Você está na página 1de 23

LAPORAN AKHIR

TATA KELOLA KOORDINASI


Pemulihan Ekonomi
Di Wilayah Pasca Bencana
Dengan Kementerian Pertanian

AFIF ALFIAN, SE
NIP. 19790331 200912 1001
Kepala Seksi Pemulihan Ekonomi
Direktorat Pemulihan Dan Peningkatan Sosial-Ekonomi
BNPB

Diklat Pim 4 Angkatan 1


Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
Tahun 2017
DAFTAR ISI
Hal

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Profile Organisasi BNPB 1


1.2. Kondisi Saat ini 1
1.3. Kondisi Diharapkan 2
1.4. Permasalahan 2
1.5. Solusi 2

BAB II DESKRIPSI PROYEK PERUBAHAN

2.1. Deskripsi Proyek Perubahan 3


2.2. Tujuan Perubahan 3
2.3. Manfaat Perubahan 3
2.4. Ruang Lingkup Perubahan 4
2.5. Milestone 4
2.6. Organisasi Proyek Perubahan 5

BAB III PELAKSANAAN PROYEK PERUBAHAN

3.1. Kegiatan Proyek Perubahan 7


3.2. Hasil Pelaksanan Kegiatan
1) Pembentukan Tim Efektif 8
2) Koordinasi Tim Efektif 9
3) Pengumpulan Dokumen Pedoman Umum dan Petunjuk Tekhnis Lingkup
Kementerian Pertanian 10
4) Identifikasi Bantuan dan Persyaratan Bantuan Lingkup Dirjen di Kementerian
Pertanian. 10
5) Identifikasi Bantuan untuk di wilayah pascabencana. 10
6) Identifikasi mekanisme bantuan untuk di wilayah pascabencana. 10
7) Hasil (Produk) Kegiatan
a. Sosialisasi 18

BAB IV PENUTUP 21

LAMPIRAN :

a) Tata Kelola Koordinasi Pemulihan Ekonomi Di Wilayah Pascabencana Dengan Kementerian


Pertanian.

b) Lampiran Dokumen Pelaksanaan Kegiatan


BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Profile Organisasi BNPB

BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) merupakan organisasi yang dibentuk pemerintah
berdasarkan amanat UU No.24 Tahun 2007, pada pasal 5 disebutkan Pemerintah membentuk Badan
Nasional Penanggulangan Bencana. Dan pada Pasal 13 disebutkan Badan Nasional Penanggulangan
Bencana mempunyai fungsi meliputi :

a. Perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi


dengan bertindak cepat, dan tepat serta efektif dan efisien; dan

b. Pengoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara terencana, terpadu


dan menyeluruh.

Untuk melaksankan fungsi tersebut, BNPB dipimpin seorang Kepala setingkat menteri dan 4 Deputi,
yaitu : Deputi Pencegahan Dan Kesiapsiagaan, Deputi Penanganan Darurat, Deputi Rehabilitasi Dan
Rekonstruksi, dan Deputi Logistik Dan Peralatan.

Dalam penanganan bencana dilakukan pentahapan berupa Pra Bencana, Tanggap Darurat, dan Pasca
Bencana. Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstrusi merupakan organisasi eselon 1 yang bertugas
melakukan kegiatan pada masa pascabencana. Untuk melaksanakan tugas tersebut diatur dalam
Peraturan Kepala BNPB No.10 Tahun 2013 tentang Perubahan Perka BNPB No.1 tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja BNPB. Pada Pasal 171 Perka ini disebutkan tugas Deputi Rehabilitasi dan
Rekosntruksi mempunyai tugas mengkoordinasikan dan melaksanakan kebijakan umum di bidang
Penanggulangan bencana pada pascabencana.

Untuk melaksanakan tugasnya di masa pascabencana, Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi
dipimpin oleh seorang Deputi dan dibantu 3 Direktorat, yaitu Direktorat Penilaian Kerusakan,
Direktorat Pemulihan dan Peningkatan Fisik, dan Direktorat Pemulihan dan Peningkatan Ekonomi.

