Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Abstrak
Latar belakang
Demam tifoid adalah suatu penyakit infeksi sistemik bersifat akut yang
disebabkan oleh Salmonella typhi. Penyakit ini juga merupakan masalah
kesehatan masyarakat yang penting karena penyebarannya berkaitan erat dengan
urbanisasi, kepadatan penduduk, kesehatan lingkungan, sumber air dan sanitasi
yang buruk serta standar higiene industri pengolahan makanan yang masih
rendah. Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan jumlah kasus demam
tifoid di seluruh dunia mencapai 16-33 juta dengan 500-600 ribu kematian tiap
tahunnya. Terjadinya penularan Salmonella typhi sebagian besar melalui
minuman/makanan yang tercemar oleh kuman yang berasal dari penderita atau
pembawa kuman, biasanya keluar bersama sama dengan tinja (melalui rute oral
fekal = jalur oro-fekal). Blaser et al. melaporkan 32 kasus demam tifoid
laboratorium diperoleh di Amerika Serikat selama periode 42-bulan 1977-1980,
mewakili 11,2% dari kasus sporadis demam tifoid dilaporkan di Amerika Serikat.
Dari catatan, kasus banyak sebelumnya melaporkan demam tifoid dikaitkan
dengan pipetting mulut dan penanganan strain-praktik yang sekarang dihindari.
Cara Kerja
Identifikasi dengan cara Walk Through Survey menggunakan data berupa check
list yang dibuat yang dilakukan di tempat kerja petugas laboratorium Ruamah
Sakit Ibnu Sina.
Hasil
Dari hasil check list diperoleh seorang perempuan 27 tahun bekerja sebagai
petugas laboratorium Rumah Sakit Ibnu Sina yang didiagnosis menderita demam
tifoid. Diperoleh factor hazard yang paling berperan adalah faktor biologi yang
terkait dengan kebiasaan jarang menggunakan handscoon ketika kontak dengan
pasien demam tifoid serta kebiasaan mencuci tangan yang kurang baik setelah
kontak dengan penderita demam tifoid. pengendalian dapat dilakukan dengan cara
edukasi kepada petugas laboratorium agar selalu menggunakan handscoon ketika
kontak dengan pasien serta melakukan cuci tangan dengan baik dan benar setelah
kontak dengan pasien penderita demam tifoid.
Kesimpulan
Adanya hubungan signifikan antara factor hazard biologi dengan kejadian demam
tifoid pada perempuan 27 tahun, petugas laboratorium rumah sakit ibnu sina.
Latar belakang
Demam tifoid adalah suatu penyakit infeksi sistemik bersifat akut yang
disebabkan oleh Salmonella typhi. Penyakit ini ditandai oleh panas yang
endotelial atau endokardial dan invasi bakteri sekaligus multiplikasi ke dalam sel
fagosit mononuklear dari hati, limpa, kelenjar limfe usus, dan Peyers patch.
Beberapa terminologi lain yang erat kaitannya adalah demam paratifoid dan
demam enterik. Demam paratifoid secara patologik maupun klinis adalah sama
dengan demam tifoid namun biasanya lebih ringan, penyakit ini biasanya
penderita yang mengalami demam disertai kesadaran yang terganggu. Penyakit ini
lingkungan, sumber air dan sanitasi yang buruk serta standar higiene industri
di seluruh dunia mencapai 16-33 juta dengan 500-600 ribu kematian tiap
tahunnya. Demam tifoid merupakan penyakit infeksi menular yang dapat terjadi
pada anak maupun dewasa. Anak merupakan yang paling rentan terkena demam
tifoid, walaupun gejala yang dialami anak lebih ringan dari dewasa. Di hampir
semua daerah endemik, insidensi demam tifoid banyak terjadi pada anak usia 5-19
tahun.2
Salmonella typhi sama dengan Salmonella yang lain adalah bakteri Gram-
anaerob. Mempunyai antigen somatik (O) yang terdiri dari oligosakarida, flagelar
antigen (H) yang terdiri dari protein dan envelope antigen (K) yang terdiri
membentuk lapis luar dari dinding sel da dinamakan endotoksin. Salmonella typhi
minuman/makanan yang tercemar oleh kuman yang berasal dari penderita atau
pembawa kuman, biasanya keluar bersama sama dengan tinja (melalui rute oral
fekal = jalur oro-fekal). Dapat juga terjadi transmisi transplasental dari seorang
ibu hamil yang berada dalam bakteremia kepada bayinya. Pernah dilaporkan pula
transmisi oro-fekal dari seorang ibu pembawa kuman pada saat proses
penelitian.1
Salmonellosis adalah salah satu infeksi yang dilaporkan yang paling umum
dalam survei yang dipublikasikan. Blaser et al. melaporkan 32 kasus demam tifoid
mewakili 11,2% dari kasus sporadis demam tifoid dilaporkan di Amerika Serikat.
