Você está na página 1de 2

Limbah Barang Elektronik Bisa Memicu

Penyakit Jantung
Merry Wahyuningsih - detikHealth

<p>Your browser does not support iframes.</p>

(Foto: thinkstock)
Jakarta, Sebaiknya jangan buang sembarangan barang-barang bekas elektronik di rumah Anda,
seperti komputer, televisi atau ponsel. Selain bisa merusak lingkungan, limbah barang elektronik
bisa menjadi faktor risiko penyakit jantung bahkan kanker.

Tak hanya merusak lingkungan, limbah barang bekas elektronik (e-waste) ternyata juga dapat
menyebabkan peradangan dan stres oksidatif (jumlah radikal bebas di dalam tubuh melebihi
kapasitas tubuh untuk menetralisirnya) pada tubuh manusia.

Hal ini terungkap dari hasil penelitian yang dilakukan dengan sampel udara yang dikumpulkan
dari Taizhou, salah satu tempat pembuangan limbah barang elektronik terbesar di daerah China.

Peneliti mengungkapkan bahwa limbah barang elektronik seperti komputer, televisi atau ponsel
dapat menyebabkan peradangan dan stres oksidatif yang merupakan faktor risiko penyakit
kardiovaskuler, kerusakan DNA dan bahkan kanker.

Penelitian tersebut dimaksudkan untuk mengukur dampak limbah barang elektronik pada paru-
paru manusia dan sel epitel. Para peneliti ingin menguji tingkat Interleukin-8 (IL-8) yang
diyakini berperan dalam respons inflamasi, dan Reactive Oxygen Species (ROS) yang merupakan
molekul kimia reaktif yang mampu menghasilkan kerusakan sel.

Para peneliti juga mencoba untuk mendeteksi ekspresi gen p53. Gen ini bertindak sebagai
penekan tumor dengan mensintesiskan protein, yang membantu mencegah kerusakan sel.
Ekspresi gen ini bertindak sebagai indikator kerusakan sel.
Peneliti mencatat adanya peningkatan yang signifikan pada tingkat IL-8 dan ROS.
Perkembangan yang sama juga diamati di tingkat protein p53. Risiko dari polutan larut organik
tampaknya jauh lebih tinggi daripada polusi larut air.
"Baik respons inflamasi (peradangan) dan stres oksidatif dapat menyebabkan kerusakan DNA,
yang dapat menyebabkan oncogenesis atau bahkan kanker. Tentu saja, respons inflamasi dan
stres oksidatif juga terkait dengan penyakit lain, seperti penyakit kardiovaskular (pembuluh
darah)," jelas Dr Fangxing Yang dari Zhejiang University, seperti dilansir Lifemojo, Kamis
(2/6/2011).

Dr Yang percaya bahwa teknik lama pasti akan membutuhkan beberapa perbaikan. Ia juga
menentang pembongkaran 'terbuka' limbah barang elektronik dan berfokus pada pentingnya
metode perlindungan yang tepat untuk para pekerja di lokasi. Dia juga mendesak produsen untuk
memperhatikan lingkungan serta menggunakan bahan yang ramah manusia dalam produksi.

Você também pode gostar