Direktorat Pemulihan dan Peningkatan Sosial Ekonomi bertugas (pasal 200 Perka BNPB No.1 Th.2008)
melaksanakan pengkoordinasian penyusunan kebijakan umum, hubungan kerja,
rencanancanaelaksanaan serta pemantauan, evaluasi dan analisis pelaporan di bidang pemulihan non
fisik akibat bencana. Dalam melaksanakan tugasnya Direktorat ini dipimpin oleh seorang Direktur dan
dibantu 2 Kepala Subdirektorat, yaitu Kasubdit Pemulihan-Peningkatan Ekonomi, dan Kasubdit
Pemulihan-Peningkatan Sosial.

Kasubdit Pemulihan dan Peningkatan Ekonomi bertugas melaksanakan kegiatan pemulihan di bidang
ekonomi yang dibantu oleh Kepala Seksi Pemulihan Ekonomi dan Kepala Seksi Peningkatan Ekonomi.

Kepala Seksi Pemulihan ekonomi bertugas melakukan urusan penyiapan penyusunan bahan rencana
dan pelaksanaan serta pemantauan, evaluasi dan analisis pelaporan dibidang bantuan dan pinjaman
korban bencana.

1.2.Kondisi Saat Ini

Bantuan pemulihan ekonomi bersumber dari 2 dana, yaitu Dana Kementerian/Lembaga dan Dana
Hibah Rehabilitasi dan Rekonstruksi BNPB. Dalam masa pascabencana diharapkan
Kementerian/Lembaga sudah dapat berperan dalam rangka pemulihan pascabencana, dan adapun bila
ada kekurangan maka akan dilengkapi oleh Dana Hibah-BNPB.

Diklat Pim 4 Angkatan 1 Tahun 2017 Halaman 1


Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi sebagai bagian dari organisasi di BNPB yang ditugaskan
melakukan pemulihan pascabencana melakukan beberapa tahapan dalam proses pemulihan
pascabencana. Proses pertama adalah dengan menurunkan Tim Verifikasi Kerusakan-Kerugian dampak
dari Bencana. Proses Kedua Melakukan Rapat Koordinasi dengan Kementerian/Lembaga untuk
menanyakan kesediaan anggaran di Kementerian/Lembaga. Proses Ketiga Mengusulkan Dana
Rehabilitasi dan Rekonstruksi Kepada Kementerian Keuangan pada kegiatan yang tidak dilakukan oleh
Kementerian/Lembaga. Proses Keempat Pelaksanaan Pemulihan dengan Dana Hibah RR.

Pada Proses Kedua, Melakukan Rapat Koordinasi dengan Kementerian/Lembaga, maka pada rapat
tersebut akan ditanyakan apakah di Kementerian/Lembaga tersedia dana untuk pemulihan
pascabencana. Ada yang tersedia dana untuk pemulihan pascabencana dan ada yang tidak tersedia.
Maka focus dari proyek perubahan yang ditawarkan ini adalah bagaimana mendorong Kementerian
Pertanian untuk menyiapkan dana pemulihan pascabencana sector pertanian dan mekanisme apa
yang perlu dilakukan untuk mempercepat bantuan pemulihan pasca bencana.

1.3.Kondisi Diharapkan

Kondisi yang diharapkan dengan Proyek Perubahan ini adalah mempercepat penyaluran bantuan
untuk pemulihan sector pertanian. Dengan cara memperbaiki pada Proses Pertama dan Proses Kedua
pada apa yang dilakukan oleh Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi.

Pada Proses Pertama, Tim Verifikasi yang turun dilapangan telah menyiapkan dokumen-dokumen /
informasi yang dibutuhkan oleh Kementerian Pertanian untuk melakukan eksekusi keputusan
penyaluran bantuan sector pertanian.

Pada Proses Kedua, dalam Rapat Koordinasi tidak lagi menanyakan Kesediaan Dana di
Kementerian/Lembaga. Karena hal ini sudah kita ketahui dan kita lakukan pada awal tahun anggaran.
Namun yang ditanyakan adalah Bagaimana Jadwal Pelaksanaan penyaluran bantuan karena kita
sudah menyiapkan dokumen/informasi yang dibutuhkan oleh Kementerian Pertanian.

