Você está na página 1de 11

A.

Definisi Perubahan Sosial


Perubahan sosial adalah proses sosial yang dialami oleh anggota masyarakat serta
semua unsur-unsur budaya dan sistem-sistem sosial masyarakat secara sukarela atau
dipengaruhi oleh unsur-unsur eksternal dengan meninggalkan pola pola kehidupan, budaya,
dan sistem sosial lama kemudian menyesuaikan diri atau menggunakan pola-pola kehidupan,
budaya, dan sistem sosial yang baru.
Perubahan sosial juga dapat diartikan sebagai perubahan pada lembaga-lembaga
sosial dalam suatu masyarakat. Perubahan-perubahan pada lembaga sosial ini kemudian
memeberikan pengaruh pada perubahan sistem sosialnya, termasuk didalamnya nilai nilai
pola perilaku ataupun sikap.
Ada pandangan yang menyatakan bahwa perubahan sosial itu merupakan suatu
respons atau jawaban dialami terhadap perubahan perubahan unsur-unsur pada suatu
kebudayaan.
Proses perubahan sosial terdiri dari tiga tahapan, yaitu :
1) Invensi
Yaitu proses di mana ide-ide baru diciptakan dan dikembangkan
2) Difusi
Yaitu Proses dimana ide-ide baru itu dikomunikasikan kedalam system social
3) Konsekwensi
Yaitu perubahan-perubahan yang terjadi dalam sistem sosial sebagai akibat
pengadopsian atau penolakan inovasi.
Hal hal penting dalam perubahan sosial menyangkut aspek aspek sebagai berikut yaitu :
perubahan pola pikir masyarakat,
Perubahan pola pikir dan sikap masyarakat menyangkut persoalan sikap masyarakat
terhadap berbagai persoalan sosial dan budaya disekitarnya yang berakibat terhadap
pemerataan pola pola pikir baru yang dianut sebagai yang modern.
peubahan perilaku masyarakat
Perubahan prilaku masyarakat menyangkut persoalan perubahan-perubahan sistem-
sistem sosial, dimana masyarakat meninggalkan sistem sosial lama dan menjalankan
sistem sosial yang baru.
perubahan budaya materi.
Perubahan budaya materi menyangkut perubahan budaya artefak budaya yang
digunakan oleh masyarakat.
Tahapan tahapan dari perubahan sosial itu sendiri adalah sebagai berikut :
a) Primitif
Pada tahapan ini manusia hidup secara terisolir dan berpindah-pindah disesuaikan
dengan lingkungan alam yang mendukungnya.
b) Agrokultural
Saat lingkungan alam mulai tidak mendukung maka pilihan buday cocok tanam
menjadi pilihan.
c) Tradisional
Masyarakat mulai hidup secara menetap disuatu tempat yang dianggap strategis.
d) Transisi
Kehidupan desa sudah sangat maju, isolasi kehidupan hampir tidak ditemukan lagi.
e) Modern
f) Ditandai dengan peningkatan kualitas perubahan sosial yang lebih jelas meninggalkan
fase transisi.
g) Postmodern
Masyarakt modrn yang telah melampaui tahapan tahapanya.
Dari beberapa uraian diatas dapat disimpulakn bahwa perubahan sosial adalah proses dimana
terjadi perubahan struktur dan fungsi suatu sistem sosial.

