Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Danu Hermansyah
Bagja Waluya
Manajemen Pemasaran Pariwisata FPIPS UPI
ABSTRACT
Bogor Botanical Gardens (KRB), has a tourist attraction (DTW) in the form of natural beauty and
have never experienced a change from the previous hundred years. Tourists (wisnus) contributed
97% of the number of visits, but the number of visits wisnus from year to year decline, with the
known factors that drive wisnus who visited the BBG, BBG manager can know wisnus needs when
traveling, need for such wisnus can be met and can be marketed through various marketing
programs. Based background, then the formulation of this study as follows: 1) Describing the
factors driving wisnus to KRB. 2) How would the decision to visit KRB. 3) How does the influence
of the push factors driving the decision wisnus to visit KRB. This type of study is a deskritif and
verifikatif, so the method used is the explanatory survey. Sampling technique is systematic random
sampling with a sample size of 100 respondents. Data analysis technique used is of the Path
Analysis with SPSS 18.0 software. The results showed that the response domestic tourists of push
factors Driving Been Against Decision to KRB is generally considered quite high. Factors that
gets the highest ratings of the relaxation factor of 0.227 or 22.7%, because KRB has a very
beautiful natural setting and have the cool air that makes wisnus want to make a visit to the KRB
in order to refresh themselves both physically and mentally, while the response factor wisnus
about family and friend togetherness undervalued. Domestic tourists responses to the decision in
general been quite high in value. Factors that gets the highest ratings on the choice of brands for
20.74%. This is because KRB has a very good name in the minds of domestic tourists regarding
both the popularity and uniqueness tourist attraction owned by KRB, and the introduction of the
tourist attraction offered by KRB While assessors are the lowest is in the choice of products and
services that is equal to 19.3%. Verificative results indicate that the push factors driving have a
significant high value in influencing the decision to visit that is equal to 82.43%. This means that
the better the factors that drive the more powerful it wisnus decision to KRB, there is a sub-
variable that does not have a significant influence is relaxation. This is because every wisnus who
visited the KRB aims to relax but now will make a visit to the KRB wisnus obstacles by traffic jam
that often occur in the city of Bogor, the heavy rains that often inhibits wisnus to visit and day trips
to the KRB and the unavailability of the area parking on the weekend.
menjadi perlintasan transportasi orang yang tersebut terjadi karena banyaknya program
berpergian dari benua yang satu ke benua promosi pariwisata yang dilakukan oleh
lainnya. Kementerian Kebudayaan dan pemerintah seperti salah satunya kegiatan
Kepariwisataan (Kemenbudpar) yang pada Visit Indonesia Year yang saat ini berganti
saat ini tahun 2011 disebut Kementrian nama menjadi Wonderful Indonesia kegiatan
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, ini menawarkan wisata yang telah
memprediksi jumlah wisatawan dipersiapkan sesuai dengan potensi yang
mancanegara (wisman) tahun 2012 dimiliki seperti wisata bahari, belanja,
mencapai 8 juta kunjungan dengan olahraga, dan lain-lain. Sektor pariwisata
pengeluaran US$ 8,96 miliar sementara berpengaruh bagi banyak kegiatan usaha di
untuk wisatawan nusantara (wisnus) sebesar tempat berlangsungnya wisatawan
Rp.171,5 triliun, maka angka perolehan di melakukan kegiatan. Industri pariwiwsata
sektor pariwisata ini cukup bersifat Multiplier Effect, yaitu memberikan
menggembirakan. dampak ekonomi yang berkelanjutan bagi
Industri pariwisata Indonesia saat ini industri lainnya seperti pasar, hotel, restoran,
telah mencapai situasi dimana setiap daerah penggunaan rapat di hotel, penjualan
di Indonesia, menjadikan pariwisata sebagai souvenir, paket wisata dan lainnya. Oleh
salah satu industri untuk menambah karena itu pariwisata cenderung memiliki
pendapatan daerahnya, sehingga banyak peranan yang sangat besar dalam kontribusi
event yang diselenggarakan untuk ekonomi kepada sektor usaha lainnya.