1.4.Permasalahan

Untuk mencapai kondisi yang diharapkan tersebut, maka terdapat permasalahan sebagai berikut :

a. Pelaksanaan koordinasi penanganan pascabencana belum terarah atau tepat sasaran sehingga
proses administrasi memakan waktu lama atau bahkan tidak ada jawaban dari Kementerian
terkait. Misalnya Surat Permohonan Bantuan Partisipasi Program Pemulihan Pascabencana
masuk Ke Sekretariat Jenderal, kemudian Disposisi ke Direktorat Jenderal, kemudian disposisi
ke Direktur tertentu.

b. Pengkoordinasian belum dilaksanakan secara intensif dengan Kementerian/Lembaga terkait


dalam rangka bantuan pemulihan ekonomi di wilayah pascabencana.

1.5.Solusi

Maka untuk menyelesaikan masalah koordinasi dengan Kementerian Pertanian, perlu dibuatkan Tata
Kelola Koordinasi Pemulihan Ekonomi di Wilayah Pascabencana Dengan Kementerian/Lembaga (Untuk
Proyek Perubahan ini akan dilaksanakan kepada Kementerian Pertanian).

Diklat Pim 4 Angkatan 1 Tahun 2017 Halaman 2


BAB II
DESKRIPSI PROYEK PERUBAHAN
2.1. Isi Pokok Proyek Perubahan
Tata Kelola Koordinasi Pemulihan Ekonomi Pascabencana dengan Kementerian Pertanian ini
merupakan :

a. langkah-langkah atau tahapan dalam rangka berkoordinasi yang baik, cepat, dan efisien antara
BNPB (Direktorat Pemulihan Dan Peningkatan Sosial Ekonomi) dengan kementerian pertanian
sehingga program dan pendanaan pemulihan ekonomi sector pertanian dapat dilaksanakan
dengan segera.

b. Peng-identifikasian kemana atau kepada siapa koordinasi perlu dilakukan di lingkungan


kementerian pertanian untuk pemulihan ekonomi sector pertanian di wilayah pascabencana.

2.2. Tujuan Perubahan


a. Jangka Pendek

Tersusunnya Tata Kelola Koordinasi pemulihan ekonomi sector pertanian di wilayah


pascabencana.

b. Jangka Menengah

Terlaksananya pemulihan ekonomi sector pertanian di wilayah pascabencana.

c. Jangka Panjang

Monitoring dan Evaluasi pelaksanaan koordinasi dan pelaksanaan bantuan pertanian di


wilayah pascabencana.

Perbaikan dan Pengembangan Tata Kelola Koordinasi pemulihan ekonomi di wilayah


pascabencana dengan kementerian pertanian.

2.3. Manfaat Perubahan


Dengan Tata Kelola Koordinasi ini akan didapatkan Manfaat sebagai berikut:

a. Manfaat Bagi Organisasi

Terlaksananya koordinasi yang baik dengan Kementerian pertanian dalam rangka


Pemulihan ekonomi sector pertanian di wilayah pascabencana.

b. Manfaat Bagi Masyarakat

Terlaksananya pemulihan ekonomi sector pertanian di wilayah pascabencana dengan


cepat dan tepat sasaran.

Diklat Pim 4 Angkatan 1 Tahun 2017 Halaman 3


2.4. Ruang Lingkup Perubahan
a. Pengumpulan dokumen Petunjuk Teknis Bantuan Pertanian Di Lingkup Dirjen Kementerian
Pertanian.

b. Identifikasi Bantuan dan Mekanisme yang dilaksanakan di setiap Dirjen di Kementerian


Pertanian.

c. Identifikasi Bantuan yang bisa dilakukan di Wilayah Pascabencana.

d. Identifikasi Mekanisme seperti apa yang bisa dilakukan untuk di wilayah pascabencana.

e. Pelaksanaan Bantuan pemulihan ekonomi sector pertanian di wilayah pascabencana.

f. Monitoring Dan Evaluasi pelaksanaan Koordinasi.

g. Perbaikan dan pengembangan Tata Kelola Koordinasi.

