunjung ke
untuk melepaskan diri dari pekerjaan
Kebun Raya Bogor, dapat diambil
karena memiliki suasana, pemandangan
kesimpulan sebagai berikut:
dan udara yang sesuai terutama dipicu
1. Penilaian faktor-faktor pendorong
oleh keinginan wisnus untuk
motivasi wisatawan nusantara yang
melepaskan diri dari rutinitas sehari
berkunjung ke Kebun Raya Bogor
hari, sedangkan terdapat satu sub
meliputi lima sub variabel yaitu escape
variabel yang memiliki pengaruh tidak
motives, relaxation, family and friends
signifikan yaitu relaxation. Hal ini
togetherness, knowledge, dan enjoying
dikarenakan setiap wisatawan nusantara
natural resources. Dari sub variabel-
yang berkunjung ke Kebun Raya Bogor
variabel tersebut sub variabel family
bertujuan untuk berelaksasi yang tinggi,
and friends togetherness memiliki
namun saat akan melakukan kunjungan
penilaian paling rendah dan sub variabel
ke Kebun Raya Bogor wisatawan
relaxation yang memiliki penilaian
nusantara menemui kendala yaitu
paling tinggi. Hal ini dikarenakan
faktor-faktor eksternal seperti
Kebun Raya Bogor memiliki suasana
kemacetan yang sering terjadi di Kota
alam yang sangat indah dan mempunyai
Bogor, hujan yang lebat yang sering
udara yang sejuk sehingga membuat
menghambat wisatawan untuk

Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol. II, No.1, 2012 - 265
Danu Hermansyah, Bagja Waluya

berkunjung dan berwisata ke Kebun menikmati makanan karena jika dilihat


Raya Bogor serta tidak tersedianya areal dari perolehan skor cukup tinggi.
parkir yang cukup ketika weekend Wisnus mempunyai keinginan/dorongan
karena sesuai dengan peraturan pihak yang cukup tinggi mengunjungi KRB
Kebun Raya Bogor yang melarang dengan teman maupun keluarga
kendaraan baik roda dua atau empat bertujuan untuk mempererat tali
masuk ke areal Kebun Raya Bogor, persaudaraan. Knowledge, penulis
sehingga menjadikan sub variabel merekomendasikan untuk memelihara
relaxation tidak memiliki pengaruh dan menambah basic tourism facilities
yang signiifikan terhadap keputusan seperti menambah serta meperbaiki
berkunjung. signboard yang sudah rusak karena
keinginan wisnus untuk menambah
5.1 Rekomendasi wawasan dan mengalami serta melihat
Berdasarkan hasil penelitian yang sesuatu yang baru masih di bawah skor
dilakukan, maka penulis merekomendasikan, indeks rata-rata, dan enjoying natural
hal-hal berikut: resources, penulis merekomendasikan
1. Faktor-faktor pendorong terbukti dapat KRB agar terus memelihara, menjaga,
mempengaruhi keputusan wisatawan dan meningkatkan kebersihan danau
nusantara untuk mengunjungi daya tarik maupun areal hutan, agar wisnus yang
wisata Kebun Raya Bogor. Namun hal mempunyai keinginan/dorongan untuk
ini semestinya menjadi informasi yang menikmati keindahan danau maupun
digunakan oleh pihak Kebun Raya areal hutan merasa puas dan melakukan
Bogor untuk lebih peka akan perilaku kunjungan ulang untuk . Salah satu
wisatawan dalam memenuhi kebutuhan upaya dalam memenuhi faktor-faktor
wisatanya. Dikarenakan faktor-faktor pendorong motivasi wisatawan yang
pendorong merupakan hal yang sangat sifatnya basic adalah dengan
mendasar dalam mengunjungi daya menyediakan pusat informasi yang
tarik wisata. Faktor-faktor pendorong jelas, memperbanyak tempat
tersebut dilihat dari escape motives, berteduh/beristirahat. Pengenalan
rendahnya skor ideal di bawah rata-rata berbagai koleksi dengan menambah
pada pertanyaan seberapa sesuaikah sign board untuk mempermudah
KRB dapat dijadikan tempat untuk wisatawan untuk mengetahui berbagai
melepaskan diri dari pekerjaan. Penulis koleksi tanaman. Ketersediaan guide
merekomendasikan KRB dapat (pemandu wisata) di tiap daya tarik
menjalin kerjasama dengan berbagai wisata di areal Kebun Raya Bogor juga
perusahaan agar dapat meningkatkan perlu diperhatikan adalah tarif atau
tingkat kunjungan, dan menciptakan harga jasa guide yang ditawarkan agar
paket-paket wisata yang ditujukan terjangkau oleh berbagai kalangan, hal
kepada perusahaan-perusahaan dan tersebut diperlukan untuk memandu
menjalin kerja sama, seperti paket wisatawan nusantara untuk lebih
outbond, team building, paintball. mengenal koleksi yang ada di Kebun
Relaxation, tingginya skor penilaian Raya Bogor.
pada sub variabel relaxation diantara 2. Faktor-faktor pendorong yang terdiri
sub variabel yang lain. Penulis dari escape motives, family and friends
merekomendasikan pihak KRB lebih togetherness, knowledge, dan enjoying
memelihara dan meningkatkan natural resources terbukti yang satu
kebersihan lingkungan areal KRB sama lain saling berkaitan dapat
karena dilihat dari perolehan skor mempengaruhi keputusan berkunjung
wisnus mempunyai keinginan/dorongan wisatawan ke Kebun Raya Bogor,
yang sangat tinggi untuk berelaksasi namun dalam hal ini faktor-faktor
dengan berkunjung ke KRB namun sub pendorong motivasi wisatawan
variabel tersebut tidak memiliki nusantara yang bersifat internal sebagai
pengaruh terhadap keputusan faktor pendorong perlu ditindak lanjuti
berkunjung. Family and friends oleh pihak Kebun Raya Bogor dan
togetherness, penulis pihak DISBUDPAR (Dinas
merekomendasikan pihak KRB agar Kebudayaan Pariwisata) Kota Bogor.
memperbanyak tempat peristirahatan Hal ini untuk dapat memahami perilaku
untuk berteduh, mengobrol maupun wisatawan nusantara sehingga dapat

Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol.II, No.1, 2012 - 266
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENDORONG MOTIVASI WISATAWAN NUSANTARA
TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE KEBUN RAYA BOGOR
(Survei Pada Wisatawan Nusantara yang Berkunjung ke Kebun Raya Bogor)

mengetahui kebutuhan dan harapan wisata untuk meningkatkan daya saing


wisatawan tidak hanya secara internal Kebun Raya Bogor.
namun secara eksternal dalam 5. Saran penulis untuk dapat
mengunjungi daya tarik wsiata Kebun meningkatkan dan tidak hanya
Raya Bogor. Beberapa program yang mempertahankan jumlah tingkat
bersifat eksternal yaitu pengembangan kunjungan wisatawan yang berkunjung
daya tarik wisata, peningkatan promosi, ke Kebun Raya Bogor dengan
peningkatan kualitas jasa dan produk memahami perilaku wisatawan,
wisata, mengembangkan jaringan kepekaan terhadap faktor-faktor yang
kemitraan, dan peningkatan mutu SDM mempengaruhi kunjungan wisatawan
pariwisata. Dalam rangka menarik baik internal maupun eksternal yang
wisatawan untuk berkunjung ke daya diharapkan dan dibutuhkan wisatawan
tarik wisata ke Kebun Raya Bogor serta nusantara dalam berwisata ke Kebun
untuk mempertahankan eksistensi Raya Bogor. Packaging wisata ke
pariwisata di Kebun Raya Bogor. Kebun Raya Bogor yang menarik
3. Adanya subvariabel relaxation yang dengan berbagai inovasi yang sesuai
tidak berpengaruh terhadap keputusan dengan harapan dan kebutuhan
berkunjung. Hal ini dikarenakan setiap wisatawan nusantara akan lebih menarik
wisatawan nusantara yang berkunjung wisatawan nusantara untuk
ke Kebun Raya Bogor bertujuan untuk mengunjungi daya tarik wisata Kebun
berelaksasi yang tinggi, namun saat Raya Bogor. Sehingga eksistensi wisata
akan melakukan kunjungan ke Kebun di Kebun Raya Bogor dapat tetap
Raya Bogor wisatawan nusantara terjaga dan tidak kalah saing dengan
menemui kendala yang disebabkan destinasi pariwisata sejenisnya.
faktor-faktor eksternal seperti 6. Sebagai bahan rekomendasi bagi para
kemacetan, hujan lebat yang sering peneliti selanjutnya pada daya tarik
terjadi di Kota Bogor, serta pelarangan wisata Kebun Raya Bogor. Para peneliti
kendaraan masuk ke areal Kebun Raya selanjutnya dapat melakukan penelitian
Bogor saat weekend. Penulis untuk mencari temuan mengenai
merekomendasikan untuk analisis faktor-faktor pendorong
memperbolehkan kendaraan masuk ke motivasi wisatawan nusantara yang
areal Kebun Raya Bogor saat weekend mempengaruhi keputusan berkunjung
karena penulis menemukan susahnya ke Kebun Raya Bogor selain itu juga
menemukan areal parkir di sekitar para peneliti selanjutnya dapat
Kebun Raya Bogor sebaiknya pihak melakukan pencarian temuan mengenai
Kebun Raya Bogor menyediakan strategi yang dapat meningkatkan
tempat parkir alternatif. Pihak Kebun tingkat kunjungan di Kebun Raya
Raya Bogor harus lebih memperhatikan Bogor sehingga Kebun Raya Bogor
tempat peristirahatan untuk berteduh sebagai salah satu kebun botani terbaik
dan berlindung di areal Kebun Raya yang bertaraf internasional di Indonesia
Bogor, ternyata ketika hujan Kebun akan semakin maju dan dikenal
Raya Bogor bisa menjadi tempat masyarakat dunia.
berbahaya bagi keselamatan wisatawan
serta pihak Kebun Raya Bogor dapat
membuka semua gerbang masuk saat
terjadi kemacetan, hal ini memudahkan
wisatawan untuk melakukan kunjungan
ke Kebun Raya Bogor.
4. Rendahnya tanggapan wisatawan
nusantara terhadap pemilihan produk
dan jasa pada keputusan berkunjung ke
Kebun Raya Bogor. Sebaiknya pihak
Kebun Raya Bogor terus berupaya
mengelola produk wisata dengan cara
mengemas produk wisata yang menarik
secara optimal, menyediakan paket-
paket wisata yang lebih unik dan
pengembangan atau inovasi produk

Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol. II, No.1, 2012 - 267
Danu Hermansyah, Bagja Waluya

DAFTAR PUSTAKA Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur


Penelitian Suatu Pendekatan Praktek
Ali Hasan. 2008. Marketing. Media Utama, Edisi Revisi V. Jakarta: Rineka Cipta.
Yogyakarta.
Assael, H. (1994). Consumer and marketing Jurnal :
action (2nd ed.). Boston Alghamdi, Abdulraheem (2007), Explicit
Massachusettes: Kent Publising. And Implicit Motivation Towards
Asep Hermawan. 2006. Penelitian Bisnis Outbound Tourism: A Study of Saudi
Paradigma Kuantitatif. Jakarta: PT. Tourists.
Gramedia Widiasarana Indonesia. Choibamroong, Therdchai (2005),
Buchari Alma. (2007). Manajemen Knowledge of Tourists Behavior: a
Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Key Success Factor for Managers in
Bandung: Alfabeta. Tourism Businesses, Bangkok
Engel. Et,.al.1994. Customer Behavior 8th University Journal, Vol. 5 (2), p.
Edition. Dryden Press. Horcout Brace 1-8, Bangkok, Thailand.
College Publisher. Joynathsing, Chhavi and Ramkissoon,
Fandy Tjiptono, 2007, Strategi Pemasaran. Haywantee (2010), Understanding
Edisi ke dua, Penerbit Andi, the Behavioral Intention of European
Yogyakarta. Tourists.
Harun Al Rasyid. (1994). Teknik Penarikan Klenosky, David B (2002) The Pull of
Sampel dan Penyusunan Skala. Tourism Destinations: A Means-End
Bandung: Program Studi Ilmu Sosial Investigation.
Bidang Kajian Utama Sosiologi Rewtrakunphaiboon, Walaiporn, 2005.
Antropologi Program Pasca Sarjana Tourism Motivation Research:
UNPAD. Problems and Suggestions, Bangkok
Husein Umar. (2009). Metode Penelitian University
Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis Edisi
Kedua. Jakarta: Rajawali Pers. Website :
Kotler, Phillip and Amstrong, Gary. 2008. http://abdurrahmanadi.wordpress.com/2011/
Marketing Management, 12th edition, 01/19/perilaku-konsumen/
Pearson International Edition. New http://www.analisadaily.com/e-paper/2011-
Jersey: Pratice Hall. 12-30/files/assets/seo/page21.html ,
_____, Phillip and Kevin Lane Keller. 2009. diakses pada tanggal 15/01/2012,
Manajemen Pemasaran, Edisi 13, 14:06:52.
Jakarta: Erlangga. http://www.bogorbotanicgardens.org/
Kusnendi. 2007. Model-Model Persamaan http://id.wikipedia.org/wiki/Kebun_Raya_B
Struktural. Bandung: Alfabeta. ogor
Malhotra, Naresh K.(2009). Riset http://www.kotabogor.go.id
Pemasaran Pendekatan Terapan Jilid http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/10/
I. Jakarta:Indeks. perilaku-konsumen-dalam-
Medik.S., (1993), Dictionary Of Travel and menentukan-keputusan-pembelian-
Hospitality, Heinemand. Ltd. untuk-produk-sepatu/ , diakses pada
Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu. 2009. tanggal 02/08/2011, 11
Perilaku Konsumen, Bandung:
Refika Aditama (Anggota Ikapi).
Pitana, I Gede dan Putu G. Gayatri. 2005.
Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta:
Andi Offset.
Schiffman, Leon G dan Leslie Lazar Kanuk.
2008. Perilaku Konsumen, Edisi 7,
Jakarta: Indeks.
Siswanto Sutojo., (2009), Manajemen
Pemasaran Untuk Eksekutif Non-
Pemasaran, Jakarta: Damar Mulia
Pustaka.
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Bisnis.
Bandung: Alfabeta.

Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol.II, No.1, 2012 - 268

Você também pode gostar