Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
AFIF ALFIAN, SE
NIP. 19790331 200912 1001
Kepala Seksi Pemulihan Ekonomi
Direktorat Pemulihan Dan Peningkatan Sosial-Ekonomi
BNPB
BAB I PENDAHULUAN
BAB IV PENUTUP 21
LAMPIRAN :
BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) merupakan organisasi yang dibentuk pemerintah
berdasarkan amanat UU No.24 Tahun 2007, pada pasal 5 disebutkan Pemerintah membentuk Badan
Nasional Penanggulangan Bencana. Dan pada Pasal 13 disebutkan Badan Nasional Penanggulangan
Bencana mempunyai fungsi meliputi :
Untuk melaksankan fungsi tersebut, BNPB dipimpin seorang Kepala setingkat menteri dan 4 Deputi,
yaitu : Deputi Pencegahan Dan Kesiapsiagaan, Deputi Penanganan Darurat, Deputi Rehabilitasi Dan
Rekonstruksi, dan Deputi Logistik Dan Peralatan.
Dalam penanganan bencana dilakukan pentahapan berupa Pra Bencana, Tanggap Darurat, dan Pasca
Bencana. Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstrusi merupakan organisasi eselon 1 yang bertugas
melakukan kegiatan pada masa pascabencana. Untuk melaksanakan tugas tersebut diatur dalam
Peraturan Kepala BNPB No.10 Tahun 2013 tentang Perubahan Perka BNPB No.1 tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja BNPB. Pada Pasal 171 Perka ini disebutkan tugas Deputi Rehabilitasi dan
Rekosntruksi mempunyai tugas mengkoordinasikan dan melaksanakan kebijakan umum di bidang
Penanggulangan bencana pada pascabencana.
Untuk melaksanakan tugasnya di masa pascabencana, Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi
dipimpin oleh seorang Deputi dan dibantu 3 Direktorat, yaitu Direktorat Penilaian Kerusakan,
Direktorat Pemulihan dan Peningkatan Fisik, dan Direktorat Pemulihan dan Peningkatan Ekonomi.
Direktorat Pemulihan dan Peningkatan Sosial Ekonomi bertugas (pasal 200 Perka BNPB No.1 Th.2008)
melaksanakan pengkoordinasian penyusunan kebijakan umum, hubungan kerja,
rencanancanaelaksanaan serta pemantauan, evaluasi dan analisis pelaporan di bidang pemulihan non
fisik akibat bencana. Dalam melaksanakan tugasnya Direktorat ini dipimpin oleh seorang Direktur dan
dibantu 2 Kepala Subdirektorat, yaitu Kasubdit Pemulihan-Peningkatan Ekonomi, dan Kasubdit
Pemulihan-Peningkatan Sosial.
Kasubdit Pemulihan dan Peningkatan Ekonomi bertugas melaksanakan kegiatan pemulihan di bidang
ekonomi yang dibantu oleh Kepala Seksi Pemulihan Ekonomi dan Kepala Seksi Peningkatan Ekonomi.
Kepala Seksi Pemulihan ekonomi bertugas melakukan urusan penyiapan penyusunan bahan rencana
dan pelaksanaan serta pemantauan, evaluasi dan analisis pelaporan dibidang bantuan dan pinjaman
korban bencana.
Bantuan pemulihan ekonomi bersumber dari 2 dana, yaitu Dana Kementerian/Lembaga dan Dana
Hibah Rehabilitasi dan Rekonstruksi BNPB. Dalam masa pascabencana diharapkan
Kementerian/Lembaga sudah dapat berperan dalam rangka pemulihan pascabencana, dan adapun bila
ada kekurangan maka akan dilengkapi oleh Dana Hibah-BNPB.
Pada Proses Kedua, Melakukan Rapat Koordinasi dengan Kementerian/Lembaga, maka pada rapat
tersebut akan ditanyakan apakah di Kementerian/Lembaga tersedia dana untuk pemulihan
pascabencana. Ada yang tersedia dana untuk pemulihan pascabencana dan ada yang tidak tersedia.
Maka focus dari proyek perubahan yang ditawarkan ini adalah bagaimana mendorong Kementerian
Pertanian untuk menyiapkan dana pemulihan pascabencana sector pertanian dan mekanisme apa
yang perlu dilakukan untuk mempercepat bantuan pemulihan pasca bencana.
1.3.Kondisi Diharapkan
Kondisi yang diharapkan dengan Proyek Perubahan ini adalah mempercepat penyaluran bantuan
untuk pemulihan sector pertanian. Dengan cara memperbaiki pada Proses Pertama dan Proses Kedua
pada apa yang dilakukan oleh Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi.