B. Komunikasi Antar Budaya dan Perubahan Sosial


Perubahan kebudayaan seperti telah disebutkan diatas, dapat meimbulkan perubahan
sosial, meskipun tidak merupakan suatu keharusan. Kebudayaan itu berakumulasi. Sebab
kebudayaan berkembang, makin bertambah secara berangsur angsur selalu ada yang baru
yang ditambahkan pada yang telah ada. Jadi bukannya menghilang tetapi perkembangannya
dengan selalu menemukan yang baru.
Komunikasi antar budaya sendiri mampu mengubah kebiasaan kebiasaan sosial,
artinya komunikasi antar budaya sebagai sebuah media penyampai ide perubahan, sebab
salah satu unsur perubahan terletak pada spek komunikasi. Misalnya penyampaian informasi
tentang konversi minyak ke gas, ini merupakan bukti bahwa komunikasi dijadikan media
untuk menyampaikan informasi agar terjadi perubahan kepada situasi yang lebih baik.
C. HAKIKAT PERUBAHAN DALAM MASYARAKAT
Kemajuan dunia bagaikan kuda balap yang berderap kencang. Bagaimanapun juga
dunia hari ini berbeda dengan dunia anda ketika masih kanak-kanak dan ketika anda beranjak
dewasa maka anda mulai hidup dan belajar tentang segala sesuatu dari lingkungan sosial dan
lingkungan fisik di sekitar anda. Kita pun banyak belajar tentang cara berpikir, tentang cara
hidup berperasaan dan bergaul dengan orang-orang yang kita temui atau yang hidup bersama
kita dalam masyarakat. Studi tentang perubahan social-budaya umumnya merupakan salah
satu dar bermacam-macam studi tentang masyarakat.
Perkembangan simbol-simbol baru yang memberikan makna dalam agama, seni,
literature dan musik merupakan contoh dari perubahan kebudayaan, semuanya ini menjadi
subjek studi teoritis yang bersifat makro. Sementara itu cara individu berinteraksi dengan
seseorang atau dalam proses kelompok kecil, merupakan subjek teori atau studi-studi para
aras mikro. Jika kita sepakat bahwa perubahan sosial-budaya itu meliputi asas makro dan
mikro yang terjadi dalam sebuah masyarakat maka ada baiknya kita melihat sejenak
paradigma sebuah masyarakat.
Ada banyak ada banyak sekali paradigma tentang masyarakat, tiga di antaranya yang sangat
penting, yaitu:
a) Paradigma Fungsional,
b) Paradigma Konflik
c) Paradigma Interaksionisme.
William F. Oghburn mengemukakan ruang lingkup perubahan-perubahan sosial
mencakup unsur-unsur kebudayaan baik yang materiil maupun immateriil dengan tekanan
utama pada datangnya pengaruh yang besar dari unsur-unsur kebudayaan materiil
terhadap unsur-unsur immaterial.
Kingsley Davis mengartikan perubahan-perubahan sosial sebagai perubahan yang
terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat. Misalnya timbul pengorganisasian.
Mac Iver membedakan perubahan sosial antara perubahan utilitarian elements
dengan cultural elements yang didasarkan pada kepentingan-kepentingan manusia yang
primer dan sekunder.

D. SIFAT PERUBAHAN
Dengan memperhatikan model-model perspektif masyarakat yang menjelaskan
sistem sosial dan ruang lingkup studi masyarakat tersebut di atas maka para sosiolog maupun
antropolog mulai memfokuskan analisis studi mereka terhadap komunitas.
Beberapa karakteristik perubahan itu antara lain sebagai berikut :
a) Perubahan structural
b) Perubahan dinamika dan stabilitas
c) Perubahan revolusioner
Perubahan yang mengubah masyarakat secara structural.

E. TEORI-TEORI PERUBAHAN SOSIAL


Kita harus beranjak dari model pemiikiran bahwa hanya perubahan cara berpikir yang
dapat mengubah dan mempengaruhi masyarakat. Oleh karena itu dibutuhkan seperangkat
teori yang lebih khusus untuk menggambarkan, meramalkan dan menjelaskan perubahan
sosial. Beberapa teori perubahan sosial menekankan langkah-langkah dalam masyarakat yang
dipengaruhi lingkungan luar, contoh-penyediaan lingkungan untuk mengatasi ketersediaan
pangan harus dilakukan melalui peningkatan produksi bahan makanan.
Adapun teori-teori yang menjelaskan mengenai perubahan sosial adalah sebagai berikut.
1. Teori Evolusi ( Evolution Theory )
Teori ini pada dasarnya berpijak pada perubahan yang memerlukan proses yang cukup
panjang. Dalam proses tersebut, terdapat beberapa tahapan yang harus dilalui untuk
mencapai perubahan yang diinginkan. Ada bermacam-macam teori tentang evolusi.
Teori tersebut digolongkan ke dalam beberapa kategori, yaitu unilinear theories of
evolution, universal theories of evolution, dan multilined theories of evolution.
Unilinear Theories of Evolution
Teori ini berpendapat bahwa manusia dan masyarakat termasuk
kebudayaannya akan mengalami perkembangan sesuai dengan tahapan-
tahapan tertentu dari bentuk yang sederhana ke bentuk yang kompleks dan
akhirnya sempurna. Pelopor teori ini antara lain Auguste Comte dan Herbert
Spencer.
Universal Theories of Evolution
Teori ini menyatakan bahwa perkembangan masyarakat tidak perlu melalui
tahap-tahap tertentu yang tetap. Kebudayaan manusia telah mengikuti suatu
garis evolusi tertentu. Menurut Herbert Spencer, prinsip teori ini adalah bahwa
masyarakat merupakan hasil perkembangan dari kelompok homogen menjadi
kelompok yang heterogen.
Multilined Theories of Evolution
Teori ini lebih menekankan pada penelitian terhadap tahaptahap
perkembangan tertentu dalam evolusi masyarakat. Misalnya mengadakan
penelitian tentang perubahan sistem mata pencaharian dari sistem berburu ke
sistem pertanian menetap dengan menggunakan pemupukan dan pengairan.