2.5. Milestone
NO MILESTONE OUTPUT

JANGKA PENDEK
1 Pembentukan Tim Efektif Stakeholder mengetahui kegiatan yang akan dilaksanakan

2 Koordinasi Tim Efektif Stakeholder memahami peran dalam Tim

3 Pengumpulan dokumen Terkumpulnya dokumen petunjuk tekhnis bantuan


petunjuk tekhnis bantuan
lingkup Dirjen Kementerian
Pertanian

4 Identifikasi bantuan dan Teridentifikasi bantuan dan persyaratan bantuan dirjen


persyaratan bantuan lingkup lingkup Kementerian Pertanian
Dirjen Kementerian Pertanian

5 Identifikasi bantuan dan Teridentifikasi bantuan dan persyaratan bantuan untuk di


persyaratan untuk di wilayah wilayah pascabencana
pascabencana

6 Identifikasi mekanisme bantuan Teridentifikasi mekanisme bantuan untuk di wilayah


untuk di wilayah pascabencana pascabencana

7 Hasil Tata Kelola Koordinasi Hasil Dokumen Panduan


Pemulihan Ekonomi Sektor
Pertanian Di Wilayah
Pascabencana

Diklat Pim 4 Angkatan 1 Tahun 2017 Halaman 4


NO MILESTONE OUTPUT

JANGKA MENENGAH
1 Legalisasi Dokumen Tata Kelola Lampiran Perjanjian Kerjasama antara BNPB dengan
Koordinasi Pemulihan Ekonomi Kementerian Pertanian
Di Wilayah Pascabencana
Dengan Kementerian Pertanian

2 Pelaksanaan pemulihan Terlaksananya bantuan pemulihan ekonomi sector


ekonomi sector pertanian di pertanian di wilayah pascabencana.
wilayah pascabencana

NO MILESTONE OUTPUT

JANGKA PANJANG
1 Monitoring dan evaluasi Terlaksananya monitoring dan evaluasi
terhadap koordinasi dan
pelaksanaan

2 Perbaikan dan pengembangan Terlaksananya perbaikan dan pengembagan Tata kelola


tata kelola koordinasi sector koordinasi sector pertanian.
pertanian

Diklat Pim 4 Angkatan 1 Tahun 2017 Halaman 5


2.6. Organisasi Proyek Perubahan
a. Struktur Organisasi

Peran Dalam Struktur Organisasi

1. Ir. Sutanto : Memberikan arahan dan tempat konsultasi pembuatan Tata Kelola Koordinasi.

2. Kepala Seksi Peningkatan Ekonomi : Memberikan masukkan Perbaikan Panduan.

3. Kepala Seksi Estimasi Pembiayaan Sosial Ekonomi : Mengkoordinir pelaksanaan Tim Verifikasi
Penilaian dampak bencana.

4. Arie Lestari : Membantu pembuatan Tata Kelola Koordinasi.

5. Rahmi Razak : Koordinasi dan informasi dalam pembuatan Tata Kelola Koordinasi

6. Tulus Tri Margono, SP : Koordinasi dan informasi dalam pembuatan Tata Kelola Koordinasi

7. Pejabat Eselon 1-4 Lingkup Kementerian Pertanian : Koordinasi Dan Informasi.

8. Biro Perencanaan Dirjen-Dirjen Lingkup Kementerian Pertanian : Koordinasi dan Informasi.

Diklat Pim 4 Angkatan 1 Tahun 2017 Halaman 6


BAB III
PELAKSANAAN PROYEK PERUBAHAN
3.1.Kegiatan Proyek Perubahan

Kegiatan yang dilaksanakan pada proyek perubahan ini adalah sebagai berikut :

