Você está na página 1de 7

TUTORIAL

Fisiologi Menelan

Disusun Oleh:
Adli Wafijabar
Putri Intan Nurrahma
Nadia Santika Ayu
Rani Rahamdiyanti

KEPANITERAAN KLINIK STASE ILMU PENYAKIT THT


RUMAH SAKIT UMUM DERAH SEKARWANGI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
PERIODE 5 JUNI 9 JULI 2017

1
PEMBAHASAN

I. FISIOLOGI MENELAN

Menelan adalah proses memasukan makanan atau minuman yang ada di dalam rongga
mulut menuju tenggorokan. Pada proses ini terjadi aktifitas simultan antara lidah dan oto-totot
yang membentuk atau melayani rongga mulut .Menelan merupakan aksi fisiologis kompleks
ketika makanan atau cairan berjalan dari mulut ke lambung. Proses menelan dipersarafi oleh
saraf V (trigeminal), IX (glosopharing), X (vagus) dan XII (hipoglosal) .

Dalam proses menelan akan terjadi hal-hal sebagai berikut:

1. Pembentukan bolus makanan dengan ukuran dan konsistensi yang baik


2. Upay asfingter mencegah terhamburnya bolus ini dalam fase-fase menelan
3. Mempercepat masuknya bolus makanan kedalam faring pada saat respirasi
4. Mencegah masuknya makanan dan minuman kedalam nasofaring dan laring
5. Kerjasama yang baik dari otot-otot dirongga mulut untuk mendorong bolus makanan
kearah lambung
6. Usaha untuk membersihkan kembali esophagus

Proses menelan dimulut, faring, laring, dan esophagus secara keseluruhan akan terlibat
secara berkesinambungan. Proses menelan dapat dibagi menjadi 3 fase : fase oral, fase faringeal,
dan fase esophageal.

2
A. Fase Oral
Fase oral terjadi secara sadar. Makanan yang telah dikunyah dan bercampur dengan liur
akan membentuk bolus makanan. Bolus ini bergerak dari rongga mulut melalui dorsum lidah,
terletak ditengah lidah akibat kontraksi otot intrinsic lidah.
Kontraksi m. levatorveli palatine mengakibatkan rongga pada lekukan dorsum lidah
diperluas, palatum mole terangkat dan bagian atas dinding posterior faring (Passavantss
ridge) akan terangkat pula. Bolus terdorongke posterior karena lidah terangkat keatas.
Bersamaan dengan ini terjadi penutupan nasofaring sebagai akibat kontraksi m. levator veli
palatine. Selanjutnya terjadi kontraksi m. palatoglosus yang menyebabkan ismus fausium
tertutup, diikuti oleh kontraksi m. palatofaring, sehingga bolus makanan tidak akan berbalik
kerongga mulut.

B. Fase faringal
Fase faringal terjadi secara reflex pada akhir fase oral, yaitu perpindahan bolus makanan
dari faring keesophagus.
Faring dan laring bergerak keatas oleh kontraksi m.stilofaring, m. salfingofaring, m.
tirohioid dan m. palatofaring.
Aditus laring tertutup oleh epiglottis, sedangkan ketiga sfringter laring, yaitu plika
ariepiglotika, plika ventrikularis dan plika vokalis tertutup karena kontraksi m. ariepiglotika
dan m. arytenoid obliges. Bersamaan dengan ini terjadi juga penghentian aliran udara

3
kelaring karena reflex yang menghambat pernafasan, sehingga bolus makanan tidak akan
masuk kedalam saluran nafas. Selanjutnya bolus makanan akan meluncur kearah esophagus,
karena valekula dan sinus piriformis sudah dalam keadaan lurus.

C. Fase Esofagal
Fase esofagal ialah fase perpindahan bolus makanan dari esophagus kelambung. Dalam
keadaan istirahat introitus esophagus selalu tertutup. Dengan adanya rangsangan bolus
makanan pada akhir fase faringal, maka terjad irelaksasim.krikofaring, sehingga introitus
esophagus terbuka, dan bolus makanan masuk kedalam esophagus.
Setelah bolus makanan lewat, maka sfringter akan berkontraksi lebih kuat, melebihi
tonus introitus esophagus pada waktu istirahat, sehingga makanan tidak akan kembali ke
faring. Dengan demikian refluks dapatdihindari.
Gerak bolus makanan diesofagus bagian atas masih dipengaruhi oleh kontraksi m.
konstriktor faring inferior pada akhir fase faringal.Selanjutnya bolus makanan akan didorong
kedistal oleh gerakan peristaltic esophagus.
Dalam keadaan istirahat sfringter esophagus bagian bawah selalu tertutup dengan
tekanan rata-rata 8 milimeterHg lebih dari tekanan didalam lambung, sehingga tidak akan
terjadi regurgitasi isi lambung.
Pada akhir fase esofagal sfringter ini akan terbuka secara reflex ketika dimulainya
peristaltic esophagus servikal untuk mendorong bolus makanan kedistal, selanjutnya setelah
bolus makanan lewat, maka sfringter ini akan menutup kembali.

4
II. PERANAN SISTEM SARAF DALAM PROSES MENELAN
Proses menelan diatur oleh sistem saraf yang dibagi dalam 3 tahap :
Tahap afferen/sensoris dimana begitu ada makanan masuk ke dalam orofaring langsung
akan berespons dan menyampaikan perintah.
Perintah diterima oleh pusat penelanan di Medula oblongata/batang otak (kedua sisi) pada
trunkus solitarius di bagian dorsal (berfungsi utuk mengatur fungsi motorik proses
menelan) dan nukleus ambigius yang berfungsi mengatur distribusi impuls motorik ke
motor neuron otot yang berhubungan dgn proses menelan.
Tahap efferen/motorik yang menjalankan perintah

Fisiologi Menelan

5
Disusun Oleh:

Rivaldi Puala Yuka D

2012730151

Pembimbing :

dr. Hj. Mariana H Yunizaf, Sp. THT (KL)

STASE ILMU PENYAKIT TELINGA HIDUNG TENGGOROK

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

2 0 17

Você também pode gostar