memperkenalkan budaya dan daya tarik Meningkatnya jumlah wisnus yang
wisata daerah dengan tujuan untuk menarik melakukan kegiatan wisata diikuti pula oleh
wisatawan datang ke daerah. meningkatnya jumlah kunjungan wisman
Pencapaian Visit indonesia Year 2010 menuju Indonesia. Hal tersebut didukung
(VIY 2010) mengalami peningkatan di oleh program pemerintah Indonesia dalam
tengah kompetisi industri pariwisata di mempromosikan pariwisata Indonesia ke
berbagai belahan dunia dan permasalahan dunia internasional. Daya tarik wisata yang
ekonomi secara global, peningkatan yang dimiliki Indonesia, memiliki keunikan
baik tersebut berlangsung secara stabil di tersendiri bagi wisatawan untuk berkunjung,
tahun setelahnya. Pada tahun 2010, Indonesia memiliki banyak potensi
kunjungan wisatawan melewati target pariwisata yang tersebar di berbagai
pemerintah yaitu 7 juta kunjungan. Hal provinsi. Salah satu potensi pariwisata
tersebut membuktikan ketertarikan terbesar di Indonesia adalah potensi wisata
wisatawan mancanegara (wisman) maupun yang dimiliki provinsi Jawa Barat. Jawa
wisatawan nusantara (wisnus) ke Indonesia Barat dikenal sebagai provinsi yang
meningkat seiring dengan segala potensi memiliki kekayaan budaya dan pariwisata
wisata yang dimiliki oleh Indonesia. Berikut yang beraneka ragam jenisnya, beberapa
data perjalanan wisnus di Indonesia dari diantaranya memiliki kualitas dan daya tarik
tahun 2006 2010. yang potensial yang dapat menarik
TABEL 1.1 kunjungan wisatawan. Daya tarik wisata di
STATISTIK PERTUMBUHAN WISNUS Jawa Barat meliputi berbagai jenis wisata,
DI INDONESIA TAHUN 2006-2010 antara lain alam, gunung, kawah, gua,
Tahun Wisnus pantai, sungai, danau, peninggalan sejarah,
seni budaya, wisata konvensi, museum,
2006 114,391.70 wisata belanja, wisata kuliner, wisata ilmu
pengetahuan dan teknologi.
2007 116,107.60 Jawa Barat merupakan kawasan wisata
unggulan yang memiliki beberapa daya tarik
2008 120,353.40 wisata dalam daerah administratif yang
berbeda baik lintas kabupaten maupun kota,
2009 363,636.36 yang memiliki keunggulan produk wisata
yang dapat bersaing di tingkat regional,
2010 370,641.00 nasional dan bahkan internasional. Terdapat
beberapa daya tarik wisata potensial di
Sumber : Kemenbudpar, 2010.
wilayah Jawa Barat. Berikut jumlah
Berdasarkan Tabel 1.1 dapat diketahui
kunjungan wisnus yang berkunjung ke
bahwa tingkat kunjungan wisnus dari tahun
berbagai Daya Tarik Wisata (DTW) yang
ke tahun mengalami peningkatan. Hal
Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol.II, No.1, 2012 - 246
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENDORONG MOTIVASI WISATAWAN NUSANTARA
TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE KEBUN RAYA BOGOR
(Survei Pada Wisatawan Nusantara yang Berkunjung ke Kebun Raya Bogor)
tersebar di wilayah Jawa Barat tahun 2005- 4 Kebun Kota Bogor 1,145,369
2009. Raya
TABEL 1.2 Bogor
JUMLAH KUNJUNGAN WISNUS
KE JAWA BARAT TAHUN 2005-2009 5 Taman Kab. Bogor 914,956
Tahun Wisnus Safari
Pertumbuhan Indonesia
2005 15.783.659 %
2006 16.890.316 7 Sumber : Disbudpar, 2010.
Berdasarkan Tabel 1.3 diketahui
2007 18.817.932 11
Gunung Tangkuban Perahu menempati
2008 20.132.000 7 posisi pertama sebagai objek wisata di Jawa
2009 26.976.900 34 Barat yang banyak dikunjungi wisatawan.