NO MILESTONE REALISASI OUTPUT

JANGKA PENDEK
1 Pembentukan Tim Efektif

a. Pemberitahuan kepada Terlaksana (25 April 2017) Stakeholder mengetahui


stakeholder internal dan kegiatan yang akan
eksternal dilaksanakan

Surat Tugas

2 Koordinasi Tim Efektif

a. Rapat Tim Terlaksana (26 April 2017) Stakeholder memahami peran


dalam Tim

3 Pengumpulan dokumen Terlaksana (27 April 2017 Terkumpulnya dokumen petunjuk


petunjuk tekhnis bantuan 12 Mei 2017) tekhnis bantuan
lingkup Dirjen Kementerian
Pertanian

4 Identifikasi bantuan dan Terlaksana (8 Mei 2017 27 Teridentifikasi bantuan dan


persyaratan bantuan lingkup Mei 2017) persyaratan bantuan dirjen
Dirjen Kementerian Pertanian lingkup Kementerian Pertanian

5 Identifikasi bantuan dan Terlaksana (8 Mei 2017 27 Teridentifikasi bantuan dan


persyaratan untuk di wilayah Mei 2017) persyaratan bantuan untuk di
pascabencana wilayah pascabencana

6 Identifikasi mekanisme Terlaksana (8 Mei 2017 24 Teridentifikasi mekanisme


bantuan untuk di wilayah Mei 2017) bantuan untuk di wilayah
pascabencana pascabencana

7 Hasil Tata Kelola Koordinasi Terlaksana Hasil Dokumen Panduan


Pemulihan Ekonomi Sektor
Pertanian Di Wilayah
Pascabencana

a. Penyusunan 25 Mei 6 Juni 2017


b. Sosialisasi 7-16 Juni 2017
c. Perbaikan/Finalisasi 19-23 Juni 2017

Diklat Pim 4 Angkatan 1 Tahun 2017 Halaman 7


NO MILESTONE REALISASI OUTPUT

JANGKA MENENGAH
1 Melakukan Legalisasi Dokumen Januari 2018 Lampiran Perjanjian
Tata Kelola Koordinasi Pemulihan Kerjasaama antara BNPB
Ekonomi Di Wilayah Pascabencana dan Kementerian
Dengan Kementerian Pertanian Pertanian

2 Pelaksanaan pemulihan ekonomi Januari 2018 Terlaksananya bantuan


sector pertanian di wilayah Desember 2018 pemulihan ekonomi sector
pascabencana pertanian di wilayah
pascabencana.

NO MILESTONE REALISASI OUTPUT

JANGKA PANJANG
1 Monitoring dan evaluasi terhadap Januari 2018 Terlaksananya monitoring
koordinasi dan pelaksanaan Desember 2018 dan evaluasi

2 Perbaikan dan pengembangan tata Januari 2018 Terlaksananya perbaikan


kelola koordinasi sector pertanian Desember 2018 dan pengembagan Tata
kelola koordinasi sector
pertanian.

3.2.Hasil Pelaksanaan Kegiatan

1) Pembentukan Tim Efektif

Untuk terlaksananya proyek perubahan ini, Project Leader membentuk Tim yang akan
membantu pelaksanaan proyek perubahan mulai dari jangka pendek sampai jangka panjang.
Tim Efektif terdiri dari : Tim Internal dan Tim Eksternal.

Tim Internal adalah :

No Nama Jabatan Tugas

1 Ir. Syavera Kepala Seksi Peningkatan Ekonomi Memberi masukan dan


Mereview draft Tata Kelola
Koordinasi.

2 Arie Lestari Staf Direktorat Pemulihan Dan Mendata Juknis dan


Peningkatan Sosial Ekonomi Pedoman Umum
Kementerian Pertanian
terkait Proyek Perubahan.

Mendata Sektor Pertanian di


Daerah Terdampak bencana.