2. Teori Konflik ( Conflict Theory )


Menurut pandangan teori ini, pertentangan atau konflik bermula dari pertikaian kelas
antara kelompok yang menguasai modal atau pemerintahan dengan kelompok yang tertindas
secara materiil, sehingga akan mengarah pada perubahan sosial. Teori ini memiliki prinsip bahwa
konflik sosial dan perubahan sosial selalu melekat pada struktur masyarakat.

3. Teori Fungsionalis ( Functionalist Theory )


Konsep yang berkembang dari teori ini adalah cultural lag (kesenjangan budaya). Konsep
ini mendukung Teori Fungsionalis untuk menjelaskan bahwa perubahan sosial tidak lepas dari
hubungan antara unsur-unsur kebudayaan dalam masyarakat. Menurut teori ini, beberapa unsur
kebudayaan bisa saja berubah dengan sangat cepat sementara unsur yang lainnya tidak dapat
mengikuti kecepatan perubahan unsur tersebut. Maka, yang terjadi adalah ketertinggalan unsur
yang berubah secara perlahan tersebut. Ketertinggalan ini menyebabkan kesenjangan sosial
atau cultural lag .

4. Teori Siklis ( Cyclical Theory )


Beberapa bentuk Teori Siklis adalah sebagai berikut.
Teori Oswald Spengler (1880-1936)
Menurut teori ini, pertumbuhan manusia mengalami empat tahapan, yaitu anak-
anak, remaja, dewasa, dan tua. Pentahapan tersebut oleh Spengler digunakan untuk
menjelaskan perkembangan masyarakat, bahwa setiap peradaban besar mengalami
proses kelahiran, pertumbuhan, dan keruntuhan. Proses siklus ini memakan waktu
sekitar seribu tahun.

Teori Pitirim A. Sorokin (1889-1968)


Sorokin berpandangan bahwa semua peradaban besar berada dalam siklus tiga
sistem kebudayaan yang berputar tanpa akhir. Siklus tiga sistem kebudayaan ini
adalah kebudayaan ideasional, idealistis, dan sensasi.
Kebudayaan ideasional, yaitu kebudayaan yang didasari oleh nilai-nilai dan
kepercayaan terhadap kekuatan supranatural.
Kebudayaan idealistis, yaitu kebudayaan di mana kepercayaan terhadap
unsur adikodrati (supranatural) dan rasionalitas yang berdasarkan fakta
bergabung dalam menciptakan masyarakat ideal.
Kebudayaan sensasi, yaitu kebudayaan di mana sensasi merupakan tolok
ukur dari kenyataan dan tujuan hidup.
Teori Arnold Toynbee (1889-1975)
Toynbee menilai bahwa peradaban besar berada dalam siklus kelahiran,
pertumbuhan, keruntuhan, dan akhirnya kematian. Beberapa peradaban besar
menurut Toynbee telah mengalami kepunahan kecuali peradaban Barat, yang
dewasa ini beralih menuju ke tahap kepunahannya.

F. Faktor Pendorong dan Penghambat Perubahan Sosial Budaya


1. Faktor-Faktor Pendorong Perubahan
Adanya Kontak dengan Kebudayaan Lain
Sistem Pendidikan Formal yang Maju.
Sikap Menghargai Hasil Karya Orang Lain
Toleransi terhadap Perbuatan yang Menyimpang
Sistem Terbuka Masyarakat ( Open Stratification )
Heterogenitas Penduduk
Orientasi ke Masa Depan
Ketidakpuasan Masyarakat terhadap Bidang-Bidang Tertentu
Nilai Bahwa Manusia Harus Senantiasa Berikhtiar untuk Memperbaiki
Hidupnya
2. Faktor-Faktor Penghambat Perubahan
Kurangnya Hubungan dengan Masyarakat Lain
Terlambatnya Perkembangan Ilmu Pengetahuan
Sikap Masyarakat yang Masih Sangat Tradisional
Rasa Takut Terjadinya Kegoyahan pada Integritas Kebudayaan
Adanya Kepentingan-Kepentingan yang Telah Tertanam dengan Kuat ( Vested
Interest Interest)
Adanya Sikap Tertutup dan Prasangka Terhadap Hal Baru (Asing)
Hambatan-Hambatan yang Bersifat Ideologis
Adat atau Kebiasaan yang Telah Mengakar
Nilai Bahwa Hidup ini pada Hakikatnya