Gunung Tangkuban Perahu merupakan
Sumber : Modifikasi dari berbagai sumber, wisata alam yang memiliki dataran yang
2009 indah dan menawarkan keindahan alam yang
Berdasarkan Tabel 1.2 diatas dapat menawan yang terletak di kab. Bandung.
diketahui jika jumlah kunjungan wisnus ke DTW selanjutnya yang banyak dikunjungi
Jawa Barat dari tahun ke tahun mengalami wisatawan adalah Makam Sunan Gunung
peningkatan. Hal tersebut dikarenakan Jati dan kawasan air panas Ciater. Salah satu
provinsi Jawa Barat merupakan salah satu DTW yang juga memiliki tingkat kunjungan
provinsi dengan keanekaragaman DTW wisatawan yang cukup tinggi di Jawa Barat
dimulai dari alam, budaya dan buatan/minat adalah Kebun Raya Bogor (KRB), yaitu
khusus. Hal tersebut menjadikan provinsi dengan jumlah kunjungan 1.145.369. KRB
Jawa Barat sebagai salah satu provinsi merupakan atraksi wisata yang
dengan banyak keunggulan dan sebagai menampilkan daya tarik keindahan alam
salah satu provinsi yang besar dan luas yang alami dan tidak pernah mengalami
bentang alamnya. Jawa Barat sebagai salah perubahan dari ratusan tahun sebelumnya.
satu destinasi pariwisata di Indonesia Kebun Raya Bogor (KRB) merupakan
memiliki daya tarik wisata yang potensial salah satu objek wisata alam unggulan
yang dapat menarik wisatawan untuk provinsi Jawa Barat, KRB atau Bogor
berkunjung. Hal tersebut didukung oleh Botanical Garden adalah sebuah kebun
diversifikasi potensi wisata di tiap-tiap kota botani yang mempunyai koleksi bunga
dan kabupaten. Provinsi Jawa Barat majemuk terbesar di dunia yang terletak di
memiliki banyak potensi DTW yang pusat Kota Bogor, Indonesia. Luasnya
diminati wisnus. Berikut 5 besar DTW di mencapai 87 hektar dan memiliki 14.354
Jawa Barat yang banyak dikunjungi jenis koleksi pohon dan tumbuhan. KRB
wisatawan tahun 2009. merupakan museum tanaman hidup dengan
TABEL 1.3 koleksi tanaman tropis terlengkap dan bunga
DATA LIMA BESAR DTW DI JAWA majemuk terbesar di dunia, dibangun dengan
BARAT YANG BANYAK DIKUNJUNGI sebuah konsep pertamanan yang indah. KRB
WISATAWAN TAHUN 2009 menjadi induk dari sejumlah lembaga
N Nama Lokasi Jumlah penelitian di Indonesia dalam bidang
o DTW Kunjunga biologi, pertanian dan pariwisata. Seperti
n Herbarium Bogoriense, Treub
Laboratorium, Bibliotheca Bogoriense,
1 Gn. Kab.Bandun 2,441,452 Museum Zoologicum Bogoriense,
Tangkuba g Laboratorium Penyelidikan Laut dan
n Perahu Pariwisata. Fungsi KRB antara lain
melestarikan, mendayagunakan dan
2 Makam Kab. 1,534,520 mengembangkan potensi tumbuhan melalui
Sunan Cirebon kegiatan konservasi, penelitian, pendidikan,
Gunung peningkatan apresiasi masyarakat terhadap
Jati tumbuhan dan lingkungan dalam upaya
pemanfaatan yang berkelanjutan untuk
3 Ciater Kab.Subang 1,263,968 kesejahteraan masyarakat (social welfare),
dan pariwisata karena mempunyai produk
Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol. II, No.1, 2012 - 247
Danu Hermansyah, Bagja Waluya
wisata yang tidak dimliki oleh daya tarik Motivasi merupakan hal yang
wisata yang lain. mendasar dalam studi tentang wisatawan
Daya tarik wisata tersebut mampu dan pariwisata, karena motivasi merupakan
mendatangkan wisatawan dengan Trigger dari proses perjalanan wisata,
pertumbuhan yang fluktuatif setiap walaupun motivasi seringkali tidak disadari
tahunnya. Berikut jumlah kunjungan secara penuh oleh wisatawan itu sendiri.
wisatawan ke KRB dari tahun 2006 2010. (Pitana dan Gayatri 2005:58).
