APLIKASI MIXING DI INDUSTRI
(REAKTOR TANKI BERPENGADUK)
Dosen Jurusan Teknik Kimia
Fakultas Teknologi Industri Universitas Jayabaya
Abstrak
Operasi mixing banyak dijumpai di Industri, seperti di industri kimia, minyak, oil &
‘gass, pulp & papper, dan di industri fermentasi. Mixing disebut dengan “core process”,
arena keberhasilan proses keseluruhan tergantung pada proses mixing yang efektif antara
fluida-fluida yang terlibat. (Mc Cabe, p241, 1976).
Aplikasi mixing di industri umumnya berlangsung di reakior tangki berpengaduk
(STR). STR adalah sebuah vessel yang dilengkapi dengan pengaduk yang berputar (rotating-
shaft mixer). Pemilihan jens peralatan mixing dan geometri vessel harus dilakukan dengan
tepat agar memberikan hasil vang baik.
‘Agar dapat mendesign peralatan mixing, melakukan scale-up, dan mengontrol
Jalannya proses mixing yang sesuai dengan performance proses yang dikarapkan, maka
diperlukan pemahaman mengenai aliran fluida di dalam tangki dengan baik, Saat ini semakin
berkembang teknologi mixing seperti CFM (Computational Fluid Mixing), DPIV’ (Digital
Particle Image Velocimetry) dan LIF (Lacer Induced Fluorescence). Teknologi ini merupakan
tool yang dikembangkan dari model matematis yang dapat digunakan untuk mengamati
fenomena aliran fluida di dalam tangki berpengaduk pada design mpeller vang berbeda.
1, PENDAHULUAN
Impeller biasanya _dikelom-
pokkan menjadi dua tipe, yaitu : axial
flow impeller dan radial flow impeller.
‘Axial flow impeller menghasilkan ali-
ran sepanjang pusat aliran, paralel
terhadap poros impeller (Gambar 1a)
Radial flow impeller menghasilkan
aliran sepanjang jari-jari__poros
impeller (Gambar Ib)
Impeller berfungsi untuk
menggerakkan fluida disckelilingnya.
Dua katagori impeller yang umum
digunakan yaitu furbin impellers dan
close-clearance impellers, Turbin im-
peller biasanya lebih kecil dibanding-
kan dengan ukuran yessel. Diame-ter
turbin berkisar antara 1/5 sampai 2/3
bagian dari diameter vessel dengan
lebar blade berkisar antara 1/10 sampai
% dari diameter impeller. Yang harus
menjadi pertimbangan adalah apakah
arah alirannya axial atau radial.
Axial flow impeller dan Radial
flow impeller adalah impeller jenis
turbin seperti terlihat pada Gambar 2.
Detail dari impeller ini tergantung pa-
da pabrik yang membuat dan aplika-
sinya, tetapi secara umum cirinya
adalah mempunyai sudut blade yang
sempit dengan beberapa jebis curved-
cross section. Sudut blade dari turbinAplikasi Mixing Di Industri (Reaktor Tanki Berpengadut)
ini menghasilkan tipe aliran axial atau radial dan beberaps aliran rotasi.
A B
Gambar 2. Jenis blade turbin impeller
‘Sumber : Colorful Fhuid mixing gallery by Andre's Bakker, 2000
Jarnal Teknologi, Vol 3 ~ isi Nomor 1, Febrari 2005 32Aplikasi Mixing Di Industri (Reaktor Tanki Berpengaduk)
Velocity tertinggi berada pada bagian
bawah blade untuk bentuk blade turbin
Gambar 2a sementara untuk Gambar
2b velocity tertinggi berada pada
bagian atas blade.
Semua jenis turbin hanya
bertumpu pada gerakan blade yang
relatif cepat yang menyebabkan aliran
disekitar fluida. Pada aplikasinya ini
digunakan untuk fluida dengan
viskositas Kecil sampai_menengah
yaitu berkisar dari < 10.000 cP sampai
50,000 cP, tergantung pada ukuran
impellar.
Close-clearance imepller, je-
nis impeller ini lebih bertumpu pada
kemampuan blade untuk menjangkau
dacrah di dekat dinding vessel tidak
seperti tipe turbin. Dua jenis impeller
tipe ini yang umum digunakan adalah
anchor impeller dan helix impeller
(Gambar 3) yang kadang-kadang
dikenal dengan helical ribbon
impeller. Close clearance impeller
biasanya digunakan untuk menangani
fluida yang viscous.
2. KONSUMSI POWER
Konsumsi power yang dibu-
tuhkan untuk memutar impeller adalah
pertimbangan penting dalam mende-
sign peralatan mixing. Power yang
diperiukan tidak dapat diperkirakan
Secara teori, meskipun untuk sistem
yang paling sederhana, tetapi ini diten-
tukan secara experimen. Hubungan
antara_ power agitator dan_variabel-
variabel operasi dinyatakan dalam
suatu persamaan tak berdimensi yang
isebut impeller power umber, Np.