Pada Proses Pertama, Tim Verifikasi yang turun dilapangan telah menyiapkan dokumen-dokumen /
informasi yang dibutuhkan oleh Kementerian Pertanian untuk melakukan eksekusi keputusan
penyaluran bantuan sector pertanian.
Pada Proses Kedua, dalam Rapat Koordinasi tidak lagi menanyakan Kesediaan Dana di
Kementerian/Lembaga. Karena hal ini sudah kita ketahui dan kita lakukan pada awal tahun anggaran.
Namun yang ditanyakan adalah Bagaimana Jadwal Pelaksanaan penyaluran bantuan karena kita
sudah menyiapkan dokumen/informasi yang dibutuhkan oleh Kementerian Pertanian.
1.4.Permasalahan
Untuk mencapai kondisi yang diharapkan tersebut, maka terdapat permasalahan sebagai berikut :
a. Pelaksanaan koordinasi penanganan pascabencana belum terarah atau tepat sasaran sehingga
proses administrasi memakan waktu lama atau bahkan tidak ada jawaban dari Kementerian
terkait. Misalnya Surat Permohonan Bantuan Partisipasi Program Pemulihan Pascabencana
masuk Ke Sekretariat Jenderal, kemudian Disposisi ke Direktorat Jenderal, kemudian disposisi
ke Direktur tertentu.
1.5.Solusi
Maka untuk menyelesaikan masalah koordinasi dengan Kementerian Pertanian, perlu dibuatkan Tata
Kelola Koordinasi Pemulihan Ekonomi di Wilayah Pascabencana Dengan Kementerian/Lembaga (Untuk
Proyek Perubahan ini akan dilaksanakan kepada Kementerian Pertanian).
a. langkah-langkah atau tahapan dalam rangka berkoordinasi yang baik, cepat, dan efisien antara
BNPB (Direktorat Pemulihan Dan Peningkatan Sosial Ekonomi) dengan kementerian pertanian
sehingga program dan pendanaan pemulihan ekonomi sector pertanian dapat dilaksanakan
dengan segera.
b. Jangka Menengah
c. Jangka Panjang
d. Identifikasi Mekanisme seperti apa yang bisa dilakukan untuk di wilayah pascabencana.
2.5. Milestone
NO MILESTONE OUTPUT
JANGKA PENDEK
1 Pembentukan Tim Efektif Stakeholder mengetahui kegiatan yang akan dilaksanakan
JANGKA MENENGAH
1 Legalisasi Dokumen Tata Kelola Lampiran Perjanjian Kerjasama antara BNPB dengan
Koordinasi Pemulihan Ekonomi Kementerian Pertanian
Di Wilayah Pascabencana
Dengan Kementerian Pertanian
NO MILESTONE OUTPUT
JANGKA PANJANG
1 Monitoring dan evaluasi Terlaksananya monitoring dan evaluasi
terhadap koordinasi dan
pelaksanaan
1. Ir. Sutanto : Memberikan arahan dan tempat konsultasi pembuatan Tata Kelola Koordinasi.
3. Kepala Seksi Estimasi Pembiayaan Sosial Ekonomi : Mengkoordinir pelaksanaan Tim Verifikasi
Penilaian dampak bencana.
5. Rahmi Razak : Koordinasi dan informasi dalam pembuatan Tata Kelola Koordinasi
6. Tulus Tri Margono, SP : Koordinasi dan informasi dalam pembuatan Tata Kelola Koordinasi
Kegiatan yang dilaksanakan pada proyek perubahan ini adalah sebagai berikut :
JANGKA PENDEK
1 Pembentukan Tim Efektif
Surat Tugas
JANGKA MENENGAH
1 Melakukan Legalisasi Dokumen Januari 2018 Lampiran Perjanjian
Tata Kelola Koordinasi Pemulihan Kerjasaama antara BNPB
Ekonomi Di Wilayah Pascabencana dan Kementerian
Dengan Kementerian Pertanian Pertanian
JANGKA PANJANG
1 Monitoring dan evaluasi terhadap Januari 2018 Terlaksananya monitoring
koordinasi dan pelaksanaan Desember 2018 dan evaluasi
Untuk terlaksananya proyek perubahan ini, Project Leader membentuk Tim yang akan
membantu pelaksanaan proyek perubahan mulai dari jangka pendek sampai jangka panjang.
Tim Efektif terdiri dari : Tim Internal dan Tim Eksternal.
Untuk menjelaskan tugas maka dilaksanakan Rapat penyamaan persepsi dan pemberitahuan
tugas kepada Tim efektif internal.
Sebagai informasi awal tentang kegiatan dan program yang ada di Kementerian Pertanian
makan perlu dikumpulkan Pedoman Umum dan Petunjuk Tekhnis terkait yang ada di
Kementerian Pertanian.