TABEL 1.4 Keputusan untuk melakukan perjalanan
JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN wisata pada dasarnya sama dengan
KRB TAHUN 2006-2010 keputusan pembelian, yaitu mengeluarkan
Tahun Wisatawan % uang untuk mendapatkan kepuasan. Proses
pengambilan keputusan seorang wisatawan
Pertumbuhan melalui lima fase, yaitu, kebutuhan atau
keinginan untuk melakukan perjalanan,
2006 921.721 pencarian dan penilaian informasi,
keputusan melakukan perjalanan wisata,
2007 971.867 5,44% persiapan perjalanan dan pengalaman
wisata, dan evaluasi kepuasan perjalanan
2008 848.291 -12,71% wisata. (Kotler dan Keller 2009:208)
Proses pengambilan keputusan yang
2009 1.145.369 35,02% dilakukan wisnus untuk berkunjung ke KRB
dipengaruhi oleh faktor-faktor psikologis
2010 845.021 -27,98%
seperti motivasi, persepsi, pembelajaran,
Sumber : Pusat Data dan Informasi KRB, kepribadian, dan sikap, tetapi motivasi
2010. wisatawan merupakan faktor yang
Berdasarkan Tabel 1.4, dapat diketahui terpenting dalam memulai dan mengatur
jumlah kunjungan wisatawan dapat kegiatan-kegiatannya karena motivasi
dikatakan fluktatif, meningkat sebesar mempengaruhi seorang individu dalam
35,02% pada tahun 2009 dibandingkan melakukan pembelian. Motivasi pula yang
tahun sebelumnya. Hal ini dikarenakan membangun seseorang untuk melakukan
adanya produk baru yaitu jenis baru bunga perilaku pembelian, Motivasi adalah suatu
bangkai yang didatangkan dari hasil kebutuhan yang secara cukup dirangsang
ekspedisi para peneliti dari Jambi dan untuk membuat seseorang mencari
Sulawesi Selatan, selanjutnya di tahun 2010 keputusan atas kebutuhannya.
terjadi penurunan jumlah kunjungan yang (http://wartawarga.gunadarma.ac.id, diakses
signifikan sebesar -27,98%. Hal ini pada tanggal 02/08/2011, 11:31:10).
dikarenakan terdapat beberapa daya tarik Motivasi yang melatarbelakangi wisnus
wisata pesaing baru di Kota Bogor. berkunjung ke KRB antara lain faktor-faktor
Wisatawan nusantara (wisnus) memiliki pendorong motivasi wisatawan (push
peranan yang sangat penting bagi factors) dan faktor-faktor penarik motivasi
perkembangan pariwisata Indonesia begitu wisatawan (pull factors). Faktor-faktor
juga dengan KRB karena 97,61% pendorong dan penarik ini merupakan faktor
pengunjung KRB merupakan wisnus, internal dan eksternal yang memotivasi
menurunnnya jumlah kunjungan yang wisatawan untuk mengambil keputusan
signifikan ke KRB dapat menggangu dalam melakukan perjalanan. Fakor
perkembangan KRB sebagai daya tarik pendorong umumnya bersifat sosial-
wisata dan pusat konservasi tanaman psikologis, merupakan person specific
sehingga hal ini perlu diketahuinya motivasi motivaton. (Pitana dan Gayatri 2005:66).