Yang dikhawatirkan adalah bahwa sejumlah kasus terjadi pada individu yang tidak
keluarga dari seorang ahli mikrobiologi yang bekerja dengan budaya Salmonella,
1 dari yang terbukti berakibat fatal. Bahkan, demam tifoid telah menyumbang
kematian lebih dilaporkan dari infeksi laboratorium didapat lainnya. Dari catatan,
Metode
Survey. Teknik Walk Through Survey juga dikenali sebagai Occupational Health
Hazards. Walk Through Survey ini adalah bertujuan untuk menilai aspek K3
yang ada dan mungkin akan timbul di tempat kerja atau pada petugas dan
Bahan yang digunakan pada survey ini adalah checklist yang di buat.
Checklist ini dibuat berdasarkan informasi yang diperlukan daripada tujuan survey
ini dilakukan. Pada survey ini, informasi yang diperlukan adalah ada tidaknya
faktor hazard, alat kerja apa yang digunakan, alat pelindung diri yang digunakan,
ketersediaan obat p3k di tempat kerja, keluhan atau penyakit yang dialami pekerja
lain :
Baru Makassar
4. 28 Juli 2016
- Walk through survey
- Pembuatan laporan walk through survey
Hasil
bekerja 6 hari dalam seminggu dari senin-sabtu, bekerja dari jam 08.00-14.00 atau
sekitar 6 jam dalam sehari dengan waktu istirahat sekitar 1 jam. Hasil chek-list
ditemukan hazard faktor fisik berupa pencahayaan yang kurang serta suara bising
getaran yang berasal dari alat sentrifus, faktor biologi berupa bakteri akibat kontak
langsung dengan penderita dan sampel penderita demam tifoid, faktor kimia
berupa kontak dengan reagen, serta faktor ergonomi berupa posisi berdiri dan
okupasi menujukkan bahwa faktor biologi adalah faktor yang paling berperan
Amerika Serikat selama periode 42-bulan 1977-1980, mewakili 11,2% dari kasus
sporadis demam tifoid dilaporkan di Amerika Serikat. Dari catatan, kasus banyak
minuman/makanan yang tercemar oleh kuman yang berasal dari penderita atau
pembawa kuman, biasanya keluar bersama sama dengan tinja (melalui rute oral
fekal = jalur oro-fekal). Dapat juga terjadi transmisi transplasental dari seorang
ibu hamil yang berada dalam bakteremia kepada bayinya. Pernah dilaporkan pula
transmisi oro-fekal dari seorang ibu pembawa kuman pada saat proses
penelitian.1
dengan pasien demam tifoid ketika melakukan pengambilan sampel. Hal ini
pasien serta melakukan cuci tangan dengan baik dan benar setelah kontak dengan
Kesimpulan
Daftar pustaka
1. Soedarmo, Sumarmo S., dkk. Demam tifoid. Dalam : Buku ajar infeksi &
http://medicastore.com/artikel/238/Demam_Tifoid_pada_Anak_Apa_yang_P
EGC ; 2000.
5. Alan R. Tumbelaka. Diagnosis dan Tata laksana Demam Tifoid. Dalam
2003. h. 2-20.
6. Prasetyo, Risky V. dan Ismoedijanto. Metode diagnostik demam tifoid pada
pada pasien Thypoid Abdominalis di ruang G1 Lt.2 RSUD Prof. Dr. H. Aloei
http://journal.ung.ac.id/filejurnal/JHSVol05No01_08_2012/7_Fatwaty_JHSV