Diklat Pim 4 Angkatan 1 Tahun 2017 Halaman 8


Tim Eksternal adalah :

No Nama Jabatan Tugas

1 Rasmi Razak Fungsional Perencana Kementerian Sebagai sumber informasi


Pertanian kontak person yang perlu
dihubungi di Kementerian
Pertanian dan juga sebagai
Narasumber

2 Tulus Tri Staf Dirjen Perkebunan Kementerian Sebagai sumber informasi


Margono Pertanian kontak person yang perlu
dihubungi di Kementerian
Pertanian dan juga sebagai
Narasumber

2) Koordinasi Tim Efektif

Untuk menjelaskan tugas maka dilaksanakan Rapat penyamaan persepsi dan pemberitahuan
tugas kepada Tim efektif internal.

Tim Efektif Internal :


Ir. Syafera = Kepala Seksi Peningkatan Ekonomi
Arie Lestari = Staf Direktorat Pemulihan dan Peningkatan Ekonomi

Untuk Tim Efektif eksternal, komunikasi dilakukan melalui whatsup.

Tim Efektif Eksternal :

Ibu Rasmi Razak = Fungsional Perencana Biro Perencanaan Kementerian Pertanian.


Tulus Trimargono = Staf Ditjen Perkebunan Kementerian Pertanian

Diklat Pim 4 Angkatan 1 Tahun 2017 Halaman 9


3) Pengumpulan Dokumen Pedoman Umum dan Petunjuk Teknis Lingkup Kementerian Pertanian

Sebagai informasi awal tentang kegiatan dan program yang ada di Kementerian Pertanian
makan perlu dikumpulkan Pedoman Umum dan Petunjuk Tekhnis terkait yang ada di
Kementerian Pertanian.

Diklat Pim 4 Angkatan 1 Tahun 2017 Halaman 10


4) Identifikasi bantuan dan Persyaratan bantuan lingkup Dirjen Kementerian Pertanian

5) Identifikasi bantuan untuk di wilayah pasca bencana

6) Identifikasi mekanisme bantuan untuk di wilayah pascabencana

Kegiatan 4-5-6 dilakukan dengan melakukan wawancara pada Narasumber di Biro Perencanaan
dan Direktorat Jenderal yang ada di Kementerian Pertanian

Biro Perencanaan Kementerian Pertanian

Di Biro Perencanaan Kementerian Pertanian Narasumber yang ditemui adalah Ibu Maria Rosalin
sebagai Kepala Sub Bagian Program dan Ibu Rasmi Razak sebagai Fungsional Perencana. Kedua
Narasumber tersebut menjelaskan hal-hal berikut :

a. Bahwasanya program bantuan di Kementerian Pertanian sudah menggunakan system e-


proposal.

b. Agenda Perencanaan Tahunan Pembangunan Pertanian adalah sebagai berikut :

No Kegiatan Waktu

1 Pedum, Juklak, Juknis Desember - Januari

2 Sosialisasi, Asistensi Rencana Operasional Desember - Januari

3 Pembinaan, Pemantauan, Pengendalian Maret - Desember

4 Musrenbangtan Tingkat Kabupaten/Kota Pertengahan Februari

5 Musrenbangtan Tingkat Provinsi Akhir Februari / Maret

6 Penetapan Pagu Indikatif Maret

7 Musrenbangtan Nasional April - Mei

8 Musyawarah Perencanaan Anggaran Juni - Juli

c. Sektor Pertanian yang terdampak bencana hendaknya diusulkan pada mekanisme


Musrenbang di tingkat Kabupaten/Kota ataupun tingkat Propinsi.

d. Pada e-proposal tersebut Dinas Pertanian Kabupaten/Kota diwajibkan memilih subsector


yang akan ditangani. Sub sector yang akan ditangani menentukan komoditas yang dapat
diusulkan.