wiasatawan yang berkunjung ke KRB agar Menurut Alghamdi (2007:46) faktor-faktor
dapat diketahui kebutuhan, keinginan dan pendorong yang memotivasi wisatawan
tujuan berkunjung ke KRB. untuk berwisata terdiri dari, escape motives,
Faktor-faktor psikologis seperti relaxation, prestige, family and friend
motivasi, persepsi, pembelajaran, togetherness, knowledge, sport motivations,
kepribadian, dan sikap, mempengaruhi adventure, enjoying natural resources,
wisatawan untuk memutuskan kemana desire for sex, motivations of alcohol
wisatawan akan berkunjung. (Schiffman dan consumption, namun yang diteliti dalam
Kanuk 2008:7) penelitian dan sesuai dengan kondisi di
lapangan yaitu escape motives, relaxation,
Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol.II, No.1, 2012 - 248
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENDORONG MOTIVASI WISATAWAN NUSANTARA
TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE KEBUN RAYA BOGOR
(Survei Pada Wisatawan Nusantara yang Berkunjung ke Kebun Raya Bogor)
Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol. II, No.1, 2012 - 249
Danu Hermansyah, Bagja Waluya
Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol.II, No.1, 2012 - 250
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENDORONG MOTIVASI WISATAWAN NUSANTARA
TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE KEBUN RAYA BOGOR
(Survei Pada Wisatawan Nusantara yang Berkunjung ke Kebun Raya Bogor)
FAKTOR-FAKTOR KEPUTUSAN
PENDORONG BERKUNJUNG
GAMBAR 2.1
PENGARUH FAKTOR-FAKTOR PENDORONG MOTIVASI WISATAWAN TERHADAP
KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE KEBUN RAYA BOGOR
Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol. II, No.1, 2012 - 251
Danu Hermansyah, Bagja Waluya
III. OBJEK DAN METODE mandiri, baik satu variabel atau lebih tanpa
PENELITIAN membuat perbandingan, atau
3.1. Objek penelitian menghubungkan antara variabel satu dengan
Penelitian ini menganalisis variabel yang lain. Melalui penelitian deskriptif ini,
bebas atau independent variable dan maka dapat diperoleh gambaran mengenai
variabel terikat dependent variable, dalam faktor-faktor pendorong (X) yang memiliki
penelitian ini yang menjadi variabel bebas lima sub variabel yaitu dari (X1.1) escape
adalah faktor-faktor pendorong sebagai X motives,(X1.2) relaxation, (X1.3) family and
(independen) yang terdiri dari (X1.1) escape friend togetherness, (X1.4) knowledge, (X1.5)
motives, (X1.2) relaxation, (X1.3) family and enjoying natural resources, kemudian objek
friend togetherness, (X1.4) knowledge, (X1.5) penelitian yang menjadi variabel terikat
enjoying natural resources sedangkan adalah keputusan berkunjung (Y) sebagai
keputusan berkunjung sebagai Y yang variabel terikat yang memiliki sub variabel
merupakan variabel tidak bebas (dependen) pemilihan produk atau jasa, pilihan merek,
yang terdiri dari pemilihan produk/jasa, pilihan saluran kunjungan, waktu kunjungan
pemilihan merek, pilhan saluran distribusi, dan pilihan jumlah kunjungan.
pilihan waktu berkunjung, dan pilihan Sifat verifikatif pada dasarnya ingin
jumlah kunjungan. menguji kebenaran dari suatu hipotesis yang
Objek penelitian ini adalah pendapat dilaksanakan melalui pengumpulan data
responden tentang Analisis Faktor-faktor dilapangan, dalam hal ini penelitian
Pendorong Motivasi Wisatawan Nusantara verifikatif bertujuan untuk mengetahui
(Wisnus) terhadap Keputusan Berkunjung pengaruh faktor-faktor pendorong motivasi
ke Kebun Raya Bogor (KRB), sedangkan wisatawan terhadap keputusan berkunjung,
subjek penelitian ini adalah wisnus yang berdasarkan jenis penelitiannya yaitu
berkunjung ke KRB. penelitian deskriptif dan verifikatif maka
Pelaksanaan penelitian ini berlangsung metode yang digunakan dalam penelitian ini
selama kurun waktu kurang dari satu tahun, adalah survey explanatory.
maka metode yang digunakan pada Berdasarkan jenis penelitian tersebut
penelitian ini adalah metode cross sectional. digunakan metode informasi dari sebagian
Cross Sectional Method adalah metode populasi dikumpulkan langsung ditempat
penelitian dengan cara mempelajari objek kejadian dengan tujuan untuk mengetahui
dalam satu kurun waktu saja (tidak pendapat dari sebagian populasi terhadap
berkesinambungan dalam jangka waktu objek yang sedang diteliti.
panjang). (Husein Umar, 2009:45). Penelitian ini dilakukan dalam kurun
waktu kurang dari satu tahun, yaitu mulai
3.2 Metode Penelitian dari bulan September 2011 sampai dengan
Metode penelitian dapat diartikan bulan Desember 2011, maka pendekatan
sebagai suatu cara kerja untuk mencapai yang digunakan menurut Sugiyono (2008:8)
tujuan tertentu, agar dapat terkumpul data Cross sectional method adalah metode
serta dapat mencapai tujuan penelitian itu penelitian yang mempelajari objek dalam
sendiri, sedangkan menurut Sugiyono kurun waktu tertentu (tidak
(2008:5) metode penelitian dapat diartikan berkesinambungan dalam jangka waktu
sebagai cara ilmiah, yang dilakukan untuk panjang).