(Chem.Eng Progress, 1991)
Sixto4p a)
Gambar 3. visualisasi_viscous blending dengan helical ribbon impeller
Sumber : Colorful Fluid mixing g:
Jurnal Teknologi, Vol. 3 -
lery by Andre's Bakker. 2000plikasi Mixing Di Industri (Reaktor Tanki Berpengaduk)
‘abel 1. Power yang dibutuhkan untuk beberapa jenis impeller
Jenis Impeller ad Keterangan
a
Pitched blade turbine 12-15
High-efficiency turbine | 0.20.5 | Tergantung pada bentuk,
‘Straigh-blade turbine sudut dan jumlah blade
Disk turbine
‘Sumber ; Chemical Engincering Progress, Desember, 1991
Power yang dibutuhkan untuk
beberapa jenis impeller seperti pada
Tabel 1 atau dapat diprediksi dari
hubungan fungsi power vs Bilangan
Reynold yang banyak terdapat di
berbagai literatur.
Selain tergantung pada bentuk, sudut
dan jumlah blade, power yang
dibutubkan juga dipengaruhi oleh rasio
antara impeller dengan diameter tanki,
tetapi biasanya efek ini kecil jika
dibandingkan dengan perubahan geo-
metri impeller.
3. SCALE-UP MIXER
Problem utama dalam men-
design mixer adalah pada saat
melakukan scale-up dari ukuran pilot
plant menjadi ukuran yang sebenarya
di pabrik. Untuk beberapa problem,
tersedia korelasi - Korelasi_ tertentu
Untuk beberapa problem yang lain
tidak tersedia korelasi yang memadai,
pada situasi seperti ini, telah diusulkan
beberapa metode scale-up, semuanya
berdasarkan kepada geometri yang
sama antara pabrik dan Laboratorium
Padahal ini tidak selalu mungkin
dilakukan Karena dalam desain per-
alatan mixing tidak hanya memper-
timbangkan geometri peralatan tetapi
juga harus mempertimbnagkan aspek
dinamika dan kinematika, yang kedua
ini lebih sulit untuk menentukannya,
sehingga hasil scale up tidak sclalu
dapat diprediksi, Dalam mengambil
keputusan yang terkait dengan pro-
blem ini, seorang engineer biasanya
mengandalkan pengalamannya di lapa-
ngan.
Rasio optimum antara diame-
ter impeller terhadap diameter vessel
juga merupakan faktor penting dalam
melakukan scale-up. Besar atau kecil
rasio antara keduanya tergantung pada
aplikasinya. Misalnya untuk dispersi
gas dalam liquid, rasio optimum ada-
lah 0.25; untuk kontak dua liquid
immicibles, rasio optimum adalah 0.4
dan untuk blending beberapa fluida
digunakan rasio 0.6 atau lebih, Pada
prinsipnya, diameter impeller yang
dibutuhkan untuk memperolch derajat
Jurnal Teknologi, Vol. 3 ~ Bisi Nomor 1, Februari 2005, 4plikasi Mixing Di Industri (Reaktor Tanki Berpengaduk)
mixing (Degree of mixing) yang sama
dengan kondisi model lebih sering
menjadi pertimbangan dari pada
analisa flow regime (Obot, 1993),
4. SIMULASI BLENDING
(BLENDING SIMULASI)
Gambar 4. 5. 6, dan 7 mem-
perlihatkan hasil simulasi blending di
dalam stirred vessel. Vessel dilengkapi
dengan clown pumping high efficiency
impeller. Pada waktu sama dengan nol
atau pada saat awal. masih terdapat
dua lapisan fluida (Gambar 4),
sementara Gambar 5.6.7 memperlihat-
kan bidang konsenrasi setelah 4. 10
dan 20 detik. Simulasi ini memper-
lihatkan bahwa fluida akan tercampur
sempurna kira-kira setelah | menit.
|
| i
Gambar 4 Pada saat awal atau t = 0.
kedua fluida masih belum bercampur
ditandai dengan dua wama_ lapisan
yang masih terpisah sama sekali, satu
\warna biru dan Iainnya merah
Jurnal Teknologi, Vol. 3 Fdisi Nomor |, Februari 2005
Gambar 5 Pada saat awal atau t = 4
detik . kedua fluida mulai bercampur
ditandai dengan berkusangnya_ baik
fapisan berwarna biru maupun yang
berwarna merah
Gambar 6.Pada saat t = 10 detik.
kedua lapisan hampir _bercampur
sempuma, fluida yang berwarna biru
makin sedikit “sementara —fluida
berwama hijau semakin banyak.Aplikasi Mixing Di Industri (Reaktor Tanki Berpengaduk)
Gambar 7Pada saat t = 20 detik
kedua lapisan bercampur_sempurna.
fluida yang berwarna biru hilang sama
sekali meskipun masih ada fluida
berwarna merah.