Diklat Pim 4 Angkatan 1 Tahun 2017 Halaman 11


Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Pada Dirjen Tanaman Pangan wawancara dilaksanakan dengan Narasumber :

Kusyanto Kepala Sub Direktorat Aneka Kacang dan Umbi

Abriani Fensionita Kepala Seksi Penanggulangan Dampak Kekeringan

Muhammad Nur Staf Direktorat Serelia

Ali Usman Staf Direktorat Perbenihan

Diklat Pim 4 Angkatan 1 Tahun 2017 Halaman 12


Diklat Pim 4 Angkatan 1 Tahun 2017 Halaman 13
Hasil dari wawancara dengan narasumber di Ditjen Tanaman Pangan adalah :

a. Pada Direktorat Aneka Kacang dan Umbi tersedia Dana pemulihan komoditi tanaman
pangan yang terdampak bencana. Dana pada Direktorat ini tidak tersedia setiap tahun.
Pada tahun anggaran 2017 tersedia dana untuk penanganan pascabencana diperkirakan
sebesar Rp. 3-5 milyar. Dana ini akan digunakan untuk bantuan benih dan pupuk.

b. Mekanisme untuk penggunaan dana ini adalah diperlukannya proposal hardcopy dan
juga input pada e-proposal Kementerian Pertanian. Pada proposal Hardcopy diperlukan
dukungan Surat Pernyataan Bencana dari Bupati/Walikota.

c. Pada Direktorat Benih tersedia Bantuan Benih dengan Program Cadangan Benih
Nasional. Pelaksana program dengan penugasan dari Dirjen Tanaman Pangan adalah PT.
Pertani Persero dan Sang Hyang Sari.

d. Pada Direktorat Serelia secara khusus tidak ada dana untuk komoditi tanaman pangan.
Namun dana yang ada di Direktorat Aneka Kacang dan Umbi dapat juga dialihkan pada
tanaman serelia dengan persetujuan Dirjen Tanaman Pangan.

e. Mekanisme penyaluran untuk tanaman pangan yang terdampak bencana adalah sebagai
berikut :

Direktorat Jenderal Perkebunan

Pada Dirjen Tanaman Perkebunan, wawancara dilaksanakan dengan narasumber :

Doni Kepala Seksi Dampak Perubahan Iklim Direktorat


Perlindungan Tanaman

Tulus Tri Margono Staf Ditjen Perkebunan

Diklat Pim 4 Angkatan 1 Tahun 2017 Halaman 14


Hasil dari wawancara dengan narasumber di Ditjen Perkebunan adalah :

a. Ditjen Perkebunan pada setiap tahun anggaran menyediakan dana sebesar Rp. 500 juta
untuk penanganan komoditi perkebunan yang terdampak bencana. Hal ini telah dilakukan
sejak tahun anggaran 2016.

b. Komoditi perkebunan yang bisa ditangani sebanyak 126 tanaman perkebunan.

c. Mekanisme penggunaan dana ini adalah diperlukannya proposal dari Dinas Kabupaten/Kota
terdampak bencana yang disertakan dengan Surat Pernyataan Bencana dari
Bupati/Walikota.

d. Mekanisme penyaluran bantuan tanaman perkebunan yang terdampak bencana adalah


sebagai berikut :

Diklat Pim 4 Angkatan 1 Tahun 2017 Halaman 15


Direktorat Jenderal Hortikultura

Pada Ditjen Hortikultura narasumber nya adalah Ibu Yanti sebagai Sekretaris Ditjen Hortikultura.
Komunikasi dilakukan melalui whatsup karena beliau ketika akan ditemui ada kegiatan diluar
kota.

Hasil wawancara dari narasumber di Ditjen Hortikultura dapat disimpulkan :

a. Ditjen Hortikultura tidak secara khusus menyediakan pendanaan untuk penanganan


pascabencana.

b. Untuk pemulihan pascabencana dapat mengikuti mekanisme regular melalui e-proposal


yang selama ini telah dilakukan.

Direktorat Jenderal Prasarana Dan Sarana

Pada Ditjen Prasarana dan Sarana sebagai narasumber Ibu Dwi sebagai Fungsional Perencana di
Ditjen Prasarana dan Sarana. Wawancara dilaksanakan melalui whatsup dikarenakan pada
waktu akan ditemui beliau ada kesibukan luar kota.