mendapatkan data yang objektif, valid dan
reliabel, dengan tujuan dapat ditemukan, 3.2.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian
dibuktikan, dan dikembangkan suatu Penelitian ini meliputi dua variabel inti,
pengetahuan untuk memahami, yaitu variabel bebas dan variabel terikat.
memecahkan dan mengantisipasi masalah. Menurut Asep Hermawan (2006:53), yang
dimaksud dengan variabel bebas
3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode yang (independent variable) adalah variabel yang
Digunakan mempengaruhi variabel terikat secara positif
Berdasarkan variabel-variabel yang maupun negatif. Variabel terikat (dependent
diteliti maka jenis penelitian dari penelitian variable) merupakan variabel yang
ini adalah penelitian deskriptif dan dipengaruhi oleh variabel bebas.
verifikatif. Menurut pendapat Sugiyono Variabel yang diteliti pada penelitian
(2008:11) mengemukakan bahwa metode ini adalah mengenai faktor-faktor pendorong
penelitian deskritiptif adalah penelitian yang (X) yang memiliki lima sub variabel yaitu
dilakukan untuk mengetahui nilai variabel (X1.1) escape motives,(X1.2) relaxation, (X1.3)
Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol.II, No.1, 2012 - 252
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENDORONG MOTIVASI WISATAWAN NUSANTARA
TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE KEBUN RAYA BOGOR
(Survei Pada Wisatawan Nusantara yang Berkunjung ke Kebun Raya Bogor)
1 2 3 4 5 6
Salah satu faktor motivasi atau kebutuhan yang timbul akibat ketidakseimbangan
Faktor- atau ketegangan dalam sistem motivasi, sebagai faktor yang memotivasi atau
faktor membuat keinginan untuk bepergian.(Alghamdi 2007:46)
pendorong
(X)
Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol. II, No.1, 2012 - 253
Danu Hermansyah, Bagja Waluya
Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol.II, No.1, 2012 - 254
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENDORONG MOTIVASI WISATAWAN NUSANTARA
TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE KEBUN RAYA BOGOR
(Survei Pada Wisatawan Nusantara yang Berkunjung ke Kebun Raya Bogor)
Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol. II, No.1, 2012 - 255
Danu Hermansyah, Bagja Waluya
X1
X2
X3 Y
X4
X5
=
(1 2 (1, 2, 3))( + + )
( 1)
t mengikuti distribusi t-student
dengan derajat kebebasan n-k-1.
Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol.II, No.1, 2012 - 256
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENDORONG MOTIVASI WISATAWAN NUSANTARA
TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE KEBUN RAYA BOGOR
(Survei Pada Wisatawan Nusantara yang Berkunjung ke Kebun Raya Bogor)
TABEL 4.1
REKAPITULASI TANGGAPAN WISATAWAN NUSANTARA TERHADAP ANALISIS
FAKTOR-FAKTOR PENDORONG DI KRB
No Sub Total Item Rata-rata Indeks
variabel Skor Pertanyaan % Rata-rata
%
1 Escape Motives 1135 3 378,33 18,98 75,6
2 Relaxation 907 2 453,5 22,76 90,6
Family and Friend 2 368,5 18,49 73,7
3 737
Togetherness
4 Knowledge 1206 3 402 20,17 80,4
Enjoying Natural 2 390,5 78,1
5 781 19,6
Resources
Total 4766 1992,83 100 398,4
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer,
2011.
Tabel 4.27 tersebut menunjukkan
79,68% 90,6% 80,4%
bahwa sub variabel faktor-faktor pendorong
di KRB. Perolehan skor paling besar yaitu 75,6% 73,7% 78,1%
pada variabel realaxation sebesar 22,76%
atau sebesar 90,6% pada indeks rata-rata.
Hal ini menandakan bahwa relaxation saat
berada di KRB memiliki penilaian yang baik
oleh wisatawan nusantara. Hal tersebut
menandakan bahwa keinginan atau
dorongan wisatawan nusantara untuk
merelaksasikan diri baik fisik maupun
pikiran sangat tinggi dengan berkunjung ke
GAMBAR 4.1
KRB.