Kegiatan 4-5-6 dilakukan dengan melakukan wawancara pada Narasumber di Biro Perencanaan
dan Direktorat Jenderal yang ada di Kementerian Pertanian
Di Biro Perencanaan Kementerian Pertanian Narasumber yang ditemui adalah Ibu Maria Rosalin
sebagai Kepala Sub Bagian Program dan Ibu Rasmi Razak sebagai Fungsional Perencana. Kedua
Narasumber tersebut menjelaskan hal-hal berikut :
No Kegiatan Waktu
a. Pada Direktorat Aneka Kacang dan Umbi tersedia Dana pemulihan komoditi tanaman
pangan yang terdampak bencana. Dana pada Direktorat ini tidak tersedia setiap tahun.
Pada tahun anggaran 2017 tersedia dana untuk penanganan pascabencana diperkirakan
sebesar Rp. 3-5 milyar. Dana ini akan digunakan untuk bantuan benih dan pupuk.
b. Mekanisme untuk penggunaan dana ini adalah diperlukannya proposal hardcopy dan
juga input pada e-proposal Kementerian Pertanian. Pada proposal Hardcopy diperlukan
dukungan Surat Pernyataan Bencana dari Bupati/Walikota.
c. Pada Direktorat Benih tersedia Bantuan Benih dengan Program Cadangan Benih
Nasional. Pelaksana program dengan penugasan dari Dirjen Tanaman Pangan adalah PT.
Pertani Persero dan Sang Hyang Sari.
d. Pada Direktorat Serelia secara khusus tidak ada dana untuk komoditi tanaman pangan.
Namun dana yang ada di Direktorat Aneka Kacang dan Umbi dapat juga dialihkan pada
tanaman serelia dengan persetujuan Dirjen Tanaman Pangan.
e. Mekanisme penyaluran untuk tanaman pangan yang terdampak bencana adalah sebagai
berikut :
a. Ditjen Perkebunan pada setiap tahun anggaran menyediakan dana sebesar Rp. 500 juta
untuk penanganan komoditi perkebunan yang terdampak bencana. Hal ini telah dilakukan
sejak tahun anggaran 2016.
c. Mekanisme penggunaan dana ini adalah diperlukannya proposal dari Dinas Kabupaten/Kota
terdampak bencana yang disertakan dengan Surat Pernyataan Bencana dari
Bupati/Walikota.
Pada Ditjen Hortikultura narasumber nya adalah Ibu Yanti sebagai Sekretaris Ditjen Hortikultura.
Komunikasi dilakukan melalui whatsup karena beliau ketika akan ditemui ada kegiatan diluar
kota.
Pada Ditjen Prasarana dan Sarana sebagai narasumber Ibu Dwi sebagai Fungsional Perencana di
Ditjen Prasarana dan Sarana. Wawancara dilaksanakan melalui whatsup dikarenakan pada
waktu akan ditemui beliau ada kesibukan luar kota.
a. Ditjen Prasarana dan Sarana secara khusus tidak menyediakan pendanaan untuk pemulihan
pascabencana.
b. Untuk dukungan pemulihan Pascabencana, pada Ditjen ini ada program Asuransi Bencana
untuk tanaman padi, jagung, dan kedelai. Untuk lebih lengkap mekanisme pelaksanaan
program ini dapat dilihat di Pedoman Umum Asuransi Usaha Tanaman Pangan.
c. Adapun Mekanisme untuk klaim asuransi tanaman padi, jagung, dan kedelai adalah sebagai
berikut :
Setelah melakukan wawancara sebagaimana yang dijelaskan diatas, maka dilakukan penyusunan
Draft Tata Kelola Koordinasi Pemulihan Ekonomi Di Wilayah Pascabencana Dengan Kementerian
Pertanian.
7.1. Sosialisasi
Dari draft tersebut dilakukan sosialisasi kepada stakeholder eksternal dan internal.
Sosialisasi dilakukan melalui pertemuan Rapat di Kantor dan bagi juga sebelumnya untuk
dibaca terlebuh dahulu dilakukan sosialisasi melalui group whatsup Direktorat Pemulihan
dan Peningkatan Sosial Ekonomi.
Secara umum stakeholder internal menilai baik hasil Tata Kelola Koordinasi ini. Pada
pertemuan/rapat dengan stakeholder internal lebih banyak timbul pertanyaan untuk
memperjelas seperti apa kemanfaatan Tata Kelola Koordinasi ini.
Demikianlah Laporan Akhir Proyek Perubahan ini semoga Tata Kelola Koordinasi yang disusun dapat
digunakan dengan baik.
AFIF ALFIAN, SE
Kepala Seksi Pemulihan Ekonomi
Direktorat Pemulihan Dan Peningkatan Sosial Ekonomi
Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi
---------------------------------------------------------------SELESAI---------------------------------------------------------------