5. SIMULASI REAKSI KIMIA
(CHEMICAL REACTION
SIMULATION)
Berikut ini akan diperlihatkan
fenomena reaksi kimia yang berlang-
sung di dalam stirred vessel yang
dilengkapi dengan sebuah Rushton
turbin. Gambar 8, 9, 10, 11, 12, dan 13
memperlihatkan bidang _konsentrasi
setelah waktu reaksi 0,1,2,4,10 dan 20
detik berturut-turut, Reaksi kimia yang
torjadi adalah sebagai berikut
A+BIR (2)
R+BS @)
Reaktan A dan B bergabung untuk
membentuk produk R dan S. Reaksi
pertama berlangsung sangat lambat,
artinya reaksi sebenamya_ditentukan
oleh derajat mixing. Reaksi kedua ber-
Jurnal Teknologi, Vol. 3 Edisi Nomor 1, Februari 2005
langsung lambat dan hanya terjadi
pada daerah dimana reaktan A habis
bereaksi. Komposisi produk akhir,
yaitu jumiah R dan $ yang dihasilkan,
tergantung pada proses mixing yang
terjadi
Gambar-gambar berikut ini
akan memperlihatkan fenomena peru-
bahan konsentrasi A, R dan S terhadap
waktu. Pada waktu t yang sama dengan
nol, vessel dipenuhi oleh reaktan A
(wama orange) dan tentunya reaktan B
(wama biru) yang ditambahkan pada
bagian atas impeller. Setelah 20 detik
reaksi berlangsung sempuma, diandai
dengan habisnya reaktan A (waranya
berubah menjadi biru),
Gambar 8. memperlihatkan kondisi
reaksi pada saat awal t = 0 detik. Blok
wama orange adalah simbol untuk
reaktan A sedangkan blok warna bir
adalah simbol untuk produk R dan S
pada saat awal. Pada saat awal belum
terjadi reaksi, ini diperlihatkan dengan
56Aplikasi Mixing Di Industri (Reaktor Tanki Berpengaduk)
belum terjadinya degradasi wama baik reaktan yang telah bereaksi..Begitu
untuk blok A maupun untuk blok R juga pada blok R dan $ terlihat makin
dan S banyak wama biru muda nya,
Gambar 11. Pada saat t = 4 detik,
Gambar 9. Pada saat t = | detik. telah Wama orange pada blok A sudah
terjadi reaksi. ditandai dengan mulai berkurang lebih dari 50 %,. sementara
terlihat warna kuning yang menggan- pada blok R dan $ mulai terlihat waa
tikan warna orange pada blok A kekuningan sebagai indikasi mulai ada
Sementara itu, pada blok R dan $ juga produk yang terbentuk.
terlihat wara bira muda yang
menggantikan warna biru tua.
Gambar 10. Pada saat t = 2 detik, Gambar 12, Pada saat t = 10 detik.
wama kuning pada blok A semakin Wama orange pada blok A sudah
banyak, artinya makin banyak pula hilang sama sekali, sementara pada
Jurnal Teknologi, Vol. 3 Eaisi Nomor 1, Februari 2005 37Aplikasi Mixing Di Industri (Reaktor Tanki Berpengaduk)
blok R scbagian besar dipenuhi dengan
wama orange, artinya semakin banyak
produk R yang terbentuk
r
a
Gambar 13. Pada saat t = 20 detik.
Reaksi berlangsung sempurna. Blok A
semua menjadi biru. artinya tinggal
reaktan B yang tersisa. sementara
reaktan A habis bereaksi
6. KESIMPULAN.
Proses mixing merupakan
kunci utama _keberhasilan proses
secara keseluruhan ketika dua atau
lebih bahan baku harus dicampur
bersama-sama sebelum menjadi suatu
produk akhirHal ini sangat banyak
dijumpai di dunia industni.Untuk itu
pemilihan peralatan mixing dan
geometri vessel harus _dilakukan
dengan tepat agar memberikan hasil
yang baik.
Telnologi mixing _semakin
berkembang seperti CFM, DPIV dan
LIF. Teknologi ini merupakan tool
yang dikembangkan dari model
Jurnal Teknologi, Vol. 3 ~ Edisi Nomor 1, Februari 2005
matematis yang dapat digunakan untuk
mengamati fenomena aliran fluida di
dalam tangki berpengaduk pada desain
impeller yang berbeda
7, DAFTAR PUSTAKA
[I]. Andree bakker, Colorful Fluid
Mixing Gallery, 2000
[2]. David S. Dickey, Succeed at
Stirred —Tank-Reactor Design,
Chemical Engineering Progress
p22, dec 1991
[3]. Obot N.T., Design Mixing Process
Using the Frictional Law of
Corresponding States, Chemical
Progress, p 47, july 1993
[4]. Warren L. Me Cabe, Unit
Operation of Chemical
Engineering, second edition, p241-
273, McGraw-hill kokagusha. Ltd,
1976,
[5]. www Chemineer.com
38