REKAPITULASI TANGGAPAN
Perolehan skor dari penilaian
WISATAWAN NUSANTARA
wisatawan nusantara mengenai faktor-faktor
TERHADAP ANALISIS FAKTOR-
pendorong yang dengan jumlah nilai skor
FAKTOR PENDORONG DI KRB
terendah yaitu pada sub variabel family and
Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer,
friends togetherness dengan skor 18,98%
2011.
atau sebesar 73,7% pada indeks rata-rata. hal
Secara keseluruhan tanggapan
tersebut menandakan bahwa family and
wisatawan nusantara mengenai analisis
friends togetherness mendapatkan perolehan
faktor-faktor pendorong dapat diketahui
skor lebih kecil dibandingkan dengan sub
kedudukannya berdasarkan skor yang
variabel faktor-faktor pendorong di KRB
didapat dari data Tabel 4.27. Nilai tersebut
seperti escape motives, relaxation,
dibandingkan dengan kriteria skor standar
knowledge, dan enjoying natural resources.
yang diperoleh melalui perhitungan skor
Hal ini disebabkan kurangnya sarana yang
ideal (criterium) dan skor terkecil, sehingga
mendukung untuk berkumpul atau
melalui skor standar tersebut dapat diketahui
mempererat tali persaudaraan. Hasil
daerah kontinium yang menunjukan wilayah
pengolahan data tersebut disajikan pada
ideal dari variabel analisis faktor-faktor
Gambar 4.1 berikut ini:
pendorong KRB, hal tersebut dapat
diperoleh melalui rumus Sugiyono
(2008:141) sebagai berikut:
1. Mencari skor ideal analisis faktor-
faktor pendorong di KRB:
Skor ideal Skor tertinggi x jumlah
pertanyaan (ukuran) x jumlah
responden
Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol. II, No.1, 2012 - 257
Danu Hermansyah, Bagja Waluya
Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol. II, No.1, 2012 - 259
Danu Hermansyah, Bagja Waluya
Y (keputusan 0.583
1 0.681 0.335 0.418 0.710
berkunjung)
Escape motives 0.250
0.681 1 0.362 0.016 0.394
(X1)
Relaxation (X2) 0.335 0.362 1 -0.253 0.457 0.233
Family and 0.130
friend
0.418 0.016 -0.253 1 0.209
togetherness
(X3)
Knowledge (X4) 0.710 0.394 0.457 0.209 1 0.589
Enjoying natural 1
0.583 0.250 0.233 0.130 0.589
resources (X5)
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer,
2011.
Berdasarkan Tabel 4.3 menunjukkan menambah pengetahuan sambil menikmati
hubungan setiap sub variabel X dari X1 keindahan alam di KRB, sedangkan untuk
hingga X5 dengan Y. Berdasarkan hasil korelasi terbesar antara setiap sub variabel
matriks variabel analisis faktor-faktor analisis faktor-faktor pendorong dimiliki
pendorong terhadap keputusan berkunjung oleh knowledge dengan enjoying natural
diperoleh hasil korelasi secara berurutan dari resources, yaitu sebesar 0,589. Koefisien
yang tertinggi hingga terendah yaitu tersebut menunjukan bahwa antara
knowledge (0.710), escape motives (0.681), knowledge dengan enjoying natural
enjoying natural resources (0.583), family resources memiliki hubungan yang
and friend togetherness (0.418), dan signifikan.