G. CARA BERKOMUNIKASI ANTAR BUDAYA


Untuk menjalin hubungan dengan suku lain atau bangsa lain, kita harus menjadi
komunikator yang efektif, karena hubungan dalam konteks apapun (keseharian, pendidikan,
bisnis, politik, dsb.) harus di lakukan lewat komunikasi.
Untuk menjadi komunikator yang efektif, seseorang harus memahami proses
komunikasi (bagaimana komunikasi itu bekerja) dan prinsip-prinsip dasar komunikasi yang
efektif.
Hubungan yang selaras dengan suku atau bangsa lain bukanlah suatu fenomena yang
muncul tiba-tiba dari ruang hampa, melainkan suatu mata rantai dari suatu rangkaian atau
proses komunikasi manusia yang terjadi sebelumnya yang mempengaruhi hubungan tersebut.
Perkenalan pribadi, pembicaraan dari hati ke hati, gaya dan ragam bahasa (termasuk logat
bicara), cara bicara (paralinguistik), bahasa tubuh, ekspresi wajah, cara menyapa, cara duduk,
dan aktivitas-aktivitas lain yang di lakukan akan turut mempengaruhi berhasil tidaknya
komunikasi antar budaya.
Komunikasi antar budaya yang efektif haruslah bersifat win-win (menang-menang),
bukan win-lose (menang-kalah). Artinya, kita tidak membuat mitra komunikasi kita dari
budaya lain merasa tertekan, di rugikan atau tertipu oleh cara kita berkomunikasi.

H. Perilaku Masyarakat sebagai Akibat Adanya Perubahan Sosial Budaya


Berikut ini hal-hal positif atau bentuk kemajuan akibat adanya perubahan sosial budaya.
(1) Memunculkan ide-ide budaya baru yang sesuai dengan perkembangan zaman.
(2) Membentuk pola pikir masyarakat yang lebih ilmiah dan rasional.
(3) Terciptanya penemuan-penemuan baru yang dapat membantu aktivitas manusia.
(4) Munculnya tatanan kehidupan masyarakat baru yang lebih modern dan ideal.
Berikut ini hal-hal negatif atau bentuk ke-munduran akibat adanya perubahan sosial budaya.
(1) Tergesernya bentuk-bentuk budaya nasional oleh budaya asing yang terkadang tidak
sesuai dengan kaidah budaya-budaya nasional.
(2) Adanya beberapa kelompok masyarakat yang mengalami ketertinggalan kemajuan
budaya dan kemajuan zaman
(3) Munculnya bentuk-bentuk penyimpangan sosial baru yang makin kompleks.
(4) Lunturnya kaidah-kaidah atau norma budaya lama

I. Sikap Kritis terhadap Pengaruh Perubahan Sosial dan Budaya


Sikap apriori yang berlebihan tidak perlu di kedepankan, mengingat sikap tersebut
merupakan salah satu penyebab terhambatnya proses perubahan sosial budaya yang berujung
pada terhambatnya proses perkembangan masyarakat dan modernisasi.
KESIMPULAN

Perubahan sosial dan perubahan budaya berjalan secara bersama-sama dalam


dinamika kebudayaan masyarakat. Dianggap perubahan secara revolusioner ketika terjadi
suatu perubahan yang disebabkan oleh sebuah revolusi politik, tetapi juga disebabkan oleh
kekuata pengaruh media massa modern.
Komunikasi antar budaya sendiri dianggap sebagai sebuah alat untuk menyampaikan
ide perubahan, karena tanpa komunikasi yang efektif perubahan tidak akan pernah terjadi.
perubahan sosial menunjuk pada modifikasi-modifikasi yang terjadi dalam pola-pola
kehidupan manusia. Modifikasi-modifikasi tersebut terjadi karena sebab-sebab intern atau
sebab-sebab ekstern.
perubahan sosial adalah segala perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di
dalam suatu masyarakat yang memengaruhi istem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-
nilai, sikap, dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa perubahan sosial adalah
perubahan unsur-unsur atau struktur sosial dan perilaku manusia dalam masyarakat dari
keadaan tertentu ke keadaan yang lain
DAFTAR PUSTAKA

Berry, J.W. (1999). Psikologi Lintas Budaya, Riset dan Aplikasi. Alih Bahasa dari
Edi Suhardono. 1999.Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Forse, Michel. (2004). Teori-Teori Perubahan Sosial dalam Sosiologi, Sejarah dan
Pemikirnya. Yogyakarta : Kreasi Wacana.
Liliweri, A. (2007). Prasangka & Konflik, Komunikasi Lintas Budaya Masyarakat
Multikultur. Yogyakarta : LkiS.
Samovar, L.A., Porter, R.E., dan McDaniel, E.R. (2010). Komunikasi Lintas Budaya;
Communication Between Cultures. Jakarta: Salemba Humanika
http://www.crayonpedia.org/mw/BAB_5._PERUBAHANSOSIAL DALAM
MASYARAKAT
http://alfinnitihardjo.ohlog.com/teori-teori-perubahan-sosial.oh112689.html
KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DAN PERUBAHAN SOSIAL
BUDAYA

DISUSUN OLEH KELOMPOK 8 :


KESYA MARIANI NABABAN
JUWITA SABILA
NINING AGUSTINA

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MEDAN ARE
2016

Você também pode gostar