Diklat Pim 4 Angkatan 1 Tahun 2017 Halaman 16


Hasil wawancara dengan narasumber dapat disimpulkan hal berikut :

a. Ditjen Prasarana dan Sarana secara khusus tidak menyediakan pendanaan untuk pemulihan
pascabencana.

b. Untuk dukungan pemulihan Pascabencana, pada Ditjen ini ada program Asuransi Bencana
untuk tanaman padi, jagung, dan kedelai. Untuk lebih lengkap mekanisme pelaksanaan
program ini dapat dilihat di Pedoman Umum Asuransi Usaha Tanaman Pangan.

c. Adapun Mekanisme untuk klaim asuransi tanaman padi, jagung, dan kedelai adalah sebagai
berikut :

Diklat Pim 4 Angkatan 1 Tahun 2017 Halaman 17


7) Hasil Kegiatan Proyek Perubahan

Setelah melakukan wawancara sebagaimana yang dijelaskan diatas, maka dilakukan penyusunan
Draft Tata Kelola Koordinasi Pemulihan Ekonomi Di Wilayah Pascabencana Dengan Kementerian
Pertanian.

7.1. Sosialisasi

Dari draft tersebut dilakukan sosialisasi kepada stakeholder eksternal dan internal.

Sosialisasi kepada stakeholder internal dilaksanakan kepada :

a. Pejabat dan Staf Direktorat Pemulihan dan Peningkatan Ekonomi.

Sosialisasi dilakukan melalui pertemuan Rapat di Kantor dan bagi juga sebelumnya untuk
dibaca terlebuh dahulu dilakukan sosialisasi melalui group whatsup Direktorat Pemulihan
dan Peningkatan Sosial Ekonomi.

Diklat Pim 4 Angkatan 1 Tahun 2017 Halaman 18


b. Kasubdit di Lingkungan Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi.

Pada Kasubdit dilingkungan Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi dilakukan


sosialisasi dengan menshare terlebih dahulu draft Proyek Perubahan melalui whatsup
nomor bersangkutan. Dan beberapa juga dilaksanakan pertemuan diskusi dengan Kasubdit
bersangkutan.

Diklat Pim 4 Angkatan 1 Tahun 2017 Halaman 19


Masukkan dan review dari narasumber internal adalah sebegai berikut :

Secara umum stakeholder internal menilai baik hasil Tata Kelola Koordinasi ini. Pada
pertemuan/rapat dengan stakeholder internal lebih banyak timbul pertanyaan untuk
memperjelas seperti apa kemanfaatan Tata Kelola Koordinasi ini.

c. Sosialisasi Lingkup Direktorat Jenderal Kementerian Pertanian

Sosialisasi kepada Lingkup Direktorat Jenderal Kementerian Pertanian dilakukan kepada :

No Nama Direktorat Jenderal/Biro Jabatan

1 Maria Rosalin Biro Perencanaan Kasubbag Program

2 Rasmi Razak Biro Perencanaan Fungsional Perencana

3 Kusyanto Ditjen Tanaman Pangan Kasubdit Aneka Kacang Dan Umbi

4 Abriani Fensionita Ditjen Tanaman Pangan Kepala Seksi Penanggulangan Dampak


Kekeringan

5 Muhammad Nur Ditjen Tanaman Pangan Staf Direktorat Serelia

6 Tulus Tri Margono Ditjen Perkebunan Staf Dirjen Perkebunan

7 Yanti Ditjen Hortikultura Sekretaris Ditjen Hortikultura

8 Dwi Ditjen Prasarana Dan Fungsional Perencana


Sarana

Diklat Pim 4 Angkatan 1 Tahun 2017 Halaman 20


BAB IV
PENUTUP

Demikianlah Laporan Akhir Proyek Perubahan ini semoga Tata Kelola Koordinasi yang disusun dapat
digunakan dengan baik.

Jakarta, 7 Juli 2017

AFIF ALFIAN, SE
Kepala Seksi Pemulihan Ekonomi
Direktorat Pemulihan Dan Peningkatan Sosial Ekonomi
Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi

---------------------------------------------------------------SELESAI---------------------------------------------------------------

Diklat Pim 4 Angkatan 1 Tahun 2017 Halaman 21

Você também pode gostar