relaxation (0.335). Berdasarkan hasil korelasi, selanjutnya
Berdasarkan Tabel 4.34 diketahui untuk menguji koefisien jalur berdasarkan
bahwa nilai hubungan antar sub variabel teori bahwa terdapat pengaruh analisis
analisis faktor-faktor pendorong dengan faktor-faktor pendorong yang terdiri dari lini
keputusan berkunjung, yang terbesar adalah escape motives (X1.1), relaxation (X1.2),
knowledge dengan keputusan berkunjung family and friend togetherness (X1.3),
yaitu sebesar 0,710. Koefisien tersebut knowledge (X1.4), dan enjoying natural
menunjukan bahwa knowledge dengan resources (X1.5) terhadap keputusan
keputusan berkunjung memiliki variabel berkunjung (Y) akan dilakukan uji F untuk
yang signifikan. Knowledge memperoleh mengetahui hasil hipotesis. Secara lengkap
korelasi terbesar karena knowledge hasil pengolahan data uji F melalui program
merupakan analisis dimana wisatawan SPSS (Statistical Product for Service
nusantara yang datang ke KRB karena ingin
Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol.II, No.1, 2012 - 260
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENDORONG MOTIVASI WISATAWAN NUSANTARA
TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE KEBUN RAYA BOGOR
(Survei Pada Wisatawan Nusantara yang Berkunjung ke Kebun Raya Bogor)
TABEL 4.5
HASIL PENGUJIAN INDIVIDUAL KOEFISIEN JALUR
Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol. II, No.1, 2012 - 261
Danu Hermansyah, Bagja Waluya
Escape motives
0.414
(X1)
0,362 0,483
Relaxation
0,016
(X2)
0,060
0,394 -0,253
Family and
0,589 0,238
Enjoying natural
resources
(X5)
Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol.II, No.1, 2012 - 262
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENDORONG MOTIVASI WISATAWAN NUSANTARA
TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE KEBUN RAYA BOGOR
(Survei Pada Wisatawan Nusantara yang Berkunjung ke Kebun Raya Bogor)
TABEL 4.6
HASIL PENGUJIAN KOEFISIEN JALUR, PENGARUH LANGSUNG DAN TIDAK
LANGSUNG DARI FAKTOR-FAKTOR PENDORONG TERHDAP KEPUTUSAN
BERKUNJUNG KE KEBUN RAYA BOGOR
Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol. II, No.1, 2012 - 263
Danu Hermansyah, Bagja Waluya
escape motives
0.416
(X1)
0,493
0,016 Family and
friends
0,394
togetherness 0,315
0,250 (X2)
0, 209 Y
0,130 Knowledge 0,311
(X3)
0,589
enjoying natural 0,235
resources
(X4)
Berdasarkan diagram jalur yang sudah untuk mengetahui pengaruh langsung dan
melakukan proses trimming pengujian tidak langsung antara sub variabel yang
hipotesis pada Gambar 4.43 maka dilakukan disajikan dalam Tabel 4.7 berikut:
perhitungan
TABEL 4.7
HASIL PENGUJIAN KOEFISIEN JALUR, PENGARUH LANGSUNG DAN TIDAK
LANGSUNG DARI FAKTOR-FAKTOR PENDORONG TERHADAP KEPUTUSAN
BERKUNJUNG KE KRB
Pengar
uh Pengaruh Tidak Langsung Melalui t hitung
Langsu R2YX1, (t Keputu
X Esca Family knowle Sig.
ng YX2 tabel=1. san
Terhad pe and dge Enjoyi 99)
ap Y motiv friend X3 ng
es together natura
Escape X1 ness X2 l 0.0 Ho
motives 0.243 - 0.0025 0.0604 0.029 0.3349 10.611 Ditolak
resour 00
(X1) ces X4
Family
and 0.002 0.0 Ho
0.0992 - 0.0205 0.0096 0.1318 7.185
friend 5 00 Ditolak
together
Knowled
ness (X2) 0.060 0.0
0.0967 0.0205 - 0.0431 0.2207 5.501
ge (X3) 4 00 Ho
Enjoying Ditolak
natural 0.0 Ho
0.0552 0.029 0.0096 0.0431 - 0.1369 4.444
resource 00 Ditolak
s (X4)
R2 0.8243
Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer, 2011
Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol.II, No.1, 2012 - 264
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENDORONG MOTIVASI WISATAWAN NUSANTARA
TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE KEBUN RAYA BOGOR
(Survei Pada Wisatawan Nusantara yang Berkunjung ke Kebun Raya Bogor)
Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol. II, No.1, 2012 - 265
Danu Hermansyah, Bagja Waluya
Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol.II, No.1, 2012 - 266
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENDORONG MOTIVASI WISATAWAN NUSANTARA
TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE KEBUN RAYA BOGOR
(Survei Pada Wisatawan Nusantara yang Berkunjung ke Kebun Raya Bogor)
Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol. II, No.1, 2012 - 267
Danu Hermansyah, Bagja Waluya
Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol.II, No.1, 2012 - 268